JUDUL
Preparat Metode Gosok Pada Tulang Femur Cavia Cobaya
II. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi bagian-bagian jaringan tulang femur
marmut
Untuk mengetahui bagian jaringan tulang dengan pewarnaan
III. METODE
III.1 ALAT dan BAHAN
III.1.1 ALAT
1. Gergaji kecil
2. Cutter/pisau
3. Mikroskop
4. Kaca preprat
5. Amplas halus dan kasar
6. Panci
7. Kompor
8. Stopwatch
9. Camera
III.1.2 BAHAN
1. Femur Marmut (Cavia Cobaya)
2. Xylol
3. Alcohol 100%
4. Pewarna dari Daun Suji (hijau)
5. Pewarna dari kunyit (kuning)
6. Air (merebus tulang)
7. Ethelen
8. Tissue
Setelah di sembelih
kemudian di potong
Setelah bersih tulang Setelah dipotong
femur marmutnya
femurnya, di
direbus dalam air
bersihkan daging
mendidih selama
dan kulit yang
2jam melekat pada tulang
B
C
osteosit
D
Keterangan : A. Sistem Havers B. Canalis Havers C. Lakuna D.
osteosit
B
C
Biologi gonzaga-blogger
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Placentalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Simplicidentata
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya
Mamalia merupakan salah satu kelas dari kingdom animalia yang memiliki
sejarah evolusi hampir sempurna dibandingkan dengan kelas yang yang lain.
Mammalia adalah organisme yang memiliki kelenjar susu (glandula mammae)
yang dapat menghasilkan susu dan memiliki daun telinga untuk membantu
pendengaran. Mammalia juga mempunyai rambut yang menutupi seluruh bagian
tubuhnya. Marmot mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh terhadap
lingkungan luar (homoitermis) dimana mereka dapat mempertahankan suhu
tubuhnya apabila suhu lingkungan tidak kurang dari 180C dan tidak lebih dari
400C karena didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Kulit
banyak mengandung kelenjar yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau, dan susu.
Tubuhnya terdiri dari caput, truncus, dan cauda yang dapat dibedakan dengan
nyata. Caput dihubungkan oleh truncus dan leher. Hewan ini mempunyai kaki
depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan bercakar, namun
tidak memiliki taring. Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat, dan
bertelinga pendek.
Pada praktikum kemarin dengan metode gosok pada tulang femur marmut.
Tulang terdapat zat kapur dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium
fosfat. Bahan - bahan tersebut tulang dibentuk dan bersifat keras dan tidak lentur
seperti tulang rawan. Tulang juga memiliki struktur yang cukup rumit, maka perlu
dilakukan preparasi dengan mengacu tahapan-tahapan yang rumit pula, hal
tersebut tujuannya agar preparat yang akan dibuat menghasilkan tampakan yang
jelas dan dapat diidentifikasi sesuai yang diharapkan. Dehidrasi pada pembuatan
preparat awetan bertujuan umenarik air dari dalam jaringan secara perlahan-lahan
gara jaringan tidak mengalami pengkeruta. Bahan yang digunakan adalah etaol
dengan konsentrasi yang dinaikan bertahap Setelah pendehidrasian, selanjutnya
dilakukan proses clearing. Bahan yang biasa digunakan, antara lain xylol,toluol,
kloroform, dan benzen. Bahan-bahan tersebut berguna sebagai mediator antara
larutan dehidrasi yang digunakan dengan larutan embeding yang akan digunakan.
Proses penghilangan larutan dehidran dalam jaringan yang disertai dengan proses
infiltarasi larutan embedding ke dalam jaringan disebut sebagai impregnasi.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur bagian pada tulang
marmut(Cavia Cobaya). Selain itu juga untuk mengetahui cara pembuatan
preparat dengan metode gosok pada tulang. Selain itu juga dengan pemberian
warna pada preparat bertujuan agar dapat mempertajam atau memperjelas
berbagai elemen jaringan, terutama sel-selnya, sehingga dapat dibedakan dan
ditelaah dengan mikroskop. Motoda pewarnaan yang sering dilakukan dalam
pembuata preparat metode parafin adalah metoda pewarnaan Hematoxilin-eosin.
Seperti merupakan peraturan, hamatoxillin digunakan terlebih dahulu dan setelah
melalui proses diferensiasi, maka barulah eosin digunakan. Pertukaran tempat
keduanya tampaknya akan menimbulkan kesukaran, karena pewarna hematoxilin
akan mewarnai lebih cepat dari pada pewarna paduannya yang umumnya berperan
sebagai counterstain yang intensitas pewarnaanya dapat diatur tanpa
mempengaruhi pewarnaan hematoxilin (Pahwadi, 2011).
Perebusan yang tidak tepat dapat berakibat tulang masih terlalu keras
sehingga sulit diiris atau terlalu lunak sehingga tulang hancur dan tidak bisa diiris.
Dari penelitian ini didapatkan hasil lama perebusan yang sesuai dan arah gosok
yang benar agar ditemukan bentukan- bentukan berupa gambaran system havers
yang jelas strukturnya. Cara gosok satu arah dapat membantu kejelasan preparat
gosok dan tidak merusak sistem Havers (Wahyuni, 2009). Arah gosok horisontal
memperjelas sistem havers (Wahyuni, 2010).
VI. KESIMPULAN
Struktur histologis yang teramati secara jelas dalam sistem Havers yaitu
canalis Havers, lamella Havers, canaliculi, lacuna osteosit.
Dengan menggunakan teknik pewarnaan yang berbeda menghasilkan
kejelasan dan kekontrasan warna yang berbeda pula.
Cara menggosok yang searah akan memudahkan hasil identifikasi pada
pengamatan sehingga terlihat jelas bagian-bagian strukturnya. Selain itu
juga dengan pemberian pewarnaan itu sangat berpengaruh karna kejelasan
pada bagian tulang sehingga ada perbedaan.
Hasil preparat berupa gambar dapat dijadikan sebagai sumber belajar
SMA kelas XI tentang BAB Sistem Gerak Pada Hewan dan Manusia
VII. DAFTAR PUSTAKA
Gresby, Aknesia. K.P.C,. 2013. Pemanfaatan Filtrat Daun Jati Muda
(Tectona Grandis) Sebagai Bahan Pewarna Alternatif Pembuatan
Preparat Maserasi Batang Cincau Rambat (Cyclea barbata).
Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik. DEPDIKBUD
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Handayani, A.P, dan Rahmawati A. 2012. Pemanfaatan Kuit Buah Naga
(Dragon Fruit) Sebagai Pewarna Alami Makanan Pengganti
Pewarna Sintetis. Jurnal Bahan Alam Terbarukan.
Ira Sari Yudaniayanti. 2012. Alkaline Phosphatase Blood Levels Before
and After Rabbit Mandibula Bones Reconstruction by The Block of
Autograft Decortication And Non Decortication Technique. Jurnal
Klinik. Universitas Airlangga Surabaya.
Wahyuni, 2009, Pengaruh Lama Perebusan terhadap Kualitas Preparat
Gosok Tulang Femur Ayam, Jurusan Pendidikan Biologi UMM.
Wahyuni, 2010, Pengaruh Cara dan Arah Gosok terhadap Kualitas
Preparat Gosok Tulang Femur Ayam, Jurusan Pendidikan Biologi
UMM.
Wahyuni, 2015, Identifikasi Preparat Gosok Tulang (Bone) Berdasarkan
Teknik Pewarnaan, Jurusan Pendidikan Biologi UMM.
VIII. LAMPIRAN
VIII.1 Foto Prosedur Kerja