Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN

PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN


SITUS STREAMING FILM BAJAKAN DI INDONESIA

Sheane Justine1
1
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara Jakarta
Email: sheane.915190010@stu.untar.ac.id

ABSTRAK
Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pelanggaran hak cipta dapat memberikan dampak yang buruk bagi penciptanya,
sering kali pelanggaran hak cipta membuat pemilik dari hak cipta mengalami kerugian ekonomi. Maka tentunya
perlindungan hukum hak cipta harus lebih ditegakkan. Perkembangan teknologi saat ini memicu adanya pelanggaran
hak cipta dengan munculnya situs yang menyediakan layanan film gratis secara streaming. Berdasarkan pasal 1 ayat
(1) Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman (UU Perfilman) menyatakan bahwa film merupakan
karya cipta seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Maka pembuat film memiliki hak cipta
yang melekat pada film tersebut. Penegakan hukum mengenai pelanggaran hukum hak cipta film perlu dilakukan
agar peraturan yang telah diatur untuk melindungi Pencipta dapat terus dilakukan. Penegakan hukum dapat
dilakukan oleh Pemerintah dan Badan Peradilan. Upaya hukum dapat dilakukan oleh Pencipta ketika hak-hak yang
dimilikinya dilanggar dengan melakukan mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa, gugatan ganti rugi, aduan
tindak pidana, dan laporan penutupan konten dan/atau hak akses pengguna terkait dengan pelanggaran Hak Cipta
yang ada pada sistem elektronik (internet).

Kata Kunci: Hukum Hak Cipta; Pelanggaran UU Hak Cipta; Situs Streaming; Film Bajakan

ABSTRACT
Copyright is an exclusive right for the creator or recipient of the right to publish or reproduce his creation or give
permission for it without reducing the restrictions according to the applicable laws and regulations. Copyright
infringement can have a bad impact on the creator, often copyright infringement makes the owner of the copyright
suffer economic losses. So of course, the protection of copyright law should be more enforced. Current
technological developments trigger copyright infringement with the emergence of sites that provide free movie
streaming services. Based on article 1 paragraph (1) of Law Number 33 of 2009 concerning Film (Law on Film) it
is stated that films are works of art and culture which are social institutions and mass communication media which
are made based on cinematographic rules with or without sound and can be shown. Then the filmmaker owns the
copyright attached to the film. Law enforcement regarding violations of film copyright law needs to be carried out
so that the regulations that have been regulated to protect the Creator can continue to be carried out. Law
enforcement can be carried out by the Government and the Judiciary. Legal remedies can be taken by the Creator
when their rights are violated by conducting mediation as an alternative for dispute resolution, compensation
claims, criminal complaints, and reports of closing content and/or user access rights related to Copyright
infringement in electronic systems (Internet).

Keywords: Copyright Law; Violation of Copyright Law; Streaming Sites; Pirate Movies

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan informasi pun berkembang dengan pesat. Hal
tersebut mempermudah setiap orang untuk melakukan aktivitas, salah satunya untuk menunjang
kebutuhan hiburan. Saat ini untuk menonton sebuah film, orang tidak perlu lagi mengantri untuk
membeli tiket bioskop ataupun membeli CD/DVD di toko. Dengan teknologi saat ini, orang
dapat mengakses situs-situs maupun aplikasi untuk menonton film dimana pun dan kapan pun.
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

Namun, situs-situs yang menyediakan akses nonton atau unduh film gratis memberikan film
bajakan secara gratis untuk ditonton ataupun untuk diunduh. Keuntungan yang dapat diambil
oleh website tersebut dapat dilihat dari kunjungan setiap harinya dari pengguna internet, belum
lagi dari pelaku usaha di dunia maya yang ingin melakukan kerja sama dengan pemilik website
tersebut dengan cara menaruh iklan. Para pemilik situs melakukan pembajakan dengan
mengunggah film yang di letakkan di website mereka untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.
Hal ini tentunya melanggar ketentuan peraturan hak cipta karena pengunggahan film tersebut
tidak sah dan tidak memiliki izin dari pencipta atau pemegang hak cipta. Izin tersebut sebagai
wujud pelaksanaan hak penjualan karya sinematografi, tidak atau belum adanya tuntutan dari
pencipta ataupun pemegang hak cipta terhadap penyebarluasan melalui usaha tanpa izin.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, Film
merupakan karya cipta seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa
yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dipertunjukkan. Film
sebagai karya seni merupakan objek hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang, maka si
pembuat film mempunyai hak eksklusif yaitu hak untuk memonopoli karya ciptaannya dalam
rangka melindungi karya ciptanya dari pihak lain seperti mengumumkan dan memperbanyak
karya ciptanya atau memberikan izin kepada orang lain untuk mendapat keuntungan secara
ekonomis sesuai dengan haknya yaitu hak ekonomi.
Tindakan yang dilakukan oleh para pembuat situs film bajakan tersebut merupakan tindakan
pelanggaran Hak Cipta. Berdasarkan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
disebutkan bahwa pemberian sanksi hukum pidana bagi barangsiapa yang melakukan
pelanggaran hak cipta dengan dijatuhi hukuman pidana penjara maksimal 10 (sepuluh) tahun dan
denda Rp.4.000.000.000,- (empat milyar rupiah).1
Dampak dari perilaku pembuat situs tersebut mengakibatkan kerugian bagi si Pencipta, baik
secara material maupun immaterial. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta tidak mendapat manfaat
ekonomi berupa royalty atas penggunaan Ciptaan tersebut dan hak moral dengan tidak adanya
pencantuman nama Pencipta pada situs-situs tersebut. Selain memberikan kerugian bagi Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta, tindakan pembuat situs tersebut juga mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Masyarakat yang terbiasa menonton melalui situs-situs tersebut menjadi kurang
menghargai Ciptaan sehingga akan cenderung lebih memilih sesuatu yang bajakan dibandingkan
membayar untuk Ciptaan yang asli.

Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas maka permasalahan yang dapat disusun antara lain :
1. Bagaimana hukum yang mengatur mengenai Hak Cipta berdasarkan UU Nomor 28
Tahun 2014?
2. Bagaimana pengaturan Hak Cipta dalam hal pembajakan film?
3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat proses penegakan hukum hak cipta terkait
dengan pembajakan film?

2. METODE PENELITIAN

1
Widayanti, O. W. (2021, Maret 25). Apa Itu Hak Kekayaan Intelektual? Simak Penjelasan Singkatnya Berikut Ini. Retrieved from
tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/25/apa-itu-hak-kekayaan-intelektual-simak-penjelasan-singkatnya-berikut-ini

2
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.
Pendekatan yuridis merupakan pendekatan yang mengacu pada hukum dan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan pendekatan normatif merupakan pendekatan yang dilakukan dengan
meneliti bahan pustaka (studi pustaka) terhadap asas-asas hukum, dan kerap disebut sebagai
penelitian hukum kepustakaan.2
Dalam mengumpulkan data, penulis mengambil data dari buku-buku, literatur, dan jurnal ilmiah
yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan (library research) yang bahan
hukumnya berasal dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer
merupakan bahan pustaka yang berisi pengetahuan ilmiah tentang fakta yang diketahui mengenai
suatu ide atau gagasan. Sedangkan bahan sekunder merupakan bahan-bahan hukum yang erat
hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami
bahan-bahan hukum primer.3
Pada penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk
mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti membuat
klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis
dan konstruksi.
Metode analisis data menggunakan cara deskriptif kualitatif dengan memberikan gambaran
secara khusus berdasarkan data yang dikumpulkan secara sistematis. Pada penelitian hukum
normatif yang menelaah data sekunder, maka penyajian data sdilakukan sekaligus degan
analisanya. Sifat analisa deskriptif adalah bahwa peneliti dalam menganalisis berkeinginan untuk
memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil
penelitian yang dilakukan.4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hak kekayaan intelektual atau yang biasa disingkat HKI adalah hak untuk memperoleh
perlindungan secara hukum atas kekayaan intelektual sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.5 Istilah Hak Kekayaan Intelektual juga biasa disebut dengan "Intellectual Property
Rights" atau "IPR". Istilah HKI ini dipergunakan untuk merujuk kepada seperangkat hak
eksklusif yang masing-masing diberikan kepada seseorang yang telah menghasilkan karya dari
olah pikirnya. Hak kekayaan intelektual biasanya memiliki wujud, sifat atau memenuhi kriteria
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak kekayaan intelektual (HKI) terbagi menjadi dua kategori, yaitu hak cipta dan hak kekayaan
industri. Hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan hak
kekayaan industri terdiri dari hak: Paten, Merek, Desain industri, Desain tata letak sirkuit
terpadu, Rahasia dagang, dan Varietas tanaman.6
Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman (UU Perfilman)
menyatakan bahwa film merupakan karya cipta seni budaya yang merupakan pranata sosial dan
2
Ronny Hanitjio Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hal.20.
3
Serjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm 10
4
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar,2010) halaman 183
5
Widayanti, O. W. (2021, Maret 25). Apa Itu Hak Kekayaan Intelektual? Simak Penjelasan Singkatnya Berikut Ini. Retrieved from
tribunnews.com: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/25/apa-itu-hak-kekayaan-intelektual-simak-penjelasan-singkatnya-berikut-ini
6
Hak Kekayaan Intelektual. (n.d.). Retrieved from djpen.kemendag.go.id: http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/99-hak-kekayaan-
intelektual

3
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara
dan dapat dipertunjukkan. Sebagai sebuah karya cipta, film merupakan kekayaan intelektual dan
melekat pada diri pencipta. Hal ini mengartikan bahwa film merupakan kekayaan intelektual
yang di dalamnya terdapat hak ekonomi yang melekat pada pembuatnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini tentu telah menjadi salah satu
variabel yang penting di mana telah memberikan pengaruh yang besar pada perubahan Undang-
Undang Hak Cipta. Kemajuan teknologi saat ini tentunya juga berperan dalam pengembangan
hak cipta. Akan tetapi di sisi lain juga menjadi salah satu media yang digunakan untuk
melakukan pelanggaran hukum di bidang hak cipta. Keberadaan situs streaming film bajakan
merupakan pelanggaran hukum terhadap hak cipta seseorang terhadap pembuatan film. Situs
streaming film bajakan melanggar beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain: (1)
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta). Pasal 113 ayat (3)
dan (4) UU Hak Cipta mengatakan bahwa setiap orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa
izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta, apabila
dilakukan dalam bentuk pembajakan, maka akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
tahun dan/atau denda paling banyak 4 (empat) miliar rupiah. (2) UU Perfilman. Pasal 29 UU
Perfilman mengatakan bahwa pertunjukan film dapat dilakukan oleh pelaku kegiatan
pertunjukan film atau pelaku usaha pertunjukan film.
Pelaku dapat perseorangan, organisasi, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pelaku usaha
tersebut juga merupakan badan usaha yang berbadan hukum Indonesia. Selain itu, Pasal 50 ayat
(2) huruf c menyebutkan bahwa setiap pelaku usaha perfilman berkewajiban untuk membuat dan
memenuhi perjanjian kerja dengan mitra kerja yang dibuat secara tertulis. Pasal 57 ayat (1) juga
menyebutkan bahwa setiap film dan iklan film yang akan diedarkan dan/atau dipertunjukkan
wajib memperoleh surat tanda lulus sensor. Pelanggaran terhadap ini akan dikenakan sanksi
administratif. (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pasal 25
UU ITE menyatakan bahwa informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi
sebagai hak kekayaan intelektual berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.7
Dalam rentang tahun 2017-2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
sudah memblokir lebih dari 1.745 situs yang memuat konten-konten bajakan. Pemblokiran atas
situs-situs tersebut bukan hanya terkait dengan pelanggaran hak cipta yang merugikan para
pemilik Hak Kekayaan Intelektual namun juga berpengaruh pada penyebaran malware. Dasar
hukum pemerintah yang melakukan pemblokiran terhadap situs-situs streaming bajakan ini
adalah Peraturan Bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan
Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 14 Tahun 2015 dan Nomor 26 Tahun 2015 tentang
Pelaksaan Penutupan Konten dan/ atau Hak Akses Pengguna Pelanggaran Hak Cipta dan/ atau
Hak Terkait dalam Sistem Elektronik, dalam pasal 13 ayat 1, yang berbunyi : “Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika melakukan
penutupan situs internet atau pemblokiran atau Penutupan Konten dan/ atau Hak Akses
pengguna yang melanggar Hak Cipta dan/ atau Hak Terkait untuk sebagian atau seluruh konten
berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.”
Kembali membahas hak cipta, UU Hak Cipta terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak Moral
merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk : tetap mencantumkan atau
tidak mencantumkan Namanya pada Salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk
umum; menggunakan nama aliasnya atau samarannya; mengubah ciptaannya sesuai dengan
7
Jerat Hukum Bagi Situs Film Bajakan. (2020). Retrieved from jfp law: https://fjp-law.com/id/jerat-hukum-bagi-situs-film-bajakan/

4
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

kepatutan dalam masyarakat; mengubah judul dan anak judul ciptaan; dan mempertahankan
haknya dalam hal terjadi Distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang
bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasi nya. Sedangkan Hak Ekonomi merupakan hak
eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan,
dengan: penerbitan ciptaan; penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya; penerjemahan ciptaan
jadi, pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian ciptaan; pendistribusian ciptaan
atau salinannya; pertunjukan ciptaan; pengumuman ciptaan; komunikasi ciptaan; dan penyewaan
ciptaan.
UU Hak Cipta bersama dengan UU Perfilman serta UU ITE sudah diatur jelas mengenai hak hak
yang dimiliki oleh pencipta, namun pada kenyataannya pemberlakuan dan penerapan undang
undang tersebut masih kurang sejalan dengan yang diharapkan. Yang menjadi faktor utama
adalah demand dan banyaknya masyarakat yang belum mengetahui dan menyadari pentingnya
hak cipta.
Peran pemerintah dalam rangka melindungi produk ciptaan yang beredar pada situs-situs atau
website untuk nonton secara gratis ataupun untuk download yaitu dengan cara memberikan
perlindungan hukum. Baik secara preventif maupun represif. Banyaknya kasus pelanggaran hak
cipta terhadap film sekarang ini seakan tersirat bahwa hukum tidak lagi mampu untuk mencegah
atau menekan terjadinya perbuatan pelanggaran hak cipta. Perlindungan hukum yang diberikan
terhadap hak cipta bukan hanya sebagai pengakuan negara atas karya seseorang melainkan
diharapkan juga dapat membangkitkan atau memicu semangat para pencipta untuk melahirkan
atau membuat ciptaan baru.8
Perlindungan hukum sendiri mempunyai makna berupa memberikan suatu pengayoman kepada
hak asasi manusia yang telah dirugikan oleh orang lain dan sebetulnya perlindungan tersebut
diberikan pada masyarakat supaya mereka dapat menikmati seluruh hak-hak yang diberikan oleh
hukum atau dalam artian lain perlindungan hukum merupakan berbagai upaya hukum yang mana
harus diberikan oleh aparat penegak hukum dengan tujuan memberikan rasa aman, baik secara
fisik, ataupun pikiran dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.
Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum
perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada
aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Sanksi
pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling
singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai denda
sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah, sementara ciptaan
atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk
melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan (Undang- Undang
No. 19 Tahun 2002 bab XIII). Masalah pokok dalam penegakan hak cipta di Indonesia yaitu:9
1. Pemerintah Indonesia belum menunjukkan kemauan yang kuat untuk menegakkan
perlindungan hak cipta di Indonesia,
2. Perundang-undangan Hak Cipta belum komprehensif,
3. Pada umumnya, pengetahuan masyarakat masih sangat kurang tentang hak cipta
khususnya dan hak milik intelektual pada umumnya termasuk hukum yang mengaturnya.
Bahkan, kalangan masyarakat yang terkait langsung dengan ciptaan yang dilindungi itu
8
Stefano, D. A. (2016). PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA FILM TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA YANG
DILAKUKAN SITUS PENYEDIA LAYANAN FILM STREAMING GRATIS DI INTERNET (MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR
28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA). DIPONEGORO LAW JOURNAL.
9
Ningsih, A. S. (2019). Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara Daring. Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1.

5
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

pun, seperti pencipta dan pemegang hak terkait, banyak yang kurang mengetahui hak
cipta dan hukum yang mengaturnya,
4. Karena pengetahuan tentang hak cipta ini masih sangat kurang, pada umumnya
masyarakat tidak menyadari arti pentingnya perlindungan hak cipta bagi pengembangan
kebudayaan, peningkatan kreativitas masyarakat, dan pembangunan ekonomi,
5. Kurangnya pengetahuan tentang hak cipta dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya
perlindungan hak cipta, masyarakat banyak melakukan pelanggaran terhadap hak cipta.
Di pihak pencipta dan pemegang hak terkait kurangnya Pemahaman tentang hak cipta
dan hak terkait membuat mereka kurang bereaksi melihat maraknya pelanggaran hak
cipta dan hak terkait,
6. Aparat penegak hukum banyak yang kurang memahami hak cipta, termasuk hukum yang
mengatur nya dan juga kurang menyadari arti penting dari perlindungannya.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Film adalah suatu karya cipta seni budaya yang mana merupakan pranata sosial dan sebagai
media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan dan/ atau tanpa
suara dan dipertunjukan. Pada zaman sekarang ini, mengunduh film dan menonton film gratis di
situs internet semakin marak seiring dengan berkembangnya kecanggihan internet dan semakin
mudahnya untuk mengakses internet itu sendiri. Dampak negatif dari pembajakan film sendiri
yaitu royalti yang mana harusnya didapatkan oleh pencipta atau pemegang hak cipta akhirnya
malah tidak memberi masukan sama sekali padahal karya filmnya telah dinikmati oleh orang
lain. Selain itu juga pembajakan film ini juga merugikan pemerintah khususnya dalam sektor
pajak. Semakin maraknya situs-situs film bajakan yang beredar di internet seakan menandakan
bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ataupun Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik belum mampu untuk
menekan perbuatan pembajakan film yang terjadi.
Penegakan hukum hak cipta di dalam Undang-Undang Hak Cipta sendiri menurut pasal 120
merupakan delik aduan. Sehingga dapat dilakukan apabila ada laporan terlebih dahulu dari pihak
yang merasa telah dirugikan. Proses tata cara penegakan hukumnya telah diatur dalam pasal 54
sampai pasal 56 Undang- Undang Hak Cipta. Selanjutnya untuk memberikan perlindungan
hukum terhadap pemegang hak cipta film itu sendiri, maka pemerintah membuat Peraturan
Bersama Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun 2015 dan Menteri
Komunikasi Dan Informatika Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Penutupan Konten
dan/ atau Hak Akses Pengguna Pelanggaran Hak Cipta dan/ atau Hak Terkait dimana di
dalamnya dijelaskan proses untuk penutupan situs yang berisi konten-konten yang melanggar
hak cipta.

Ucapan Terima Kasih (Acknowledgement)


Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
peneliti mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah hukum bisnis, Bapak Gunardi Lie
S.H., M.H., Dr; dan asisten dosen mata kuliah hukum bisnis, Bapak Moody Rizqy Syailendra P.
S.H., M.H atas bimbingannya dalam pengajaran dan penelitian ini.

6
PENEGAKAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PELANGGARAN SITUS STREAMING FILM BAJAKAN Sheane Justine
DI INDONESIA

REFERENSI
Doly, D. (2020). PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBUAT SITUS STREAMING
FILM BAJAKAN. Retrieved from berkas.dpr.go.id:
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-12-I-P3DI-Januari-
2020-208.pdf
Hak Kekayaan Intelektual. (n.d.). Retrieved from djpen.kemendag.go.id:
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/99-hak-kekayaan-intelektual
Jerat Hukum Bagi Situs Film Bajakan. (2020). Retrieved from jfp law: https://fjp-
law.com/id/jerat-hukum-bagi-situs-film-bajakan/
Mamentu, M. S. (2021). PENERAPAN HUKUM TERHADAP PEMBAJAKAN FILM DI
SITUS INTERNET DALAM HUBUNGANNYA DENGAN HAK CIPTA. Lex
Administratum.
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
(Yogyakarta; Pustaka Pelajar,2010) halaman 183
Ningsih, A. S. (2019). Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara Daring.
Jurnal Meta-Yuridis Vol. 2 No.1.
Ronny Hanitjio Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982), hal.20.
Serjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, hlm 10
Stefano, D. A. (2016). PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA FILM
TERHADAP PELANGGARAN HAK CIPTA YANG DILAKUKAN SITUS PENYEDIA
LAYANAN FILM STREAMING GRATIS DI INTERNET (MENURUT UNDANG
UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA). DIPONEGORO LAW
JOURNAL.
Subiyono, A. D. (2019). PENYELESAIAN PELANGGARAN HUKUM HAK CIPTA ATAS
FILM PADA WEBSITE "INDOXXI.BZ" BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA. UNIVERSITAS JEMBER.
Widayanti, O. W. (2021, Maret 25). Apa Itu Hak Kekayaan Intelektual? Simak Penjelasan
Singkatnya Berikut Ini. Retrieved from tribunnews.com:
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/25/apa-itu-hak-kekayaan-intelektual-simak-
penjelasan-singkatnya-berikut-ini

Anda mungkin juga menyukai