Anda di halaman 1dari 25

Kelompok Latihan Penelitian Kriminologi

1306414860 Fany N. R. Hakim

130 6410370 Taufik Amirullah

1306410364 Muhammad Zaki

Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kejahatan Unduh Film:

Kajian Terhadap Mahasiswa Fasilkom UI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Film merupakan media komunikasi massa dan digunakan sebagai sarana penerangan,
pendidikan, pengembangan budaya bangsa, hiburan, dan ekonomi.1 Semakin tingginya minat
masyarakat secara umum untuk menonton film seharusnya mampu untuk meningkatkan
geliat di industri perfilman. Namun permasalahan muncul ketika industri perfilman bertemu
dengan teknologi. Pada satu sisi teknologi membantu proses pembuatan dan distribusi film
sedangkan disisi lain teknologi juga mengancam industri perfilman karena mengonsumsi film
untuk saat ini tidak hanya dapat dilakukan dengan cara yang legal.

Penyalahgunaan teknologi dalam dunia perfilman terutama pembajakan bukanlah


barang baru dalam industri ini. Sudah sejak lama2 pembajakan dilakukan dengan menyalin
atau membajak VCD dan DVD. Namun, pembajakan semacam ini sudah mendapat
penindakan dari pemerintah3, sehingga pembajakan VCD dan DVD tadi semakin berkurang4.
Walaupun terjadi penurunan konsumen VCD dan DVD bajakan karena peralihan mereka
kepada media lain seperti situs unduh film di internet, kerugian pada industri film karena
pembajakan VCD dan DVD tetaplah besar. Tidak hanya kerugian dari sisi industri,

1
Bab 1, Ayat 1, Pasal 1 dan Bab 3, Pasal 4 UU NO.8 TAHUN 1992 tentang perfilman
2
Sejak kemunculan VCR (Video Cassette Recorder) pada 1977
3
Penindakan pemerintah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
4
Seiring dengan perkembangan internet diambil dari Global entertainment and media outlook 20152019,
PwC, Ovum. http://www.pwc.com/gx/en/global-entertainment-media-outlook/assets/2015/filmed-entertainment-
key-insights-4-physical-home-video-revenue.pdf diakses pada 21 September 2015 Pukul 22.30
pemerintah pun mengalami kerugian dari bisnis ilegal tersebut5. Dari sektor pajak saja
negara sudah mengalami kerugian sebesar 5 trilyun rupiah perbulan jika VCD dan DVD
bajakan tersebut dikenai pajak6.

Seiring berkembangnya teknologi informasi, terdapat alternatif untuk dapat


menikmati film; seperti streaming7 atau unduh film yang biayanya cenderung lebih murah
hingga tanpa biaya. Kegiatan ini mulai marak dilakukan terutama setelah populernya situs
Youtube.com pada tahun 2005 hingga situs Netflix.com.8 Streaming belum menjadi masalah
karena pada kedua contoh situs tersebut cenderung menayangkan film yang sudah lewat masa
tayangnya dan memiliki regulasi910 yang jelas. Sementara itu, ketika konsumen dengan cara
streaming mulai mengunduh film tersebut, beberapa memperdagangkan film hasil
pengunduhannya, atau bahkan membuat situs menonton film secara ilegal menimbulkan
masalah baru. Hal ini menjadi masalah karena pada situs menonton film ilegal umumnya
menyediakan film yang bahkan sedang diputar di bioskop, sehingga memberikan pilihan lain
yang tidak harus mengeluarkan biaya. Perkembangan dalam segi semakin bermunculannya
situs unduh film juga disebabkan oleh semakin berkembangnya bisnis iklan di dunia maya,
karena umumya situs unduh film ini meraih keuntungan dari iklan tersebut11. Selain
keuntungan yang didapat dari iklan, pesatnya perkembangan situs semacam ini juga
disebabkan oleh penindakan pemerintah terhadap kejahatan dunia maya yang masih rendah12.
Bentuk penindakan selama ini hanya sebatas pencekalan13, sehingga hanya akan
mengalihkan14 pengunjung situs A yang ditutup kepada situ B yang sebenarnya bisa
merupakan situs yang sama, hanya saja menggunakan alamat situs atau domain yang berbeda.
Masalah penindakan yang sulit dilaksanakan terhadap perkembangan situs ilegal ini juga

5
http://cs.stanford.edu/people/eroberts/courses/cs181/projects/1999-00/dvd-css/piracy.htm Diakses pada 21
September pukul 22.35
6
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/11/02/tiap-bulan-kerugian-pembajakan-dvd-mencapai-rp-5-triliun
7
Streaming merupakan kegiatan menonton film melalui situs secara langsung tanpa mengunduh film tersebut
(Video on demand) http://www.bbc.co.uk/webwise/guides/about-streaming. Diakses pada 21 September pukul
22.44
8
https://pr.netflix.com/WebClient/loginPageSalesNetWorksAction.do?contentGroupId=10477#
9
https://www.netflix.com/PrivacyPolicy Diakses pada 21 September pukul 22.50
10
https://support.google.com/youtube/answer/2801979 Diakses pada 21 September pukul 22.50
11
https://www.cityoflondon.police.uk/advice-and-support/fraud-and-economic-crime/pipcu/pipcu-
news/Pages/Operation-Creative-sees-73-per-cent-drop-in-top-UK-advertising-on-illegal-sites.aspx
12
Disebabkan penindakan ini harus menggunakan Delik aduan (Pasal 120) UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang
Hak Cipta
13
Menkominfo : "Kalau mereka ganti, kami akan blokir lagi,"
http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/5876/Sulitnya+Memblokir+Situs+Film+Bajakan+Di+Indonesia/0/
sorotan_media#.VgBXRt_tmko Diakses pada 21 September 2015 pukul 23.30
14
Misal situs torrent thepiratebay yang seringkali berganti domain setelah mengalami pencekalan
http://venturebeat.com/2015/05/24/the-pirate-bay-is-not-down-domain-redirect-problem-has-an-easy-fix/
Diakses pada 21 September pukul 22.57
dipersulit dengan sulitnya melacak pelaku, terlebih beberapa situs yang menyediakan hiburan
gratis ini berada di luar negeri sehingga dapat dikatakan tidak ada efek jera dalam bisni
spembajakan film ini15

Semakin pesatnya perkembangan internet yang diiringi dengan semakin murahnya


biaya internet memberi imbas yang signifikan terhadap maraknya kemunculan situs unduh
film ilegal dan konsumennya. Untuk itulah agar dapat melindungi warganya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang melindungi hak kekayaan intelektual (HAKI) agar
kreatifitas orang-orang yang terlibat didalam industri film lebih diapresiasi. Penindakan
terhadap perlindungan HAKI ini terlihat pada tindakan kemkominfo yang pada Agustus 2015
lalu mencekal akses kepada 22 situs16 yang diduga menayangkan dan menyediakan film
secara cuma-cuma. Pemerintah berdasarkan aduan17 dari orang-orang yang berperan dalam
industri perfilman melakukan pencekalan ini untuk menanggapi lesunya bisnis bioskop
karena konsumen yang harusnya menikmati film di bioskop memiliki pilihan lain yang lebih
ekonomis. Berbeda dengan bentuk kejahatan lain yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,
kejahatan pelanggaran hak kekayaan intelektual ini tidak sama dengan kejahatan biasa,
karena para pelanggar ini merasa tidak melakukan kejahatan18, hal ini disebabkan karena
rendahnya edukasi terhadap konsumen akan kekayaan intelektual yang merupakan fondasi
dari industri kreatif.

1.2. Permasalahan

Perkembangan teknologi informasi mempengaruhi kreatifitas orang-orang untuk


melakukan berbagai bentuk kejahatan dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Kejahatan
yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi khususnya yang berbasis komputer disebut
sebagai Kejahatan Komputer dalam istilah internasional dikenal dengan nama Cyber
Crime19

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa akhir-akhir ini muncul banyak situs
ilegal unduh film yang merupakan salah satu bentuk kejahatan komputer. Dari kalangan

15
http://www.merdeka.com/teknologi/triawan-munaf-penutupan-22-website-download-film-ilegal-tak-buat-
j.html
16
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150819083659-220-73041/22-situs-diduga-pembajak-film-diblokir-
kemenkominfo/
17
Harus berdasarkan Delik aduan : Pasal 120 UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
18
FAUZAN ZIDNI (Sekjen Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) )
http://nasional.sindonews.com/read/1037928/18/tantangan-menangani-pembajakan-film-digital-1440726460
diakses pada 22 September 2015 Pukul 00.03
19
cybercrime. (2014). Encyclopdia Britannica. Encyclopdia Britannica Ultimate Reference Suite. Chicago:
Encyclopdia Britannica
mahasiswa tidak sedikit yang memanfaatkan situs tersebut untuk mengunduh film. Kegiatan
mengunduh film gratis dari situs ilegal tentu lebih diminati oleh sebagian mahasiswa tersebut.
Selain karena tidak membutuhkan biaya yang mahalseperti menonton ke Bioskop atau
membeli DVD orisinil, film yang telah diunduh juga dapat ditonton berulang kali dan bahkan
dijadikan sebagai koleksi pribadi.

Dengan adanya pencekalan situs ilegal unduh film, tidak menghentikan aksi kreatif
para mahasiswa seperti, illegal access untuk mendapatkan film yang mereka inginkan. Cara-
cara biasa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut adalah dengan mengunduh film dari situs-
situs lain yang domainnya belum diblokir, pengalihan alamat IP, salin-menyalin film
(offline), membeli film pada tempat-tempat yang tidak resmi dan kembali ke modus lama,
yakni kembali ke VCD dan DVD.Namun bagi sebagian mahasiswa lainnya, memilih untuk
kembali ke cara konvensional dengan menonton film ke Bioskop.

Cara-cara lain yang dilakukan oleh mahasiswa untuk dapat menikmati film tanpa
harus mengeluarkan uang lebih cenderung mengarah kepada tindakan pelanggaran hukum.
Karena dilihat dari UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta tindakan apapun selain tindakan
yang diperbolehkan oleh pembuat film dan negara adalah ilegal. Misalnya pembuat film dan
negara hanya menyediakan media seperti bioskop dan VCD atau DVD orisinil, maka
mengonsumsi film yang menggunakan media selain dari dua media tersebut dapat dikatakan
sebagai pelanggaran hak cipta.

Maka dari itu tim penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai permasalahan
pembajakan film dan berusaha melakukan penelitian yang akan melibatkan para mahasiswa
yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi yang dijadikan sebagai responden.
Kemudian, penulis juga akan mencari tahu hal-hal apa saja yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang menyebabkan unduh film secara ilegal oleh mahasiwa Fasilkom UI ini.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini


mengajukan pertanyaan penelitian: Faktor-faktor apa sajakah yang memicu mahasiswa
melakukan tindakan mengunduh film secara ilegal?
1.4. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk menjelaskan konsumsi akan film oleh
mahasiswa yang sering mengunduh film dari internet sebelum adanya pencekalan dan setelah
adanya pencekalan situs unduh film tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
menjelaskan faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan tindak kejahatan berupa
mengunduh film secara ilegal.

1.5. Signifikansi

1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman


baru tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan unduh film secara
ilegal yang terjadi di kalangan mahasiswa Fasilkom UI, yang selama ini mendapatkan
reaksi permisif dan tidak dibahas secara komprehensif dalam studi-studi sebelumnya.

1.5.2 Secara Praktis


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa saran kepada
pemerintah ataupun pihak terkait mengenai perilaku konsumsi akan film secara ilegal
oleh mahasiswa. Bagi pemerintah, penelitian ini diharap mampu menjadi acuan data
untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap keputusan pemerintah untuk
melakukan pencekalan situs ilegal untuk mengunduh film. Selanjutnya bagi
masyarakat luas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi
penelitian sejenis di masa depan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Penelitian Terdahulu

Salah satu kajian mengenai dampak atas konsumsi film dilakukan Gauer, ia menulis
disertasi mengenai pandangan yang mendukung pernyataan bahwa konsumsi film secara
bebas tidak menggantikan bentuk konsumsi film yang berbayar. Gauer menemukan bahwa
hukum hak milik (copyrights) dan konsumsi film secara ilegal menggunakan internet yang
juga disebut sebagai pembajakan.20 Latar belakang Gauer meneliti hal tersebut adalah karena
temuan BFI pada tahun 2009 yaitu pembajakan merupakan hal terbesar yang dihadapi oleh
industri film dan berisiko terhadap pembuatan film maupun sebagian besar investasi untuk
produksi konten baru.21

Berdasarkan kajian dalam literatur tersebut yang menjelaskan bahwa kegiatan ilegal
dalam mengkonsumsi film merugikan, kelompok kami kemudian ingin mengetahui faktor
apa saja yang membuat banyak mahasiswa melakukan kegiatan tersebut.

2.2. Definisi Konsep

2.2.1. Film

Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam
pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi
lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan
dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya22.

(beri interpretasi sendiri)

Konsep Film menjadi salah satu konsep yang penting untuk dimasukkan dalam
penelitian ini, karena Film merupakan obyek kajian dari penelitian yang kami lakukan.
Sehingga dengan menjelaskan definisi dari konsep film, dapat mengetahui apa yang

20
Luane Sandrin Gauer, Online Freedom: Film Consumption in the Digital Age, London: 2013, hlm 31.
21
Ibid, hlm 2.
22
Pasal 1, Ayat 1 UU NO.8 TAHUN 1992 tentang perfilman
disubut dengan Film yang dimaksud dalam penelitian ini, dengan batasan-batasan yang
ditentukan.

2.2.2. Pembajakan Film

Pembajakan film adalah penggunaan tanpa izin atau penyalinan ilegal dari film
yang bila dilakukan terus-menerus mengakibatkan penyusutan skala besar pada
ekonomi global khusunya bagi industri pemproduksi film.23

2.2.3. Hak Cipta24

Hak cipta merupakan kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang mempunyai peranan strategis dalam mendukung pembangunan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal
1 ayat 1)

Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah (pasal 1 ayat 4).

Dalam uu hak cipta, hak yang dilindungi adalah hak moral dan hak ekonomi dati
pencipta atau pemegang hak cipta (pasal 4).

2.2.4. Kejahatan Komputer

Kejahatan komputer didefinisikan sebagai aktifitas ilegal yang membuat


penggunaan sistem elektronik dimaksudkan untuk mempengaruhi keamanan sistem
komputer dan data komputer. Sementara itu US Department of Justice
mendefinisikannya sebagai pelanggaran yang dilakukan dalam sebuah lingkungan

23
Johan Liang and Ian Phau, 2011, A Study on Digital Piracy of Movies: Internet Users Perspective, Annual
World Business Congress, Poland: 2011, hlm: 189.
24
Penulisan pasal pada bagian ini mengacu pada UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
elektronik untuk memperoleh keuntungan ekonomi maupun untuk menyebabkan
kerusakan maupun kerugian terhadap benda atau orang.25

2.2.5. Konten Ilegal26

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan, mentransmisikan


dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran
nama baik serta pemerasan, pengancaman, serta yang menimbulkan rasa kebencian
berdasarkan atas SARA serta yang berisi ancaman kekerasan (Pasal 27, 28 dan 29).

2.2.6. Akses Ilegal27

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik orang lain dengan cara apa pun untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik serta melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan (Pasal 30).

2.3. Kerangka Teori

Technique of Neutralization

Sykes dan Matza memandang kejahatan sebagai suatu bentuk dari penyimpangan yang
ada pada suatu sub-kultur. Dengan terpapar perilaku menyimpang dari usia muda pada peer
group dan lingkungannya, pelaku kejahatan menetralisasi perbuatannya dan menyalahkan
norma yang ada di masyarakat. 28

Teknik netralisasi adalah bentuk yang tercipta dari suatu subkultur yang memberikan
justifikasi yang dapat menyediakan pelanggar kriminal sarana untuk mengingkari tanggung
jawab untuk perilaku mereka. Dengan kata lain pelaku kejahatan secara moral mengakui
bahwa apa yang mereka lakukan merupakan suatu perbuatan yang salah. Selain menyadari
perbuatan mereka salah, pelaku kejahatan ini menghormati orang yang taat hukum dan taat
aturan. Dalam melakukan kejahatan atau perbuatan menyimpang, pelaku memberikan

25
Michael Kunz and Patrick Wilson, Computer Crime and Computer Fraud, Report toMontgomery County
Criminal Justice Coordinating Commission, Maryland: 2004, hlm 7.
26
Penulisan pasal pada bagian ini mengacu pada UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Hak Cipta
27
Ibid
28
Larry J. Siegel (2005) Criminology: The Core. Wadsworth
batasan terhadap siapa yang bisa diviktimisasi dan yang tidak. Dan secara sadar pelaku
melakukan kejahatannya bukan sebagai bentuk dari konformitas. 29

Adapun bentuk dari teknik-teknik nertalisasi adalah :

Denial of responsibility
Denial of injury
Denial of the victim
Condemnation of the condemners
Appeal to higher loyalties

Hipotesis
Penelitian ini menarik hipotesis dengan melihat variabel faktor apa saja yang dapat
memengaruhi tindakan kejahatan komputer berupa pengunduhan film secara ilegal. Oleh
karena itu, tim kami memiliki beberapa hipotesis:

1. Faktor kondisi ekonomi, ketersediaan koneksi internet yang memadai, serta


adanya fasilitas untuk mengakses internet memengaruhi mahasiswa FASILKOM
UI untuk mengunduh film secara ilegal.
2. Faktor kondisi ekonomi dan ketersediaan koneksi internet yang memadai
memengaruhi mahasiswa FASILKOM UI untuk mengunduh film secara ilegal,
namun fasilitas untuk mengakses internet tidak memiliki pengaruh sama sekali.
3. Tersedianya fasilitas untuk mengakses internet dan ketersediaan koneksi internet
yang memadai memengaruhi mahasiswa FASILKOM UI untuk mengunduh film
secara ilegal, namun kondisi ekonomi tidak memiliki pengaruh sama sekali.
4. Tersedianya fasilitas untuk mengakses internet dan kondisi perekonomian
memengaruhi mahasiswa FASILKOM UI untuk mengunduh film secara ilegal,
namun ketersediaan koneksi internet yang memadai tidak memiliki pengaruh
sama sekali.
5. Faktor kondisi ekonomi, ketersediaan koneksi internet yang memadai, serta
adanya fasilitas untuk mengakses internet tidak memengaruhi mahasiswa
FASILKOM UI untuk mengunduh film secara ilegal.

29
www.criminology.fsu.edu/crimtheory/matza.html halaman 2, diakses pada 27 September 2015 Pukul 21.38
BAB 3

METODE PENELITIAN

Bagian ini akan menjelaskan cara apa saja yang digunakan dalam melakukan
penelitian, termasuk di dalamnya pendekatan penelitian, jenis penelitian, unit analisis,
populasi dan sampel, teknik penarikan sampel, dan jenis data penelitian.

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji teori technique of
neutralization dari Sykes dan Matza, serta konsep-konsep yang berhubungan dengan faktor-
faktor penyebab terjadinya kejahatan unduh film secara ilegal dengan melakukan kajian
terhadap mahasiswa FASILKOM UI seperti konsep p serta menguji hubungan variabel yang
ada di dalamnya. Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan teori ke dalam bentuk
variabel, kemudian mengoperasionalisasikannya ke dalam bentuk instrumen penelitian
berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan terstruktur.

3.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus untuk mengetahui faktor
apa saja yang menyebabkan terjadinya tindakan kejahatan komputer berupa pengunduhan
film secara ilegal oleh mahasiswa FASILKOM UI. Selain itu juga dibagi berdasarkan
manfaat, tujuan serta waktu. Oleh karena itu, penelitian ini dikategorikan ke dalam jenis
penelitian sebagai berikut:

3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian


Tema yang diangkat dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi institusi
terkait, yakni Kementrian Informasi dan Komunikasi (Kominfo), agar dapat lebih
memerhatikan berbagai aspek sebelum melakukan pencekalan terhadap beberapa situs
ilegal untuk unduh film seperti faktor penyebab mahasiswa melakukan tindakan unduh
film secara ilegal.

3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian


Berdasarkan tujuannya, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah kejahatan komputer dalam bentuk mengunduh film secara ilegal.
Sementara itu, variabel dependen yang digunakan adalah mahasiswa FASILKOM UI
melakukan tindakan unduh film secara ilegal tersebut. Penelitian ini juga menggunakan
variabel kontrol berupa pengetahuan akan penggunaan internet. Sehingga, didapatkan
rumusan sebagai berikut:

a. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan komputer berupa


pengunduhan film secara ilegal oleh mahasiswa FASILKOM UI.
b. Menjelaskan dampak pengetahuan akan penggunaan internet sebagai variabel kontrol
terhadap penelitian faktor-faktor penyebab kejahatan unduh film secara ilegal oleh
mahasiswa FASILKOM UI.

3.2.3 Berdasarkan Waktu Penelitian


Berdasarkan waktunya, penelitian ini bersifat cross-sectional,yang mana
penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu saja. Penelitian ini dilakukan setelah
adanya kebijakan dari Kominfo terkait pencekalan situs unduh film pada Agustus 2015
lalu. Penelitian ini dilangsungkan selama kurang lebih 4 pekan sebelum jadwal ujian
tengah semester ganjil.

3.2.4 Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.
Jenis data yang digunakan untuk memberikan informasi terkait dengan penelitian
ini;ialah data primer,yang didapatkan melaluipenyebaran kuesioner kepada mahasiswa
FASILKOM UI.

3.3 Unit Analisis


Unit analisis dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia. Pada penelitian ini, yang didefinisikan sebagai
mahasiswa aktif ialah kondisi ketika seseorang yang sudah menyelesaikan persyaratan
administratif. Dengan demikian, yang menjadi unit analisis disini dapat bervariatif dari
mahasiswa angkatan 2015, 2014, 2013, hingga angkatan yang masih terdaftar secara
administratif. Lebih lengkapnya, terdapat dalam tabel unit analisis berikut:
Tabel

Unit Analisis
Isi Mahasiswa aktif

Cakupan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Kampus Depok, Jawa Barat.

Waktu September - Oktober tahun 2015

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesiayang terpilih. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini
didasarkan pada:

1. Besaran sampel didasarkan pada jumlah populasi yang ada. Populasi didapat
dengan memprediksi jumlah mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia. Berdasarkan data kemahasiswaan UI tahun 2015, total mahasiswa aktif
angkatan 2015 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia adalah sebanyak
266 jiwa, Dari angka ini, tim peneliti mengasumsikan setidaknya ada 4 angkatan
dalam Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, sehingga mencapai angka
sebesar 1.064 jiwa.

2. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin(n= 1 + 2 )

Dengan tingkat kesalahan sampel sebesar 10% dan total populasi sebanya 1.064
jiwa, didapatkan besaran sampel sebesar 91,40 yang kemudian dibulatkan menjadi
92 orang responden.
3. Penelitian dilakukan selama 5hari, yang menjadibatas waktu dalam melakukan
penelitian.
4. Tim peneliti adalah kelompok yang terdiri dari 3 mahasiswa Kriminologi mata
kuliah LPK kelas C yakni Fany N.R. Hakim, Muhammad Zaki, dan Taufik
Amirullah.

3.5 Teknik Penarikan Sampel


Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, dengan cluster mahasiswa
Fasilkom UI sehingga tim peneliti memiliki peluang untuk menemukan mahasiswa yang
pernah melakukan tindakan unduh film secara ilegal setelah menyebarkan kuesioner. Teknik
ini dilakukan untuk menemukan mahasiswa yang memiliki kapabilitas untuk mengunduh film
secara ilegal. Tahapan dalam proses penarikan sampel sendiri adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penarikan sampel cluster sampling dengan cara menanyakan status


kemahasiswaan mahasiswa yang akan dijadikan responden dan juga menanyakan
mahasiswa FASILKOM UI yang lain yang ia ketahui memiliki kemampuan dalam
menggunakan internet untuk mengunduh film secara ilegal.
2. Melakukan cross check data ke Manajer Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komputer
untuk mengetahui status aktif mahasiswa. Dengan demikian, mahasiswa yang
tidak aktif secara administratif tidak masuk ke dalam daftar populasi.
Tabel Operasionalisasi Konsep Hak Cipta

Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala

Cyber Pengunduh 1. Kesadaran 1.1.Mengetahui bahwa setiap karya memiliki hak 1. Sangat Tidak Ordinal
Crime an film hak cipta cipta sehingga tidak dapat digunakan dengan Setuju
secara sembarangan tanpa izin dari pemilik hak 2. Tidak Setuju
ilegal cipta. 3. Kurang Setuju
1.2.Mengetahui bahwa pelanggaran hak cipta 4. Setuju
diatur dalam UU No. 28 tahun 2014 tentang 5. Sangat Setuju
Hak Cipta.

2. Akses Ilegal 2.1. Mengetahui bahwa melakukan akses 1. Sangat Tidak Ordinal
terhadap situs unduh film adalah ilegal. Setuju
2.2.Mengetahui bahwa melampaui sistem 2. Tidak Setuju
pengamanan terhadap akses perolehan 3. Kurang Setuju
informasi dan data elektronik adalah ilegal 4. Setuju
5. Sangat Setuju
1.
Tabel Operasionalisasi Konsep Faktor

Konsep Variabel Dimensi Indikator Kategori Skala

Faktor 1. Faktor 1.1. Lebih ekonomis 1. Sangat Tidak Ordinal


Penyebab Setuju
1.2. Praktis
2. Tidak Setuju
1.3. Pengaruh agen sosial
3. Kurang Setuju
4. Setuju
5. Sangat Setuju

2. Faktor 2.1. Koneksi internet 1. Sangat Tidak Ordinal


Pendukung Setuju
2.2. Sarana dan Prasarana memadai
2. Tidak Setuju
2.3. Rendahnya penegakkan hukum 3. Kurang Setuju
4. Setuju
5. Sangat Setuju
No. Responden :

Editor :

KUESIONER PENELITIAN
LATIHAN PENELITIAN KRIMINOLOGI

Saudara/i Yth.,
Kami Mahasiswa Program Studi Sarjana Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, sedang
melakukan penelitian terkait mata kuliah Latihan Penelitian Kriminologi. Penelitian kami mengambil topik tentang Faktor-faktor yang .
Sehubung dengan hal tersebut, kami sebagai tim peneliti memohon kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden penelitian kami dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam kuesioner ini.
Kami memohon bagi responden untuk mengisi tiap-tiap poin pertanyaan tanpa ada yang terlewati, agar memudahkan pengolahan data.
Jawaban yang Anda berikan tidak akan kami nilai benar/salah. Kemudian, kerahasiaan idenentitas responden kami jamin untuk tidak
terpublikasi. Atas kerja samanya, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Peneliti
1. Jenis Kelamin
a. Laki laki
b. Perempuan
2. Usia .
3. Agama .
4. Uang saku .
5. Perangkat yang dimiliki (boleh lebih dari satu)
a. PC
b. Laptop
c. Tablet
d. Smartphone
e. Lainnya..
6. Apakah anda memiliki koneksi internet
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 11)
7. Koneksi internet
a. WiFi (Gratis)
b. Mobile Network
c. internet Cable
8. Apakah uang saku terpisah dari biaya terpisah dari biaya pemenuhan kebutuhan internet
a. Ya
b. Tidak
9. Berapa biaya perbulan yang anda keluarkan untuk pemenuhan kebutuhan internet (terbuka)
10. Berapa kecepatan koneksi internet (terbuka)
11. Pernahkah anda menonton bioskop
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 13)
12. Frekuensi menonton bioskop dalam sebulan
a. 0
b. 1 2
c. 3 4
d. 4<
13. Pernahkan anda membeli DVD film orisinil
a. Ya
b. Tidak (lanjut ke nomor 15)
14. Frekuensi membeli dvd film orisinil dalam sebulan
a. 0
b. 1 2
c. 3 4
d. 4<
15. Pernahkan anda membeli DVD film bajakan
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 17)
16. Frekuensi membeli DVD bajakan dalam sebulan
a. 0
b. 1 2
c. 3 4
d. 4<
17. Apakah anda mengetahui situs resmi untuk mengunduh film
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 20)
18. Apakah anda pernah mengunduh film situs resmi
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 20)
19. Pada situs resmi apakan anda membeli film (terbuka)
20. Apakah anda mengetahui situs ilegal untuk mengunduh film
a. Ya
b. Tidak (Lanjut ke nomor 24)
21. Apakah anda pernah mengunduh film pada situs ilegal
a. Ya
b. Tidak
22. Pada situs ilegal (bukan mesin pencari) apakah anda mengunduh film (terbuka)
23. Cara apa saja yang anda anda gunakan untuk mengunduh situs film (boleh lebih dari satu) terbuka
24. Pernahkah anda memfasilitasi pengkopian/penyebaran film tanpa ijin
a. Ya
b. Tidak (lanjut ke nomor 26)
25. Cara apa yang anda beritahukan dalam memfasilitasi pengkopian/penyebaran film (secara illegal)
26. Apakah anda mengetahui tentang adanya kebijakan pemerintah mengenai pembajakan film
a. Ya
b. Tidak

Dimensi Pengetahuan 1 2 3 4 5
Saya mengetahui bahwa untuk bioskop adalah tempat untuk menonton film
Saya mengetahui bahwa terdapat media selain bioskop untuk dapat menonton film
Saya mengetahui menonton film dapat dilakukan dengan membeli dvd orisinal
Saya mengetahui menonton film dapat dilakukan dengan membeli dvd bajakan
Saya mengetahui menonton film dapat dilakukan dengan cara streaming di internet
Saya mengetahui situs untuk streaming film secara legal
Saya mengetahui situs untuk streaming film secara ilegal
Saya mengetahui menonton film dapat dilakukan dengan cara mengunduhnyadari internet
Saya mengetahui adanya situs unduh film yang legal
Saya mengetahui adanya situs unduh film yang ilegal
Saya mengetahui adanya kebijakan pemerintah mengenai pembajakan film
Saya mengetahui telah membayar pajak dengan menonton di bioskop
Saya mengetahui telah membayar pajak dengan membeli dvd film orisinal
Saya mengetahui telah membayar pajak dengan menonton streaming pada situs resmi
Saya mengetahui telah membayar pajak dengan mengunduh pada situs unduh film resmi
Saya mengetahui jika membeli dvd bajakan adalah kejahatan
Saya mengetahui jika menonton film pada situs ilegal adalah kejahatan
Saya mengetahui jika mengunduh film dari situs ilegal adalah kejahatan
Saya mengetahui jika salin-menyalin film adalah kejahatan

Dimensi Frekuensi 1 2 3 4 5
Saya sering menonton film di bioskop
Saya sering membeli dvd film orisinal
Saya sering membeli dvd film bajakan
Saya sering streaming film di internet
Saya sering streaming film di internet dari situs legal
Saya sering streaming film di internet dari situs ilegal
Saya sering mengunduh film dari situs unduh yang legal
Saya sering mengunduh film dari situs unduh yang ilegal
Saya sering menyalin dan membagikan salinan unduhan saya kepada orang lain

Perilaku 1 2 3 4 5
Saya menonton film bioskop jika memiliki uang lebih
Saya menonton film di bioskop jika saya ingin kembali menyaksikan film yang sudah
pernah saya saksikan sebelumnya
Saya membeli dvd film orisinal jika saya memiliki uang lebih
Saya membeli dvd film orisinal jika saya memiliki rencana untuk menonton film yang
sama untuk beberapa kali
Saya membeli dvd film bajakan jika uang yang tersedia hanya dapat digunakan untuk
membeli dvd bajakan
Saya membeli dvd film bajakan jika saya memiliki rencana untuk menonton film yang
sama untuk beberapa kali
Saya melakukan streaming film yang legal jika dengan menggunakan internet berbayar
(tidak terbatas)
Saya melakukan streaming film yang legal jika dengan menggunakan internet berbayar
(kuota)
Saya melakukan streaming film yang legal jika dengan menggunakan internet gratis
Saya melakukan streaming film yang ilegal jika dengan menggunakan internet berbayar
(tidak terbatas)
Saya melakukan streaming film yang ilegal jika dengan menggunakan internet berbayar
(kuota)
Saya melakukan streaming film yang ilegal jika dengan menggunakan internet gratis
Saya mengunduh film dari situs unduh film legal jika dengan menggunakan internet
berbayar (kuota)
Saya mengunduh film dari situs unduh film legal jika dengan menggunakan internet
berbayar (unlimited)
Saya mengunduh film dari situs unduh film legal jika dengan menggunakan internet
gratis (kuota)
Saya mengunduh film dari situs unduh film ilegal jika dengan menggunakan internet
berbayar (kuota)
Saya mengunduh film dari situs unduh film ilegal jika dengan menggunakan internet
berbayar (unlimited)
Saya mengunduh film dari situs unduh film ilegal jika dengan menggunakan internet
gratis (kuota)
Saya menyalin film dari orang lain jika tidak memiliki akses pendukung lain untuk
menonton film

Fasilitator 1 2 3 4 5
Saya memberitahukan kepada orang lain film yang saya tonton di bioskop dan lokasi
bioskopnya
Saya memberitahukan kepada orang lain dvd film orisinal yang saya beli dan tempat
penjualan dvd tersebut
Saya memberitahukan kepada orang lain dvd film bajakan yang saya beli dan tempat
penjualan dvd tersebut
Saya memberitahukan kepada orang lain film yang saya tonton dengan cara streaming
film pada situs legal beserta alamat situsnya
Saya memberitahukan kepada orang lain film yang saya tonton dengan cara streaming
film pada situs ilegal beserta alamat situsnya
Saya memberitahukan kepada orang lain film yang saya tonton dengan cara mengunduh
pada situs legal beserta alamat situsnya
Saya memberitahukan kepada orang lain film yang saya tonton dengan cara mengunduh
pada situs ilegal beserta alamat situsnya
Saya memberikan salinan film kepada orang lain

Pendukung 1 2 3 4 5
Saya menonton di bioskop jika waktu saya tersedia
Saya membeli dvd orisinal hanya jika waktu untuk menonton di bioskop tidak tersedia
Saya membeli dvd orisinal karena memiliki rencana untuk menontonnya berkali-kali
Saya membeli dvd bajakan hanya jika tidak terdapat versi dvd orisinal dari film yang
ingin saya tonton
Saya membeli dvd bajakan karena memiliki rencana untuk menontonnya berkali-kali
Saya menonton dengan cara streaming dari situs legal karena tidak tersedia waktu untuk
menonton film di bisokop
Saya menonton dengan cara streaming dari situs iegal hanya jika tidak tersedia pilihan
streaming dari situs legal
Saya mengunduh film dari situs legal karena tidak tersedia waktu untuk menonton film
di bisokop
Saya mengunduh film dari situs ilegal hanya jika tidak tersedia pilihan untuk
mengunduh dari situs legal
Saya menyalin film karena memiliki kapasitas penyimpanan data yang banyak

Dimensi
Saya menonton bioskop karena cara tersebut adalah salah satu cara yang bertanggung
jawab untuk menonton film
Saya membeli dvd film orisinal karena cara tersebut adalah salah satu cara yang
bertanggung jawab untuk menonton film
Saya menonton film dengan streaming dari situs legal karena cara tersebut adalah salah
satu cara yang bertanggung jawab untuk menonton film
Saya menonton film dengan mengunduhnya dari situs legal karena cara tersebut adalah
salah satu cara yang bertanggung jawab untuk menonton film

Penyebab 1 2 3 4 5
Saya membeli dvd bajakan karena adanya penjual (pilihan tersebut tersedia)
Saya menonton dengan cara streaming dari situs ilegal karena pilihan tersebut tersedia
Saya menonton dengan cara mengunduh dari situs ilegal karena pilihan tersebut
tersedia
Saya membeli dvd bajakan karena lebih ekonomis
Saya menonton dengan cara streaming dari situs ilegal karena lebih ekonomis
Saya menonton dengan cara mengunduh dari situs ilegal karena lebih ekonomis
Saya membeli dvd bajakan karena orang lain juga melakukan hal tersebut
Saya menonton dengan cara streaming dari situs ilegal karena orang lain juga
melakukan hal tersebut
Saya menonton dengan cara mengunduh dari situs ilegal karena orang lain juga
melakukan hal tersebut
Saya membeli dvd bajakan karena tidak mengetahui perbuatan tersebut adalah
kejahatan
Saya menonton dengan cara streaming dari situs ilegal karena tidak mengetahui
perbuatan tersebut adalah kejahatan
Saya menonton dengan cara mengunduh dari situs ilegal karena tidak mengetahui
perbuatan tersebut adalah kejahatan
Saya menonton dengan cara menyalin film dari orang lain karena tidak mengetahui
perbuatan tersebut adalah kejahatan

Anda mungkin juga menyukai