Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Organisasi Fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Anonim, 2006).
Visi pengembangan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu, dan derajat kesehatan penduduk. Misi pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah mewujudkan masyarakat mandiri dalam
hidup sehat. Untuk visi tersebut, Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang
bermutu (Anonim, 2006).

2.2 Tugas Puskesmas


Puskesmas mempunyai beberapa tugas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota yaitu:
a) Menyediakan data dan informasi-informasi obat dan perbekalan kesehatan serta kasus
penyakit dengan baik dan akurat.
b) Setiap akhir bulan menyampaikan laporan pemakaian obat dan perbekalan kesehatan kepada
Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat.
c) Bersama Tim Perencana Obat Terpadu membahas kebutuhan Puskesmas.
d) Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
e) Melaporkan dan mengirim kembali semua jenis obat rusak/ kadaluarsa kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota
f) Melaporkan kejadian obat dan perbekalan kesehatan yang hilang kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota

Program Puskesmas mencakup lapisan masyarakat termasuk untuk lingkungan pendidikan


dengan mendukung program unit kesehatan di sekolah. Dalam hal ini Puskesmas akan
memberikan dukungan lewat penyuluhan-penyuluhan pada anak sekolah mengenai pentingnya
kesehatan. Peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing petugas.
1. Petugas Medis :
a. Dokter Umum : melaksanakan pelayanan medis di poli umum, Puskesmas Keliling (Pusling),
Puskesmas Pembantu (Pustu), Posyandu.
b. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, Pusling, Pustu.
c. Dokter Spesialis : sebagai dokter spesialis, sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter anak,
kandungan, dan penyakit dalam

2. Petugas Para Medis :


a. Bidan : pelaksanaan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelaksanaan asuhan kebidanan.
b. Perawat Umum : pendampingan tugas dokter umum, pelaksanaan asuhan keperawatan umum.
c. Perawat Gigi : pendampingan tugas dokter gigi, pelaksanaan asuhan keperawatan gigi.
d. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat.
e. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya.
f. Sarjana Farmasi : Pelayanan kesehatan yang menyediakan obat dan perlengkapan kesehatan.
g. Apoteker : pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab penuh terhadap Apotek.
h. Asisten Apoteker : pelayanan kesehatan yang menjadi pendamping Apoteker.
i. Sarjana Kesehatan Masyarakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan, dan
pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
3. Petugas Non Medis :
a. Administrasi : pelayanan administrasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan Puskesmas.
b. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien Puskesmas perawatan.
c. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan Puskesmas.
d. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan, khususnya ruangan rawat inap.
e. Sopir : mengantar & membantu seluruh kegiatan pelayanan Pusling di luar gedung Puskesmas

2.3 Fungsi Puskesmas


Fungsi puskesmas, MenurutKeputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004
adalah:
a. Pusat Pergerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan
serta mendukung pembangunan kesehatan. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan Puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan upaya pemulihan.

b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan, dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas, meliputi :
1) Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dengan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain adalah promosi kesehatan dan pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesejahteraan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.4 Tujuan Puskesmas


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004, Tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2013.

2.5 Pelayanan Farmasi di Puskesmas


Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker untuk
menyediakan obat dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang
harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, peracikan obat, sampai dengan penyerahan obat
kepada pasien. Pelayanan obat bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter
dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah proses kegiatan
yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep
dokter sampai kepada pasien (Moh.Anief,2007)
Pengelolaan sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan adalah suatu proses yang merupakan
suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan
penyerahan. Tujuannya adalah tersedianya perbekalan farmasi yang bermutu serta jumlah, jenis
dan waktu yang tepat (Anonim, 2008).

2.5.a Perencanaan
Suatu proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk menentukan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jumlah, jenis, dan waktu yang tepat.
Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat adalah :
1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai
kebutuhan.
2. Menghindari terjadinya kekosongan obat/penumpukan obat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pola penyakit.
2. Kemampuan/ daya beli masyarakat.
3. Budaya masyarakat (kebiasaan masyarakat setempat).
Kegiatan pokok dalam perencanaan adalah memilih dan menentukan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang akan diadakan (Anonim, 2008).
Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan (POPPK) di Puskesmas. Data mutasi obat yang dihasilkan oleh
Puskemas merupakan salah satu faktor utama dalam mempertimbangkan perencanaan kebutuhan
obat tahunan. Data mutasi obat ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat di
Puskesmas. Ketepatan dan kebenaran data di Puskesmas akan berpengaruh terhadap ketersediaan
obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota. Dalam proses perencanaan kebutuhan obat
pertahun, Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat (LPLPO), selanjutnya UPOPPK
yang akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat Puskesmas di wilayah
kerjanya (Anonim, 2003).

2.5.b Permintaan Obat


Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan di masing-masing unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di
Puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan
untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap
tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN).
Ketentuan tersebut, antara lain:
1) Obat generik sudah menjadi kesepakatan global untuk digunakan diseluruh dunia bagi
pelayanan kesehatan publik.
2) Obat generik mempunyai mutu, efikasi yang memenuhi standar pengobatan.
3) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan publik bagi masyakat.
4) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan publik.
5) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi alokasi dana obat dipelayanan kesehatan publik
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas diajukan oleh
Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan
format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan
waktu penyerahan obat kepada Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub
unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada
Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyusun petunjuk lebih lanjut
mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari UPOPPK ke Puskesmas.
Data yang diperlukan untuk menentukan jumlah permintaan obat adalah data pemakaian obat
sebelumnya, jumlah kunjungan resep, data penyakit, dan frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK
(Anonim,2003).

2.5.c Penerimaan Obat


Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang diserahkan dari unit
pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola dibawahnya. Tujuan penerimaan adalah agar
obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang di ajukan
diPuskesmas. Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK kepada Puskesmas dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi
wewenang untuk itu. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan obat bertanggung
jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan, dan penggunaan obat berikut
kelengkapan catatan yang menyertainya. Pelaksanaan fungsi pengendalian distribusi obat kepada
Puskesmas pembantu dan sub unit kesehatan lainya merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas induk.
Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang diserahkan,
mencangkup jumlahkemasan/peti, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen
(LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas, penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang
(rusak, jumlah kurang, dan lain-lain). Setiap penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan
pada buku penerima obat dan kartu stok (Anonim, 2003).

2.5.d Distribusi
Penyaluran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan antara lain sub unit pelayanan
kesehatan dilingkungan Puskesmas (kamar obat, laboratorium).
Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada
diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.
Kegiatan distribusi meliputi :
1. Menentukan frekuensi distribusi
Dalam menentukan frekuensi distribusi perlu dipertimbangkan :
a. Jarak sub unit pelayanan
b. Biaya distribusi tersedia
2. Menentukan jumlah obat
Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan:
a. Pemakaian rata-rata per jenis obat
b. Sisa stok
c. Pola penyakit
d. Jumlah kunjungan dimasing-masing sub unit pelayanan kesehatan
3. Penyerahan obat
Penyerahan obat dilakukan dengan cara:
a. Gudang obat menyerahkan/mengirimkan obat dan diterima di unit pelayanan.
b. Penyerahan di gudang Puskesmas diambil sendiri oleh sub-sub unit pelayanan.Obat
diserahkan bersama-sama dengan formulir LPLPO dan lembar pertama disimpan sebagai tanda
bukti penerimaan obat (Anonim, 2003).

2.5.e Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan pengendalian adalah:
1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu Puskesmas dan seluruh unit
pelayanan, jumlah stok ini disebut stok kerja.
2. Menentukan:
a) Stok optimum adalah jumlah stok obat yang disarankan kepada unit pelayanan agar tidak
mengalami kekurangan/kosong.
b) Stok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal
yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan pengiriman di UPOPPK.
c) Menentukan waktu tunggu (leadtime), yaitu waktu yang diperlukan dari mulai pemesanan
sampai obat diterima.
2.5.f Kegiatan Pelayanan
1. Penataan ruang pelayanan obat
a) Ruang pelayanan adalah tempat dimana dilaksanakan kegiatan penerimaan resep, penyiapan
obat, pencampuran, pengemasan, pemberian etiket dan penyerahan obat. Di ruang tersebut
terdapat tempat penyimpanan obat, alat-alat peracikan, penyimpanan arsip, dan tempat
pelaksanaan tata usaha obat.
b) Luas ruang pelayanan berukuran kurang lebih 34 meter dan mempunyai penerangan yang
cukup.
c) Tempat penyerahan obat harus mempunyai loket yang memadai untuk berkomunikasi dengan
pasien.
d) Ruang pelayanan harus terkunci bila ditinggalkan.
e) Tempat penyimpanan obat
Obat disimpan di dalam lemari, rak, atau kotak-kotak tertentu. Untuk obat-obat Narkotika &
Psikotropika ditempatkan di dalam lemari terkunci.Tempatkan obat secara terpisah berdasarkan
bentuk sediaan, seperti kapsul, tablet, sirup, injeksi dan lain-lain. Vaksin, serum, dan suppositoria
ditempatkan dalam lemari pendingin. Susunan obat berdasarkan alfabetis dan menerapkan sistem
FIFO atau FEFO.
f) Tempat peracikan
1) Ruangan harus selalu bersih, rapi, dan teratur.
2) Sediakan meja untuk peracikan obat.
3) Obat-obatan tidak boleh berserakan dimana-mana.
4) Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk menghindari kemungkinan
terkontaminasi.
5) Wadah obat harus diberi label sesuai dengan obat yang ada di dalamnya.
2. Perlengkapan peralatan racikan
a) Mortir dengan stamper kecil dan sedang
b) Spantel/sudip untuk membantu mencampur dan membersihkan
c) Spantel/sendok untuk menghitung tablet atau kapsul
d) Baki/wadah lain tempat mengitung tablet atau kapsul
e) Lap/serbet yang bersih masing-masing untuk salep dan serbuk
f) Kertas pembungkus, kantong plastik, dan etiket
3. Penyimpanan obat
a) Memahami Resep
1) Baca resep dengan cermat meliputi : nama obat, jenis, dan bentuk sediaan obat, dosis, cara
pemakaian, dan nama, serta umur pasien.
2) Apabila tulisan resep tidak jelas tanyakan kepada pembuat resep / dokter penulis resep.
3) Jika obat yang diminta tidak ada, konsultasikan obat alternatif/pengganti kepada pembuat
resep
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan obat
1) Periksa dan baca sekali lagi informasi pada wadah obat
2) Pakai spatula atau sendok untuk mengambil tablet atau kapsul
3) Setelah selesai mengambil obat tersebut kembalikan sisanya ke dalam wadah semula
4) Periksa kembali etiket dan wadah
5) Yakinkan sisa obat disimpan kembali ke wadah semula
6) Bersihkan kembali meja dimana anda bekerja
4. Penyerahan obat
a) Sebelum obat diserahkan, dilakukan pengecekan terakhir mengenai nama pasien, jenis obat,
jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan dan sebagainya.
b) Obat diberikan melalui Apotek.
c) Penerima obat dipastikan pasien atau keluarga pasien.
d) Informasi
Penyebab utama penderita tidak menggunakan obat dengan tepat adalah karena penderita tidak
mendapatkan penjelasan yang cukup dari yang memberikan pengobatan atau yang menyerahkan
obat. Sangatlah penting menyediakan waktu untuk memberikan penyuluhan kepada penderita
tentang obat yang diberikan. Informasi yang perlu diberikan kepada pasien adalah :
1) Kapan obat digunakan dan berapa banyak
2) Lama pemakaian di anjurkan
3) Cara penggunaan obat
4) Ciri-ciri tertentu setelah pemakaian obat
5) Efek samping obat
6) Obat-obatan yang berinteraksi dengan kontrasepsi oral
7) Cara penyimpanan obat (Anonim, 2003).
e) Etika Pelayanan
Petugas harus memperhatikan etika pelayanan kesehatan, karena disamping itu perlu sopan
santun dan kesabaran dalam melayani pasien, karena pasien sebagai penderita penyakit biasanya
dalam keadaan tidak sehat atau kurang stabil emosinya (Anonim, 2003).
f) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penataan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan,
dan digunakan di Puskesmas, dan atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah :
1. Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
3. Sumber data untuk pembuatan laporan (Anonim, 2003).

BAB III
TINJAUAN UMUM PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

3.1 Data Kependudukan Desa Pekauman


Jumlah RW dan RT di wilayah kerja Puskesmas Pekauman menurut data terakhir yang diperoleh
yang tersebar dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah RW dan RT wilayah kerja Puskesmas Pekauman tahun 2012
No Kelurahan Rukun Warga Rukun Tetangga
1 Pekauman 2 24
2 Kelayan Barat 2 22
3 Kelayan Selatan 2 29
4 Mantuil 2 23
5 Basirih Selatan 2 27
TOTAL 10 125

Tabel 3.2 Jumlah rumah tangga, penduduk dan rata-rata penduduk per rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman tahun 2012.
No Kelurahan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga
1 Mantuil 2.612 11.181 4
2 Kelayan Selatan 6667 12.010 4
3 Pekauman 2783 12600 4
4 Kelayan Barat 2334 9374 4
5 Basirih Selatan 6667 13.291 4

Tabel 3.3 Banyaknya jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Pekauman tahun 2012.
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Mantuil 5.638 5.543 11.181
2 Kelayan Selatan 6.172 5.838 12.010
3 Pekauman 6.301 6.299 12.600
4 Kelayan Barat 4.800 4.574 9.374
5 Basirih Selatan 6.766 6.525 13.291

Tabel 3.4 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Pekauman
tahun 2012.
No Kelurahan 0-4 tahun 5-9 tahun 10-19 tahun 20-59 tahun 60 tahun dan ke atas
1 Mantuil 1112 826 2237 6272 530
2 Kelayan Selatan &Basirih Selatan 2313 1584 3691 11106 948
3 Pekauman 1247 842 2243 7233 805
4 Kelayan Barat 892 658 1652 5385 616

3.2 Geografi dan Batas Wilayah Demografi


3.2.a Geografi
Puskesmas Pekauman didirikan pada tahun 1974 dengan luas tanah 2,4 Ha. Puskesmas
Pekauman terletak di Jalan K.S Tubun No.1 kelurahan Pekauman kecamatan Banjarmasin
Selatan dengan nomor telepon (0511) 3272105.
Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Pekauman yang terletak pada ketinggian 0,16 m di
bawah permukaan laut, berada di daerah berpaya-paya serta relatif datar yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Iklim yang berpengaruh terhadap Puskesmas Pekauman adalah iklim tropis.
Wilayah kerja Puskesmas Pekauman terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, yaitu:
a. Kelurahan Pekauman, luasnya : 1,20 Km2
b. Kelurahan Kelayan Barat, luasnya : 0,15 Km2
c. Kelurahan Kelayan Selatan, luasnya : 1,02 Km2
d. Kelurahan Basirih Selatan, luasnya : 3,23 Km2
e. Kelurahan Mantuil, luasnya : 5,05 Km2

Wilayah kerja Puskesmas Pekauman berbatasan dengan :


a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Barat.
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Dalam.
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Banjar.
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala

3.2.b Demografi
Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pekauman sebanyak 58.456 jiwa yang terdiri dari
laki-laki 29.677 jiwa (50,77 %) dan perempuan 28.779 jiwa (49,23 %) kepadatan penduduk tidak
merata.
Tingkat mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pekauman sebagian besar adalah :
a. Buruh
b. Tani
c. Pedagang
d. Wiraswasta dan
e. Pegawai Negeri

Puskesmas Pekauman memiliki 5 (lima) buah puskesmas pembantu (Pustu), yaitu :


a. Pustu Kelayan Selatan
b. Pustu Basirih
c. Pustu Mantuil
d. Pustu Kuin Kecil
e. Pustu Lingkar Basirih

Puskesmas Pekauman memiliki 5 (lima) buah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yaitu:
a. Poskesdes Pekauman (Belum ada bangunan)
b. Poskesdes Kelayan Barat (Belum ada bangunan)
c. Poskesdes Kelayan Selatan (Sudah ada bangunan di Rumah Susun)
d. Poskesdes Handil Bamban (Kelurahan Basirih Selatan)
e. Poskesdes Tanjung Pandan (Kelurahan Mantuil)

3.3 Falsafah Visi, Misi, dan Tujuan Puskesmas Pekauman


Puskesmas Pekauman terletak di jalan K.S Tubun No. 1 Banjarmasin. Didirikan pada tahun 1947
dan dipimpin oleh seorang dokter. Puskesmas Pekauman sudah mengalami beberapa kali
pergantian pemimpin dengan lama masa jabatan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan
adanya pengajuan pendidikan, perpindahan tugas dan lain-lain. Kebanyakan dokter yang
memimpin Puskesmas melewati masa jabatannya paling lama sekitar 3 tahun. Puskesmas
Pekauman merupakan Puskesmas yang pertama kali ada di wilayah Banjarmasin.
Kemudian disusul oleh Puskesmas-Puskesmas lainnya seperti Puskesmas Cempaka Putih,
Puskesmas Cempaka Besar, Puskesmas S.Parman, dan lain-lain. Puskesmas Pekauman
merupakan Puskesmas induk yang membawahi lima Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu
Kelayan Selatan, Pustu Basirih, Pustu Kuin Kecil, Pustu Mantuil, dan Pustu Basirih Selatan.
Puskesmas Pekauman juga membawahi Puskesdes yaitu Puskesdes Mantuil, Puskesdes Handil
Bamban, Puskesdes Pekauman, Puskesdes Kelayan Barat, Puskesdes Kelayan Selatan.
Lokasi Puskesmas Pekauman letaknya cukup strategis, berada di pemukiman padat penduduk
sehingga setiap harinya selalu ada pasien yang datang berobat. Fasilitas yang dimiliki oleh
Puskesmas juga dinilai lengkap dengan alat-alat kesehatan yang cukup bagus dan memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Puskesmas Pekauman saat ini memiliki 47 tenaga kesehatan yang
bertugas.
Sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Pekauman baik di Puskesmas induk maupun
Puskesmas pembantu dari segi jenis dan jumlah tenaga kesehatan dapat dilihat di bawah ini:
a. Kepala Puskesmas (Dokter) : 1 orang
b. Dokter Umum : 3 orang
c. Dokter gigi : 1 orang
d. Perawat : 9 orang
e. Bidan : 13 orang
f. Bidan PTT : 1 orang
g. Perawat gigi : 2 orang
h. Sanitarian : 2 orang
i. Ahli Gizi : 5 orang
j. Tata Usaha (SMA) : 1 orang
k. Pekarya Kesehatan : 2 orang
l. Apoteker : 1 orang
m. Asisten Apoteker : 2 orang
n. Analisis Laboratorium : 2 orang
o. Fisioterapi : 1 orang
p. Refraksionis Optisen : 1 orang
q. Verfikator Keuangan : 1 orang

Adapun visi dan misi dari Puskesmas Pekauman adalah :


a. Visi
Menjadikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pekauman sehat, mandiri dan berkeadilan
.

b. Misi
1) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Pekauman melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan berperilaku hidup
bersih dan sehat.
2) Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan
3) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
4) Menciptakan individu, keluarga dan masyarakat mandiri dalam bidang kesehatan.
c. Tujuan Puskesmas
Melayani sebaik-baiknya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .

3.4 Struktur Organisasi Puskesmas Pekauman


3.4.a Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Pekauman dapat dilihat pada lampiran (Lampiran 33).

3.4.b Fasilitas Puskesmas


Puskesmas Pekauman memiliki beberapa fasilitas ruangan antara lain : loket, KIA ( poli
kebidanan & imunisasi), kesehatan lingkungan, ruang kepala Puskesmas, tata usaha, poli anak
(MTBS), PKPR untuk remaja, kesling (klinik sanitasi), poli gizi, dan Laboratorium.
1) Ruang Loket
Loket Puskesmas adalah bagian dari suatu Puskesmas yang berfungsi sebagai tempat pendaftaran
serta pengambilan kartu sebelum dilakukan tindakan. Pencatatan di loket bertujuan untuk
mengetahui jumlah pasien dan pemberian obat yang sesuai dengan diagnosanya serta riwayat
penyakit penderita dan untuk mendistribusikan kunjungan, baik dari jenis kunjungan KIA, poli
gigi, poli umum, poli anak, dan jenis penyakit lainnya. Ada lima jenis resep yaitu umum, Askes,
anak sekolah, dan Jamkesmas yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan jenisnya
masing-masing dan yang terakhir adalah resep untuk kader.
Penyimpanan kartu berdasarkan pengobatan pasien, ditempatkan khusus, bagian depan untuk
pengobatan umum, bagian belakang atas untuk pengobatan Askes, dan bagian belakang bawah
untuk pengobatan pasien Jamkesmas.
2) Kasir
Kasir merupakan tempat dilakukannya pembayaran bagi pasien umum. Terkecuali pasien umum
dari kota Banjarmasin yang melakukan pengobatan pelayanan dasar.
3) Ruang Poli Gigi
Ruang poli gigi merupakan tempat dilakukannya pemeriksaan gigi dan mulut. Ruang ini
dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti terdapatnya kursi khusus untuk
pemeriksaan gigi serta alat-alat kesehatan yang digunakan.
4) Ruang Poli Dewasa
Ruang poli dewasa merupakan tempat dilakukannya pemeriksaan penyakit yang diderita oleh
pasien yang memerlukan. Ruangan ini dilengkapi dengan kamar tindakan bagi pasien yang akan
memerlukan pemeriksaan. Pada ruangan ini juga terdapat 5 tenaga kesehatan yang bertugas
melayani pasien, yaitu 2 orang dokter dan 3 orang perawat.
5) Apotek
Apotek merupakan tempat dilakukannya pelayanan kefarmasian atau penyerahan obat-obatan
secara langsung kepada pasien atau keluarga pasien berdasarkan resep dokter yang disertai
pelayanan informasi tentang cara pemakaian obat tersebut

6) Gudang Obat Puskesmas


Gudang obat merupakan tempat untuk menyimpan sementara obat-obatan yang diperlukan oleh
Puskesmas Pekauman dalam jumlah besar sebelum obat-obatan tersebut diletakkan di Apotek.
7) Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Kepala Puskesmas merupakan ruangan khusus untuk Kepala Puskesmas yang dipimpin
oleh seorang dokter.
8) Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha merupakan ruang tempat penyimpanan berbagai arsip penting milik
Puskesmas. Selain itu, ruang tata usaha juga berfungsi sebagai tempat pelayanan kepentingan
masyarakat seperti pembuatan surat keterangan kesehatan dan surat rujukan.
9) Ruang KIA (Poli Kebidanan & Imunisasi)
Ruang KIA merupakan tempat dilakukannya pemeriksaan kandungan atau kehamilan. Selain itu,
ruang KIA juga tempat dilakukannya imunisasi bagi Balita agar terhindar dari berbagai penyakit,
misalnya campak dan lain sebagainya, serta imunisasi untuk pasangan yang akan menikah.
10) Ruang Poli Anak (MTBS)
Ruang poli anak merupakan Ruang Manajemen Terpadu Balita Sakit, yang digunakan untuk
memeriksa kondisi atau tempat pengobatan balita dan anak-anak di bawah 12 tahun.
11) Ruang Kesling (Klinik Sanitasi)
Ruang Kesling merupakan tempat untuk petugas kesehatan lingkungan dan berfungsi juga
sebagai tempat penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai