Temui Ahok
Oleh Delvira Chaerani Hutabarat pada 11 Apr 2016, 20:28 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah artis mendatangi Balai Kota DKI Jakarta untuk
bertemu Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Mereka meminta kelanjutan
perlindungan hak cipta atas produk seni yang telah dihasilkan.
Artis dan publik figur tersebut di antaranya Tantowi Yahya, Anang Hermasyah,
Ashanty, Aurel Hermansyah, serta Giring Nidji.
Tantowi Yahya, selaku Ketua Umum Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan
Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) mengatakan, membasmi pembajakan bukan
hanya dengan menegakkan Undang-Undang Hak Cipta. Namun juga penegakan
disiplin pembina hak cipta untuk membayar royalti pemilik hak cipta oleh pemerintah
"Kami menghargai Pemerintah DKI Jakarta yang akan mengeluarkan Pergub untuk
memperkuat penagihan royalti. Jadi sekarang kami follow up," ujar Tantowi di Balai
Kota DKI Jakarta, Senin (11/4/2016).
Saat ini, lanjut Tantowi, Jakarta masih menjadi pusat dan barometer para pegiat
musik. Sehingga dia berharap Pemprov DKI dapat menegakkan aturan hak cipta.
"Mudah-mudahan beliau tegas dalam penegakan hak cipta ini," ucap Tantowi.
Liputan6.com, Los Angeles - Sejak puluhan tahun lalu, perusahaan label rekaman
Warner Music mengaku memiliki hak cipta lagu 'Happy Birthday' yang telah lama
merebak di masyarakat. Hakim pengadilan di Los Angeles berpendapat lain.
Setelah melalui proses hukum yang panjang terkait kasus gugatan hak cipta yang
menarik perhatian, perusahaan label rekaman Warner Music group akhirnya setuju
untuk membayar ganti rugi US$14 juta --hampir mencapai Rp 190 miliar--terkait lagu
Happy Birthday to You.
Dikutip dari New York Times pada Rabu (10/2/2016), setelah proses mediasi
perusahaan Warner Music setuju untuk membayar kembali pada ribuan orang dan
para pihak yang telanjur membayar lisensi penggunaan lagu tersebut sejak 1949.
Syarat ganti rugi itu masih harus disetujui oleh hakim perkara, George H. King dari
Pengadilan Distrik Los Angeles. Syarat itu termasuk seruan agar lagu tersebut
ditetapkan sebagai bagian dari ranah publik.
Ganti rugi juga mencakup kucuran US$4,6 juta (Rp 62 miliar)sebagai penggantian
biaya pengacara untuk penggugat yang terdiri dari para seniman dan pembuat film
independen. Mereka mengajukan gugatan terpisah pada 2013, namun kemudian
bergabung menjadi gugatan bersama.
Dalam gugatan, lagu Happy Birthday disebut lagu paling terkenal sedunia dan
dapat ditelusuri ke nada melodi yang sama dengan lirik yang berbeda, Good
Morning to All gubahan Mildred Hill dan Patty Hill. Mildred adalah seorang guru
taman kanak-kanak di negara bagian Kentucky. Lagu itu terbit pada 1893.
Kasus gugatan lagu tersebut menyedot perhatian kalangan industri musik dan
spesialis hak cipta karena kemashyuran lagu dan nilai hak cipta yang ditengarai
berjumlah sekitar $2 juta (Rp 27 miliar) per tahun.
Pada September 2015, hakim menentukan bahwa hak cipta Warner tidak sah,
sehingga para pihak kemudian selayaknya maju ke pengadilan. Pada Desember,
mereka mengumumkan telah tercapainya kesepakatan yang dirahasiakan hingga
dibuka pada Senin lalu, 8 Februari 2016.
Bell muda akhirnya bekerja sebagai guru di Pemberton Avenue School for the Deaf.
Dia kemudian menikah dengan salah satu muridnya, Mabel Hubbard.
Berlatar hal tersebut, Bell pun bercita-cita ingin menciptakan yang lebih baik alat
yang ia sebut harmonic telegraph. Sebuah perangkat yang menggabungkan aspek
telegraf dan pemutar catatan, untuk memungkinkan individu berbicara satu sama
lain dari jarak jauh.
Seperti dilansit dari History.net, Dengan bantuan Thomas A. Watson, karyawan toko
mesin Boston, Bell mengembangkan prototipe dari gambarannya itu.
Ketika diafragma bergetar, suara asli akan direplikasi di telinga instrumen penerima.
Lalu terdengarlah suara.
Setelah sukses, Bell kemudian mengajukan hak paten atas telepon ciptaannya itu.
Pengajuan paten Bell mengalahkan klaim serupa oleh Elisa Gray.
Tak mau kalah, Western Union Telegraph Company mempekerjakan Gray dan
sesama penemu, Thomas A. Edison untuk mengembangkan teknologi telepon
mereka sendiri.
Bell pun menggugat, dan kasus itu sampai ke Mahkamah Agung AS yang berujung
pada kemenangan hak paten Bell, 7 Maret 1876.
Sementara pada 7 Maret 1988, Topan Bola melanda Selandia Baru pada tahun
1988. Meskipun hujan deras menyebabkan banjir yang signifikan dan tanah longsor,
hanya tiga kematian tercatat akibat badai kuat itu.
Rencana mematenkan hasil rancangannya itu agar terobosan teknologi dari pria
yang miliki gangguan penglihatan (low vision) itu tidak dicuri oknum yang tidak
bertanggung jawab. Menurut Deki, meski belum terealisasi, dirinya memastikan
pengajuan paten itu akan dilakukannya secara bertahap.
"Kalau keinginan saya karena baru di Indonesia, saya mengklaim dan harus
dipatenkan produk sendiri gitu. Makanya, saya mencoba di media sosial, di
Facebook dan Instagram saya, bahwa ini karya Deki Andriansyah," ujar Deki di
Bandung, Senin (15/2/2016).
Deki yang juga pegawai fungsional pekerja sosial di Wyata Guna mengaku, belum
menentukan waktu untuk mendaftarkan hasil karyanya ke Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual.
Kepala Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung, Cecep Sutriaman,
mendukung rencana pendaftaran denah berbicara hasil karya pegawainya tersebut.
Hal itu guna melindungi terobosan teknologi terbaru bagi tuna netra.
"Sekarang enggak kepikiran. Tapi arah ke situ (paten), itu harus," kata Cecep.
Denah berbicara merupakan peta berbentuk tiga dimensi seperti foto citra satelit,
yang menggambarkan areal dan bangunan di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna.
Setiap bangunan dalam denah itu dapat diraba dan ditekan untuk mengeluarkan
suara spesifikasi bangunan.
Sedangkan untuk pemandu, rute menuju bangunan yang akan dituju oleh tuna netra
dipasang pula beberapa alat sensor gerak. Sensor ini akan mengeluarkan suara
petunjuk arah jika dilewati oleh pengguna jalan di areal tersebut.
"Kami akan memastikan produk Cap Kaki Tiga akan tetap diproduksi, didistribusikan
dan dijual di Indonesia," jelas dia dalam keterangannya, Senin (19/9/2016).
Dia menegaskan jika produk Cap Kaki Tiga sudah diproduksi sejak tahun 1937,
didistribusikan dan dijual di Malaysia dan Singapura, dan sejak tahun 1980 di
Indonesia.
"Saat ini juga telah dijual di Thailand, Brunei, Srilanka, India, dan negara-negara lain,
sehingga pernyataan produk Cap Kaki Tiga hanya dijual di Indonesia adalah tidak
benar," tegas dia.
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM diminta
untuk mencabut sertifikat merek dagang atas produk minuman Cap Kaki Tiga.
Hal ini menyusul keputusan Mahkamah Agung (MA) yang mengabulkan gugatan
warga negara Inggris, Russell Vince terkait pembatalan seluruh sertifikat merek Cap
Kaki Tiga milik Wenken Drug.
"Kami sudah menerima putusan resmi dari MA. Kami berharap putusan ini dipatuhi
dan dilaksanakan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Selain itu juga mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek sesuai Undang
Undang Merek yang berlaku atas Sertifikat-sertifikat Merek Cap Kaki Tiga yang telah
didaftarkan atas nama Wen Ken Drug.
Firma hukum di daerah selatan California, Cotman IP, mengajukan tuntutan tersebut
di Pengadilan Negeri A.S. untuk Distrik Pusat California atas nama Hailo, yang telah
meninggalkan pasar Amerika pada 2014 dan baru-baru ini bergabung dengan
MyTaxi Daimler.
Kantor Paten dan Merek Dagang A.S. memberikan hak paten ini kepada Alexis
Paredes. Paten ini mencakup beberapa langkah--termasuk menanyakan jumlah
penumpang, menampilkan tujuan, menampilkan ongkos, meminta tumpangan, dan
memprediksi waktu kedatangan--dan salah satunya, menurut Hailo, telah dilanggar
oleh Uber.
Tidak jelas bagaimana atau kapan Hailo memperoleh hak patennya. Namun
sekarang, secara efektif, Daimler tampaknya akan menghadapi tantangan hukum
melawan Uber meskipun ada kemitraan di antara kedua perusahaan tersebut.
Diwartakan sebelumnya, Uber juga kehilangan salah seorang petingginya yakni
Sherif Marakby. Ia mengundurkan diri dari Uber setelah bergabung dengan
perusahaan selama setahun sebagai Vice President, Global Vehicle Programs.
Petinggi lainnya yang telah meninggalkan Uber termasuk Senior Director of Self-
Driving Car Software Raffi Krikorian, Vice President of Advanced Technologies Brian
McClendon, dan Engineering Lead Peter Rander.
Hillary Clinton: China Banyak Curi Rahasia Dagang
AS
Oleh Anri Syaiful pada 05 Jul 2015, 16:00 WIB
Liputan6.com, New Hampshire - Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai
Demokrat, Hillary Clinton, menuding China mencuri banyak informasi rahasia
dagang dan sejumlah informasi pemerintah, serta berupaya meretas apa pun yang
tidak bergerak di Amerika.
Tudingan yang dilancarkan Hillary Clinton itu jauh lebih keras dari bahasa yang
digunakan sebelum ini oleh para pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama.
"Tapi kita juga harus waspada penuh, kekuatan militer China tumbuh sangat cepat.
Mereka membangun instalasi militer yang kembali membuat negara-negara lain
yang menjadi sekutu kita merasa terancam, seperti Filipina, karena mereka
membangun di tempat yang masih bersengketa," ucap Hillary seperti
dilansir Reuters, Minggu (5/7/2015).
"Mereka juga mencoba meretas semua yang tidak bergerak di Amerika. Mencuri
rahasia dagang...dari kontraktor sektor pertahanan, mencuri banyak informasi
negara, dan mencari celah keuntungan," sambung istri mantan Presiden AS, Bill
Clinton.
Sejauh ini Gedung Putih menolak berkomentar menyoal tuduhan yang dilontarkan
kandidat kuat dalam nominasi Demokrat untuk pemilihan presiden pada November
2016 mendatang tersebut.
Seorang ilmuwan Cina, Kexue Huang, mengaku telah mencuri rahasia dagang
dari dua perusahaan AS dan mengirim rahasia tersebut ke Cina dan Jerman.
Huang didakwa melakukan kejahatan spionase ekonomi untuk pencurian rahasia
terkait sebuah
Kasus ini merupakan perkembangan terakhir dari rangkaian kasus serupa yang
dituduhkan about trade secrets being handed to Chinese companies.
Huang lahir di Cina namun sudah memegang status residen permanen AS.
Tersangka mengaku bersalah mencuri rahasia dari Dow AgroSciences, sebuah anak
persuahaan Dow Chemical Company serta Cargill Inc , saat bekerja untuk
perusahaan-perusahaan itu. Akibatnya Huang menghadapi ancaman penjara
maksimum selama 25 tahun.
'Ancaman berlanjut'
Awal tahun ini seorang insinyur asal Cina dinyatakan bersalah karena mencuri
rahasia dari Ford Motors sebagai alat untuk mendapat pekerjaan di sebuah
perusahaan pembuat mobil Cina.
Menurut pelaku usaha di AS, kasus-kasus macam ini bukan saja memunculkan
kekhawatiran akan membuat rahasia perusahaan pindah ke perusahaan pesaing,
tetapi juga membuat mereka rugi karena para penerima tak harus mengeluarkan
dana jutaan dollar untuk membiayai ongkos riset dan pengembangan produk.
"Kasus hari ini menunjukkan berlanjutnya ancaman yang diarahkan oleh komplotan
pencuri rahasia dagang demi keuntungan Cina dan bangsa lain," kata Lisa Monaco,
pembantu Jaksa Agung pada Divisi keamanan nasional.
Menperin Bakal Bongkar Aksi Pelanggaran Hak
Desain Industri
Oleh Septian Deny pada 05 Agu 2016, 20:39 WIB
"Kita bahas bahwa desain itu di-copy, dan copy itu barang impor, yang kita sedang
perhatikan kelemahannya di mana. Kemenperin akan kerja sama dengan
Kemendag, Bea Cukai," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Airlangga mengungkapkan, selama ini memang marak terjadi pelanggaran hak cipta
produk di industri ini. Contohnya pada produk desain keramik dan
peralatan sanitary yang diproduksi di Indonesia.
Menurutnya, aksi pelanggaran hak cipta semacam ini harus diberantas karena
sangat merugikan perekonomian nasional. Pasalnya, aksi pembajakan ini akan
membuat para pelaku usaha kapok dan tidak mau berbisnis di Indonesia. "Jadi
perlindungan terhadap penyelundupan penting, pada keramik,
peralatan sanitary dan lain-lain. Kita akan bahas," kata dia.
Sebelumnya, Persando, PT Surya Toto Indonesia (Tbk) dan PT Onda Mega Industri
telah mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pembatalan
pendaftaran desain industri terhadap enam pelaku usaha yang memproduksi dan
menjual produk sanitary. Persando beranggotakan 21 perusahaan, yang
mempekerjakan sekitar 400 ribu tenaga kerja.
Kuasa Hukum Persando, Niki Budiman mengatakan, ketiga penggugat adalah pihak
yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan yang sesuai dengan Pasal 38 ayat
1 UU Desain Industri.
Sedangkan keenam pelaku usaha yang digugat adalah Aleksy Bagoes, Syamsul
Syah Alam, Rani Liono, Mulyadi, Steffi Bullianto, dan Santo Setiawan. Selain itu,
para penggugat juga menyertakan Direktorat Desain Industri sebagai turut tergugat.
"Desain produk-produk sanitary yang diproduksi dan dijual para tergugat dan
didaftarkan di Direktorat Desain Industri tidak memiliki nilai kebaruan," kata dia.
Menurut Niki, desain industri atas nama para tergugat yang dipersoalkan dalam
perkara tersebut sebanyak 94 sertifikat. Sertifikat desain tersebut tidak memenuhi
syarat kebaruan (lack of novelty) dan telah menjadi milik umum (public domain).
"Hingga saat ini, beberapa bimbingan teknis yang dilaksanakan antara lain bimtek
rubber seal, interior, komponen metal, tools dan jig, standar mutu komponen
pesawat, ban vulkanisir pesawat serta workshop pembuatan main dan nose landing
gear untuk pesawat N219," kata dia.
"Saat ini telah terfasilitasi konsorsium industri dalam pembuatan main dan nose
landing gear serta konsorsium pembuatan windshield pada Pesawat N219. Hal ini
sebagai upaya dalam mewujudkan target TKDN pada pesawat N219 sebesar 60
persen," jelas dia.
Hal ini memberikan peluang yang sangat besar bagi tumbuhnya industri komponen
atau pendukung pesawat udara nasional serta membuka peluang investasi dan
penyerapan tenaga kerja.