Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa
shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW karena atas
perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ilmu Politik.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu demi kelancaran tugas ini. Makalah yang kami buat tentu jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan untuk
memperbaiki makalah-makalah yang akan dibuat kedepannya.
Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan kali ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah yang kami buat dapat memberikan
manfaat bagi kami khususnya dan bagi siapa saja umumnya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................1


DAFTAR ISI .........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................3
A. Latar Belakang ...........................................................................................3
B. Gambaran umum ...........................................................................................3
C. Objek ilmu politik ...........................................................................................3
D. Rumusan masalah ...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Objek Kajian Ilmu Politik.........................................................................................4
B. Hubungan ilmu negara
Dengan ilmu sosial lainnya ...........................................................................................6
C. Objek Materi dan Objek Formal
Ilmu-ilmu Kenegaraan ...........................................................................................8
D. Metodologi Kajian
Ilmu Politik ...........................................................................................9

BAB III PENUTUP ..........................................................................................12


A. Kesimpulan ..........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................13

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
A.1 Gambaran Umum
Ilmu politk adalah salah satu cabangdari ilmu sosial, yang berdampingan dengan
cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi, antropologi, dll. Dengan demikian maka
ilmu politik berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial tersebut yang objeknya adalah
manusia sebagai anggota kelompok ( group ).

A.2.1 Objek Ilmu Politik


Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek
merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Dalam
penjabarannya, objek itu sendiri terdiri dari objek materi dan objek formal. Setiap
objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa saja sama dengan objek materi disiplin
ilmu lainnya, karena bersifat umum dan merupakan topik yang dibahas secara global
tentang pokok persoalan (subject matter). Sedangkan objek formal lebih bersifat
khusus dan spesifik, karena merupakan pusat perhatian (focus of interest) suatu
disiplin ilmu pengetahuan

A.3 Rumusan Masalah


1. Apa Sajakakah objek kajian dalam ilmu poiltik?
2. Apa Sajakah objek materi dan objek formal dalam ilmu kenegaraan?
3. Sebutkan dan jelaskan apa-apa yang menjadi metode dalam ilmu politik.

BAB II

3
PEMBAHASAN

A.Objek Kajian Ilmu Politik

Politik telah lama diakui sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan sosial yang berdiri
sendiri karena politik dinilai telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin ilmu.
Perlu digaris bawahi bahwa salah satu syarat untuk bisa dikatakan sebagai sebuah
disiplin ilmu adalah adanya objek. Sementara itu, objek adalah sesuatu yang menjadi
pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek merupakan apa yang akan diamati,
diteliti, dipelajari, dan dibahas. Dalam penjabarannya, objek itu sendiri terdiri
dari objek materi dan objek formal. Setiap objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa
saja sama dengan objek materi disiplin ilmu lainnya, karena bersifat umum dan
merupakan topik yang dibahas secara global tentang pokok persoalan (subject
matter). Sedangkan objek formal lebih bersifat khusus dan spesifik, karena
merupakan pusat perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan. Objek
formal berbeda pada masing-masing disiplin ilmu karena perbedaan sudut pandang,
yaitu meninjau sasarannya hanya dari suatu sudut pandang dengan caranya yang khas
dan khusus. Jadi, yang membedakan suatu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya
adalah objek formalnya, walaupun objek materinya sama.

A.Hoogerwerf
Dalam Politicologie: Begrippen en Problemen (1972) mengatakan bahwa obyek dari
ilmu politik adalah kebijakan pemerintah, proses pembentukannya serta akibat-
akibatnya.
Oleh karena itu, Hoogerewerf mengkategorikan politik sebagai berikut:

a. Kebijakan;

4
1. Bahwa kehidupan politik mencakup segala aktifitas yang berpengaruh terhadap
kegiatan yang berwibawa dan berkuasa, yang diterima oleh suatu masyarakat (Easton,
1953);
2. Bahwa politk merupakan perbuatan yang berkaitan dengan perjuangan kolektif untuk
mencapai tujuan-tujuan kolektif tertentu (Parson, 1996);
3. Bahwa politik adalah pengambilan keputusan kolektif dan pembuatan kebijaksanaan
umum untuk masyarakat seluruhnya (Mitchell);
b. Kekuasaan;
1. Politikologi sebagai studi mengenai bentuk-2 dan pembagian kekuasaan (Laswell
dan Kaplan, 1950);
2. Ilmu politik memusatkan perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan
bersama atau masyarakat (Noer);
c. Negara;
1. Pengetahuan politik adalah pengetahuan yang mempelajari kehidupan suatu Negara;
2. Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara, lembaga yang melaksanakan
tujuan itu dan hubungan Negara dengan warga negara serta dengan negara lain
(Soltau);
d. Konflik dan kerjasama;
1. Bahwa politik adalah perbuatan kemasyarakatan yang terarah secara intensional
kepada usaha pempengaruhi tingkah laku orang lain dan bias bertujuan mengadakan
perturan secara mengikat terhadap konflik-2 mengenai nilai-2 materiil (Gerhard. L.,
1967);
2. Bahwa aktifitas politik yang murni adalah menciptakan, memperkuat dan
mempertahankan bentuk-2 kerja sama manusia (Bertrand de Jouvenel, 1955);
e. Distribusi;
System politik merupakan segenap interaksi yang dipakai untuk membagi dan
mendistribusikan nilai-2 materiil serta imateriil pada saat itu dan bisa berlangsung di
dalam dan untuk masyarakat (Easton, 1965);

B. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Sosial Lainnya

5
1. Hubungan secara Umum
Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kota yang terpaku mati. Oleh
karena itu, tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya
tanpa adanya pengaruh dan hubungaan. Dalam hal ini, ilmu negara sebagai salah satu
cabang dari ilmu pengetahuan sosial sebagaimana halnya dengan ilmu hokum,
politik, ekonomi, kebudayaan,psikologi,dan lain sebagainya, merupakan cabang dari
ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-ilmu sosial khusus ini secara
bersama-sama akan membentuk suatu ilmu sosial umum yang akan tersalur ke dalam
ilmu induknya.
Oleh karena itu, ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
umum, harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya,
karena dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama
lain yang saling memerlukan, sehingga dapat saling mengisi dan saling melengkapi,
sehingga terwujud hubungan komplementer.
Juga terdapat hubungan secara interdependen diantara cabang-cabang ilmu
pengetahuan sosial itu dengan yang lainnya, dikarenakan metode dan teknik yang
sama. Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula
oleh hamper semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya, seperti
ilmu negara,ilmu hukum, ilmu poltik, dan lain sebagainya.
Obyek penyelidikan ilmu-ilmu sosial, diselidiki pula selaku obyek oleh cabang-
cabang ilmu pengetahuan khusus lainnya. Sehingga tidak terdapat monopoli obyek
oleh ilmu sosial khusus itu sendiri. Tentu tekanan, intensitas, luas dan sempitnya
lapangan penyelidikan serta peranan personalianya,dapat dibedakan cabang-cabang
ilmu pengetahuan sosial itu satau dengan yang lainnya. Namun demikian, tidaklah
berarti ilmu-ilmu tersaebut selalu terpisah-pisah menjadi bagian yang terputus-putus
dalam kotak-kotak yang terpaku mati, melainkan selalu terdapat hubungan yang
timbal balik dan saling tergantung serta saling mempergunakanhasil satu sama lain.
2.Hubungan secara Khusus
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

6
Kalau diperhatikan pendapat Georg Jellinek dalam bukunyaALgemeine
Staatslehre, ilmu Negara sebagai theoritische staatswissenschaft atau staatslehre
merupakan hasi penyelidikan dari staten kunde. Bahan-bahan tersebut di bahas,
dianalisis, dan di perbandingkan satu sama lain,sehinnga terdapat persamaan-
persamaan diantara berbagai sifat dari organisasi-organisasi negara itu.
Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur
pokoknya yang bersifat umum seakan-akan intisari unsur-unsur itu
merupakanpembagi persekutuan terbesar dalam ilmu hitung atau grootste gemene
deler-nya dari keadaan yang berbeda-beda itu.dan jika pekerjaan tersebut dijalankan
atau diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai tujuan tertentu, tugas itu
diserahkan kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik. Jadi ilmu negara
sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil penyelidikannya di
peraktekkan oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat peraktis.
Dengan demikian, jelaslah, bahwa ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu
pengetahuan sosial yang berdiri sendiri.
Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga kurang
dinamis. Hal ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-unsur statis dari
negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dengan memberikan
pengertian-pengertian pokok yang jelas. Yang mendasari konsepsi-konsepsi ilmu
politik lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang konkrit, terutama sekali
berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi Negara
maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara. Oleh karena itu, lebih
dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink dalam kata
pengantar buku J.BarentsDe wetenschap der Politiek meteen terrain verkenning,
bahwa ilmu politik merupakan sociologie van de staat(sosiologi negara) atau bet
vless er om been (atau daging yang meliputi sekitarnya), atau dalam bahasanya
J.Barents adalah bet vless om bet geraantevan de staat(daging yang meliputi
sekitar kerangka bangunan negara).

7
Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer. Karena itu,
ilmu negara merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.
C. Objek Materi dan Objek Formal Ilmu-ilmu Kenegaraan
No. Nama Disiplin Objek Objek Formal
Ilmu Pengetahuan Materi
1. Ilmu Politik Negara Kekuasaan,pressure
group(kelompok
oposisi), interest
group (kelompok pendukung
pemerintah), elit politik,
pendapat umum (public
opinion), partai politik, dan
pemilihan umum
2. Ilmu Pemerintahan Negara Hubungan-hubungan
pemerintahan, geja-la-gejala
pemerintahan, peristiwa-peristi-
wa pemerintahan
4. Ilmu Hukum Tata Negara Peraturan-peraturan, undang-
Negara undang, konvensi, konstitusi,
yurisprudensi, traktat-traktat,
keputusan-keputusan, serta
hukum-hukum lainnya
5. Ilmu Administrasi Negara Administrasi, ketatausahaan,
Negara pelayanan, manajemen,
pengelolaan, pengawasan, dan
koordinasi
D. Metodologi Kajian Ilmu Politik

Metode pada dasarnya adalah dasarnya berarti cra yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan. Metodologi merupakan ilmu pengetahuan tentang cara untuk

8
mengerjakan sesuatu agar diperoleh pengertian ilmiah terhadap suatu pengetahuan
yang benar. Prof. Noeng Muhadjir mengatakan bahwa metodologi membahas konsep-
konsep teoretis berbagai cara, dengan membicarakan berbagai kelebihan dan
kekurangannyaMenurut Stuart A. Rice dalam Method in Social Sciences, a Case
Book (1931) metode yang berlaku pada ilmu politik adalah sama seperti yang berlaku
pada umumnya dalam ilmu sosial. Maka dalam metode penelitian yang digunakan
dalam ilmu politik juga menyangkut metode induksi dan deduksi.
Induksi Metode
Yaitu suatu metode yang menarik kesimpulan dari data dan fakta yang diperoleh.
Misalnya sebelum mengambil sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan
politik, maka terlebih dahulu kita harus mengumpulkan seperangkat fakta dan data
tentang pengaruh sebuah kekuasaan, sehingga kita dapat menentukan akan dibawa
kemana suatu negara. Biasanya penggunaan metode induksi ini lebih banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian kuantitatif. Selanjutnya menurut Iswara (1974:
54) yang termasuk dalam metode induksi tersebut mencakup metode dekskriptif,
metode analisis,metode evaluatif, metode klasifikasi, dan metode perbandingan.

Metode Deduksi
Yaitu suatu metode yang menganalisis fakta dan data yang diperoleh dengan cara
menguraikannya. Oleh karena itu, cara penganalisisan fakta dan data dimaksimalkan
potensi akal agar tercipta kerasionalan. Dengan demikian akan dapat ditentukan
apakah kita membutuhkan pemerintahan yang demokratik atau tirani dalam mengatur
suatu negara.

Metode Dialektis
Yaitu suatu metode tanya jawab untuk mencari pengertian. Jadi, dalam cara yang
memakai teknis komunikasi ini diperoleh hubungan horizontal antara semua pihak,
misalnya antara pemerintah dengan yang diperintah atau antar lembaga negara,

9
sehingga dengan demikian tidak terjadi ketimpangan. Sebaliknya diharapkan tercipta
saling pengenalan diri, keterbukaan dan akseptabilitas.

Metode Filosofis
Yaitu suatu metode yang mengkaji sedalam-dalamnya segala sesuatu, sehingga
sampai pada inti hakikatnya. Misalnya cara pengkajian kebenaran ilmu politik, maka
segala sesuatu yang berkenaan dengan keberadaan suatu partai harus ditelusuri
sampai pada substansinya, yang sub-komponennya meliputi: kualitas, kuantitas,
kedudukan, wujud, ruang, waktu, aksi, dan relasi suatu negara.

Metode Perbandingan
Yaitu suatu metode yang mengukur sesuatu berdasarkan perbedaan dan
persamaan sesuatu tersebut dengan sesuatu yang lain yang sejenis. Misalnya dengan
cara membuat kriteria pengukuran suatu kelompok kepentingan untuk menentukan
berbagai sudut pandang.

Metode Sejarah
Yaitu suatu metode yang menganalisis kenyataan perjalanan waktu. Misalnya
dengan cara mengkaji ulang setiap bagian yang menjadi sifat dan hakikat suatu
negara, lalu membandingkannya antara sistem sekarang yang kita lalui dengan sistem
politik yang pernah ada di waktu yang lampau, atau suatu sistem dikaji perubahannya
dari waktu ke waktu pertumbuhan dan perkembangannya.
Metode Fungsional
Yaitu suatu metode yang dalam proses penyelidikannya membahas tentang objek
dan gejala, dalam hal ini objek atau subjek politik. Misalnya tentang fungsi dan
pengaruh suatu kelompok, baik yang negatif maupun positif terhadap
penyelenggaraan roda politik pemerintahan.

Metode Sistematis

10
Yaitu suatu metode yang berangkat dari perhimpunan bahan-bahan secara teratur,
berkesinambungan, saling terkait satu sama lain, serta memiliki kesatuan arah tujuan.
Jadi dapat dilukiskan keseluruhan uraian-uraian, mulai dari nilai-nilai luhur pendirian
suatu negara yang pada dasarnya untuk memakmurkan warga negaranya, sampai pada
evaluasi keberadaan negara tersebut ditinjau dari aspek etika, estetika, dan logika
politik.

Metode Hukum
Yaitu suatu metode yang menitikberatkan pada segi yuridis. Penggunaan cara ini
mengandalkan keserasian dalam negara, sehingga melahirkan kewajiban antara
pemerintah dengan rakyatnya, yang berupa aturan yang harus diikuti, baik dalam
bentuk norma kesusilaan maupun aturan tingkah laku lainnya yang pada gilirannya
nanti akan semakin mengikat keberadaannya dalam kehidupan bernegara.

Metode Sinkretis
Yaitu suatu metode yang menggabungkan berbagai faktor. Dengan cara ini,
berbagai faktor seperti: data, aliran, keilmuan, budaya, dan sistem disatukan untuk
melahirkan pemikiran yang objektif. Misalnya usaha penolakan keras terhadap
sekularisme, yaitu ilmu-ilmu kerohanian di satu pihak, digabung pemakaiannya
dengan ilmu-ilmu kenegaraan di lain pihak.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Objek ilmu politik

11
objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek
merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Dalam
penjabarannya, objek itu sendiri terdiri dari objek materi dan objek formal. Setiap
objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa saja sama dengan objek materi disiplin
ilmu lainnya, karena bersifat umum dan merupakan topik yang dibahas secara global
tentang pokok persoalan (subject matter).

Metode ilmu politik

Metodologi merupakan ilmu pengetahuan tentang cara untuk mengerjakan sesuatu


agar diperoleh pengertian ilmiah terhadap suatu pengetahuan yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmupemerintahannkri.blogspot.com/2013/09/objek-dan-metode-ilmu-politik-tugas-
iii.html

12
Frintiskarianto.blogspot.com/2014/09/metode-ilmu-politik.html

Budiardjo, Miriam (2008) Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai