Anda di halaman 1dari 18

PENEGAKKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PRANK

BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DAN


UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
(PENGHINAAN YANG DIUNGGAH DI MEDIA ONLINE)

Oleh :

Dwi Wachidiyah Ningsih*, Abdul Karim**

* Fakultas Hukum, Universitas Gresik


Email : dwiwachidiyah24@gmail.com
** Fakultas Hukum, Universitas Gresik
Email : abdkarim1430@gmail.com

ABSTRAK
Sering kali pelaku prank luput dari jerat hukum. Tidak semua korban prank bersedia
melaporkan ke kepolisian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penegakkan
hukum tindak pidana prank (penghinaan yang diunggah di media online) sesuai
dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan untuk mengetahui langkah
hukum untuk menjerat tindak pidana prank (penghinaan yang diunggah di media
online) yang sesuai dengan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Penelitian ini merupakan peneltian yuridis normatif. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan. Sumber bahan hukum
berasal dari bahan hukum primer. Teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi
dokumen menggunakan metode content analysis. Teknik analisa bahan hukum
dilakukan dengan kualitatif. Penegakkan hukum tindak pidana prank (penghinaan
yang diunggah di media online) adalah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Pasal 310 KUHP dan sesuai dengan Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Langkah hukum
untuk menjerat tindak pidana yang sesuai dengan dengan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Kata Kunci : Tindak Pidana, Prank, Pencemaran Nama Baik, Media Online
ABSTRACT
Often prankers escape the trap of the law. Not all prank victims are willing to report
to the police. This study aims to determine the law enforcement of prank criminal
acts (insults uploaded in online media) in accordance with the Criminal Code and
Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions and to
find out legal steps to ensnare prank crime ( insults uploaded in online media) in
accordance with the Criminal Code and Law Number 11 of 2008 concerning
Electronic Information and Transactions. This research is a normative juridical
research. The approach used in this research is a statutory approach. The source of
legal materials comes from primary legal materials. The technique of collecting
legal materials by studying documents uses the content analysis method. Legal
material analysis techniques are carried out qualitatively. Prank criminal law
enforcement (insults uploaded on online media) are in accordance with the Criminal
Code Article 310 of the Criminal Code and in accordance with Article 45 paragraph
(1) of Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions.
Legal steps to prosecute criminal acts in accordance with the Criminal Code and
Law Number 11 of 2008 concerning Electronic Information and Transactions.
Keywords: Crime, Prank, Defamation, Online Media

1. Pendahuluan menimbulkan rasa kepuasan pada


1.1. Latar Belakang pembuat prank. Prank memiliki
Teknologi informasi dan berbagai jenis, diantaranya adalah
komunikasi dalam praktiknya tidak prank dengan menggunakan berbagai
hanya digunakan sebagai sarana untuk tema, salah satunya adalah tema
berkomunikasi, namun juga sebagai kejahilan dengan memberi kejutan
hiburan. Adanya kebutuhan tersebut, kepada orang lain dengan cara
teknologi informasi menciptakan membohongi seperti yang dilakukan
berbagai aplikasi dan portal-portal oleh YouTuber Ferdian Paleka.
hiburan online seperti Youtube untuk Ferdian Paleka dan teman-
streaming video-video menghibur temannya memberikan bantuan dalam
hingga membuat penonton tertawa. kemasan kardus yang ternyata berisi
Akan tetapi, kemudahan yang sampah. Korban yang dipilih adalah
diberikan teknologi informasi transpuan yang ditemuainya dijalanan.
membuat sebagian orang Ferdian dan teman-temannya ini
menyalahgunakannya. mengaku membuat konten prank
Penyalahgunaan teknologi tersebut demi meningkatkan jumlah
informasi dapat berupa membuat pengikut atau subscriber di kanal
konten berita palsu, pelanggaran hak Youtube miliknya. Konten seperti itu
cipta seperti mengunggah video bagi pembuatnya akan membantu
dengan tema atau konten tertentu yang upaya untuk menambah subscriber di
telah memiliki hak cipta, pencemaran kanal Youtube, namun bagi korban
nama baik dalam bentuk video, foto, jelas merugikan. Korban yang video
tulisan yang dipublikasikan, dan lain- pranknya dimuat di Youtube akan
lain. Pencemaran nama baik yang merasa terhina dan malu. Bagi korban,
sedang popular di kalangan Ferdian dan teman-temannya telah
masyarakat saat ini adalah pencemaran mencemari nama baik korban dengan
nama baik dengan mengunggah video mengunggah video prank tersebut.
prank. Jika dilihat dari Pasal 40 ayat
Prank merupakan sesuatu yang (1) huruf M Undang-undang No 28
tidak asing lagi dikalangan Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
masyarakat, terutama anak muda yang Ciptaan yang Dilindungi, video prank
memiliki tingkat selera humor yang terhadap diri korban yang diambil oleh
tinggi. Prank adalah suatu bentuk YouTuber tersebut dikategorikan
slang atau sebutan yang tidak resmi sebagai ciptaan yang dilindungi, yaitu
untuk kejenakaan, yang diadaptasi dari karya sinematografi. “Karya
practical joke, dan bertujuan untuk sinematografi" yang dimaksud adalah
membuat orang dalam hal ini korban ciptaan yang berupa gambar bergerak
merasa terjahili sehingga (moving images) antara lain film
dokumenter, film iklan, reportase atau kemaluannya dalam lingkungan nafsu
film cerita yang dibuat dengan birahi kelamin. 1
skenario, dan film kartun. Karya Supaya dapat dihukum
sinematografi dapat dibuat dalam pita menurut pasal ini, maka penghinaan
seluloid, pita video, piringan video, itu harus dilakukan dengan cara
cakram optik dan/atau media lain yang menuduh seseorang telah melakukan
memungkinkan untuk dipertunjukkan perbuatan tertentu dengan maksud
di bioskop, layar lebar, televisi, atau agar tuduhan itu tersiar (diketahui oleh
media lainnya. Sinematografi orang banyak). Perbuatan yang
merupakan salah satu contoh bentuk dituduhkan itu tidak perlu suatu
audiovisual. perbuatan yang boleh dihukum seperti
Meski membuat konten prank mencuri, menggelapkan, berzina dan
bukan termasuk pelanggaran hak cipta sebagainya, cukup dengan perbuatan
namun konten prank dalam bentuk biasa, sudah tentu suatu perbuatan
video yang disebar di internet yang yang memalukan.
melukai dan merendahkan kehormatan Sedangkan pasal yang
sesorang dapat dijerat pidana. Video mengatur mengenai penghinaan dan
yang diambil melalui kamera oleh pencemaran nama baik melalui media
YouTuber tersebut dapat dikatakan elektronik (video) diatur dalam Pasal
sebagai informasi elektronik dan/atau 27 ayat (3) UU ITE sebagai berikut:
dokumen elektronik sebagaimana yang “Setiap Orang dengan sengaja dan
terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
angka 4 UU 19/2016 tentang mentransmisikan dan/atau membuat
Perubahan atas Undang-Undang dapat diaksesnya Informasi Elektronik
Nomor 11 Tahun 2008 tentang dan/atau Dokumen Elektronik yang
Informasi dan Transaksi Elektronik. memiliki muatan penghinaan dan/atau
YouTuber yang mengunduh pencemaran nama baik.
video prank yang membuat malu Jadi perbuatan YouTuber
korban sebagai orang yang dijahili mengunggah video prank yang
dalam video tersebut dapat dikenai membuat korban menjadi malu dapat
sanksi pidana. Tindakan YouTuber dijerat dengan pidana atas pencemaran
tersebut dapat dikategorikan sebagai nama baik berdasarkan Pasal 27 ayat
tindakan penghinaan atau pencemaran (3) UU ITE jo. Pasal 45 ayat (3) UU
nama baik yang diatur dalam Pasal 19/2016 tentang Perubahan atas
310 Kitab Undang-undnag Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Pidana (KUHP). 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Penjelasan Pasal 310 KUHP Elektronik. Namun perlu diingat
menerangkan bahwa menghina adalah bahwa agar dapat dijerat pidana,
menyerang kehormatan dan nama baik korban harus melakukan pengaduan
seseorang. Pihak yang diserang ini karena ketentuan penghinaan atau
biasanya merasa malu, Kehormatan pencemaran nama baik dalam UU
yang diserang di sini hanya mengenai 19/2016 tentang Perubahan atas
kehormatan tentang nama baik, bukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
kehormatan dalam lapangan seksuil,
kehormatan yang dapat dicemarkan 1
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum
karena tersinggung anggota Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal,
Peliteia, Bogor, 1995, h. 225.
2008 tentang Informasi dan Transaksi Tindak pidana adalah
Elektronik merupakan delik aduan. perbuatan yang dilarang oleh suatu
Mengingat ketentuan aturan hukum, yang mana larangan ini
penghinaan atau pencemaran nama disertai dengan ancaman (sanksi) yang
baik merupakan delik aduan, sering berupa pidana tertentu bagi barang
kali pelaku prank luput dari jerat siapa yang melanggar larangan
hukum. Tidak semua korban prank tersebut.
bersedia melaporkan ke kepolisian. Menurut Prof. Moeljatno unsur
Korban merasa malu dan tidak mau tindak pidana yaitu sebagai berikut,
memperpanjang urusan meski dirinya yakni:2
dirugikan. Selain itu, tidak semua 1. Perbuatan;
korban mengetahui langkah hukum 2. Yang dilarang (oleh aturan hukum);
apa yang bisa ditempuh jika akan dan
melaporkan pelaku prank ke 3. Ancaman pidana (yang melanggar
kepolisian. Oleh karena itu, perlu larangan).
adanya penagakan hukum yang tegas Pada dasarnya, tindak pidana
dan tidak tergantung dengan mempunyai 2 unsur yaitu unsur
pengaduan yang disampaikan oleh subjektif dan unsur objektif. 3
korban, mengingat nama baik korban
yang terancam tercemar dan
mempengaruhi kondisi sosialnya.
Berdasarkan latar belakang
diatas maka penulis tertarik untuk
meneliti penegakkan hukum pelaku
prank berdasarkan KUHP dan
perundang-undangan yang mengatur
tindak pidana prank tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penegakan hukum
tindak pidana prank (penghinaan
yang diunggah di media online)
sesuai dengan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik?
2. Bagaimana langkah hukum untuk
menjerat tindak pidana prank
(penghinaan yang diunggah di
media online) yang sesuai dengan
2
Kitab Undang-Undang Hukum Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana
Pidana dan Undang-Undang Nomor (Stelsel Tindak Pidana, Teori-Teori
Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum
11 Tahun 2008 tentang Informasi Pidana , Raja Grafindo Persada, Bandung.
dan Transaksi Elektronik? 2002, h. 79.
2. Tinjauan Pustaka 3
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum
2.1. Tindak Pidana Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Jakart.1997 h. 193
1. Unsur Subjektif : menurutbeberapa teoretis.
Unsur subjektif adalah unsur- Teoretis artinya berdasarkan
unsur yang melekat pada diri si pelaku pendapat para ahli hukumyang
atau yang berhubungan dengan diri si tercermin pada bunyi
pelaku, dan termasuk ke dalamnya rumusannya.
yaitu segala sesuatu yang terkandung
di dalam hatinya. 2.2. Prank
a. Kesengajaan atau Prank diambil dari kata
ketidaksengajaan (dolus atau berbahasa inggris yang mempunyai
culpa) arti kelakar, olok-olok, seloroh, senda
b. Maksud atau Voornemen pada gurau, menipu atau mengibuli. 4Dapat
suatu percobaan atau pogging diartikan dengan seseorang yang ingin
seperti yang dimaksud dalam berbuat jahil kepada temannya dan
Pasal 53 ayat 1 KUHP mereka akan mengagetkan temannya
c. Macam-macam maksud atau dan mengerjainya, kemudian mereka
oogmerk seperti yang terdapat akan saling menertawakannya.
misalnya di dalam kejahatan- Prank adalah suatu bentuk
kejahatan pencurian, penipuan, slang atau sebutan yang tidak resmi
pemerasan, pemalsuan dan untuk kejenakaan, yang diadaptasi dari
lain-lain; practical joke, dan bertujuan untuk
d. Merencanakan terlebih dahulu membuat orang dalam hal ini korban
atau voorbedachte raad seperti merasa terjahili sehingga
yang terdapat di dalam menimbulkan rasa kepuasan pada
kejahatan pembunuhan pembuat prank. Prank memiliki
menurut Pasal 340 KUHP; berbagai jenis, diantaranya adalah
e. Perasaan takut yang antara lain prank dengan menggunakan tema
terdapat di dalam rumusan kejahataan, seperti menculik,
tindak pidana menurut Pasal menodongkan senjata tajam, ataupun
308 KUHP bertindak sebagai preman yang
2. Unsur-unsur objektif suatu tindak berpura-pura mengancam korban
Pidana Unsur objektif adalah kejahilannya.
unsur-unsur yang ada Prank juga bisa berarti lelucon
hubungannya dengan keadaan- atau guyonan yang sengaja dibuat oleh
keadaan, yaitu di dalam keadaan di seseorang dari sesuatu yang awalnya
mana tindakan-tindakan dari si mengandung konten negatif seperti
pelaku itu harus di lakukan: pornografi, kekerasan, vandalism,
1) Sifat melawan hukum atau tragedy, sarkasme serta hinaan
wederrechttelijkheid. terhadap golongan tertentu, yang bisa
2) Kualitas dari pelaku, misalnya mengandung makna mengerikan atau
keadaan sebagai kejam di balik leluconnya. Prank itu
seorangpegawai negeri. lucu namun bisa merembet ke ranah
3) Kausalitas, yakni hubungan hukum. Walaupun sifatnya bercanda,
antara suatu tindak pidana prank yang sifatnya dark humor itu
sebagai penyebab dengan bisa merugikan orang lain. Sehingga
sesuatu kenyataan sebagai
akibat.Selain itu, unsur-unsur 4
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus
tindak pidana dapat dilihat Inggris-Indonesia. PT. Gramedis Jakarta.
2008. h 442.
bercandaan ini bisa sampai dibawa ke foto atau sejenisnya, huruf,
ranah hukum. tanda, angka, Kode Akses,
2.3. Ketentuan Pidana Pelaku Prank simbol atau perforasi yang
Video yang berkonten prank memiliki makna atau arti atau
yang diambil melalui kamera oleh dapat dipahami oleh orang
YouTuber tersebut dapat dikatakan yang mampu memahaminya.
sebagai informasi elektronik dan/atau Konten prank dalam bentuk
dokumen elektronik sebagaimana yang video yang di upload ke internet yang
terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan dapat merendahkan kehormatan atau
angka 4 UU 19/2016 tentang mencemarkan nama baik seseorang
Perubahan atas Undang-Undang jika mengacu dapat dikategorikan
Nomor 11 Tahun 2008 tentang sebagai tindakan penghinaan atau
Informasi dan Transaksi Elektronik: pencemaran nama baik yang diatur
“Informasi Elektronik adalah dalam Pasal 310 Kitab Undang-
satu atau sekumpulan data Undang Hukum Pidana (“KUHP”).
elektronik, termasuk tetapi Pasal 310 KUHP menerangkan
tidak terbatas pada tulisan, bahwa Menghina” adalah “menyerang
suara, gambar, peta, rancangan, kehormatan dan nama baik
foto, electronic data seseorang”. Yang diserang ini
interchange (EDI), surat biasanya merasa “malu”,
elektronik (electronic mail), “Kehormatan” yang diserang di sini
telegram, teleks, telecopy atau hanya mengenai kehormatan tentang
sejenisnya, huruf, tanda, angka, “nama baik”, bukan “kehormatan”
Kode Akses, simbol, atau dalam lapangan seksuil, kehormatan
perforasi yang telah diolah yang dapat dicemarkan karena
yang memiliki arti atau dapat tersinggung anggota kemaluannya
dipahami oleh orang yang dalam lingkungan nafsu birahi
mampu memahaminya” kelamin. 5
Supaya dapat dihukum
Pasal 1 angka 4 UU 19/2016 menurut pasal ini, maka penghinaan
tentang Perubahan atas Undang- itu harus dilakukan dengan cara
Undang Nomor 11 Tahun 2008 “menuduh seseorang telah melakukan
tentang Informasi dan Transaksi perbuatan tertentu” dengan maksud
Elektronik agar tuduhan itu tersiar (diketahui oleh
“Dokumen Elektronik adalah orang banyak). Perbuatan yang
setiap Informasi Elektronik dituduhkan itu tidak perlu suatu
yang dibuat, diteruskan, perbuatan yang boleh dihukum seperti
dikirimkan, diterima, atau mencuri, menggelapkan, berzina dan
disimpan dalam bentuk analog, sebagainya, cukup dengan perbuatan
digital, elektromagnetik, biasa, sudah tentu suatu perbuatan
optikal, atau sejenisnya, yang yang memalukan.6
dapat dilihat, ditampilkan, Sedangkan pasal yang
dan/atau didengar melalui mengatur mengenai penghinaan dan
Komputer atau Sistem pencemaran nama baik melalui media
Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan,
5
suara, gambar, peta, rancangan, R. Soesilo, Op. Cit, h.225.
6
Ibid
elektronik (video) diatur dalam Pasal dengan yang lain, karena menyerang
27 ayat (3) UU ITE sebagai berikut: kehormatan akan berakibat
“ Setiap Orang dengan sengaja dan kehormatan dan nama baik tercemar,
tanpa hak mendistribusikan dan/atau demikian juga menyerang nama baik
mentransmisikan dan/atau membuat akan berakibat nama baik dan
dapat diaksesnya Informasi Elektronik kehormatan seseorang dapat tercemar,
dan/atau Dokumen Elektronik yang oleh sebab itu, menyerang salah satu
memiliki muatan penghinaan dan/atau diantara kehormatan atau nama baik
pencemaran nama baik. sudah cukup dijadikan alasan untuk
Ancaman pidana bagi orang menuduh seseorang telah melakukan
yang melanggar Pasal 27 ayat (3) UU penghinaan. 7 Oemar Seno Adji
ITE ini diatur dalam Pasal 45 ayat (3) mendefinisikan pencemaran nama baik
UU 19/2016, yang berbunyi: adalah menyerang kehormatan atau
“Setiap Orang yang dengan nama baik (aanranding of
sengaja dan tanpa hak geodenaam). Salah satu bentuk
mendistribusikan dan/atau pencemaran nama baik adalah
mentransmisikan dan/atau “pencemaran nama baik secara tertulis
membuat dapat diaksesnya dan dilakukan dengan menuduh
Informasi Elektronik dan/atau sesuatu hal”.8
Dokumen Elektronik yang Unsur-unsur penghinaan ringan
memiliki muatan penghinaan (eenfoudige beleediging) dirumuskan
dan/atau pencemaran nama dalam pasal 315 tiap-tiap penghinaan
baik sebagaimana dimaksud dengan sengaja atau tidak bersifat
dalam Pasal 27 ayat (3) pencemaran atau pencemaran tertulis
dipidana dengan pidana penjara yang dilakukan terhadap seseorang
paling lama 4 (empat) tahun baik dimuka umum dengan lisan atau
dan/atau denda paling banyak tulisan, maupun dimuka orang itu
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus sendiri dengan lisan atau perbuatan,
lima puluh juta rupiah)”. perbuatan, atau dengan surat yang
Dengan demikian perbuatan dikirimkan atau diterima kepadanya,
YouTuber mengunggah video prank diancam karena penghinaan ringan
yang membuat korban menjadi malu dengan pidana penjara paling lama
dapat dijerat dengan pidana atas empat bulan dua minggu atau pidana
pencemaran nama baik berdasarkan denda paling banyak empat ribu lima
Pasal 27 ayat (3) UU ITE jo. Pasal 45 ratus rupiah.
ayat (3) UU 19/2016. 3. Metode Penelitian
2.4 Pencemaran Nama Baik di 3.1. Jenis Penelitian
Media Online Jenis penelitian yang
Pencemaran nama baik dikenal digunakan adalah penelitian yuridis
juga dengan istilah penghinaan, yang normatif, yakni bahan hukum primer
pada dasarnya adalah menyerang yang terdiri dari kaidah, ketentuan
nama baik dan kehormatan seseorang atau peraturan dasar, serta peraturan
yang bukan dalam arti seksual
sehingga orang itu merasa dirugikan. 7
Mudzakir, ADR; Penyelesaian Perkara
kehormatan dan nama baik memiliki Pidana dalam Sistem Peradilan Pidana
pengertian yang berbeda, tetapi Indonesia, Makalah Workshop, Jakarta, h. 18.
8
keduanya tidak dapat dipisahkan satu Oemar Seno Adji, Perkembangan Delik Pers
di Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1990, h. 36.
perundang-undangan maupun literatur Kitab Undang-Undang
yang materi yang dibahas untuk Hukum Pidana dan Undang-
memecahkan fakta atau persoalan Undang Nomor 11 Tahun 2008
hukum yang ada. tentang Informasi dan
3.2. Pendekatan Penelitian Transaksi Elektronik
Pendakatan masalah dalam Dalam penelitian ini penulis
penelitian ini dianalisis dengan metode berfokus pada delik pencemaran nama
statute approach serta conceptual baik. Delik pencemaran nama baik
approach. adalah suatu delik aduan dimana
3.3. Teknik Analisis Bahan Hukum seseorang dapat di katakan tercemar
Analisis bahan hukum dimulai nama baiknya apabila ada pihak yang
melalui studi pustaka, yaitu diawali merasa di serang harkat dan
dengan invetarisasi dengan martabatnya.
mengumpulkan semua bahan hukum Delik pencemaran nama baik
yang terkait dengan pokok secara yuridis diatur dalam beberapa
permasalahan yang ada. Selanjutnya, peraturan perundang-undangan.
dilakukan klasifikasi dengan Penulis akan membahasnya
menyeleksi bahan hukum yang relevan berdasarkan urutan yang aturan Salah
yang kemudian disusun dengan satu perbuatan pidana yang sering
sistematis guna menentukan bahan mengundang perdebatan di tengah
hukum mana yang harus dibaca masyarakat adalah pencemaran nama
terlebih dahulu agar dapat lebih mudah baik.
untuk dibaca, dipelajari dan dipahami Dalam peraturan perundang-
lebih mendalam. undangan di Indonesia, pencemaran
Selanjutnya, melakukan nama baik diatur dan dirumuskan
pembahasan dengan menggunakan dalam Pasal 310 KUHP. yang terdiri
yuridis normatif yakni penalaran yang dari 3 (tiga) ayat.9 Dalam ayat (1)
sifatnya deduktif, yang diawali dari dinyatakan bahwa:
pengetahuan hukum yang bersifat “Barangsiapa sengaja
umum, yang diperoleh dari peraturan menyerang kehormatan atau
perundang-undangan dan literatur, nama baik seseorang, dengan
yang kemudian diterapkan pada menuduh sesuatu hal, yang
permasalahan yang ada pada maksudnya terang supaya hal
penelitian ini sehingga menghasilkan itu diketahui umum, diancam
jawaban atas permasalahan yang karena pencemaran, dengan
dibahas tersebut. Untuk memperoleh pidana penjara paling lama
jawaban tersebut digunakan sembilan bulan atau denda
pembahasan penafsiran sistematis dan paling banyak tiga ratus
penafsiran otentik. Penafsiran rupiah.”
sistematis dilakukan dengan Perbuatan yang dituduhkan itu
menghubungkan pasal-pasal yang satu tidak perlu perbuatan yang
dengan pasal-pasal lainnya atau menyangkut tindak pidana (menipu,
peraturan perundang-undangan yang menggelapkan, berzina dan
satu dengan yang lainnya. sebagainya), melainkan cukup dengan
4. Pembahasan
4.1. Penegakkan Hukum Tindak
9
Pidana Prank sesuai dengan Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 2007 hlm. 114.
perbuatan biasa seperti melacur di kata verspreid yang juga dapat
rumah pelacuran. Meskipun perbuatan diterjemahkan dengan ‘disebarkan’. 11
melacur tidak merupakan tindak ‘Disebarkan’ atau ‘disiarkan’
pidana, tetapi cukup memalukan pada mengandung arti bahwa tulisan atau
orang yang bersangkutan apabila hal gambar tersebut lebih dari satu helai
tersebut diumumkan. Tuduhan itu atau satu eksemplar.12
harus dilakukan dengan lisan, karena Kata ‘dipertunjukkan’
apabila dilakukan dengan tulisan atau maksudnya bahwa tulisan atau gambar
gambar, maka perbuatan tersebut tidak perlu berjumlah banyak tetapi
digolongkan pencemaran tertulis dan dapat dibaca atau dilihat orang lain.
dikenakan Pasal 310 ayat (2) KUHP 10, Kata-kata ‘disiarkan, dipertunjukkan
bahwa: atau ditempelkan di muka umum’
“Jika hal itu dilakukan dengan semua bermakna agar dapat dibaca
tulisan atau gambaran yang atau dilihat oleh orang lain. 13
disiarkan, dipertunjukkan atau Menghina adalah menyerang
ditempelkan di muka umum, kehormatan dan nama baik seseorang.
maka diancam karena Yang di serang itu biasa merasa malu.
pencemaran tertulis dengan Kehormatan yang di serang di sini
pidana penjara paling lama satu hanya mengenai kehormatan yang
tahun empat bulan atau pidana dapat di cemarkan Karena
denda paling banyak empat tersinggung.
ribu lima ratus rupiah.” Dalam pasal 311 ayat (1):
Perumusan Pasal 310 ayat 2 “Barangsiapa melakukan
KUHP, yaitu: kejahatan menista atau menista
“Jika hal itu dilakukan dengan dengan tulisan, dalam hal ia di
tulisan atau gambaran yang izinkan untuk membuktikan
disiarkan, dipertunjukkan atau tuduhannya itu, jika ia tidak
ditempelkan di muka umum, dapat membuktikan dan jika
maka yang bersalah, karena tuduhan itu dilakukannya
pencemaran tertulis, diancam sedang di ketahuinya tidak
pidana penjara paling lama satu benar, di hukum karena salah
tahun empat bulan atau denda memfitnah dengan hukuman
paling banyak empat ribu lima penjara selamalamnya empat
ratus rupiah”. tahu”.
Berdasarkan rumusan pasal di Semua Penghinaan ini hanya
atas, maka pencemaran dan dapat di tuntut apabila ada pengaduan
pencemaran tertulis bedanya adalah dari orang yang menderita. Obyek dari
bahwa pencemaran tertulis dilakukan
dengan tulisan atau gambaran yang 11
R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya,
disiarkan, dipertunjukkan atau Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 1980. h.
ditempelkan. Sedangkan unsurunur 331
12
lainnya tidak berbeda. R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya,
Kata ‘disiarkan’ merupakan Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 1980. h.
331
terjemahan dari bahasa Belanda atas
13
R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya,
10
R. Sugandhi, KUHP dan Penjelasannya, Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 1980. h.
Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, 1980. h. 331
331
pada penghinaan tersebut di atas harus perundang-undangan cukup disebut
manusia perseorangan, maksudnya dengan merujuk pada perbuatan
bukan istansi pemerintah, pengurus tertentu atau kelalaian 15. Sedangkan
suatu perkumpulan, segolongan menurut Chazawi, tindak pidana
penduduk dll. formil adalah tindak pidana yang
Kejahatan pencemaran nama dirumuskan sedemikian rupa, sehingga
baik ini juga tidak perlu dilakukan di memberikan arti bahwa inti larangan
muka umum, cukup apabila dapat yang dirumuskan itu adalah
dibuktikan bahwa terdakwa melakukan suatu perbuatan tertentu.
mempunyai maksud untuk menyiarkan Perumusan tindak pidana formil tidak
tuduhan tersebut. Pencemaran nama memperhatikan dan atau tidak
baik (menista) sebenarnya merupakan memerlukan timbulnya suatu akibat
bagian dari bentuk penghinaan yang tertentu dari perbuatan sebagai syarat
diatur dalam Bab XVI KUHP. penyelesaian tindak pidana, melainkan
Pengertian “penghinaan” dapat semata-mata pada perbuatannya. 16
ditelusuri dari kata “menghina” yang Delik formil salah satunya terdapat
berarti “menyerang kehormatan dan dalam Pasal 310 KUHP.
nama baik seseorang”. Korban Secara formil, dalam hal ini
penghinaan tersebut biasanya merasa tidak dikemukakan apa isi dari
malu, sedangkan kehormatan di sini penghinaan, melainkan bagaimana
hanya menyangkut nama baik dan pernyataan yang bersangkutan itu
bukan kehormatan dalam pengertian dikeluarkan. Bentuk dan caranya yang
seksualitas. Perbuatan yang merupakan faktor menentukan. Pada
menyinggung ranah seksualitas umumnya cara menyatakan adalah
termasuk kejahatan kesusilaan dalam dengan cara-cara kasar dan tidak
Pasal 281-303 KUHP. Penghinaan objektif. Kemungkinan untuk
dalam KUHP terdiri dari pencemaran membuktikan kebenaran dari tuduhan
atau pencemaran tertulis (Pasal 310), tidak ada dan dapat dikatakan bahwa
fitnah (Pasal 311), penghinaan ringan kemungkinan tersebut.
(Pasal 315), mengadu dengan cara Secara positif-yuridis tindakan
memfitnah (Pasal 317) dan tuduhan pencemaran nama baik melalui media
dengan cara memfitnah (Pasal 318).14 sosial telah di larang dalam UU ITE.
Pencemaran nama baik Terbukti pada pasal 27 ayat (3) yang
seseorang atau fitnah adalah ketentuan merumuskan bahwa:
hukum yang paling sering digunakan “Setiap orang dengan sengaja
untuk melawan media massa. Fitnah dan tanpa hak mendistribusikan
yang disebarkan secara tertulis dikenal dan/atau membuat dapat di
sebagai libel, sedangkan yang aksesnya informasi elektronik
diucapkan atau secara lisan disebut dan/atau dokumen elektronik
slander. yang memiliki muatan
Sementara itu, Jan Remmelink
mengatakan bahwa, “Delik formil
adalah tindak pidana yang di dalam 15
Jan Remmelink, Pengantar Hukum Pidana
Material 1 (Inleiding Tot De Studie Van Het
14
R. Soesilo, 1995, Kitab Undang-Undang Nederlandse Strafrecht), diterjemahkan oleh
Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar- Tristam P. Moeljono, Maharsa, Yogyakarta,
komentarnya Lengkap Pa- sal Demi Pasal, 2014
16
Politeia, Bogor, hlm. 225. Adam Chazawi, Op.cit. h.117/
penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.”
Konten yang didistribusikan
dan/atau ditransmisikan yang terbukti 4.2. Langkah Hukum untuk
dapat di aksesnya informasi elektronik Menjerat Tindak Pidana
dan/atau dokumen elektronik yang Prank Berdasarkan KUHP
memiliki muatan penghinaan dan/atau dan UU ITE (Penghinaan
pencemaran nama baik di pandang Melalui Media Online)
sebagai delik cybercrime.
Pemidanaan terhadap pasal- Jika seseorang menjadi korban
pasal di atas di atur dalam pasal 45 tindak perbuatan prank yaitu dijadikan
ayat (1) yang merumuskan: sebagai bahan atau konten dalam
“Setiap Orang yang memenuhi video yang diunggah di media online
unsur sebagaimana di maksud dengan tanpa izin terlebih dahulu dan
dealam pasal 27 ayat (1), ayat seseorang (korban) tersebut merasa
(2), ayat (3), atau ayat (4) dilanggar, diserang kehormatannya,
dipidana penjara paling lama 6 dicemarkan nama baiknnya maka
(enam) tahun dan/atau denda pertama kali yang perlu dilakukan
paling banyak adalah dengan menyampaikan keluhan
Rp.1.000.000.000,00 (satu privasi.
miliarrupiah).” Alternatif lain, korban dapat
Pencemaran nama baik melalui mengadukan orang yang telah
media sosial, sudah masuk dalam delik menjadikannya sebagai bahan dalam
perbuatan pidana. Baik dengan pasal konten video (YouTuber) tersebut
penghinaan individu maupun melalui laman aduan konten
pencemaran nama baik yang di atur Kementerian Komunikasi dan
dalam KUHP maupun UU ITE. Jika Informatika Republik Indonesia.
pencemaran nama baik ini di teruskan Korban harus mendaftarkan diri
secara terus menerus, orang akan sebagai pelapor terlebih dahulu
menggunakan media sosial sebagai dengan mengisi beberapa kolom isian.
sarana untuk mencaci-maki, baik Aduan yang dikirim harus ada
terhadap individu maupun kelompok. URL/link, screenshot tampilan serta
Pelakunya harus di pidana. Ini bukan alasannya. Semua laporan yang masuk
hanya melanggar hukum , tapi juga dan memenuhi syarat (terdapat
etika dan moral. link/url, screenshot dan alasannya)
Pencemaran nama baik akan akan diproses/ditindaklanjuti.
menimbulkan permusuhan terhadap Korban harus mengadukan
seseorang sehingga pencemaran nama kepada kepolisian karena tindak
baik telah memenuhi kualifikasi pidana penghinaan merupakan delik
rumusan pasal 27 ayat (3) UU ITE. aduan. Kitab Undang-Undang Hukum
Sanksi yang di terapkan dalam Pidana (KUHP) terdapat asas hukum
pencemaran nama baik melalui media pidana yakni hukum pidana sebagai
sosial sesuai dengan pasal 45 ayat (1) “hukum publik” dimana ditentukan
UU ITE yaitu dipidana penjara paling bahwa “untuk menuntut sesuatu delik,
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda baik yang berupa kejahatan maupun
paling banyak Rp.1.000.000,00 (satu pelanggaran, hak untuk melakukan
miliar rupiah). penuntutan itu diletakkan pada
penuntut umum dan pada umumnya
permintaan dari pihak orang yang penghalang bagi usaha penuntutan.
menderita atau melakukan penuntutan Namun demikian dalam hal ini
tidak mempunyai pengaruh terhadap terdapat pengecualian dalam adanya
penuntutan ini. 17 suatu tindakpidana (kejahatan) dimana
Oleh sebab itu penuntutan terhadap beberapa tindak pidana
peristiwa pidana tersebut tidak dapat tersebut hanya dapatdituntut apabila
diserahkan kepada individu yang ada pengaduan dari orang yang
dirugikan olehperistiwa pidana itu, dirugikan. Karenanya apabila kapada
tetapi penuntutan tersebut harus suatu Pengadilan/Mahkamah diajukan
dijalankan oleh pemerintah. Hukum suatu delik aduan tanpa
pidana dikatakan sebagai hukum dilengkapidengan pengaduan(tertulis
publik, karena hukum pidana itu atau lisan yang dicatat oleh petugas
mengatur perhubungan antara individu penerima aduan), harus dinyatakan
dengan masyarakat sebagai sebagai tidak dapat diterima (niet
masyarakat, hukum pidana dijalankan ontvangkelijk verklaard).
untukkepentingan masyarakat dan juga Tindak pidanas eperti itu
hanya dijalankan dalam hal disebut “klacht delicten” yakni sebagai
kepentinganmasyarakat itu benar- lawan dari apa yang disebut “gewone
benar memerlukannya. Sifat hukum delicten” yakni tindak pidana-tindak
pidana itu ternyatakhusus dalam hal pidana yang dapat dituntut tanpa
sering suatu tindakan tertentu tetap diperlukan adanya suatu pengaduan.
menjadi peristiwa pidana,biarpun Delik-delik yang hanya dapatdituntut
tindakan itu dilakukan dengan apabila ada suatu pengaduan dari
persetujuan yang dikenai akibat orang yang merasa dirugikan itu
tindakantersebut, dan ternyata dalam didalam bahasa Belanda disebut
hal umumnya dituntut tidaknya “delicten opklachte vervolgbaar” atau
sesuatu peristiwapidana tidak dalambahasa Jerman disebut juga
tergantung pada kehendak dari yang “antragsdelikte”, yakni sebagai lawan
dirugikan oleh peristiwa pidanaitu. apa yang disebut “delicten van
Penuntutan suatu peristiwa pidana ambtswege vervolgbaar” atau delik-
terletak dalam tangan suatualat delik yang dituntutsesuai dengan
negara,yaitu dalam tangan kejaksaan. jabatan.
Hukum pidana merupakan Menurut Memorie Van
bagian dari hukum publik. Hal ini Theolichting, disyaratkannya suatu
berarti bahwa kepentingan umum pengaduan padabeberapa delik tertentu
lebih diutamakan. Karenanya itu adalah berdasarkan pertimbangan
penuntutan suatu delik pada dasarnya bahwa ikut campurnya penguasa di
dibebankan kepada penguasa dalam suatu kasus tertentu itu
karenajabatannya, tidak tergantung mungkin akan mendatangkan kerugian
pada orang-orang yang menderita yang lebih besar bagi kepentingan-
sebagai akibat darisuatu delik, bahkan kepentingan tertentudari orang yang
juga andaikan ada keberatan dari telah dirugikan daripada kenyataan,
penderita, tidak merupakan yakni jika penguasa telahtidak ikut
campur di dalam kasus tersebut,
17
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan sehingga kepentingan
Hukum dan Kebijakan Penanggulangan apakahseseorang yang telah
Kejahatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, merugikan itu perlu dituntut atau tidak
2000, h.127
oleh penguasa,haltersebut diserahkan kabur bahkan pengertian“mengajukan
kepada pertimbangan orang yang telah perkara dan sebagainya” bukan
merasa dirugikan. membuat pengertian
Delik-delik pengaduan “pengaduan”semakin jelas.
penuntutan tergantung daripada orang “Suatu pengaduan adalah suatu
yang dirugikan.Orang ini menentukan pernyataan tegas dari orang
penuntutan, karena tanpa mengajukan yang berhakuntuk mengadu
penuntutan, ia dapat mencegah bahwa ia menghendaki
penuntutan. Sebaliknya apabila ia penuntutan orang yang
mengajukan pengajuan, badan telahmelakukan pelanggaran
penuntut umum tidak berwajib untuk pidana itu”.
memberi akibat pada pengaduan yang Jika tidak berbentuk tertulis,
diajukan. Hal ini disebabkan karena akansulit dipergunakan karena tanggal
adanya asas opportuniteit, asas tentang pengajuan maupun waktu untuk
kefaedahan penerapan undang-undang, mencabut akan sulit ditentukan.
yang merupakan dasar daripada Dengan demikian maka suatu
tuntutanpidana pada hukum positif, pengaduan adalah pernyataantertulis
tetap dipertahankan, sehingga dalam dari orang yang berhak untuk
delik-delikpengaduan penguasa yang mengadu bahwa ia menghendaki
menuntut, berhak untuk tidak penuntutanpelaku suatu kejahatan atau
meneruskan perkarademi kepentingan tindak pidana. Orang yang
umum. Pernyataan yang benar ialah “mengadu”, jika yang menderita atau
apakah badan penuntut umum, selama korban kejahatan suatu tindakpidana,
belum diajukan pengaduan, masih sudah dewasa maka tidak
berhak untuk mengadakan tindakan- menimbulkan permasalahan karena
tindakan pengusutan. korbanitulah yang berhak mengadu.
Mengenai pengertian dari Masalah timbul, jika korban
pengaduan itu sendiri dalam Kamus suatu tindak pidanaaduan, belum
Besar Bahasa Indonesia dimuat dewasa. Hal ini merupakan bagian dari
pengertian antara lain sebagai kebijakan formulasi dalamhal
berikut : “Mengadukan, mengajukan
18
menyangkut tindak pidana yang
perkara dan sebagainya (kepada dikualifikasikan sebagai delik aduan
hakim, orangyang berkuasa);....... yangakan dibahas pada bab
Pengaduan 1. penyambungan; 2. selanjutnya.Pengertian “pengaduan”
aduan (hal atauperkara yang sebagai unsur dari tindakpidanayang
diadukan); 3. Proses, perbuatan, cara dikualifikasikansebagai delik aduan,
mengadu 4. Ungkapan rasa tidak maka perlu dibedakan “pengaduan”
senang atau tidak puas akan hal-hal dengan “laporan”.
yang tidakbegitu penting,tetapi perlu Perbedaan antara pengaduan
diperhatikan”. dan laporan adalahsebagai berikut :
Melihat pengertian dalam 1. Pelaporan dapat diajukan terhadap
Kamus Besar Bahasa Indonesia semua perbuatan pidana,sedang
tersebut, nampakpersepsi tentang pengaduanhanya mengenai
“pengaduan” masih belum jelas, masih kejahatan-kejahatan untuk mana
adanya pengaduan itumenjadi
syarat/unsur.
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1990, h. 8.
2. Setiap orang dapat melaporkan akan melakukan penyelidikan yang
suatu kejadian, sedangkan dapat dilanjutkan dengan proses
pengaduan hanyadapat diajukan penyidikan atas kasus bersangkutan
oleh orang-orang yang berhak Hukum Acara Pidana dan ketentuan
mengajukannya. dalam UU ITE.
3. Laporan tidak menjadi syarat untuk 2. Setelah proses penyidikan selesai,
mengadakan tuntutan pidana, maka berkas perkara oleh penyidik
pengaduansebaliknya di dalam akan dilimpahkan kepada penuntut
kejahatan-kejahatan tertentu umum untuk dilakukan penuntutan
merupakan syarat di muka pengadilan. Apabila yang
untukmengadakan penuntutan. melakukan penyidikan adalah
Penghinaan merupakan delik PPNS, maka hasil penyidikannya
aduan absolut. Delik aduan absolut disampaikan kepada penuntut
adalah delik aduan yang dalam umum melalui penyidik POLRI.
keadaan apapun tetapmerupakan delik Mengingat delik penghinaan
aduan. Atau menurut kata-kata Vos : dalam UU ITE dan perubahannya
“Absolute zijn die,welkeals regel allen merupakan delik aduan, maka
op klchte vervolgbaar zijn....”. kehadiran korban sebagai pelapor atau
Tindakan pengaduan di sini diperlukan “orang yang merasa menjadi korban
untuk menuntut peristiwanya, penghinaan” sangat dibutuhkan,
sehingga semua yang bersangkutan khususnya untuk membuktikan konten
dengan itu harus dituntut dan konteks dari penghinaan
Selain itu, korban bisa datang sebagaimana dimaksud. Kelengkapan
langsung dan membuat laporan yang harus disiapkan adalah identitas
kejadian ke Kepolisian terdekat, atau pribadi dan sekiranya ada, dapat
jika korban berada di wilayah Jakarta, disampaikan bukti penghinaan
bisa membuat laporan kejadian pada sebagaimana dimaksud. Biasanya,
Subdirektorat Penyidikan Direktorat selain diminta membuat Laporan
Keamanan Informasi Kementerian Kejadian (LK), korban juga akan
Komunikasi dan Informatika. dimintai keterangan tertulis yang akan
Korban penghinaan juga dapat dituangkan dalam Berita Acara
menuntut secara pidana terhadap Pelapor.
perbuatan penghinaan/pencemaran Jika media yang digunakan
nama baik melalui video yang diunduh untuk menyebarkan konten video atau
di youtube, dengan cara sebagai gambar adalah Facebook, dan konten
berikut: yang diunggah di Facebook yang
1. Orang yang merasa haknya dianggap menghina seseorang telah
dilanggar atau melalui kuasa dihapus oleh terlapor, maka korban
hukum, datang langsung membuat dapat menyampaikannya kepada
laporan kejadian kepada penyidik penyidik dalam Laporan Kejadian.
POLRI pada unit/bagian Dalam banyak kasus, pengelola
Cybercrime atau kepada penyidik Facebook masih menyimpan log data
PPNS (Pejabat Pegawai Negeri status pengguna Facebook untuk
Sipil) pada Sub Direktorat periode tertentu berdasarkan
Penyidikan dan Penindakan, pertimbangan kebijakan internal
Kementerian Komunikasi dan Facebook. Oleh karena itu, sebaiknya
Informatika. Selanjutnya, penyidik sesegera mungkin korban melaporkan
kejadian tersebut kepada pihak dengan cara-cara kasar dan tidak
berwenang sebagaimana disebutkan di objektif. Kemungkinan untuk
atas. membuktikan kebenaran dari tuduhan
Alternatif lainnya, korban tidak ada dan dapat dikatakan bahwa
dapat mengadukannya melalui laman kemungkinan tersebut.
Aduan Konten dari Kementerian Dalam RKUHP 2015 mengenai
Komunikasi dan Informatika Republik pencemaran nama baik mendapat
Indonesia. Korban harus mendaftarkan beberapa perubahan dibanding KUHP
diri sebagai pelapor terlebih dahulu sebelumnya. RKUHP 2015 tentang
dengan mengisi beberapa kolom isian. pencemaran nama baik sudah cukup
Aduan yang dikirim harus ada jelas karena telah mengatur dalam
URL/link, screenshot tampilan serta media apa perbuatan tersebut
alasannya. Semua laporan yang masuk dilakukan. Dapat diketahui bahwa
dan memenuhi syarat (terdapat pencemaran nama baik dalam RKUHP
link/url, screenshot dan alasannya) 2015 diatur dalam Buku II Bab XIX
akan diproses/ditindaklanjuti. Pasal 537 ayat (1) dimana dalam pasal
Jadi penting juga untuk tersebut mengatur bagi setiap orang
mengambil screenshot atas status yang dengan lisan menyerang
Facebook yang diunggah oleh orang kehormatan atau nama baik oranglain
yang menghina, sebelum orang dengan cara menuduhkan suatu hal
tersebut menghapusnya, untuk dengan maksud agar dapat diketahui
kemudian dijadikan bukti atau syarat umum. Sedangkan dalam UU ITE
untuk mengirim aduan. belum mendapatkan perubahan pada
Langkah lain yang dapat Pasal 27 ayat (3). Oleh karena itu, UU
korban lakukan adalah dengan ITE dimasa yang akan datang perlu
mengunjungi Pusat Bantuan yang diperjelas lagi perbuatan tersebut
disediakan oleh Facebook kemudian dilakukan dalam media apa beserta
mengisi Formulir Pelaporan batasannya, karena untuk meminta
Penghinaan. Formulir ini ditujukan pertanggungjawaban pidana maka
untuk melaporkan konten yang perbuatan yang dilakukan oleh pelaku
dikirimkan di Facebook yang diyakini tersebut harus sangat jelas dilakukan
oleh korban sebagai penghinaan dalam media apa.
berdasarkan undang-undang yang Untuk menanggulangi tindak
melanggar hak legal personal korban. pidana pencemaran nama baik di
Jenis laporan lain tidak akan ditangani media sosial yaitu memberikan
melalui formulir ini. Sebelum tuntutan hukuman maksimal dengan
menuntut pembuat konten itu di menggunakan Pasal yang sesuai
Facebook bersifat penghinaan, korban dengan tindak pidana pencemaran
sebaiknya berkonsultasi dengan nama baik yang dilakukan berdasarkan
pengacara yang berkualifikasi. KUHP dan Undang-Undang ITE, agar
Sementara itu, secara formil, memberikan efek jera kepada pelaku
tidak dikemukakan apa isi dari tersebut.
penghinaan, melainkan bagaimana Di samping itu, pembuktian
pernyataan yang bersangkutan itu merupakan salah satu factor yang
dikeluarkan. Bentuk dan caranya yang sangat penting, mengingat informasi
merupakan faktor menentukan. Pada elektronik bukan saja belum
umumnya cara menyatakan adalah terakomodasi dalam system hukum
acara Indonesia secara kompherensip, dan Transaksi Elektronik,
melainkan juga ternyata sangat rentan dengan pidana penjara paling
untuk di ubah, di sadap, di palsukan, lama 6 (enam) bulan dan/atau
dan di kirim ke penjuru dunia dalam denda paling banyak Rp.
waktu hitungan detik. Dengan 1.000.000.000,00 (satu milyar
demikian, dampak yang di rupiah).
akibatkannya pun bisa demikian 2. Langkah hukum untuk menjerat
kompleks dan rumit. Pencemaran tindak pidana yang sesuai dengan
nama baik melalui media sosial, sudah dengan Kitab Undang-Undang
masuk dalam delik perbuatan pidana. Hukum Pidana dan Undang-
Baik dengan pasal penghinaan Undang Nomor 11 Tahun 2008
individu maupun pencemaran nama tentang Informasi dan Transaksi
baik yang di atur dalam KUHP Elektronik adalah sebagai berikut,
maupun UU ITE. Jika pencemaran mengajukan Keluhan Privasi
nama baik ini di teruskan secara terus sebagai korban penghinaan atau
menerus, orang akan menggunakan pencemaran nama baik atau
media sosial sebagai sarana untuk mengadukan pelaku yang
mencaci-maki, baik terhadap individu melakukan tindak pidana prank
maupun kelompok. Pelakunya harus di (penghinaaan mealului
pidana. Ini bukan hanya melanggar mediaonline) melalui laman aduan
hukum, tapi juga etika dan moral. konten dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika
5. Penutup Republik Indonesia. Bisa juga
5.1. Kesimpulan dengan cara datang langsung dan
1. Penegakkan hukum tindak pidana membuat laporan kejadian ke
prank (penghinaan yang diunggah Kepolisian terdekat, atau jika
di media online) adalah : korban berada di wilayah Jakarta,
a. Sesuai dengan Kitab Undang- bisa membuat laporan kejadian
Undang Hukum Pidana Pasal pada Subdirektorat Penyidikan
310 KUHP, dengan ketentuan Direktorat Keamanan Informasi
pidana penjara paling lama 9 Kementerian Komunikasi dan
bulan. Jika hal itu dilakukan Informatika. Orang yang merasa
dengan tulisan atau gambar haknya dilanggar atau melalui
yang disiarkan, dipertunjukan kuasa hukum, datang langsung
atau ditempelkan dimuka membuat laporan kejadian kepada
umum, maka diancam karena penyidik POLRI pada unit/bagian
pencemaran tertulis dengan Cybercrime atau kepada penyidik
pidana penjara paling lama 1 PPNS (Pejabat Pegawai Negeri
tahun 4 bulan. Tidak Sipil) pada Sub Direktorat
merupakan pencemaran atau Penyidikan dan Penindakan,
pencemaran tertulis, jika Kementerian Komunikasi dan
perbuatan jelas dilakukan demi Informatika. Selanjutnya, penyidik
kepentingan umum atau akan melakukan penyelidikan yang
terpaksa untuk membela diri. dapat dilanjutkan dengan proses
b. Sesuai dengan Pasal 45 ayat (1) penyidikan atas kasus bersangkutan
Undang-Undang Nomor 11 Hukum Acara Pidana dan ketentuan
Tahun 2008 tentang Informasi dalam UU ITE. Setelah proses
penyidikan selesai, maka berkas Arief, Barda Nawawi, Masalah
perkara oleh penyidik akan Penegakan Hukum dan
dilimpahkan kepada penuntut Kebijakan Penanggulangan
umum untuk dilakukan penuntutan Kejahatan, PT. Citra Aditya
di muka pengadilan. Apabila yang Bakti, Bandung, 2000.
melakukan penyidikan adalah Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum
PPNS, maka hasil penyidikannya Pidana (Stelsel Tindak Pidana,
disampaikan kepada penuntut
Teori-Teori Pemidanaan &
umum melalui penyidik POLRI. Batas Berlakunya Hukum
5.2. Saran Pidana), Raja Grafindo
1. Para aparat perlu pembekalan dan Persada, Bandung, 2002.
pelatihan-pelatihan khusus
mengenai ITE sehingga dalam Echols, John M. dan Hassan Shadily,
menghadapi penerapan kasus ITE Kamus Inggris-Indonesia, PT.
tetap mampu melindungi korban, Gramedis Jakarta, 2008
tapi jangan sampai para aparat Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
penegak hukum salah menafsirkan Pustaka, Jakarta, 1990.
ketentuan pasal sehingga digunakan
secara membabi buta. Lamintang, P.A.F, Dasar-dasar
2. Melakukan pembaharuan peraturan Hukum Pidana Indonesia,
hukum yang digunakan dalam Citra Aditya Bakti, Jakarta,
penyelesaian terhadap cybercrime 1997.
seperti kasus pencemaran nama Moeljatno, Kitab Undang-Undang
baik melalui youtube dengan Hukum Pidana, Bumi Aksara,
melakukan perbandingan dengan Jakarta, 2007.
hukum negara lain seperti di
Amerika yang tidak lagi Mudzakir, ADR; Penyelesaian
mencantumkan hukuman penjara Perkara Pidana dalam Sistem
terhadap pelaku pencemaran nama Peradilan Pidana Indonesia,
baik, hanya berupa hukuman denda. Makalah Workshop, Jakarta.
3. Masyarakat selaku pengguna Remmelink, Jan, Pengantar Hukum
jejaring Sosial hendaknya harus Pidana Material 1 (Inleiding
memahami dan lebih arif dan Tot De Studie Van Het
bijaksana didalam memberikan Nederlandse Strafrecht),
pendapat ataupun berekspresi di diterjemahkan oleh Tristam P.
media sosial dan haruslah tetap Moeljono, Maharsa,
sesuai dengan etika dan koridor Yogyakarta, 2014.
hukum yang berlaku sehingga
Soesilo, R, Kitab Undang-Undang
dengan tidak mudah terjerat dengan
Hukum Pidana (KUHP) Serta
ketentuan Pasal 27 ayat (3) UU ITE
Komentar-Komentarnya
tersebut.
Lengkap Pasal Demi Pasal,
Politeia, Bogor, 1995.
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Oemar Seno, Perkembangan Sugandhi, R, KUHP dan
Delik Pers di Indonesia, Penjelasannya, Penerbit Usaha
Erlangga, Jakarta, 1990. Nasional, Surabaya, 1980.

Anda mungkin juga menyukai