Disusun Oleh :
AFRIANA
AYU YUNITA
DWI RATNA
NIRMA HIJJAH
NOVI PUSPITA SARI
SITI SUHERNA
ROSITA WATI POHAN
MULIANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa
kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan
proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari
(rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi
dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan.
Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap
menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang
bayi (mercer 1981). Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang
mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang
memiliki anak anak. (lederman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapi
peran baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi
orang tua begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap siap untuk
menjadi seorang ayah. Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami
perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan
bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi
masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan
kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil
secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat
banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk
memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru. Sebagai seorang bidan kita
harus menyadari adanya perubahan- perubahan tersebut pada wanita hamil agar
dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran,
ketakutan dan pertanyaan- pertanyaan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I?
2. Bagaimana perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II?
3. Bagaimana perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
2. Mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II
3. Mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester III
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit
tersinggung lalu marah. apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang
menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan
psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali
dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi
pertumbuhan janinnya.
3. Minta perhatian lebih
Perilaku lain yang kerap mengganggu adalah istri tiba-tiba lebih manja dan
selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih,
usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan
suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk
pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu
pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya.
Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa
hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan
kesabaran untuk menghadapinya.
4. Gampang cemburu
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan.
Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin,
selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan
penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk
menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa
keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan
bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.
5. Akibat hormon progesterone
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi
hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak
hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil
sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang
mengalami siklus haid, perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan
mempengaruhi psikis ibu hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah.
Hal ini, disebabkan kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda. Nah,
4
daya tahan psikis dipengaruhi oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau
kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Biasanya ibu yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan
akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Secara fisik
dan psikis, mereka lebih siap. Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya
karena kehamilannya tidak diinginkan, umumnya merasakan hal-hal yang
lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat memperhatikan estetika
tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang terjadi selama
kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin gendut,
pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan
sebagainya. Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak
stabil. Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan.
Kala itu pula, ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan
hormon yang terjadi. Lalu berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga
karena ibu sudah bisa menyesuaikan dirinya.
5
pembentukan organ tubuh janin. Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas,
pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa
dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin
akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.
1. Menyimak informasi seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah,
koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar
masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu
pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya,
tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat
mengganggu kondisi psikis.
2. Kontrol teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu
bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu
perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk
menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.
3. Perhatian suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu.
Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke
dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari
pasangan.
4. Jalin komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi
komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa
berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan.
Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap
kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam
sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah
ibu jadi berkepanjangan.
6
5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan
gejolak perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau
apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai
perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
6. Perhatikan kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk
perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan
memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya
dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil
mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.
7
Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada
kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang
mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin
menggugurkan kandungannya.
Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada
teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu,
dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a. Taking on
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking in
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan.
c. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
kepada orang lain atau dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama
kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir
terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan
berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi
seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang
bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
Bentuk motivasi:
8
1. Motivasi suami
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang
ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah
mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil dan
menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula
pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar.
Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami
keadaan ini dan menerimanya.
Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-
ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami pada saat
ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada :
a) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal
b) Menempatkan nilai nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan
menjadi orang tua.
2. Motivasi keluarga
Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi
mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami
karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang
yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam
mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat
mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana
individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional. Stress
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian
dan masa reproduksi.
9
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan
dengan 3 aspek utama yaitu :
a) Stress di dalam individu
b) Stress yang disebakan oleh pihak lain
c) Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap
kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan
pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat
lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-
bulan sesudahnya merupakan saat saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya,
akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal, luangkan
waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasangannya. Betapapun
bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena
kondisi baru merupakan suatu yang normal.
Kehamilan dan Libido
Hasrat untuk melakukan hubungan seks, pada wanita pada trimester pertama ini
berbeda- beda. Walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih
tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan
jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan
kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh
kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran.
Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester
pertama.
Kehamilan dan Olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak
ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang,
atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran
atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan
sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada
10
saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita
hamil.
Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan
dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang
uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki
juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang
merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
11
bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih
saying kepada anak yang akan dilahirkannya.
2) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan
muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi
peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan
meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang
mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian
bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum
kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia
harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa
bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan
perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu
dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa
suku yang menganut system patrilineal/matrilineal).
b. Menjaga agar ikatan tetap kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif terhadap
pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika
pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi masalah yang
muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini.
Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan
memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan
latar belakang masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa
depresi, saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang
dapat menolong ibu dan pasangannya.
c. Menjaga kehamilan yang sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti
bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai
respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat
saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan
12
bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan
yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi
tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang
menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama
trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido.
d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan
yang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga
merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala
hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang
hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan
turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung
akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara
sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan
dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya adalah orang yang sering
mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya
merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan
persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.
e. Berhubungan seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi
untuk mengatasi ketidaknyamanan yaitu suatu peningkatan libido yang pada
trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon orang
tua khawatir jika hubungan seks dapat mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran
yang paling sering diajukan adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis,
orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada
di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam
beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan,
mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.
13
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan
menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan
berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka
masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat,
tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat
libido disebabkan variasi perubahan hormone selama hamil. Karena respon
terhadap hormon berbeda, reaksi masing masing ibu hamil pun berbeda.
2. Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester
III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua
seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan
timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa
khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari
orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan
dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan
juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin
bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
14
D. PERAN BIDAN DALAM PERSIAPAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL
TRIMESTER I, II, III
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I,
pada kehamilan trimester II, pada kehamilan trimester III dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Trimester I
Ibu :
Terbuka atau diam-diam
Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak
menginginkan kehamilan
Perasaan gembira
Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
Menerima atau menolak perubahan fisik
Ayah :
Berbeda tergantung dari : usia, jumlah anak, interest terhadap anak, stabilitas
ekonomi
Menerima atau menolak keadaan istrinya yang bisa disebabkan karena adanya
gangguan komunikasi
Toleransi terhadap kebutuhan seksual. Dorongan seksual dapat meningkat atau
menurun
Ayah dapat menjadi stress, untuk mengatasinya membuat kegiatan baru diluar
rumah.
Trimester II
Ibu :
Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata
Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan
menganggap sebagai bagian dari dirinya
Dorongan seksual dapat meningkat atau menurun
16
Mencari perhatian suami
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan
bayinya
Perasaan cenderung lebih stabil
Ayah :
Merasa senang dengan pergerakkan janin
Melibatkan diri dengan masalah kehamilan istrinya
Memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh istrinya.
Bila merasa gagal dalam memberikan perhatian ini ayah menghabiskan waktu
diluar rumah
Bila berhasil, perhatian yang diberikan lebih besar lagi
Trimester III
Ibu :
Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur
tubuh atau terjadi gangguan body image
Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling
atau tidak menyenangi kondisinya
6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa
cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya
Adanya perasaan tidak nyaman
Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan
Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan
Ayah :
Meningkatnya perhatian pada kehamilan istrinya
Meningkatnya tanggung jawab finansial
Perasaan takut kehilangan istri dan bayinya
Adaptasi terhadap pilihan senggama karena ingin membahagiakan istrinya
17
B. SARAN
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik
fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi. dari itulah sebagai
seorang calon bidan kita berusah belajar semaksimal mungkin agar dapat
mengenali sifat psikologi seorang ibu hamil pada perjalan kehamilannya menuju
partus. Semoga makalah ini menjadi referensi untuk mengenali ibu hamil
utamanya dalam bentuk adaptasi psikologinya dan bermanfaat untuk kita semua.
Aamiin
18
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdernik, jensen, buku ajar keperawatan maternitas, jakarta : egc, 2004
Pusdikanakes who jhpiego, asuhan antenatal, jakarta, 2003
http://www.scribd.com/doc/14440500/PERUBAHAN-PSIKOLOGIS-PADA
MASA-KEHAMILAN
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/perubahan-perilaku-pada-ibu-hamil/
http://bidandesa.com/psikologi-pada-ibu-hamil.html
19