Prinsip Dasar Aliran Zat Cair Riil PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

Edy Sriyono

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Janabadra
2013
Aliran Pipa vs Aliran Saluran Terbuka
Aliran Pipa: Aliran Saluran Terbuka:

Pipa terisi penuh dengan zat


cair
Perbedaan tekanan
mengakibatkan aliran
Gravitasi juga penting Pipa tidak penuh zat cair
Perbedaan tekanan konstan
Gravitasi menjadi tenaga pendorong
Contoh: sungai dan bendung
Prinsip Dasar Aliran Zat Cair Riil
Aliran Melalui Pipa
Aliran Melalui Sistem Pipa
1.1. Pendahuluan
1.2. Jenis-jenis Aliran
1.3. Garis Arus dan Tabung Arus
1.4. Persamaan Dasar
1.1. Pendahuluan
Zat cair: zat cair riil & zat cair ideal. Zat cair riil: zat cair yg memp
kekentalan. Zat cair ideal: zat cair yg tdk memp kekentalan. Kekentalan
krn adanya sifat kohesi ant partikel zat cair, yg menyebabkan
perbedaan kecep partikel zat cair sepanjang aliran. Partikel zat cair yg
berdekatan dg dinding batas akan diam, shg kecepnya = nol. Perub
kecep fungsi jarak dr dinding batas. Makin jauh dr dinding batas, kecep
akan makin besar.
Aliran zat cair mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya
yg menyebabkan gerak tsb. Aliran zat cair riil = aliran viskos: aliran zat
cair yg memp kekentalan (viskositas). Sifat kekentalan pd zat cair
menyebabkan teg geser. Teg geser akan mengubah sebagian energi
aliran jadi energi lain spt panas, suara dsb. Pengubahan bentuk energi
ini mengakibatkan kehilangan energi (tenaga).
Aliran zat cair riil riil: aliran laminer & aliran turbulen. Aliran laminer
bila pengaruh kekentalan cukup dominan shg partikel-2 zat cair
bergerak teratur membentuk lintasan lurus. Aliran laminer terjadi pd
kondisi kekentalan besar dan kecep aliran kecil. Dg menurunnya
kekentalan dan meningkatnya kecep, aliran akan berubah dr laminer
jadi turbulen. Pd aliran turbulen, partikel-2 zat cair bergerak tdk
teratur.
Pipa di atas sungai
Pipa irigasi

Pipa dan pompa Pipa air minum


Pipa pesat PLTA
1. 2. Jenis-jenis Aliran
1. Aliran Invisid dan Viskos
2. Aliran Kompresibel dan Tidak Kompresibel
3. Aliran Laminer dan Turbulen
4. Aliran Tetap dan Tidak Tetap
5. Aliran Seragam dan Tidak Seragam
6. Aliran Satu, Dua dan Tiga Dimensi
7. Aliran Rotasional dan Tidak Rotasional
1. Aliran Invisid dan Viskos
Aliran invisid = Aliran zat cair ideal: Aliran yang tidak
mempunyai kekentalan (kekentalan dianggap nol)
Aliran viskos = Aliran zat cair riil: Aliran yang
mempunyai kekentalan (kekentalan zat cair
diperhitungkan, 0)
2. Aliran Kompresibel & Tak Kompresibel
Aliran kompresibel: Aliran yang mempunyai rapat
massa berubah terhadap perubahan tekanan.
Aliran tak kompresibel : Aliran yang mempunyai rapat
massa tidak berubah terhadap perubahan tekanan
(rapat massa dianggap konstan)
3. Aliran Laminer dan Turbulen
Percobaan Reynolds:
Garis lintasan tetap satu komponen kecepatan

V ui

Re 2100

Re 4000

Kecepatan sepanjang pipa tidak tetap


dengan komponen acak normal
terhadap sumbu pipa

V ui + vj + wk
Increasing
flow
velocity
Reynolds mengklasifikasikan jenis aliran sesuai dengan gerakan zat cair:

Aliran Laminar: setiap partikel zat cair


mengikuti lintasan lurus yang sejajar
dengan dinding batas tabung.

Aliran Transisi: setiap partikel zat cair


mengikuti lintasan bergelombang sejajar
namun tidak sejajar dengan dinding batas
tabung.

Aliran Turbulen: setiap partikel zat cair


mengikuti lintasan yang sangat kompleks
yang menyebabkan pencampuran zat
warna.
4. Aliran Tetap dan Tak Tetap
Aliran tetap (steady flow): terjadi jika variabel aliran di
sebarang titik pada zat cair tidak berubah terhadap
waktu.
Yang termasuk variabel aliran misalnya : kecepatan
aliran V, tekanan p, rapat massa , tampang aliran A,
debit Q, dsb)
Aliran tak tetap (unsteady flow): terjadi jika variabel
aliran di sebarang titik pada zat cair berubah terhadap
waktu.
Aliran Tetap dan Tidak Tetap
Berdasarkan aspek waktu
Steady and unsteady flow
Steady flow: conditions at any point remain constant, but
may differ from point to point. Velocities do not change
with time.

v t x ,y ,z
o o o
0

Unsteady flow: velocities change with time.

v t x ,y ,z
o o o
0

17
5. Aliran Seragam dan Tak Seragam
Aliran seragam /beraturan (uniform): apabila tidak
ada perubahan variabel aliran dari satu titik ke titik
yang lain di sepanjang saluran.
Aliran tidak seragam/tidak beraturan (non uniform) :
apabila ada perubahan variabel aliran dari satu titik ke
titik yang lain di sepanjang saluran.
Aliran Seragam dan Tidak Seragam
Berdasarkan aspek ruang

Uniform and non-uniform flow


Uniform flow: velocity is the same at any given point in
the fluid.
v s t o
0

Non-uniform flow: v s to 0

19
Examples
The flow through a long uniform pipe diameter at a constant rate is
steady uniform flow.
The flow through a long uniform pipe diameter at a varying rate is
unsteady uniform flow.
The flow through a diverging pipe diameter at a constant rate is a steady
non-uniform flow.
The flow through a diverging pipe diameter at a varying rate is an
unsteady non-uniform flow.

20
o

o
o
6. Aliran Satu, Dua, dan Tiga Dimensi
Aliran satu dimensi : kecepatan di setiap titik pada
tampang lintang mempunyai besar dan arah yang
sama.
Aliran dua dimensi : semua partikel dianggap mengalir
dalam bidang sepanjang aliran, sehingga tidak ada
aliran tegak lurus pada bidang tersebut.
Aliran tiga dimensi : komponen kecepatan u, v, dan w
adalah fungsi koordinat ruang x, y, dan z.
Aliran 1 D

Aliran 2 D
7. Aliran Rotasional dan Tak Rotasional
Aliran Rotasional: bila setiap partikel zat cair
mempunyai kecepatan sudut (berotasi) terhadap pusat
massanya.
Aliran Tak Rotasional: bila setiap partikel zat cair tidak
mempunyai kecepatan sudut (tidak berotasi) terhadap
pusat massanya.
1.3. Garis Arus dan Tabung Arus
Garis arus (stream line): adalah kurva khayal yang
ditarik di dalam aliran zat cair untuk menunjukkan
arah gerak di berbagai titik dalam aliran.
Tabung arus: terbentuk jika sejumlah garis aliran
ditarik melalui setiap titik di sekeliling suatu luasan
kecil dalam aliran.
Garis Arus

DA 2

Pusat Garis Aliran

DA 1 Tabung Arus
1.4. Persamaan Dasar
1. Persamaan Kontinuitas
2. Persamaan Energi
3. Persamaan Momentum
1. Persamaan Kontinuitas
DA2

Pusat Garis Aliran

DA1
konstan
2. Persamaan Energi
2
p V
Z konstan
2g
3. Persamaan Momentum

dM.dQ.dt
dV
dF.dQ.dt. .dQ.(V2 V1)
dt
Anggap distribusi kecepatan merata maka:
F Q(V2 V1)
Percepatan Partikel Zat Cair
Percepatan partikel zat cair yang bergerak
didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan.
Laju perubahan kecepatan bisa disebabkan oleh
perubahan geometri medan aliran atau karena
perubahan waktu.
Debit Aliran
Debit aliran : jumlah zat cair yang mengalir melalui
tampang lintang aliran tiap satu satuan waktu.
Jumlah zat cair = volume zat cair
Satuan volume : meter kubik, liter, galon, dsb)
Satuan waktu : detik, menit, jam, hari, dsb)
Rumus Debit
Vol
Q
t
Dengan Q = debit
Vol = volume
t = waktu

Q=AV
Dengan : A = luas tampang aliran
V = kecepatan aliran
Persamaan Kontinuitas
Apabila zat cair kompresibel secara kontinu melalui
pipa atau saluran, dengan tampang aliran konstan
ataupun tidak konstan, maka volume zat cair yang
lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua
tampang.
Rumus
Untuk tampang/kecepatan berubah :
A1V1 = A2V2
Q = AV = konstan

Untuk percabangan :
Q1 = Q 2 + Q 3
Q = 0
Contoh Hitungan
1. Keran air dibuka dan mengalirkan air. Selama 10
detik air yang keluar ditampung dalam gelas ukur
dan diperoleh bacaan volume sebanyak 2000 ml.
Berapakah debit aliran yang melalui keran tersebut ?
Penyelesaian:

Vol 2
Q 0,2 liter/detik
t 10
Contoh Hitungan
2. Suatu pancuran air untuk mandi warga desa ketika
diukur dengan bak pengukur volume diperoleh
volume 100 liter dalam waktu 40 detik. Berapakah
debit pancuran tersebut?
Penyelesaian:

Vol 100
Q 2,5 liter/detik
t 40
Contoh Hitungan
3. Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air
dengan kecepatan 1 m/d. Berapakah debit
aliran? Apabila debit aliran dinaikkan menjadi
75 l/d, berapakah kecepatan aliran?
Penyelesaian:

1 1
Q A V D V 0, 25 2 1 0,049 m 3 /d
2

4 4
Q 0,075
V 1,53 m/d
A 0,25 0,25 2
Contoh Hitungan
4. Air mengalir di dalam pipa berdiameter 50 cm dengan kecepatan
1 m/detik. Berapakah debit aliran? Jika diameter pada ujung
yang lain dari pipa tersebut adalah 100 cm (pipa berubah dengan
teratur), berapakah kecepatan aliran pada ujung tersebut?
Penyelesaian:

1 1
Q A V D V 0,5 2 1 0,196 m 3 /d
2

4 4
Q 0,196
V 0,25 m/d
A 0,25 12
Contoh Hitungan
5. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 30 cm yang
kemudian bercabang menjadi dua pipa, yaitu pipa 2 dan
pipa 3 yang masing-masing berdiameter 20 cm dan 15
cm. Kecepatan aliran di pipa 1 dan pipa 2 berturut-turut
adalah 2 m/d dan 1,5 m/d. Hitung debit aliran melalui
pipa 2 dan 3.
Penyelesaian:

1 1
Q1 A1 V1 D1 V1 0,3 2 2 0,141 m 3 /d
2

4 4
1 1
Q2 A2 V2 D2 V2 0,2 2 1,5 0,047 m 3 /d
2

4 4

Q 3 Q 1 - Q 2 0,141 - 0,047 0,094 m 3 /d


Contoh Hitungan
6. Air mengalir melalui pipa A dengan diameter 25 cm
yang kemudian bercabang menjadi dua pipa, yaitu
pipa B dan pipa C yang masing-masing berdiameter 10
cm dan 5 cm. Kecepatan aliran di pipa 2 adalah 0,5 kali
kecepatan di pipa 1. Hitung debit aliran melalui pipa 2
dan 3.

Anda mungkin juga menyukai