Anda di halaman 1dari 29

SISTEM PENYALIRAN TAMBANG

Daftar Pustaka:
-George O Argali Jr, Mine Drainage, 1979
-Bickel O John, Tunnel Engineering Handbook, 1982
-RH Singh, Mine Water Course, 1996
-Cummin, Mining Engineering Handbook (SME), 1982
-Ray K Linsley, Hidrology for Engineers, 1988
-VS Vutukuri, Environmental Engineering in Mine, 1986
-Rudy Sayoga, Sistem Penirisan TA, 1980
-Winarjo, Pengantar Penirisan TA, 1994

Tugas Pokok Ahli TA :


-Mengambil/menggali min berharga
-Memuat
-Mengangkut/ transport
Tugas Tambahan :
-Masalah air system penyaliran
-Masalah udara Ventilasi

SISTEM PENYALIRAN
Tujuan :
-Utk menghalau air agar tdk msk ke dlm TA
-Mencegah air agar tdk msk ke dlm TA
Air :
-Air permukaan (Run Off)
-Air bwh tanah

SIKLUS HIDROGEOLOGI

1. HUJAN
a. Curah Hujan
Satuan CH = Satuan panjang/waktu
= mm, m, cm
jam, hari, bln, th
CH = 1 mm/jam punya luasan 1 m kmd air yg jatuh pd perm tingginya 1 mm.
Berarti volume air hujan = 100 dm x 0,01 dm = 1 dm = 1 l.
b. Intensitas Hujan
Pada dsrnya = CH hanya beda dlm waktu yg relatif pendek yaitu bisa jam, mnt.
Alat Utk Mengukur CH:
1. Manual/ Penakar CH
Prinsip : Air hujan ditampung kmd diukur volumenya.
2. Alat Pencatat Otomatis
Prinsip : Seismograf

Kelebihan Otomatis:
-Bisa mencari Intensitas Hujan
Kekurangan :
-Jarang digunakan
Kelebihan Manual :
-Banyak digunakan
Kekurangan :
-Tdk bisa menghitung intensitas

Cara Menghitung Intensitas Hjn (manual)


1. Talbot (1881)
i = q/(t+b)
2. Sherman (1905)
i = q/tn
3. Ishiguro (1953)
i = a/t+b
4. Mononobe
i = d24/24 (24/t)m
dimana :
i = Intensitas
t = waktu/ durasi CH
q,b,m,n = Konstanta
d24 = tinggi hjn max dlm 24 jam (m)

CH Dlm Suatu TA

Batas daerah TA
-1, Ttk CH disebut CH kawasan/ Daerah CH yg berada dikawasan/ daerah ttu
Perhitungan CH Kawasan/ Daerah :
1. Cara Aljabar/ MAtematik
R = P1/n = P1 + P2 + P3 + P4
4

2. Cara Theisen L = Daerah Pengaruh/ Area of Influence


R = A1P1 + A2P2 + A3P3 ++AnPn
A1+A2+A3++An
R = AiFi/Ai

3. Isohiet
Grs yg menghub ttk2 dgn curah hujan yg sama

R = AiFi/Ai

Periode Ulang
Hujan sepertinya tdk beraturan ttp akan terulang pd waktu yg akan dating.
Besarnya CH tertinggi yg sama besar/ lebih pd kurun waktu biasanya 5 th, 10 th, 15
th, 20 th, dst.
Semakin besar periode ulang mk CH >

Hujan Rencana
CH yg dipakai sbg dsr utk menghit di dlm perencanaan.

Rumus yg dipakai :
Xr = X + ( Yr-Ym)S
Sm
Xr = CH dgn perioda ulang T thn
X = CH Rata-rata
S = Standar deviasi
Yr = Reduced Variated = -ln{-ln[(T-1)/T]}
Ym = -ln {-ln[(n+1-m)/(n+1)]}
Ym = Rerata Ym
Sm = Deviasi dr Ym = (Ym-Ym)
n-1

2. EVAPORASI
Proses Penguapan air dr laut, sungai, waduk dll.
Evatranspirasi : Proses penguapan air dr tumbuh2an
3. INFILTRASI
Besarnya air hujan yg msk meresap ke dlm tanah. Air inilah yg nantinya mjd salah
satu sumber air tanah.
Besar kecilnya infiltrasi dipengaruhi oleh :
-Sifat Hujan
Intens rendah waktu tinggi infiltrasi besar
Intens tinggi waktu rendah infiltrasi kecil
-Besar butir dlm CH =
Besar infl kecil
Kecil Infil besar
-Topografi
Landai besar Miring kecil
Hls kecil Global Besar
-Tutupan
Gundul/ vegetasi

4. AIR PERMUKAAN/ RUN OFF


Ro = Presipitasi-Evaporasi-Infiltrasi
Air Hjn yg mengalir di atas permukaan

Daerah Tangkapan Hujan

Jk Hjn jatuh di dlm daerah tsb mk air permukaan akan msk ke dlm sungai.
Jk Hjn jatuh di luar daerah mk air permukaan akan keluar

Q = CIA ( Rms Rational)


Q = 0,277. CIA
Dimana
C = Koefisien Impasan
I = Intensitas
A= Luas Tangkapa Hujan
C= Angka Besarnya CH yg mjd RO
C 0,7 bagian CH mjd RO
0,3 Mjd Infiltrasi

SUMBER2 AIR BWH PERMUKAAN

Scr hidrologis air di bwh tnh dibedakan :


1. Air pd daerah yg tdk jenuh
2. Air pd daerah jenuh
Daerah tdk jenuh umumnya terdpt pd bag teratas dr lap tnh yg terdiri dr material
padatan, air dlm btk air adsorpsi, air kapilar dan air infiltrasi. Air yg berada pd daerah
jenuh disebut air tnh.

Scr Media Air Bwh Perm dibedakan


1. Air Pd Media Pori
2. Air Pd Media Bat Beku
3. Air Pd Media Karst

Beberapa Istilah
a. Akuifer : Lap bat/ tnh yg permeable/ atau lurus shg dpt meluluskan air.
3 Tipe Akuifer :
-Akuifer Pori : kelulusan air disebabkan oleh pori2 diantara butir2 pdtan umumnya
lap sedimen.
-Akuifer rekahan : kelulusannya dipengaruhi oleh rekahan2 pd lap bat, umumnya bat
beku.
-Akuifer Karst : kelulusannya dipengaruhi oleh celah2 pd lap bat gamping.
b. Aquifuge (Akuifuk) : lap bat/ tnh yg impermeable, kedap air shg tdk mpy
kemampuan menyimpan dan meluluskan air.
c. Aquicluide ( akuiklud) : lap bat/ tnh yg dpt menyimpan air ttp tdk dpt menyalirkan
air..
d. Aquitard ( akuitar) : Mrpkn akuifur yg scr regional mempengaruhi neraca air ttp
ydk cukup utk dpt dimanfaatkan.

Jenis2 Akuifer Pori


a. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer)
Lap permeable yg sepenuhnya jenuh oleh air n dibatasi oleh lap impermeable baik
dibag di dlm akuifer tsb berada dlm kondisi tertekan shg jk terdpt sumber yg
menembus akuifer tsb mk air tanahnya akan lebih tinggi dr perm tnh shg disebut
akuifer Artesis
b. Akuifer Setengah Tertekan (Semi Confined Aquifer)
Disebut jg Leaky Aquifer lap yg jenuh air pd bag2 atasnya dibawa oleh lap yg semi
permeable dan pd bag bwh dibatasi oleh lap impermeable atau juga semipermeabel.
Pd akuifer ini dpt tjd aliran air dgn arah vertical antara akuifer dan lap semipermeable
diatasnya fenomena ini disebut Leakage.
c. Akuifer Setengah Bebas (Semi Confined Aquifer)
Jk lap semipermeble yg berada diatas akuifer memiliki permeabilitas yg cukup besar
shg aliran horizontal pd lap tsb tdk dpt diabaikan mk akuifer tsb disebut akuifer
setengah bebas.
d. Akuifer Bebas
Pd akuifer ini hanya sebag dr ketbln lap yg permeable yg terisi oleh air/ jenuh air. Lap
tsb dibatasi lap impermeable dibwhnya. Bts atas akuifer berbtk air tnh yg dlm keadaan
setimbang dgn tek udara.
e. Akuifer Mengantung (Perohed Akuifer)
Akuifer yg lap dibwhnya bersifat impermeable dan bag atasnya permeable dan dlm
btk lensa2.

Mata Air :
Air Tnh yg scr alamiah keluar mengalir ke perm tnh.
Berdsrkan gerakan aliran air mata air dpt dibedakan:
-Mata Air Turun
-Mata Air Naik : -Tekanan gas
-Tekanan Hidrostatik
Keadaan geologi yg memungkinkan tjdnya mata air terlihat sbb :
Karakteristik Akuifer
Dasar dr hidrolika airtanah adl hk Darcy Q = A.V, L/t
V = K.i.A L/t
Q = K.A. (h1-h2)/L, L/t
K = Q/i.A L/t
Dimana :
V : Kec Aliran
K : Permeabilitas / kondiktivitas hidrolik pd media pori
i : Gradien Hidrolik
A : Luas Penampang tgk lrs arah aliran
Q : Debit aliran
h1&h3 : Tinggi muka air tnh pd ttk 1n3
L : Panjang aliran
t : waktu

Terdpt 4 Karakteristik Akuifer

1.Porositas/ Kesarangan
Lap tnh yg porous (sarang) memiliki ruang2 diantara butir2 padatannya. Ruang2 itu
disebut pori dan berisi fluida (cairan n gas) jk:
Vo adl vol media pori
Vs adl volume padatan
Vp adl vol ruang/pori
n = Vp/Vo
adl porositas/ sarangan dan umumnya dinyatakan dlm %.

2. Permeabilitas/ Kelulusan/ Konduktivitas Hidrolik


Sifat spesifik dr suatu medium pdtn dlm hal ini lap bat utk meluluskan fluida
(cairan/gas). Harga permeabilitas bergantung pd ruang/ pori, sifat cairan, dan
gravitasi.
Beberapa harga permeabilitas :
Jenis K(m/s)
Kerikil 10 2 1
Pasir 10-5-10-2
Psr hls/lempungan 10-8-10-5
Kaolinit 10-8
Montmorilinit 10-10

3. Transmisibilitas/ Transmisivitas
Transmisivitas (m/s) pd suatu medium porous yg isotrop dan cairan yg homogen
menggambarkan jml cairan dgn viskositas dan gradien hidrolik ttu yg mengalir tgk lrs
melalui suatu bidang selebar 1 m dan setinggi ketebalan lap jnh/ akuifer. Jadi
transmisivitas (Y) mrpkn hasil perkalian permeabilitas K dgn ketebalan lap jnh (m)
T = K. dm = K. m

4. Koefisien Storage (Spesifik Yield)


Koef penyimpangan adl suatu perbandingan antara volume air yg dikeluarkan dr atau
dimasukan ke dlm akuifer melalui suatu satuan luas sebesar 1 m jk tjd perubahan
muka air tnh sebesar 1 m dgn vol 1 m. Utk akuifer bebas disebut Specific Yield.

Uji Akuifer

a. Pengujian Utk Menentukan Permeabilitas/ Konduktivitas Hidrolik K dr satu


Lb Bor

1. Falling Head Test


Air dimasukan ke sumur shg muncul air dlm sumur lbh tinggi h meter dr muka air
tanahstatis. Penurunan muka air thd waktu dicatat.
2. Constant Head Permeabilitas Test
Cara pengujian ini dilakukan pd sumur yg dlm/ miring dianggap lebih akurat bila
disbanding Falling Head Test
Cara ini dpt dilakukan dgn 2 cara:
-Muka air pd sumur dibuat tetap pd tinggi ttu dr tinggi muka air tnh awal.
-Dgn memompa air bertekanan ke zona yg akan dites (menggunakan packer).

b. Uji Pemompaan
Uji pemompaan mrpkn alat Bantu dlm penyelidikan hidrogeologi. Cara ini dpt
menentukan :
-Kapasitas Sumur (Well Test)
-Parameter Hidrolik Akuifer
Jk salah satu sumur dipompa dgn debit Q mk akan terbtk suatu kerucut penurunan
muka air tnh pd waktu ttu mencapai jarak maksimal. PDd kondisi ini terdpt 2 mcm
kondisi yg mungkin tjd yaitu :
-Kondisi unsteady atau tdk tunak : muka air tnh mrpkn fungsi waktu.
-Kondisi Steady/ Tunak : muka air tnh konstan thd waktu.
Akuifer Tertekan-Kondisi Unsteady
T = 2,30.Q
4. AS

S = 2,25 T.to
r2
Metode Recovery m Theis Steady
T = 2,30. Q
4Sr

Akuifer Tertekan-Kondisi Tunak


S1-S2 = Q ln r2
2T r1

Akuifer Bebas (Cara Dupuit-Thiem)


(h22 h12 ) = Q Ln [r2/r1]
K

HIDROLOGI DAERAH TANGKAPAN AIR TAMBANG

Sumber air yg masuk ke dlm TA :


-Air dr daur hidrologi
-Air dr akumulasi air permukaan (genangan air)
-Air yg terkumpul dlm lb galian akibat penambangan di bwh tnh
-Air yg terkumpul dlm reservoir alam dan rongga2 bwh tnh.

A. HIDROLOGI DAERAH TANGKAPAN AIR TAMKA


Tangkapan air daerah tamka/ bbrp TA dr aliran air ke suatu tempat keluaran dibwh
pengaruh gravitasi. Daerah tangkapan air tambang scr hipotesa dimana suatu lap bb
digali melalui bbrp ta. Daerah tangkapan air tsb sbg kerangka kerja didlmnya dimana
hidrologi air perm dpt dianggap sbg satuan yg berdiri sendiri.
Pd daerah tangkapan air komp masukan daur hidrologi daerah tangkapan air adl
berupa presipitasi yg disalurkan melalui rangkaian penyimpanan (storage) air, sblm
air tsb terbebaskan keluar dr daerah tangkapan sbg limpasan. Masukan daerah
tangkapan air, penyimpanan, pemindahan dan pengeluaran bisa dikatakan sbg air yg
tjd diatas zone jenuh atau siatas muka air tnh seperti pd zone aerasi. Limpasan/ aliran
air perm yg meninggalkan daerah tangkapan air melalui pengeluaran biasanya
dihitung sbg keluaran daerah tangkapan air.

B. HIDROLOGI DAERAH TANGKAPAN AIR TBT


Salah satu sebab utama penggenangan adl aliran air bah yg msk se suatu ta melalui lb
mskn perm. Air perm jg bisa msk ke dlm lokasi penggalian tbt melalui lb2 dinding pd
daerah lapur dgn bantuan arus air sungai yg msk ta melalui rongga2 larutan dan air
hjn yg msk ke pekerjaan ta melalui zone2 amblasan. Salah satu teknik utk
memprediksi kejadian2 tsb adl dgn melibatkan pengetahuan hidrologi daerah
tangkapan daerah tangkapan air ta yg dipadukan dgn analisa keseimbangna air.
Pendekatan ini memungkinkan estimasi dibuat dr jml air yg akan meresap ke suatu
cebakan hidrologi dan menemukan jalannya ke pekerjaan penambangan. Suatu analisa
risiko yg dipadukan dgn suatu model keseimbangna air akan memungkinkan para
analis utk memperkirakan jml air perm yg akan meresap jk turun hjn tak terduga/ air
bah dpt dievakuasi.

Evaporatranspiration Precipitation
Interception storage Stream flow
Surface storage Overland flow
Infiltration Through flow
Soil Moisture storage Interflow
Seepage Channel
Flow
Aeration zone storage Base flow
Aquifer recharge
Aquifer storage
Percolation through
Mine roof and sides Stone water inflow
Underground mine

C. KAJIAN KESEIMBANGAN AIR DAERAH TANGKAPAN HJN LOK TA


5 Komponen pd daerah tangkapan hjn utk keseimbangan air :
a. Presipitasi saluran (channel precipitation)
Presipitasi sederhana yg jth langsung ke dlm aliran air perm (sungai), danau2 dan
reservoir.
b. Aliran diatas tnh ( overland flow)
Termasuk presipitasi yg tdk merembes ke perm ttp berjalan diatas perm tanah menuju
suatu saluran selain berupa aliran tipis atau lebih umum berupa aliran anak sungai
kecil
c. Aliran permukaan (through flow)
Suatu aliran air yg telah merembes ke perm melalui lap2 tanah bag atas.
d. Aliran antara bwh perm (interflow)
Aliran air dlm zone aerasi antara lap tnh dan tinggi muka air tnh
e. Aliran air tnh.
Suatu aliran air dlm zone jenuh yg tetap dibwh tinggi muka air bwh tnh.

Presipitasi (Input) = Limpaan daerah tangkapan hujan kehilangan (losses) +


perubahan dlm tempat penampungan (output)

1. Presipitasi
Masukan utama kedlm system daerah tangkapan hujan. Didlm kajian hidrologi daerah
tangkapan hujan, bbrp aspek presipitasi yg mempengaruhi fungsi daerah tangkapan :
-Jml curah hujan/ presipitasi
-Intensitas curah hujan dan lamanya hujan
CH (mm)= Intensitas hujan (mm/jam) x durasi hujan (jam).

2. Frekuensi Tjd Hujan


Frek tjd hjn/ konsep periode ulang dipakai scr luas pd hidrologi air perm. Periode
ulang hjn 100 thn mpy kemungkinan 1/100 tjd dlm 1 thn, misal hjn yg dpt duharapkan
tjd 1 x dlm 100 thn.

3. Kehilangan2 (losses)
Air hilang dr daerah tangkapan hujan akibat proses penguapan n transpirasi.
Penguapan tjd dr bdn2 air perm, dr lap tanah plg atas dan dr tumbuh2an. 2 kuantitas
ini menyatu shg disebut evatranspirasi. Evatranspirasi memberi kehilangan yg
terpenting dr air dlm siklus hidrologi dan jml diatas 75% dr presipitasi thnan
ditempatnya.

4. Simpanan air (storage)


Air permukaan mengumpul dlm sejml tempat penampungan dan disalurkan dr satu
tempat ke tempat lain sbl mencapai aliran air perm.
a. Simp Terpotong (interception storage)
b. Simp Permukaan (surface storage)
c. Simp Kelembaban Tnh (Soil moisture storage)
d. Simp zone Aerasi (Aeration zone storage)
e. Simp Saluran (Channel storage)

Gerakan2 air lateral/mendatar tjd berupa:


-Aliran air tanah (overland flow)
-Aliran permukaan (through flow)
-Aliran antara bwh perm (inter flow)
-Aliran air perm/ limpasan daerah tangkapan hjn.

D. PENGARUH2 TBT PD HSL DAERAH TANGKAPAN HJN


Jk operasi tbt dilakukan didlm suatu daerah tangkapan hjn khususnya pd daerah ta yg
amblas/ lb2 dlm daerah kapur(karst), mk perlu mempertimbangkan ceb air sbg salah
satu system daerah tangkapan yg dipadukan dgn bbrp daerah tangkapan yg lbh kecil
didlm daerah tangkapan utama. TBT yg dangkal merubah daerah tangkapan dlm btk
berikut :
-Perpotongan aliran diatas tnh, aliran perm, aliran antara bwh perm, perlokasi oleh
ceb amblasan, alam atau penambangan yg menimbulkan lb2 ddg atau potongan perm
rongga2 kapur.
-Persiapan/ pekerjaan dev lainnya yg menyebabkan perubahan2 pd kapasitas infiltrasi
daerah penambangan adl sbb:
a. Pembabatan tumb di daerah ta utk bangunan
b. Pendirian bangunan, rel ka dan btk2 pemb lainnya.

E. PERKIRAAN BTK DAERAH TANGKAPAN HJN LOK TA


1. Perkiraan masukan (input prediction)
Input/masukan utk sistem2 hidrologi adl presipitasi, baik itu variable kuantitas
maupun durasi (lamanya waktu). Hasil2 daerah tangkapan bergantung pd kuantitas
dan lamanya waktu turun hujan dan cara daerah tangkapan tsb menyalurkan air keluar
(karakteristik daerah tangkapan).
2. Perkiraan hasil (response prediction)
Ada 3 pendekatan utama :
a. Analisa Frekuensi Banjir (Flood Frequensy Analysis)
Rekaman2 aliran arus yg ada dpt dianalisa dgn cara static dan probabilitas aliran dr
perkiraan besaran yg diberikan.
b. Model2 Daerah Tangkapan Hujan yg Berpengaruh (Deterministik)
Model2 dr jenis ini menekankan pd simulasi aliran air melalui suatu daerah tangkapan
hujan dlm jalur yg kira2 nyata, input yg terkait dg hsl oleh bbrp fungsi karakteristik
daerah tangkapan hujan.
Macam2nya utk daerah tangkapan hujan yg tak terganggu tambang :
-Persamaan2 keseimbangan air
Q=P-E+(I,R,M,L,G,S)
Q : Keluaran daerah tangkapan hujan
P : Presipitasi total
E : Evaporasi total
I : Tampungan terpotong
R : Tampungan permukaan
M : Tampungan kelembaban tanah
L : tampungan zone aerasi
G : Tampungan air tanah
S : Tampungan saluran.
-Metode rasional
-Metode luas waktu
-Sintesa hidrograf banjir rencana
c. Metode2 Berdasarkan Karakteristik Daerah Tangkapan Hujan.

E. TEKNIK BRITISH COAL


Q = 2,78 KAI
Q : Aliran puncak (liter/detik)
A : Daerah tangkapan hujan (ha)
K : Koefisien limpasan
I : Intensitas CH

1. Waktu Konsentrasi
Laju puncak keluaran dr suatu tangkapan daerah TA akan tjd jk durasi hujan lebat
cukup lama utk air dr bagian hilir daerah tangkapan hujan utk mencapai ttk keluaran
dan sbg akibat semua bag2 daerah tangkapan menuju daerah aliran tsb. Lamanya
waktu hujan diistilahkan sbg waktu konsentrasi (Time of Consentration) yg dpt
diuraikan mjd 2 kom:
-Te, wkt alir atas perm mnj system penirisan Tc.
-Td, wkt alir saluran dihit pd kon kec alir penuh.

Te=7 (ln) 8,6 S 0,3 I 0,4


L : Pjg aliran atas perm (m)
Te : Waktu alir di atas perm (mnt)
n : Koef kekasaran manning
S : Kemiringan (slope) aliran diatas perm
I : Intensitas CH (mm/jam)

V = R 0,67 S 0,5 / n
V : Kec aliran (m/dtk)
R : Kedlmn rata2 hidraulis (luas keliling)
S : Kemiringan aliran atas perm
n : Koef kekasaran Manning
PERMASALAHAN AIR PD TA
-Rembesan air pd massa ta mempengaruhi keg pd tamka
-Bertambahnya tej air tnh.

Permasalahan Air Perm Tamka


-Air yg msk biaya pemompaan julang/tpt yg tinggi.
-Erosi pd pit n skop, jln angkut, paritan.
-Jln angkut lembek n tertangkapnya es
-Tjd erosi runtuhan
-Bertambahnya air pd rekahan terik
-Pencairan es pd musim dingin
Permasalahan Air Tnh Tambang
-Msl kestabilan
-Berkurangnya kuat geser ta
-Penjenuhan lereng TA gaya penyebab kelongsoran
-Gaya rembesan dr aliran air tnh tdk stabil
-Tambahan air pd tnh tarik menyebabkan aquifer dangkal.
Masalah Operasional :
a. Penanganan material
-Pengangkutan n pengupasan tanah penutup
-Penanganan n pengolahan bb
b. Msl peledakan
c. Perolehan SDA
d. Eff peralatan mekanis.
e. Msl polusi
Masalah Kemantapan Lereng
-Air tnh mempengaruhi kestabilan lereng
-Air tnh menambah bhn gal
f. Pengaruh thd peroleh bhn ga;.
g. Pengaruh thd biaya prod

Permasalahan Air pd TBT


a. Gangguan air tnh pd saat dev
b. Gangguan air tnh pd operasi penambangan.
Pengaruh thd Kon Kerja TBT :
-Kondisi kerja -Kuat massa bat
-Eff operasi mesin -Pengendalian air
-Lingk air tnh
Pengaruh disaat di permukaan
-Msl peralatan, benefisiasi n pemasaran min
-Msl dg keluaran air ta ke dlm aliran air/ arah sungai
-Msl penurunan muka air tnh akibat penambangan

Msl Air Tnh pd Penyanggan Shaft


-Memberikan pengaruh yg unik, misal: singkatnya waktu gangguan n berkembang
saat pembuatan shaft menembus lap miring air tnh.
-Akibat ruang kerja yg tertahan pd dsr bwh shaft menyebabkan pemompaan tdk
selalu berhasil
-Scr tdk langsung krn banyaknya air yg msk ke perm penyanggaan terlambat,
waktu tdk produktif.
Pengaruh Langsung :
-Kerugian pd biaya pemompaan
-Kegagalan penanganan aliran air yg msk TA mengakibatkan kegiatan
penyanggaan, kerusakan pd lb bukaan, biaya besar, ancam jiwa pekerja.
Pengaruh tdk Langsung :
-Berkurangnya produktifitas pekerja n alat.
-Gangguan thd type2 badak ttu.
-Tambah biaya perbaikan/ perawatan alat
-Berkurangnya kestabilan shaft n kemungkinan tercucinya min pd bid diskonyinue
-Jk saluran air panas meningkatkan suhu kelembaban.
-Bila dipakai cara pendinginan pd pengendalian air tnh, mk pekerja mjd kurang
nyaman.
Pengaruh Tdk Langsung di Luar Shaft :
-Penurunan muka air tnh
-Saluran air telah tercemar proses penambangan, dpt mencemari air perm.
Cara Mengatasi:
-Bila air msk ke shaft kecil dgn cara sumuran n pemompaan.
-Bila jml air besar :
a. Membuat sumur pengeringan di sekeliling shaft
b. Penyemenan pd zona lemah
c. Pengerasan tnh sblm penyanggaan

Gangguan Air Tnh selama keg TBT


-Msl kedalaman air akan sgt berpengaruh pd biaya operasional
-Pd kon lembab eff tertunda kerja akan membutuhkan biaya ekstra mencapai 25-
30% dr kon kering utk sasaran prod sama.
-Berkurangnya eff operasional mesin2 ta. Mesin baik pd kon kering bila disbanding
pd kon lembab.
-Masalah Lingk Air Tnh
Pd daerah kapur bila tercampur dg gas2 terlarut, jenis2 gas tsb yg dpt terlarut= CO2,
H2S, CO, Oksida nitrat. Air tercampur/ tercemar tsb dangkal saluran dan abrasi pd
pompa n pipa.
-Kekuatan Masa Batuan :
Air dpt menghancurkan bat ttu n juga gangguan kestabilan. Banyak tbt yg bsh msl
kestabilan ta mis : terangkatnya lantai ta n runtuhnya atap.

Dampak Air TA dan Pengendaliannya :


Akibat :
1. Menambah biaya langsung sbg akibat dr kebthn utk pemompaan. Adanya air yg
berlebihan memerlukan teknik khusus pd waktu pembuatan terowongan.
Aliran air yg dating scr tiba2 ke dlm ta dpt mengakibatkan korban jiwa serta rusaknya
peralatan shg mengganggu prod, bahkan sampai penutupan ta. Pemompaan air yg
berlebihan meyebabkan pencemaran pd lingk disekeliling.
2. Akibat tdk langsung dr adanya ta:
-Kerusakan atap, lantai, ddg ta bila tdpt bat yg peka thd kelembaban n ketidakstabilan
ddg tinggi n timbunan tnh buangan.
-Pengaruh yg merugikan kond ker dlm ta terutama pd tamda dimana suhunya tinggi.
Mungkin diperlukan penyadapan uap air yg berlebihan dr udara utk menurunkan
suhu.
-Keadaan yg tdk meyenangkan yg disebabkan dgn menetesnya air ke muka para
pekerja shg dpt mempengaruhi eff kerja.
-Biaya perawatan peralatan yg tinggi, tingkat keausan utk karatan tinggi shg dpt
mengurangi umur alat.
Msl2 yg berhub dgn badak apabila lb tembak berisi air
-Bjh mengandung air/ kelembaban yg tinggi memerlukan pengeringan sblm
dikapalkan.
-Pemompaan air dr dalam ta dpt menyebabkan perubahan2 pd pembuatan sumur2 air
yg berada disekitar daerah penambangan utk membawa perubahan2 kualitas air yg
kemungkinan tdk dpt diterima oleh pemerintah setempat.
Pengendalian :
1. Tamka
-Air perm mengakibatkan erosi lereng pit, jln2 angkutan, parit2 pembuangan,
pengendapan, pelunakan jln2 angkut.
-Air bwh perm mengakibatkan berkurangnya kekuatan geser tnh n bat, ketidakstabilan
lereng pit memerlukan lereng yg lbh datar, menambah biaya peledakan, terangkatnya
lereng2 yg meyebabkan erosi.
Metode dasar pembuangan air meliputi parit2 pembuangan air pd perm n pd bag dsr
ta, saluran horizontal sumur vertical yg dibor dr perm atau jenjang2 atau bag2 dsr pit/
met kombinasi dr cara2 diatas.
Parit2 perm dipakai utk mengalirkan aquifer tdk tertekan sedang parit2 di bag dsr
lebih sulit dirawat drpd parit perm.
Sal hor digunakan utk mengalirkan air dr akulker yg merusak kestabilan lereng. Jns
sal hor terdiri dr pipa pvc ukuran 40-50 mm yg dipasang didlm lub bor pd sdt 1-5
miring ke atas. Biasanya pemasangan n pemeliharaan murah. Kerugiannya ialah pipa
tsb tdk bisa dipasang sblm penggalian selesai. Sumur2 yg dibor dr perm pembuangan
airnya memakai pompa gaya gravitasi atau mengalir sbg artesian. Keuntungannya
ialah kemungkinan pembuangan air sbl penggalian tdk mengganggu operasi
penambangan n kemungkinan dpt mengalirkan akuifer dg 1 sumur saja. Kerugiannya
biaya energi tinggi penurunan muka air tnh yg terbatas n ketidakmapuan
mengeluarkan air scr efektif dr akuifer yg lebih sukar ditembus.
Sumur2 vertikal yg dibor dr jenjang2 atau dsr pit mpy keuntungan mengurangi biaya
pemompaan krn tekanan julang yg lebih rendah.
Kerugiannya :
-menunda pemboran sampai tmpt tsb selesai digali
-jalan msk yg lbh sulit ke lokasi pemboran
-Mengganggu operasi penambangan

SISTEM PENIRISAN TA
Penirisan : Suatu usaha yg dilakukan utk mencegah, mengeringkan/ mengeluarkan air
yg msk n mengenangi suatu daerah ttu.
Penirisan TA : Penirisan yg diterapkan pd suatu daerah penambangan yg dilakukan
utk mencegah msknya air/ utk mengeluarkan air yg telah msk/menggenangi daerah
TA tsb, shg dpt mempengaruhi/ mengganggu aktivitas penambangan, mempercepat
kerusakan peralatan dan akan menambah kandungan air pd mineral/ bat yg akan
ditambang.

A. SUMBER AIR TA
Air permukaan tanah : air limpasan permukaan, air dr sungai, danau, rawa yg terdpt
disekitar daerah penambangan, air buangan/ limbah dan mata air.
Air bwh perm tnh : air tanah dan air rembesan.

B. FAKTOR YG MEMPENGARUHI SPTA


1. Rencana Penambangan
SPTA yg diterapkan hrs sesuai shg spta tsb dpt mendukung kegiatan ta yg akan
dilakukan. Dgn demikian rancangan spta mrpkn 1 kesatuan ug tdk dpt dipisahkan dr
rancangan penambangan scr keseluruhan.
2. Curah Hujan
Sumber utama air yg msk dlm lokasi ta pd tamka adl air hjn shg besar kecilnya CH yg
tjd disekitar lok ta tsb akan mempengaruhi banyak sedikitnya air ta yg hrs
dikendalikan.
3. Air Limpasan
Adl air hjn yg mengalir di atas perm tnh. Air limpasan scr grs bsr dipengaruhi oleh
elemen2 yg diwakili oleh CH dan elemen2 daerah pengaliran yg menyatakan sifat2
fisik dr daerah pengaliran.

C. PENGENDALIAN AIR TA
1. TAMKA
a. Metode pembuangan air dgn menggunakan parit pd permukaan

b. Metode pembuangan air dgn parit pada dasar tambang

c. Saluran horizontal

d. Sumur vertikal
2. TAMDA
a. Merubah arah aliran/ memotong aliran air permukaan
b. Pembuangan air sebelum penambangan
c. Memperkecil aliran air dgn menambang bdn bjh dr bag bwh ke atas. Makin dlm bat
mjd kurang dpt ditembus air, hal ini akan mengurangi keperluan pemompaan.
Pengurangan tek dilakukan apabila kemajuan penambangan mendekati perm.
d. Mengurangi permeabilitas massa bat dgn cara : menyumbat saluran2 dgn tailing yg
tlh dihilangkan pasirnya, penyemenan, menyumbat lb2 pori/ rekahan dgn lempung,
meyumbat semua lb bor eksplorasi, meninggalkan pilar2 pd retakan utk mencegah
aliran masuk dan mengalirkan air melalui adit.

D. PENIRISAN TAMKA
1. Mine Drainage
Upaya utk mencegah aliran air msk ke lokasi penggalian. Hal ini umumnya dilakukan
utk penanganan air tnh dan air dr sumber air perm.
a. Metode Siemen
Pd tiap jenjang (bench) dr kegiatan penambangan dipasang pipa ukuran 8 inch,
disetiap pipa tsb dibag ujung bwh dibor lb2 (perporasi), dimana pipa berlb2 berhub
dgn air tnh, shg di pipa bag bwh akan terkumpul air yg selanjutnya dibuang.

- Sistem Ring
Dibuat bbrp sumur dlm suatu daerah penggalian ta, dimana sumur2 tsb membtk suatu
rangkaian yg teratur dan kmd sumur2 tadi dirangkai 1 dgn lain oleh suatu pipa induk
yg dilengkapi pompa.
- Sistem Stagered Ring
Menurut teori tek atmosfer dpt menghisap air dgn kedlmn 10,33 m ttp krn ada
hambatan (rugi gesekan) pd system pompa, mk maks hisapan adl 6-7 m. Utk
menghisap air pd kedalaman yg lebih dlm mk digunakan bbrp thp pemompaan. Cara
ini adl gabungan dr bbrp cara system ring dgn tuj mendpt hsl pompa maks.
b. Metode Elektro Osmosis
Bilamana lap tnh terdiri dr tnh lempung, mk pekerjaan pemompaan akan susah
dilakukan krn ada sifat kapilaritas yg terdpt pd jenis tnh lempungan.
Met ini menggunakan batang anoda serta katoda, bilamana elemen2 dialiri listrik mk
air pori yg terkandung dlm bat akan mengalir menuju katoda (lb sumur) yg kemudian
terkumpul dan dipompa keluar.

c. Metode Pemotongan/ Penggalian Air Tnh


Utk mengamati kondisi air tnh dimana lap tanah digali hingga sebatas akuifer. Dgn
terpotongnya aliran air tnh ini mk daerah hilir akan mjd tidak kedap air / dgn cara
disemen.

d. Met Kombinasi dg Lb Bukaan Bwh Tnh


Dgn cara membuat lb bukaan mendatar didlm tnh guna menampung aliran air dr
perm. Bbrp lb sumur atau 1 lb sumur dibuat utk menyalurkan air perm ke dlm
terowongan bwh tnh tsb. Cara ini efektif krn air akan mengalir sendiri scr g sehingga
tdk memerlukan pompa.
2. Mine Dewatering
Upaya utk mengeluarkan air yg telah msk ke lokasi penggalian terutama penanganan
air hjn.
a. Sistem kolam terbuka
Air dipompa keluar dan pemasangan jml pompa tergantung pd kedalaman penggalian.
Bisa 1 unit, 2, 3>. Kapasitas pompa hrs disesuaikan dgn debit air yg msk ke daerah ta
tsb ttp apabila kondisi sedemikian resikonya pompa hrs dihidupkan scr terus-menerus.
Apabila kapasitas pompa > dr debit air mk penggunaan pompa bisa scr periodic shg
pompa tdk merasa kelelahan.
b. Sistem Adit
Utk tamka dgn system opencut yg mpy jenjang majemuk (Multiple benches). Di
setiap jenjang dibuat adit, dan dr adit ini air buangan diteruskan ke shaft dan dr shaft
dialirkan lg ke adit akhir di bag bwh kmd langsung dibuang keluar.

c. Cara Paritan
Bbrp lb paritan dibuat pd lok ta guna menampung aliran air limpasan, shg tdk
mengganggu pekerjaan ta. Paling umum digunakan adl saluran dgn btk trapezium dgn
kemiringan sisinya 1:1 (45).
Geometri Saluran Penirisan :
Qsl = K x F R 2/3 x S m3/detik
Qsl : debit air yg mengalir pd saluran(M3/s)
K : faktor kekerasan saluran
F : Luas penampang saluran (M2)
R : Jari2 hidraulik (=F/O) (M)
O : Keliling penampang saluran (M)
S : Kemiringan dsr saluran (%)

d. Cara Pit
Pembuatan sumuran di daerah penambangan adl utk menampung limpasan air ta yg
terdpt di lokasi penggalian. Utk menyalurkan air limpasan tsb cibuat bbrp paritan
menuju ke tempat penampungan (pit). Bila pekerjaan ta berlangsung dlm bbrp waktu
lama mk utk itu diperlukan pompa utk mengeluarkan air dr tempat penampungan tsb.
Letak pompa 1 m di atas dsr galian, sedang lb sumuran diperkuat dgn material kayu,
semen, batu dll agar tdk longsor. Pd dsr sumur biasa diberi hamparan batu kerikil
setebal 0,5 m. Uk dr lb sumur tergantung pd perkiraan maks inflow, lamanya waktu
pengisisan air serta kapasitas pompa yg dipergunakan. Pd sumur semi permanen,
pompa air diletakan pd platform khusus/ pontoon.

E. PENIRISAN TAMDA
1. Drainase Dgn Tunnel (Terowongan)
Membuat tunnel/ adit bila topografi memungkinkan, dimana tunnel/ adit dibuat sbg
level pengeringan tersendiri utk mengeluarkan air ta bwh tnh.
2. Penirisan TA dgn Pompa
Penirisan ta bwh tnh dgn pompa adl utk mengeluarkan air yg terkumpul pd dsr shaft/
sumuran bwh tnh yg sengaja dibuat utk menampung air dr permukaan maupun air
rembesan air bwh tnh. Air terkumpul kmd dipompa keluar/ ke perm ta.
Pemompaan dpt dilakukan :
Scr langsung dgn menggunakan pompa slurry dan system pemompaan tdk langsung
berupa fasilitas pompa yg terpasang scr terpisah utk memompa air bersih (tdk
berlumpur), dimana air ta yg terkumpul diendapkan terlbh dhlu utk memisahkan air
jernih dgn end lumpur.
Konfigurasi Pemasangan Fasilitas Pompa:
-Multi-Stage yg terssn scr hor, dimana pompa sentrifuga utk memompa air bersih
digerakan oleh motor listrik bukan submersible.
-Non Submersible listrik yg terssn mendatar dimana penggeraknya pompa sentrifugal
yg dirancang khusus.
-Unit pemompaan listrik submersible seluruhnya.
Kerugian Multistage :
-Ketidakmampuan memompa air yg bercampur partikel2 padatan yg bersifat abrasif.
-Motor listrik tdk thn air shg bisa berakibat rusak bila tjd banjir
-Penanganan sulit dan mobilitas terbatas.
-Diperlukan suatu system penirisan utk menguras air ke arah bwh sblm air tsb
dipompa ke atas lagi.
Kesulitan2 tsb dpt diatasi dgn menggunakan pompa utama submersible yg
berkekuatan besar yg dikombinasikan dgn pompa2 submersible pengumpan.

PENGUKURAN DEBIT SALURAN AIR


A. METODE KECEPATAN LUAS
Metode ini didasarkan atas data kecepatan yg diperoleh pd ttk2 yg berbeda pd bbrp
vertical pd suatu penampang melintang aliran.
1. Secara Aritmatik
Dipakai bila kecepatan pd 1/2 ttk pd vertical tsb diketahui.
a. Metode Penampang Rata2
qn = bn [Vvn+1 + Vvn][dn-1+dn]
Q = q1+q2++qn+
Dimana :
qn = debit air vertikal2 n dan n-1 (m3/det)
bn = jarak antara vertical n dan n-1 (m)
Vvn+1 = kec rata2 pd vertical ke (n-1) (m/det)
Vvn = Kec rata2 pd vertical ke n (m/det)
dn-1 = jeluk vertical ke (n-1) (m)
Q = debit total pd penampang melintang (m3/det)
b. Metode Penampang Tangah2
qn = dn/2 (Vva) (bn + bn+1)
Q = q1+q2++qn

2. Metode Grafik
a. Met Integrasi Jeluk Kecepatan
Kec terukur pd tiap2 vertikal diplot dan luas dibwh kurva agihan kec ditentukan :
qn = (Vvn)dn
Utk menghitung Q ada 2 metode :
-Metode Harfacher
Harga qn dihitung diatas diplotkan dan luas yg berada dibwh kurve dihitung dgn
planimetri.
Q = qn dx
-Metode Treviranas
Penampang jeluk dan kecepatan ditentukan scr terpisah, keduanya diplotkan.
Q = i-n1-n qn. dn
b. Met Kec Kontur
Suatu penampang luas-kec massa diplotkan dgn kontur2 kec yg sama. Luas dibwh
kurve luas-kec massa adl = debit total.
Q = v (dA)

B. METODE PELACAK/PENGENCERAN
Didsrkan atas penentuan derajat pengenceran oleh air yg mengalir thd suatu larutan
pelacak yg ditambahkan. Pelacak dpt berupa pelacak bhn kimia (NaCl) maupun
pelacak radioaktif (WMO). Met ini dianjurkan utk tempat2 dimana met konvensional
tdk dpt digunakan berhubung jeluk yg dangkal, kec yg sgt tinggi.
1. Met Injeksi dg Laju Konstan
Pd suatu ttk tertentu pd suatu aliran di+ suatu pelacak dgn konsentrasi C yg tlh diket
laju (q) yg konstan ke dlm air, dgn konsentrasi awal Co. Pd ttk hilir konsentrasi diukur
pd waktu yg berlainan dan harga yg tetap (tdk berubah dgn waktu), shg diperoleh
debit sbb :
Q = q Ct-Cw
Cw-Co
L = 0,13(C) 0,7(C) + B B2
g h
L= Jrk antar ttk injeksi dan ttk pengukuran
C=Koef kekasaran Chezy
g= gravitasi (m/det2)
B= Lebar perm aliran rata2 (m)
h= Jeluk aliran rata2 (m)
2. Met Injeksi Tiba2 (Integral)
Pd suatu ttk ttu pd aliran dimasukan suatu pelacak dgn konsentrasi (Ct) yg diketahui
dan volume (Vt) scr seketika. Pd hilir, konsentrasi diukur (Cw) pd waktu yg
berlainan, shg =
Q = Ct.Vt
(Cw-Co)dt

C. PENGUKURAN DGN WEIR


1. Bendungan Segi Tiga
Q = K. h5/2
Q= debit (m3/mnt)
h= tinggi air (m)
K = 81,2+0,24/h+ (8,4+12D)(h/3-o,09)2
B = Lebar saluran (m)
D = tinggi dsr saluran ke ttk terendah dr bendungan
Rms berlaku pd kondisi :
0,50 m < B <1,20
0,10 m < D <0,75 m
0,07 m < h <0,26m
h<B/3
2. Bendungan Segi Empat
Q = K.B. h3/2
K = 107,1 +0,177/h+1,42 h/D- 25,7[(B-h) n/DB] 204B/D
Rms berlaku
0,50 m <B<6,30m
0,15 m < b<5,0m
bD/B2>0,06
0,03 m < h< (0,45b)

3. Bendungan Lebar Penuh


Q = K.B. h1/2
K = 107,1 +(0,177/h + 14,2 h/D)(1=E)
B = faktor koreksi
D<1 m E=0
D>1 m E = 0,55(d-1)
Berlaku utk kondisi :
B> 0,050m
0,30 m <D<B
h<B/4

SALURAN AIR
Limpahan Rumus Rasional
Q=0,278 CIA
Q= debit air (m3/det)
C=Koef limpasan
I = Intensitas Hujan (mnt/jam)
A = Luas daerah (Km2)
Rms KIRPICH
tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182
tc= waktu konsentrasi (mnt)
L = jarak terjauh (m)
S= kemiringan.

POMPA
Pompa digunakan utk memindahkan suatu cairan agar mengalir dr suatu tempat yg
bertek rendah ke tempat yg bertek tinggi atau utk mengalirkan/ memindahkan suatu
cairan membthkan perbedaan tek ttu.

Klasifikasi Pompa :
-Pompa sentrifugal
-Pompa aliran campur
-Pompa aksial

Spesifikasi pompa:
1. Kapasitas
Diperlukan ket ttg kapasitas mak dan kap min.
2. Kondisi isap :
-tinggi isap dr perm air isap ke level pompa
-tinggi fluktuasi perm air isap
-tek yg bekerja pd perm isap
-kondisi pipa isap
3. Kondisi keluar:
-tinggi isap dr perm air keluar ke level pompa
-tinggi fluktuasi perm air keluar
-tek yg bekerja pd perm keluar
-kondisi pipa keluar
4. Julang total pompa
5. Jenis cairan yg dipompa :
-air tawar, laut, minyak
-BJ, viskositas, kandungan padatan, temp
6. Jml pompa
7. Kondisi kerja :
-kerja continue, terputus2, jml jam kerja dlm 1 thn.
8. Penggerak
9. Poros tegak/ mendatar
10. Tempat instalasi : pembatasan pd ruang instalasi, ketinggian di atas perm laut,
diluar / dlm ruang fluktuasi.

Julang total :
Energi yg hrs disediakan utk dpt mengalirkan sejumlah air yg direncanakan.
H = ha + hp + h1 + Vd2/2g
H : julang total pompa (m)
ha : julang static total (m)
: perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap.
hp : Perbedaan julang tekanan yg bekerja pd kedua perm air = hp2-hp1.
h1: berbagai kerugian di pipa, katup, belokan, sambungan= hd+ha
Vd2/2g : julang kec keluar (m)

Julang kerugian (Head losess) :


Energi utk mengatasi kerugian2 yg timbul akibat aliran fluida dan terdiri dr julang
kerugian gesek di dlm pipa, julang kerugian pd belokan, katup dan perubahan
diameter pipa.
Julang kerugian gesek :
Utk aliran turbulen gesek dpt dihitung dgn berbagai rms empirik.
Julang kerugian di dlm jalur pipa
Julang kerugian di dlm jalur pipa timbul akibat tjdnya perubahan uk pipa, btk
penampang pipa atau arah aliran.
hf = f V2/2g
f = koef kerugian.
Pada ujung masuk pipa :
Utk btk ujung msk pipa maka harga f adalah sbb :
a. f = 0,5
b. f = 0,25
c. f = (utk r kecil) sampai 0,005 (utk r bsr)
d. f = 0,56
e. f = 3,0 (utk s tajam) sampai 1,3 (sdt 45)
f. f = fr + 0,3 cos O + 0,22 O
fr = koef btk dr ujung masuk
Bila ujung pipa isap berbtk lonceng dan tercelup dibwh perm air mk f berkisar 0,2-
0,4.

Pemilihan Pompa :
1. Kapsitas pompa hrs disesuaikan dgn jml air yg ada di dlm tambang
2. Hrs diket brp head total yg dihslkan pompa
3. Sifat keasaman serta kandungan Lumpur dan pasir yg ada dlm air.
4. Mudah tdknya dlm perawatan dan pelayanan suku cadang
5. Diameter dan kedalaman lb subur.

KOLAM PENGENDAP / SETTING POND


Rancangan kolam pengendap hrs baik yg meliputi :
-Segi geometri :
hrs mampu menampung seluruh vol Lumpur dr system penyaliran.
-Segi Operasional :
hrs dpt menjamin agar partikel padat itu mpy cukupwaktu utk mengendap
-Segi perawatan :
hrs mudah utk dibersihkan dr Lumpur yg mengendap.

A. UKURAN
Utk menentukan luas kolam pengendap scr analisis dihit berdsrkan parameter n
anggapan :
a. Hk Stokes bila % padatan < 40%
Hk Newton bila % padatan > 40%
b. Diameter partikel pdtn hrs < 9. 10 6, sebab uk yg > akan memberikan keluaran luas
dlm kolam yg telah memadai.
c. Kekentalan air adl 1,31 10-6 kg/ml
d. Partikel padatan dlm Lumpur adl material yg sejenis
e. Uk partikel yg boleh keluar dr kolam pengendap diket
f. Kec pengendapan partikel dianggap sama
g. Perbandingan cairan padatan telah ditentukan.
Semakin besar % padatan dan Diameter partikel yg boleh dikeluarkan, mk smkn kecil
luas kolam pengendap yg dibthkan.
Semakin besar % padatan dan koef tek partikel mk semakin luas kolam pengendap yg
ditentukan.

B. BENTUK
Btk kolam pengendap biasanya 4 persegi panjang.
4 zona penting :
1. Zona Masukan
Tempat masuknya aliran dumpur ke dlm kolam pengendap dgn anggapan campuran
padatan dan cairan terdistribusi seragam. Zona ini pjgnya 0,5-1 kali kedalaman kolam.
2. Zona Pengendapan
Tempat partikel padatan mengendap. Panjangnya adl pjg kolam pjg zona mskn dan
keluaran.
3. Zona Endapan Lumpur
Tempat partikel padatan dlm cairan (lumpur) mengalami sedimentasi dan terkumpul
di bagian bawah kolam pengendapan.
4. Zona Keluaran
Tempat keluarnya buangan cairan yg jenuh. Panjang = kedalaman kolam pengendap
diukur dr ujung lubang pengeluaran.

Kolam Pengendap

Btk Kolam Pengendap agar berfungsi efektif hrs memenuhi syarat treknis :
1. Sebaiknya bentuk kolam pengendap dibuat berbelok2 agar kec air berlumpur tdk
terlalu cepat, shg lebih banyak partikel padatan yg cepat menegndap.
2. Geometri kolam pengendap hrs disesuaikan dg uk back hoe yg digunakan utk
perawatan kolam pengendap yaitu mengeruk Lumpur yg telah mengendap di dlmnya.

SISTEM PENGERINGAN PD TUNNEL


A.
PENYALIRAN TAMKA

Data yg dipersiapkan :
1. Peta topografi
2. Data CH = -harian dan bulanan

Langkah2 yg hrs dilakukan :


1. Pengolahan Data CH
a. Penentuan harga rata2 tinggi hjn max
X= 1997/18 = 110,94 mm/24 jam
b. Penentuan CH max
Xr = X + x/n (Yr-Yn)
Xr = hujan harian max (mm/24jam) dgn periode ulang hujan 25 thn
X = CH rata2
n = expected standard deviasi = 1,0493 (tabel x1)
x = standar deviasi [ (xi-x)2/N-1]1/2
= [25900 . 95/18-1]1/2
= 39,03
Yr = Variasi reduksi utk PUH 25 thn = 3,1985 (tabel xii)
Yn = Expected mean = 0,5202 (tabel xi)
Dr data diatas didptkan
Xr = 110,94 + 39,03/1,0493 (3,1985-0,5202)
= 210,06 mm/24 jam
c. Perhitungan Intensitas CH
Utk mendapatkan kurun durasi yg nantinya dpt dipakai sbg dasar perhit debit
limpasan hujan daerah penelitian.
Met yg digunakan Hasper dan Der Weduwen yg mrpkn penyelidikan di Indonesia
Dr perhit diperoleh harga intensitas pd tabel xiv
Harga intensitas tsb disubstitusikan ke dlm rms =
-Talbot
-Sherman dan
-Ishiguro.
Hsl intensitas yg diperoleh dr masing2 rms tsb dgn t HDW kmd dicari selisih
terkecil dr ketiga jenis persamaan tsb dgn hsl perhit menurut HDW
Rms yg digunakan =
1. 1<t<24 maka
R = (11300.t/t+3,12) (Xr/100)
2. 0<t<1 maka
R = (11300.t/t+32) (R1/100)
Dimana R1 = Xr = (1218.t)+54
Xr (1-t) + 1272.t
t = durasi hujan (jam)
R,R1 = CH menurut HDW (mm)
Xr = CH harian max (mm)
I = R/t (mm/jam)
Adapun nilai t yg disarankan 5,10,20,40,60, 120, 140 mnt.
Dr tabel xvi terlihat bahwa selisih rata2 terkecil intensitas CH adl persamaan Talbot
yaitu 6,53 mm/jam.

Sehingga persamaan CH yg digunakan adl Talbot yaitu :


I = a/ t+b

a = I.t . I2.t.I
NI2-(I)2
b = I It - NI2t
NI (I)2
Didapat a = 15066,75 b = 70,076
Penyederhanaan rumus
I = 15066,75/(tc +70,076)
d. Perhitungan Debit Air Limpasan
Limpahan Rumus Rasional
Q=0,278 CIA
Q= debit air (m3/det)
C=Koef limpasan
I = Intensitas Hujan (mnt/jam)
A = Luas daerah (Km2)
e. Kof limpasan
Bahwa nilai koef limpasan tergantung pada :
-topografi
-jenis tanah/batuan
-tata guna lahan
Hsl pengamatan di lokasi penelitian, kmd disesuaikan dgn nilai koef yg ada (tabel
xvii)
Utk menentukan harga intensitas yg sesuai dgn PUH yg telah ditentukan tergantung
pd waktu konsentrasi (tc)
f. Waktu Konsentrasi (tc)
Waktu yg diperlukan air hujan utk mengalir dr ttk terjauh ke tempat penyaliran
(terletak di bwh DTH masing2)
Rms KIRPICH
tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182
tc= waktu konsentrasi (mnt)
L = jarak terjauh (m)
S= kemiringan= H/L
Tabel (xvii)
g. Daerah Tangkapan Hujan
tabel xix

Contoh perhitungan Debit Air Limpasan


Pada DTH I :
Luas DTH = 0,223 km2
Koef limpasan = 0,9
Waktu konsentrasi = 5,14 mnt
I= 15066,75/ (5,14 + 70,076) = 200,31 mm/jam
Q = 0,278 . 0,9 . 200,31 . 0,223
= 11,18 m3/det

h. Penentuan Geometri Saluran Penyaliran


Rms Manning
Q = 1/n. R 2/3 L A
Q = Besar debit air yg mengalir sepanjang saluran m3/det
n = koef kekasaran saluran
A = Luas penampang saluran m2
L = Kemiringan dasar saluran (0,1-0,25%)
R = jari2 hidrolis, m

Dlm menentukan dimensi saluran penyaliran berbentuk trapezium dgn penampang


hidrolis optimum mk :
-Luas Penmpang saluran (A)
-Jari2 hidrolis (R)
-Kedalaman aliran (d)
-Lebar dasar saluran (b)
-Pjg sisi saluran (a)
-Lebar permukaan aliran (B)
-Kemiringan ddg saluran (m)

Mpy hubungan yg dinyatakan dgn persamaan :


A = b.d2 + m. d2
R = 0,5 d
B = b + 2. m. d
b/d = 2 [(1+m2)1/2-m]
a = d/ sin
Utk saluran bbtk trapezium dgn profil hidrolis optimum dan mpy sudut kemiringan
sebesar 60 mk
m = cotg 60 = 0,58
b/d =1,1521

Contoh
Q1 = 11,18 m3/det
m = 0,58
= 0,0025
A = b.d2 + m. d2
= 1,1521 . d2 + 0,58 d2 = 1,7321 d2

Q = 1/n. R 2/3 L A
11,18 = 1/0,02 (1/2d)2/3 (0,0025)1/2 (1,7321 d2)
d = 1,70 m
b/d = 1,1521
b = 1,96 m
A = b.d + m d2
= 5,01 m
B = b + 2. m. d
= 1,96 + ( 2. 0,58. 1,70) = 3,93 m
a = d/ sin = 1,70/ sin 60 = 1,96 m

Anda mungkin juga menyukai