PENDAHULUAN
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam
keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya.
Campuran suatu zat akan mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh ksrena
itu suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari
zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat
bergantung pada kandungan zat dalam bahan bersangkutan. Banyak ragam
bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada makalah ini akan
dibahas beberapa diantaranya.
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui jenis surfaktan yang
terdapat dalam detergen, kosmetik dan personal care yang berhubungan
dengan compounding dan dispensing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Surfaktan
2.2 Detergen
Deterjen pada umumnya mencekup setiap bahan pembersih termasuk
sabun, namun kebanyakan dihubungkan dengan deterjen sintetik. Deterjen
dapat mempunyai sifat tidak membentuk endapan dengan ion-ion logam
divalen dalam air sadah.
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan
air. Deterjen merupakan garam natrium dari asam sulfonat (http//www.chem-
is-try.org).
Deterjen telah lama digunakan dalam stabilisasi emulsi dan deterjen ini
merupakan jenis pengemulsi yang paling efisien. Meskipun tindakan tersebut
dapat dikatakan sebagai pengemulsi, maka dapat diketahui bahwa bahan-
bahan yang dapat digunakan sama baiknya dalam memecahkan emulsi (Lata,
1976).
Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat-aktif
permukaan, atau surfaktan. Pernyataan lain adalah amfifil, yang mengingatkan
bahwa molekul atau ion mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut
polar maupun nonpolar, amfifil secara dominan (kuat) bisa hidrofilik (suka
air), lipofilik (suka minyak). Sebagai contoh, alkohol yang mempunyai rantai-
lurus, amina-amina dan asam-asam adalah amfifil yang berubah dari hidrofilik
dominan menjadi lipofilik apabila jumlah atom karbon dalam rantai karbon
naik. Jadi, etil alkohol bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Sebagai bandingannya, kelarutan dalam air dari amil alkohol adalah sangat
kecil, sedang etil alkohol bisa dikatakan sangat lipofilik dan tidak larut dalam
air.
Amfifilik merupakan sifat dari zat aktif permukaan yang dapat
menyebabkan zat ini diadsorpsi pada antarmuka. Jadi dalam suatu dispersi
dalam air dari amil alkohol, gugus alkoholik polar dapat bergabung dengan
molekul-molekul air. Tetapi, bagian nonpolar ditolak karena gaya adhesif
yang dapat terjadi dengan air adalah kecil dibandingkan dengan gaya kohesif
antara molekul-molekul air yang berdekatan. Akibatnya, amfifil tersebut
diadsorpsi pada antarmuka (Martin, 1993).
Pada antarmuka udara/air, rantai-rantai lipofilik diarahkan keatas masuk
dalam udara, pada antarmuka minyak/air mereka bergabung dengan fase
minyak. Dengan cara berorientasi demikian pada antarmuka minyak/air, maka
molekul-molekul surfaktan membentuk suatu jembatan antara fase polar dan
fase nonpolar yang menyebabkan terjadinya transisi antara kedua fase tersebut
lebih baik. Untuk membuat agar amfifil terkonsentrasi pada antarmuka, maka
amfifil harus seimbang, dengan pengertian dengan pengertian gugus-gugus
yang larut dalam air harus seimbang dengan gugus-gugusnya yang larut dalam
minyak (Moechtar, 1989).
b) Menjaga kelembaban
a) Surfaktan anionik
Surfaktan anionik adalah memiliki muatan negatif pada kepala. Termasuk
pada kelompok-kelompok seperti asam karboksilat, sulfat, asam sulfonat,
asam fosfat dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang memerlukan
pembersihan (perlengkapan mandi dan busa).
Surfaktan Asam Karboksilat : stearat berguna untuk produk
seperti deodoran dan antiperspirant. Garam (natrium stearat)
membuat sabun yang sangat baik.
Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS),
atau teretoksilasi, natrium sulfat laureth (SLES) dalam penggunaan
pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik,
agen pembersih, dan relatif murah.
Asam sulfonat : umumnya lebih ringan dibandingkan sulfat.
Mereka termasuk Taurates (berasal dari taurin), Isethionates
(berasal dari asam isethionic), sulfonat olefin, dan Sulfosuccinates.
Alasan mereka tidak digunakan lebih sering adalah bahwa mereka
lebih mahal untuk diproduksi.
b) Surfaktan kationik
Surfaktan kationik memiliki muatan positif pada kepala. Termasuk
kationik yaitu seperti Amin, Alkylimidazolines, Amin Alkoxylated, dan
Senyawa Amonium Quaternized (atau Quats).
Surfaktan kationik paling signifikan yang digunakan dalam
kosmetik yaitu Quats. Quats seperti klorida Cetrimonium dan Klorida
Stearalkonium memberikan dasar untuk kondisioner rambut banyak.
Masalah dari surfaktan kationik biasanya tidak kompatibel dengan
surfaktan anionik. sulit untuk menghasilkan produk yang secara bersamaan
bersih. Surfaktan kationik juga bisa menyebabkan iritasi sehingga ini harus
dipertimbangkan ketika menggunakan kosmetik dengan kationik.
c) Surfaktan amfoter
Contohnya termasuk Lauriminodipropionate Natrium dan
Lauroamphodiacetate Dinatrium.Amphoterics terutama digunakan dalam
kosmetik sebagai surfaktan sekunder. Amfoterik dapat membantu
meningkatkan busa,dan bahkan mengurangi iritasi. Juga digunakan untuk
shampoo bayi dan produk pembersih lain yang memerlukan kelembutan.
Kekurangan adalah bahwa mereka tidak memiliki sifat pembersihan yang
baik dan tidak berfungsi dengan baik sebagai emulsifier.
d) Surfaktan Non ionik
Surfaktan yang tidak bermuatan. Paling sering digunakan sebagai
emulsifier, bahan pendingin, dan agen pelarut. Nonionics utama yang
digunakan untuk kosmetik termasuk alkohol, alkanolamides, ester, dan
oksida amina.
Surfaktan non ionik yang umum digunakan yaitu surfaktan
teretoksilasi tetapi surfaktan ini dapat bersifat karsinogenik.
Alkohol seperti setil alkohol atau stearil digunakan dalam krim dan
lotion untuk memberikan kelembutan pada kulit. Alkohol juga membantu
menstabilkan emulsi dan dapat mengurangi iritasi. Oksida amina seperti
oksida Cocamidopropylamine digunakan untuk meningkatkan busa dalam
produk pembersih. Ester polisorbat juga bahan pelarut yang sangat baik
untuk minyak wangi.
Pada kosmetik juga digunakan surfaktan yang alami karena dilihat
dari segi keamanannya. Berikut ini beberapa surfaktan alami yang
digunakan dalam kosmetik dan personal care :
Surfaktan natural : penggunaan surfaktan ini tidak terlalu banyak.
Contoh :
Dihasilkan dari lanolin (lemak wool), piotsteroid diekstrak dari variasi
tanaman dan sarang lilin lebah.
Kelas surfaktan alami lainnya adalah protein contoh kasein dalam susu.
2.5. Contoh industri formulasi personal care serta peran dari surfaktan
Formulasi awal yaitu : garam asam lemak sederhana, seperti natrium atau
kalium palmitat. Ditambahkan surfaktan seperti sulfat atau natrium eter
cocomonoglyceride cocoglyceryl sulfonat yang mencegah presipitasi
dengan ion kalsium.
Fungsi bahan dalam bar soap :
1. antibakteri,
2. deodoran,
3. peningkat busa,
4. anti-iritasi bahan,
5. vitamin,
6. Aditif bar soap termasuk antioksidan, agen chelating, agen opasitas
(titanium dioksida), brighteners optik, pengikat, peliat (untuk kemudahan
pembuatan), anticracking agen, pigmen pearlescent, fragrants
ditambahkan untuk memberikan bau yang menyenangkan pada bar
soap.
5.2.7. Sunscreens
Perlindungan terhadap sinar UV (UV A, UV B, UV C) dan dilakukan
pemberikan SPF.
Syarat :
a) penyerapan maksimum UV-B dan UV-A
b) efektifitas Tinggi pada dosis rendah.
c) agen Non-volatile stabilitas terhadap fisik.
d) Kompatibilitas dengan bahan lain
e) kelarutan yang cukup, emolien atau dalam fase air.
f) Tidak adanya efek dermato-toxological dengan kulit.
g) Resistensi terhadap hilang oleh keringat.
Filter UV-B : sinamat, benzofenon, p-aminobenzoic acid, salisilat,
kamper
derivatif dan benzimidazosulphonates fenil.
filter UV-A : methanes dibenzoyl, anthranilates dan turunannya
kamper.
Beberapa bahan alami sunscreens, misalnya camomile atau ekstrak aleo,
asam caffeic.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
1) Salah satu dari penentuan faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari
penggunaan surfaktan. Untuk itu cermati produk kosmetik dan personal care
sebelum penggunaannya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17135/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17135/5/Chapter%20I.pdf
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53021/BAB%20II%20Tinj
auan%20Pustaka.pdf?sequence=3
http://eprints.undip.ac.id/3102/1/jurnalku.pdf
http://id.scribd.com/doc/89252784/surfaktan-makalah
http//www.chem-is-try.org
http://gochemistgirl.wordpress.com/2012/02/17/surfaktan-dalam-kosmetik-dan-
personal-care/
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46818/BAB%20I%20Pend
ahuluan_%202011sai.pdf?sequence=4