Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.5.a Perencanaan
Suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk menentukan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jumlah, jenis, dan waktu yang tepat.
Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah :
1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai
kebutuhan.
2. Menghindari terjadinya kekosongan obat/penumpukan obat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pola penyakit.
2. Kemampuan/ daya beli masyarakat.
3. Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat setempat).
Kegiatan pokok dalam perencanaan adalah memilih dan menentukan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang akan diadakan (Anonim, 2008).
Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan (POPPK) di Puskesmas. Data mutasi obat yang dihasilkan oleh
Puskemas merupakan salah satu faktor utama dalam mempertimbangkan perencanaan kebutuhan
obat tahunan. Data mutasi obat ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat di
Puskesmas. Ketepatan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap ketersediaan
obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat
pertahun, Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat (LPLPO), selanjutnya UPOPPK
yang akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat Puskesmas di wilayah
kerjanya (Anonim, 2003).
2.5.d Distribusi
Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain sub unit pelayanan
kesehatan dilingkungan Puskesmas (kamar obat, laboratorium).
Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada
diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.
Kegiatan distribusi meliputi :
1. Menentukan frekuensi distribusi
Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu dipertimbangkan :
a. Jarak sub unit pelayanan
b. Biaya distribusi tersedia
2. Menentukan jumlah obat
Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan:
a. Pemakaian rata-rata per jenis obat
b. Sisa stok
c. Pola penyakit
d. Jumlah kunjungan dimasing-masing sub unit pelayanan kesehatan
3. Penyerahan obat
Penyerahan obat dilakukan dengan cara:
a. Gudang obat menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di unit pelayanan.
b. Penyerahan di gudang Puskesmas diambil sendiri oleh sub-sub unit pelayanan.Obat
diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO dan lembar pertama disimpan sebagai tanda
bukti penerimaan obat (Anonim, 2003).
2.5.e Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan pengendalian adalah:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu Puskesmas dan seluruh unit
pelayanan, jumlah stok ini disebut stok kerja.
2. Menentukan:
a) Stok optimum adalah jumlah stok obat yang disarankan kepada unit pelayanan agar tidak
mengalami kekurangan/kosong.
b) Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal
yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman di UPOPPK.
c) Menentukan waktu tunggu (leadtime), yaitu waktu yang diperlukan dari mulai pemesanan
sampai obat diterima.
2.5.f Kegiatan Pelayanan
1. Penataan ruang pelayanan obat
a) Ruang pelayanan adalah tempat dimana dilaksanakan kegiatan penerimaan resep, penyiapan
obat, pencampuran, pengemasan, pemberian etiket dan penyerahan obat. Di ruang tersebut
terdapat tempat penyimpanan obat, alat-alat peracikan, penyimpanan arsip, dan tempat
pelaksanaan tata usaha obat.
b) Luas ruang pelayanan berukuran kurang lebih 34 meter dan mempunyai penerangan yang
cukup.
c) Tempat penyerahan obat harus mempunyai loket yang memadai untuk berkomunikasi dengan
pasien.
d) Ruang pelayanan harus terkunci bila ditinggalkan.
e) Tempat penyimpanan obat
Obat disimpan di dalam lemari, rak, atau kotak-kotak tertentu. Untuk obat-obat Narkotika &
Psikotropika ditempatkan di dalam lemari terkunci.Tempatkan obat secara terpisah berdasarkan
bentuk sediaan, seperti kapsul, tablet, sirup, injeksi dan lain-lain. Vaksin, serum, dan suppositoria
ditempatkan dalam lemari pendingin. Susunan obat berdasarkan alfabetis dan menerapkan sistem
FIFO atau FEFO.
f) Tempat peracikan
1) Ruangan harus selalu bersih, rapi, dan teratur.
2) Sediakan meja untuk peracikan obat.
3) Obat-obatan tidak boleh berserakan dimana-mana.
4) Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk menghindari kemungkinan
terkontaminasi.
5) Wadah obat harus diberi label sesuai dengan obat yang ada di dalamnya.
2. Perlengkapan peralatan racikan
a) Mortir dengan stamper kecil dan sedang
b) Spantel/sudip untuk membantu mencampur dan membersihkan
c) Spantel/sendok untuk menghitung tablet atau kapsul
d) Baki/wadah lain tempat mengitung tablet atau kapsul
e) Lap/serbet yang bersih masing-masing untuk salep dan serbuk
f) Kertas pembungkus, kantong plastik, dan etiket
3. Penyimpanan obat
a) Memahami Resep
1) Baca resep dengan cermat meliputi : nama obat, jenis, dan bentuk sediaan obat, dosis, cara
pemakaian, dan nama, serta umur pasien.
2) Apabila tulisan resep tidak jelas tanyakan kepada pembuat resep / dokter penulis resep.
3) Jika obat yang diminta tidak ada, konsultasikan obat alternatif/pengganti kepada pembuat
resep
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan obat
1) Periksa dan baca sekali lagi informasi pada wadah obat
2) Pakai spatula atau sendok untuk mengambil tablet atau kapsul
3) Setelah selesai mengambil obat tersebut kembalikan sisanya ke dalam wadah semula
4) Periksa kembali etiket dan wadah
5) Yakinkan sisa obat disimpan kembali ke wadah semula
6) Bersihkan kembali meja dimana anda bekerja
4. Penyerahan obat
a) Sebelum obat diserahkan, dilakukan pengecekan terakhir mengenai nama pasien, jenis obat,
jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan dan sebagainya.
b) Obat diberikan melalui Apotek.
c) Penerima obat dipastikan pasien atau keluarga pasien.
d) Informasi
Penyebab utama penderita tidak menggunakan obat dengan tepat adalah karena penderita tidak
mendapatkan penjelasan yang cukup dari yang memberikan pengobatan atau yang menyerahkan
obat. Sangatlah penting menyediakan waktu untuk memberikan penyuluhan kepada penderita
tentang obat yang diberikan. Informasi yang perlu diberikan kepada pasien adalah :
1) Kapan obat digunakan dan berapa banyak
2) Lama pemakaian di anjurkan
3) Cara penggunaan obat
4) Ciri-ciri tertentu setelah pemakaian obat
5) Efek samping obat
6) Obat-obatan yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral
7) Cara penyimpanan obat (Anonim, 2003).
e) Etika Pelayanan
Petugas harus memperhatikan etika pelayanan kesehatan, karena disamping itu perlu sopan
santun dan kesabaran dalam melayani pasien, karena pasien sebagai penderita penyakit biasanya
dalam keadaan tidak sehat atau kurang stabil emosinya (Anonim, 2003).
f) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penataan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan,
dan digunakan di Puskesmas, dan atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk pembuatan laporan (Anonim, 2003).
BAB III
TINJAUAN UMUM PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
Tabel 3.1 Jumlah RW dan RT wilayah kerja Puskesmas Pekauman tahun 2012
No Kelurahan Rukun Warga Rukun Tetangga
1 Pekauman 2 24
2 Kelayan Barat 2 22
3 Kelayan Selatan 2 29
4 Mantuil 2 23
5 Basirih Selatan 2 27
TOTAL 10 125
Tabel 3.2 Jumlah rumah tangga, penduduk dan rata-rata penduduk per rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman tahun 2012.
No Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga
1 Mantuil 2.612 11.181 4
2 Kelayan Selatan 6667 12.010 4
3 Pekauman 2783 12600 4
4 Kelayan Barat 2334 9374 4
5 Basirih Selatan 6667 13.291 4
Tabel 3.3 Banyaknya jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Pekauman tahun 2012.
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Mantuil 5.638 5.543 11.181
2 Kelayan Selatan 6.172 5.838 12.010
3 Pekauman 6.301 6.299 12.600
4 Kelayan Barat 4.800 4.574 9.374
5 Basirih Selatan 6.766 6.525 13.291
Tabel 3.4 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Pekauman
tahun 2012.
No Kelurahan 0-4 tahun 5-9 tahun 10-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun dan ke atas
1 Mantuil 1112 826 2237 6272 530
2 Kelayan Selatan &Basirih Selatan 2313 1584 3691 11106 948
3 Pekauman 1247 842 2243 7233 805
4 Kelayan Barat 892 658 1652 5385 616
3.2.b Demografi
Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pekauman sebanyak 58.456 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 29.677 jiwa (50,77 %) dan perempuan 28.779 jiwa (49,23 %) kepadatan penduduk tidak
merata.
Tingkat mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pekauman sebagian besar adalah :
a. Buruh
b. Tani
c. Pedagang
d. Wiraswasta dan
e. Pegawai Negeri
Puskesmas Pekauman memiliki 5 (lima) buah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yaitu:
a. Poskesdes Pekauman (Belum ada bangunan)
b. Poskesdes Kelayan Barat (Belum ada bangunan)
c. Poskesdes Kelayan Selatan (Sudah ada bangunan di Rumah Susun)
d. Poskesdes Handil Bamban (Kelurahan Basirih Selatan)
e. Poskesdes Tanjung Pandan (Kelurahan Mantuil)
b. Misi
1) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pekauman melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan berperilaku hidup
bersih dan sehat.
2) Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
3) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
4) Menciptakan individu, keluarga dan masyarakat mandiri dalam bidang kesehatan.
c. Tujuan Puskesmas
Melayani sebaik-baiknya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .