PENDAHULUAN
mempengaruhi orang percaya untuk tidak memahami Konsep mengikut Kristus yang benar.
Pengaruh pemikiran Copeland mengenai teologi Kemakmuran sudah diimani oleh banyak
orang percaya, sudah menjunjung tinggi ajaran ini tanpa meneyelidiki ajaran itu berdasarkan
kitab suci. Melalui pemikiran Copeland ini, orang percaya pada masa kini, tidak memiliki
tujuan yang jelas dalam mempercayai Yesus sebagai Tuhan, Tujuan menjadi pengikut Kristus
hanya supaya mengalami kesembuhan bagi orang yang mengalami penyakit dan bagi orang
yang mengalami kemiskinan supaya menjadi kaya. Adapun ajaran ini sangat menekankan
pada iman, yakni iman sebagai sarana dalam menggapai kemakmuran dari Tuhan.1
percaya pada zaman ini adalah bahwa kemiskinan merupakan hal yang fatal dalam kehidupan
orang percaya. Hal ini dikatakan karena kemiskinan merupakan pekerjaan iblis bahkan berasal
dari Iblis. Iblis adalah musuh dari Allah dan dialah bapa orang berdosa sekaligus sumber
segala kemiskinan, dan peran iblis dalam dunia ini adalah untuk mempengaruhi orang percaya
supaya menjadi pengikutnya sehingga orang percaya tidak akan mengalami kemakmuran
dalam hidup.2 Disisi lain, Allah adalah sumber kemakmuran yang merindukan orang percaya
mengalami kemamuran. Iblis berlawanan dengan Allah sebab yang ditawarkan iblis kepada
1
Herlianto, Teologi Sukses, ( Jakarta: Gunung Mulia, 1993) hlm 10
2
Kenneth Copeland, The Laws of Prosperity, (Fort Worth: KCP Publications, 1989) p 50
1
2
manusia dan yang ditawarkan Allah sangat berbeda. Iblis telah berusaha sekuat tenaga untuk
menjadikan orang percaya di bumi ini menjadi pengikutnya, sebab iblis tidak mau sendirian
mengalami kemiskinan sehingga iblis harus melakukan banyak strategi untuk mempengaruhi
orang percaya sehingga pada akhirnya menjadikan orang percaya menjadi pengikutnya. Orang
percaya yang hidupnya tidak makmur itu dikarenakan tipu daya iblis yang mempengaruhinya,
sebab orang tersebut terjerat dengan godaan iblis. Oleh sebab itu seseorang yang mengklaim
dirinya orang percaya tetapi tidak mengalami kemakmuran dalam hidupannya, maka dia
Copeland dalam ajarannya berpendapat bahwa sebelum Kristus mati di kayu Salib,
manusia hidup dalam k utukan kemiskinan, tetapi ketika Kristus telah mati di kayu Salib maka
kutukan itu dicabut dari manusia sehingga manusia yang hidup dalam Kristus dan mendapat
berkat. Copeland memahami Kutuk dalam konteks ini lebih mengarah kepada kemiskinan,
oleh sebab itu, kemiskinan merupakan hal yang tidak boleh terjadi di dalam kehidupan orang
percaya karena hal itu menjadikan Kristus tidak bermakna di dalam kehidupannya. 4 Dua hal
yang selalu disoroti Copeland dalam ajaran Teologi Kemakmuran, pertama mengenai
penyakit. Allah menghendaki orang percaya harus hidup dalam tubuh yang sehat tanpa
penyakit sebab penyakit merupakan dosa sekaligus kutukan yang datang dari Iblis. Allah tidak
akan diam bersama dengan orang yang mengalami penyakit sebab penyakit berasal dari iblis
dan orang yang telah mengalami penyakit telah berkomfromi dengan iblis, sehingga Allah
tidak mau hadir bersamanya sebab Allah tidak mau berkomfromi dengan iblis melalui orang
3
Kenneth Copeland, Blessed to be A Blessing, ( Fort Worth: KCP Publication, 1947) p 34- 40.
4
Kenneth Copeland, Force of Righteousness, (Fort Worth: KCP Publication, 1983) p 59
5
Kenneth Copeland, The Laws of Prosperity, (Fort Worth: KCP Publications, 1989) p 70- 76
3
Kedua, mengenai kemiskinan, dalam hidup orang percaya kekayaan harus menjadi
patokan iman dalam kekristenan. Kekayaan dalam hidup telah disediakan Allah bagi setiap
orang percaya, namun, Allah telah menetapkan sebuah syarat untuk menerima kekayaan itu,
yakni melalui iman. Iman merupakan hal sangat penting di dalam ajaran Copeland, sebab
hanya dengan imanlah orang percaya menggapai kemakmuaran dalam hidup.6 Berdasarkan
ajaran Teologi Kemakmuran menurut Kenneth Copeland yang dipaparkan diatas maka
Konsep ini merupakan konsep yang tidak benar sebab tidak mungkin kemiskinan
menjadikan orang Kristen menjadi pengikut iblis. Powell berpendapat bahwa murid Kristus
yang sejati adalah orang- orang yang mau menyerahkan kehidupannya selama hidupnya di
dalam dunia ini, Tuhan tidak pernah melihat kekayaan atau kemiskinan seseorang dalam
mengikut Dia. Yang Tuhan inginkan dalam kehidupan orang percaya adalah kerelahan hati
dalam mengikut Dia.7 Kemudian Caram mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan
bahwa setiap orang percaya akan mengalami kehidupan yang makmur, kaya. Jikalah Yesus
pernah menjanjikan seperti ini berarti Yesus adalah pribadi yang tidak bisa diteladani secara
mutlak. Alasannya adalah bahwa Yesus selama hidupnya tidak pernah mengalami kehidupan
yang makmur secara jasmani. Dia dari bayi sudah menderita, miskin, Dia dilahirkan ditempat
yang hina. Jadi, jelas bahwa Yesus tidak pernah menjanjikan kemakmuran hidup seseorang
dalam mengikut Dia.8 Robirosa mengatakan bahwa Kekristenan tidak didentik dengan
6
Kenneth Copeland, The Force of Love, (Fort Worth: KCP Publications, 1987) p 56
7
Dalam penjelasan diatas, Powel menjelaskan secara merinci mengenai Murid Sejati.
Sekalipun Powel tidak meyinggung istilah teologi Kemakmuran dalam bukunya, khususnya menurut
Copeland, penulis meyakini berdasarkan isi dari buku yang ditulis Powel menunjukkan kritisisasi
kepada Copeland. Dikutip dari: Paul W. Powell, Murid Sejati, ( Yayasan Kalam Hidup, Bandung,
1982) hlm 45- 50.
8
Caram dalam bukunya banyak memakai kata Makmur, kaya, sehat. Penulis meyakini bahwa
Caram mengkritisi Tologi Kemakmuran. Sekalipun Caram tidak menyebut nama secara ekspilisit
kemakmuran, kekayaan tetapi didentik dengan iman yang benar dan Kasih. Dalam mengikut
Yesus tidaklah berbicara mengenai kekayaan jasmani, melainkan kekayaan rohani. Untuk apa
memiliki kekayaan jasmanai, tetapi tidak mempunyai kekayaan rohani. Kekayaan jasmani
bersifat sementara, tetapi kekayaan rohani bersifat kekal. Yesus tidak pernah menawarkan
kekayaan yang sementara kepada orang- orang percaya, melainkan Dia menawarkan kekayaan
yang bersifat kekal. Yang terpenting dalam mengikut Yesus adalah dengan memiliki kekayaan
yang kekal itu.9 Ketiga pendapat tokoh diatas menjelaskan argumentasinya atas
2. Orang Kristen yang miskin disebut sebagai orang yang tidak beriman
Alkitab dengan gamblang mengatakan bahwa bahwa esensi iman bukanlah supaya kita
beroleh berkat materi tetapi supaya mengenal Pribadi Kristus Sipemberi berkat itu dengan
membelokkan iman Kristen yang sesungguhnya, dimana iman Kristen yang sesungguhnya
adalah beriman kepada Yesus bukan supaya menjadi kaya secara jasmani, tetapi esensi iman
dalam kekristenan mengajarkan iman keselamatan, yakni iman kepada Yesus supaya masuk
surga dan memperoleh hidup kekal bersama dengan Dia.10 Kemudian Kuswanto berpendapat
bahwa orang Kristen harus memahami esensi iman yang sesungguhnya, sebab dalam
kekristenan sangat menkankan yang namanya iman, dan hanya dengan iman kepada Yesuslah
tetapi berdasarkan isi dari bukunya, penulis meyakini bahhwa Caram mengkritisi Copeland. Dikutip
dari: Paul G. Caram, Mengubah Kutuk menjadi Berkat ( Jakarta, Nafiri Gabriel 1972) hlm 80- 90
9
Robirosa menjelaskan dalam bukunya yaitu mengenai perbandingan antara berkat jasmasni
dan rohani. Robirosa mengkritisi beberapa tokoh teologi Kemakmura, tetapi yang paling banyak
disoroti adalah Copeland. Dikutip dari: Christian Robirosa Teologi Kemakmuran, Malang, Gandum
Mas, 2009) hlm 70- 72
10
Daniel E. Founation, Yesus? Siapa Dia? (Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 2003), hlm
111- 115
1
5
orang beroleh keselamatan. Oleh sebab itu, esensi iman tidak boleh disalahmengeri oleh orang
Kristen.11 Selanjutnya Herlianto mengemukakan bahwa di era post modern ini, muncul ajaran-
ajaran yang tidak alkitabiah khususnya teologi kemakmuran menurut Copeland, dimana
Copeland mencoba mengesampingkan inti iman yang sesungguhnya itu. Oleh sebab itu,
semua orang harus Kristen harus hati- hati terhadap konsep yang demikian. Sebab ajaran
demikian bukanlah memperkuat iman kepada Yesus tetapi membelokkan inti iman sejati itu.12
teologi kemakmuran menurut Copeland mengenai orang percaya yang miskin disebut sebagai
3. Orang Kristen yang sakit disebut sebagai orang yang tidak mengalami kehadiran Allah
Sebuah konsep yang salah apabila Copeland meyakini ajaran yang demikian sebab ini
bukanlah ajaran Kristus. Schaeffer mengatakan bahwa Allah tidak pernah membeda- bedakan
manusia, khususnya orang- orang yang percaya kepada-Nya. Dihadapan Tuhan semua orang
adalah sama, tidak ada yang sakit, tidak ada yang sehat, tidak ada orang Yahudi dan tidak ada
orang Yunani. Kehadiran Tuhan dalam kehidupan seseorang tidak terletak masalah kesehatan
fisik seseorang melainkan terletak pada iman seseorang.13 Piper mengatakan bahwa dalam
11
Sekalipun Kuswanto tidak menyebut secara langsung nama Copeland dalam hal memahami
iman, tetapi ketika penulis membanding ajaran yang dianut oleh Copelad dengan buku yang ditulis
oleh Kuswanto, terlihat jelas bahwa Kuswanto mengkritik Copeland. Dikutip dari: Cornelius
Kuswanto, Teologi Kemakmuran menjatuhkan iman, Teologi salib menguatkan iman, (Jurnal pelita
zaman 6,1991), hlm 31- 32
12
Herlianto banyak mengkritik Teologi Kemakmuran menurut Copeland. Dikutip dari:
Herlianto, Teologi Sukses, ( Jakarta: Gunung Mulia, 1993),hlm 50- 51
13
Schaeffer dalam bukunya mengkritik secara langsung teologi Kemakmuran. Sekalipun tidak
menyinggung sediktipun nama Copeland, penulis tetap meyakini bahwa Schaeffer mengkritik
Copeland. Alasannya adalah bahwa Copeland tokoh teologi kemakmuran yang berpengaruh, mau tidak
mau , Schaeffer tetap menyinggung ajaran Copeland sekalipun tidak menuliskan namanaya. Dikutip
dari: Franky schaeffer harold fickett, A modest proposal for peacen prosperity and happiness ( new
work: Grand Rapids, 1984), p 90.
6
sejarah kehidupan Yesus selama Dia ada dalam dunia ini, Yesus tidak pernah membenci
orang- orang yang sakit secara fisik, bahkan Yesus sendiri menyembuhkan orang buta,
timpang. Yesus adalah Allah yang penuh kasih, Dia selalu membuktikan kasih- Nya kepada
semua orang. Allah tidak melihat apa yang dilihat oleh manusia, tetapi Allah justru melihat
apa yang tidak dilihat oleh manusia, oleh sebab itu, jangan pernah menilai kehadiran Allah
14
berdasarkan fisik seseorang. . Kemudian Kushner mengatakan bahwa dalam realita
kehidupan ini, Kushner belum pernah melihat tanda- tanda orang yang sakit fisik, seperti buta,
tuli, ditinggalkan oleh Tuhan, tetapi justru orang- orang yang seperti itulah Tuhan
karena membuktikan bahwa dihadapan Tuhan tidak ada diskriminasi, Tuhan memakai orang
sakit seperti Tuhan memakai orang yang sehat berdasarkan talentanya. 15 ketika tokoh
mengatakan bahwa orang percaya yang sakit tidak akan mengalami kehadirang Allah dalam
hidupnya.
B. Rumusan Masalah
sanggup Menolong Orang Kristen pada masa kini Memahami Konsep Mengikut Kristus
Dengan Benar?
14
Piper menerangkan sejarah Yesus mulai dari mujizat yang dikakuan-Nya hingga pada
Kematian-Nya. Dalam bukunya dia menjelaskan bahwa Yesus banyak melakukan kesembuhan kepada
orang- orang yang sakit, Yesus tidak membencinya, tetapi justru menyembuhkan. Hal ini menunjukkan
bahwa Piper tidak secara langsung mengkritik Copeland. Dikutip dari: John Piper, Penderitaan Yesus
Kristus, ( Surabaya, Momentum, 2005) hlm
15
Kushner dalam bukunya, langsung melihat dalam realti kehidupan sehari- ari bahwa Allah
tidak pernah meninggalkan orang yang cacar, tuli, dll. Justru sebaliknya Allah memakainya secara luar
biasa. Penulis, tetap meyakini bahwa Kusher mengkritik Copelad tetapi tidak secara langsung. Dikutip
dari: Harold S. Kushner, Derita, Kutuk atau Rahmat, ( Yokyakarta: Kansius, 1987), hlm 60 67.
7
C. Tujuan Penelitian
Kenneth Copeland sanggup Menolong Orang Kristen pada masa kini Memahami Konsep
D. Hipotesa Penelitian
Menolong Orang Kristen pada masa kini Memahami Konsep Mengikut Kristus Dengan
Benar.
Mengingat bahwa evaluasi kritis ini hanya mengkritisi teologi Kemakmuran dari sudut
pandang Kenneth Copeland, maka hasil penelitiannya bersifat terbatas dan perlu penelitian
lebih luas jika hendak mengkritisi teologi Kemakmuran diluar Kenneth Copeland.
F. Definisi Operasional
terjadi
Orang Percaya : Orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
KAJIAN PUSTAKA
Memahami Konsep Mengikut Yesus merupakan suatu ajaran yang sangat penting
diajarkan dalam kehidupan orang percaya sebab banyak orang percaya akhir- akhir ini tidak
memahami dengan benar arti mengikut Yesus yang benar. Oleh sebab itu ajaran konsep
Mengikut Yesus harus dipahami berdasarkan Alkitab, bukan pada pengalaman, pemahaman
yang subjektif. Adapun ayat- ayat mampu menolong untuk memahami konsep mengikut Yesus
dengan benar adalah: Matius 16: 24- 25, konsep mengikut Yesus harus dibangun pada
pemahaman yang berasal dari Alkitab sebab Alkitab merupakan dasar dalam memahami
ajaran Kristen khususnya konsep mengikut Yesus. Adapun teks ini mengajarkan kepada orang
percaya bahwa setiap orang yang mengikut Yesus harus mau menyangkal dan memikul
salibnya. Teks ini menjelaskan bahwa dalam mengikut Yesus akan banyak tantangan- tantanga
yang akan kita dihadapi, dan tantangan- tantangan ini harus tetap dihadapi dan maju terus,
jangan mundur karena Yesus tetap bersama dengan orang percaya. Lukas 19: 1- 10, teksi ini
juga menjelaskan bahwa dalam mengikut Yesus harus berani meninggalkan sesuatu yang
membuat dia nyaman, bahkan juga harus berkorban. Dalam mengikut Yesus harus banyak
pengorbanan yang dilakukan sebab Yesus sendiri juga sudah berkorban bagi manusia. Lukas
18: 22, teks ini menjelaskan seorang muda yang kaya harus menjual segala kekayaan yang
dimiliki dalam mengikut Yesus. Dengan kata lain ialah bahwa dalam mengikut Yesus, Tuhan
9
tidak pernah menjanjikan setiap orang yang mengikt Dia dijamin hidup dalam berkelimpahan,
Sebagai orang percaya, sudah sepan tasnya mengetahui dengan baik konsep mengikut
Kristus yang benar. Pemahaman mengikut Kristus dalam Matius 16: 24 adalah bahwa Yesus
berada di posisi paling depan dan orang percaya mengikuti dari belakang. Konsep mengikut
Kristus berarti Kristus yang adalah Tuhan yang harus dikuti, segala perintah dan ketetapan
harus menurut Kristus dan yang mengikuti adalah orang Kristen atau orang yang percaya
pada- Nya. Orang Percaya harus hidup dalam aturan- aturan yang ditetapkan Oleh Kristus.
Kristuslah yang menentukan segala aturan- aturan dan orang percaya harus mengikuti aturan-
aturan tersebut.17 Apa bila seorang berdoa kepada Tuhan dan memaksakan kehendaknya
supaya Tuhan mendengarkan dan memberikan apa yang menjadi doanya, itu berarti bahwa
orang tersebut bukanlah mengikut Yesus tetapi mengikuti kehendaknya. Seharusnya ketika
seseorang berdoa kepada Tuhan, semuanya harus berdasarkan kehendak Allah, kedaulatan
Allah, kemurahan Allah dan apapun hasilnya kita harus tetap taat dan mengikut Yesus.18
Arti mengikut Yesus bukan bersifat egosentris tetapi Theosentris. Artinya adalah
bahwa dalam mengikut Yesus orang percaya tidak boleh berpikir bahwa dalam mengikut
Yesus saya pasti mendapatkan kemakmuran hidup secara jasmani. Seharusnya pemahaman
yang harus dimiliki oleh orang percaya dalam mengikut Yesus adalah saya harus menyukakan
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harisson,, The Wycliffe Bible Commentary,( Malang:
16
9
11
hati Tuhan dan saya mau hidup berdasarkan aturan- aturan yang ditetapkan oleh Tuhan.
Dalam mengikut Yesus orang percaya harus memiliki kasih yang sungguh- sungguh
kepada Allah karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Demikian juga orang percaya
harus mengasihi Allah. mengikut Yesus bukanlah karena dilahirkan dari keturunan orang
Kristen tetapi harus betul- betul mengalami Yesus secara pribadi sehingga pada akhirnya
memiliki kasih yang sungguh- sungguh kepada Yesus.20
Pemahaman yang dipaparkan oleh Crosby dalam mengikut Yesus menjelaskan bahwa
dalam mengikut Yesus harus memiliki kasih yang sungguh, lagipula orang yang disebut
sebagai pengikut Yesus bukanlah karena dilahirkan dari keturunan orang percaya tetapi harus
mengalami Tuhan dalam hidupnya. Pemahaman ini menunjukkan bahwa dalam mengikut
Yesus harus mengasihi Yesus, harus memuliakan Tuhan, dan semuanya harus bersifat
Theosntris sehingga pada dalam mengikut Yesus hanya mendatangkan kumilaan bagi Tuhan
saja.
Sebagai orang percaya sudah seharusnya mengetahui dengan benar apa saja yang
menjadi syarat dalam mengikut Yesus supaya tidak salah langkah dalam mengikut Yesus:
a. Menyangkal diri
Menyangkal diri menurut Matius 16: 24 adalah sebuah keharusan bagi orang percaya
sebab Kristus sudah terlebih dahulu menyangkal bahkan mengosongkan diri- Nya ketika Dia
mati di kayu salib. Menyangkal diri bagi orang percaya adalah berusaha melenyapkan segala
keinginan- keinginan pribadi yang membuatnya menjauh dari Tuhan, sebab banyak keinginan-
19
John Piper, Kesukaan Allah ( Surabaya: Momentum, 2008), hlm 78- 80
20
Michael, H. Crosby, Apakah Engkau Mengasihi Aku? ( Jakarta: Gunung Mulia, 2009), hlm
90
12
keinginan manusia yang berlawanan dengan keinginan Tuhan. Keinginan atau kehendak
Tuhan sudah menjadi hal yang mutulak untuk diutamakan dari pada keingginan manusia. 21
Memang sangat menyakitkan bagi manusia karena manusia mempunyai keinginan- keinginan
yang banyak tetapi ini sudah menjadi syarat yang Yesus tentukan dalam mengikuti- Nya. 22
Manusia dilahirkan bukanlah tanpa keinginan. Dan keinginan manusia itu bermacam-
macam, bahkan manusia tidak segan- segan melakukan apapun dalam mewujudkan
keinginannya. Inilah yang menjadi masalah sehingga manusia tidak menyangkal diri
dalam mengikut Yesus. Manusia lebih menonjolkan keinginannya dari pada keinginan
Tuhan. Oleh sebab itu, dalam mengikut Yesus, orang percaya harus mengesampingkan
keinginan pribadi demi mewujudkan keinginan Tuhan.23
Ken Ham, dkk, terlihat jelas bahwa mereka mengamati bahwa banyak orang percaya yang
berusaha mengejar atau mewujudkan apa yang menjadi cita- citanya atau keinginannya. Dan
ini merupakan sebagai penghalang dalam kehidupan orang percaya untuk menyangkal diri.
b. Memikul Salib
Dalam Matius 16: 24 dijelaskan bahwa Salib merupakan lambang penderitaan bagi
orang percaya, sebab dalam mengikut Yesus orang percaya akan memikul setiap penderitaan
yang dihadapi. Dengan kata lain adalah bahwa dalam mengikut Yesus sudah otomatis
penderitaan terjadi dalam kehidupan orang percaya. 24 Jangan ada pemikiran dalam hidup
orang percaya bahwa dalam mengikut Yesus supaya menjadi makmur, sukses,dll, malah
sebaliknya justru banyak penderitaan- pernderitaan yang terjadi dalam hidup kita. Yesus telah
21
Frederick Dale Bruner, Matthew, ( London: Word Publishing, 1990) p. 590
22
Richard M. Daulay, Faith in Action, ( Jakarta: Gunung Mulia, 2001), hlm 93
23
Ken Ham dkk, Jawaban Pasti, ( YokyakartaL: ANDI, 1990), Hlm 78
24
Frederick Dale Bruner, Matthew ( London: Word Publishing, 1990), p 591
13
menderita sepanjang hidupnya di bum ini, bahkan Dia tidak pernah mengajarkan supaya
setiap kehidupan orang percaya penuh dengan kebahagiaan namun justru yang diajarkan harus
Dalam segala beban pergumulan dalam mengikut Yesus, orang percaya tidak boleh
langsung marah sama Tuhan bahkan langsung menyangkal Tuhan dalam
kehidupannya. Tetapi orang percaya harus belajar tabah dalam mengikut Yesus, sebab
penderitaan yang dialami oleh orang percaya bukanlah membawa kita kepada
kebinasaan tetapi membawa kita kepada kualitas kerohanian dihadapan Allah.26
Penjelasan yang dipaparkan oleh Mulyono terlihat bahwa dalam mengikut Yesus pasti
menglami banyak tantangan sehingga dia memuculkan sebuah solusi supaya tetapa tabah
dalam menghadapai segala penderitaan itu sebab penderitaan itu tidak membawa kita kepada
kebinasaaan melainkan sebaliknya untuk menguji kualitas rohani kita dihadapan Allah.
Upah mengikut Yesus merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam kehidupan
orang percaya sebab berbicara mengenai upah adalah berbicara mengenai sasaran dalam
mengikut Yesus. Akan tetapi Upah mengikut Yesus harus dipahami dengan benar sebab
banyak orang percaya memahami upah mengikut Yesus hanya sebatas hal- hal jasmani seperti
kaya, sehat, dll. Kesalahan dalam memahami upah mengikut Yesus akan salah memahami arti
iman yang sesungguhnya. Jikalau upah hanya dipahami sebatas kehidupan jasmani, maka
sudah tentu iman digunakan sebagai sarana mencapai upah tersebut. Penulis bukan berarti
menolak ketika seseorang hidup setia dalam mengikut Yesus, kemudian Allah memberkati
hidupnya dan menjadikan itu sebagai upah akan kesetianya. Penulis, menerima pemahaman
25
John Piper, The Passion of Jesus Christ,( Surabaya: Momentum, 2005), hlm 35
26
Y. Bambang Mulyono, Teologi Ketabahan, ( Jakarta: Gunung Mulia, 1996), hlm 98
14
tersebut, akan tetapi pemahaman tersebut tidak mutlak untuk semua orang, sebab banyak
orang percaya yang setia dalam mengikut Yesus justru hidupnya miskin dan mengalami
penyakit. Upah mutlak dalam mengikut Yesus bukan terletak pada kehidupan selama di dunia
ini, tetapi kehidupan setelah kematian yakni hidup kekal. 27 Wright menambahkan bahwa:
Seharusnya manusia harus menyadari dengan baik apa yang menjadi tujuan hidup ini,
banyak orang bercita- cita ingin menjadi orang kaya, sukses, dll. Betul, itu tidak salah,
akan tetapi tujuan hidup mereka hanya berhenti sampai disitu saja. Tujuan hidup yang
sesungguhnya adalah memperoleh hidup yang kekal di dalam surga. Oleh sebab itu,
selama manusia masih bisa bernafas, belajarlah memahami akan tujuan hidup yang
sesungguhnya, supaya tidak kecewa dalam hidup ini.28
Dari penjelasan ini, Wright terlihat jelas bahwa dia mengungkap pengamatan yang dia
lakukan yakni banyak orang yang hanya melihat tujuan hidup hanya sebatas hidup di dunia ini
saja tanpa menengadah lebih jauh lagi. Dalalam pengamatan itu juga terlihat bahwa Wright
menyadari bahwa tujuan hidup manusia tidak berhenti sampai di dunia ini saja melainkan
Pemahaman upah dalam mengikut Yesus tidak boleh dipahami dari sudut pandang
manusia, melainkan dari sudut pandang Allah yang kekal itu. Adapun upah yang Allah
sediakan bagi orang percaya bukanlah hal- hal yang bersifat dunia saja. Tetapi upah yang
sesungguhnya yang Tuhan sediakan adalah Hidup kekal dalam kerajaan- Nya. Pemikiran
seperti ini harus diubah menjadi pemikiran- pemikiran rohani sehingga tidak salah memahami
apa yang menjadi pemikiran Tuhan khususnya mengenai upah dalam mengikut Yesus.29
27
David Santoso, Hakekat dan Kritik Terhadap Teologi Kemakmuran ( dengan Eksposisi
Wahyu 3: 14- 20,Jurnal Pelita Zaman 6 ( 1991), hlm 4
28
N. T. Wright, Jalan Tuhan, ( Jakarta: Waskita Publishing, 2010), hlm 93
29
Richard L. Pratt, Menaklukan segala pikiran kepada Kristus, ( Malang: SAAT, 1994), hlm 98
15
Banyak orang percaya hari ini tidak memahami arti mengikut Yesus dengan benar.
Mereka menjadikan berkat- berkat- Nya sebagai standard keberhasilan dalam mengikut Yesus.
Mereka banyak menyibukkan diri dalam pelayanan dengan tujuan supaya mendapat berkat-
Nya. Mereka sama dengan seorang pembantu yang bekerja kepada majikan hanya mendapat
hadiah ataupun bayarannya. Pemahaman- pemahaman seperti ini sudah menjalar dalam
kehidupan orang percaya. Mereka hanya memusatkan perhatian terhadap berkat- Nya dan
mengabaikan sumber dari berkat itu. Pemahaman- pemahaman seperti ini telah salah
mengartikan iman. Iman dijadikan hanya sebagai sarana dalam menggapai segala sesuatu
yang dibutuhkan mereka, dan ketika tidak mendapatkan akan apa yang diinginkan mereka
mengaggap diri mereka kurang beriman dihadapan Allah, dan ketika mendapatkan apa yang
dibutuhkan itu mereka mengklaim bahwa mereka memiliki iman yang luar biasa dihadapan
Allah. Kesalahan dalam mengikut Yesus hari ini akan membutakan mata rohani kehidupan
Banyak orang percaya hari ini dalam kepercayaannya kepada Tuhan tidak memahamu
dengan benar apa yang menjadi Visi Allah, sehingga sebagai orang percaya tidak sungguh-
sungguh menunjukkan diri sebagai orang percaya. Oleh sebab itu dalam mengikut Yesus,
orang percaya harus memahami apa yang visi Allah. Adapun Visi Allah adalah supaya nama
B. Teologi Kemakmuran
1. Definisi Teologi Kemakmuran
30
Christian Robirosa , Teologi Kemakmuran, (Malang: Gandum Mas, 2009), hlm 47- 48
31
Anne Graham Lotz, Visi Kemuliaan Allah, ( Bandung: Lembaga Literatur Babtis), hlm 101
16
hidup orang percaya sebagai bukti orang tersebut memiliki iman. 32 Doktrin Teologi
Kemakmuran mengajarkan bahwa kemakmuran telah disediakan Allah bagi setiap orang
percaya, tetapi Allah telah menetapkan sebuah syarat untuk menerima kemakmuran tersebut,
yaitu melalui iman. Doktrin Teologi Kemakuran sangat menekankan iman dalam hidup
orang percaya sehingga doktrin ini sering disebut sebagai Teologi Iman. Menurut doktrin ini,
iman harus dibuktikan secara konkret melalui hidup dalam kemakmuran dan tujuan iman
digunakan adalah untuk menggapai hidup yang makmur. Kemakmuran menjadi patokakan
dalam hidup orang percaya dan kemakuran menjadi tujuan utama dalam kehidupan orang
We are wooed and won today by treasure, pleasure, and leisure. We work for these,
live for these, and die for these. There are few things we are tempted with as much as
things, thrills, and time we havent learned how to use wisely. Its hard to hear in times
of prosperity. in prosperity the destroyer shall come ( Job 15: 21). We become so
self- sufficient and supposedly statisfied. Of the Lord God said, I spoke to you in
your prosperity, but you said, I will not listen . (Jeremiah 22: 21). The vision and
voice of God blurred, sometimes entirely banished, when so much as a small coin is
held too close to the eyes or let fall on the pavement of a business venture.34
Penjelasan yang diparkan oleh Drescher terlihat bahwa orang- orang percaya hanyalah
datang kepada Yesus hanya bertujuan untuk mendapatkan kemakuran secara jasmani.
Drescher mengatakan bahwa Allah telah berfirman dalam kemakmuran- Nya untuk
menjadikan orang percaya hidup dalam kemakmuran tetapi manusia tidak mendengarkan
Allah. Pernyataan seperti ini menjadikan kemakmuran menjadi perintah primer dalam
kekristenan.
32
Herlianto, Teologi Sukses, ( Jakarta: Gunung Mulia, 1993),hlm 50- 51
33
Kenneth Copeland, The Laws of Prosperity, (Fort Worth: KCP Publications, 1989) p 50
34
John M. Drescher, Follow Me; Christian discipleship for today, ( Scottdale, Hearld Press,
1971), p 105
17
E. W Kenyon berasal dari Inggris dan beliau adalah tokoh yang pertama mencetuskan
doktrin Teologi Kemakmuran pada tahun 1867-1948. Kenyon adalah seorang pengkhotbah,
pendidik bahkan penulis yang hebat. Padamulanya Kenyon dari gereja Metodist, Karena ada
sedikit masalah dalam gereja Methodist, akhirnya beliau pindah ke gereja Baptis dan pada
akhirnya ke Pentakosta. Dalam doktrin yang diajarkan Kenyon, Kenyon sangat menekankan
Iman. Kenyon memahami iman sebagai sarana untuk mendapat Kemakmuran dalam hidup. 35
Setelah Kenyon memulai ajaran ini, beliau menyebut ajaran ini dengan sebutan Theologi
Kemakmuran. Pada akhirnya, muncullah banyak tokoh- tokoh yang mempercayai dan
Alasan mengapa ajaran Teologi Kemakmuran dapat menarik banyak orang adalah
karena akibat dari kemajuan perekonomian dan sekularisasi yang terjadi di Amerika pasca
Perang Dunia II Amerika ( 1941- 1945) mengalami perkembangan ekonomi yang luar biasa.
Kemakmuran merupakan hal yang sangat mudah didapat dan berlahan-lahan pola pemikiran
kekosongan rohani dalam diri banyak orang. Dalam keadaan yang demikianlah ajaran Teologi
Amerika pada masa itu, maka cara pemujuaan kepada Tuhan yang dilakukan oleh penganut
Teologi Kemakmuran adalah Praise and Worship yang muncul pada tahun 1960- an. Cara
Pemujaan yang demikian dianggap lebih menghidupkan iman, bahkan dapat melihat
35
E. W. Kenyon, The two Kinds of Life, ( 1970) p. 89
36
William James, The Varieties of Religious Experience, ( New Work: A Mentor Book, 1958),
p. 69.
18
kehadiran Tuhan, sehingga bagi orang sakit akan disembuhkan, bagi orang miskin akan
Until a few years ago, I, too, did not fully comprehend this simple concept. But, after
years of overseas ministry and character shaping experience, all of which culminated
with an overwhelming personal tragedy, God revealed to me the power of this simple
truth. Praise and worship brings us healing and deliverance. You do not need to wait for
years, as I did, to begin to understand and experience the power of this concept. The
power of praise and worship is available to you and all believers now. Today you can
begin to experience healing and deliverance in every area of your life.38
Pernyataan yang dijelaskan oleh Terry Law bertujuan untuk memperkenalkan sebuah
konsep penyembahan yang baru kepada publik. Adapun konsep tersebut adalah praise and
worship. Dalam konsep penyembahan ini hanya menekankan doa dan penyembahan kepada
Tuhan tanpa menekankan Firman Tuhan yang lebih mendalam. Kemudia Terry Law
menjelaskan dalam konsep penyembahan seperti ini bertujuan untuk mendatangkan kesehatan
Pengaruh Teologi Kemakmuran ini sudah menjadi sebuah ajaran yang diimani oleh
banyak orang. Ajaran ini mengklaim iman sebagai sarana untuk mendapatkan hal- hal jasmani
saja sehingga dengan demikian orang percaya sudah kehilangan motivasi dalam mengikut
Kristus, orang percaya datang ke gereja bukan lagi supaya menyembah Tuhan melainkan
supaya mendapat berkat- berkat jasmani. Mereka yang dulunya miskin berharap supaya
menjadi kaya, mereka yang dulunya sakit akan mengalami kesembuhan. Motivasi demikian
tidak lagi menjadikan Yesus sebagai pribadi yang disembah melainkan hanya sebagai pemberi
37
Janice Christie, Evaluasi Kritis Konsep Mengikut Yesus dalam Teologi Kemakmuran
berdasarkan Matius 8: 18- 22, Skripsi ( 2007), hlm 12- 14
38
Terry Law, The Power of Praise and Worship, ( Tulsa: Victory House Publishers, 1985) p 1
19
berkat saja. Konsep demikian telah mempengaruhi kehidupan orang percaya dan tidak
Adapun ajaran Teologi Kemakmuran mengenai berkat- berkat adalah bahwa Teologi
ini mengajarkan agar setiap orang percaya harus mendapat berkat sebagai bukti bahwa orang
tersebut sebagai orang Percaya. Berkat- berkat dalam ajaran Teologi Kemakmuran selalu
dipahami secara jasmani saja bahkan berkat jasmani merupakan esensi kekristenan dalam
membangun relasi antara Allah dan umat- Nya. Adapun berkat- berkat jasmani yang dimaksud
dalam bagian ini adalah berkat kekayaan dan kesehatan. Sehingga dengan pemahaman ini
terbentuk sebuah pernyataan bahwa setiap orang percaya harus kaya dan sehat.40
Memang masih banyak orang percaya pada saat ini tidak mengerti apa itu teologi
Kemakmuran bahkan tokoh- tokohnya juga mereka tidak tahu akan tetapi pengaruh dari ajaran
ini sangat berdampak dalam kehidupan orang percaya pada hari ini. Pengaruh itulah yang
menjadikan orang percaya keliru dalam mengikut Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
dalam kehidupan mereka. Banyak hamba Tuhan yang ketika di mimbar mereka tidak
mengajarkan pribadi Yesus tetapi mereka mengajarkan berkat yang dari Yesus itu kepada
setiap jemaat. Adapaun argumentasi mereka adalah karena dalam memperkeknalkan Yesus
kepada orang tidak mungkin membawa pribadi Yesus kepada mereka tetapi harus
memperkenalkan berkatnya yang bisa dilihat dan dirasakan sebab apabila memperkenalkan
pribadi Yesus tentu tidak mungkin karena Yesus berada dalam surga. Metode teologi
kemakmuran ini seharusnya harus dilakukan untuk memenangkan banyak orang untuk
Kristus. Argumentasi itu sepertinya masuk akal, tetapi kekeliruannya sangat fatal sebab
39
Herlianto, Teologi Sukses,hlm 60
40
Kenneth Copeland, He did it all for you, ( Forth Worth: Kenneth KCP Publications, 1988) p
45
20
konteks teologi kemakmuran pada masa ini adalah bahwa para tokoh teologi kemakmuran
mengajarkan ajaran ini justru di mimbar, artinya kepada orang- orang yang sudah lama
mengikut Yesus. Tentu ini menjadi masalah, kalau sudah lama menjadi orang percaya,
mengapa metode yang dilakukan adalah metode memperkenalkan Yesus lagi?. Seharusnya
metode yang dilakukan adalah berkorban untuk Kristus. Dari argumentasi diatas terlihat
bahwa para tokoh teologi kemakmuran berusaha sekuat tenaga mereka untuk mempengaruhi
orang percaya dengan berbagai cara yang seolah- olah masuk akal. Itulah sebabnya orang
percaya pada masa ini banya terjebak dalam ajaran ini. kemudian masalah selanjutnya adalah,
tokoh- tokoh teologi kemakmuran mengajarkan teologi kemakmuran tidak hanya sebatas
metode dalam penginjilan tetapi justru menjadikan sebuah doktrin. Tentu argumentasi mereka
Kenneth Copeland Lahir di Lubbock, Texas, Amerika 6 Desember 1936, nama istrinya
adalah Gloria Copeland, lulusan dari Oral Roberts University. Oral Roberts University adalah
sebuah sekolah yang didirikan oleh Oral Robert sendiri di Tulsa pada tahun 1963 yang juga
penganut teologi Kemakmuran. Kenneth Copeland memiliki tiga anak yakni: Terri Pearsons,
Kenneth Copeland dulunya bukanlah orang percaya tetapi atas berkat dari Gloria, sang
istri yang dengan tekun menjelaskan kepadanya tentang ajaran Kristen, maka pada akhirnya
Kenneth Copeland percaya kepada Tuhan. Tidak lama sesudahnya mereka menikah, dan
41
Ibid, p.20
42
http://kennethcopelandblog.com/2010/08/01/kenneth-and-gloria-copeland-the-untold-
story/diakses tgl 1 Maret 2016
21
mereka tinggal dalam sebuah tempat yang sederhana bersama dengan orang- orang yang
menderita lainnya. Copeland menjadi sosok pribadi yang takut akan Tuhan dan mau berharap
kepada Tuhan sehingga rasa cinta kepada Tuhan dan sesama semakin tertanam dalam
kehidupannya. Copeland melihat orang- orang disekitarnya yang telah hidup dalam sakit-
penyakit dan kemiskianan sehingga dia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan melihat keadaan
orang- orang yang ada disekitarnya. Copeland mulai memberitakan firman Tuhan kepada
orang- orang disekitarnya dan memberi pengharapan supaya percaya kepada Tuhan. Pada
tahun 1968, Copeland mengambil keputusan untuk kuliah kependetaan di Oral Roberts
university, Tulsa, setelah beliau tamat, beliau mulai memberitakan Injil melalui radio, melalui
lagu- lagu yang diciptakannya bersama dengan istrinya. Inilah permulaan pelayanan yang
dilakukan oleh Kenneth Copeland sehingga namanya mulai dikenal orang sebagai pemberita
Secara garis besar, doktrin yang diajarkan oleh semua tokoh Teologi Kemakmuran
adalah sama, bahkan saling berkaitan yang satu dengan yang lain. Yang membedakan
hanyalah Latar belakang kehidupan, dan konteks pelayanan yang dilakukan oleh setiap tokoh
iman untuk makmur .44 Adapun tokoh- tokoh penganut Teologi Kemakmuran ini beraliran
43
http://kennethcopelandministries.org/, diakses 1 Maret 2016
44
S. Christ ian Robirosa. S, Teologi Kemakmuran, hlm 78
45
Tokoh Penganut Teologi Kemakmuran baraliran Pantekosta dan Kharismatik, akan tetapi
orang percaya tidak boleh mengklaim setiap Kristen yang beraliran Pantekosta dan Kharismatik adalah
penganut Doktrin Teologi Kemakmuran sebab tidak semua dari kalangan Pantekosta dan Kharismatik
menerima Doktrin ini ( Dikutip dari: Herlianto, Humanisme dan Gerakan Zaman baru, ( Bandung,
Kalam Hidup, 1991), hlm. 97
22
Berdasarkan Latar belakang kehidupan dan konteks pelayanan yang dilakukan oleh
Dalam Kejadian 1: 26- 27 mengenai Gambar dan Rupa Allah dipahami bahwa Allah
dan manusia memiliki natur yang sama sehingga pada waktu Allah menciptakan manusia di
taman Eden, Allah membentuk dan menciptakan rekan yang senatur dengan Dia. Ketika Allah
menciptakan manusia menurut Gambar dan Rupa Allah, Allah langsung menyalin secara
sempurna wajahnya kepada manusia.46 Cerullo sepaham dengan ajaran ini sehingga dalam
sebuah khotbah, dia pernah mengatakan didepan orang banyak bahwa: pada saat ini, engkau
tidaklah melihat saya, tetapi engkau sedang melihat Allah.47 Pernyataan ini mempertegas
bahwa orang- orang percaya adalah Allah sendiri. Berhubungan dengan ini, Hinn pernah
mengungkapkan demikian, Orang percaya tidak memiliki Allah di dalam hidup mereka, sebab
merekalah Allah itu.48 Allah dan orang percaya bersatu menjadi satu Roh sehingga orang
46
Kenneth Copeland, The Laws of Prosperity, p. 77- 80
47
Morris Cerullo, The back Side of Satan, ( La Habra, Creaton House, 1973). p 200- 202
48
Benny Hinn, Darah: Kuasanya Dari Kejadian sampai Yesus sampai kepda anda,
( Jakarta: Immanuel, 1993), hlm 33
49
Kenneth Copeland, Believers Voice of Victory, p. 45
23
Pernyataan demikian, Copeland berpendapat bahwa Allah dan manusia memiliki natur
yang sama bahkan manusia sanggup menciptakan segala sesuatu khususnya dapat menjadikan
dirinya menjadi kaya. Yang membedakan Allah dan manusai bukanlah pada naturnya tetapi
pada tingkatan. Allah memiliki tingkatan sedikit lebih tinggi dari manusia, sehingga manusia
tidak bisa menciptakan manusia. Inilah argumentasi Copeland bahwa manusia disebut sebagai
Allah- Allah kecil.50 Manusia sebagai Allah dapat berdoa kepada diri sendiri bahkan dapat
melakukan segala sesuatu menurut kehendaknya termasuk kehendak untuk menajadi kaya.51
Masalah terbesar bagi manusia pada masa itu adalah mengenai kejatuh kedalam dosa
( Kejadian 3). Hidup manusia yang dulunya makmur dan memilik hubungan yang baik
dengan Allah, sekarang jadi miskin dan mengalami kutukan.52 Allah harus menjelma menjadi
kemakmuran sepertinya sediakala. Alasan manusia menjadi miskin adalah karena Allah telah
mengutuk manusia menjadi miskin ( Kejadian 3: 16- 19). Kutuk dalam pemahaman
Copeland adalah kemiskian. Sebelum Yesus datang ke dalam dunia, manusia menjalani hidup
dalam kemiskinan dan kemiskinan tidak akan berakhir apabila Allah tidak berinkarnasi.
Tujuan Yesus datang ke dalam dunia adalah untuk melepaskan manusia dari kutukan sehingga
oleh manusia, maka iblispun merasa kecewa kepada Allah karena iblis takut sendirian yang
50
Kenneth Copeland, Prosperity promises, ( Fort Worth: KCP Publication, 1948) p. 50.
51
Ibid 1
52
Kenneth Copeland, Force of Righteousness, p .73
53
Ibid, p 80
24
mengalami penderitaan di bumi ini, sehingga iblis akan menggunakan banyak cara untuk
memisahkan manusia dengan Allah dan menjadikan manusia miskin sehingga manusia
menjadi pengikut iblis. Tujuan Yesus datang kedalam dunia ini untuk menghancurkan kutukan
yang telah terjadi dalam peristiwa Adam dan Hawa sebab pada waktu manusia telah terkutuk,
manusia tidak bisa berkomunikasi dengan Allah untuk menyampaikan segala penderitaan
yang dialami oleh kehidupan orang percaya. Sebelum Allah menjelama menjadi manusia,
manusia dimuka bumi ini mengalami penderitaan yang tidak henti- hentinya. Allah dalam
anugerahnya menjelma menjadi manusia karena tidak tahan melihat penderitaan rekan- Nya
( Keluaran 1: 1- 22). Allah harus menjelma menjadi manusia supaya kutukan yang melekat
dalam diri manusia itu menjadi lepas sehingga manusia akan terlepas dari belenggu
Kedatangan Yesus ke dalam dunia ini bukanlah tanpa tujuan dan bukanlah tanpa visi.
Allah datang kedalam dunia karena Allah telah melihat penderitaan umatnya beribu-
ribu tahun, hal ini membuat hati Tuhan merasa berbelas kasihan kepada umat- Nya.
Penderitaan umat yang dipilihnya yakni Israel berawal dari perbudakan ditanah Mesir,
Allah membangkitkan seorang pemimpin yang bernama Musa tetapi Musa tidak
sanggup memberi kebahagiaan kepada umat- Nya bahkan Musa sendiri tidak masuk ke
tanah Kanaan yang berlimpah susuh dan madunya. Inilah yang menjadi Tujuan Allah
datang ke dalam dunia ini yakni untuk membebasakan umat- Nya dari kemiskinan.55
Pemahaman Hagin ini dapat dilihat bahwa dia tidak melihat tujuan Allah secara esensi,
tidak memahami dengan benar mengenai kejatuhan manusia ke dalam dosa sehingga pada
akhirnya dari penjelasaanya diatas menunjukkan kedatangan Yesus ke dalam dunia untuk
memberi kekayaan secara jasmani semata. Hagin berpendapat bahwa visi utama Allah yang
54
Kenneth Copeland, Blessed to be A Blessing, p. 42
55
Kenneth E. Hagin, Cara berpikir yang benar dan yang keliru, ( Jakarta, Yayasan Pekabaran
Injil IMMANUEL 1987), hlm 23
25
menjelma menjadi manusia karena Allah melihat penderitaan umat- Nya secara jasmani
Kutukan adalah hasil dari sebuah tindakan yang tidak berkenan dihadapan Allah sebab itu
kutukan tidak boleh terjadi dalam kalangan orang percaya. Manusia miskin mulai zaman
Adam sampai sebelum kedatangan Yesus itu dikarenakan kutukan setelah melakukan
pelanggaran dihadapan Allah. Demikian juga kutukan ini terjadi pada zaman ini, itu
mengakibatkan kutukan itu terjadi karena orang percaya telah melakukan sebuah pelanggaran
56
dihadapan Allah bahkan pelanggaran itu belum dibereskan dihadapan dengan Allah. Ini
menjadi standard bagi orang percaya bahwa kutukan tidak boleh terjadi dalam kehidupan
orang percaya. Orang percaya harus menghindar dari kutukan kemiskinan itu. Cara yang
dilakuan oleh orang percaya untuk menghindari dari kutukan kemiskinan itu dengan cara
memiliki iman yang kuat dihadapan Allah, mau meminta kekayaan itu dari Tuhan sehingga
Iblis tidak memiliki harta, iblis tidak memiliki kekayaan, karena Iblis telah terkutuk
pada waktu mencobai Adam dan Hawa dan Allah tidak akan membebaskan iblis dari kutukan
itu sampai kapanpun karena iblis dengan Allah bermusuhan ( Kejadian 3: 14). Kemudian
dalam Kejadian 3: 15 bahwa iblis bermusuhan dengan manusia. Iblis dan manusia memang
sudah bermusuhan tetapi iblis juga berusaha supaya manusia dengan dirinya berdamai dengan
56
Kenneth Copeland, Covenant Blood, ( Fort Worth: KCP Publication, 1947) p. 34
57
Ibid, p 84
26
tujuan supaya kelak nanti manusia menjadi pengikutnya. Iblis telah dikutuk oleh Allah
sehingga mengalami kemiskinan. Iblis cemburu kepada manusia karena pada waktu itu Allah
mengutuk ular/iblis bersama- sama dengan manusia tetapi Allah dalam kasih- Nya
membebaskan manusia dari kutukan itu sementara Allah tidak membebaskan iblis . Inilah
yang membuat iblis hingga sampai sekarang selalu merayu orang percaya supaya mengikut
iblis dan hidup dalam kemiskinan sebab dia tidak ingin sendirian yang mengalami
kemsikinan.58 Perempuan dan Iblis telah bermusuhan atas perintah Allah sehingga sampai
pada saat ini keturunan perempuan yakni manusia selalu menghindari dari serangan dan
bujukan iblis supaya mengikut dia menjadi hidup dalam kemiskinan sama seperti iblis. 59
terjebak dan tidak mau digoda oleh iblis sebab Iblis adalah sumber segala kemiskinan dan di
dalam dia tidak ada kekayaan. Orang percaya yang kuat dalam menghadapi rayuan iblis akan
mengalami kekayaan di dalam Allah karena Allah adalah sumber segala kekayaan. Dan orang
percaya yang tidak kuat dalam menghadapi rayuan dari iblis akan mengalami kemiskinan
b. Orang Kristen yang miskin disebut sebagai orang yang tidak beriman
58
Kenneth Copeland, Blessed to be A Blessing, p 46.
59
Kenneth E. Hagin, The Woman Question, ( Greensburg, Manna Christian Outreach, 1975), p.
65- 68
60
Kenneth Copeland, The Blessing of The Lord, p 62
27
Copeland mengajarkan bahwa Allah menghendaki setiap orang percaya harus hidup
dalam kekayaan, bahkan menganggap kemiskinan sebagai sebuah dosa dan kutukan. Dia juga
menekankan bahwa Allah dalam kasih dan kemurahan-Nya yang besar menghendaki agar
Ada beberapa dasar yang dipakai Copeland dalam ajaran ini, pertama, Dalam Yohanes
10:10 dikatakan bahwa Yesus datang supaya orang percaya memiliki hidup yang
berkelimpahan. Kedua, Dalam 2 Korintus 8:9 juga disebutkan bahwa Yesus yang kaya mau
menjadi miskin supaya orang percaya kaya. Dua ayat ini ditafsirkan sebagai kelimpahan
secara jasmani atau materi.62 Ketiga, Yesaya 53: 4 semua versi Inggris we are healed). Ayat
ini dipahami secara hurufiah (kesembuhan fisik) dan dianggap berlaku secara terus-menerus,
karena memakai present tense.63 Kemudian Ayat terakhir yang dipakai Copeland adalah
sukses ( prosper ) dalam segala hal. Copeland menafsirkan prosper di sini secara hurufiah
merujuk pada kemakmuran.64 Pemahaman demikian menuntut orang percaya harus hidup
dalam kekayaan karena Allah sendiri hidup dalam kekayaan dan merupakan ajaran Alkitab. 65
Orang percaya disebut sebagai ahli waris dari Allah yang akan mendapatkan kekayaan yang
dari Allah. Kekayaan yang dari Allah akan diberikan dengan Cuma- Cuma kepada orang yang
percaya saja. Allah tidak mungkin menyuruh orang percaya untuk menyaksikan
kemahakuasaan Allah jikalau Allah tidak memberikan kekuasaan kepada orang percaya
sebagai bukti kesaksian mereka kepada orang lain. Demikian juga dalam hal ini, Allah tidak
61
Kenneth Copeland, Faith to Faith, ( Fort Worth, KCP Publications, 1986) p 57- 60
62
Ibid p 50
63
Kenneth Copeland, What Happenend from the Cross to the Throne, (Forth Worth: KCP
Publications, 1988), p 36
64
Kenneth Copeland, Pursuitn of His Presence, ( Fort Worth: KCP Publications, 1980) p 36-
40
65
Ibid, hlm 42
28
mungkin menyuruh orang percaya untuk menyaksikan kekayaan Allah kalau tidak
mendapatkan kekayaan dari Allah. Setiap orang percaya akan mewarisi kekayaan dari Allah
Yesus yang yang sangat kaya, Ia adalah pencipta dan memiliki surga dan bumi serta
segala isinya, namun Ia melepaskan kekayaan itu. Ia datang ke dunia sebagai seorang
miskin. Jika kita tidak menerima kekayaan ini berarti kemiskinan Yesus sia- sia. Kita
memiliki tanggung jawab yang penting yaitu memiliki kehidupan yang makmur
dengan segala sesuatu yang kita perlukan yang telah Ia sediakan melalui kemiskinan-
Nya. Allah telah menjadi miskin karena kekayaanya telah diwariskan kepada orang
percaya.67
Cho dalam pernyataan ini memahami bahwa kekayaan harus terjadi bagi orang
percaya karena Allah sendiri adalah kaya. Yesus yang kaya menjadi sebuah patokan kepada
orang yang mengikut- Nya, yakni bahwa setiap orang yang mengikutnya juga harus
mengalami kekayaan dalam kehidupannya bahkan lebih lagi Cho berpendapat bahwa orang
Allah telah mewariskan kekayaan-Nya kepada orang percaya sehingga orang percaya harus
memiliki kekayaan.
Copeland berpendapat bahwa Allah bukanlah Allah yang terbatas, Allah sanggup
melakukan segala sesuatu kepada orang percaya, oleh sebab itu orang percaya tidak boleh
ragu- ragu dalam hidup ini, sebab Allah telah menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhkannya. Selain itu dalam pribadi Allah yang berkuasa, Allah mempunyai kerinduan
yang besar bagi orang percaya untuk memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan orang
percaya akan tetapi orang percaya tersebut malas dan tidak mau memintanya ( Matius 7: 7-
66
Kenneth Copeland, Believers Voice of Victory, ( Forth Worth: Kenneth KCP Publications,
1987) p 23
67
Paul Yonggi Cho, Our God is good, ( Marshall Morgan: Scott Publishing, 1988), p. 68
68
Kenneth Copeland, The Force of Faith , p 24
29
Orang percaya tidak boleh ragu- ragu dalam kehidupan ini, dan orang percaya
diharuskan untuk mengalami kehidupan yang berkelimpahan secara jasmani karena
Allah yang maha kuasa sanggup memberikan kelimpahan berkat kepada orang yang
mau memintanya. Masalahnya adalah bahwa orang percaya tidak mau meminta berkat
yang berkelimpahan itu dari Allah.69
Dari penjelasan yang dipaparkan oleh Cho terlihat bahwa kehidupan yang berlimpahan
sudah menjadi perintar primer dalam kehidupan orang percaya sehingga dalam bagian ini Cho
mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa orang percaya harus mengalami kehidupan yang
diperhatikan dengan saksama sebab kata Harus yang dicata dalam bagian ini bahwa Cho
mengimani bahwa kemakmuran merpakan sebuah perintar pimer dalam kehidupan orang
percaya sehingga memakai kata Harus untuk menekankan bahwa kekayaan adalah printah
Allah telah menyediakan berkat dan Allah telah siap menyalurkan berkat itu kepada
orang percaya sebab apabila Allah tidak menyalurkan berkat itu kepada orang percaya maka
berkat untuk Allah tidak akan bertambah lagi. Allah ingin mendapat berkat yang bertambah
harus juga menyalurkan berkat itu kepada orang percaya supaya berkat dan kemahakuasaan
Allah semakin bertambah ( Yohanes 3: 30). Peluang bagi orang percaya untuk mendapatkan
kemakmuran itu sangat banyak, dan apabila orang percaya tidak bisa hidup makmur, maka
orang tersebut disebut sebagai orang yang tidak beriman. 70Allah dalah Allah yang maha kuasa
yang selalu memberi perhatian kepada orang yang percaya kepadanya, perhatian yang
diberikan kepada orang percaya adalah sebuah perhatian yang dapat dipegang oleh orang
percaya. Copeland mengatakan perhatian itu diwujudkan melalui berkat- berkat jasmani yang
69
Paul Yonggi Cho, The Fourth Dimension,hlm 50
70
Kenneth Copeland, The Force of Faith , p 20
30
menjadikan orang percaya itu hidup dalam kelimpahan. Allah dalam kasih-Nya tidak pernah
menginginkan orang percaya hidup dalam penderitaan dan Allah mempunyai ambisi supaya
orang percaya hidup dalam kemakmuran. Orang percaya yang hidup dalam penderitaan
dikarenakan oleh iman mereka yang tidak benar dihadapan Allah, bahkan dosa- dosa yang
menghalangi berkat itu datang dalam hidupnya.71 Sepaham dengan itu Prince berpendapat:
Allah itu maha kasih, oleh karena itu apapun yang diminta oleh setiap orang percaya
pasti akan diberikan Allah ( Matius 7: 7). Permintaan mereka harus diyakini dengan
iman yang kuat baru ada hasilnya ( Yakobus 5: 16b). Bila doa itu tidak dikabulkan oleh
Tuhan, maka dapat disimpulkan bahwa iman orang yang berdosa itu kurang kuat
( Yakobus 1: 7- 8), masih banyak dosa yang disimpan yang harus diakui ( Yesaya 59:
1- 2) atau masih harus dilepaskan dari ikatan- ikatan dosa tertentu melalui doa
pelepasan ( Lukas 13: 16; II Timotius 2: 26.72
Dari penjelasan yang diungkapkan oleh Prince ini terlihat bahwa begitu pentingnya
berkat- berkat jasmani itu dalam hidup orang percaya dibanding dengan berkat- berkat rohani.
Dalam pemberian berkat, Allah yang kasih itu selalu siap sedia memberikan berkat kepada
orang percaya tetapi yang menjadi penghalang berkat adalah karena dosa yang telah dilakukan
orang percaya. Orang percaya yang miskin dikarenakan oleh dosa mereka yang belum
2). Iman
Copeland memandang iman sebagai unsur yang sangat penting dalam kekristenan
khususnya dalam mencapai kemakmuran. Orang percaya harus meminta kepada Roh Kudus
agar memberikan iman di dalam hati orang percaya sehingga dapat memindahkan gunung.
Jika orang percaya meminta iman yang demikian, maka Allah akan berkarya dalam hidupnya
71
Kenneth Copeland, Force of Righteousness,hlm 60
72
Derek Prince, Faedah Pentakosta seri 4, ( Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel,
1992), hlm 15
73
dan memberikan segala kebutuhan dengan berkelimpahan . Selain orang percaya dapat
meminta iman kepada Roh Kudus, orang percaya juga dapat memiliki iman dari dirinya
sendiri. Orang percaya dapat memiliki iman dalam dirinya adalah memlalui usaha- usaha
setiap hari, seperti rajin ke gereja untuk beribadah, rajin berdoa, rajin membaca Alkitab. Hal
demikian merupakan cara yang lebih tepat supaya seseorang memiliki iman dihadapan
Allah.74 Iman dapat menguasai segala sesuatu, iman dapat bertindak semaunya karena iman
adalah yang Tuhan inginkan dari orang percaya. Tuhan tidak akan mendengarkan doa jika
tidak berdasarkan iman, tidak akan menerima persembahan jika tanpa iman karena segala
sesuatu harus berdasarkan iman. Dengan iman, orang percaya dapat memaksa Tuhan untuk
memenuhi setiap kebutuhan orang percaya bahkan mungkin Tuhan telah merencanakan
supaya hidup kita miskin akan tetapi dengan iman semuanya akan berubah. Dengan iman,
orang percaya dapat menggoncangkan takhta surga, bahkan dengan iman segala sesuatu dapat
Copeland sangat menekankan bahwa orang percaya harus memiliki iman sehingga
memperoleh hidup yang berkelimpahan dihadapan Allah. Jika orang percaya tidak memiliki
kekayaan dalam kehidupannya, maka dengan tegas Copeland mengatakan bahwa di dalam diri
orang tersebut tidak ada iman. menurut Copeland, kekayaan merupakan standard yang tepat
untuk menilai seseorang, apakah seseorang mempunyai iman tau tidak mempunya iman.76
73
Kenneth Copeland, The Force of Faith , p 23
74
Kenneth Copeland, Faith to faith, (Fort Worth: KC Publications, 1988 ) p. 60
75
Ibid, p 67- 68
76
Ibid 1
9
32
c. Orang Kristen yang sakit disebut sebagai orang yang tidak mengalami kehadiran Allah
1) Mujizat
Dalam Alkitab, Yesus banyak mengadakan mujizat kepada orang- orang yang
mengalami penyakit. Bahkan seorang Lazarus yang telah meninggal, Allah sanggup
mengadakan mujizat kepadanya. Bagian ini memberi penjelasan berkaitan dengan orang yang
sakit maka Allah tidak akan hadir bersamanya. Di dalam doktrin Teologi Kemakmuran yang
dianut oleh Copeland, dua hal yang menarik yang saling mendukung dalam ajarannya yaitu
orang percaya harus kaya dan orang percaya harus sehat. Allah mau hadir dan memberi
kesembuhan dan bahkan mau menjawab doa hanyalah orang yang memiliki kekayaan dan
kesehatan, tetapi orang yang sakit dan juga miskin, Allah tidak akan hadir bersamanya dan
Dalam ajaran Teologi Kemakmuran menurut Copeland yang sangat ditekankan adalah
Iman dalam Yesus Kristus, orang percaya yang kaya berarti memiliki iman dan orang percaya
yang sehat Allah hadir dalam kehidupan- Nya dan doanya didengar oleh Tuhan. Semua ini
membahas masalah iman. Demikian juga mengenai alasan kenapa Allah hanya memberi
mujizat kepada orang percaya yang sakit jika memiliki kekayaan. Itu dikarenakan bahwa
kuota imannya masih ada yakini di dalam kekayaan itu. Allah tidak mengadakan mujizat
kepada orang percaya yang sakit dan yang tidak memiliki kekayaan itu karena kuota iman
77
Kenneth Copeland, PROSPERITY, The Choice is yours, (, (Fort Worth: KCP Publications,
1989) p. 46
33
tidak ada baik dari kekayan maupun kesehatan. Orang percaya yang hidup dalam penyakit
tetapi kaya akan mendapat mujizat dari Tuhan karena kuota imannya masih tersimpan dalam
kekayaan tersebut demikian juga orang miskin yang sehat akan mendapat mendapatkan
mujizat karena iman tersimpan dalam kesehatan itu tetapi orang yang tidak memiliki
kesehatan dan tidak memiliki kekayaan, Allah tidak akan memberikan mujizat. 78
hidup dalam kesehatan secara fisik, Sebab Allah dalam kemurahan-Nya menghendaki agar
tidak ada satupun orang percaya yang pernah sakit .79 Setiap orang percaya akan berumur
panjang di bumi tanpa mengalami sakit- penyakit.80 Penyakit merupakan usaha yang
dilakukan oleh iblis terhadap orang percaya supaya Allah tidak diam bersama dengan orang
yang mengalami penyakit itu.81. Copeland Menganggap tubuh yang sakit tidak bisa
memuliakan Tuhan dan Roh Kudus tidak mau tinggal di dalam tubuh seseorang baik yang
percaya yang tidak sehat ( mengalami penyakit) maka Allah tidak diam dengannya didasari
pada konsep Kutuk dan berkat. Kutuk berasal dari Iblis yakni penyakit dan berkat berasal
dari Allah yakni Kemakmuran.83 Iblis adalah musuh dari Allah sebab itulah kutuk dan berkat
merupakan hal yang bertolak belakang. Iblis atau setan merupakan makhluk yang diciptakan
dan malaikat yang telah dilempar dari surga karena keseombongannya, kemudian Iblis
memerintah sebuah kerajaan roh yang terdiri atas malaikat- malaikat jahat. Tujuan iblis adalah
78
Ibid, p 45
79
Kenneth Copeland, The Laws of Prosperity, p. 51
80
Ibid., p 54
81
Ibid 1
82
Ibid., p 70- 76
83
Kenneth Copeland, The Blessing of The Lord, (Forth, KCP Publications, 2011) p 70
34
mengendalikan seluruh umat manusia dan taktik utamanya adalah tipu muslihat supaya pada
akhirnya semua manusia hidup dalam penyakit sehingga Tuhan tidak akan diam bersama
dengan manusia, melainkan akan diam bersama dengan iblis selama- lamanya.84
Prince lebih jelas membedakan anatara contoh kutuk dan contoh berkat:
KUTUK- KUTUK: Penghinaan, kurang berhasil dalam segala bidang kehidupan, sakit
jasmani, terganggu dalam pikiran, krisis keluarga, kemiskinan, kekalahan, penindasan,
kegagalan, kehilangan perkenanan Allah. Diantara kutuk- kutuk yang dipaparkan,
kutuk yang terberat dan mengerikan adalah penyakit. BERKAT- BERKAT: Kedudukan
( diangkat diatas segala bangsa, kesehatan, kemampuan bereproduksi ( berlipat ganda),
kemakmuran, kemenangan, perkenanan Allah.85
Perbedaan- perbedaan berkat dan kutuk yang dipaparkan oleh prince terlihat jelas
perbedan yang bertolak belakang antara berkat dan kutuk. Orang yang mendapat berkat akan
hidup dalam kemakmuran sementara orang yang hidup dalam kutuk akan hidup dalam penderi
taan. Selain itu, dalam susunan kutuk yang dipaparkan diatas terlihat jelas bahwa penyakit
adalah sebuah kutuk yang sangat berat dan mengerikan, oleh sebab itu orang percaya tidak
Gangguan syaraf dan kejiwaan, penyakit kambuhan ( kronis), sering keguguran, hancurnya
wajar seperti bunuh diri.86 Kutuk dapat diumpakan seperti tangan raksasa yang telah lama
mencengkram hidup manusia. Tangan itu menekan dan menghalangi hidup manusia untuk
84
Derek Prince, Berkat dan Kutuk: Langkah Alkitabiah Mematahkan Kutuk dan Menuai Berka
, ( Yokyakarta: ANDI, 2004), hlm 93
85
Derek Prince, Tinggalkan Kutuk Terimalah Berkat, ( Jakarta: Yayasan Pelayanan Bersama
Indonesia METANOIA, 1994), hlm 48- 40
86
Ibid 1
35
87
mengembangkan diri. penyakit adalah lambang ketidakhadiran Allah dalam hidup orang
percaya.88
Ketidak hadiran Allah kepada orang sakit dilandasi dalam ayat Alkitab dalam 1
Korintus 6: 19 mengenai tubuhmu adalah bait Allah. Copeland menafsir ayat ini bahwa Allah
tidak akan tinggal kepada tubuh manusia kalau tubuhnya kotor atau tidak bersi. Kotor atau
tidak bersih yang dimaksud Copeland dalam bagian ini adalah kotor dalam hal penyakit. Oleh
sebab itu manusia harus membersihkan terlebih dahulu tubuhnya maka Allah akan hadir
bersama- sama dengan orang percaya tersebut.89 Penyakit dihadapan Allah bagaikan sesuatu
Allah adalah Allah yang maha kudus yang tidak memiliki cacat didalam diri- Nya
( Imamat 11: 44). Penyakit yang menempel dalam diri manusia menujukkan ketidak kudusan
manusia yang membuat Allah tidak mau bersentuhan dan tidak mau hadir bersamanya. Allah
tidak pernah mengalami sakit penyakit, karena itu Allah ingin supaya orang yang percaya
tidak mengalami penyakit. Allah tidak mau hadir kepada orang yang mengalami penyakit
dikarenakan bahwa penyakit mengandung racun dalam menjalani relasi dengan Tuhan, sama
halnya ketika seseorang menjalani relasi dengan lawan jenis di dunia ini, dalam status
berpacaran, kemudian salah seorang dari mereka mengalami penyakit, maka relasi ini tidak
87
Derek Prince, Berkat atau Kutuk, (( Jakarta: Yayasan Pelayanan Bersama Indonesia
METANOIA, 1994), hlm 13
88
Penjelasa n ini dilatarbelakangi oleh sebuah mimpi Copeland, dimana iblis datang dalam
mimpinya supaya dia tidak mengajarkan bahwa penyakit adalah lambang ketidakhadiran Allah. Dalam
mimpinya iblis berpendapat bahwa penyakit adalah lambang kesucian hidup yang rela mengalami
penyakit bahkan penderitaan secara jasmaniah demi mempesembahkan tubuhnya untuk Allah, tetapi
Copeland tidak setuju dengan perkataan iblis sehingga dia tetap dengan teguh mengajarkan bahwa
penyakit adalah lambang ketidakhadiran Allah. (Kenneth Copeland, Blessed to be A Blessing, p 11.
89
Kenneth Copeland, Pursuitn of His Presence, p 40
90
Edwin Louis Cole, Kunci Keberhasilan: Nikmat hidup berkemenangan, ( Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil Imanuel,2004), hlm 34
akan bertahan lama karena takut ketularan penyakit.91 Ketidakhadiran Allah kepada orang
yang mengalami penyakit dapat dilihat melalui Allah tidak menjawab doanya, Allah tidak
memberikan keberhasilan dalam hidupnya.92 Hinn sepaham dengan pernyataan ini dengan
mengatakan:
Allah tidak ada bersamamu bila engkau tidak membereskan dirimu dari sarang dosa,
Allah tidak hadir didalam kehidupanmu jikalau badanmu bau tanpa memakai pewangi,
karena Allah suka berbau wangi- wangian. Oleh sebab itu, kalau pergi ke gereja harus
membersihkan tubuhnya terlebih dahulu dan menghias wajahnya dan pakaiannya
harus rapi sebab kita datang ke gereja untuk mememui kekasih yakni sang suami kita.
Tuhan ingin supaya umatnya rajin menata kehidupannya supaya Allah mau tinggal
didalam hidupmu sehingga setiap hari Allah mau mendengar doamu, mendengar setiap
pergumulanmu bahkan Allah akan memberikan keberhasilan dalam hidupmu hingga
engkau mengalami kemakmuran yang nyata.93
Persoalan dalam pemahaman Hinn diatas adalah bahwa kehadiran Allah ditentukan
pertama dengan kebersihan jasmani seseorang. Memang kebersihan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dalam pemahaman kehidupan iman Kristen bahwa Allah hadir bersama kita.
namun persoalan membesarkan unsure jasmani dengan tidak menegaskan unsur kebersihan
jiwa sebagai titik mula menyadari kebersihan secara jasmani menyebabkan pemikiran Hinn
91
Sebuah pengalaman yang pernah dirasakan oleh Copeland dalam masa hidupnya, ketika
masih remaja. Pada usia 16 tahun pernah berpacaran dengan serong gadis dan gadis itu mengalami
penyakit kanker yang membuatnya akan meninggal. Sebelum meninggal hubungan antara Copeland
dan gadis tersebut sudah putus karena Copeland tidak suka dengan dengan seorang gadis yang
mengalami penyakit. Dari latar belakang ini, Copeland membangun sebuah doktrin bahwa Allah tidak
hadir bersama orang yang mengalami penyakit karena itu penyakit harus disingkirkan dari orang
percaya. Dalam pemahaman Copeland dalam ajaran ini, Copeland berpendapat bahwa orang yang
sakit itu akan membawanya meninggal. Sama halnya dengan gadis yang dicintainya sebelumnya,
ketika dia mengetahui bahwa gadis yang dicintai itu mengalami penyakit dan mengambil keputusan
untuk mengakhiri hubungan mereka, maka akhirnya gadis tersebut meninggal dunia. Demikian juga
hubungan antara Allah dan manusia, Tuhan tidak mau tinggal/ tidak mau hadir bersama orang yang
mengalami penyakit karena Allah tahu bahwa orang yang mengalami penyakit itu akan membawanya
kepada kematian. Allah adalah Allah yang hidup yang tidak mau berkompromi dengan kematian,
sebab itu Allah tidak mau tinggal dalam kehidupan orang yang sakit karena Allah tahu bahwa penyakit
itu akan membawanya kepada kematian. (Kenneth Copeland, Force of Righteousness, p 60- 62)
92
Ibid 1
93
Benny Hinn, Darah: Kuasanya Dari Kejadian sampai Yesus sampai kepda anda, ( Jakarta:
Immanuel, 1993), hlm 34- 35
9
37
disini menjadi problematik. Kebersihan jasmani untuk datang kepada Allah meruakan suatu
ekspresi sikap dan perilaku kristiani, karena memang mereka telah dbenarkan oleh Allah dan
masuk daam proses kekudusan Allah. Pencitraan diri sebagai gambar Allah yang telah
dimerdekakan itu dimanifestasikan dengan menjaga kebersihan diri, apalagi kala datang
beribadah dan menyembah kepada Allah yang telah menyelamatkannya. Apalalagi ditegaskan
bahwa Allah tidak mau tinggal dan bahkan Allah tidak mau mendengar doa orang yang
badannya tidak wangi. Pernyataan Pemahaman yang demikian sangat mirip dengan
pemahaman yang telah dipaparkan Copeland mengenai ketidak hadiran Allah atas orang
yang mengalami penyakit. Kemiripan yang dilihat adalah bahwa Allah tidak hadir karena
urusan tubuh jasmani saja bahkan tidak akan mendengar setiap doa yang telah didoakan.
Ketidakhadiran Allah terhadap orang yang sakit disebabkan penyakit adalah sebuah
proses menuju kepada kematian. Allah benci dengan kematian, kematian yang kekal milik-
nya iblis dan pengikut- pengikutnya yang akan dilemparkan ke dalam neraka yakni kematian
yang kekal. sementara Allah adalah Allah yang hidup yang tetap hidup sampai selamanya.
Kematian dan kehidupan merupakan sebuah status yang bertolak belakang dihadapan Allah
dan ini tidak boleh bersatu. Itulah sebabnya Allah dengan orang yang mengalami penyakit
yang merujung kepada kematian tidak mau bersatu dan segala permintaan dan doa orang yang
sakit tersebut tidak akan didengar oleh Allah. Sebenarnya orang sakit harus berdoa kepada
Dua hal yang ditekankan oleh Kenneth Copeland dalam ajaran Teologi Kemakmuran
yakni orang percaya harus hidup dalam kekayaan dan orang percaya harus mengalami
kesehatan. Kalau orang yang tidak memiliki kriteria ini sebagai pengikut Kristus maka orang
94
Kenneth Copeland, Pursuitn of His Presence, p. 42
38
tersebut bukanlah orang percaya yang sejati. Dalam meraih kedua hal ini, maka orang percaya
harus memiliki iman dalam Kristus. iman merupakan hal yang sangat penting dalam meraih
segala berka- berkat Tuhan. Allah sudah menyediakan bahkan siap memberikan segala
sesuatu kepada semua orang hanya saja manusia tidak memiliki iman. Dengan adanya iman,
orang percaya dapat mengguncangkan surga sehingga Allah memberikan berkat- berkat itu.
Copeland juga berasumsi bahwa iman dapat dicapai melaui usaha- usaha manusia seperti rajin
berdoa, rajin ke gereja dan mendengarkan Firman Allah. Kemakmuran merupakan standard
METODE PENELITIAN
A. Metode Literatur
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode Literatur. Metode
literatur merupakan penelusuran literatur yang bersumber dari dari buku, media, ahli ataupun
dari hasil penelitian orang yang menelusurinya yang bertujuan untuk menyusun dasar teori
yang digunakan dalam melakukan penelitian. Salah satu sumber acuan dimana peneliti dapat
menggunakanya sebagai petunjuk informasi dalam menelusuri bahan bacaan adalah dengan
menggunakan buku referensi. Referensi berasal dari bahasa Inggris, reference yang berarti
merujuk pada. Buku- buku referensi ini dapat berisi uraian singkat atau petunjuk nama dari
bacaan tertentu. Bahan dari buku referensi tidaklah untuk dibaca dari halaman pertama sampai
yang digunakan antara lain: (1) Criticize, (2) Contrast, (3) Compare, ( 4) Summarize, (5)
Synthesize. Hasil dari teknik tersebutlah yang kemudian ditulis sebagai landasan teori untuk
1). Compare: teknik melakukan literatur review dengan cara menemukan kesamaan antara
95
Sayudjauhari, Study Literatur, diakses 13 Maret 2015 dari http://sayudjberbagi.
Wordpress.com/2010/29/study- literature/.
96
Wibisono Sastrodiwiryo, Studi Literatur/ Wibs Web World, diakses 19 Nopember 2015 dari
http://wibisastro. Wordpress.com/2010/02/10/studi-literatur/.
31
40
2). Contrast: Mencoba untuk menemukan perbedaan antara literature. Yaitu teknik melakukan
literatur review dengan cara menemukan perbedaan antara beberapa literatur dan mengambil
kesimpulan.
3). Criticize: Teknik melakukan literatur review dengan cara membuat pendapat sendiri dari
4). Synthesize: eknik melakukan literatur review dengan menggabungkan beberapa sumber
5). Summarize: Teknik melakukan literatur review dengan review dengan cara menuliskan
Kenneth Copeland menenai Teologi Kemakmuran secara kritis. Adapun prinsip- prinsip dalam
1. Bacaan yang didukung oleh naskah yang lebih tua biasanya lebih disukai.
2. Bacaan yang didukung oleh naskah- naskah secara geografis terpisah jauh biasanya
lebih disukai.
3. Bacaan yang didukung oleh tipe teks yang lebih banyak biasanya lebih disukai.
Kemakmuran di bab dua, maka di dalam bab empat penulis akan mengkritisi pemahaman-
pemikiran tokoh yang pernah mengkritisi ajaran ini. Sehubungan Copeland juga mengutip
97
Slameto, Literatur Review/ ASAL NGEBLOG AJA, diakses 11 Nopember 2015 dari
http://s3mproll.blogspot.com/2013/02/literatur-review. html.
41
ayat- ayat Alkitab yang tidak dapat ditafsirkan secara tepat, maka penulis juga akan
mengkritisi penafsiran ayat tersebut berdasarkan para penafsir Alktab yang diyakini oleh
pemikiran Copeland berdasarkan sistematika penulisan yang telah disusun dibab dua. Diakhir
bab empat, penulis akan memberi pemahaman yang benar dalam mengikut Kristus supaya
orang percaya tidak terpangaruh ataupun terjebak dengan kosep mengikut Kristus menurut
ajaran Copeland.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bagian penulis akan mengkritisi setiap bagian- bagian doktrin Teologi
membandingkan dengan Konsep Mengikut Yesus. Dalam bab ini penulis akan mengkritisi
ajaran Copeland ini berdasarkan tokoh yang pernah mengkritisi Teologi Kemakmuran
khususnya Copeland. Berhubungan dengan ini, Copeland juga memakai ayat- ayat kitab suci
yang merupakan dasar pemikirannya dalam mendukung ajarannya akan tetapi penulis melihat
bahwa ayat- ayat yang digunakan ditafsir tidak dengan tepat, oleh sebab itu penulis juga akan
Iblis adalah bahwa iblis hidup dalam kemiskinan bahkan iblis adalah sumber kemiskinan
sehingga dengan demikian Copleland mengklaim bahwa orang yang miskin disebut sebagai
pengikut iblis.
Kemiskinan tidak selalu disebabkan oleh Iblis tetapi justru pada orang yang
membantah pemahaman Copeland ini yakni diakibatkan oleh kemalasan dan yang tidak mau
bekerja.
34
prestasi 10).Kurang kerjasama 11).Pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan
12). Tidak dapat memanfaatkan SDA dan SDM setempat 98
Dari penjelasan Mardimin terlihat jelas bahwa penyebab- penyebab kemiskina itu
terletak pada orang yang mengalami kemiskinan tersebut bahkan Mardimin tidak ada
menyinggung sedikitpun bahwa penyebab kemiskinan berasal dari Iblis. Kalau ada orang
yang megalami kemiskinan jangan selalu mempersalahkan iblis yang seolah iblis yang
menjadikan orang tersebut bersalah tetapi sesungguhnya kesalahan terletak pada orang miskin
disebut sebagai Pengikut Iblis Adalah merupakan kesalah besar dan perlu dikritisi lebih
Copeland menyebutkan bahwa Allah dan manusia memiliki natur yang sama bahkan
manusia adalah Allah- Allah kecil yang harus berdoa kepada dirinya sendiri sehingga segala
sesuatu dapat diciptakan manusia selain manusia itu sendiri. Yang membedakan Allah dan
manusia bukan pada naturnya melainkan hanya pada tingkatannya saja. Manusia tidak
memiliki natur yang sama dengan Allah sebab Kata gambar dalam bahasa Ibrani memakai
Wnmel.c;B. ( Tselem) yang menjelaskan sesuatu ukiran. Dalam hal ini, Pengukir
adalah Allah sendiri dan yang diukir adalah manusia. Kata rupa memakai kata
artinya keserupaan. Keserupaan dan serupa tidaklah hal yang sama sebab keserupaan
98
Yohanes Mardimin, kritis proses pembangunan di Indonesis, ( Yokyakarta: Kansius, 1996),
hlm 38.
34
menerangkan seperti sama dan pada hakekatnya tidaklah serupa.99 Dalam pengertian
sederhana manusia dibuat menyerupai Allah. Serupa yang dimaksud bukan dalam arti
memiliki natur yang sama sebab Allah ada dari kekekalan bahkan keberadaan Allah tidaklah
tanpa bahan, sementara manusia dibuat dari tanah ( Kejadian 2: 7 band Yohanes 4: 24). Serupa
yang dimaksud bahwa Allah dan manusia sama- sama memiliki pemikiran ( akal budi) dan
Gambar dan Rupa merujuk pada manusia diciptakan dalam kebenaran yang sempurna
sebagi refleksi dari Allah. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya untuk
mewakili Allah dalam mengkelolah dunia ini ( Kejadian 1: 29- 30).101 Hoekema menjelaskan
In Genesis 1: 26 both image and likeness are used; in 1: 27 only image is used, while
in 5: 1 only the word likeness is used. In 5: 3 the two words are used again but this
time in a different order: in his likeness, after his image. And again in 9: 6 only the the
word image is used. If these words were intended to describe different aspect oh the
human being, they would not be used as we have seen them used, that is, almost
interchangeably.102
Dalam pemaparan yang telah dipaparikan oleh Hoekema terlihat jelas bahwa
penggunaan image dan likeness hanya sebagai keistimewaan manusia dihadapan Allah
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ada beberapa ayat yang dikutip untuk menjelaskan
image dan likeness, beberapa ayat hanya menggunakan image dan sebagian
menggunakan likeness bahkan yang lain menjelaskan kedua- duanya. Akan tetapi, dalam
99
Peter Cotterell, Prosperity Theology, ( Legicester: Religious and Theological Fellowship,
1993) p 20
100
Walter Lempp, Tafsiran Kedjadian, ( Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1964), hlm 50
101
Ibid, hlm 50- 51
102
Anthony A. Hoekema, Created in Gods Image, ( Grand Rapids: Zondervan Bible
Publishers, 1988),p 13
34
45
penjelasan yang dipaparkan diatas terlihat bahwa kata image dan likeness digunakan dalam
konteks yang berbeda. Kesimpulan yang dijelaskan oleh Hoekema bahwa kata Image dan
likeness tidak menunjukkan sebagai keberadaan manusia yang adalah Allah tetapi hanya
menunjukkan bahwa manusia adalah makluk yang unik dari makhluk yang lain. Natur
manusia tidak sama dengan natur manusia, dan manusia juga bukanlah Allah- Allah kecil yang
harus berdoa kepada dirinya sendiri, sebab manusia diciptakan Allah dari tanah sementara
Konsep Mengikut Kristus, sebab Copeland menyebut bahwa Allah dan manusia memiki natur
yang sama dan yang membedakan hanya pada tingkatannya saja. Penulis menolak
pemahaman Copeland ini sebab pemahaman ini menjadikan manusia melanggar konsep
mengikut Yesus dan tidak mau lagi mengikut Yesus karena disebabkan manusia juga Allah
b. Inkarnasi Yesus
Copeland menyebutkan bahwa tujuan Inkarnasi Yesus adalah supaya mengembalikian
manusa pada kehidupan semula. Dimana kehidupan manusia sebelum jatuh kedalam dosa
dalam keadaan makmur. Akan tetapi ketika jatuh kedalam dosa menjadi miskin, Oleh sebab
itulah Yesus memiliki tujuan yang mulia yakni mengembalikan kehidupan manusia kepada
kehidupan sebelumnya. Inkarnasi Yesus kedalam dunia ini telah disalah artikan oleh
Copeland, sebab dalam dalam doktrin yang dipercayainya dan bahkan yang diajarkannya,
tujuan Yesus datang kedunia ini untuk menghancurkan kutukan yang telah terjadi pada kisah
kejatuhan manusia di taman Eden. Kutuk yang dipahami oleh Copeland dalam bagian ini
adalah kemiskinan, sehingga ketika Yesus datang kedalam dunia ini telah menghancurkan
46
kutukan kemiskinan tesebut.103 Kutukan yang diajarkan dalam kitab suci bukanlah kutukan
mengenai kemisikinan tetapi kutukan yang dimaksud adalah hubungan Allah dengan manusia
telah terputus dari Allah, hubungan Allah dan manusia telah terputus sehingga manusia tidak
104
dapat berkomunikasi lagi dengan Allah dan kutukan itu akan berakhir pada kematian kekal.
Doktrin kejatuhan manusia ke dalam dosa bukanlah hasil rekaan manusia. Firman
Allah mengacu kepada hal ini dalam banyak bagian. Disamping kisah mengenai
kejatuhan manusia ke dalam dosa ( Kej. 3) dan banyak bukti alkitabiah tentang
manusia yang penuh dengan dosa, kerusakan manusia merupakan pokok masalah yang
terus menerus diulang dalam pengakuan- pengakuan umat Allah ( mis. Mazmur, Ayub,
ketiga kitab Salomo, dan kitab para nabi). Bahkan Yesus sendiri menekankan tema ini
berulang kali. Secara dogmatis, kerusakan total manusia lebih lanjut dikembangkan
dalam Perjanjian Baru, terutama dalam surat- surat yang ditulis oleh Rasul Paulus.
Terlalu panjang rasanya bila kita harus memberikan daftar lengkap akan bukti
alkitabiah yang membela doktrin ini, tetapi cukuplah bila kita merenungkan daftar
dosa- dosa dan kejahatan- kejahatan yang diketengahkan kepada kita oleh Rasul
Paulus dalam pasal- pasal pertama dari suratnya kepada jemaat di Roma.105
Seperti penjelasan yang telah dipaparkan oleh Baan dapat dipahami dengan jelas
bahwa kejatuhan manusia ke dalam dosa akan mengakibatkan kutukan bahkan kutukan
bukanlah masalah biasa tetapi masalah kematian manusia kekal. Ketika Allah menciptakan
manusia, hubungan manusia dengan Allah begitu dekat akan tetapi ketika manusia jatuh ke
dalam dosa, maka hubungan dengan Allah telah terputus, bahkan dalam bahasa yang yang
digunakan oleh Baan adalah rusak total. Rusak total berbicara bahwa manusia tidak bisa
berbuat yang benar dihadapan Allah sebab manusia sudah dilatarbelakangi dengan dosa.
Manusia telah jatuh kedalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah sehingga
hubungan manusia dengan Allah telah terputus, oleh sebab itulah Allah yang sempurnah harus
103
Ibid 1, hlm 34
104
Ibid, hlm 36
105
G. J. Baan, Tulip: Lima pokok ajaran Calvinisme, ( Surabaya, Momentus, 2012), hlm 2- 3
47
berinkarnasi menjadi manusia, sebab hanya dengan cara itulah manusia yang telah telah
mengalami kutukan itu tidak mengalami kutukan lagi, yakni keselamatan yang dianugerahkan
oleh Yesus. Hanya melalui ikarnasi Yesuslah manusia beroleh keselamatan. Yesus adalah
sepenuhnya Allah dan sepenuhnya Manusia yang menjadi perantara antara antara Allah dan
manusia yang telah menyerahkan diri-Nya menjadi korban perdamaian antara Allah dan
manusia demi memulihkan hubungan yang telah rusak 106 Abineno berpendapat bahwa:
Oleh korban ini Allah seperti yang telah kita dengar mendamaikan manusia dengan
diri- Nya. Antara Allah dan manusia tidak ada permusuhan lagi. Allah berdamai
dengan manusia. Dan manusia berdamai dengan Allah. Dalam hal yang pertama, yaitu
Allah berdamai dengan manusi, Yesus Kristus bertindak sebagai wakil kita. Ia
mempersembahkan diri- Nya sebagai korban kepada Allah. Didalam Dia, oleh korban-
Nya itu, kita dibenarkan oleh Allah dan diterima kembali sebagai patner- patner
perjanjian- Nya. Dalam hal kedua, yaitu manusia berdamai dengan Allah, Yesus
Kristus bertindak sebagai manusia yang Allah sendiri Allah pilih dan utus ke dunia
untuk menyelamatkan kita dari dosa kita. Ia tahu bahwa pengutusan itu akan
membawa Yesus kepada penderiaan dan kematian. Sungguh demikian hal itu Ia
lakukan karna kasih-Nya kepada kita ( bnd Rm 5: 6-8). Dan karena kasih- Nya itu Ia
juga telah membangkitka Yesus dari antara orang mati. Ia tidak mau, bahwa kita
memutuskan hubungan dengan Dia. Ia ma uterus bersama- sama dengan kita sebagai
patner- patner- Nya. 107
Penjelasan yang telah dipaparkan diatas telihat jelas bahwa kedatangan Yesus datang
kedalam dunia ini untuk menghancurkan kutukan dosa yang telah terjadi kepada Adam dan
Hawa di taman Eden. Hubungan Allah dengan manusia telah terputus oleh karena dosa dan
dosa itu telah menjalar ke dalam kehidupan setiap manusia. Dampak hubungan yang terputus
dengan Allah adalah bahwa manusia tidak bisa mendapat kehidupan yang kekal dalam Tuhan
bahkan segala kebaikan yang dilakukan manusia tidak akan bisa menjamin masuk ke dalam
106
T. Jacob S. Y, Siapa Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru, ( Yokyakarta: Kansius, 1981),
hlm 21
107
J. L. Ch. Abineno, Aku percaya kepada Allah, ( Jakarta: Gunung Mulia, 1983), hlm 74- 75
48
surga. Oleh sebab itulah Allah harus menjelma menjadi manusia supaya manusia dilepas dari
Permasalahan yang terjadi dalam hidup manusia ketika peristiwa kejatuhan manusia ke
dalam dosa adalah bahwa hubungan manusia dengan Allah telah terputus. Kejatuhan manusia
disebut sebagai Kutuk sebab akan berakhir kepada kematian yang kekal.108 Palmer
Kerusakan total berarti manusia tidak pernah dapat melakukan kebajikan sejati yang
diinginkan Allah, dan pada kenyataannya manusia selalu berbuat jahat. Ini disaksikan
dengan jelas oleh Alkitab. Dalam kejdian 6: 5 kita membaca bahwa kejahatan
manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan
kejahatan semata- mata. Perhatikanlah uraian mengenai kejahatan disini. Kejahatan
manusia itu besar. Kejahatan itu menembus sampai bagian yang terdalam dari
manusia. Bukan saja sampai kepada hatinya, sampai kepada pikirannya, tetapi bahkan
sampai kepada kecenderungan hatiya. Menurut Alkitab, kecenderungan yang paling
dalam ini semata- mata jahat dan terus- menerus jahat sepanjang waktu. kejadian 8: 21
menambah satu informasi yaitu bahwa keadaan ini terjadi pada manusia bukan hanya
pada saat manusia telah dewasa, melainkan sejak kecil.109
Penjelasan yang dipaparkan oleh Palmer dapat dipahami bahwa ketika manusia jatuh
ke dalam dosa, hubungan manusia dengan Allah telah rusak sehingga manusia hidup dalam
dosa dan hidup menurut keinginan manusia itu sendiri. Kejahatan yang dilakukan akibat
kejatuhan manusia itu menembus sampai bagian terdalam manusia. Kejahatan- kejahatan
dapat dilakukan manusia bukan pada saat manusia dewasa tetapi ketika di rahim ibupun sudah
hidup dalam dosa. Penjelasan diatas, tidak ada sedikitpun memabahas mengenai ketika
Paul Osterman, Securing Prosperity, ( New Jersey: Princeton University Press, 1999), p 69
108
Edwin Palmer, Lima Pokok Calvinisme, ( Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia,
109
1996), hlm 8- 9
49
Copeland berpendapat bahwa ketika manusia manusia pertama jatuh kedalam dosa,
Allah memberikan sanksi kepada manusia itu dengan mengutuknya menjadi orang yang
miskin. Pemahaman ini menjelaskan bahwa orang yang mengalami kemiskinan disebabkan
oleh dosa. Setiap orang percaya yang mengalami kemiskinan disebabkan oleh dosa dihadapan
Allah dan dosa itu harus dibereskan dihadapan Allah. 110 Pemahaman ini merupakan
pemahaman yang salah sebab Allah tidak pernah berfirman bahwa orang miskin disebabkan
oleh sebuah pelanggaran. Dalam Kisah Ayub, Ayub menjadi miskin bahkan mengalami
penyakit, itu bukanlah karena dia melakukan pelanggaran dihadapan Allah sebelumnya malah
justru Ayub terkenal degan kesalehannya. Kemiskinan dalam hidup Ayub terjadi karena Allah
mengijinkan iblis mencobai Ayub. Kisah ini tentu sangat bertentangan dengan penjelasan
bertolak belakang dengan konsep Mengikut Yesus. Konsep Inkarnasi Yesus menurut Copeland
ini menjelaskan bahwa tujuan Yesus berinkarnasi adalah untuk mengembalikan kehidupan
manusia kepada kehidupan sebelumnya yakni sebelum jatuh ke dalam dosa. kehidupan yang
dimaksud oleh Copeland dalam bagian ini adalah kehidupan jasmani yakni kaya dan miskin.
Tujuan inkarnasi Yesus bukan mengembalikan hidup secara jasmani yakni dari menderita
menjadi makmur melainkan hidup secara rohani yang mengembalikan relasi antara Allah dan
manusia. Konsep mengikut Yesus yang diajarkan kitab suci adalah untuk mengembalikan
relasi manusia dengan Allah dan pada akhirnya membawa manusia memperoleh hidup kekal.
110
Kenneth Copeland, The Blessing of The Lord, p 60
50
Copeland menyebutkan Peran Iblis dalam dunia ini adalah supaya semua orang
mengikut dia, sebab Iblis adalah adalah sumber segala kemiskinan dan penyakit. Oleh sebab
itu setiap itu setiap orang yang miskin dan sakit itu berarti bahwa dia pengikut Iblis.
Pemahaman yang salah mengenai doktrin yang dipaparkan oleh Copeland yang
mengklaim bahwa orang percaya yang miskin adalah pengikut iblis. Iblis dalam dunia ini
berusaha menggoda orang percaya supaya tidak mau mengikut Yesus sebab apabila orang
percaya mengikut Yesus, maka hidupnya akan kaya tetapi sebaliknya apabila orang percaya
mengikut Iblis, maka hidupnya akan miskin karena iblis sumber segala kemiskinan. Iblis tidak
mau sendirian mengalami kemiskinan, sehingga dia berusaha menggoda orang percaya mau
mengikut dia. Dari pemahaman inilah Copeland memutuskan bahwa orang percaya yang
cangkraman iblis, sebab iblis berkeliling sama seperti singa yang mengaum- ngaum dan
mencari orang yang dapat ditelannya. Konteks teks dalam bagian ini adalah bahwa iblis
berusaha mencari orang percaya menjadi pengikutnya. Pengikutnya yang dimaksud bukanlah
supaya menjadikan orang percaya menjadi miskin tetapi supaya melakukan dosa dan
kenajisan sehingga menjauh dari Allah. Dalam Yakubus 4: 7 juga dijelaskan, lawan iblis,
maka ia akan lari. Orang percaya harus melawan sagala tipu daya iblis yang menginginkan
orang percaya hidup dalam dosa sehingga jauh dari Allah. 111 Ajaran demikian adalah sebuah
ajaran yang tidak memahami Alkitab secara benar. Pekerjaan iblis dalam dunia bukanlah
menjadikan orang percaya menjadi miskin, tetapi menjadikan orang percaya menjauh dari
Tuhan. Selain itu juga Iblis bukanlah sumber segala kemiskinan sebab ketika iblis mencobai
111
Fredick S. Leahy, Iblis sudah keok, ( Jakarta, Gunung Mulia, 1979). Hlm 35
51
Yesus, iblis justru menunjukkan kekayaan dunia yang dimilikinya kepada Yesus untuk
dimiliki- Nya, jika Yesus mau menyembah iblis.112 Iblis memiliki kekayaan yang luar biasa,
dan dengan kekayaan itulah iblis akan mempermainkan orang percaya dalam kelicikannya.113
Tugas iblis dalam dunia ini justru ingin menjadikan orang percaya hidup dalam
kekayaan, sehingga dengan kekayaan yang dimiliki, orang percaya terlena dengan semua
kekayaan dan kenikmatan dunia ini dan pada akhirnya meninggalkan Tuhan. Alat yang ampuh
yang digunakan iblis untuk menjauhkan orang percaya dari Tuhan adalah dengan menawarkan
Bagaimana cara ingin kaya dan tidak jatuh ke dalam pencobaan?, pertama: jangan
bernafsu, biarlah keinginan untuk kaya tersebut dilandasi dengan motivasi yang benar,
yaitu menjadi saluran berkat, sebab kalau tidak memiliki motivasi yang benar, iblis
akan menggunakan motivasi itu kearah yang salah. Kedua: jangan cinta uang, karena
akar dosa atau kejahatan adalah cinta uang. Jadi yang dijauhkan bukan uangnya tetapi
nafsu dan cinta uang, karena uang ditangan yang benar, justru menjadi berkat dan bisa
memberkati banyak orang, membiayai pelayanan, berbuat kasih, membangun rumah
ibadah dan berbagai perbuatan lainnhya.115
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan oleh Wijanarko terlihat bahwa iblis bisa hadir
dalam hidup orang percaya. Menggapai kekayaan bukanlah sesuatu hal yang salah, sebab
dengan kekayaan orang percaya dapat melakukan banyak perbuatan baik, seperti membantu
janda- janda miskin, yatim piatu tetapi yang menjadi letak kesalahannya adalah motivasi,
apakah motivasi untuk menggapai kekayaan itu benar atau tidak, kalau motivasinya salah,
iblis akan menggunakan motivasi ini, sehingga ketika nantinya orang percaya sudah kaya,
maka yang dikerjakan bukanlah hal- hal yang baik tetapi hal- hal yang buruk sehingga dengan
112
Ibid, hlm 32- 35
113
Stan Baldwin, Permainan Iblis, ( Bandung, Yayasan Kalam Hidup, 1971), hlm 98
114
Craig L. Blomberg, Tidak miskin tetapi juga tida kaya; teologi Alkitab tentang Kepemilkan,
( Jakarta, Gunung Mulia, 2011), hlm 59
115
Jarot Wijanarko, saya mau kaya, ( Jakarta, Suara Pemulihan, 2003), hlm 80
52
demikian, iblis berusaha menjauhkan orang percaya dari Tuhan. Tozer mempertegas mengenai
Why doesnt the old devil, satan, give up and bow out of the picture when a person
becomes a believing Christian?. Although he is a dark and sinister foe dedicated to the
damnation of human, I think he knows that it is no use trying to damn a forgiven and
justified child of God who is in the Lords hand. So it becomes the devils business to
keep the Christians spirit imprisoned. He knows that the believing and justified
Christian has been raised up out of the grave of his sins and trespasses. From that point
on, satan works that much harder to keep us bound and gagged, actually imprisoned in
our own grave clothes. He knows that if we continue in this kind of bond age, we will
never be able to claim our rightful spiritual heritage. He knows also that while we
continue bound in this kind of enslavement we are not much better off than when we
were spiritually dead. This is the one reason why the Christian in todays churches are
behaving like a flock of frightened sheep, so intimidated by the devil that we cant
even say amen.116
Penjelasan yang dipaparkan oleh Tozer terlihat bahwa tugas iblis dalam dunia untuk
memisahkan hubungan Allah dari Tuhan. Iblis berkerja keras, sebab dia tidak mau sendirian
yang akan dilemparkan ke dalam dunia orang mati. Banyak cara yang dilakukan iblis supaya
orang percaya tidak mau menyembah Allah. Oleh sebab itu orang percaya harus memahami
dengan benar, apa yang dilakukan iblis dalam dunia ini sehingga tidak terperangkap dengan
merupakan sebuah ajaran yang bertentangan dengan Konsep mengikut Kristus. Adapun ajaran
Copeland mengenai Peran Iblis dalam dunia ini adalah untuk menarik manusia menjadi
miskin, sakit sebab Iblis adalah sumber penyakit dan kemiskinan sehingga setiap orang yang
miskin dan sakit adalah pengikut iblis. Peran Iblis yang sesungguhnya bukanlah menggoda
116
A. W. Tozer, I talk back to the devil, ( Penna: Christian Publication, 1972), p 9- 10
53
manusia menjadi sakit dan miskin melainkan menggoda manusia supaya jatuh ke dalam dosa
supaya pada akhirnya manusia menyangkal Yesus dan tidak mau lagi mengikut Yesus.
orang yang tidak beriman adalah bahwa iman merupkan sebuah sarana untuk mendapatkan
berkat yang berkelimpahan dari Tuhan. Oleh sebab itu, jika orang Kristen yang mengalami
kemiskinan itu menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki iman. Dua argumentasi
dari Copeland mengenai Orang Kristen yang miskin disebut sebagai orang yang tidak
beriman dan penulis akan mengevaluasi secara kritis kedua argumentasi tersebut:
a. Allah yang maha Kaya
Copeland menyebutkan bahwa Allah menghendaki setiap orang percaya harus hidup
dalam kekayaan, bahkan menganggap kemiskinan sebagai sebuah dosa dan kutukan. Allah
yang maha kuasa memang memiliki kerinduan yang besar untuk mewujudkan kuasa- Nya
kepada orang percaya tetapi cara Allah dalam mewujudkan kuasa- Nya tidaklah hanya melalui
kekayaan saja, dan Allah dalam kemahakuasaannya dapat memberikan perhatian kepada
orang percaya. Allah tidak pernah mengatakan bahwa semua orang percaya harus kaya supaya
dengan kekayaan itu dapat menjadi kesaksian bagi orang yang belum percaya. Allah ingin kita
supaya mejadi saksi dalam dunia ini yakni melalui tindakan hidup kita sehari yakni menjadi
terang dan garam dunia ( Matius 5: 13- 16).117 Ayat- ayat yang dipakai oleh Copeland:
Yohanes 10: 10: Kedatangan Yesus ke sebagai gembalam menjelaskan bahwa untuk
membinasakan. Dia datang untuk menaruh kehidupan dalam kawanan domba- Nya yakni
gereja secara umum. kata Hidup dalam bagian ini menjelaskan kepada kehidupa kekal
yang telah Tuhan berikan. Kata kelimpahan dalam bagian ini tidak boleh hanya dipahami
117
Peter Cotterell, Prosperity Theology, p 31
54
secara jasmani saja sebab dalam ayat ini ada kata meberikan nyawanya kepada dombanya
artinya adalah bahwa ini berbicara kepada pengorbanan Kristus di kayu salib yang telah
memberikan hidup kepada manusia karena telah jatuh ke dalam dosa. baik kata Hidup maupun
kelimpahan lebih merujuk kepada berkat secara rohani yang didapat dalam pengorbanan
Yesus. Kata kelimpahanmempunyai arti rohani, bukan jasmani. Alasan Yesus datang kedam
dunia supaya orang yang mati rohani itu mempunyai hidup secara rohani. Konteks ini sama
sekali tidak berbicara kelimpahan secara jasmani tetapi mengenai rohani. Tujuan kedatangan
Yesus datang ke dalam dunia ini, dimana manusia telah mengalami kematian karena dosa dan
karena itulah Yesus datang kedalam dunia ini supaya manusia selamat dan mendapatkan
kehidupan yang berlimpah secara rohani.118 Dalam bahasa Yunani, kata kelimpahan memakai
kata perisso.n yang yang memberi penjelasan hidup yang terlepas 119
2 Korintus 8:9: Ada beberapa ayat yang perlu diperhatikan dalam ayat ini, pertama:
sekalipun Ia kaya, Ini merujuk pada pra- eksistensi Yesus Kristus ( band Yoh 1: 1; Filipi 2:
6- 7; Kolose 1: 17; Ibrani 1: 3, kedua: yang oleh karena kamu menjadi miskin, ini adalah
penekanan pada inkarnasi Yesus yang telah miskin yang diawali mulai dari kelahiran- Nya.
Keriga: supaya kamu menjadi kaya oleh kemiskinan- Nya, Paulus menggunakan Inkarnasi
Yesus dalam dua cara: 1). Dia datang untuk mati menggantikan kita untuk dosa- dosa kita
( Markus 10: 45), 2). Dia datang untuk memberi teladan bagi setiap manusia ( 1 Yohanes 3:
16). Definsi kekayaan dari bagian ini adalah: kekayaan rohani yang berorientasi pada
118
Leon Morries, Expository Reflections on the Gospel of John, ( Grand Rapids, Baker Book
House, 1991), p. 376- 380
119
Herman, N. Ridderbos, Injil Yohanes suatu Tafsiran Theologis, ( Surabaya: Momentum,
2011), hlm 660
120
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harisson, The Wycliffe Bible Commentary, ( Malang:
Gandum Mas 2001), hlm 687- 689
55
Yesaya 53: 4: Ayat ini dikutip dalam Matius 8: 17 dalam kaitan dengan pelayanan
Yesus menyembuhkan orang sakit. Kata penyakit dalam bahasa Ibrani memakai kata
dalam kitab Yesaya tidak hanya berbicara penyakit secara jasmani saja melainkan penyakit
secara rohani. Dalam Septuaginta memakai kata Amartias yang artinya dosa. Kemudian
dalam Matius 8: 17 memakai kata no,souj artinya Allah dengan manusia terpisah. Penekan
kata- kata yang sudah dipaparkan diatas menjelaskan bahwa penyakit yang dimaksud bukan
penyakit jasmani tetapi putusnya hubungan antara Allah dan manusia. Kitab Yesaya terkenal
Menyelamatkan dalam bagian ini berbicara memulihkan hubungan manusia dan Allah yang
telah rusak.121 3 Yohanes 2: Kata yang diterjemahkan kata baik- baik dalam bahasa Inggris
memang memakai kata Prosperity tetapi dalam bahasa Yunani memakai kata euodoo
yang secara harfiah berarti mempunyai perjalanan baik, dipimpin pada jalan yang baik.
Menurut pengertian itu, doa pokok Yohanes adalah supaya orang percaya yang menempuh
jalan keselamatan dalam Kristus, mereka dapat berjalan dalam kehendak Allah dan kebenaran-
Nya. Kata Prosperty dalam bagian tidak boleh ditafsirkan secara jasmani saja sebab kata
prosperty atau baik- baik saja mengacu kepada perjalan kerohanian orang percaya yang baik-
baik saja.122
Allah adalah Allah yang mahakuasa dan Allah yang sempurna, didalam Dia tidak ada
sesuatupun yang tidak berasal dari Dia. Segala sesuatu telah dijadikan ( Kejadian 1) dan tidak
ada lagi yang lebih tinggi dari pada Allah, oleh sebab itu Allah tidak membutuhkan bantuan
John N. Oswalt, The New book of Isaiah Chapter 40- 66 ( Grand Rapid: William B.
121
dari yang lain. Berhubungan dengan kekayaan ini, Copeland berpendapat bahwa Allah adalah
Allah yang kaya tetapi kekayaan tersebut harus disalurkan kepada orang percaya supaya
kemahakuasaan Allah, dan bahkan menjadikan Allah hanya sebagai perantaraan kekayaan saja
dan tidak memandang Allah sebagai sumber kekayaan itu. Copeland mengutip Yohanes 3: 30
tetapi salah menjelaskan maknanya. Ia berpendapat bahwa Allah tidak sempurna karena dalam
ayat ini dijelaskan bahwa: Ia ( Yesus) harus semakin besar tetap aku ( Yohanes) harus semakin
kecil. Penjelasan ini bukan berarti Allah yang tidak sempurna tetapi dalam konteks ayat ini,
Yohanes bersaksi bahwa kemuliaan hanya bagi Dia bukan kepada dia. Konteks kesaksian ini
berbicara penjelasan Yohanes bahwa dia bukan Mesias. Yesus adalah Mesias bukan
Yohanes sehingga yang layak dimuliakan hanyalah Yesus. Dalam bahasa Yunani, kata
semakin bertambah memakai kata auvxa,nein( artinya Increase dan dapat diartikan
diagungkan, dimuliakan.123
Pemahaman Copeland mengenai Allah yang maha kaya merupakan pemahaman yang
bertolak belakang dengan Konsep Mengikut Yesus. Copeland berpendapat bahwa setiap orang
yang percaya harus hidup dalam kekayaan. Pemahaman ini akan bertolak belakang dengan
konsep mengikut Yesus khususnya mengenai syarat- syarat mengikut Yesus yang telah
dipaparkan diatas. Adapun syarat- syaratnya adalah: meyangkal diri dan memikul salib.
Syarat- syarat ini menjelaskan bahwa setiap orang yang percaya pada Yesus justru harus
menderita. Oleh sebab itu, pemahaman Copeland mengenai Allah yang maha kaya tidak benar
b. Iman
123
Peter Cotterell, Prosperity Theology, p 29
57
Copeland menyebutkan bahwa iman sebagai unsur yang sangat penting dalam
kekristenan khususnya dalam mencapai kemakmuran. Iman harus diarahkan untuk mencapai
kemakmuran saja. Iman merupakan hal yang sangat penting dalam kekristenan karena hanya
melalui imanlah manusia beroleh pengharapan dari Tuhan. Iman bukanlah usaha manusia,
melainkan pemberian dari Allah yang diberikan kepada manusia dengan Cuma- Cuma. Tujuan
utama iman dalam hidup orang percaya harus diketahui dengan baik oleh semua orang
percaya karena kekristenan adalah sebuah agama yang didasari pada iman. Tujuan iman
adalah untuk mendapat hidup yang kekal bukan untuk kekayaan semata. Sebab itu, jangan
124
pernah mengukur iman berdasarkan kekayaaan yang dimiliki seseorang. Gillespie
berpendapat:
Faith is presented as something given in scripture. We possess it, we use it every day,
we are not really human without it. One distinguishing mark of human kind is our
ability to place some sort of credence in something or someone and then order our life
around that commitment. In a grammatical sense, faith is a noun, a verb, and it
possesses an object. It is a noun in that it is a thing we think we possess; it is a verb
in that it is a process, a sense of presence, or a movement; it possesses an object, which
receives the action faith. We know if there is faith when we act. We know what
faith is when we use understand faithfulness. One believe in, trust in, rest in,
something or some one. Then trustworthiness of the faith object is more significant
than the actual experience of faith. The actual presence of faith and its concomitant
surety is directly related to the object in which we have faith. And Faith is grace from
God to worship Him.125
Penjelasan Gillespie mengenai iman dapat dilihat bahwa iman bukanlah sebuah sarana
untuk mendapat kemakmuran dalam hidup orang percaya. Dalam penjelasan terakhir dari
Gillespie diungkapkan Faith is grace from God to worship Him, artinya menjelaskan bahwa
iman adalah anugerah Allah dan tujuannya untuk menyembah Tuhan. Manusia tidak boleh
berusaha untuk mendapatkan iman seperti yang diajarkan oleh penganut teologi kemakmuran
Copeland tidak melihat tujuan iman secarah utuh, beliau hanya mengarahkan iman
kepada hal- hal yang berbau lahiriah saja tanpa melihat rahasia penyelamatan dalam iman.
penekanan iman tidak hanya kepada hal- hal yang jasmani saja khususnya dalam hal
mendapat kemakmuran tetapi keselamatan yang secara rohani ( Roma 1:16- 17). Penekanan
iman yang dijelaskan Copeland adalah penekanan iman yang timpang bahkan tidak akan
menghasilkan tujuan hidup orang percaya tersebut. Jika iman diaplikasikan kepada berkat
jasmani saja, maka Allah percuma menjelma menjadi manusia sebab tujuan Allah menjelma
menjadi manusia adalah untuk menyelamatkan manusia secara rohani. Iman menurut
Copeland tidak boleh diaplikasikan kepada hal jasmani saja yakni berkat- bekat dunia.126
Selain itu Copeland tidak memahami bahwa iman dihaslikan bukanlah melalui usaha
manusia seperti rajin berdoa, rajin baca Alkitab tetapi sesungguhnya iman hanya di dapat
melalui pemeberian atau anaugerah Allah semata dan semua itu akan diatur oleh hak Allah.
Dalam Efesus 2:8-9 dikatakan bahwa manusia diselamatkan oleh iman dalam kasih karunia
Allah bukanlah sebaliknya melalui usaha manusia. Oleh sebab itu manusia tidak perlu
mengumpulkan kebaikan bahkan menyiksa diri untuk mendapatkan iman karena Allah sudah
memberikan iman dalam anugarah Allah. Kesalahan Copeland yang fatal adalah bahwa
dengan adanya iman dalam kehidupan orang percaya maka orang tersebut dapat mengguncang
surga bahkan dapat memaksa Tuhan supaya memberikan kebutuhan orang percaya. Iman
demikan adalah iman yang salah dan tidak alkitabiah sebab pernyataan demikian akan
menimbulkan bahwa Iman lebih besar dari pada Allah sehinga iman dapat mengguncang Allah
dan memaksa Allah untuk memberikan kebutuhan orang percaya. Iman ada disebabkan oleh
Allah. Dalam Ibrani 11 dijelaskan bahwa Iman adalah: dasar dari segala sesuatu yang kita
126
Peter Cotterell, Deviation Prosperity Theology, ( Legicester: Religious and Theological
Fellowship, 1998) p 45- 49
59
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Kata harap dan kata tidak kita
lihat mengacu kepada Allah sebab kata harap menjelaskan kepada Allah yang adalah
sumber Pengharapan dan kata tidak kita lihat juga mengacu kepada Allah karena
pengaharapan terhadap oknum yang tidak kita lihat adalah kepada Allah. Dari ayat ini dapat
dilihat bahwa bukan iman lebih besar dari Allah sehingga iman sanggup mengguncangkan
Allah tetapi iman adalah pemberian Allah karena iman yang diberikan Allah kepada manusia
adalah supaya manusia mengenal Allah bukan supaya iman mengguncangkan Allah. iman
berarti sarana yang diberikan atau dianugerahkan Allah kepada manusia supaya manusia
mengenal Allah.127
dengan konsep mengikut Yesus dengan benar. Adapun pemahaman Copeland mengenai iman
adalah sebagai sarana untuk mendapat hal- hal jasmani bahkan memutlakkan bahwa iman
berfungsi untuk menggapai hal- hal yang jasmani semata. Pemahaman ini bertentangan
dengan konsep mengikut Yesus khususnya Upah mengikut Yesus. Upah mengikut Yesus yang
diperoleh melalui iman adalah mendapat hidup kekal bukan kehidupan jasmani.
yang tidak mengalami kehadiran Allah adalah bahwa penyakit merupakan sebuah hal yang
tidak berkenan dihadapan Allah dan bahkan menganggap orang yang mengalami penyakit
disebut orang yang mengalami kutukan. Oleh sebab itu, jika orang Kristen mengalami
penyakit maka Allah tidak akan hadir dalam kehidupannya . Dua argumentasi dari Copeland
mengenai Orang Kristen yang sakit disebut sebagai orang yang tidak mengalami kehadiran
Allah dan penulis akan mengevaluasi secara kritis kedua argumentasi tersebut:
127
Peter Cotterell, Deviation Prosperity Theology, p.,50
60
a. Mujizat
Copeland menyebutkan bahwa dua hal yang menarik yang saling mendukung dalam
ajarannya yaitu orang percaya harus kaya dan orang percaya harus sehat. Allah mau hadir dan
memberi kesembuhan dan bahkan mau menjawab doa hanyalah orang yang memiliki
kekayaan dan kesehatan, tetapi orang yang sakit dan juga miskin, Allah tidak akan hadir
adalah bahwa ketika orang percaya yang mengalami penyakit tetapi hidup dalam kekayaan
akan mendapatkan mujizat dan orang percaya yang mengalami kemiskinan tetapi hidup dalam
kesehatan akan mendapat mujizat. Satu hal yang perlu diketahui dari ajaran Copeland bahwa
inti dalam ajarannya menekankan Kesehatan dan kekayaan. Kesehatan dan kekayaan hanya
didapat melalui iman saja. Oleh sebab itu Allah hanya memberikan mujizat kepada orang yang
memiliki iman. Orang yang sakit tetapi kaya akan mendapatkan mujizat dari Tuhan karena
orang tersebut sakit tetapi karena orang tersebut masih memiliki kouta iman dalam kekayaan,
maka orang tersebut akan mendapatkan mujizat kesembuhan. Demikian sebaliknya, orang
yang miskin Tetapi hidup sehat akan mendapat mujizat karena masih mendapat kouta iman
didalam kesehatan. Akan tetapi orang yang tidak memiliki kedua- duanya, maka orang
Mujizat diberikan kepada semua orang bahkan semua orang dapat meminta dan
menerima mujizat dari Tuhan. Seseorang tidak menerima mujizat dari Tuhan bukanlah karena
masalah kuota iman tetapi karena Allah ingin menyatakan kehendak-Nya dalam hidup orang
tersebut. Pemberiaan mujizat kepada orang percaya bukanlah berdasarkan apa yang ada dalam
diri manusia melainkan berdasarkan pemberian Allah sebab jika pemberian mujizat dilakukan
128
Peter Cotterell, Deviation Prosperity Theology, p 87
61
berdasarkan apa yang ada dalam diri manusia, maka semua orang tidak akan mendapatkan
mujizat sebab semua orang tidak ada yang sempurnah dihadapan Allah. Dalam memahami
mujizat tidak boleh hanya dilihat dari hal- hal yang luar biasa saja tetapi mujizat harus
didefinisiskan segala sesuatu yang ada dalam diri manusia seperti bernafas, berjalan adalah
mujizat. Bernafas berasal dari Tuhan bahkan ini merupakan mujizat yang dari Tuhan dan
semua orang mendaptkannya berarti semua orang telah menerima mujizat. Kalau Allah tidak
Kisah Lazarus dalam Lukas 16: 19- 31 dijelaskan bahwa Lazarus adalah orang miskin
bahkan orang yang mengalami penyakit. Tetapi dalam realitanya ketika Lazarus meninggal
beberapa hari, Allah justru memberikan mujizat diluar pemikran manusia yang terbatas yakni
kebangkitan. Kisah ini dapat menjelaskan bahwa argument Copeland yang mengatakan
tentang kuota iman tidak berlaku sebab jika ajaran itu diterima, maka Copeland terjebak pada
kisah kemiskinan dan penyakit dari Lazarus. Dalam hal ini, orang yang belum percayapun
juga menikmati mujizat ini. Pemahaman Copeland mengenai mujizat masih begitu sempit
sehingga beliau tidak menyadari bahwa segala sesuatu dalam diri manusia adalah mujizat dari
Kuota iman bukanlah ajaran yang berasal dari Tuhan sebab berbicara tentang kouta
iman adalah usaha manusia dalam mengumpulkan kekuatan iman supaya sanggup menerima
mujizat dari Tuhan. Dalam doktrin yang benar, seseorang dapat mengenal Allah bukanlah
karena manusia memiliki kesanggupan untuk melihat Allah tetapi karena Allah
menganugerahkan iman kepada orang tersebut sehingga dapat melihat Allah. Iman adalah
129
Ibid, p 88
130
Paul Osterman, Securing Prosperity, p 67
62
pemberian Allah bukan usaha manusia sebab itu kouta iman bukanlah ajaran yang dari
Kristus. selain itu juga ajaran kuota iman menjadikan manusia lebih mengejar kekayaan dan
kesehatan demi mendapatkan kuota yang lebih banyak lagi sehingga mengabaikan perintah
perintah Allah supaya menjadi terang dan menghasilkan buah iman dalam dunia ini.
Ketimpangan ajaran kuota iman terlihat ketika seseorang hidup kaya tapi mengalami penyakit,
maka orang tersebut mendapat mujizat demikian juga orang sakit tetapi hidup kaya akan
mendapatkan mujizat juga. Ajaran demikian membuat orang percaya hidup dalam kemalasan
karena akan berpikir satu diatara keduapun ( sehat dan kaya) dimiliki akan tetap mendapat
Konsep mujizat harus dipahami dengan baik bahwa seseorang berhak menerima
mujizat berdasarkan anugerah Allah. Allah tidak pilih kasih dalam memberi mujizat. Mujizat
terjadi dalam kehidupan seseorang bukan karena apa yang ada dalam diri manusia tetapi
melalui anugerah Allah. Jika seseorang tidak mendapat mujizat, itu bukan karena Allah tidak
mencintai tetapi karena Allah mempunyai rencana lain untuk mendatangkan hidup yang lebih
belakang dengan konsep mengikut Yesus. Copeland memahami mujizat hanya hal- hal yang
spektakuler saja, sementara hal- hal sederhana tidak diperhatikan sama sekali. Mujizat yang
benar adalah segala sesuatu yang terjadi dan yang ada dalam hidup manusia merupakan
mujizat dari Tuhan dan semua orang mengalaminya tidak hanya orang yang kaya dan yang
sehat saja. Berdasarkan pemahaman yang diajarkan oleh Copeland bahwa hanya orang yang
sehat dan kaya yang mengalami mejizat dan didengar Doanya maka sekarang dapat dibantah
131
Ibid 1
63
semua orang boleh mengalami mujizat bahkan doanyapun bisa didengar berdasarkan
kedaulatan Tuhan.
b. Kehadiran Allah
Copeland menyebutkan bahwa Allah menghendaki supaya setiap orang percaya harus
hidup dalam kesehatan secara fisik, dan kalau sakit maka Allah tidak hadir dalam kehidupan
orang tersebut. Banyak kisah dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Yesus melakukan
mujizat kepada orang- orang yang sakit, mulai dari buta menjadi melihat, lumpuh dapat
berjalan, yang tuli dapat mendengar bahkan orang telah mati dapat bangkit kembali. Ketika
Yesus dalam dunia, Yesus menyembuhkan orang- orang sakit berdasarkan sentuhan tangan
dilakukan oleh Yesus dengan memberi sentuhan fisik menunjukkan hubungan yang dekat
antara Yesus dengan orang sakit. Tidak bisa disangkali lagi bahwa Yesus dalam kitab suci
melakukan banyak mujizat kepada orang- orang yang sakit. Selama Yesus ada dalam dunia
ini, penyembuhan kepada orang yang mengalami penyakit merupakan cara yang dilakukan
Yesus untuk memberitakan Injil bahwa diri- Nya adalah Allah. Kesembuhan yang dilakukan
Yesus kepada orang yang sakit adalah peristiwa yang telah dicatat oleh Alkitab bahkan dalam
Alkitab itu sendiri Yesus tidak pernah mengusir bahkan memberi pemisahan kepada orang-
132
Bob Larson, Membongkar Tipu Daya Iblis, ( Yokyakarta, Andi, 2001), hlm 201- 205
kepada orang sakit itu, sebab dalam dunia ini tidak yang terjadi diiluar kehendak
Tuhan. 133
Berdasarkan pemaparan yang dijelaskan oleh Robirosa dapat dilihat bahwa Allah tidak
pernah mengatakan bahwa Allah membenci atau tidak mau tinggal bersama- sama dengan
orang yang mengalami penyakit. Terlepas dari perkataan Yesus dalam Alkitab, secara praktis
dan pengalaman yang dilihat oleh Robirosa dalam kehidupannya bahwa Allah memberi
kesembuhan kepada orang yang mengalami penyakit bahkan penyakit parah sekalipun.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Robirosa yang mengatakan segala sesuatu tidak ada yang
diluar kehendak Tuhan. Mungkin orang yang sakit itu, sembuh karena tenaga medis, tetapi
kembali kepada perkataan Robirosa. Jika memang Allah membenci dan tidak mau tinggal
kepada orang sakit, maka orang sakit tidak akan sembuh sekalipun bantuan medis.
Copeland dalam ajarannya mengenai Allah tidak hadir kepada orang sakit
menjelaskan mengenai bahwa Allah tidak mau bergaul, bahkan tidak mau mendengarkan
setiap doanya. Dengan kata lain, Allah tidak menyebut orang- orang yang sakit itu sebagai
Anak- anak Allah. Ajaran yang demikian menjadikan Allah sebagai Allah yang kejam bahkan
Allah yang mendiskriminasi ciptaan-Nya sendiri sementara Allah memperkenalkan diri- Nya
sebagai pribadi kasih yang telah menyerahkan nyawa-Nya kepada manusia ( Yohanes 3:
Tidak ada dalam Alkitab yang memberi penjelasan bahwa Allah mendiskriminasi
orang. Jika Allah mendiskriminasi orang, maka Allah lebih kejam dari penjahat, sebab
saya sebelum bertobat adalah orang yang terjahat tetapi saya tidak pernah
mendiskriminasi orang. Jika Allah mendiskriminasi orang, maka saya dengan berani
mengatakan bahwa saya tidak akan percaya lagi kepada-Nya. Tetapi selama saya
menjadi orang percaya bahkan membaca kitab Suci, saya tidak pernah melihat bahwa
Allah itu mendiskriminasi orang. Teologi kemakmuran adalah sebuah ajaran yang
133
S. Christian Robirosa. S, Teologi Kemakmuran, hlm 60
134
Peter Cotterell, Prosperity Theology, p 45
34
65
tidak perlu dianut oleh orang percaya karena teologi ini membawa kita kepada
kejatuhan iman dan tidak mengenal sosok Kristus dengan benar.135
teologi kemakmuran dengan pengalaman dan juga antara teologi kemakmuran dengan
Alkitab. Berdasarkan pengalaman Kuswanto mengatakan bahwa beliau tidak pernah melihat
dalam kehidupan sehari bahwa Allah mendiskriminasi manusia khususnya dalam sakit-
penyaki. Berdasarkan Alkitab, Kuswanto juga mengatakan bahwa beliau tidak pernah melihat
Kehadiran atau ketidak hadiran Allah dalam kehidupan orang bukan disebabkan oleh
karena seseorang mengalami penyakit atau tidak mengalami penyakit, tetapi disebabkan oleh
iman orang tersebut didalam Kristus. Allah hadir didalam kehidupan orang percaya jikalau
orang tersebut mengimani bahwa Allah hadir, sekalipun orang tersebut mengalami sakit
seperti buta, tuli, dll, jika orang tersebut meyakini kehadiran Allah, maka Allah akan hadir
bersamanya.136 Penafsiran terhadap 1 Korintus 6: 19 harus ditafsir dengan baik. Ayat ini
bukanlah berbicara tentang sakit- penyakit sebagai penghalang Allah hadir didalam hidup
manusia yang adalah bait Allah melainkan tindakan manusia yang tidak berkenan dihadapan
Allah, itulah yang menghalangi Allah hadir dalam hidup orang percaya.137
secara kritis diatas maka penulis dapat melihat bahwa Teologi Kemakmuran menurut
Copeland merupakan sebuah ajaran yang menyesatkan sebab Copeland melandasi ajarannya
135
Cornelius Kuswanto, Teologi Kemakmuran- menjatuhkan iman, Teologi Salib menguatkan
iman ( dengan tinjauan khusus Mazmur 73, Jurnal Pelita zaman 6 ( 1991), hlm 45
136
Peter Cotterell, Prosperity Theology, 78
137
Peter Cotterell, Prosperity Theology, 30
66
berdasarkan Alkitab tetapi tidak dapat menafsirkan dengan baik bahkan menyesatkan. Iman
salah ditafsirkan, iman hanya saba gai sarana untuk mendapat kekayaan dan kesehatan,
bahkan iman lebih besar dari Allah. Doktrin iman merupakan ajaran fundamental, sebab itu
jika seseorang salah dalam memahami iman, maka orang tersebut bukanlah orang yang
memahami Alkitab dengan baik. Demikian halnya bahwa Copeland salah memahami iman,
sehingga Copeland tidak memahami Alkitab dengan baik dan ajarannya harus dihindari atau
yang bertolak belakang dengan konsep mengikut Yesus. Adapun konsep Copeland mengenai
kehadiran Allah adalah bahwa Allah hanya hadir kepada orang orang yang sehat bahkan Allah
membenci penyakit. Tentu, pemahaman ini sangat berlawanan denga Konsep mengikut Yesus,
sebab dalam Konsep mengikut Yesus,Yesus tidak membeda- bedakan manusia, baik miskin
maupun kaya, sakit ataupun sehat, sebab semuanya sama dihadapan Allah, bahkan siapun
A. Kesimpulan
Penulisan ini ditujukan kepada pemimpin- pemimpin gereja dan jemaat supaya
Copeland merupakan sebuah ajaran yang menekan kan bahwa setiap orang percaya harus
hidup dalam kesehatan secara fisik dan kekayaan secara jasmani. Ajaran ini sangat
menekankan pentingnya iman dalam kehidupan orang percaya, akan tetapi iman yang
ditekankan dalam ajaran berbeda dengan iman yang dicatat dalam Alkitan yakni iman yang
menyelamatkan setiap orang percaya. Iman dalam ajaran ini memberi penjelasan bahwa setiap
orang percaya harus memiliki iman dengan tujuan untuk mendapat kemakmuran dalam hidup
secara jasmani. Orang percaya harus memiliki iman yang sungguh- sungguh untuk meraih
kemakmuran karena hanya melalui imanlah orang percaya bisa mendapatkan kemakmuran
Ajaran Copeland adalah sebuah ajaran yang tidak pernah diajarkan oleh Yesus Kristus,
sebab Allah tidak pernah menekankan Kemakmuran sebagai standard iman seseorang justru
Yesus menyuruh murud- murid- Nya pada masa itu supaya rela menyerahkan nyawanya demi
mengikut Yesus. Pemahamn iman menurut Copeland begitu meyimpang, beliau memahami
iman adalah sesuatu yang luar biasa bahkan lebih besar dari Allah, sehingga argumennya
berpendapat bahwa setiap orang percaya yang memiliki iman dapat mengguncangkan surge.
Artinya setiap permintaan yang diminta oleh orang percaya itu pasti diberikan oleh Tuhan,
66
68
bahkan dengan iman yang dimiliki oleh orang percaya tersebut maka iman itu sanggup
mengubah kehendak Allah. Konsep iman yang demikian bukanlah iman demikian. Iman
adalah anugerah atau pemberian dari Allah supaya manusia dapat mengenal Allah. iman
bukanlah lebih tinggi dari Allah sehingga iman dapat mengguncangkan surga justru
sebaliknya, Iman adalah pemberian Allah kepada manusia. Ajaran Teologi Kemakmuran
Ajaran ini merupakan sebuah ajaran yang salah sebab menekankan bahwa iblis adalah
segala kemiskinan sehingga orang percaya yang miskin disebut sebagai pengikut iblis. Fakta
dan ajaran Alkitab justru mengajarkan bahwa orang percaya harus hati kepada iblis sebab
banyak cara yang dilakukan iblis untuk menjatuhkan orang percaya ke dalam dosa dan cara
yang ampuh adalah dengan menawarkan kakayaan dan kenimatan dunia ini. Disisi lain, waktu
iblis mencobai Yesus, justru iblis mencobai Yesus denga kekayaan yang dimiliki oleh iblis.
2. Orang Kristen yang miskin disebut sebagai orang yang tidak beriman
Ajaran ini menekankan bahwa orang percaya harus hidup dalam kekayaan sebagai
wujud dari iman yang dimiliki sehingga orang yang tidak memiliki kekayaan adalah orang
yang tidak beriman. Fakta dan ajaran Alkitab tidak mengajarkan demikian sebab banyak tokoh
Alkitab yang terkenal imannya justru hidup dalam kemiskinan seperti Paulus bahkan Yesus
sendiri ketika hadir dalam dunia ini, Yesus bukanlah orang yang miskin melainkan orang
miskin. Kemiskinan Yesus dapat dilihat mulai dari kelahairannya yang dilahirkan di kandang
binatang.
69
3. Orang Kristen yang sakit disebut sebagai orang yang tidak mengalami kehadiran Allah
Ajaran ini mengajarkan bahwa orang yang sakit, Allah tidak akan hadir dalam
hidupnya. Ajaran ini menegaskan bahwa sakit adalah symbol kenajisan dihadapan Allah sebab
kenajisan hanya berasal dari iblis. Oleh sebab itu Allah tidak terkontaminasi dengan iblis
sehingga Allah berusha menjauh dari kehidupan orang yang sakit sebab orang sakit itu sudah
terkontaminasi dengan Iblis. Fakta dan ajaran Alkitab tidak mengajarkan demikian, sebab
Allah tidak pernah mendiskriminasi manusia, bahka Alkitab jelas mengatakan bahwa tujuan
kedatanga Allah dalam dunia ini untuk menyatukan baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Dari gambaran ini terlihat bahwa sifat Allah adalah pemersatu bukan pemisah manusia. Fakta
dalam Alkitab juga mengajarkan bahwa Yesus banyak melakukan mujizat kepada orang yang
sakit bahkan sampai sekarang Allah juga masih memberikan karunia itu kepada orang percaya
supaya dapat menyembuhkan orang yang sakit. Penjelasan ini dapat dilihat bahwa Alkitab
tidak pernah mengajarkan bahwa Allah membenci orang yang sakit atau bahkan tidak hadir
B. Saran
Konse p Mengikut Kristus merupakan kosep yang terpenting dari ajaran kekristenan.
Oleh sebab itu penulis menghimbau baik kepada para pendeta, penginjil yang telah belajar
dalam dunia pendidikan teologi yang benar harus menjelaskan arti konsep ini dengan baik
kepada jemaat yang dilayani supaya tidak menerima ajaran- ajaran yang muncul dizaman
sekarang ini tanpa membandingkan dengan Alkitab sebab banyak ajaran- ajaran yang muncul
dan yang berkembang dizaman ini. Setiap ajaran yang telah berkembang bahkan yang akan
berkembang dizaman ini harus diperhatikan dengan saksama, apakah ajaran itu merupakan
70
ajaran yang alkitabiah atau tidak supaya gereja diamana pendeta atau penginjil sedang
melayani tidak terpengaruh dengan ajaran- ajaran yang berkembang di zaman ini.138 Bagi
pendeta atau penginjil yang mungkin tidak belajar dalam dunia pendidikan dengan benar yang
mungkin hanya 4 bulan atau 6 bulan belajar dalam pendidikan kependetaan tanpa memiliki
gelar Sarjana Theologi sudah seharusnya belajar lebih banyak lagi sebab dunia dimana kita
melayani Tuhan bukanlah dunia yang biasa saja tetapi banyak hal- hal yang harus dihindari
dari ancaman sijahat.139 Bagi pendeta atau penginjil yang mungkin sudah memiliki gelar
sarjana Theologi tetapi kampus diamana dia mengambil sarjana itu memiliki doktrin yang
tidak mendasar dalam berteologi, Sudah seharusnya lebih banyak belajar teologi yang benar
sebab seorang gembala harus siap- sedia bahkan harus rela mati demi domba- dombanya.
Demikian juga seorang pendeta atau penginjil yang telah menggembalakan sebuah gereja
harus mempersejatai dirinya dengan pemahaman yang demikian. 140 Oleh sebab itu seorang
pendeta atau penginjil yang telah melayani Tuhan sudah sepatutnya banyak belajar
pendidikan theologi bahkan harus banyak memperlajari tentang isi Alkitab sehingga dengan
demikian pendeta atau penginjil yang telah menggembalakan gereja dimana melayani dapat
membimbing jemaatnya bahkan mengarahkan jemaat kepada sebuah ajaran yang benar dan
138
C. Peter Wagner, Gereja saudara dapat Bertumbuh, ( Malang: Gandum Mas, 1976), 139
139
Agus Wiyanto, Rapor Excellent Pendeta, ( Yokyakarta: Gloria Graffa, 2010), hlm 85- 86
140
Stephen Tong, Kerajaan Allah, Gereja dan Pelayanan, ( Surabaya: Gandum Mas, 2001),
hlm 51
Bob Kauflin, Worship Matters: Menuntun Umat Allah mengalami Kebesaran Allah dalam
141
Daftar Pustka
Buku
A. Hoekema, Anthony, Created in Gods Image, Grand Rapids: Zondervan Bible Publishers,
1988
Cerullo, Morris, The back Side of Satan, La Habra, Creaton House, 1973
Copeland, Kenneth, The Laws of Prosperity, Fort Worth: KCP Publications, 1989
Copeland, Kenneth, What Happenend from the Cross to the Throne, Forth Worth: KCP
Publications, 1988
Copeland, Kenneth, The Force of Love, Fort Worth: KCP Publications, 1987
Copeland, Kenneth, Pursuitn of His Presence, Fort Worth: KCP Publications, 1980
Copeland, Kenneth, Believers Voice of Victory, Forth Worth: Kenneth KCP Publications,
1987
Copeland,Kenneth, PROSPERITY, The Choice is yours, Fort Worth: KCP Publications, 1989
72
Copeland, Kenneth, The Blessing of The Lord, Forth, KCP Publications, 2011
Cotterell, Peter, Prosperity Theology, Legicester: Religious and Theological Fellowship, 1993
Fellowship, 1998
Copeland, Kenneth, He did it all for you, Forth Worth: Kenneth KCP Publications, 1988
E. Hagin ,Kenneth, Cara berpikir yang benar dan yang keliru, Jakarta, Yayasan Pekabaran
E. Hagin, Kenneth, The Woman Question, Greensburg, Manna Christian Outreach, 1975
F. Pfeiffer, Charles & F. Harisson, Everett, The Wycliffe Bible Commentary, Malang: Gandum
Mas 2001
Gillespie, Bailey, V, The Experience of faith, Alabama: Religious Education Press, 1988
Graham Lotz, Anne, Visi Kemuliaan Allah, Bandung: Lembaga Literatur Babtis
Herlianto, Humanisme dan Gerakan Zaman baru, Bandung, Kalam Hidup, 1991
Hinn, Benny, DARAH Kuasanya Dari Kejadian sampai Yesus sampai kepda anda, ( Jakarta:
James, William, The Varieties of Religious Experience, New Work: A Mentor Book, 1958
Jacob S. Y,T, Siapa Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru, Yokyakarta: Kansius, 1981
Kauflin, Bob, Worship Matters: Menuntun Umat Allah mengalami Kebesaran Allah dalam
L. Pratt, Richard, Menaklukan segala pikiran kepada Kristus, Malang: SAAT, 1994
Law, Terry, The Power of Praise and Worship, Tulsa: Victory House Publishers, 1985
1988
L. Blomberg,Craig, Tidak miskin tetapi juga tida kaya; teologi Alkitab tentang Kepemilkan,
L. Ch. Abineno,J, Aku percaya kepada Allah, Jakarta: Gunung Mulia, 1983
Louis Cole, Edwin, Kunci Keberhasilan: Nikmat hidup berkemenangan, Jakarta: Yayasan
M. Drescher, John ,Follow Me; Christian discipleship for today, Scottdale, Hearld Press, 1971
Morries, Leon, Expository Reflections on the Gospel of John, Grand Rapids, Baker Book
House, 1991
N. Ridderbos, Herman, Injil Yohanes suatu Tafsiran Theologis, Surabaya: Momentum, 2011
N. Oswalt, John, The New book of Isaiah Chapter 40- 66 Grand Rapid: William B. Eerdmans
Osterman, Paul, Securing Prosperity, New Jersey: Princeton University Press, 1999
Peter Wagner, C, Gereja saudara dapat Bertumbuh, Malang: Gandum Mas, 1976
Palmer, Edwin , Lima Pokok Calvinisme, Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1996
Prince, Derek, Faedah Pentakosta seri 4, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1992
Prince,Derek, Berkat dan Kutuk: Langkah Alkitabiah Mematahkan Kutuk dan Menuai Berka
Prince, Derek, Tinggalkan Kutuk Terimalah Berkat, Jakarta: Yayasan Pelayanan Bersama
Prince, Derek, Berkat atau Kutuk, Jakarta: Yayasan Pelayanan Bersama Indonesia
METANOIA, 1994
Schaeffer, Harold Fickett Franky, A modest proposal for peacen prosperity and happiness
Tong, Stephen, Kerajaan Allah, Gereja dan Pelayanan, Surabaya: Gandum Mas, 2001
75
Wurmbrand, Richard, Berkorban Demi Kristus, Surabaya: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan,
1999
Yonggi Cho, Paul,Our God is good, Marshall Morgan: Scott Publishing, 1988
Junrnal
Santoso, David, Hakekat dan Kritik Terhadap Teologi Kemakmuran dengan EksposisiWahyu
Skripsi
Internet
http://kennethcopelandblog.com/2010/08/01/kenneth-and-gloria-copeland-the-untold-story/
http://kennethcopelandministries.org/
Wordpress.com/2010/29/study- literature/.
Wibisono Sastrodiwiryo, Studi Literatur/ Wibs Web World, diakses 19 Nopember 2015 dari
http://wibisastro. Wordpress.com/2010/02/10/studi-literatur/.
76
3mproll.blogspot.com/2013/02/literatur-review. html.