Sistem Penyaliran Tambang
Sistem Penyaliran Tambang
Daftar Pustaka:
-George O Argali Jr, Mine Drainage, 1979
-Bickel O John, Tunnel Engineering Handbook, 1982
-RH Singh, Mine Water Course, 1996
-Cummin, Mining Engineering Handbook (SME), 1982
-Ray K Linsley, Hidrology for Engineers, 1988
-VS Vutukuri, Environmental Engineering in Mine, 1986
-Rudy Sayoga, Sistem Penirisan TA, 1980
-Winarjo, Pengantar Penirisan TA, 1994
SISTEM PENYALIRAN
Tujuan :
-Utk menghalau air agar tdk msk ke dlm TA
-Mencegah air agar tdk msk ke dlm TA
Air :
-Air permukaan (Run Off)
-Air bwh tanah
SIKLUS HIDROGEOLOGI
1. HUJAN
a. Curah Hujan
Satuan CH = Satuan panjang/waktu
= mm, m, cm
jam, hari, bln, th
CH = 1 mm/jam punya luasan 1 m kmd air yg jatuh pd perm tingginya 1 mm.
Berarti volume air hujan = 100 dm x 0,01 dm = 1 dm = 1 l.
b. Intensitas Hujan
Pada dsrnya = CH hanya beda dlm waktu yg relatif pendek yaitu bisa jam, mnt.
Alat Utk Mengukur CH:
1. Manual/ Penakar CH
Prinsip : Air hujan ditampung kmd diukur volumenya.
2. Alat Pencatat Otomatis
Prinsip : Seismograf
Kelebihan Otomatis:
-Bisa mencari Intensitas Hujan
Kekurangan :
-Jarang digunakan
Kelebihan Manual :
-Banyak digunakan
Kekurangan :
-Tdk bisa menghitung intensitas
CH Dlm Suatu TA
Batas daerah TA
-1, Ttk CH disebut CH kawasan/ Daerah CH yg berada dikawasan/ daerah ttu
Perhitungan CH Kawasan/ Daerah :
1. Cara Aljabar/ MAtematik
R = P1/n = P1 + P2 + P3 + P4
4
3. Isohiet
Grs yg menghub ttk2 dgn curah hujan yg sama
R = AiFi/Ai
Periode Ulang
Hujan sepertinya tdk beraturan ttp akan terulang pd waktu yg akan dating.
Besarnya CH tertinggi yg sama besar/ lebih pd kurun waktu biasanya 5 th, 10 th, 15
th, 20 th, dst.
Semakin besar periode ulang mk CH >
Hujan Rencana
CH yg dipakai sbg dsr utk menghit di dlm perencanaan.
Rumus yg dipakai :
Xr = X + ( Yr-Ym)S
Sm
Xr = CH dgn perioda ulang T thn
X = CH Rata-rata
S = Standar deviasi
Yr = Reduced Variated = -ln{-ln[(T-1)/T]}
Ym = -ln {-ln[(n+1-m)/(n+1)]}
Ym = Rerata Ym
Sm = Deviasi dr Ym = (Ym-Ym)
n-1
2. EVAPORASI
Proses Penguapan air dr laut, sungai, waduk dll.
Evatranspirasi : Proses penguapan air dr tumbuh2an
3. INFILTRASI
Besarnya air hujan yg msk meresap ke dlm tanah. Air inilah yg nantinya mjd salah
satu sumber air tanah.
Besar kecilnya infiltrasi dipengaruhi oleh :
-Sifat Hujan
Intens rendah waktu tinggi infiltrasi besar
Intens tinggi waktu rendah infiltrasi kecil
-Besar butir dlm CH =
Besar infl kecil
Kecil Infil besar
-Topografi
Landai besar Miring kecil
Hls kecil Global Besar
-Tutupan
Gundul/ vegetasi
Jk Hjn jatuh di dlm daerah tsb mk air permukaan akan msk ke dlm sungai.
Jk Hjn jatuh di luar daerah mk air permukaan akan keluar
Beberapa Istilah
a. Akuifer : Lap bat/ tnh yg permeable/ atau lurus shg dpt meluluskan air.
3 Tipe Akuifer :
-Akuifer Pori : kelulusan air disebabkan oleh pori2 diantara butir2 pdtan umumnya
lap sedimen.
-Akuifer rekahan : kelulusannya dipengaruhi oleh rekahan2 pd lap bat, umumnya bat
beku.
-Akuifer Karst : kelulusannya dipengaruhi oleh celah2 pd lap bat gamping.
b. Aquifuge (Akuifuk) : lap bat/ tnh yg impermeable, kedap air shg tdk mpy
kemampuan menyimpan dan meluluskan air.
c. Aquicluide ( akuiklud) : lap bat/ tnh yg dpt menyimpan air ttp tdk dpt menyalirkan
air..
d. Aquitard ( akuitar) : Mrpkn akuifur yg scr regional mempengaruhi neraca air ttp
ydk cukup utk dpt dimanfaatkan.
Mata Air :
Air Tnh yg scr alamiah keluar mengalir ke perm tnh.
Berdsrkan gerakan aliran air mata air dpt dibedakan:
-Mata Air Turun
-Mata Air Naik : -Tekanan gas
-Tekanan Hidrostatik
Keadaan geologi yg memungkinkan tjdnya mata air terlihat sbb :
Karakteristik Akuifer
Dasar dr hidrolika airtanah adl hk Darcy Q = A.V, L/t
V = K.i.A L/t
Q = K.A. (h1-h2)/L, L/t
K = Q/i.A L/t
Dimana :
V : Kec Aliran
K : Permeabilitas / kondiktivitas hidrolik pd media pori
i : Gradien Hidrolik
A : Luas Penampang tgk lrs arah aliran
Q : Debit aliran
h1&h3 : Tinggi muka air tnh pd ttk 1n3
L : Panjang aliran
t : waktu
1.Porositas/ Kesarangan
Lap tnh yg porous (sarang) memiliki ruang2 diantara butir2 padatannya. Ruang2 itu
disebut pori dan berisi fluida (cairan n gas) jk:
Vo adl vol media pori
Vs adl volume padatan
Vp adl vol ruang/pori
n = Vp/Vo
adl porositas/ sarangan dan umumnya dinyatakan dlm %.
3. Transmisibilitas/ Transmisivitas
Transmisivitas (m/s) pd suatu medium porous yg isotrop dan cairan yg homogen
menggambarkan jml cairan dgn viskositas dan gradien hidrolik ttu yg mengalir tgk lrs
melalui suatu bidang selebar 1 m dan setinggi ketebalan lap jnh/ akuifer. Jadi
transmisivitas (Y) mrpkn hasil perkalian permeabilitas K dgn ketebalan lap jnh (m)
T = K. dm = K. m
Uji Akuifer
b. Uji Pemompaan
Uji pemompaan mrpkn alat Bantu dlm penyelidikan hidrogeologi. Cara ini dpt
menentukan :
-Kapasitas Sumur (Well Test)
-Parameter Hidrolik Akuifer
Jk salah satu sumur dipompa dgn debit Q mk akan terbtk suatu kerucut penurunan
muka air tnh pd waktu ttu mencapai jarak maksimal. PDd kondisi ini terdpt 2 mcm
kondisi yg mungkin tjd yaitu :
-Kondisi unsteady atau tdk tunak : muka air tnh mrpkn fungsi waktu.
-Kondisi Steady/ Tunak : muka air tnh konstan thd waktu.
Akuifer Tertekan-Kondisi Unsteady
T = 2,30.Q
4. AS
S = 2,25 T.to
r2
Metode Recovery m Theis Steady
T = 2,30. Q
4Sr
Evaporatranspiration Precipitation
Interception storage Stream flow
Surface storage Overland flow
Infiltration Through flow
Soil Moisture storage Interflow
Seepage Channel
Flow
Aeration zone storage Base flow
Aquifer recharge
Aquifer storage
Percolation through
Mine roof and sides Stone water inflow
Underground mine
1. Presipitasi
Masukan utama kedlm system daerah tangkapan hujan. Didlm kajian hidrologi daerah
tangkapan hujan, bbrp aspek presipitasi yg mempengaruhi fungsi daerah tangkapan :
-Jml curah hujan/ presipitasi
-Intensitas curah hujan dan lamanya hujan
CH (mm)= Intensitas hujan (mm/jam) x durasi hujan (jam).
3. Kehilangan2 (losses)
Air hilang dr daerah tangkapan hujan akibat proses penguapan n transpirasi.
Penguapan tjd dr bdn2 air perm, dr lap tanah plg atas dan dr tumbuh2an. 2 kuantitas
ini menyatu shg disebut evatranspirasi. Evatranspirasi memberi kehilangan yg
terpenting dr air dlm siklus hidrologi dan jml diatas 75% dr presipitasi thnan
ditempatnya.
1. Waktu Konsentrasi
Laju puncak keluaran dr suatu tangkapan daerah TA akan tjd jk durasi hujan lebat
cukup lama utk air dr bagian hilir daerah tangkapan hujan utk mencapai ttk keluaran
dan sbg akibat semua bag2 daerah tangkapan menuju daerah aliran tsb. Lamanya
waktu hujan diistilahkan sbg waktu konsentrasi (Time of Consentration) yg dpt
diuraikan mjd 2 kom:
-Te, wkt alir atas perm mnj system penirisan Tc.
-Td, wkt alir saluran dihit pd kon kec alir penuh.
V = R 0,67 S 0,5 / n
V : Kec aliran (m/dtk)
R : Kedlmn rata2 hidraulis (luas keliling)
S : Kemiringan aliran atas perm
n : Koef kekasaran Manning
PERMASALAHAN AIR PD TA
-Rembesan air pd massa ta mempengaruhi keg pd tamka
-Bertambahnya tej air tnh.
SISTEM PENIRISAN TA
Penirisan : Suatu usaha yg dilakukan utk mencegah, mengeringkan/ mengeluarkan air
yg msk n mengenangi suatu daerah ttu.
Penirisan TA : Penirisan yg diterapkan pd suatu daerah penambangan yg dilakukan
utk mencegah msknya air/ utk mengeluarkan air yg telah msk/menggenangi daerah
TA tsb, shg dpt mempengaruhi/ mengganggu aktivitas penambangan, mempercepat
kerusakan peralatan dan akan menambah kandungan air pd mineral/ bat yg akan
ditambang.
A. SUMBER AIR TA
Air permukaan tanah : air limpasan permukaan, air dr sungai, danau, rawa yg terdpt
disekitar daerah penambangan, air buangan/ limbah dan mata air.
Air bwh perm tnh : air tanah dan air rembesan.
C. PENGENDALIAN AIR TA
1. TAMKA
a. Metode pembuangan air dgn menggunakan parit pd permukaan
c. Saluran horizontal
d. Sumur vertikal
2. TAMDA
a. Merubah arah aliran/ memotong aliran air permukaan
b. Pembuangan air sebelum penambangan
c. Memperkecil aliran air dgn menambang bdn bjh dr bag bwh ke atas. Makin dlm bat
mjd kurang dpt ditembus air, hal ini akan mengurangi keperluan pemompaan.
Pengurangan tek dilakukan apabila kemajuan penambangan mendekati perm.
d. Mengurangi permeabilitas massa bat dgn cara : menyumbat saluran2 dgn tailing yg
tlh dihilangkan pasirnya, penyemenan, menyumbat lb2 pori/ rekahan dgn lempung,
meyumbat semua lb bor eksplorasi, meninggalkan pilar2 pd retakan utk mencegah
aliran masuk dan mengalirkan air melalui adit.
D. PENIRISAN TAMKA
1. Mine Drainage
Upaya utk mencegah aliran air msk ke lokasi penggalian. Hal ini umumnya dilakukan
utk penanganan air tnh dan air dr sumber air perm.
a. Metode Siemen
Pd tiap jenjang (bench) dr kegiatan penambangan dipasang pipa ukuran 8 inch,
disetiap pipa tsb dibag ujung bwh dibor lb2 (perporasi), dimana pipa berlb2 berhub
dgn air tnh, shg di pipa bag bwh akan terkumpul air yg selanjutnya dibuang.
- Sistem Ring
Dibuat bbrp sumur dlm suatu daerah penggalian ta, dimana sumur2 tsb membtk suatu
rangkaian yg teratur dan kmd sumur2 tadi dirangkai 1 dgn lain oleh suatu pipa induk
yg dilengkapi pompa.
- Sistem Stagered Ring
Menurut teori tek atmosfer dpt menghisap air dgn kedlmn 10,33 m ttp krn ada
hambatan (rugi gesekan) pd system pompa, mk maks hisapan adl 6-7 m. Utk
menghisap air pd kedalaman yg lebih dlm mk digunakan bbrp thp pemompaan. Cara
ini adl gabungan dr bbrp cara system ring dgn tuj mendpt hsl pompa maks.
b. Metode Elektro Osmosis
Bilamana lap tnh terdiri dr tnh lempung, mk pekerjaan pemompaan akan susah
dilakukan krn ada sifat kapilaritas yg terdpt pd jenis tnh lempungan.
Met ini menggunakan batang anoda serta katoda, bilamana elemen2 dialiri listrik mk
air pori yg terkandung dlm bat akan mengalir menuju katoda (lb sumur) yg kemudian
terkumpul dan dipompa keluar.
c. Cara Paritan
Bbrp lb paritan dibuat pd lok ta guna menampung aliran air limpasan, shg tdk
mengganggu pekerjaan ta. Paling umum digunakan adl saluran dgn btk trapezium dgn
kemiringan sisinya 1:1 (45).
Geometri Saluran Penirisan :
Qsl = K x F R 2/3 x S m3/detik
Qsl : debit air yg mengalir pd saluran(M3/s)
K : faktor kekerasan saluran
F : Luas penampang saluran (M2)
R : Jari2 hidraulik (=F/O) (M)
O : Keliling penampang saluran (M)
S : Kemiringan dsr saluran (%)
d. Cara Pit
Pembuatan sumuran di daerah penambangan adl utk menampung limpasan air ta yg
terdpt di lokasi penggalian. Utk menyalurkan air limpasan tsb cibuat bbrp paritan
menuju ke tempat penampungan (pit). Bila pekerjaan ta berlangsung dlm bbrp waktu
lama mk utk itu diperlukan pompa utk mengeluarkan air dr tempat penampungan tsb.
Letak pompa 1 m di atas dsr galian, sedang lb sumuran diperkuat dgn material kayu,
semen, batu dll agar tdk longsor. Pd dsr sumur biasa diberi hamparan batu kerikil
setebal 0,5 m. Uk dr lb sumur tergantung pd perkiraan maks inflow, lamanya waktu
pengisisan air serta kapasitas pompa yg dipergunakan. Pd sumur semi permanen,
pompa air diletakan pd platform khusus/ pontoon.
E. PENIRISAN TAMDA
1. Drainase Dgn Tunnel (Terowongan)
Membuat tunnel/ adit bila topografi memungkinkan, dimana tunnel/ adit dibuat sbg
level pengeringan tersendiri utk mengeluarkan air ta bwh tnh.
2. Penirisan TA dgn Pompa
Penirisan ta bwh tnh dgn pompa adl utk mengeluarkan air yg terkumpul pd dsr shaft/
sumuran bwh tnh yg sengaja dibuat utk menampung air dr permukaan maupun air
rembesan air bwh tnh. Air terkumpul kmd dipompa keluar/ ke perm ta.
Pemompaan dpt dilakukan :
Scr langsung dgn menggunakan pompa slurry dan system pemompaan tdk langsung
berupa fasilitas pompa yg terpasang scr terpisah utk memompa air bersih (tdk
berlumpur), dimana air ta yg terkumpul diendapkan terlbh dhlu utk memisahkan air
jernih dgn end lumpur.
Konfigurasi Pemasangan Fasilitas Pompa:
-Multi-Stage yg terssn scr hor, dimana pompa sentrifuga utk memompa air bersih
digerakan oleh motor listrik bukan submersible.
-Non Submersible listrik yg terssn mendatar dimana penggeraknya pompa sentrifugal
yg dirancang khusus.
-Unit pemompaan listrik submersible seluruhnya.
Kerugian Multistage :
-Ketidakmampuan memompa air yg bercampur partikel2 padatan yg bersifat abrasif.
-Motor listrik tdk thn air shg bisa berakibat rusak bila tjd banjir
-Penanganan sulit dan mobilitas terbatas.
-Diperlukan suatu system penirisan utk menguras air ke arah bwh sblm air tsb
dipompa ke atas lagi.
Kesulitan2 tsb dpt diatasi dgn menggunakan pompa utama submersible yg
berkekuatan besar yg dikombinasikan dgn pompa2 submersible pengumpan.
2. Metode Grafik
a. Met Integrasi Jeluk Kecepatan
Kec terukur pd tiap2 vertikal diplot dan luas dibwh kurva agihan kec ditentukan :
qn = (Vvn)dn
Utk menghitung Q ada 2 metode :
-Metode Harfacher
Harga qn dihitung diatas diplotkan dan luas yg berada dibwh kurve dihitung dgn
planimetri.
Q = qn dx
-Metode Treviranas
Penampang jeluk dan kecepatan ditentukan scr terpisah, keduanya diplotkan.
Q = i-n1-n qn. dn
b. Met Kec Kontur
Suatu penampang luas-kec massa diplotkan dgn kontur2 kec yg sama. Luas dibwh
kurve luas-kec massa adl = debit total.
Q = v (dA)
B. METODE PELACAK/PENGENCERAN
Didsrkan atas penentuan derajat pengenceran oleh air yg mengalir thd suatu larutan
pelacak yg ditambahkan. Pelacak dpt berupa pelacak bhn kimia (NaCl) maupun
pelacak radioaktif (WMO). Met ini dianjurkan utk tempat2 dimana met konvensional
tdk dpt digunakan berhubung jeluk yg dangkal, kec yg sgt tinggi.
1. Met Injeksi dg Laju Konstan
Pd suatu ttk tertentu pd suatu aliran di+ suatu pelacak dgn konsentrasi C yg tlh diket
laju (q) yg konstan ke dlm air, dgn konsentrasi awal Co. Pd ttk hilir konsentrasi diukur
pd waktu yg berlainan dan harga yg tetap (tdk berubah dgn waktu), shg diperoleh
debit sbb :
Q = q Ct-Cw
Cw-Co
L = 0,13(C) 0,7(C) + B B2
g h
L= Jrk antar ttk injeksi dan ttk pengukuran
C=Koef kekasaran Chezy
g= gravitasi (m/det2)
B= Lebar perm aliran rata2 (m)
h= Jeluk aliran rata2 (m)
2. Met Injeksi Tiba2 (Integral)
Pd suatu ttk ttu pd aliran dimasukan suatu pelacak dgn konsentrasi (Ct) yg diketahui
dan volume (Vt) scr seketika. Pd hilir, konsentrasi diukur (Cw) pd waktu yg
berlainan, shg =
Q = Ct.Vt
(Cw-Co)dt
SALURAN AIR
Limpahan Rumus Rasional
Q=0,278 CIA
Q= debit air (m3/det)
C=Koef limpasan
I = Intensitas Hujan (mnt/jam)
A = Luas daerah (Km2)
Rms KIRPICH
tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182
tc= waktu konsentrasi (mnt)
L = jarak terjauh (m)
S= kemiringan.
POMPA
Pompa digunakan utk memindahkan suatu cairan agar mengalir dr suatu tempat yg
bertek rendah ke tempat yg bertek tinggi atau utk mengalirkan/ memindahkan suatu
cairan membthkan perbedaan tek ttu.
Klasifikasi Pompa :
-Pompa sentrifugal
-Pompa aliran campur
-Pompa aksial
Spesifikasi pompa:
1. Kapasitas
Diperlukan ket ttg kapasitas mak dan kap min.
2. Kondisi isap :
-tinggi isap dr perm air isap ke level pompa
-tinggi fluktuasi perm air isap
-tek yg bekerja pd perm isap
-kondisi pipa isap
3. Kondisi keluar:
-tinggi isap dr perm air keluar ke level pompa
-tinggi fluktuasi perm air keluar
-tek yg bekerja pd perm keluar
-kondisi pipa keluar
4. Julang total pompa
5. Jenis cairan yg dipompa :
-air tawar, laut, minyak
-BJ, viskositas, kandungan padatan, temp
6. Jml pompa
7. Kondisi kerja :
-kerja continue, terputus2, jml jam kerja dlm 1 thn.
8. Penggerak
9. Poros tegak/ mendatar
10. Tempat instalasi : pembatasan pd ruang instalasi, ketinggian di atas perm laut,
diluar / dlm ruang fluktuasi.
Julang total :
Energi yg hrs disediakan utk dpt mengalirkan sejumlah air yg direncanakan.
H = ha + hp + h1 + Vd2/2g
H : julang total pompa (m)
ha : julang static total (m)
: perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap.
hp : Perbedaan julang tekanan yg bekerja pd kedua perm air = hp2-hp1.
h1: berbagai kerugian di pipa, katup, belokan, sambungan= hd+ha
Vd2/2g : julang kec keluar (m)
Pemilihan Pompa :
1. Kapsitas pompa hrs disesuaikan dgn jml air yg ada di dlm tambang
2. Hrs diket brp head total yg dihslkan pompa
3. Sifat keasaman serta kandungan Lumpur dan pasir yg ada dlm air.
4. Mudah tdknya dlm perawatan dan pelayanan suku cadang
5. Diameter dan kedalaman lb subur.
A. UKURAN
Utk menentukan luas kolam pengendap scr analisis dihit berdsrkan parameter n
anggapan :
a. Hk Stokes bila % padatan < 40%
Hk Newton bila % padatan > 40%
b. Diameter partikel pdtn hrs < 9. 10 6, sebab uk yg > akan memberikan keluaran luas
dlm kolam yg telah memadai.
c. Kekentalan air adl 1,31 10-6 kg/ml
d. Partikel padatan dlm Lumpur adl material yg sejenis
e. Uk partikel yg boleh keluar dr kolam pengendap diket
f. Kec pengendapan partikel dianggap sama
g. Perbandingan cairan padatan telah ditentukan.
Semakin besar % padatan dan Diameter partikel yg boleh dikeluarkan, mk smkn kecil
luas kolam pengendap yg dibthkan.
Semakin besar % padatan dan koef tek partikel mk semakin luas kolam pengendap yg
ditentukan.
B. BENTUK
Btk kolam pengendap biasanya 4 persegi panjang.
4 zona penting :
1. Zona Masukan
Tempat masuknya aliran dumpur ke dlm kolam pengendap dgn anggapan campuran
padatan dan cairan terdistribusi seragam. Zona ini pjgnya 0,5-1 kali kedalaman kolam.
2. Zona Pengendapan
Tempat partikel padatan mengendap. Panjangnya adl pjg kolam pjg zona mskn dan
keluaran.
3. Zona Endapan Lumpur
Tempat partikel padatan dlm cairan (lumpur) mengalami sedimentasi dan terkumpul
di bagian bawah kolam pengendapan.
4. Zona Keluaran
Tempat keluarnya buangan cairan yg jenuh. Panjang = kedalaman kolam pengendap
diukur dr ujung lubang pengeluaran.
Kolam Pengendap
Btk Kolam Pengendap agar berfungsi efektif hrs memenuhi syarat treknis :
1. Sebaiknya bentuk kolam pengendap dibuat berbelok2 agar kec air berlumpur tdk
terlalu cepat, shg lebih banyak partikel padatan yg cepat menegndap.
2. Geometri kolam pengendap hrs disesuaikan dg uk back hoe yg digunakan utk
perawatan kolam pengendap yaitu mengeruk Lumpur yg telah mengendap di dlmnya.
Data yg dipersiapkan :
1. Peta topografi
2. Data CH = -harian dan bulanan
a = I.t . I2.t.I
NI2-(I)2
b = I It - NI2t
NI (I)2
Didapat a = 15066,75 b = 70,076
Penyederhanaan rumus
I = 15066,75/(tc +70,076)
d. Perhitungan Debit Air Limpasan
Limpahan Rumus Rasional
Q=0,278 CIA
Q= debit air (m3/det)
C=Koef limpasan
I = Intensitas Hujan (mnt/jam)
A = Luas daerah (Km2)
e. Kof limpasan
Bahwa nilai koef limpasan tergantung pada :
-topografi
-jenis tanah/batuan
-tata guna lahan
Hsl pengamatan di lokasi penelitian, kmd disesuaikan dgn nilai koef yg ada (tabel
xvii)
Utk menentukan harga intensitas yg sesuai dgn PUH yg telah ditentukan tergantung
pd waktu konsentrasi (tc)
f. Waktu Konsentrasi (tc)
Waktu yg diperlukan air hujan utk mengalir dr ttk terjauh ke tempat penyaliran
(terletak di bwh DTH masing2)
Rms KIRPICH
tc = 0,0195. L 0,77 . S 0,182
tc= waktu konsentrasi (mnt)
L = jarak terjauh (m)
S= kemiringan= H/L
Tabel (xvii)
g. Daerah Tangkapan Hujan
tabel xix
Contoh
Q1 = 11,18 m3/det
m = 0,58
= 0,0025
A = b.d2 + m. d2
= 1,1521 . d2 + 0,58 d2 = 1,7321 d2
Q = 1/n. R 2/3 L A
11,18 = 1/0,02 (1/2d)2/3 (0,0025)1/2 (1,7321 d2)
d = 1,70 m
b/d = 1,1521
b = 1,96 m
A = b.d + m d2
= 5,01 m
B = b + 2. m. d
= 1,96 + ( 2. 0,58. 1,70) = 3,93 m
a = d/ sin = 1,70/ sin 60 = 1,96 m