Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI DAN JALUR ANGKUTAN KOTA UNTUK


PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA SEMARANG GUNA MEMBANTU
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(STUDI KASUS : BAGIAN WILAYAH KOTA III DAN
IV KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG)

Sarita Yuniarti Hanum


Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang

Abstraksi:
Tujuan Sistem Informasi Geografi Transportasi dan Jalur Angkutan Kota (angkot) ini untuk
memberikan suatu alternatif sistem Informasi yang lebih baik, dalam penanganan Transportasi dan Jalur
Angkutan Kota di WIlayah Semarang terutamaBWK III dan BWK IV. Diharapkan hasil informasi dapat
dikelolasecara tepat untuk menghindari tumpang tindih fisik wilayah. Bisa digunakan oleh
peneliti,pembuat keputusan di bidang Rencana Tata Ruang Kota. Dengan menggunakan SIstem Informasi
Geografi penyajian data akan menjadi lebih menarik dan memudahkan user untuk mengakses informasi
tanpa proses yang rumit karena disajikan secara dijital.
Sistem Transportasi dan Jalur Angkutan Kota berbasis GIS ini memuat database spasial tentang
Rencana Jaringan Jalan Baru, Jalur-jalur/trayek angkutan kota, dan rencana sistem transportasi yang
meliputi peta Tata GunaLahan Bagian Wilayah Kota III dan BWK IV dengan pertimbangan daerah
tersebut memiliki kepadatan penduduk dan arus lalulintas yang padat.
Database internal terbentuk secara otomatis dari hasil rancangan data spasial,database eksternal
bisa direlasikan dengan database Sistem Informasi Geografi yang baru hasil dari penggabungan.

Kata Kunci : Sistem Informasi Geografi, Sistem Transportasi dan Angkutan Kota, Database Spasial

LATAR BELAKANG perencanaan sistem jaringan lalu lintas dan


sistem transportasi.
Perencanaan pembangunan kawasan Dengan mempertimbangkan
sangat mempengaruhi pola pergerakan, dimana keanekaragaman yang berkaitan dengan pola
penggunaan lahan dan rencana distribusi pergerakan Kota Semarang, maka terjadi
spasialnya (data ruang) merupakan penentu perkembangan kepadatan kegiatan lalu lintas
dalam pengadaan prasarana dan sarana barang dan manusia yang terus berkembang.
transportasi yang menyebabkan terjadinya Hal ini memerlukan perimbangan penyediaan
interaksi. Hal yang penting dalam melancarkan sarana dan prasarana dibidang transportasi.
interaksi antara pusat kota, pusat perdagangan Keanekaragaman sistem transportasi dan
dan industri, pendidikan dengan kebutuhan Jalur angkutan kota di Kota Semarang
transportasi yang dapat mendukung aktifitas membutuhkan penanganan yang tepat, karena
yang terdapat pada masing-masing sektor diperlukan integrasi yang baik antar bagiannya
tersebut. agar laju pertumbuhan perangkutan tersebut
Transportasi memegang peran kunci mendapat komposisi dan proporsi dengan baik
dalam menggerakkan roda perekonomian. dan sesuai [RTRW Kodya Semarang, 1995-
Namun kesalahan manajemen lalu lintas dapat 2005].
menimbulkan inefisiensi yang akan Berkaitan dengan masalah diatas tentang
menghambat kegiatan ekonomi itu sendiri serta pengaturan lalu lintas dan pembinaan jalan
menimbulkan permasalahan lingkungan. Jika maka penanganan masalah transportasi
di amati, hampir seluruh perkotaan di perkotaan yang kurang hati-hati dan kurang
Indonesia, mempunyai problem lalu lintas terpadu, tidak akan dapat memecahkan
yang kronis yang dapat diindikasikan dengan masalah tersebut secara tepat dan baik. Hal ini
kesemrawutan, kemacetan (Q/C), pencemaran justru cenderung menimbulkan permasalahan
udara, gangguan kebisingan, getaran, baru yang dapat menambah komplek serta
kenyamanan, dan keamanan. Hal ini rumitnya permasalahan transportasi yang telah
disebabkan belum adanya optimasi dalam ada.

36 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 36


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

Sistem Informasi Geografi digunakan Teknologi Sistem Informasi Geografi


sebagai sarana pendukung (alat Bantu) yang digunakan untuk membantu pembuat
dapat mengoptimalkan sistem kerja, baik keputusan menyelesaikan masalah-masalah
secara efektifitas waktu, dana, maupun tenaga. spasial dengan menunjuk bermacam alternatif
Hal ini disebabkan karena kemampuan dari dalam pengembangan dan perencanaan dengan
Sistem Informasi Geografi yang dapat pemodelan yang menghasilkan serangkaian
menggabungkan beberapa jenis data. skenario yang potensial [Feick et
Pembuatan Sistem Informasi all,1999;Keenan,1997].
Transportasi dan Jalur Angkutan Kota Dibuatnya Sistem Informasi
menggunakan Sistem Informasi Geografi Transportasi dan Jalur Angkutan Kota dengan
merupakan salah satu sarana dalam upaya memanfaatkan alat bantu Sistem Informasi
membuat sistem informasi yang cepat, akurat Geografi yang mendukung Pengambilan
dan reliable untuk pengembangan rencana tata Keputusan bagi analisa dan perencanaan tata
ruang secara menyeluruh yang merupakan ruang untuk Jaringan Jalan, pengaturan lalu
sinkronisasi dengan sistem lain yang akan lintas dan pengembangan transportasi jalur
mempermudah para pengambil keputusan dan angkutan kota /taryek baru di Kotamadya
para pelaku pembangunan wilayah untuk Daerah Tingkat II Semarang.
mengambil suatu keputusan.
Fungsi, peran serta masalah yang LANDASAN TEORI
ditimbulkan oleh sarana transportasi ini akan
semakin komplek seiring dengan kemajuan Sistem Transportasi
teknologi dan pertumbuhan penduduk di Sistem Transportasi bisa didefinisikan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. sebagai berikut transportation systems are
Masalah lalu lintas dan angkutan semakin vital composed of a complex set of relationships
peranannya sejalan dengan kemajuan ekonomi between the demand, the locations they service
dan mobilitas masyarakat. Hal-hal yang and the networks that support movements.
berkaitan erat dengan transportasi They are mainly dependent on the commercial
menyinggung langsung kepada kebutuhan environment from which are derived
warga kota dan perekonomi Kota Semarang. operational attributes such as transportation
Masalah lalu lintas dan angkutan di Kota costs, capacity, efficiency, reliability and
Semarang yang pada dasarnya disebabkan oleh speed. Such conditions are closely related to
Pertambahan penduduk di Kota Semarang the development of transportation networks,
yang cukup pesat, perkembangan kota tidak both in capacity and in spatial extent.
diikuti dengan struktur pemanfaatan tata guna Transportation systems are also evolving
lahan yang serasi, tumbuhnya slums area di within a complex set of relationships between
pusat kota dengan kepadatan yang tinggi dan transport supply, mainly the operational
penumpukan alat-alat transportasi yang capacity of the network, and transport
menimbulkan masalah sistem jaringan demand, the mobility requirements of a
transportasi darat di pusat kota,bertambahnya territory. This chapter consequently
sarana transportasi yang tidak diikuti oleh investigates the relationships between
perkembangan jaringan jalan dan transportasi transportation networks and their spatial
yang memadai. structure [Paul,2001].
Data tentang kondisi lapangan tidak
terdokumentasikan dengan baik dan Sistem Jaringan Jalan
pemanfaatan sistem informasi mengenai data Jaringan merupakan serangkaian
lapangan mengenai Jaringan Jalan dan simpul-simpul, yang dalam hal ini berupa
Transportasi belum tersedia secara optimal, persimpangan / terminal, yang dihubungkan
sehingga dibutuhkan sistem informasi yang dengan ruas-ruas jalan/trayek. Untuk
dapat memvisualisasikan data geografis (peta) mempermudah mengenal jaringan maka ruas-
dan data tabular guna memprediksikan / ruas ataupun simpul-simpul diberi nomor atau
merencanakan Jaringan Jalan dan Sistem nama tertentu. Penomoran/penamaaan
Transportasi untuk saat ini dan bagi dilakukan sedemikian sehingga dapat dengan
perencanaan yang akan datang. mudah dikenal dalam bentuk model jaringan
Untuk mewujudkan suatu tatanan sistem jalan.
informasi jaringan jalan dan transportasi yang Jalan mempunyai suatu sistim
andal dan terpadu diperlukan teknologi maju. jaringan jalan yang mengikat dan
Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 37
Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan geometri. Dengan demikian, data spatial


dengan wilayah yang berada dalam pengaruh direpresentasikan di dalam basisdata dalam
pelayanannya dalam suatu hubungan hirarki bentuk model data raster dan model data
[BAPPEDA,1995]. vektor.
Jalur
Jalur merupakan jalan yang 1. Model data raster
menghubungkan antara tempat yang satu Model data raster menampilkan,
dengan yang lain dan dapat dilewati. Ada menempatkan, dan menyimpan data spatial
bermacam macam jalur salah satunya yaitu dengan menggunakan struktur matriks atau
jalur lalulintas, yaitu jalur yang dilalui oleh piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap
orang - orang untuk menuju ke satu tempat piksel (sel grid) atau sel ini memiliki atribut
dengan menggunakan kendaraan. Dalam tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik
lalulintas terdapat istilah trayek yang (disudut grid, dipusat grid, atau di tempat yang
merupakan jarak perjalanan yang ditempuh. lainnya). Model raster memberikan informasi
Jalur lalulintas dibedakan menjadi tiga yaitu: spatial (informasi mengenai jarak dan
1. Jalur lalulintas darat keruangan) apa yang terjadi dimana saja dalam
Yaitu jalur yang dapat dilalui oleh alat bentuk gambaran yang digeneralisir.
transportasi darat (motor,mobil )
2. Jalur lalulintas udara
Yaitu jalur yang dapat dilalui oleh alat
transportasi udara (pesawat, helikopter
)
3. Jalur lalulintas air
Yaitu jalur yang dapat dilalui oleh alat
transportasi air (kapal, perahu )

Sistem Informasi Geografi


Sistem Informasi Geografi (SIG) gambar 1. model data raster
merupakan sistem informasi berbasis komputer
yang digunakan secara digital untuk 2. Model data vektor
menggambarkan dan menganalisa ciri-ciri Model data vektor menampilkan dan
geografi yang digambarkan pada permukaan menyimpan data spatial dengan menggunakan
bumi dan kejadian-kejadiannya (atribut-atribut titik-titik, garis-garis ataupun kurva, atau
non spasial untuk dihubungkan dengan studi poligon beserta atribut-atributnya. Bentuk-
mengenai geografi) [Feick et bentuk dasar representasi data spatial ini,
all,1999;Tuman,2001]. didalam sistem model data vektor,
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian
Peta Digital dua dimensi (x,y). Representasi vektor suatu
Peta digital adalah memindahkan peta objek merupakan suatu usaha didalam
kertas (manuskrip) kedalam format yang dapat menyajikan objek yang bersangkutan
dibaca oleh komputer ( peta digital ) dengan sesempurna mungkin.
alat digitasi (digitizer).Era informasi ditandai
dengan pemanfaatan teknologi komputer,
teknologi komunikasi dan teknologi proses
secara terintegrasi. Informasi spasial adalah
salah satu informasi yang harus ada.

Data spatial
Data spatial merupakan data yang
berhubungan dengan jarak dan keruangan.
Untuk merepresentasikan objek-objek seperti gambar 2. Model data vector
bentuk bangunan, batas-batas persil tanah
milik, batas administrasi, garis-garis jalan raya, 3. Layer
sungai, posisi pilar, dan sebagainya dilakukan Layer adalah tampilan tabel pada layar
oleh komputer dengan memanipulasi objek monitor yang menjadi unsur pembentuk suatu
dasar atau entity yang memiliki atribut jendela peta. Layer suatu peta dapat dianggap
38 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 38
Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

sebagai suatu lapisan gambar yang transparan ( Semarang Tahun 1995 2005, serta literatur
Budiraharja, 1997 ). Komputer tidak dapat yang mendukung pembuatan Sistem Informasi
mengerti mengenai esensi dari bentuk Geografi.
bangunan, batas-batas persil tanah milik, batas
administrasi, garis-garis jalur pendakian, Metode Pengembangan Sistem
sungai dan sebagainya. Untuk Metode Pengembangan Sistem
merepresentasikan objek-objek diatas yang Informasi Berbasis Sistem Informasi Geografi
dapat dilakukan oleh komputer adalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
memanipulasi objek dasar atau entity yang Siklus pengembangan SIG dimulai
memiliki atribut geometri. dengan penaksiran kebutuhan-kebutuhan
Satuan terkecil ini pada umumnya (needs assessment) dimana fungsi-fungsi SIG
berbentuk segi empat (biasanya bujur sangkar) beserta kebutuhan data geografinya
dan dikenal sebagai sel-sel gid, elemen diidentifikasi. Informasi ini didapat dengan
matriks, elemen terkecil dari suatu gambar beberapa cara seperti pengumpulan kuesioner,
(image), atau piksel. Setiap piksel atau sel grid wawancara atau interview terhadap pengguna
memiliki nilai tunggal. Nilai-nilai piksel-piksel SIG. Baru kemudian, survey mengenai
ini kemudian bekerja sama dalam membentuk perangkat keras, perangkat lunak dan data
layer(s) data spasial. Basisdata spasial dilakukan berdasarkan informasi yang didapat,
mengandung lebih dari satu layer. Setiap layer dan perencanaan detail pengembangan SIG
akan bersifat kongruen terhadap layer(s) yang diformulasikan [Prahasta, 2001].
lain (Prahasta 2002:149 ).
Needs
Assessment
GIS System
Integration
Database Database
Conceptual Planning & Design Contruction
Design

Available Application
Data Survey Pilot / Aquition of GIS Deve lopment
Benchmark HW & SW

HW & SW
Survey GIS use &
Database
Maintenance

gambar 4. Proses Pengembangan SIG (sumber


[Design20]).
gambar 3. Tampilan layer
RANCANG BANGUN SISTEM
INFORMASI GEOGAFI
METODOLOGI PENELITIAN
Survey Data
Untuk mendapatkan informasi yang Secara fisik angkutan kota dikota
baik dan akurat dari sistem informasi Semarang berwarna orange dengan bagian
Transportasi berbasis Sistem Informasi bawah diberi warna yang berbeda, dan
Geografi, maka dibutuhkan tahapan penelitian, dicantumkannya nomor sesuai dengan jalur
yang meliputi : masing-masing angkutan kota. Dengan
Obyek Penelitian diameter ruang yang lumayan luas sehingga
Studi area yang digunakan sebagai mampu memuat kurang lebih 15 penumpang.
obyek penelitian melingkupi wilayah Dan sebagian besar angkutan kota di Semarang
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang merupakan keluaran ( produk ) dari
Bagian Wilayah Kota III (meliputi Semarang perusahaan mobil Daihatsu. Untuk mencapai
Barat & Semarang Utara ) dan BWK IV ( tujuan yang diinginkan, ada beberapa trayek
daerah Genuk). yang dapat ditempuh / dilayani angkutan kota
diantaranya:
Data Yang Diperlukan
Kode Keterangan
Merupakan data yang mendukung dalam No
Trayek
Trayek yang Dilayani
Warna Angkutan

penelitian ini bersumber dari Rencana Tara


Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 39
Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

1. C.01 A Rejomulyo Genuk Orange Ungu


2. C.01 B Rejomulyo Genuk Indah Kuning Biru
3. C.02 Rejomulyo Dr. cipto Kd. Mundu Orange Abu2
4.
5.
C.03
C.04
Rejomulyo Penggaron
Rejomulyo Tlogosari
Orange Coklat
Orange Kuning
2. Layer Kecamatan dan Batas Kec.
6. C.05 Rejomulyo Simpang Lima Kd. Mundu Orange B. Muda
7. C.06 Rejomulyo Tinjomoyo Orange Hijau
8. C.07 Rejomulyo Pasadena Orange M.Muda
9. C.08 Rejomulyo Kalibanteng Orange Putih
10. C.09 Rejomulyo Mangkang Orange Merah
11. C.10 Rejomulyo Banyumanik Orange B.Tua

Keterangan : Sumber Data dari


Dinas Perhubungan Kota Semarang
tabel 1 Tabel Trayek

Rencana Sistem Transportasi gambar 7 Layer Kecamatan


Perencanaa di bidang transportasi
dikembangkan melalui suatu pengembangan
pola untuk mendapatkan segi efisiensi dan
efektifitas pelayanan.
1. Sistem Trasnportasi Jalan Raya
a. Sistem Perencanaan Pola Jarinan Jalan
Didasarkan atas kondisi topografi
darat yang ada ,pengembangan tataguna lahan
dan pengembangan kegiatan kota, maka dipilih
pola lingkar dan jari-jari sebagai sistem gambar 8 Layer Batas Kecamatan
trasportasi dasar yang terdiri dari :
- Jalur Lingkar dalam
- Jalur Lingkar Tengah 3. Layer Jalan Arteri Primer dan Layer Jalan
- Jalur Lingkar luar Arteri Sekunder
- Jalur Radial

Peta Kartografi

gambar 9 Layer Jalan Arteri Primer


gambar 5 Peta Kota Semarang

Kota semarang keseluruhannya


mempunyai 16 kecamatan .

Kebutuhan Data Spasial Sistem Informasi


Geografi
1. Layer Wilayah Kota Semarang
gambar 10 Layer Jalan Arteri Sekunder

4. Layer Jalan raya

gambar 6 Layer Kota Semarang


40 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 40
Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

gambar 11 Layer Jalan Raya

Kebutuhan Data Non Spasial Sistem tabel 5 Tabel Jalan Raya


Informasi Geografi 3. Tabel Angkutan Kota (Angkot )
1. Tabel Kecamatan Kota Semarang dan
Tabel Jalan Arteri Sekunder

tabel 6 Tabel Angkutan Kota (Angkot)

tabel 2 Tabel Kecamatan Gabungan Data SIG, Model Database Kelas


1. Join Tabel

tabel 3 Tabel Jalan Arteri Sekunder

2. Tabel Jalan Arteri Primer dan Tabel Jalan


Raya

tabel 4 Tabel Jalan Arteri Primer


Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 41
Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

Perancangan Graphical User Interface


Dari segi sisi sistem dapat ditempuh
dengan cara melakukan perancangan model
atau bentuk interaksi yang lebih friendly
(bersahabat). Dengan demikian sistem akan
menyajikan informasi yang representatif
Tabel Angkot Tabel Jalan Arteri Sekunder
dengan menggunakan User Interface (UI),
Graphical User Interface (GUI) yang bertujuan
menyediakan sarana komunikasi antara
manusia dengan sistem berbasiskan komputer
secara efektif, efisien dan bersifat user
friendly. Proses pembuatan tematik peta ke
ArcView dan user interface SIG diilustrasikan
di gambar 4.8

Gambar peta Proses scaning


dasar dan digitizing

Layout peta dengan


Autocad
tabel 5 Tabel Join antara Tabel Jalan Arteri
Konversi data
sekunder dan Tabel Angkot Layer ArcView dan
tabel atribut

File Project
Tool Bar

Tabel Angkot Tabel Jalan Arteri Primer theme 1

Theme2

theme 3 Muka Peta dan Tabel Informasi

theme 4
..

gambar 12 Pembuatan Peta Tematik ke


ArcView
tabel 6 Tabel Join Antara Tabel Jalan Arteri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Primer dengan table Angkot
Visualisasi dan Analisa dengan Sistem
Informasi Geografi
1. Kebijakan Sistem Jaringan Jalan
Dalam upaya meningkatkan efisiensi
pergerakkan , meningkatkan pengaturan lalu
tabel 7 Tabel Join antara lintas dan pembinaan jalan, diperlukan
pengaturan fungsi dan peranan pengaturan
jalan, baik jaringan jalan yang
menghubungkan antar kota maupun jaringan
jalan penghubung pergerakan dalam kota
(jaringan jalan penghubung antar lingkungan).
Berdasarkan peraturan No.26 Tahun
1985 tentang jalan, sistem jaringan jalan yang
Tabel Jalan. Raya dan Tabel Angkot dikembangkan terdiri atas:
- Sistem jaringan primer yang meliputi yang
meliputi jalan arteri, kolektor dan lokal.

42 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 42


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

Sistem jalan primer adalah jalan yang


berperan menghubungkan kota dengan
wilayah atau kota kota lainnya.
- Sistem sekunder, yang meliputi jalan
alteri, kolektor dan lokal, adalah jaringan
jalan yang berperan menghubungkan antar
pusat kegiatan dan pelayanan dalam
lingkup kota. gambar 13 Tampilan Open an existing project

Gambaran Sistem Informasi Geografi Tampilan View Dalam Project


Transportasi dan Jalur Angkutan Kota
(ANGKOTA)
Rencana sistem informasi Transportasi
dan Jalur Angkutan Kota yang akan
direncanakan meliputi rencana fasilitas
transportasi, rencana pola sirkulasi, dan
rencana rute kendaraan umum dan kendaraan
angkutan Kota.
gambar 14 Tampilan Peta Kota Semarang
Implementasi
Implementasi SIG secara penuh Tampilan Menu Bar dan Image
merupakan proses yang panjang dan kompleks. Angkutan
Proses yang lengkap, mulai dari keputusan
hingga selesai implementasinya memerlukan
lima tingkatan yang dapat dijabarkan dalam
tujuh belas tahapan yang lebih detil. g ambar 15 Menu Bar
Sedangkan urutan aksi-aksinya belum tentu
persis sama dari suatu proyek ke proyek SIG Tampilan Menu Image Angkutan
lainnya yang masih bergantung pada strategi,
prioritas, dan lingkungannya.
1. Memulai ArcView
Untuk memulai menggunakan
ArcView dengan double klik pada icon project
Smg yang terdapat pada desktop.
gambar 16 Menu Image Angkutan

Gambar 5.1 Memulai ArcView


Gambar 17 Image Angkutan
Tampilan Program
Untuk menampilkan program Sistem Tampilan Menu Selection Trayek
Transportasi dan Jalur angkutan kota yang
telah dibuat maka user harus memilih Open an
existing project ( Membuka projek yang sudah
dibuat yaitu D:\Projek Jalur Semarang.
gambar 18 Menu Selection Trayek

Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 43


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

Tampilan Menu Jalur Trayek v Sub Menu Pencarian Trayek

gambar 24 Sub Menu Pencarian Trayek

gambar 19 Menu Jalur Tayek

gambar 25 Memilih Jalur Trayek


Rejomulyo-Penggaron

gambar 20 Selection Jalur C.08

gambar 26 Lokasi Jalur Trayek


Rejomulyo-Penggaron

Menampilkan Informasi Kota Semarang


gambar 21 Tampilan Trayek C.03

Tampilan menu Search


v Sub Menu Profile Angkutan

gambar 22 Sub Menu Profil Angkutan

gambar 27 Tampilan Informasi Dengan


Memanfaatkan Identify

1. Menampilkan Informasi dengan Hotlinks


Didalam peta kota Semarang akan
ditampilkan gambar angkutan kota yang
terdapat di jl. Arteri sekunder, jl. Arteri primer
dan jl. Raya serta nama kelurahan dimasing-
masing kecamatan.

gambar 23 Tampilan Image Angkutan


beserta Profil

44 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 44


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

peningkatan jaringan jalan yang bisa dilihat di


gambar 5.28.
Rencana Sistem Transportasi dengan
berdasar RTRW dalam draft Rencana
Pemerintah KotaMadya Daerah Tingkat II
Semarang yang bisa dilihat di Gambar 5.29.

PENUTUP
Simpulan
1. Kemampuan membangun Sistem
gambar 28 Tampilan Hotlinks Jl. Arteri Transportasi dan Jalur Angkutan Kota
Sekunder dan Arteri Primer berbasis Sistem Informasi Geografi yang
baik akan menghasilkan perolehan
informasi keruangan yang lengkap dan
dinamis.
2. Di dalam kegiatan Rencana Teknik Ruang
Kota kajian terhadap kawasan perencanaan
dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografi akan mempermudah dalam
menentukan lokasi beserta informasi yang
menyertainya dalam menentukan areal
yang mungkin terjadi kemacetan,
pengembangan dan perluasan jaringan
jalan, serta penentuann areal rute
kendaraan lebih mudah dilakukan.sesuai
gambar 29 Tampilan hotlink Angkutan dengan kebijaksanaan perencanaan yang
sudah tertuang di RDTRK Wilayah Dati II
Semarang.
Saran
1. Di dalam pembuatan Sistem Jaringan
Jalan dan Transportasi dengan berbasis
Sistem Informasi Geografi ini,
kapasitasnya masih hanya berupa
informasi tentang kawasan perencanaan
tanpa mengikutsertakan kemampuan
analisis untuk proses pengambilan
keputusan, sehingga perlu dikembangkan
dan dimanfaatkan dalam wacana untuk
gambar 30 Tampilan Hotlinks Kecamatan pengembangan sistem yang berkelanjutan
dalam bentuk suatu sistem pendukung
keputusan bagi perencanaan tata ruang
kota yang terintegrasi.

DAFTAR PUSTAKA

, 2001 ,Introduction to Transportation


Planning & Transportation Problems,
gambar 31 Perencanaan Jaringan Jalan Urban Travel Characteristics, Goals and
Bagian Wilayah Kota (BWK) III dan Objectives, Iowa State University
Bagian Wilayah Kota IV center ,http://www.ctre.iastate.edu/
educweb/ce451/ lectures/
Dalam perencaanaan Jaringan Jalan ini intro/lecture.htm
dibedakan menjadi dua, yaitu rencana jaringan Aronoff, Stanley. 1989. Geographic
pembuatan jaringan jalan baru dan rencana Information System : A Managemnet

Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 45


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan
DINAMIKA INFORMATIKA Vol I No 1, Maret 2009 ISSN : 2085-3343

Perspektive.WDL Publication,
Ottawa,Canada,1989
BAPPEDA.1995. Draft Rencana : Rencana
Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Semarang. Pemda Kabupaten
Daerah Tingkat II. Semarang
Basic 2000 ,GIS Basic
Principles,http://www.cdm.com/
Svcs/infomgt/GIS/ gisbasic.htm
Buliung,Ronald N. and De Luca,Patrick
F.,1999,Spatial Pattern of Demand for
Education : A Case Study,Journal of
Geographic Information and Decision
Analysis, Vol.4, no.2,pp.37-51
Densham ,Paul J. And Goodchild, M.F.,
1989,Spatial Decision Support Systems
: A Research Agenda, In:Proceedings
GIS/LIS89,Orlando,FL.,pp 707-716
Guo Buo,Poling A.D. and Poppe, M.J.
.2000.GIS/GPS in Transportation, Real
World Experience.
Keele ,1997,An Introduction to GIS using
ArcView : Tutorial,Issue 1,Spring 1997
based on Arcview release 3,
http://www.keele.ac.uk/depts/cc/helpdesk
/arcview/av_prfc.htm
Paul Dr., R.J.2001.Transportation Systems and
Networks,
http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ga
llery/TG_Chapter%202.pdf
Prahasta,Eddy. 2001. Sistem Informasi
Geografi. Informatika Bandung
Tuman, 2001, Overview of GIS,
http://www.gisdevelopment.net/tutorials/
tuman006.htm

46 Sistem Informasi Transportasi Dan Jalur Angkutan Kota 46


Untuk Penataan Ruang Wilayah Kota Semarang Guna Membantu Pengambilan Keputusan

Anda mungkin juga menyukai