Tn W dirawat diruang medikal bedah karena diare sudah sebulan tak sembuh-sembuh meskipun
sudah berobat ke dokter. Pekerjaan Tn W adalah supir truk dan dia baru saja menikah dua tahun
yang lalu. Tn W mengatakan bahwa dia diare cair 15 x hari dan BB menurun 7 kg dalam satu
bulan serta sariawan mulut tak kunjung sembuh meskipun telah berobat dan tidak nafsu makan.
Hasil foto thorax ditemukan pleural effusi kanan,hasil laboratorium sebagai berikut : Hb 11
gr/dL, leukosit 20.000/Ul, trombosit 160.000/UL, LED 30 mm, Na 8 mmol/L, K 2,8 mmol/L, Cl
11o mmol/L, protein 3,5. Hasil pemeriksaan ditemukan TD 120/80 mmHg, N 120x/mnt, P
28x/menit, S390C, konjungtiva anemis, sklera tak ikterik, paru-paru : ronchi +/+ dan wheezing
+/-.
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Umur
kronologis pasien juga mempengaruhi imunokompetens. Respon imun sangat tertekan pada
orang yang sangat muda karena belum berkembangnya kelenjar timus. Pada lansia, atropi
kelenjar timus dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Banyak penyakit kronik yang
berhubungan dengan melemahnya fungsi imun. Diabetes meilitus, anemia aplastik, kanker
adalah beberapa penyakit yang kronis, keberadaan penyakit seperti ini harus dianggap sebagai
factor penunjang saat mengkaji status imunokompetens pasien. Berikut bentuk kelainan hospes
dan penyakit serta terapi yang berhubungan dengan kelainan hospes :
1. Kerusakan respon imun seluler (Limfosit T )
Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Output yang berlebih Kekurangan volume
diare sudah 1 bulan tak sembuh-sembuh cairan
meskipun sudah berobat kedokter.
Tn. W mengatakan bahwa dia diare cair
kurang lebih 15x/hari
DO :
- Na 98 mmoL/L
- K 2,8 mmol/L
- Cl 110 mmol/L
2 DS : Imunodefisiensi Resiko infeksi
Tn.W mengatakan BB menurun 7
kg dalam 1 bulan serta sariawan mulut tak
kunjung sembuh.
DO :
- Leukosit 20.000/uL
- Trombosit 160.000/uL
- LED 30 mm
3. INTERVENSI
Rencana asuhan keperawatan
Dx : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih
Tujuan : mempertahankan hidrasi cairan yang dibuktikan oleh normalnya
kadar elektrolit
Kriteria hasil : Terpenuhinya kebutuhan cairan secara adekuat
- Defekasi kembali normal, maksimal 2x sehari
Intervensi Rasional
Mandiri Indikator tidak langsung dari status cairan.
Kaji turgor kulit,membran mukosa, dan rasa haus Mempertahankan keseimbangan cairan,
Pantau masukan oral dan memasukkan cairan mengurangi rasa haus, melembabkan mukosa.
Mungkin dapat mengurangi diare.
sedikitnya 2500 ml/hari
Meningkatkan asupan nutrisi secara adekuat.
Hilangkan makanan yang potensial menyebabkan
Mengurangi insiden muntah, menurunkan jumlah
diare, yakni yang pedas/ makanan berkadar
keenceran feses mengurangi kejang usus dan
lemak tinggi, kacang, kubis, susu.
peristaltik.
Berikan makanan yang membuat pasien berselera. Mewaspadai adanya gangguan elektrolit dan
antiemetikum, antidiare atau antispasmodik. terutama jika pemasukan oral tidak adekuat.
4. IMPLEMENTASI