Anda di halaman 1dari 2

Tentang Janda Sarfat: Menabur dalam Keterbatasan

Posted on Rabu, 17 September, 2008 by saatteduh

Diambil dari bacaan AIR HIDUP RENUNGAN HARIAN, EDISI 17 September 2008

Baca: 1 Raja-Raja 17:7-24

Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: Sekarang aku tahu, bahwa engkau
abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar. 1 Raja-Raja
7:24

Sebagai janda, wanita itu harus menjalani kehidupan yang berat menjadi tulang
punggung keluarga, apalagi negerinya saat itu ditimpa kemarau/kekeringan
panjang, suatu keadan yang secara manusia tidak ada harapan. Di tengah
keputusasaan, datanglah orang asing (Elia) yang justru meminta pertolongan
kepadanya. Dalam keterbatasan wanita itu masih memberi respon positif. Inilah
percakapan mereka, Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku
minum. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: Cobalah
ambil juga bagiku sepotong roti. Perempuan itu menjawab: Demi TUHAN,
Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali
segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku
mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami
memakannya, maka kami akan mati. (1 Raja-Raja 17:10-12)

Selain meminta minum, Elia juga meminta sepotong roti yang merupakan
persediaan terakhir wanita itu. Wanita itu pun mulai bimbang, terlihat dari
jawaban yang ia berikan. Maksud hati ingin menolong, tetapi ita tidak tahu harus
berbuat apa karena dalam kondisi yang kritis. Namun janda Sarfat menunjukkan
kualitas pribadi sebagai orang yang murah hati walau dalam keterbatasan.
Setelah mendengar perkataan firman yang disampaikan Elia, tumbuh benih iman
dalam diri janda tersebut, akhirnya ia melakukan apa yang diperintahkan yaitu
memberikan roti kepada abdi Allah itu, sebagai pilihan beresiko namun
mengandung harapan. Itulah kunci untuk mengalami mujizat Tuhan. Akhirnya,
perempuan itu dan dia (Elia) serta anak perempuan itu mendapat makan
beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak
dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya
dengan perantaraan Elia (1 Raja-Raja 17:15-16).

Menabur kasih dalam keadaan kekurangan ternyata tidak sia-sia. Janda Sargat
pun akhirnya percaya dan beriman kepada Allah bangsa Israel, bukan lagi
kepada baal.
Karena ketaatannya, janda Sarfat itu mengalami pertolongan Tuhan yang ajaib!

4. hal, 37. ipa

-menggunakan seperlunya

-tidak menggunakan berlebihan

-tidak selalu mengambil dari alam

-berusaha membudidayakannya

Tolong Bintang 5nya :D

Tidak Mengeskploitasi Keanekaragaman hayati secara berlebihan

Membuat peraturan yang melarang Eksploitasi besar-besaran terhadap


keanekaragaman hayati

Melindungi Tempat-tempat penyangga kehidupan seperi Suaka


Margasatwa,Taman Nasional dan Cagar Alam

Melestarikan Keanekaragaman Hayati tersebut

Anda mungkin juga menyukai