Laporan Praktikum Kimia Organik Ekstraks
Laporan Praktikum Kimia Organik Ekstraks
Disusun Oleh :
KIMIA 3-A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi hasil isolasi kafein dari daun teh dengan metode ekstraksi.
2. Menentukan nilai Rf kafein hasil ekstraksi dari daun teh.
3. Menentukan nilai FTIR hasil ekstraksi dari daun teh.
B. TEORI DASAR
2
jantung, pernafasan, sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein dapat
menyebabkan kegelisaha, insomnia, sakit kepala, dan secara fisik dapat
bersifat sebagai candu. Sesorang yang meminum 4 cangkir kopi per hari
dapat mengalami sakit kepala, insomnia, dan kemungkinan mual.
(Berghuis, 2015)
3
akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. (Anonim, Kromatografi
Lapis Tipis, 2015)
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak
bergeraknya senyawa tersebut pada plat KLT. Saat membandingkan dua
sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf
akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan
adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis. (Anonim, Kromatografi
Lapis Tipis, 2015)
4
Cara
N
Nama bahan Sifat fisik Sifat kimia penanggulanga
o
n
Bentuk: Padatan
putih
Titik leleh:
852C
Mr: 105,99
Iritan
Natrium gram/mol Struktur kristal:
1 karbonat =2,549 Gunakan APD
3
monoklinik
(Na2CO3) gram/cm
Tidak larut (anhidrat)
dalam etanol
dan aseton
Kebasaan:
(pKb): 3,67
Bentuk: Cairan
tak berwarna
Mr: 84,93 Harmful
gram/mol Iritan
=1,33 Konstanta hukum
gram/liter cP
Titik leleh: Momen dipol: 1,6
-96,7C D
Titik didih:
39,6C
Bentuk: Serbuk Berbahaya
putih Iritan
Kalsium klorida Gunakan APD
3 Titik leleh: 772- pH 8-9
(CaCl2) Struktur Kristal: Jangan dimakan
775C
Titik didih: orthombic
5
1935C
=2,159
gram/cm3
Mr: 110,98
gram/mol
Bau: tidak
berbau
Kelarutan dalam
air: 74,5
gram/100 mL
Cairan tak
berwarna
Mr: 58,08
gram/mol Mudah terbakar
Jauhkan dari
Aseton =0,791 Iritan
4 Bentuk geometri: api
(CH3COCH3) gram/cm3
Gunakan APD
Titik leleh: -95 - segitiga planar
-93C
Titik Didih: 56-
57C
Cairan tak
berwarna
Mr: 119,39
gram/mol Bentuk molekul:
Kloroform = 1,489
5 tetrahedral Gunakan APD
(CH3Cl3) gram/cm3 Berbahaya
Titik leleh: Iritan
-63,5C
Titik didih:
61,2C
Cairan tak
berwarna Gunakan APD
Etil asetat Mudah terbakar Jauhkan dari
6 Mr: 88,12
(C4H8O2) Iritan
gram/mol api
=0,897
6
gram/cm3
Titik didih:
77,1C
Titik leleh:
-83,6C
Cairan tak
berwarna
Mr: 32,04
gram/mol Jauhkan dari
=0,7918 api
Methanol gram/cm3 Mudah terbakar Gunakan APD
7 Jangan
(CH3OH) Titik lebur: -97C Beracun
Titik didih: dimakan/
64,7C diminum
Kelarutan dalam
air: larut
sempurna
1. Alat
7
8
2. Bahan
N
Bahan Jumlah
o
Secukupny
1 Aquades a
2 Teh celup 10 kantong
3 Natrium karbonat 20 gram
4 Diklorometana 55 gram
Secukupny
5 CaCl2 anhidrat a
Secukupny
6 Kloroform a
Secukupny
7 Etil asetat a
Secukupny
8 Methanol a
D. PROSEDUR KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
1. Ekstraksi Padat-Cair
Perlakuan Hasil
Larutan menjadi coklat, berbau
Teh celup+air panas+Na2CO3
khas teh
Warna larutan semakin gelap dan
Teh+air dididihkan
terdapat busa
Larutan dingin dimasukkan corong Terbentuk 2 fasa. Fasa atas
pisah dengan penambahan berwarna hitam kecoklatan dan fasa
diklorometana bawah tak berwarna
Corong digoyang sekitar 5 menit Larutan terlihat hanya satu fasa,
dan kran corong dibuka dan gas keluar dari mulut kran
Hasil ekstraksi dibiarkan selama 2 Larutan tak berwarna (fasa bawah
menit kemudian diteteskan ke berada pada gelas kimia, sedangakn
dalam gelas kimia fasa atas tetap pada corong
Larutan ditambah CaCl2 Terdapat endapan berwarna putih
Larutan diuapkan dengan Filtrat tersisa sedikit dan berwarna
evaporator kuning cerah
2. Uji KLT
Perlakuan Hasil
KLT dielusi dengan etil asetat- Noda dan eluen bergerak. Jarak
metanol kemudian keringkan dan pergerakan noda: 3 cm. jarak
disinari UV pergerakan eluen: 4 cm
KLT dielusi dengan kloroform- Noda dan eluen bergerak. Jarak
metanol kemudian dikeringkan dan pergerakan noda: 2 cm. jarak
disinari UV pergerakan eluen: 2,7 cm
F. PEMBAHASAN
Pendingin pada larutan bertujuan agar pelarutan ekstrak daun teh dalam
air benar-benar sempurna (larut secara maksimal). Jika menyaring saat larutan
masih panas, mungkin saja proses pelarutan masih terjadi. Penggunaan
diklorometana sebagai pelarut kedua adalah karena kloroform tidak bercampur
dengan air dan mudah menguap, sehingga pada akhir percobaan dapat terpisah
dengan ekstrak kafein. Selain itu, kafein dan dikorometana sama-sama bersifat
non-polar. Pada saat larutan berada di dalam corong pemisah, terlihat bahwa air
dan diklorometana tidak dapat bercampur. Air berada di bagian atas, sedangkan
diklorometana yang kerapatannya lebih tinggi berada di bawah nya. Mulanya
kafein hanya terkonsentrasi pada air. Namun setelah corong pemisah dikocok,
kafein akan terdistribusi menempati kedua bagian pelarut dan mencapai
kesetimbangan sebagian antara fasa bagian atas (dalam air) dan fasa yang lebih
rendah (diklorometana). Kafein merupakan zat organik yang dapat larut dalam
pelarut organik dikorometana dan memiliki gugus karbonil yang hidrofilik
sehingga juga larut dalam air.
G. KESIMPULAN
1. Setelah kafein diisolasi dari daun teh dengan metode ekstraksi, terlihat
bahwa kandungan kafein sangat sedikit.
2. Nilai Rf rata-rata kafein hasil ekstraksi dari daun teh adalah 7,45.
Zubrick, J. W. (2011). Teh Organic Chem Lab Survival Manual. USA: John Wiley
& Sons, Inc.