Materi Ekonomi Manjerial PDF
Materi Ekonomi Manjerial PDF
EKONOMI MANAJERIAL :
mm18-upnjatim
Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJAI, MP
mm18-upnjatim
1 2
Gambar 1
PERANAN EKONOMI MANAJERIAAL
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
3 4
Y = f (X) MEMAKSIMUMKAN
NILAI PERUSAHAAN
(Mempunyai nilai maksimum dan atau minimum)
d2Y
b) >0 maka Xi absis titik minimum
2
dX dan Ymin = f ( Xi )
x=xi
UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT
PRO- PEMA- KEUA- SDM ADM
d2Y DUKSI SARAN NGAN
c) =0 Maka Xi absis titik belok
2
dX dan YB = f ( Xi )
x=xi
Gambar 2
Peran Unit-unit Dalam Perusahaan Dalam Upaya
Memaksimumkan Nilai Perusahaan
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
5
MODEL EKONOMI
P = p(Q)
TR = Q x P TR = Q x p(Q)
TC = c(Q)
= TR TC = Q p(Q) - c(Q)
Dalam
KEBIJAKSANAAN
DI BIDANG HARGA DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
5 6
MODEL EKONOMI
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
7 8
Periode bisa perupa hari (permintaan per hari), Fungsi Permintaan menunjukkan hubungan fungsi
bulan (permintaan per bulan) atau tahun antara jumlah barang yang diminta oleh pasar
(permintaan per tahun) dan periode-periode dengan berbagai faktor (variabel) yang
lainnya. mempengaruhinya. Berbagai variabel tersebut
Ada dua jenis permintaan yaitu (1) permintaan dapat dikelompollan ke dalam :
individual dan (2) permintaan pasar Variabel Strategis, antara lain :
Permintaan individual adalah permintaan terhadap Harga barang itu sendiri (P)
suatu barang dan jasa oleh perorangan. Periklanan (A)
Kualitas barang (K)
Permintaan pasar merupakan penjumlahan
Desain barang (S)
seluruh permintaan individual dalam suatu pasar.
Saluran distribusi (C)
Variabel Konsumen, antara lain :
Gambar 4
Pendapatan konsumen (Y)
Permintaan Individual dan Permintaan Pasar
Selera konsumen (T)
P P P Pendidikan konsumen (Ed)
Umur konsumen (U)
Ekspektasi harga barang yang akan datang
(PE)
Ekspektasi tersedianya barang yang akan
datang (QE)
Q Q Q
QA QB QD
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
9 10
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
11 12
Pengaruh variabel harga barang sendiri, menye-babkan Tabel 2 :Skedul permintaan : QDV = 616 1,2 PV
perubahan harga dan permintaan karena harga bergerak Skedule Harga Jual Avanza : PV Jml Permint Avanza : QDV
sepanjang kurve Penjualan (Rp. juta) (ribuan Unit)
A 120 472
Pengaruh variabel penentu akan menyebabkan berubahnya
B 130 460
harga dan permintaan karena berge-sernya kurve
C 140 448
permintaan kekiri (bila hubungannya negatif) dan ke kanan
D 150 436
bila hubungannya positif)
E 160 424
F 170 412
Contoh 1 :
QDV = 23 1,2 PV + 0,6 PS + 0,8 PL + 0,5 Y + 5 A Gambar 5 Kurva Permintaan Avanza Berdasarkan
Fungsi Permintaan QDV = 616 1,2 PV
QDV = jumlah permintaan Avanza dalam ribuan unit PV
PV = harga Avanza (Rp. juta)
PS = harga Senia (Rp. Juta)
170 F {412 ; 170}
PL = harga Livina (Rp. juta)
Y = pendapatan masyarakan yang dapat dibelanjakan
/kapita/tahun (Rp. juta) 160 E {424 ; 160}
A = kegiatan advertensi (Rp. juta)
Bilamana : 150 D {436 ; 150}
Harga Senia - Rp. 125 juta
Harga Grand Livina - Rp. 145 juta
Pendapatan masyarakat - Rp. 36 juta/kapita/tahun 140 C {448 ; 140}
Advertensi - Rp. 75 juta /unit
130 B {460 ; 130}
QDX = 32 1,2 PV + 0,6(125) + 0,8(145)
+ 0,5(36) + 5 (75)
120 A {472 ; 120}
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
13 14
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
15 16
Q Q
Harga Grand Livina (PL) - Rp. 145 juta
Q Upah Tenaga Kerja (W) - Rp. 25 juta
QA QB QS Suku Bunga Bank (i) - 10 %
Penawaran Penawaran Penawaran
QSV = 325 + 5 PV 0,2 (145) - 10 (25) 100 (0.1)
Individual individual pasar (total
Produsen A Produsen B penawaran QSV = 36 + 5 PV
individual
Dari persamaan fungsi penawaran tersebut, dapat
ditetapkan skedule penawaran Avanza pada berbagai
variasi harga, skedul penawaran mana bisa digunakan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
produksi :
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
17 18
Tabel 4 Skedul Penawaran : QSV = 36 + 5 PV
Penjualan Harga PV (Rp. juta) Kuantitas : QSV (ribuan unit)
A 120 636 Pada pasar, terjadi interaksi (tarik menarik) antara
B 130 686 permintaan dan penawaran, sehingga pada suatu harga
C 140 736 tertentu jumlah barang dan jasa yang ditawarkan sama
D 150 786 dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Pada kondisi
E 160 836 ini dinamakan market equilibrium (ekuilibrium pasar) atas
F 170 886 barang dan jasa tersebut
150
P2 F G
Excess demand
140 QD = m + n P
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
19 20
P (Rp.juta) Qt Qt-1
(Qt + Qt-1)
QS = 36 + 1,8 P EX =
Xt Xt-1
145 E
(Xt + Xt-1)
Qt Qt-1 Xt + Xt-1
EX = x . 2
QD = 616 - 1,2 P Xt Xt-1 Qt + Qt-1
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
21 22
POINT ELASTICIRY (ELASTISITAS TITIK) Arc Elasticity :
Bilamana X mendekati 0 berarti Xt = Xt-1,
Qt Qt-1 Pt + Pt-1
(Xt+Xt-1) = X, maka Q juga mendekati 0 dan Qt
EP = x 4
= Qt-1 serta (Qt+Qt-1) = Q. Rumus elastisitas
Pt Pt-1 Qt + Qt-1
permintaan 2.6 dapat ditulis menjadi :
Q X dQ X
EXi = Limit x = x CROSS PRICE ELASTICITY OF DEMAND
Xi 0
Xi Q dXi Q Elastisitas Permintaan Q terhadap Harga
barang/jasa lain atau Cross Price Elasticity of
Demand. Misalnya Elastisitas permintaan
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan : barang/jasa Q karena perubahan harga barang Y
Berdasarkan faktor (variabel) yang mempengaruhi dirumuskan sebagai :
jumlah permintaan barang/jasa, dikenal beberapa
jenis Elastisitas Permintaan, yaitu : Point Elasticity :
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
23 24
Ada dua kemungkinan nilai Cross Price Elasticity Faktor lain Xi bisa berupa vriabel-variabel penentu
of Demand, yaitu : permintaan lainnya baik variabel strategis, variabel
Bilamana EX/Y > 0 (positif) mmengindikasikan konsumen maupun variabel pesaing. Nilai
bahwa barang X dan barang Y merupakan dua elastisitas permintaan apakah negatif atau positif,
jenis barang yang saling bersubstitusi tergantung dan searah dengan hubungan antara
jumlah permintaan dengan variabel-variabel yang
Bilamana EX/Y < 0 (negatif) menunjukkan mempengaruhi permintaan sebagaimana Tabel 1
bahwa barang X dan barang Y merupakan dua
jenis barang yang saling komplementer Berikut ini diberikan beberapa contoh penerapan
Elastisitas Permintaan dalam upaya pemecahan
Elastisitas Permintaan Q terhadap perubahan problema bisnis
faktor Xi dirumuskan sebagai :
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
25 26
Gambar 8 : Kurva Permintaan Avanza QDV = 616 1,2 PV Elastisitas Harga di Titik B
QDV = 616 1,2 PV
P Pada saat harga P = 130,
Q = 616 1,2 (130) = 460 .
dQ P
EP = x = - 1,2 ( 130/460) = - 0,339
170 F {412 ; 170} dP Q
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
27 28
Checkers Pizza melakukan promosi kupon yang Elastisitas harga busur
menawarkan pemotongan harga sebesar $ 5 dari harga
rutinnya. Pencetakan kupon dan biaya distribusi 9000 16200 12 + 9
berjumlah $ 50 per minggu dan merupakan kenaikan E = x = -2
yang cukup besar dalam anggaran periklanan yang 12 9 9000 + 16200
umumnya sebesar $ 3.250 per minggu. Walaupun
memerlukan biaya tambahan, promosi tersebut dinilai b) Penurunan harga efektif yang dihasilkan dari promosi
berhasil karena terbukti sangat populer di antara para kupon :
pelanggan. Dalam periode terakhir sebelum berakhirnya TR = (40 % x15.000) $7 + (60 % x 15.000) $12
masa promosi itu, kupon dipergunakan 40 % dari semua TR = 150.000
pembelian dan penjualan mingguan meningkat menjadi Harga rata-rata Pizza P2 = $ 150.000/15.000 = $ 10
15.000 pizza. Penurunan harga efektif = (10.000 12.000)/12.000
a. Hitunglah elastisitas harga busur yang disiratkan oleh = 16,67 %
tanggapan awal terhadap kenaikan harga Chekers
pizza c) Elastisitas busur dari periklanan :
b. Hitung penurunan harga efektif yang dihasilkan dari
promosi kupon Q2 Q 1 A2 + A1
c. Berdasarkan penurunan harga yang dikaitkan dengan EAB = x
promosi kupon tersebut, dan dengan mengasumsikan A2 A 1 Q2 + Q1
tidak adanya perubahan dalam elastisitas harga dari
permintaan, hitung elastisitas busur dari periklanan 15.000 - 16.200 50 + 3,25
Checkers pizza tersebut = x
50 - 3,25 15.000 + 16.200
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
29 30
Contoh 6
Permintaan kopi bubuk Kapal Karam diasumsikan QK2 QK1 PG2 + PG1
-1,5 = x
10 ton per minggu dengan harga Rp. 12 juta/ton. PG2 PG1 QK2 + QK1
Pemerintah akan menetapkan kenaikan harga eceran
gula dari Rp.4 juta / ton menjadi Rp. 4,5 juta / ton.
Tentu saja produsen kopi bubuk Kapal Karam QK2 10 4,5 + 4,0
kawatir akan berpengaruh pada volume penjualan -1,5 = x
produknya. Oleh karena itu ia melakukan survei. Hasil 4,5 4,0 QK2 + 10
analisis data menunjukkan bahwa Elastisitas Harga
Silang Kopi Bubuk Kapal Karam terhadap harga
8,5 (QK2 10)
gula yaitu EK/G = -1,5. Bilamana kebijaksanaan itu
-1,5 =
dilaksanakan, berapa penurunan penjualan kopi 0,5 (QK2 + 10)
bubuk Kapal Karam tersebut per minggu ?
EK/G = -1,5
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
31 32
Contoh 7 Jawab 7
Dua jenis produk rokok kretek filter yaitu Surya-12 Misal volume penjualan Djarum Super setelah
(PT Gudang Garam) dan Djarum Super (PT. Djarum kebijaksanaan harga oleh PT. GGRM adalah QD2
Kudus) adalah dua jenis produk yang dalam kasus
ini diasumsikan satu level dan saling bersubstitusi. PG1 = Rp. 47.500 QD1 = 10.000 sLOP
Data hipotetik kedua jenis rokok pada satu wilayah
PG2 = Rp. 49.500 QD2 = ?
pemasaran tertentu adalah sebagai berikut :
Sampai akhir Desember 2005, ketika harga Surya-12
Rp. 47.500/slop, omset penjualan Djarum Super pada
QD2 - 10.000 49.500 + 47.500
periode yang sama mencapai 10.000 slop/hari pada ED/S = x
harga yang berlaku di pasar tersebut. PT. Gudang 49.500 47.500 QD2 + 10.000
Garam merencakan menaikkan harga Surya-12 pada
tahun 2006 menjadi Rp. 49.500/slop. Naiknya harga 97.000 (QD2 10.000)
Surya-12 ini diperkirakan akan mempengaruhi volume 1,25 =
penjualan Djarum Super. Bilamana elastisitas 2.000 (QD2 + 10.000)
permintaan silang Djarum Super terhadap perubahan
harga Surya-12 (ED/S) = 1,25 dan diasumsikan harga 48,5 (QD2 10.000)
rokok Jarum Super tidak berubah dan faktor-faktor 1,25 =
pengaruh lainnya konstan, berapakah volume (QD2 + 10.000)
penjualan Djarum Super di wilayah pemasaran ini
setelah ada kenaikan harga Surya-12,
1,25 (QD2 + 10.000) = 48,5 (QD2 10.000)
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
33 34
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
35 36
dr(Q) dc(Q) KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN
=0 PADA PASAR MONOPOLI
dQ dQ
Karakteristik yang mendasar dari Pasar Monopoli,
dr(Q) dc(Q)
= (a) bahwa harga ditentukan oleh Monopolist (penjual)
dQ dQ sehingga harga selalu berubah-ubah (variable)
sesuai dengan keinginan dan kebijaksanaan
dr(Q) Monopolist Harga barang/jasa dalam pasar
= Marginal Revenue (MR) monopoli merupakan fungsi dari kuantitas
dQ permintaan serta dirumuskan sebagai P = a + bQ
dc(Q) di mana nilai b < 0.
= Marginal Cost (MC)
dQ Penjualan yang memaksimumkan laba dianalisis
sebagai berikut :
sehingga persamaan (a) menjadi MR = MC yang Harga : AR = P = a + bQ
merupakan sarat tercapainya laba maksimum. Revenue : R = PQ
R = (a + bQ) Q
R = aQ + bQ2
MR = dR/dQ = a + 2Bq
Syarat Tercapainya
Laba Maksimum
Laba maksimum tercaoai bilamana MR = MC
MR = MC
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
37 38
Gambar 9 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli MC = Marginal Cost memotong AC pada titik F
yang merupakan titik minimum AC. MR dan
P (SU) MC berpotongan di titik E, sehingga pada
titik E, MR = MC. Bila melalui titik E
ditarik garis proyeksi pada sumbu horizontal,
ia memotong AC di titik C dan memotong AR
MC
di titik B.
OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksi-
A B mumkan laba dengan harga sebesar OA
AC dan cost per unit (average cost) sebesar OD.
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
39 40
Contoh 8 Jawab 8
Manajemen perusahaan ingin mendapatkan informasi tentang Dengan menggunakan analisis linear regression pada
harga, penjualan, penerimaan penjualan (revenue) dan laba Program SPSS ataupun Progran Statistik lainnya diperoleh
(profit) pada masa-masa lalu sehingga dapat digunakan :
sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan Coefficients
penjualan optimal yang akan datang. Departemen Research & Unstandard Standar t Sig.
Development melakukan penelitian dengan mengumpulkan ized dized
data mingguan di suatu wilayah pemasaran tertentu yang Coefficients Coeffici
berkenaan dengan harga, jumlah permintaan dan biaya ents
sebagai berikut : Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 40.000 .000 . .
Harga (SU) Jumlah barang tejual (Unit) Biaya (SU)
P -.250 .000 -1.000 . .
10 37,5 780 a Dependent Variable: Q
20 35,0 730
30 32,5 680 Coefficients
40 30,0 630 Unstandar Standa t Sig.
dized rdized
50 27,5 580 Coefficient Coeffici
60 25,5 530 s ents
70 22,5 480 Model B Std. Error Beta
80 20,0 430 1 (Constant) 30.000 .000 . .
Q 20.000 .000 1.000 . .
a Dependent Variable: C
Dari data di atas manajemen meminta :
a) Informasi tentang Fungsi : Permintaan, Biaya, a) Persamaan Fungsi :
Revenue, dan Keuntungan Fungsi Demand : Q = 40 0,25 P
b) Total Penerimaan Penjualan maksimum (Rmak) serta Fungsi Biaya : C = 30 + 20 Q
jumlah barang terjual, harga, laba dan total biaya.
Fungsi Revenue :
c) Keuntungan maksimum (mak) serta jumlah barang Q = 40 0,25 0,25 P = 40 - Q
terjual, harga, penerimaan penjualan, dan total biaya P = 160 4 Q
R = PQ
R = (160 4 Q)(Q)
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
41 42
R = 160 Q 4 Q2 Keuntungan :
Fungsi Keuntungan : = - 30 + 140 Q 4 Q2
= RC Q = 20 unit maka
= 160 Q 4 Q2 (30 + 20 Q) = - 30 + 140 (20) 4 (202)
= - 30 + 140 Q 4 Q2 = 1.170 SU
b) Pada saat Penerimaan Penjualan maksimum c) Pada saat Laba mencapai Maksimum
R = 160 Q 4 Q2 = - 30 + 140 Q 4 Q2
Syarat RMak adalah MR = 0 Syarat Mak : d/dQ = 0
MR = 160 8 Q = 0 d/dQ = 140 8 Q = 0
8 Q = 160 8 Q = 140
Q = 20 Unit Q = 17,5 Unit
Keuntungan Maksimum :
RMak = 160 (20) - 4(20)2 = 1600 SU = - 30 + 140 Q 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit
RMak = 1.600 SU maka :
Mak = - 30 + 140 (17,5) 4 (17,52)
Harga : Mak = 1.195 SU
P = 160 4 Q
Q = 20 unit maka Harga Produk :
P = 160 4 (20) = 80
P = 160 4 Q
P = 80 SU
Q = 17,5 unit maka
Biaya produk : P = 160 4 (17,5) = 90
C = 30 + 20 Q P = 90 SU
Q = 20 Unit maka Biaya produk :
C = 30 + 20 (20) = 430 C = 30 + 20 Q
C = 430 SU
Q = 17,5 Unit maka
C = 30 + 20 (17,5) = 380
C = 380 SU
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
43 44
Total Revenue : KEBIJAKSANAAN HARGA DAN PENJUALAN
R = 160 Q 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit maka PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
R = 160 (17,5) 4 (17,52) = 1575
R = 1.575 SU Asumsi Pasar Persaingan Sempurna, adalah :
a. banyak penjual dan pembeli,
b. setiap penjual dan pembeli memiliki informasi
pasar yang sama,
c. penjual dan pembeli bebas keluar/masuk pasar
(adanya mobilitas yang lancar),
d. tidak ada biaya transportasi untuk mobilitas
barang dan jasa,
e. penjual dan pembeli adalah price taker, artinya
tidak seorangpun baik penjual maupun pembeli
yang dapat mempengaruhi dan merubah harga
pasar yang terjadi dengan kata lain harga
barang dan jasa dalam persingan sempurna
adalah konstan dan
f) produknya yang diperjual belikan homogen.
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
45 46
Laba maksimum tercapai bilamana MR = MC Contoh 9
Laba maksimum pada Pasar Persaingan Sempurna Misal suatu produk dijual dengan harga Rp. 500/Unit dan
sebagaimana Gambar 10 berikut ini : biaya dinyatakan sebagai C = 20 - 25 Q + Q2
Syarat laba maksimum : MR = AR = MC
Gambar 10 Laba Maksimum pada Pasar Monopoli
AR = Rp. 500 dan MC = 25 0,5 Q
P (SU) 500 = -25 + 0,5 Q
0,5Q = 525
Q = 1050 unit
R = MC MC R = 1050 x 500 SU
R = 525.000 SU
C = 20 25 Q + Q2
A B MR = AR = P
Q = 1050 maka
AC C = 20 25 (1050) + (10502)
C C = 249.395 SU
D
C Laba :
= RC
= 525.000 SU 249.395 SU
0 QM Q/t = 275.605 SU
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
47 48
HUBUNGAN ANTARA HARGA, TOTAL REVENUE, 1
MARGINAL REVENUE DAN ELASTISITAS MR = P 1 - .................................... 9
E
Hubungan antara Harga, Total Revenue, Marginal
Revenue dan Elastisitas Permintaan dapat
Dari persamaan (9), dapat dianalisis tiga
digunakan sebagai alat pengendalian dalam
kemungkinan hubungan antara TR, MR dan
kebijaksanaan harga dan penjualan. Elastisitas harga, yaitu :
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
49 50
Gambar - 11 : Hubungan antara Revenue, Marginal Pada saat EP > 1 (elastis), MR > 0 dan kurve
Revenue, Harga dan Elastisitas Harga TR menaik (increasing). Pada wilayah ini ketika
harga produk P1 diturunkan menjadi P0, volume
P EP = 1
penjualan naik dari Q1 menjadi Q0 sehingga TR1
P1 EP > 1 naik menjadi TR0 (TR maksimum).
0 Q1 Q0 Q2 Q/t
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
51 52
TC = 9000 + 375 Q 1
MR = P 1 +
P/P = - 2,5 % dan Q/Q = 10 % -E
dQ/Q 10
1
a. E= =
MR = P 1 - MR = 0,75 P
dP/P -2,5
4
E = -4
Syarat Laba Maksimum : MR = MC
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
53 54
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
55 56
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
57 58
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
59 60
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
61 62
Jawab 12 Jawaban b
PT1 = Rp. 6000 dan QG1 = 1500 Demand tepung terigu : Q = 6000 1,25 P
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
63 64
b3. Elastisitas Busur Permintaan Tepung Terigu : P = 4800 0,8 Q untuk Q = 3000
b4. Own Price Elasticity of Demand Terigu pada saat Penurunan harga = (3800 2400) / 3800 = 36,84
Harganya Rp. 3800 ribu per ton %
E = (dQ/dP) (3800/1250) = (-1,25) (3,04)
E = 3,8
Untuk menaikkan penerimaan penjualan harga
tepung treigu diturunkan karena E > 1
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
65 66
Gambar 12 Penarikan Surplus Konsumen dengan
Strategi Diskriminasi Harga
P P
Price Discrimination (diskriminasi harga) adalah
menjual satu jenis produk pada dua wilayah pasar
yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan MC P2 MC
AC
Tujuan produsen melaksanakan strategi P0
diskriminasi harga adalah untuk meningkatkan
penerimaan penjualan (TR) dengan cara AC
Alat analisis yang digunakan dalam melaksanakan Segitiga yang diaransir (Gambar 12.a) adalah
strategi diskriminasi harga adalah Demand surplus konsumen. Pelaksanaan strategi
Elasticity (Elastisitas Permintaan) diskriminasi harga di wilayah pemasaran lain
(Gambar 12.b) dengan menaikkan harga menjadi
Gambar 12 berikut ini memberikan gambaran P1 dan P2.
adanya surplus konsumen serta memanfaatkannya
Segi empat yang diaransir merupakan surplus
konsumen yang telah diraih sehingga merupakan
tambahan penerimaan penjualan monopolis.
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
67 68
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
69 70
d dr2(Q1) dc(Q1 + Q2)
= - = 0
dQ2 dQ2 d(Q1 + Q2) Perhatikan First Order Condition :
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
71 72
Secara grafis mekanisme kebijaksanaan diskriminasi Ilustrasi 13
harga pada dua pasar yang terpisah (separate market) Misalnya produsen menjual produknya di dua pasar terpisah
seperti Gambar - 13 berikut ini : yaitu Pasar-1 dan Pasar-2. Analisis data pada masing-masing
pasar tentang hubungan antara harga barang, jumlah barang
Gambar - 13 Kebijaksanaan Diskriminasi Harga dan total biaya menghasilkan persamaan demand dan biaya
pada dua pasar terpisah sbb. :
P P
Fungsi Pasar-1 Pasar-2
Demand P1 = 80 5 Q1 P2 = 180 20 Q2
Biaya TC = 50 + 20 (Q1 + Q2) atau TC = 50 + 20 Q
P1
Jika diinginkan laba maksimum, berapakah jumlah dan harga
Q di masing-masing pasar harus dijual serta keuntungannya ?
P2
Jawab - 13
D2
P1 = 80 5 Q1 TR1 = P1 Q1 = (80 Q1 5Q1) Q1
D1
TR1 = (80 Q1 5Q12
MR1 = 80 10 Q1
0 Q1.1 Q1.2 0 Q2.1 Q2.2
P2 = 180 20 Q2
MR1 MR 2 TR2 = P2Q2 = (180 Q2 20Q2) Q2
TR2 = 180 Q2 20Q22
E1 < E2 MR2 = 180 40 Q2
P1 > P2 C = 50 + 20 (Q) Q = Q1 + Q2 MC = 20
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
73 74
Syarat profit maksimum : R2 = 180 Q2 20Q22 Untuk Q2 = 4 unit maka
MR1 = MR2 = MC R2 = 180(4) 20(42)
80 10 Q1 = 180 40 Q2 = 20 R2 = 400 SU
80 10 Q1 = 20
10 Q1 = 60 Elastisitas di Pasar-1 dan di Pasar -2 :
Q1 = 6 unit dP1/dQ1 = - 5 dQ1/dP1 = - 1/5
E1 = (dQ1/dP1)(p1/Q1) = - 0,2 x 50/6
180 40 Q2 = 20 E1 = - 1,667
40 Q2 = 160
Q2 = 4 unit dP2/dQ2 = - 20 dQ2/dP2 = - 0,05
E2 = (dQ2/dP2)(P2/Q2) = - 0,05 x 100/4
P1 = 80 5(6)
C = 50 + 20 (Q1 + Q2)
P1 = 50 SU
Untuk Q1 = 6 unit dan Q2 = 4 unit maka :
C = 50 + 20 (6 + 4)
P2 = 180 20 Q2 Untuk Q2 = 4 unit maka
C = 250 SU
P2 = 180 20(4)
P2 = 100 SU
Keuntungan :
= R1 + R2 C
R1 = 80 Q1 5Q12 Untuk Q1 = 6 unit maka
= 300 + 400 250
R1 = 80 (6) 5(62)
= 450
R1 = 300 SU
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis A. Yusuf Imam Sujai
Prof DR. A. YUSUF IMAM SUJAI, MP
Dalam
KEBIJAKSANAAN DI BIDANG
PRODUKSI DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
75 76
Gambar 1
Aktivitas Produksi
Produksi adalah penciptaan barang dan jasa dari
berbagai input atau sumberdaya, seperti : tenaga OUTPUT
INPUT PROSES
kerja (labor), mesin dan perlengkapan lainnya,
tanah, bahan baku dan bahan pembantu dan
sumberdaya lainnya.
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
77 78
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
79 80
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
81 82
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
83 84
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
85 86
Gambar 2 :
Total, Average and Marginal Product
Elastisitas Produksi terhadap perubahan input L
(EL) dirumuskan sebagai : Q
Q L 800
EL = x
L Q 736
665
Q L 1
= APL sehingga = 576
L Q APL 475
selanjutnya :
368
Q
= MPL 261
L
160
sehingga :
71
MPL
EL = 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
APL
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
87 88
576 A Q = f(L) dY
= 0 akan diperoleh Xi
dX
Total Produk
Q yg meng-
hasilkan APL SECOND ORDER CONDITION
maksimum
d2Y
a) <0 maka Xi absis titik maksimum
2
dX dan Ymak = f ( Xi )
368 B x=xi
107 d2Y
96 APL a) >0 maka Xi absis titik minimum
2
L dX dan Ymin = f ( Xi )
0 4 6 10 MPL x=xi
I II III d2Y
c) =0 maka Xi absis titik belok
2
EP >1 1 > EP > 0 EP < 0 dX dan YB = f ( Xi )
x=xi
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
89 90
MENGIDENTIFIKASI Ilustrasi 1
TOTAL PRODUKSI MAKSIMUM Berikut ini data observasi selama 3 tahun terakhir dari
PT. XX yang memproduksi jaket kulit
Mengidentifikasi Produk Maksimum yang diha- Tabel 2
silkan oleh seperangkat input yang digunakan
Obs L Q Obs L Q
merupakan hal yang penting bagi seorang
produsen agar ia bisa mengevaluasi apakah 1 4.00 368.00 18 11.00 790.00
aktivitas produksi yang telah dilaksanakan selama 2 9.00 783.00 19 2.50 250.00
ini sudah efisien atau belum. 3 6.00 576.00 20 7.50 680.00
4 2.00 160.00 21 12.00 725.00
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi produk
maksimum adalah : 5 12.00 720.00 22 14.50 250.00
6 1.00 71.00 23 5.60 485.00
Pertama : 7 7.00 665.00 24 11.00 770.00
Mengumpulkan data jumlah penggunaan input dan
8 11.00 781.00 25 8.50 750.00
produk yang dihasilkan sebanyak mungkin.
9 3.00 261.00 26 11.00 775.00
Kedua : 10 5.00 475.00 27 13.00 650.00
Entry data ke dalam program statistik (misalnya 11 8.00 736.00 28 3.00 261.00
SPSS), data kemudian diplot dalam Scatter
Diagram (diagram pencar) untuk menentukan 12 10.00 750.00 29 5.00 475.00
model fungsi produksi yang sesuai. 13 13.00 611.00 30 8.00 736.00
14 15.00 225.00 31 10.00 750.00
Ketiga :
15 14.00 448.00 32 12.00 630.00
Mengestimasi fungsi produksi berdasarkan data
penggunaan input dan produk yang dihasilkan 16 5.00 500.00 33 15.00 300.00
17 8.00 725.00 34 14.00 400.00
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
91 92
Pertanyaan : Langkah II :
1) Tentukan estimasi model fungsi produksi Mengestimasi Nodel Fungsi Produksi. Berdasar pada
2) Berapa unit L yang digunakan agar mengha- Scatter Diagram, maka model fungsi produksi yang
silkan Q maksimum sesuai adalah fungsi pangkat 3 (cubic production
function). Dengan menggunakan program SPSS 11,
Jawab 1 : maka model fungsi produksi estimasi adalah :
Langkah I
Data hasil observasi dituangkan dalam Scatter Q = -0.935 L3 + 10.771 L2 + 63.631 L + 4.37
Diagram untuk menentukan model fungsi produksi
yang sesuai. Dengan menggunakan program SPSS t-Stat ( -9.459 ) ( 4.328 ) ( 3.349 ) ( 0.112 )
Sig ( 0.000 ) ( 0.000 ) ( 0.002 ) ( 0.912 )
11, hasil Scatter Diagramnya adalah sbb. :
Bila digunakan Level of Significant 95 % ( = 0.05)
800 maka semua koefisien regresi sangat nyata, inter-
cept tidak nyata ditunjukkan oleh = 0.912 > 0.05
(lihat print out berikut ini )
600
Tabel 3 Coefficients
Unstandar- Standar- t Sig.
dized dized
400 Coefficients Coefficient
Model B Std. Error Beta
a Dependent Variable: Q
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
93 94
- b b2 4ac
Q = -0.926 L3 + 10.533 L2 + 65.567 L L1,2 =
2a
t-Stat ( -15.495 ) ( 8.315 ) ( 10.155 )
Sig ( 0.000 ) ( 0.000 ) ( 0.000 )
- 21.066 (-21.066)2 4(-2.778)(65.567)
L1,2 =
2 (- 2.778)
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
95 96
- 21.0662 443.7764 + 728.5805 Qmak = - 0.926 (9.95)3 + 10.533 (9.95)2 + 65.567 (9.95)
L1,2 =
- 5.556 Qmak = - 912.179334 + 1042.79333 + 652.39165
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
97 98
1) Daerah di mana produksi naik dengan kondisi Increasing L1 = ( - 90 + 150 ) / (- 12) = - 5 ( tidak tidak feasible )
Marginal Product adalah ketika kurve Marginal Product naik
sampai mencapai maksimum. - 90 - 150
L2 = = 20 unit
- 12
Syarat MPL mencapai maksimum adalah :
Second order condition :
d2Q/dL2 = dMPL /dL = 0
2 2
d2Q
d Q/dL = - 12 L + 90 = 0 = - 12 L + 90
dL2
- 12 L + 90 = 0
12 L = 90 d2Q
= - 12 (20) + 90 = - 150 < 0
L = 7.5 unit dL2 L = 20
Jadi Total Produksi (Q) naik dengan kondisi Increasing
Marginal Product mulai dari penggunaan L = 0 unit sampai Jadi L = 20 unit akan memaksimumkan Total Q
dengan penggunaan L = 7.5 unit
Q = -2 L3 + 45 L2 + 600 L
2) Penggunaan L sehingga Total Product naik dengan kondisi L = 20 maka :
Diminishing Marginal Product ketika kurve MPL setelah
mencapai maksimum kemudian menurun sampai MPL = Qmak = - 2 (20)3 + 45 (20)2 + 600 (20)
0 (sampai mencapai Total Produk maksimum) : Qmak = 14,000 unit
MPL = - 6 L2 + 90 L + 600
Jadi Total Produk naik dengan kenaikan yang semakin
2
- 6 L + 90 L + 600 = 0 berkurang (Diminishing Marginal Product) pada saat
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
99 100
4) Penggunaan L ketika APL maksimum : Tabel 4 Cross Ceck Q = - 2 L3 + 45 L2 + 600 L
Q = -2 L3 + 45 L2 + 600 L L Q APL L Q MPL
3 2
APL = Q/L = (-2 L + 45 L + 600 L ) / L
0 0 0
APL = -2 L2 + 45 L + 600 1 643 643 1 643 643
Syarat APL maksimum : 2 1364 682 1 721 721
First Order Condition : dAPL /dL = 0 4 2992 748 2 1628 814
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
101 102
Ilustrasi 3
Misalnya suatu sistem produksi dinyatakan sebagai Q
Short-Run Total Cost bukan didasarkan pada = -L3 + 15 L2 + 72 L, di mana L = jumlah tenaga kerja
panjang pendeknya waktu tetapi dicirikan oleh yang digunakan, Q = total produksi. Harga input L
adanya Total Fixed Cost (TFC) disamping Total
Rp. 100.000 per unit dan biaya input tetapnya
Variable Cost (TVC) : TC = TFC + TVC
adalah Rp. 1.000.000.
Total Variable Cost terkait dengan pembiayaan Berdasarkan ilustrasi tersebut, berikut disajikan
input variabel dan jumlahnya berubah-ubah sejalan skedul produksi dan Total Biaya.
dengan perubahan produk yang dihasilkan.
Total Fixed Cost terkait dengan pembiayaan input Tabel 5
tetap dan jumlahnya tetap sampai dengan level Q = -L3 + 15 L2 + 72 L dan TC = 1.000.000 + 100.000 L
produksi tertentu (kapasitas produksi).
Penggu Total TFC TVC TC
Bilamana masukan lainnya konstan (misal K naan Produksi (rK) (wL)
konstan), dan masukan L variabel maka Total Cost input
(TC) dinyatakan sebagai : (L) (Q) (Rp) (Rp) (Rp)
0 - 1.000.000 - 1.000.000
TC = rK + w L
2 196 1.000.000 200.000 1.200.000
r = harga kapital (K) per unit 4 464 1.000.000 400.000 1.400.000
w = harga Labor (L) per unit
6 756 1.000.000 600.000 1.600.000
Bilamana K adalah konstan maka rK konstan dan 8 1024 1.000.000 800.000 1.800.000
bila rK = a maka TC menjadi : 12 1296 1.000.000 1.200.000 2.200.000
TC= a + wL
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
103 104
Gambar 5 : TFC, TVC dan TC AVERAGE COST
Average Cost sama dengan Total Cost dibagi Total
C (Rp.000)
Product yang dihasilkan ( AC = TC/Q)
TC
TC = TFC + TVC,
2200
maka
1000 TFC
Ilustrasi 5
Untuk memberikan ilustrasi AFC, AVC dan AC baik
data numerik maupun kurvenya, digunakan data pada
Ilustrasi 3
Tabel 6 : AFC, AVC dan AC
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
105 106
Tabel 7 MAvC
Q TC Q TC SMC = TC/Q
0 1.000.000 - - -
0 Q
196 1.200.000 196 200.000 1020.41
464 1.400.000 268 200.000 764.27
SMC = Short-Run Marginal Cost
756 1.600.000 292 200.000 684.93
1024 1.800.000 268 200.000 735.29
ATC = Average Total Cost ( AC)
1296 2.200.000 272 400.000 1470.59 AFC = Average Fixed Cost
MATC = Minimum Average Total Cost
MAVC = Minimum Average Variable Cost
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
107 108
Ilustrasi 7 AVERAGE & MARGINAL PRODUCT, AVERAGE
Isi sel kosong pada tabel berikut ini (Ma -Tho : 353) VARIABLE & MARGINAL COST
Q TC TFC TVC AFC AVC AC MC Untuk melihat hubungan antara Average Product (APL ),
Marginal Poduct (MPL ), Average Variable Cost (AVC) dan
100 260 200 60 2 0.6 2.6 2.6 Marginal Cost dalam short-run lihat kembali Fungsi
200 290 200 90 0.3 Produksi dan fungsi Total Cost pada Tabel 5, Tabel 6 dan
Tabel 7. Untuk mengidentifikasi SMC dan AVC digunakan
300 200 0.5 formulasi sbb. :
400 200 1.05
VC (wL) L 1 w
500 200 360
SMC = = = w = w =
600 200 3.0 Q Q Q MPL MPL
700 200 1.6 TVC w L 1 w
800 2040 200 AVC = = = w =
Q Q APL APL
Jawab 7
Tabel 8
Q TC TFC TVC AFC AVC ATC MC APL, MPL , AVC dan SMC dalam SRPF DAN SRC
100 260 200 60 2.00 0.60 2.60 2.60 Labor Product APL MPL AVC SMC
200 290 200 90 1.00 0.90 2.90 0.30 (L) (Q) ( Q/L) (Q/L) (w/APL) (w /
MPL)
300 350 200 150 0.67 0.50 1.17 0.60
0 0 - - - -
400 420 200 220 0.50 0.55 1.05 0.70 2 196 98 98 1020 1020.41
500 560 200 360 0.40 0.72 1.12 1.40 4 464 116 134 862 764.27
600 860 200 660 0.33 1.10 1.43 3.00 6 756 126 146 793 684.93
700 1320 200 1120 0.29 1.60 1.89 4.60 8 1024 128 134 781 735.29
12 1296 108 68 976 1470.59
800 2040 200 1840 0.25 2.30 2.55 7.20
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
109 110
Syarat maksimum :
First order condition : d / dL = 0
Produksi optimum adalah sejumlah produk yang Second Order Condition : d2 /dL2 < 0
dihasilkan oleh sejumlah input serta memberikan
= TR TC = P f(L) - (a + w L)
keuntungan maksimum.
d dTR dTC df(L) df(L)
Keuntungan sama dengan Total Revenue minus = - =P - w = MPL
Total Biaya. dL dL dL dL dL
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
111 112
PRODUKSI OPTIMUM Ilustrasi 8
Gambar 7 Msal hasil observasi data produksi menghasilkan
Q Fungsi Produksi Estimasi Q = - L3 + 12 L2 + 144 L.
Harga input L Rp. 90 ribu, dan harga Produk Q Rp.
M 15 ribu. Biaya tetap Rp. 15,000 ribu.
QM
QO
O Pertanyaan :
Q = f(L) 1. Agar tercapai keuntungan maksimum, berapakah
a. Input L yang digunakan
b. Keuntungan maksimum
c. Total Produk yang dihasilkan
d. Average Product (APL) dan biayanya.
QB B
2. Ketika mencapai Average Product maksimum,
berapakah :
a. Jumlah input L yang digunakan
w b. APL maksimum dan Total Produk(Q)
MPL = c. Keuntungan
P
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
113 114
Jawab 8 -8 82 (4)(-1)(46)
L1,2 =
1. Agar tercapai keuntungan maksimum 2( -1 )
a) Q = - L3 + 12 L2 + 144 L
P = 15 -8 248
Total Penerimaan penjualan produksi R = P x Q L1,2 =
-2
R = 15 (- L3 + 12 L2 + 144 L)
R = - 15 L3 + 180 L2 + 2160 L - 8 15.748
L1,2 =
C = 15000 + 90 L ( C = Total Biaya Produksi ) -2
Keuntungan = R C
= - 15 L3 + 180 L2 + 2160 L ( 15000 + 90 L) - 8 + 15.748
L1 = = - 3.874 (tidak digunakan)
= - 15 L3 + 180 L2 + 2070 L - 15000 -2
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
115 116
Jadi L = 11.874 unit akan memaksimumkan total - 2 L + 12 =0
keuntungan 2L = 12
L =6
= - 15 L3 + 180 L2 + 2070 L - 15000 APL = - L2 + 12 L + 144
unt L = 11.874 maka : unt L = 6
APL = - 62 + 12 x 6 + 144
-mak = - 15 (11.874)3 + 180 (11.874)2 + 2070 (11.874) APL = 180 unit
- 15000
b. Total Produk
b) -mak = Rp. 9845.65 ribu
Q = L x APL = 6 x 180
Q = 1080
c) Q = - L3 + 12 L2 + 144 L
unt L = 11.874 maka :
c. Keuntungan :
Q = - 11.8743 + 12 (11.8742 ) + 144 (11.874)
= 1080 x Rp. 15 ( 6 x Rp. 90 + Rp. 15000 )
Q = 1727.621
= Rp. 660 ribu
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
117 118
-3 L2 + 24 L + 144 = 0 c. Average Product :
L2 - 8 L - 48 = 0 APL = Q / L = 1728 / 12 = 144 unit
(L+ 4)(L 12 ) = 0 d. Keuntungan :
L+4 = 0
= 1728 x Rp. 15 ( 12 x Rp. 90 + Rp. 15000 )
L1 = - 4 (tidak digunakan)
= Rp. 9840 ribu
L 12 = 0
L2 = 12 Tabel 9 Resume
Kondisi
Second order condition :
-maks Q-maks APL-maks
dMPL
= - 6 L + 24 L 11.874 Unt 12 unt 6 Unt
dL
Q 1727.621 Unt 1728 Unt 1080 Unt
dMPL Rp. 9845.65 Rp. 9840 Rp. 660
= - 6 (12) + 24 = - 48 < 0
dL L = 12
APL 145,5 Unt 144 Unt 180 Unt
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
119 120
Ilustrasi 9 Ilustrasi 3 (MENGGUNAKAN 2 INPUT)
Misalnya suatu produksi menggunakan 3 input yaitu Labor (L),
Isi sel yang kosong pada tabel berikut ini
Capital Stock (K) dan Material (Bahan Baku/Pembantu) = M.
L Q APL MPL Untuk K = 8 unit (konstan), hasil estimasi fungsi produksi
dinyatakan sebagai berikut : Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L +
1 40 15M
.
2 48 Bilamana diinginkan Total Produk Maksimum, hitungkan :
3 138 a. Input L dan M yang digunakan
b. Total Produk maksimum
4 44
5 24 Jawab 3
6 210 Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M
7 29
Syarat tercapainya produksi maksimum :
8 -27
Q Q
= 0 dan = 0
Jawab 9
L M
L Q APL MPL
Q
1 40 40 40 = - 2L - 10M + 80 = 0 2L + 10M -80 = 0 .. (1)
2 88 44 48 L
3 138 46 50 Q
4 176 44 38 = 5M -10L + 15 = 0 10L - 5M -15 = 0 . (2)
M
5 200 40 24
6 210 35 10 Pers (1) x 1 : 2L + 10M 80 = 0
7 203 29 -7 Pers (2) x 2 : 20L - 10M 30 = 0
+
8 176 22 -27 22L -110 = 0
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
121 122
22L = 110 Ilustrasi 10
Tabel berikut menunjukkan Total Produk yang dihasilkan dari
L = 5 unit
kombinasi penggunaan L dan K (K konstan)
Unit of Unit of Capital
2L + 10M 80 = 0, untuk L = 5
Labor K=1 K=2 K=3 K=4
10 + 10M 80 = 0 1 50 120 160 180
2 110 260 360 290
10M = 70
3 150 360 510 560
M = 7 4 170 430 630 690
5 160 480 710 790
Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M a. Hitung MPL dan APL bila kapital konstan sebanyak 2 unit.
Ketika APL meningkat bagaimana hubungan antara APL
unt uk L = 5 dan M = 7 dengan MPL. Apa yang terjadi bila APL menurun
Q = - 52 + 2,5 (72) 10(5)(7) + 80(5) + 15(7) b. Hitung MPL untuk setiap level Capital Stock (K).
Bagaimana MPL pada penggunaan L = 2 unit sejalan
Q = 252,5 unit dengan kenaikan Capital Stock ? Mengapa ?
Jawab 10
a. K = 2 unit
l L Q L MPL APL
Ketika APL meningkat MPL juga meningkat dan MPL > APL.
Bilamana APL menurun, MPL juga menurun dan MPL < APL
b. MPL setiap level penggunaan K (konstan)
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
123 124
MPL
APL
AP L
0 LB LO LM L
MP L
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
125 126
1. Fungsi Produksi merupakan lokus berbagai produk sampai mencapai MPL = 0 ketika Total Produk
maksimum yang dihasilkan oleh input tertentu dan pada mencapai maksimum.
teknologi produksi tertentu
d. Average Product (APL ) mencapai maksimum ketika
kurvenya berpotongan dengan kurve MPL dengan kata
atau lain pada saat MPL = APL.
Fungsi Produksi merupakan lokus berbagai produk tertentu e. Akhirnya Total Ptoduk Q akan menurun untuk
yang dihasilkan oleh input minimum dan pada teknologi menggunaan input L > LM
produksi tertentu
4. Produk optimum yang merupakan kondisi ekuilibrium
2. Dalam Short-Run Production paling tidak ada satu input produsen adalah tingkat produksi yang menghasilkan
yang bersifat tetap (fixed) di antara input-input yang keuntungan maksimum. Syarat tercapainya produk
digunakan, sedang pada Long-Run Production semua input optimum :
bersifat variabel.
w
3. Kurve Total Produksi Q = f(L) harus memenuhi kreteria MPL =
sebagai berikut : P
a. Bila input tenaga kerja tidak ada (L = 0) Total Produk P = harga produk
Q = 0. Ini berarti Kurve Produksi dimulai dari Original
Point ( titik 0 ). w = harga input
b. Kurve Fungsi Produksi, pertama, dengan bertambahnya
penggunaan input L, Total Produk Q naik dengan
tingkat pertambahan yang semakin meningkat
(Increasing Marginal Product) mulai dari penggunaan
L = 0 s.d L = LB pada saat mana Marginal Product
naik hingga mencapai maksimum ketika penggunaan
L = LB
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
127 128
SHORT RUN COST 2. Average Cost sama dengan Total Cost dibagi dengan
Total Product Q :
Gambar 9
MPL
APL TC TFC + TVC TFC TVC
AC = = = +
Q Q Q Q
AC = AFC + AVC
SMC
4. Average Variable Cost
AVC
TVC wL w
AVC = = =
SMC AVC Q Q APL
a. Bilamana MPL dan APL naik, MPL > APL, serta SMC
dan AVC turun
b. Bilamana MPL dan APL turun, MPL < APL, serta SMC
0 Q dan AVC naik
Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Short-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
129
Dalam
KEBIJAKSANAAN DI BIDANG
PRODUKSI DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
129 130
Gambar 10 Isoquant
K (unit)
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
131 132
Titik A : penggunaan Labor sebesar OLA dan Sejalan dengan difinisi isoquant itu sendiri bila ada
penggunaan Captal sebesar OKA dua atau lebih isoquan yang persamaannya sama
menghasilkan ouput Qo namun berbeda jumlah produksinya maka
Titik B : penggunaan Labor sebesar OLB dan berbagai kurve isoquant tersebut tidak akan saking
penggunaan Captal sebesar OKB juga berpotongan. Hal ini dapat dibuktikan melalui
menghasilkan ouput Qo pada Gambar 12 berikut ini :
400 = f (K,L)
0 L (Unit)
200 = f (K,L)
100 = f (K,L)
L (Unit)
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
133 134
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
135 136
Q Q L MPK
0 = K + L = - = - MRTSK,L
K L K MPL
MPK K + MPL L = 0
MPK K = - MPL L
K MPL
=- = - MRTSL,K
L MPK
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
137 138
Ilustrasi 11
Tabel 9 berikut ini merupakan berbagai kombinasi Isocost adalah kurve yang menunjukkan berbagai
input K dan input L untuk menghasilkan 500 Unit kombinasi input yang dengan harga input yang
produk Q tetap (given) biayanya sama (tetap).
1 1 25,0 25 - -
2 1 19,0 -6,0 -6,0 6,0 Gambar 13 : Isocost
3 1 14,0 -5,0 -5,0 5,0 K (Unit)
4 1 10,0 -4,0 -4,0 4,0
5 1 7,0 -3,0 -3,0 3,0
6 1 5,0 -2,0 -2,0 2,0 A
A Co = rK + wL
7 1 4,0 -1,0 -1,0 1,0
8 1 3,0 -1,0 -1,0 1,0
B
9 1 2,5 -0,5 -0,5 0,5
10 1 2,0 -0,5 -0,5 0,5
11 1 1,6 -0,4 -0,4 0,4
12 1 1,3 -0,3 -0,3 0,3
0 LA LB L (Unit)
13 1 1,2 -0,1 -0,1 0,1
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
139 140
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
141 142
Produk optimal berkedudukan di titik singgung Produk tertentu Q dengan biaya minimum terjadi
antara isoquant dengan isocost dan pada titik itu pada titik singgung M, pada saat mana
slope isocost sama dengan slope isoquant. digunakan kombinasi input kapital sebesar KM
dan input labor sebesar LM.
Dengan demikian produk optimal (produk dengan
biaya minimal) syaratnya adalah : Titik singgung singgung M juga disebut titik
ekuilibrium produsen. Pada titik M ini slope
MPL w isocost sama dengan slope isoquant
= persamaan ini disebut
MPK r Least Cost Input Combinantion
Sebagai syarat tercapainya
Produk optimum
Gambar 14
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
143 144
Dalam aplikasinya, berkaitan dengan isoquant ini, Bila memproduksi Q1, biaya produksi lebih kecil
ada dua model yang dapat dilakukan manajer dari anggaran yang tersedia sehingga bilamana
untuk mengoptimalkan produk yaitu : dilaksanakan akan terjadi sisa dana (tidak
optimal)
Pertama :
Anggaran sebagai kendala karena keterba-tasan Bilamana memproduksi Q3, biaya produksi lebih
dana yang dimiliki. Dalam kondisi demikian, besar dari anggaran yang tersedia sehingga bila
manajer harus menyesuaikan produknya dilaksanakan akan kekurangan dana (tidak
sedemikian rupa sehingga dengan anggaran yang optimal)
tersedia biaya kombinasi input minimal :
Bila memproduksi Q2, biaya produksi sama
Gambar 15 dengan anggaran yang tersedia. Titik singgung
Mengoptimalkan Produksi dengan antara Isoquant dan Isocost yaitu titik P terjadi
Anggaran Biaya (Isocost) sebagai kendala
lest cost combination :
K
MPL w
0
C = wL + rK =
MPK r
Kedua :
Input terbatas sehingga jumlah produksi
P Q 3 = f3 (L,K) (Isoquant) sebagai kendala, sedang anggaran
tersedia cukup. Dalam kondisi demikian manajer
Q2 = f2(L,K) harus menyesuaikan anggaran yang tersedia
kepada produk yang terbatas sedemikian rupa
Q 1 = f1 (L,K)
segingga biaya kombinasi input yang digunakan
L minimum.
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
145 146
Gambar 16 Anggaran Biaya (Isococst) C02 sama dengan
Mengoptimalkan Produksi dengan biaya kombinasi input yang digunakan untuk
Total Product (Isoquant) sebagai kendala
memproduksi Q = f(L,K), sehingga bilamana hal
K ini dilakukan tercapai produksi optimal dimana
Titik yang merupakan titik singgung antara
Isoquant dan Isocost memenuhi kreteria :
C01 MPL w
C02
=
MPK r
03
C
M
Ilustrasi 12
Misalnya untuk menghasilkan 1000 unit produk
Q = f(L,K)
digunakan kombinasi masukan L dan K (L ; K)
sebagai berikut :
0 L
{2 : 240 } {4 ; 18,2 } { 6 ; 15,4 } {8 ; 13 8 } {10 ; 12,6}
03
Anggaran Biaya (Isococst) C lebih kecil dari
{12 ; 11,7} {14 ; 11.0} {16 ; 10.4} {18 ; 9.9 } {20 ; 9.5 }
biaya kombinasi input yang digunakan untuk
memproduksi Q = f(L,K), sehingga bila hal ini {26 ; 8,6 } {32 ; 7,9 } dan {40 ; 7,2 }
dilaksanakan akan menghasilkan Q1 < Q karena
kekurangan dana (produksi tidak optimal). Bilamana harga masukan K adalah 400 SU dan
harga masukan L adalah 100 SU, berapakah jumlah
Anggaran Biaya (Isococst) C01 lebih besar dari masukan K dan L yang digunakan untuk
biaya kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan 1000 unit produk tersebut dengan
memproduksi Q = f(L,K), sehingga bilamana hal biaya minimum dan berapa biayanya ?
ini dilakukan dananya akan berlebih (tidak
optimal).
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
147 148
Jawab 12 : Tabel 10
Q = 1000 unit
R = 400 SU L L K K K/L rK WL Total
Cost
w = 100 SU
C = 400 K + 100 L 2 24,0 9600 200 9.800
Syarat Produksi Optimal atau ekuilibrium produsen :
4 2 18,2 -5,8 -2,90 7280 400 7680
K MPL w 6 2 15,4 -2,8 -1,40 6160 600 6760
= - =-
L MPK r 8 2 13,8 -1,6 -0,80 5520 800 6320
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
149 150
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
151 152
0,90 K 3
= 1,80 L = 4,5 K
0,60 L 5
L = 2,5 K
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
153 154
Expansion Path adalah curve yang merupakan Return to Scale (RTS) atau Tingkat Pengem-
lokus dari titik-titik produksi tertentu yang balian Skala adalah suatu kondisi teknologi
dihasilkan oleh kombinasi input dengan biaya produksi yang hanya terjadi pada LongRun
minimum pada rasio harga input yang konstan. Production Fungtion
K Gambar 17 : Expansion Path Ada tiga kondisi Return to Scale, yaitu Increasing
Return to Scale (IRTS), Constant Return to Scale
(CRTS) dan Decreasing Return to Scale (DRTS)
Q4 IRTS
Disebut juga kodisi Economies of Scale, adalah
Q3 Expansion Path kondisi teknologi prodiksi (jangka panjang) di mana
Q2 pada kondisi IRTS :
Q1 3 4
bila semua masukan digandakan secara
2 C4 proporsionil maka produk akan bertambah
C3
dengan proporsi yang lebih besar.
1 C2
C1 dari aspek biaya, penambahan semua input
secara proporsionil akan diikuti penurunan
0 L biaya rata rata produksi dengan proporsi yang
lebih besar.
Pada titik-titik I, 2, 3, dan 4 berlaku :
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
155 156
CRTS.
Adalah kondisi teknologi produksi (jangka panjang)
di mana pada kondisi CRTS :
bila semua masukan digandakan secara Dimislkan Long-Run Production Function meng-
proporsionil maka produk akan bertambah gunakan dua input L dan K dinyatakan sebagai Q
dengan proporsi yang sama. = F (L, K) dan kemudian semua input digandakan
dengan t kali, maka :
dari aspek biaya, penambahan semua input
secara proporsionil biaya rata rata produksi
Q* = F ( tL, tK)
tidak berubah (konstant).
Q* = tS F (L, K)
Q* = tS Q
DRTS
Disebut juga kondisi Diseconomies of Scale, yaitu
S = disebut degree of linearly homogeneous
suatu kondisi teknologi produksi (jangka panjang)
procuction function, dan ada 3 kemungkinan
dimana pada kondisi DRTS :
nilai S, yaitu :
bila semua masukan digandakan secara
S = 1, mengindikasikan teknologi produksi
proporsionil maka produk akan bertambah
jangka panjang yang digunakan pada
dengan proporsi yang lebih kecil.
kondisi CRTS
dari aspek biaya, penambahan semua input
secara proporsionil akan menaikkan biaya rata S > 1, mengindikasikan teknologi produksi
rata produksi. jangka panjang yang digunakan pada
kondisi IRTS ( Economies of Scale)
S < 1, mengindikasikan teknologi produksi
jangka panjang yang digunakan pada
kondisi DRTS ( Diseconomies of Scale)
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
157 158
Q = L2 + 5LK + K2
MPL = 2L + 5K
MPK = 5L + 2K
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
159 160
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
161 162
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
163 164
Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai Long-run Production and Cost A. Yusuf Imam Sujai
165
REFERENSI