BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan baik melalui media atau tidak yg menimbulkan feed back.
BAB II
Peranan, Jenis dan Tujuan Komunikasi Administrasi
b. Komunikasi Keatas
Laporan, Keluhan, Pendapat, saran
Komunikasi keatas proses penyampaian gagasan, perasaan dan pandangan
pegawai tingkat bawah kepada atasanya dalam organisasi. Jika pegawai
tidak diberi tahu mengapa mereka harus melakukan hal tertentu dan hasil
usaha mereka tidak diperlihatkan kepada mereka, mereka cenderung frustasi
dan kecewa atas pekerjaan mereka.
Penelitian menunjukan bahwa komunikasi ke atas setidaknya mempunyai
lima fungsi penting :
1. Melengkapi manajemen dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan
2. Membantu mengurangi tekanan dan frustasi pegawai akibat suasana kerja
3. Meningkatkan kesadaran partisipasi pegawai dalam perusahaan
4. Sebagai bonus ; komunikasi keatas menyarankan penggunaan komunikasi
kebawah yang lebih memuaskan pada masa depan.
Komunikasi keatas tidak selalu dianjurkan oleh manajemen. Mungkin salah
satu alasanya adalah karena suara yang di dengar atasan dari bawahannya
tidak selalu menyenangkan atau menyanjung atasan. Dalam kasus Ekstrem,
seorang manajer pabrik pengecoran logam dilaporkan sangat tidak suka akan
berita buruk sehingga insinyur lingkungannya takut meloparkan limbah
pabrik yang mencemari sungai disekitarnya. Akhirnya, pabrik pengecoran
tersebut dituntut pabrik lain dihulu sungai karena masalah pencemaran.
Mungkin persoalan ini bisa dihindari seandainya manajer tadi lebih
responsive terhadap gagasan dan perasaan bawahannya.
Komunikasi keatas lebih jarang terjadi jika ada hambatan psikologis antara
atasan dan bawahan. Dalam menyimpulkan literatur berkenan dengan hal hal
ini, Gemmill (1970) menyatakan tiga hambatan psikologis utama yang
mempengaruhi komunikasi keatas :
1. Jika bawahan percaya bahwa peyingkapan perasaan, opini, atau kesukaran
akan mengakibatkan atasan menutup atau menghindarkan pencapaian tujuan
pribadinya, bawahan akan menyembuyikan atau membelokkannya.
2. Semakin sering atasan memberi ganjaran atas pengungkapan perasaan,
opini dan kesulitan oleh bawahan, semakin besar keinginan bawahan
mengungkapkannya
3. Semakin sering atasan mau mengungkapkan perasaan, opini, dan
kesukaraan kepada bawahanya dan atasanya, semakin besar pula
kemungkinan keterbukaan dari pihak bawahannya
Keuntungan Komunikasi keatas
a. Pimp mengetahui apakah instruksi instruksi sudah dipahami
b. Pimp mengetahui apakah instruksi instruksi sudah dijalankan atau tidak
c. Pimp mengetahui sampai berapa jauh partisipasi kerja dapat diharapkan
dari bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
d. Mengetahui pendapat bawahan menghindari peledakan emosi
e. Mengetahui informasi yang berguna bagi persiapan praktis lebih lanjut
f. Mencegah terjadinya Psychologis Gaps
c. Komunikasi Horisontal
Komunikasi Horisontal yang efektif dalam organisasi yaitu pertukaran
diantara perwakilan dan personil pada tingkat yang sama dalam diagram
organisasi.
Goldhaber (1990) meringkaskan literature mengenai empat fungsi
komunikasi horizontal dalam suatu organisasi :
1. Koordinasi tugas : Para kepala departemen bertemu setiap bulan untuk
mendiskusikan kontribusi tiap tiap departemen terhadap tujuan system.
Contoh lainya, koordinasi tim pengajar atau tim penulis di Universitas.
2. Penyeliaan masalah : anggota sebuah departemen berkumpul
mendiskusikan bagaimana menangani penciutan anggaran ; mereka dapat
menerapkan tekhnik brainstorming
3. Berbagi informasi : anggota satu departemen bertemu dengan anggota
departemen lain untuk menginformasikan data baru.
4. Penyelesaian konflik : Anggota sebuah departemen rapat untuk
mendiskusikan konflik dalam atau antar departemen
Komunikasi horizontal yang tidak efektif dinyatakan sebagai suatu faktor
penting penyebab kecelakaan pesawat ulang - alik Challenger pada bulan
Januari 1986. Karena komunikasi horizontal dapat membantu : fungsi
organisasi lebih efektif dan bahkan diperlukan untuk menghindari
kecelakaan tragis, bagaimana cara kita melakukan komunikasi horizontal
ini?
d. Komunikasi Informal
Saluran informasi informal dalam organisasi sering diberi cap desas
desus dan selentingan (grapevine). Istilah grapevine muncul pada masa
perang saudara. Menurut Smith, Pada masa itu, saluran telegram intelejen
disambung sambungkan secara longgar dari pohon ke pohon seperti
rangkaian tanaman anggur , dan pesannya sering kacau ; jadi, setiap desas
desus dianggap berasal dari grapevine.
Rosnow (1988) mendefinisikan desas desus sebagai sebuah proposisi
untuk dipercaya , tersebar tanpa pembuktian resmi. Peneliti berteori bahwa
desas desus mengurangi ketegangan emosional dan biasanya timbul dari
lingkungan yang ambigu.
BAB III
Kesimpulan