Anda di halaman 1dari 40

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrikarus lemah yang dioperasikan dengan cara

mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini
merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah
bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic
devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio,
TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera
digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.

Komponen aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja
dalam rangkaian elektronika. Contoh komponen aktif ini adalah Transistor dan IC juga Lampu Tabung.
Besarnya arus panjar bisa berbeda-beda untuk tiap komponen2 ini.

Sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik.
Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, transformator/trafo, dioda dsb.

Dalam dasar elektronika penggunaan kedua jenis komponen ini hampir selalu digunakan bersama-sama,
kecuali dalam rangkaian-rangkaian pasif yang hanya menggunakan komponen-komponen pasif saja
misalnya rangkaian baxandall pasif, tapis pasif dsb. Untuk IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari
komponen aktif dan pasif yang disusun menjadi sebuah rangkaian elektronika dan diperkecil ukuran
fisiknya.

RESISTOR

Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia
berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti apa bentuknya ?, bagaimana cara
kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya baru akan menjelaskannya.

Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor


Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah mempunyai gambaran tentang bagaimana
prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah anda anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik,
sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita anggap sebagai resistor 1 dan
bendungan 2 sebagai resistor 2, maka besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang
kita buka. Semakin besar kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati
bendungan tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang bendungannya atau
dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi
( tahanan ) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan demikian
arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.

Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu
bahwa pada umumnya satuannya adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan "
meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai sekarang kita biasakan untuk menyebut
besarnya nilai suatu resistor atau tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata
OMEGA. Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang yunani
menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena saya bukan ahli sejarah he he
he . Ok, jadi bila nanti anda melihat rangkaian elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu adalah
sebuah resistor dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.

Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R " , sedangkan icon nya seperti
ini : . Ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal
Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot.
Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light
Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya
namanya NTC ( Negative Thermal Resistance ) agar lebih jelas coba anda perhatikan gambar 1-a, dan
animasi berikut ini :

Prinsip Dasar, Cara Kerja Sebuah LDR

Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor


Lambang-lambang dari beberapa Jenis Resistor

Hmmm..., bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda sudah memahami prinsip kerja dari resisor.
Sekarang mari kita lanjutkan dengan materi yang lain.

Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk
besarnya nilai resistansi ( tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka
ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan, dan nilai qualitas dari resistor.
Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat, Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Abu-abu, Putih,
Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1 ). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah
untuk angka 2, orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk angka 6, ungu
untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9. Sedangkan warna emas dan perak
biasanya untuk menunjukan nilai toleransi yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai
toleransinya 5 %.

Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm.., kalau anda merasa kesulitan menghafal kode
warna dari resistor beserta nilainya, coba perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau disatukan
akan menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A
P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1

KODE WARNA APPLET WARNA NILAI TOLERANSI

Hitam 0 -----

Coklat 1 -----

Merah 2 -----
Orange 3 -----

Kuning 4 -----

Hijau 5 -----

Biru 6 -----

Ungu 7 -----

Abu-abu 8 -----

Putih 9 -----

Emas 0,1 10 %

Perak 0,01 1%

Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu resistor. Misalkan anda melihat sebuah resistor
dengan kode warna sebagai berikut : Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor
tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat
warna yang paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling
berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang lain, sekali lagi
lihat gambar 1-b dan tabel 1

Untuk membaca kode warna resistor seperti yang dipermasalahkan diatas, kita mulai menerjemahkan satu
persatu kode tersebut. Warna pertama Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2,
2
warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. kalau diterjemahkan 12 X 10
= 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut
berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he he, itulah ilmu exacta selalu berhubungan
dengan matematika yupsss, padahal saya juga pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha.. selingan
aja ) jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm, sedangkan nilai
minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian ...?. Karena karakteristik dari bahan baku
resistor tidak sama, walaupun pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart tetapi apa daya
prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai toleransi dari sebuah resistor
agar para designer dapat memperkirakan seberapa besar faktor x yang harus mereka fikirkan agar
menghasilkan yang mereka kehendaki.

Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya sendiri, ( buat PR . he he he..., kayak anak SD aja ).
Soalnya begini : Didalam sebuah rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan warna-warna
sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai minimum dari resistor tersebut ?.

Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan sebuah resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi
nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu
bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas bahwa ilmu exacta selalu
berhubungan dengan matematika, maka untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik
dapat dilakukan dua cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah pusing
lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat terpecahkan. Bagaimana cara Serial
dan bagaimana pula cara Paralel, untuk lebih jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.

Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel

Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi unik. Lalu bagaimana menghitungnya ?, Ehmm.
mudah saja, untuk cara serial anda tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 +
R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti ALJABAR ( wah-wah lagi-lagi
matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin mahir Matematika buka saja topik yang membahas khusus
tentang matematika di situs ini juga. Ok kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel ditentukan rumus
sebagai berikut : misalkan kita memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi nama R1 dan resistor
kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) + ( 1/R2 )

Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai berikut R1=1000 Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita
menggunakan cara serial maka didapat hasil R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita
menggunakan cara Paralel maka didapat hasil :

1 / R = 1 / R1 + 1 / R2

1 / R = (1/1000) + (1/2000)

1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000)

1 / R = (3000) / (2000000)

1 / R = 3 / 2000

3R = 2000

R = 2000 / 3

R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.

silahkan buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam matematika.


KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA (kapasitor)

2. Kapasitor
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk
muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi
pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh
jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan
dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan
pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama.
Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan :
Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor
untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor
sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.

2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini
menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat
digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium.
Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat
diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut
ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam
dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali
sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil.
Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina
kendaraan bermotor.

c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan
kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan
minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.

d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda
logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm.
Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir,
pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan
logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan
dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini
hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru
kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.

Diode

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Dioda)

Diode
Foto dari diode semikonduktor

Simbol

Tipe Komponen aktif

Semikonduktor (diode kristal)


Kategori
Tabung hampa (diode termionik)

Frederick Guthrie (1873) (diode termionik)


Penemu
Karl Ferdinand Braun (1874) (diode kristal)

s
Berbagai diode semikonduktor, bawah adalah penyearah jembatan

Struktur dari diode tabung hampa


Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah
sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang
elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan
mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung
pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga
mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Awal mula dari diode adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup termionik).
Saat ini diode yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau germanium.

Daftar isi

1Sejarah

2Prinsip kerja

o 2.1Penerima radio

3Dioda termionik

4Dioda semikonduktor

o 4.1Karakteristik arustegangan

5Jenis-jenis diode semikonduktor

o 5.1Dioda biasa
o 5.2Dioda bandangan

o 5.3Dioda Cat's whisker

o 5.4Dioda arus tetap

o 5.5Esaki atau diode terobosan

o 5.6Dioda Gunn

o 5.7Demodulasi radio

o 5.8Penyearah arus

6Lihat pula

7Referensi

8Pranala luar

Sejarah

Walaupun diode kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum diode termionik, diode termionik dan diode
kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari diode termionik
ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873[1] Sedangkan prinsip kerja diode kristal ditemukan pada
tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun[2].
Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William
Henry Eccles memperkenalkan istilah diode yang berasal dari di berarti dua, dan ode (dari ) berarti
"jalur".

Prinsip kerja

Prinsip kerja diode termionik ditemukan kembali oleh Thomas Edison pada 13 Februari1880 dan dia diberi
hak paten pada tahun 1883 (U.S. Patent 307.031), namun tidak dikembangkan lebih lanjut. Braun
mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899[3]. Penemuan Braun dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdish
Chandra Bose menjadi sebuah peranti berguna untuk detektor radio.

Penerima radio

Penerima radio pertama yang menggunakan diode kristal dibuat oleh Greenleaf Whittier Pickard. Dioda
termionik pertama dipatenkan di Inggris oleh John Ambrose Fleming (penasihat ilmiah untuk Perusahaan
Marconi dan bekas karyawan Edison[4]) pada 16 November1904 (diikuti oleh U.S. Patent 803.684 pada
November 1905). Pickard mendapatkan paten untuk detektor kristal silikon pada 20 November1906 (U.S.
Patent 836.531).

Dioda termionik

Simbol untuk diode tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas kebawah adalah anode, katode dan
filamen pemanas
Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan elektrode-elektrode di
ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama bentuknya sangat mirip dengan bola lampu
pijar.

Dalam diode katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara tidak langsung memanaskan
katode (Beberapa diode menggunakan pemanasan langsung, dimana filamen wolfram berlaku sebagai
pemanas sekaligus juga sebagai katode), elektrode internal lainnya dilapisi dengan campuran barium dan
strontiumoksida, yang merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi tersebut dipilih karena memiliki
fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan menimbulkan pancaran termionik elektron ke ruang hampa.
Dalam operasi maju, elektrode logam disebelah yang disebut anode diberi muatan positif jadi secara
elektrostatik menarik elektron yang terpancar.

Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan anode yang tidak
terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya, aliran listrik terbalik apapun yang dihasilkan dapat
diabaikan.

Dalam sebagian besar abad ke-20, diode katup termionik digunakan dalam penggunaan isyarat analog, dan
sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini, diode katup hanya digunakan pada penggunaan khusus
seperti penguat gitar listrik, penguat audio kualitas tinggi serta peralatan tegangan dan daya tinggi.

Dioda semikonduktor

Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n semikonduktor. Pada diode p-n,
arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah
sebaliknya.

Tipe lain dari diode semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam dan
semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.

Karakteristik arustegangan

Karakteristik arustegangan dari diode, atau kurva IV, berhubungan dengan perpindahan dari pembawa
melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pengosongan (hole) yang terdapat pada pertemuan p-
n di antara semikonduktor. Ketika pertemuan p-n dibuat, elektron pita konduksi dari daerah N menyebar ke
daerah P dimana terdapat banyak lubang yang menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang
ada, baik lubang dan elektron bebas yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan positif pada sisi-N dan
akseptor bermuatan negatif pada sisi-P. Daerah disekitar pertemuan p-n menjadi dikosongkan (hole) dari
pembawa muatan dan karenanya berlaku sebagai isolator.
Walaupun begitu, lebar dari daerah pengosongan tidak dapat tumbuh tanpa batas. Untuk setiap pasangan
elektron-lubang yang bergabung, ion pengotor bermuatan positif ditinggalkan pada daerah terkotori-n dan
ion pengotor bermuatan negatif ditinggalkan pada daerah terkotori-p. Saat penggabungan berlangsung dan
lebih banyak ion ditimbulkan, sebuah medan listrik terbentuk di dalam daerah pegosongan yang
memperlambat penggabungan dan akhirnya menghentikannya. Medan listrik ini menghasilkan tegangan
tetap dalam pertemuan.

Jenis-jenis diode semikonduktor

Dioda Dioda Zener

LED Dioda foto

Dioda terobosan Dioda varaktor


Dioda Schottky SCR

Simbol berbagai jenis dioda

Kemasan diode sejajar dengan simbolnya, pita menunjukkan sisi katode

Beberapa jenis dioda


Ada beberapa jenis dari diode pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada aspek fisik baik ukuran
geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda
seperti diode Gunn, diode laser dan diode MOSFET.

Dioda biasa

Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang lebih langka dari
germanium. Sebelum pengembangan diode penyearah silikon modern, digunakan kuprous oksida
(kuprox)dan selenium, pertemuan ini memberikan efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang
lebih tinggi (biasanya 1.41.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk untuk
mempertinggi ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahan yang besar (kadang-
kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari diode silikon untuk rating arus
yang sama.

Dioda bandangan

Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur melebihi tegangan dadal dari
pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan dengan diode Zener, dan kadang-kadang salah
disebut sebagai diode Zener, padahal diode ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek
bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n menyebabkan
gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada
terjadinya bandangan yang menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan
terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara diode bandangan (yang mempunyai tegangan dadal
terbalik diatas 6.2 V) dan diode Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron,
jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien
suhu yang berbeda, diode bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener berkoefisien negatif.

Dioda Cat's whisker

Ini adalah salah satu jenis diode kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat logam tipis dan tajam
yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya
membentuk anode dan kristalnya membentuk katode. Dioda Cat's whisker juga disebut diode kristal dan
digunakan pada penerima radio kristal.

Dioda arus tetap

Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung ke kaki sumber, dan
berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini
mengizinkan arus untuk mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih
lanjut.
Esaki atau diode terobosan

Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang disebabkan oleh quantum
tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga
jenis yang paling tahan terhadap radiasi radioaktif.

Dioda Gunn

Dioda ini mirip dengan diode terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau InP yang mempunyai
daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui
dioda, memungkinkan osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.

Demodulasi radio

Penggunaan pertama diode adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo (AM). Dioda
menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan isyarat audio. Isyarat audio diambil dengan
menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.

Penyearah arus

Penyearah arus dibuat dari diode, dimana diode digunakan untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi
arus searah (DC). Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada rangkaian adaptor. Pada adaptor, diode
digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain adalah
alternator otomotif, dimana diode mengubah AC menjadi DC dan memberikan performansi yang lebih baik
dari cincin komutator dari dinamo DC.

Transistor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang
di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian
analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,
sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

Daftar isi

1Cara kerja semikonduktor

2Cara kerja transistor

3Jenis-jenis transistor

o 3.1BJT

o 3.2FET
4Pranala luar

Cara kerja semikonduktor

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran
arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor
dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air
berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa
muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan
ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers,
ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam
dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik,
dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan
tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya
konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik).
Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron
hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole,
pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah
katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa
muatan positif (hole).

Dapat dilihat bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa
adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah
semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-
pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor,
asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter
memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara
doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain)
dari transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding
seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi
pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk
mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan.
Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun,
dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan
yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai
dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan),
seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan.
Semikonduktor dengan doping dapat diubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang,
namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi
daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias
terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk
oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua
diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan
sebuah daerah basis yang sangat tipis.

Cara kerja transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction
transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara
berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus
melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur
dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau
hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis
memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan
tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-
masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Jenis-jenis transistor

PNP P-channel

NPN N-channel

BJT JFET

Simbol Transistor dari Berbagai Tipe

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain

Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT,
SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel


Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-
lain

Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

BJT

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat
dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).

Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik
dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai
penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan
atau . biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

FET

FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga
dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET,
terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan
Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum,
yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum)
bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus
listrik dibawah kontrol tegangan input.

FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan
polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-
channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source,
sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat
lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas
semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe
depletion mode.
1. Sensor Proximity

Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan
tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat
untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity
dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk
menggerakkan suatu mekanis saklar.

2. Sensor Magnet

Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan
memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan
oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa
dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
3. Sensor Sinar

Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah
energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan
pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang
akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang
terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip
kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun
target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

4. Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan
gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar
penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali
gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya.
Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.

5. Sensor Tekanan

Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah
tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar
(transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
6. Sensor Kecepatan (RPM)

Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu
poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan
kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera
pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.

7. Sensor Penyandi (Encoder)

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal
digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2
lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari
pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar.
Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut)
mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak
yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

8. Sensor Suhu

Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C)- lihat gambar 1.6,
resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari
sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan
yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding.
Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang
bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan
karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang
peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka
tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu
mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu
yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan
dan arus yang sangat linear.

Dalam dunia Industri khususnya di Industri semen, sistem pengukuran merupakan salah satu hal
penting yang harus diperhatikan khususnya di Industri Kimia dan Manufacturing. Sistem Pengukuraan
berkaitan erat dengan sistem kontrol dalam suatu proses produksi sehingga hal ini sangat perlu diperhatikan.
Elemen terpenting dari sistem pengukuran adalah Elemen Sensing (Instrumentasinya sebuah sensor). Ayo
Apa saja ke 10 Sensor yang Umum di Pakai di Industri.

Berikut ini adalah Jenis-Jenis Sensor yang ada di Industri (Contoh, Industri Semen) :

1. Sensor Proximity Switch

Sensor Proximity Switch umumnya dipakai untuk memonitoring peralatan yang berputar (Speed Monitor)
selain itu juga digunakan untuk tujuan Safety (Proteksi) peralatan itu sendiri. Sensor Proximity Switch juga
digunakan untuk memonitoring posisi bukaan pada gate.

Contoh penggunaan: Speed Monitor Pada Belt Conveyor, Sensor Posisi pada sebuah Gate dan Masih banyak
lagi aplikasi dari sensor Proximity switch ini.
Gambar. Sensor Proximity Switch

Gambar. Aplikasi dari Sensor Proximity

2. Sensor Temperature
Dalam proses Pengukuran Temperature di dunia Industri khususnya di Industri Semen terdapat beberapa
jenis sensor temperature yang bisa digunakan seperti sensor Thermocouple dan Sensor RTD. Sensor
Thermocouple digunakan untuk memonitoring temperature dari proses produksi, biasanya yang memiliki
temperature yang sangat tinggi. Contoh aplikasinya Monitoring Temperature di dalam Tanur (Kiln).
Sedangkan Sensor Temperature tipe RTD digunakan untuk memonitoring temperature dari peralatan atau
mesin, tujuannya untuk melindungi perlatan tersebut dari temperature yang berlebihan, contoh aplikasinya
Monitoring Temperature Bearing Fan.

Gambar Sensor Temperature di Bearing Fan


Gambar Sensor Temperature di Ducting Preheater

3. Sensor Pressure

Sensor Pressure digunakan untuk mengukur dan memonitoring nilai tekanan yang terdapat pada system
proses produksi, contohnya tekanan didalam Cyclone-cyclone Preheater. Ada juga yang digunakan untuk
mengukur nilai tekanan yang dihasilkan dari aliran fluida (misalnya udara), contohnya Flowmeter pada fan-
fan cooler.
Di Industri Semen, sensor pressure yang digunakan umumnya dari pabrikan Honeywell dengan tipe
ST3000 dan Endress& Hausser dengan tipe PMD70. Meskipun terdapat juga sensor pressure dari pbarikan
lain seperti Danfoss dan beberapa merk china lainnya.
Sensor Pressure di Fan-Fan Cooler
Gambar Sensor Pressure

4. Sensor Level

Sensor Level digunakan untuk mengetahui level material (solid ataupun liquid) yang terdapat didalam
tempat penyimpanan baik berupa silo, bin, storage material ataupun tempat penyimpanan lainnya. Di
Industri Semen, Sensor Level untuk material solid digunakan di Premix Storage, Bin-bin material, CF Silo,
Clinker Silo,Cement Feeding dan Cement Silo.

Gambar sensor Level switch


Gambar sensor Level Transmitter

5. Sensor Vibrasi

Sensor vibrasi digunakan untuk memonitoring besarnya nilai vibrasi dari suatu alat biasanya untuk tujuan
safety dan proteksi terhadap peralatan itu sendiri. Di pabrik Semen Kupang 2, sensor vibarsi biasanya
dipasang di Bearing Fan (ID Fan, Raw Mill Fan, EP Cooler Fan, EP Raw Mill Fan) dan juga di Atox Mill.
Sensor Vibrasi
Sensor Vibrasi

Pengertian Dasar Inverter

Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah (DC)
ke suatu tegangan bolak-balik (AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang hanya
menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter) sampai yang sudah bisa
menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa). Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa
dan ada juga yang namanya inverter multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade).
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu menghasilkan sinyal sinusoidal,
yang paling sederhana adalah dengan cara mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap
lengannya.

Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi


lebar pulsa (PWM). Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal referensi
(sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara ini frekuensi dan tegangan
fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan sinyal referensi sinusoidal.
Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak digunakan karena fungsinya
untuk mengubah listrik DC menjadi AC. Meskipunsecara umum kita menggunakan tegangan AC untuk
tegangan masukan/ input dari Inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor-motor
listrik/servo motor atau bisa disebut converter drive. Cuma kalau untuk servo lebih dikenal dengan
istilah servo drive. Dengan menggunakan inverter, motor listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa
diubah-ubah atau disetting sesuai dengan kebutuhan.

Inverter seringkali disebut sebagai Variabel Speed Drive (VSD) atau Variable Frequency Drive (VFD).

Pada dunia otomatisasi industri, inverter sangat banyak digunakan. Aplikasi ini biasanya terpasang untuk
proses linear (parameter yang bisa diubah-ubah). Linear nya seperti grafik sinus, atau untuk sistem axis
(servo) yang membutuhkan putaran/aplikasi yang presisi.

Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC
lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang
diinginkan.

Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan cara merubah Frekuensi Outputnya:
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem mekanik, kemudian beralih ke motor slip maka saat ini
banyak menggunakan semikonduktor.
Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan keluaran
untuk mengatur speed motor pada kondisi ideal (tanpa slip).

Merubah kecepatan motor dengan Inverter akan membuat:


1. Torsi lebih besar

2. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi

3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor

4. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk fungsi otomasi dan regulasi

5. Menghemat energi

6. Menambah kemampuan monitoring

7. Hubungan manusia dengan mesin (interface ) lebih baik

8. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses dll.

Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan makin kuat motor menggerakkan
beban, Torsi dapat ditambah dengan menggunakan gear box (cara mekanis) dan Inverter (cara elektronik).

1. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yg kompleks)

2. Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip)

3. Hentakan mekanis (Mesin/beban rusak, perlu perawatan intensif)


4. Lonjakan arus (Motor rusak atau Breaker Trip)

5. Presisi dalam proses hilang

6. Proteksi tidak terjamin

n = 120f/p

dimana : n = putaran per menit

Proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan
putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan.

Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik untuk memutar beban.

Kelebihan Torsi (over torque) terjadi jika torsi beban lebih besar dari Torsi nominal, pada 80% aplikasi
terjadi pada saat kecepatan rendah atau saat start awal.

Jika torsi inverter rendah akan mengakibatkan:


Maka dapat disimpulkan, peranan inverter dalam proses suatu industri cukup penting. Karena dalam proses
di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya
untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai