Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan diagnostik :

Pemeriksaan Lab :

1. Pemeriksaan feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis, biaka
kumanpenyebab, tes resistensi terhadap berbagai antibiotic serta mengtahui pH
dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.
Karkteristik hasil pemeriksaan feces sebagai berikut :
Feses berwarna pekat/ putih kemungkinan disebabkan karena adanya
pigen empedu (obsruksi empedu)
Feses berwarna hitam disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet
tiggi buah merah dan sayur hjau tua seperti bayam
Feses berwarna pucat disebabkan karena malabsorbsi lemak, diet tnggi
susu
Feses berwarna orage atau hijau disebabkan karena infeksi usus
Feses cair dan berlendir disebabkan karena diare yang penyebabnya
adalah bakteri
Feses seperti tepung berwarna utih disebabkan karena diare yang
penyebabnya adalah virus
Feses seperti ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya dalah
parasite.
Feses yang didalamnya terdapat unsur pus atau mucus disebabkan
karena bakteri, darah jika terjadi peradangan usus, terdapat lemak dalam
feses jika disebabkan krena malabsorbsi lemak dalam usus halus

2. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na, Ca,
K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia (hipokronik, kadang-
kaang nikrosionik) dan dapat terjadi karena malnutrisi, mlabsorbsi tekanan fungsi
sum-sum tulang (proses inflamasi kronis) peningkatan sel-sel darah puth,

3. Pemeriksaan elektrolit tubuh


Untuk mengetahui kadar Natrium, kalim, kalsium karbonat

4. Duodenal intubation
Untuk mengtahui kuman peyebab secara kuantitatif terutama pada diare kronik

5. Pemeriksaan kadar ureum


Untuk mengetahui faal ginjal. Jika terjadi faal ginjal maka kadar ureum dan
creatinin akan meingkat.
Batas normal ureum : 20 40 mg/dl
Batas normal kreatinin : 0,5 1,5 mg/dl
Pemeriksaan penunjang
a. Radiologis
Pada foto polos abdomen dapat dijumpai pengapuran (kalsifikasi) di daerah pankreas
yang menunjukkan kemungkinan adanya pankreatitis kronik,umumnya peminum
alkohol yang berat biasanya menderita diare dengan steatorea.

b. Barium meal (pemeriksaan rontgen kontras lambung)

Dapat dijumpai adanya fistula gastrokolik yang disebabkan karsinoma lambung dan
tungkak peptik kronik.Barium follow through:dapat dijumpai adanya kelainan radiologis
penyakit Crohn usus halus dan divertikulosis jejunum.Barium enema:dapat
menunjukkan kelainan kolon antara lain:skip lesion ditambah tukak apthosa pada
penyakit Crohn,filling defect pada karsinoma kolon,spasme pada sindrom kolon
iritabel,gambaran tidak adanya haustre disertai tumpukan bubur barium pada kolitis.
Penderita akan minum cairan kontras, kemudian difoto dengan alat Rntgen. Hasil foto
akan memperlihatkan kelainan anatomis,

c. Kolonoskopi

Pemeriksaan kolonoskopi dapat dianjurkan pada sangkaan adanya colitis walaupun


hasil foto kolon dengan kontras ganda menunjukkan gambaran yang normal.koloskopi
masih dianjurkan pada sangkaan adanya proses peradangan kolon,karena dengan
kolonoskopi kita bisa melihat seluruh kolon bahkan sampai ileum terminal dan biopsi
jaringan.

d. Ultrasonography (USG), untuk mengidentifikasi proses patofisiologi dalam pancreas, hati,


limfa.
e. Analisis Gaster adalah suatu bentuk pemeriksaan sekresi asam lambung dan pepsin
dalam gaster. suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari
lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur
f. Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mempelajari aliran darah dan
mengidentifikasi tumor, infeksi dan gambaran otot halus.

Sumber :

Suprianto. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Eliminasi Alvi.

Anda mungkin juga menyukai