Anda di halaman 1dari 40

Daftar Referensi :

Rahardyan, Benno. (2010). Bahan Kuliah Mekanika Fluida Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Triatmojo, Bambang. (2012). Hidraulika I. Beta Offset
Renick, Halliday. (2015). Fundamentals of Physics 9th Edition (Extended)

MEKANIKA FLUIDA I
KINEMATIKA ZAT CAIR TEKNIK LINGKUNGAN ITENAS
Minggu 04
PENGERTIAN
Kinematika aliran mempelajari gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya yang
menyebabkan gerak tersebut.
Di dalam aliran zat cair, gerak partikel sulit diikuti, maka ditinjau kecepatan di
SUATU TITIK dalam medan aliran sebagai FUNGSI WAKTU.
JENIS ALIRAN FLUIDA
1. Invisid dan viskos
2. Kompresibel dan tak kompresibel
3. Laminer dan turbulen
4. Mantap (Steady) / tunak dan tak mantap (unsteady) / tak tunak
5. Seragam dan tak seragam
6. Satu, dua dan tiga dimensi
7. Rotasional dan tak rotasional
ALIRAN INVISID DAN VISKOS
Aliran invisid : kekentalan zat cair/viskositas µ dianggap nol (zat cair ideal).
Aliran viskos : kekentalan zat cair/viskositas µ diperhitungkan (zat cair riil).

Pada kondisi tertentu, anggapan bahwa µ = 0 dapat diterima untuk zat cair dengan
kekentalan kecil, seperti air.
ALIRAN KOMPRESIBEL & TAK KOMPRESIBEL
Aliran kompresibel : rapat massa berubah dengan perubahan tekanan.
Aliran tak kompresibel : rapat massa tidak berubah dengan perubahan tekanan,
rapat massa dianggap konstan.

Karena zat cair memiliki kompresibilitas sangat kecil, maka dalam analisis aliran
sering dilakukan anggapan zat cair tak kompresibel. Anggapan tidak berlaku untuk
kondisi dgn perubahan kompresibilitas besar :
1. Zat cair dalam pipa
2. Seluruh fluida Gas
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Aliran laminer : partikel-partikel zat cair bergerak teratur dengan membentuk garis
lintasan kontinyu dan tidak saling berpotongan.
Aliran turbulen : partikel-partikel zat cair bergerak tidak teratur dan garis
lintasannya saling berpotongan.
ALIRAN STEADY DAN NON-STEADY
Aliran mantap (steady flow) : terjadi jika variabel aliran di sebarang titik
pada zat cair tidak berubah dengan waktu.
Yang termasuk variabel aliran misalnya : kecepatan aliran V, tekanan p,
rapat massa ρ, tampang aliran A, debit Q, dsb)

Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran di


sebarang titik pada zat cair berubah dengan waktu.
ALIRAN SERAGAM DAN TAK SERAGAM
Aliran seragam : apabila tidak ada perubahan variabel aliran dari satu titik ke titik
yang lain di sepanjang saluran.

Aliran tidak seragam : apabila ada perubahan variabel aliran dari satu titik ke titik
yang lain di sepanjang saluran.
ALIRAN SERAGAM DAN TAK SERAGAM

o
o
ALIRAN SATU, DUA, DAN TIGA DIMENSI
Aliran satu dimensi : kecepatan di setiap titik pada tampang lintang
mempunyai besar dan arah yang sama.
Aliran dua dimensi : semua partikel dianggap mengalir dalam bidang
sepanjang aliran, sehingga tidak ada aliran tegak lurus pada bidang
tersebut.
Aliran tiga dimensi : komponen kecepatan u, v, dan w adalah fungsi
koordinat ruang x, y, dan z.
Aliran 1 D

Aliran 2 D
ALIRAN ROTASIONAL DAN TAK ROTASIONAL
Aliran Rotasional : bila setiap partikel zat cair mempunyai kecepatan sudut (berotasi)
terhadap pusat massanya.
Aliran Tak Rotasional : bila setiap partikel zat cair tidak mempunyai kecepatan sudut
(tidak berotasi) terhadap pusat massanya.
FLUIDA IDEAL, ASUMSI-ASUMSI:
1. Steady/Laminar
2. Incompressible (Tidak Termampatkan)
3. Nonviscous (Invisid)
4. Irrorational (Tak Rotasional)
ALIRAN LAMINAR VS TURBULEN BILANGAN REYNOLDS
PRINSIP KEKEKALAN MASSA Persamaan Kontinuitas
Persamaan Bernoulli
DAN ENERGI DALAM ALIRAN
GARIS ARUS DAN TABUNG ARUS
Garis arus (stream line) : adalah kurva khayal yang ditarik di dalam aliran zat cair
untuk menunjukkan arah gerak di berbagai titik dalam aliran.
Tabung arus : terbentuk jika sejumlah garis aliran ditarik melalui setiap titik di
sekeliling suatu luasan kecil dalam aliran.
Garis Arus

 A2

Pusat Garis Aliran

 A1
DEBIT ALIRAN
Debit aliran : jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu
satuan waktu.
Jumlah zat cair = volume zat cair
Satuan volume : meter kubik, liter, galon, dsb)
Satuan waktu : detik, menit, jam, hari, dsb)
RUMUS DEBIT
Vol
Q
t
Dengan Q = debit
Vol = volume
t = waktu

Q=AV
Dengan A = luas tampang aliran
V = kecepatan aliran
PERSAMAAN DASAR ALIRAN FLUIDA

Mass conservation law


(KEKEKALAN MASSA)
Energy conservation law
(KEKEKALAN ENERGI)
Momentum conservation law
(KEKEKALAN MOMENTUM)
PRINSIP KEKEKALAN MASSA: KONTINUITAS
PERSAMAAN KONTINUITAS
Apabila zat cair kompresibel secara kontinu melalui pipa atau saluran, dengan
tampang aliran konstan ataupun tidak konstan, maka volume zat cair yang lewat tiap
satuan waktu adalah sama di semua tampang.

Untuk tampang/kecepatan berubah :


A1V1 = A2V2
Q = AV = konstan
Untuk percabangan :
Q1 = Q2 + Q3
∑Q = 0
CONTOH HITUNGAN
1. Keran air dibuka dan mengalirkan air. Selama 10 detik air yang keluar
ditampung dalam gelas ukur dan diperoleh bacaan volume sebanyak 2000
ml. Berapakah debit aliran yang melalui keran tersebut ?
Penyelesaian:

Vol 2
Q   0,2 liter/deti k
t 10
CONTOH HITUNGAN
2. Suatu pancuran air untuk mandi warga desa ketika diukur dengan bak
pengukur volume diperoleh volume 100 liter dalam waktu 40 detik.
Berapakah debit pancuran tersebut?
Penyelesaian:

Vol 100
Q   2,5 liter/deti k
t 40
CONTOH HITUNGAN
3. Pipa dengan diameter 0,25 m mengalirkan air dengan kecepatan 1
m/d. Berapakah debit aliran? Apabila debit aliran dinaikkan menjadi
75 l/d, berapakah kecepatan aliran?
Penyelesaian:

1 1
Q  A  V  D  V    0,25 2 1  0,049 m 3 /d
2

4 4
Q 0,075
V    1,53 m/d
A 0,25    0,25 2
CONTOH HITUNGAN
4. Air mengalir di dalam pipa berdiameter 50 cm dengan kecepatan 1 m/detik. Berapakah
debit aliran? Jika diameter pada ujung yang lain dari pipa tersebut adalah 100 cm (pipa
berubah dengan teratur), berapakah kecepatan aliran pada ujung tersebut?
Penyelesaian:

1 1
Q  A  V  D  V    0,52 1  0,196 m 3 /d
2

4 4
Q 0,196
V    0,25 m/d
A 0,25   12
CONTOH HITUNGAN
5. Air mengalir melalui pipa 1 dengan diameter 30 cm yang kemudian bercabang
menjadi dua pipa, yaitu pipa 2 dan pipa 3 yang masing-masing berdiameter 20 cm
dan 15 cm. Kecepatan aliran di pipa 1 dan pipa 2 berturut-turut adalah 2 m/d dan
1,5 m/d. Hitung debit aliran melalui pipa 2 dan 3.
Penyelesaian:

1 1
Q1  A1  V1  D1  V1    0,32  2  0,141 m 3 /d
2

4 4
1 1
Q2  A2  V2  D2  V2    0,2 2 1,5  0,047 m 3 /d
2

4 4

Q3  Q1 - Q2  0,141 - 0,047  0,094 m 3 /d


ALIRAN DALAM PIPA BERCABANG
CONTOH HITUNGAN
6. Air mengalir melalui pipa A dengan diameter 25 cm yang kemudian bercabang
menjadi dua pipa, yaitu pipa B dan pipa C yang masing-masing berdiameter 10 cm
dan 5 cm. Kecepatan aliran di pipa 2 adalah 0,5 kali kecepatan di pipa 1. Hitung
debit aliran melalui pipa 2 dan 3.

Anda mungkin juga menyukai