Anda di halaman 1dari 16

BAB III

REMEDIASI AIR TANAH

Tujuan utama dari remediasi air tanah adalah :


Mencegah penyebaran air tanah terkontaminasi pada tingkat yang tidak
diharapkan
Mencegah pergerakan kontaminan
Meminimisasikan kontaminasi air tanah lebih lanjut hasil dari perlindian dari tanah
atau NAPL
Mengembalikan air tanah ke penggunaan yang menguntungkan
Gambar 3.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Remediasi Air Tanah
Keterbatasan teknis kontrol restorasi sumber dan air tanah dapat terjadi bila ditemukan
keberadaan DNAPL atau adanya kondisi hidrogeologis tertentu.
Aliran air tanah terkontaminasi dapat diremediasi melalui beberapa cara, bergantung dari
jenis kontaminan, kondisi hidrogeologis, tujuan pembersihan, dan persyaratan peraturan
lingkungan. Remediasi air tanah dapat dilakukan, antara lain melalui ; pengurangan konsentrasi
alamiah, berupa biodegradasi, disperse, pengenceran, penyerapan, volatilisasi, dan atau stabilisasi
kimia dan biokimia kontaminan sampai pengurangan toksisitas kontaminan, mobilisasi volume
hingga tingkat aman bagi manusia dan lingkungan. Bila digunakan pengurangan konsentrasi
alamiah, mutlak diperlukan adanya pengawasan kualitas secara regular sehingga tidak terjadi
ancaman-ancaman baru
Pengolahan in situ atau pengolahan di tempat. Misalnya berupa pemberian nutrisi dan
oksigen pada aquifer untuk merangsang biodegradasi kontaminan, injeksi udara untuk
menguapkan senyawa volatile dari air tanah, atau dapat digunakan penghalang fisik pada
aliran air tanah melalui sebuah sel pengolahan seperti pada dinding besi reaktif
Pengurungan. Pembatas fisik atau gradient hidrolik yang disebabkan oleh sumur pompa
dapat digunakan untuk mengurung plume dan mencegah penyebaran kontaminan
Ekstraksi dan pengolahan. Air tanah terkontaminasi dan atau NAPL dapat disisihkan dari
aquifer, dioleh, dan dibuang melalui pemompaan
Teknologi pengolahan seringkali tumpang tindih dan tidak mudah didefinisikan secara tepat
jenis pengolahan yang dilakukan. Klasifikasinya seringkali didasarkan pada sifat-sifat
kontaminan. Pengolahan dapat dilakukan dengan cara memisahkan kontaminan dari air
tanah, melumpuhkan atau memusnahkan kontaminan. Untuk selanjutnya, kontaminan dapat
diolah lebih lanjut, dibuang atau digunakan kembali.

3.1 PENGHALANG FISIK

Penghalang vertikal digunakan untuk mengurung air tanah atau mengarahkan alirannya dan
sering digunakan dengan mengelilingi sebuah area. Air tanah dapat dipompa dari dalam area untuk
mencegah area diisi oleh air (efek bath-tube). Sebuah penutup tak tembus air kadang digunakan di
seluruh area untuk meminimkan jumlah air yang harus dipompa.
Jenis penghalang fisik ini umumnya berupa dinding slurry dan lembaran tanam, yang biasanya
ditanam dengan kedalaman 2 sampai 3 feet.

3.2 EKSTRAKSI AIR TANAH

3.2.1 Sumur-Sumur Ekstraksi


Desain sumuran ekstraksi tergantung pada sifat aquifer, tujuan sistem dan ukuran volume.
Sifat aquifer menentukan berapa banyak air yang harus dipompa dari tiap sumuran. Penempatan
sumuran dan jumlah total air yang dipompa tergantung dari sistem dan ukuran plume.
Sumuran dapat dibangun secara vertikal ataupun horisontal dengan komponen utama berupa
casing, saringan, filter pack, pelindung serta pompa.
Air tanah mengalir melalui saringan berupa pipa PVC atau pipa stainless steel. Hal yang
diperhatikan adalah bahwa total luas lubang harus cukup besar agar kecepatan airnya cukup besar
untuk mengatasi headlossnya. Panjang saringan tergantung pada tipe, stratafikasi, ketebalan
aquifer dan penampang yang tersedia.
Ukuran casingnya disesuaikan dengan pompa yang akan dipakai, umumnya berdiameter
lebih besar atau sama dengan 4 inchi. Filter pack umumnya berupa pasir kasar atau medium gravel
halus yang mengelilingi saringan dan casing. Pompa yang digunakan untuk mengekstraksi air
tanah adalah pompa pneumatik dan pompa submersible, yang ukurannya ditentukan sesuai dengan
energi tekanan yang diperlukan.Desain dan operasi suatu sistem ekstraksi air tanah melibatkan
banyak pertimbangan disamping pertimbangan teori, antara lain:
Unit pengolahan air tanah biasanya mempunyai debit berukuran kecil, peralatan yang
terlalu besar akan meningkatkan biaya modal dan mempengaruhi efektifitas, sedangkan
peralatan yang terlalu kecil akan menghambat remediasi
Debit pemompaan dilakukan dengan asumsi kondisi equlibrium, yang tidak selalu terjadi.
Jumlah air yang lebih besar daripada perkiraan akan terpompa saat air di daerah pengaruh
dipompa. Selama jangka waktu pemompaan yang lama, kondisi water table akan berubah-
ubah sebagai hasil dari pengendapan
Gerakan penurunan muka air tanah dapat mempengaruhi struktur dan sifat tanah di
sekitarnya. Seperti pengendapan tanah, berkurangnya konsolidasi tanah, bahkan dapat
mempengaruhi struktur pondasi bangunan serta memutuskan aliran air untuk makanan
tanaman

3.2.2 Sistem Titik-Titik Sumur

Air tanah dapat dipompa menggunakan sistem dengan beberapa titik sumur yang
dihubungkan dengan satu pompa di bagian permukaan tanah, dibandingkan dengan menggunakan
pompa untuk tiap sumur. Pengaturan debit dilakukan dengan menggunakan katup di tiap ujung
atas masing-masing sumur. Pengaturan ini disebut tuning.
Jarak tiap sumur biasanya 3-10 feet, dengan kedalaman 15-28 feet. Debit pemompaan
biasanya 0,1-25 gpm/sumur.
Sistem ini biasanya dipakai dalam pekerjaan konstruksi, dan jarang digunakan untuk
pekerjaan remediasi jangka waktu lama. Hal ini disebabkan oleh kedalamannya yang dangkal dan
debit pemompaan yang rendah.

3. 2.3 Parit Penghalang

Penggunaan parit dapat dilakukan untuk mengumpulkan air tanah tercemar. Di tanah yang
permeabel, parit digali sampai tanah kedap dan diberi pipa berlubang-lubang agar air tercemar
dapat masuk, kemudian di bagian ujung pipa dilengkapi dengan pompa yang mengalirkan air tanah
ke unit pengolahan. Pipa ini diletakkan berpotongan arah dengan aliran air tercemar.
Skema parit penghalang dapat ditunjukkan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Skema Parit Penghalang

3.2.4 Efisiensi Remediasi Pompa dan Olah


Data tinggi muka air menunjukkan efektifitas pengontrolan gradien hidrolis sistem
pemompaan. Kadar pencemar di air tanah dimonitor untuk menentukan apakah plume telah
dicapai dan menunjukkan kemajuan usaha remediasi yang dilakukan.
Beberapa faktor yang menghalangi penggunaan sistem pompa dan olah, antara lain:
Sistem ekstraksi tidak dapat secara efektif mengsirkulasikan air tanah di aquifer tercemar
bila material aquifer berupa tanah yang sangat heterogen dengan kadar material
permeabilitas rendah atau sedang.
Kemampuan menyisihkan massa kontaminan dibatasi oleh keberlanjutan sumber
kontaminasi. Sumber-sumber ini berupa kontaminan perlindian dari tanah tak jenuh,
kontaminasi absorpsi padatan aquifer, atau NAPL. DNAPL adalah sumber pencemar
kontinyu yang bermasalah
Desain sistem ekstraksi dapat saja tidak mencukupi atau sesuai. Sistem mungkin saja terlalu
kecil karena karakterisasi data awal yang tidak tepat. Dalam beberapa kasus, kondisi alamiah
mempersulit perancangan sistem yang dapat mengatur gradien air tanah. Kondisi alamiah
inilah yang meliputi debit air tanah yang terlalu besar, atau material aquifer yang terlalu
heterogen.

3.2.5 Peningkatan

Sistem pompa dan olah dapat ditingkatkan dengan pengolahan in situ atau variasisasi
komponen-komponen sistemnya untuk meningkatkan performa. Sebagai contoh, dapat dibuat
sumur ekstraksi tambahan untuk memperluas luas bidang tangkapan sistem, atau sumur injeksi
tambahan untuk meningkatkan pengontrolan gradien. Pengontrolan gradien dapat dilakukan
dengan penambahan sebuah pengahalang vertikal, seperti dinding slurry atau penanaman
lembaran.
Pemompaan pulsa dapat dilakukan untuk meningkatkan performa sistem sumur ekstraksi
pada saat kinerjanya menurun. Dengan melakukan variasi terhadap laju kecepatan pompa pada
tiap-tiap sumur (pemompaan adaptif), aliran yang menuju ke zona stagnan di antara sumur-sumur
ekstraksi dapat ditingkatkan.
Peningkatan sistem pompa dan olah lainnya yang dapat dilakukan adalah mengganti
permeabilitas material aquifer. Pecahan-pecahan batu dapat meningkatkan hidrolis dan pnematik
material aquifer.
Surfaktan juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan kontaminan organik sehingga
dapat meningkatkan optimasi remedisi air tanah.

3.3 PENGALIRAN AIR TANAH


Tingkat dan jenis pengolahan yang diperlukan untuk air tanah yang diekstraksi tergantung
pada ke mana air tanah akan dialirkan, yaitu :
Air permukaan. Air tanah dapat saja dibuang ke aliran danau, laut atau sungai. Batasan
buangan ini sering didasarkan pada kadar polutan yang dapat dibuang ke air tanpa
membahayakan kehidupan air
Air tanah. Air tanah yang sudah diolah dapat pula diinjeksikan kembali ke aquifer melalui
sumur injeksi, parit, atau rekahan lahan. Gradien hidrolis yang dihasilkan injeksi ini dapat
digunalan untuk mengatur atau menangkap migrasi air tanah. Injeksi kembali juga dapat
digunakan untuk membnatu pencucian tanah dan atau air tanah tercemar. Injeksi kembali ini
memerlukan ijin
Pengolah domestik. Air tanah terolah maupun tidak, dapat disalurkan ke unit pengolah
limbah domestik setempat. Namun harus memenuhi syarat-syarat program pre-treatment unit
tersebut
Pengolah limbah industri. Remediasi air tanah yang sering terjadi di area industri di mana
terdapat unit pengolah air limbah industri. Sehingga air tanah yang terekstraksi dapat
langsung disalurkan ke unit pengolah limbah ini, walau harus memenuhi prasyarat unit
pengolahan ini.

3.4 PENGOLAHAN AIR TANAH

Teknologi pengolahan air tanah dapat memisahkan kontaminan dari air, immobilisasi
kontaminan, atau menghancurkannya. Dua jenis pengolahan yang pertama akan menghasilkan
residu yang memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk menghancurkan kontaminan atau
membenamkannya,
Analisis spesifik telah dikembangkan untuk karakterisasi air untuk diolah. Beberapa parameter
kritis yang diteliti meliputi BOD, COD, TOC, alkalinitas, pH, kesadahan (Kalsium dan
Magnesium), Besi dan Mangan, TDS, TSS, P dan N.

1. Teknologi Imobilisasi
Teknologi imobilisasi bertujuan untuk memisahkan polutan yang terlarut dari pelarutnya
dengan menambahkan bahan-bahan kimia atau mengubah sifat pelarutnya. Bentuk tidak
larut kontaminan didapatkan antara lain dengan cara ; mengubah pH larutan, melakukan
oksidasi atau menambahkan bahan kimia untuk membantu terjadinya proses pengendapan di
bak pengendap atau proses filtrasi di unit filter.
Derajat pengolahan tergantung dari ; bahan kimia yang ditambahkan, jenis endapan yang
dibentuk, dan pH. Jenis dan konsentrasi bahan kimia yang akan ditambahkan ditentukan dari
jar test yang dilakukan selama studi kelayakan. Pada umumnya, teknologi immobilisasi
memanfaatkan pengendapan hidroksida dan sulfida untuk menghilangkan logam dari air.
Pada pengendapan hidroksida, bahan-bahan kimia seperti; CaO, NaOH, atau Mg (OH)2
ditambahkan pada air yang akan diolah untuk menyesuaikan pH dan mengendapkan logam
kontaminan sebagai hidroksida. Reaksi pengendapan yang terjadi adalah sebagai berikut:

Mn+ + nNaOH M(OH )n + nNa+

2. Teknologi Separasi / Pemisahan


Teknologi separasi /pemisahan bertujuan untuk memisahkan kontaminan dari air tanah
berdasarkan densitas, volatilitas, atau kemampuan kontaminan terserap dalam padatan

a. Sedimentasi dan Penanganan Lumpur


Sedimentasi bertujuan untuk memisahkan padatan dari air dengan pengendapan gravitasi.
Proses ini biasanya hanya mengikuti proses flokulasi dan koagulasi untuk memisahkan
logam atau padatan dari air. Proses ini biasanya membutuhkan bak pengendap baik yang
berbentuk rectangular maupun circular.
Padatan yang mengendap akan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dibuang.
Pengeringan biasanya menggunakan press filter press, belt filter press, centrifuge, atau
bak pengering lumpur
b. Filtrasi
Biasanya unit filtrasi berada setelah unit sedimentasi, yang berguna untuk menyisihkan
padatan yang tersisa.
Filter biasanya digolongkan sebagai filter gravitasi atau bertekanan serta berdasarkan
jenis media penyaringnya. Media filter biasanya berupa pasir, media campuran, dan
cartridge atau kantong filter. Media fpasir dan media campuran biasanya ditujukan untuk
pengolahan air minum
Mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi biasanya digunakan untuk menghilangkan partikel yang
sangat kecil dari air dengan menggunakan tekanan melalui membran atau material lain
yang mengandung pori yang sangat kecil.
c. Pemisahan minyak-air dengan DAF
Mengingat bahwa LNAPL dapat dipisahkan dari sebuah aquifer dengan menggunakan
pompa skimmer, atau dapat di recover dari air tanah menggunakan pompa fluida. Bila
LNAPL dan air tanah direcover bersama, mereka dapat dipisahkan di atas tanah. LNAPL
dan air dapat dipisahkan dengan gravitasi karena perbedaan densitas keduanya. 1 jenis
proses yang umum digunakan adalah pemisahan sederhana menggunakan gravitasi dan
dissolved air flotation (DAF).
Pemisahan gravitasi dilakukan dengan menyimpan air terkontaminasi di dalam tangki di
mana minyak dan material lainnya dengan spesifik gravitasi kurang dari atau sama
adengan air yang melayang ke permukaan. Fase organik dipisahkan untuk insenerasi atau
di di recover. Padatan dari influen dapat terbagi atas; fase organik, tinggal dalam air, atau
mengendap dalam tangki. Bahan kimia, seperti polimer atau garam-garam dapat
ditambahkan untuk memecah emulsi minyak-air. Emulsi juga dapat terpecah dengan
menurunkan pH.
DAF juga digunakan untuk menyisihkan LNAPL dengan menjenuhkan air dengan udara
bertekanan. Saat tekanan berkurang, udara keluar dari larutan sebagai gelembung dan
naik ke permukaan tangki. Lapisan melayang ini disapu untuk resirkulasi atau insenerasi.
DAF dapat digunakan selain pemisahan secara gravitasi bila LNAPL mempunyai
Spesifik gravity mirip dengan air.
d. Air Stripping
Air stripping merujuk pada perubahan fase kontaminan dari cair ke gas yang terjadi saat
air yang mengandung senyawa organik volatil (VOC) direaksikan dengan udara. Dengan
kata lain, kontaminan dihembuskan dari air ke udara. Air stripping efektif menyisihkan
VOC seperti hidrokarbon ringan, benzene dan senyawa mudah menguap serta chlorinated
etylen. Senyawa yang mudah bercampr atau tidak mudah menguap akan sulit untuk
disisihkan. Pengolahan ini tergantung pada mudah laritnya atau kelarutan senyawa
kontaminan, desai striper, dan efisiensi operasional.
Dua Jenis stripper yang sering dipakai adalah packed tower dan tray strippers. Demikian
juga tangki aerasi atau desain lainnya.
e. Adsorpsi Karbon
Saat ini adsorpsi menggunakan karbon banyak digunakan untuk memisahkan senyawa
organik dan beberapa senyawa anorganik dari air tanah yang tercemar. Kontaminan
tertarik dan tertahan di permukaan partikel karbon aktif. Senyawa yang dapat diolah
meliputi senyawa organik seperti, VOC, BTEX, hidrokarbon petrolium (TPH),
polynuclear aromatic hidroaron (PAHs) dan PCBs.
Pengolahan ini biasanya efektif untuk senyawa organik yang non polar atau kelarutan
rendah atau mempunyai berat molekul tinggi.
Karbon aktif banyak digunakan untuk menyisihkan senyawa organik, logam berat dan
anorganik lainnya. Umumnya karbon aktif terbuat dari batubara, arang kayu dan kelapa
yang mempengaruhi performanya. Dalam pengolahan air tanah, biasa digunakan karbon
aktif dengan 2 bentuk yaitu butiran (Granular Activated Carbon, GAC) dan serbuk
(Powedered Activated Carbon).
f. Ion Exchange
Pengolahan ini umumnya digunakan untuk menyisihkan ion-ion logam dari air. Saat
dikontakkan dengan air tercemar, beberapa mineral dan resin sintesis yang digunakan
akan menukar ion-ionnya dengan ion-ion yang ada di dalam air. Ion exchange juga
digunakan untuk menyisihkan kesadahan atau logam berat dari air. Dapat pula digunakan
untuk menyisihkan senyawa anorganik seperti sulfat. Ion exchange pada umumnya
digunakan sebagai pelengkap, bukan sebagai pengolah utama. Resin kationik biasanya
digunakan untuk meyisihkan kontaminan bermuatan positif, demikian pula sebaliknya
untuk resin anionik.
Secara tipikal, resin ion exchange ditempatkan pada sebuah kolom, kemudian air
tercemar dialirkan dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dengan kecepatan tertentu.
Ukuran kolom ini dirancang sesuai dengan kecepatan aliran air, kapasitas tukar ion resin
dan berapa waktu yang diperluka untuk pelaksanaan regenerasi resin. Regenerasi
dilakukan bila kapasitas tukar ion resin hampir mendekati nol. Regnerasi resin kationik
dilakukan dengan menggunakan asam kuat, sementara larutan basa digunakan untuk
regenerasi resin anionik.

g. Reverse Osmosis
Reverse Osmosis (RO) memisahkan kontaminan organik dari air dengan memaksa air
murni melalui sebuah membran semipermeabel dengan tekanan. Kontaminan tidak akan
melewati membran. Proses pengolahan menghasilkan air bersih dan air limbah yang
mengandung kontaminana terkonsentrasi. Membran dapat dibuat dari cellulosa asetat,
aromatic plyamides atau palisan komposit tipis. Kemampuan RO dalam penyisihan
adalah 50-99% senyawa anorganik dalam satu tahap.

3. Teknologi Destruksi
Teknologi destruksi didasarkan pada struktur senyawa kimia yang dapat didestruksi dengan
proses oksidasi biologis, oksidasi kimia atau reduksi.

a. Pengolahan Biologis
Air tanah tercemar dapat diolah dalam sebuah bioreaktor untuk menghilangkan
kontaminan organik dan beberapa kontaminan non organik. Senyawa yang dapat diolah
secara biologis antara lain; amoni, nitrat, keton, alkohol, fenol, hidrokarbon (TPH),
monoaromatik (BTEX) dan PAH, sianida dan pada situasi tertentu PCE dan TCE. Logam
akan tersisihkan karena terserap di massa organik.
Pengolahan biologis dapat saja berupa pengolahan aerobik maupun anaerobik.
Pengolahan aerobik memerlukan oksigen sebagai akseptor oksigen dalam reaksi redoks.
Kontaminan teroksidasi membentuk karbonioksida, amonia, sel mikroba dan produk
lainnya.
Pengolahan anarobik tidak memerlukan oksigen, mikroorganisme menggunakan elektron
akseptor selain oksigen, yaitu; nitrat, sulfat dan karbondioksida untuk mengoksidasi
senyawa organik.
b. Oksidasi Kimia
Oksidasi kimia menggunakan peroksida atau ozon untuk mendegradasi kontaminan
organik di air tanah. Penggunaan mandiri oksidan kimia sering mempunyai hambatan
kinetik. Sinar ultraviolet sering digunakan dengan oksidan kimia untuk memenuhi
keterbatasan kinetik dan menigkatkan degredasi organik.
Oksidasi kimia dapat digunakan juga untuk meghancurkan senyawa kimia dengan ikatan
rangkap seperti; PCE, TCE, PTEX, fenol, PAH dan sianida.
Perancangan pengolahan ini harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Tipe dan jenis reagent (peroksida, ozone atau peroksida plus ozone)
Panjang gelombang dan intensitas sinar UV serta jumlah lampu
Penggunaan katalis
Waktu tinggal
Selain penggunaan reagen-regen di atas terdapat penggunaan reagen Fenton yang berupa
ion Fe dan hidrogen peroksida, di mana Fe digunakan sebagai katalis selama reaks
oksidasi. Reaksi Fe dan peroksida menghasilkan radikal bebas hidrogen oksigen (HO*)
yangd apat mengokaisdasi senyawa organik.
Reagen Fenton juga telah digunakan untuk mengolah air tanah dan residu NAPL secara
in-situ

PENGOLAHAN IN-SITU

Pengolahan kontaminan air tanah di tempat menawarkan banyak keuntungan dibandingkan


jika dibandingkan dengan sistem pompa dan olah. Pada sistem pompa dan olah, diperlukan biaya
yang mahal untuk membawa air tanah ke permukaan dan mengalirkan air melalui sebuah urut-
urutan unit pengolahan. Pilihan pembuangan air olahan juga seringkali terbatas. Walaupun
demikian, pengolahan in-situ juga mempunyai batasan-batasan. Transfer massa reagent dan
kontaminan terbatas karena permeabilitas tanah yang heterogen atau rendah. Proses-proses in-situ
dapat menjadi sulit diatur dan dimonitor. Oleh karena adanya beberapa potensi keuntungan dalam
pengolahan in-situ, pembahasan berikut ini hanya akan memfokuskan pada beberapa bentuk
pengolahan in-situ antara lain; pengolahan alamiah dan air sparging.
1. Pengolahan Alamiah
Pengolahan alamiah membicarakan proses-proses fisik, kimia dan biologis yang bekerja
untuk menurunkan konsentrasi kontaminan dalam akuifer. Kontaminan organik dapat
dihidrolisis atau biodegradasi. Adveksi, dispersi dan dilusi dari infiltrasi fisik menurunkan
konsentrasi kontaminan. Volatilisasi dapat mengalirkan kontaminan air tanah ke udara
melalui pori-pori tanah. Akhirnya, kontaminan dapat menyerap pada padatan aquifer,
mengurangi mobilitasnya. Pada mekanisme penurunan alamiah ini, sesungguhnyabhanya
volatilisasi dan degradasinkimia serta degradasi biologis saja yang mengurangi massa
kontaminan dalam aquifer.
Pemilihan metode penurnan alamiah sebagai remedi tergantung pada kebutuhan dan sesuai
dengan peraturan. Penurunan alamiah dapat menjadi pilihan remediasi yang tepat saat
kontaminan siap didegradasikan atau tersebar dan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan
manusia dan lingkungan bila diturunkan. Biaya penurunan alamiah lebih kecil dari remediasi
aktif dan lebih sedikit pengaruhnya pada penggunaan lahan.
Penurunan alamiah biasanya tidak dapat diterapkan bila lahan mengandung sejumlah NAPL
yang signifikan, konsentrasi kontaminan yang sangat tinggi, beracun bagi miroorganisme,
keberadaan kontaminan yang berbahaya bagi manusia dan ekosistem, dan atau kecepatan
penurunan alamiah tidak dapat diterima oleh pemerintah atau publik.

2. Air Sparging
Air sparging adalah stripping udara secara in-situ yang sederhana. Sumur-sumur injeksi diisi
udara dari kompressor ke aquifer. Sama halnya dengan stripping udara, air sparging
digunakan untuk mentransfer VOC dari air tanah ke udara. Air sparging biasanya disertai
oleh ekstraksi uap tanah untuk menangkap aliran udara terkontaminasi. Ekstraksi uap tanah
menggunakan serangkaian sumur tersaring di zona tak jenuh untuk menangkap uap tanah.
Air sparging akan menyisihkan senyawa-senyawa dengan konstanta Henry yang tinggi
(>100 atm), titik didih kurang lebih 250-300Celcius atau tekanan uap lebih besar dari 0,5
mmHg.
Desain sebuah sistem air sparging biasanya tergantung dari hasil tes lapangan. Variabel-
variabel penting berupa jumlah dan jarak antara sumur-sumur injeksi, tekanan udara dan
debit, peralatan penangkap uap dan sistem monitoringnya.
Radius pengaruh tiap sumur injeks biasanya 5 feet untuk tanah berbutir halus sampai 100
feet untuk tanah berbutir kasar. Sebuah survey menunjukkan untuk operasi skala pilot dan
penuh biasanya radius pengaruh adalah antara 10 sampai 25 feet.

3.6 NON AQUEOUS PHASE LIQUID ( NAPL)


LNAPL dan DNAPL dapat menimbulkan kontaminasi terlarut. LNAPL lebih mudah
dilokalisir dan dikurangi daripada DNAPl. Komposisi LNAPL lebih biodegrdable sehingga dapat
diturunkan dengan aspirasi/ pemompaan. DNAPL dilokalisir dahulu baru kemudian diturunkan
konsentrasinya.
Pengolahan LNAPL dapat dilakukan dengan cara tanah dikeruk atau langsung diolah di
tempat antara lain dengan ; ekstraksi uap tanah, penyemprotan udara dan bioventing. Sedangkan
DNAPL diolah, antara lain dengan: pengairan, surfactan, injeksi uap, dan Oksidasi

3.6.1 EKSTRAKSI LNAPL

Ekstraksi LNAPL dapat diklasifikasikan ke dalam tiga metode, yaitu :


Pengurangan LNAPl saja
Pengurangan LNAPL dan air tanah
Vacuum ekstraksi / ekstraksi multifasa

Metode tercepat yang biasanya digunakan untuk recovery LNAPL adalah pemompaan cair ke
permukaan dari serangkaian sumur ekstraksi atau sambungan ekstraksi. Dua variasi yang
digunakan, yaitu;

1. Pengurangan LNAPL saja


2. Pengurangan LNAPL dan air tanah

Meskipun metode ini mengurangi organik cair tetapi tidak mengurangi residual LNAPL dalam
pori tanah melalui gaya kapiler. Di bawah kondisi optimum berbagai estimasi disarankan jika
sistem pemompaan mengurangi lebih sedikit daripada total volume LNAPL. Ekstraksi vakum
dapat meremediasi residu LNAPL dalam tanah sebaik produk bebas.

PENGURANGAN LNAPL SAJA

LNAPL dapat direcovery secara pasif melalui unit pengumpul suspensi dalam lapisan
LNAPL dalam sumur. Unit pengumpul dapat dibedakan seperti;
1. Silinder tipis yang terdiri dari bahan absorban
2. Timbal kecil.
Unit ini harus dikurangi secara manual dari sumur dan dikosongkan atau dipindahkan ketika
penuh. Unit pasif baik digunakan pada tumpahan atau luapan LNAPL yang relatif kecil, di mana
pekerja selalu tersedia untuk mengecek dan menempatkan unit ini.
LNAPL dapat direcovery dengan skimmers pump (pompa untuk mengambil kotoran di
permukaan yang diletakkan pada sumur ekstraksi tempat sambungan yang melintang pada lapisan
LNAPL. Produk pemompaan suspensi di sumur pada posisi yang tetap pada lapisan LNAPL atau
inlet pompa menempel sampai mengapung yang bisa diterima inlet untuk mengikuti fluktuasi
laporan NAPL.
Keterbatasan recovery LNAPL:
1. Tergantung dari pompa yang digunakan
2. Skimmerspump memiliki laju recovery LNAPL yang kecil, karena menyebabkan sedikit
penurunan atau tidk sama sekali di permukaan air.
3. Laju recovery dapat lebih tinggi ketika massa LNAPL sangat besar dan sering berpindah
serta mempunyai permeabilitas subsurface yang besar
4. Penurunan LNAPLdengan skimmers pump dapat mempengaruhi larutan ketika terjadi
respons yang cepat dioerlukan untuk membatasi kelebihan akhir dari remediasi air tanah
yang diperlukan.
5. Penurunan NAPL saja mungki diperlukan atau ketika tujuan pembersihan adalah untuk
mengurangi produk bebas dan remediasi fase terlarut dari kontaminasi air tanah diperlukan.

PENURUNAN LNAPL DAN AIR TANAH

Recovery LNAPL dan air tanah dapat dilakukan menggunakan pompa 2 seri yang diletakkan
pada suatu sumur ekstraksi atau pada tempat dalam sambungan sumur pengumpul pompa yang
lebih rendah menurunkan air tanah membentuk suatu kerucut pada permukaan air. NAPL mengalir
pada depresi ini yang diekstraksi untuk pompa skimmer. Air ekstraksi dan NAPL selanjutnya
diola. Alternatifnya adalah, suatu pompa cairan tunggal terjadang digunakan untuk mengekstraksi
LNAPL dan air tanah, terutama sekali ketka lapisan LNAP relatif tipis.
Ekstraksi LNAPL dan air tanah merecovery produk dan fase terlarut kontaminasi dan
menyediakan kontrol terhadap gradient untuk mencegah penyebaran fase terlarut kontaminansi.
Metode ini menimbulkan kerugian, yaitu:
1. Pemompaan air tanah dengan debit yang tinggi, yang ,mungkin diperlukan untuk
mempertahanlan penurunan di beberapa tanah dapat menimbulkan biaya pengolahan yang
tinggi
2. Ketika LNAPL mengalir ke dalam kerucut depresi, LNAPL menyebar keluar dari kumpulan
tanah meninggalkan residu yang tidak tercatat dalam sistem remediasi.
3. Emulsi atau campuran NAPL dan air tidak dapat dipisahkan secara mudah terutama ketika
menggunakan pompa tunggal. Formasi emulsi menyulitkan pengolahan dan pembuangan
cairan yang direcovery.
EKSTRAKSI MULTI FASA / EKSTRAKSI FAKUM

Pada metode remediasi ini, vakum digunakan pada sumur recovery untuk mengekstraksi fase
uap LNAPL dan air. Ekstraksi vakum dapat mengurangi organik cair dan residu LNAPL dalam
tanah. Aliran udara menyebabkan tanah tidak jenuh dengan ekstraksi vakum dari kontaminan yang
mudah menguap dan menstimulasi biodegradasi aerobik. Teknologi ini disebut BIOSLURPING
Uap direcovery dari serangkaian sumur penyaring yang melintasi muka air sumur paling
kecil memiliki diameter 2 inch, meskipun diameter yang lebih bear menyediakan ruang kerja yang
lebih. Jarak sumur recovery ditentukan dengan test tanah atau modelling aliran udara hypothetical
menuju tanah dalam vakum tertentu
Uap diekstraksi dari pipa penyedot ( diameter 1 inch ) pada tiap sumur, tabung dari tiga
sumur dihubungkan oleh manifold menuju sistem pengolahan, unit pertama dari sistem ini terdiri
dari tangki knock out atau pemisah air udara ketika uap masuk ke dalam tangki, kecepatan
menurun dengan bertambahnya diameter, perubahan kecepatan ini menyebabkan air mengembun
dan mengumpul pada dasar tangki.
Keefektifan ekstraksi vakum tergantung pada:

LNAPL properties:
Terutama kecenderungan kemampuan menyerap pada tanah yang membatasi keefektifan
pengurangan dan penguapan, seperti:
- Bahan dengan tekanan uap > 0,5 mmhg
- Titik didih lebih kecil 250 300C
- Konstanta Henry < 100 atm
Ketiga poin tersebut tidak efektif diolah dengan ekstraksi vakum
- Kandungan bahan yang mudah menguap lebih kecil mungkin diolah, di mana
biodegradasi ditingkatkan melalui pertambahan suplai Oksigen

Properties Tanah
- Pompa vakum ekstraksi lebih efektif digunakan pada permeabilitas tanah 109 10-11 cm2.
Pada permeabilitas > mungkin tidak efektif karena liran udara tinggi membutuhkan
pemeliharaan vakum yang cukup. Pada permeabilitas < tanah tidak mudah meneruskan
uap atau O2 untuk menaikkan biodegradasi
- Stratifikasi mempengaruhi keefektifan pengolahan, aliran udara lebih baik melewati
patahan dan zona dari bahan permeabilitas besar seperti pasir, membatasi remediasi dari
NAPL yang terjebak dalam bahan terbutir halus
- Kelembaban tanah juga mempengaruhi aliran udara dan uap melewati daera vadose.
Ketika kelembaban tanah mencapai > 80%, kapasitas tanah, permeabilitas udara dari
tanah mendekati 0. Pemompaan air tanah mungkin digunakan pada muka air lebih rendah
dan mengeringkan tepi kapiler untuk menambah aliran udara
- Sistem yang dangkal, diletakkan pada tempat di mana air relatif dekat pada muka tanah,
dapat menurunkan udara dari permukaan daripada menurunkan udara menuju zona
kontaminasi. Melindungi permukaan dengan paving atau dengan lapisan temporasi
seperti polycithylen dapat membatasi arus pendek.

Anda mungkin juga menyukai