Resorpsi Internal PDF
Resorpsi Internal PDF
RESORPSI INTERNAL
BAB I
PENDAHULUAN
Kadang-kadang terjadi metaplasia pulpa yaitu transformasi ke jenis jaringan lain seperti
tulang atau sementum.
Gambaran radiografis resorpsi internal berupa daerah radiolusensi berbentuk
cekungan pada dinding saluran akar sehingga menyerupai gambaran lingkaran dengan
tepi yang rata. Secara klinis ditemukan jaringan pulpa yang nekrotik sampai batas lakuna
resorpsi internal dan lebih ke apikal, terdapat jaringan yang masih vital. Dapat juga
ditemukan jaringan pulpa yang sudah nekrotik seluruhnya.
Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus resorpsi internal adalah eksterpasi
pulpa untuk menghentikan proses resorpsi internalnya. Pada kebanyakan pasien, resorpsi
internal berkembang tanpa terlihat karena tidak menimbulkan rasa sakit, sampai akar
berlubang. Dalama kasus seperti ini, pasta kalsium hidroksida dimampatkan pada saluran
akar dan diperbaharui secara periodik sampai kerusakan menjadi baik. Perbaikan selesai
bila terjadi rintangan atau karies mengapur, baru kemudian diisi dengan gutta-percha.
Prognosis dari kasus resorpsi internal yang terbaik adalah sebelum terjadi
perforasi akar atau mahkota. Jika telah terjadi perforasi akar-mahkota, prognosisnya
menurun tergantung pada terbentuknya rintangan mengapur atau pembukaan ke perforasi
yang memungkinkan perbaikan secara bedah.
BAB II
LAPORAN KASUS
KASUS 1
Pria umur 20 tahun dengan riwayat trauma 2 tahun yang lalu, datang ke bagian
konservasi kedokteran gigi dengan keluhan diskolorisasi dan fraktur gigi anterior bawah.
Pasien tidak mempunyai riwayat pembengkakan ekstraoral dan intraoral atau rasa sakit
atau sinus.
Diagnosis klinis
Pemeriksaan intraoral menunjukkan fraktur Ellis Class II gigi insicivus lateral.
Gigi mengalami perubahan warna dan member respon terhadap tes panas. Gigi incisivus
central tidak memberikan respon terhadap tes panas.
Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi rutin menunjukkan radiolunsen pada sepertiga tengah
permukaan akar insisivus central mengindikasikan kasus resorpsi internal. Dan hubungan
radiolusen pada daerah periapikal gigi insisivus lateral.
Treatment
1. Pembuatan access opening pada gigi incisivus central dan lateral dengan rotary
high speed dan saluran akar dibentuk, diikuti dengan ekstirpasi pulpa
2. Saluran akar diirigasi dengan larutan saline dan sodium hypochlorite 5.25%.
3. Penentuan panjang kerja dengan menggunakan radiografi periapikal intraoral.
4. Preparasi biomekanik pada kedua gigi dengan menggunakan alat taper lebih besar
(Profile), incisivus central sampai 25 (6%), incisivus lateral sampai 25(bukal 6%,
lingual 4%).
7. Pada kasus insisivus central, master cone dipotong sampai 5 mm dan ditempatkan
pada tepi apical dengan menggunakan sealer. Kemudian obturasi diselesaikan
dengan back fill method dengan sealer resin based (gambar 4).
KASUS 2
Pasien laki-laki, berusia 40, mengalami kecelakaan ketika dia berusia 18 tahun,
terdapat luksasi extrusi pada gigi incisivus dan caninus lateral kiri mandibula. Kemudian
dia mengembalikan giginya ke posisi semula dan pergi ke dokter gigi dan dia diamati
secara klinis dan radiografis selama beberapa tahun. Vitalitas pulpa diobservasi tetapi
tidak ada tindakan lebih lanjut. Dua puluh dua tahun kemudian terlihat fistula antara
kedua gigi.
Pemeriksaan radiografi
Pada foto rontgen terlihat kerusakan yang luas di sepertiga akar dari caninus.
Treatment
1. Perawatan saluran akar dicoba walaupun sulit
2. Pembersihan dan pembentukan dilakukan dengan menggunakan sodium
hipoklorit 2,5%
3. Setelah instrumentasi, dressing kalsium hidroksida (dengan kekentalan
hydrosoluble - propilen glikol) ditempatkan selama 10 hari untuk membantu
penyembuhan dan memeriksa pengisian resorpsi tersebut.
4. Dressing diganti dan diulangi kembali untuk 4 kali sampai complete filling terjadi.
7. Gigi ditumpat dengan komposit dan dikontrol secara klinis dan radiografi.
8. Setelah beberapa bulan fistula sembuh
KASUS 3
Penderita pria, 52 tahun, datang untuk merawat gigi kaninus kiri atas . Secara
klinis gigi tampak normal, akan tetapi terdapat perubahan warna. Penderita tidak
merasakan adanya rasa sakit.
Pemeriksaan radiografis
Pada gambaran radiografik terlihat adanya resorbsi internal yang sangat besar dan
hampir mencapai ligament periodontal.
Treatment
1. Pembukaan akses dari arah koronal
2. Preparasi saluran akar
3. Dilakukan irigasi dengan sodium hipoklorit 2,5%
4. Untuk bahan dressing digunakan kalsium hidrosida dengan polyethylene glycol
dan iodoform, pemakaian dilakukan secara bergantian selama 6 minggu sampai
dilakukan pengisian saluran akar.
5. Dikarenakan adanya resorbsi internal yang sangat luas maka saluran akar diisi
dengan MTA
KASUS 4
Wanita umur 29 tahun datang ke dental klinik di Howard University untuk
perawatan gigi. Dari pemeriksaan radiografi terdapat resorbsi internal yang luas pada
daerah koronal dan sepertiga akar insisivus central RA, tanpa kelainan periapikal.
Sedangkan pada daerah apek gigi insisivus lateral terdapat radiolusen, yang berhubungan
dengan nekrosis pulpa.
Treatment
1. Isolasi gigi dengan rubber dam
2. Pembukaan akses dari mahkota
3. Ekstirpasi pulpa dan menentukan panjang kerja
4. Saluran dicapai dengan file no 45
5. Irigasi dengan menggunakan sodium hypoklorit 2,5%
6. Keringkan saluran dengan paper points dan memasang gutta-percha cone untuk
segmen saluran apikal
7. Kondensasi vertikal untuk mengisi saluran akar dengan sealer non-eugenol
8. Digunakan system bonding dentin dan dual-cure syringable hybrid composite
resin (karena mahkota klinis masih utuh tidak digunakan post core dan mahkota
porcelain).
9. Rubber dam dipasang untuk mengisolasi gigi
10. Irigasi saluran dengan air, keringkan dengan udara dan paper points
11. Aplikasi etsa gel 37% phosphoric acid dengan syringe selama 20 detik dan irigasi
dengan air.
12. Saluran dikeringkan dengan paper points dan udara
13. Aplikasi Tenure AB (Den-Mat Corp) dentin bonding system dan resin komposit
sesuai petunjuk pabrik
14. Saluran dan orifice disemprot udara selama 10 detik setelah aplikasi bahan
adhesif
15. Aplikasi Tenure S Bond Enhancer (Den-Mat Corp) pada semua panjang saluran
akar yang tidak terisi dan orifice kemudian semprot dengan udara
16. Untuk mencegah akumulasi kelebihan bonding dalam saluran, light-cure tidak
digunakan
17. Campur bersama-sama jumlah dual-cure syringable resin composit, Marathon
(den-Mat), shade paste dan initiator selama 30 detik
18. Tempatkan campuran pada tip dengan plugger dan pelan-pelan injeksikan
kedalam defect resorbsi dari akar ke permukaan oklusal untuk menghindari ruang
kosong dalam saluran
19. Light cured resin komposit dengan sumber cahaya yang ditransmisikan pada
facial dan lingual gigi selama 40 detik sampai terjadi polimerisasi.
20. Pengisian ruang saluran yang tersisa dan koronal akses dari gigi dengan komposit
resin pada penambahan kedua dan dilakukan curing.
21. Permukaan lingual gigi diselesaikan dengan diamond bur ultrafine dan composit
finishing kit.
BAB III
PEMBAHASAN
Beberapa material dapat digunakan untuk merawat gigi yang mengalami resorbsi
internal, termasuk hydrophilic plastic polymer (2-hydroxyethil methacrylate dengan
barium sulfat), zink oxide eugenol dan zink acetat semen, amalgam alloy dan
thermoplastis gutta percha dengan injeksi atau teknik kondensasi serta MTA (Mineral
Trioxide Aggreate). Beberapa bahan ini tidak dapat mempertahankan struktur gigi yang
tersisa. Pemilihan bahan yang digunakan tergantung dari sisa struktur gigi, luas dan
lokasi defect.
Penggunaan bahan irigasi berupa sodium hipoklorit dikarenakan bahan ini
merupakan suatu bahan organik cair yang dapat memecah jaringan dalam 20 menit
hingga 2 jam , memiliki kemampuan antimikrobial, mampu melarutkan debris dalam
saluran akar , dan biokompatibel. Sedangkan H2O2 sebagai oksidator kuat yang
melepaskan oksigen dapat menyebabkan debris terjebak di dalam saluran akar.
Preparasi saluran akar yang paling ideal adalah dengan crowndown pressure
karena mengikuti bentuk anatomis saluran akar yang mengerucut pada bagian apikal.
Selain itu dengan preparasi crowndown presurre dapat mengurangi kontaminasi bakteri
yang bersal dari periapikal.
Kalsium hidroksida merupakan suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH
antara 11-12,8. Dalam bentuk terlarut, kalsium hidroksida akan pecah menjadi ion-ion
kalsium dan hidroksil. Ion hidroksil diketahui dapat memberikan efek antimikroba dan
mampu melarutkan jaringan. Banyak peneliti telah membuktikan efektifitas kalsium
hidroksida sebagai obat dressing maupun sebagai bahan pengisi saluran akar.
Kalsium hidroksida sebagai bahan dressing yang paling umum dipakai dan
merupakan pilihan terbaik untuk dressing. Banyak penelitian membuktikan bahwa
kalsium hidroksida merupakan bahan antimikroba yang potensial, secara fisik dan kimia
dapat diterima oleh tubuh, dan merupakan pilihan yang tepat untuk kebanyakan masalah
klinis misalnya kelainan periapeks pada gigi non-vital. Kalsium hidroksida memiliki dua
kemampuan utama, yaitu: merangsang remineralisasi dan efek antimikroba. Dalam kasus
ini kalsium hidroksida merupakan bahan yang penting untuk mengontrol resorbsi
internal.
Saat ini banyak literatur yang mengatakan penggunaan MTA untuk perawatan
tanpa bedah pada kasus resorbsi internal merupakan pilihan yang baik, bila dikondensasi
dengan sangat hati-hati pada area resorbsi. MTA memberikan respon jaringan periapikal
yang baik dengan terbentuknya jaringan cementum baru yang menutupi bahan MTA.
Pada kasus perawatan dengan MTA, prognosisnya tergantung pada perforasi yang terjadi,
yaitu berapa lama terjadi kontaminasi. Ketika perforasi lateral segera ditutup
dengan MTA, hasil perawatan sangat menguntungkan, karena akan terjadi penyembuhan
ligamentum periodontal. MTA merupakan bahan yang merangsang osteogenesis, yang
diindikasikan sebagai bahan pengisi retrograde karena membentuk marginal seal yang
baik dan merangsang osteoblast.
BAB IV
KESIMPULAN
Etiologi dan predisposisi resorpsi internal belum diketahui, namun banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut. Perawatan resorpsi internal didasarkan pada
klinis-radiografi untuk mengetahui luas dan lokasi defeknya. MTA dianggap sebagai
bahan yang baik untuk mengisi saluran akar yang mengalami resorpsi internal jika
dibandingkan kalsium hidroksida maupun resin komposit. Bahan MTA mampu diresorpsi
dengan baik oleh jaringan, sedangkan kalsium hidroksida dapat dijadikan alternatif
perawatan resorpsi internal tanpa adanya perforasi. Resin komposit jarang digunakan
karena adanya bahan metilakrilat yang dapat mengiritasi jaringan di sekitar periapikal
jika terjadi over-filling pada saat obturasi.
REFERENSI
1. Culbreath, TE, Davis GM, et all. Treating Internal Resorption using Syringeable
Composite Resin. J Am Dent Assoc. 2000; 131;493-5.
2. Siregar, EE. Deteksi Radiologi terhadap Resorpsi Internal Gigi-geligi. FKG USU :
Medan. 2001.
3. Digjaya, RP. Perawatan Pasca Trauma dengan Splint Temporer. 2009.
4. Amara G, Goncalves RS, et all. MTA as A Filling Material in Internal Root
Resorption. Braziliian Journal of Dental Traumatology. 2009.1(2):40-44.
5. Mandke L, Kachalia T. Management of Internal Resorption-A Case Report. Scientific
Journal. Vol.1. 2007
6. Abimanyu N, Santosa P. Perawatan Resorpsi Akar Eksternal. Maj Ked. Gi. 2007.
14(1):53-58