Anda di halaman 1dari 40

Rahmatika Sari

Amalia

(111614153024)

A Syahriana Asdar

(111614153031)

Magister Profesi
Psikologi

Mayoring

Industri &
Organisasi

RANCANGAN Universitas
Airlangga Surabaya

PERFORMANC

E APPRAISAL
2017

CTP Team Leader


PT SYNGENTA SEED INDONESIA
(Conditioning, Treatment, and Packing)
JALAN KERATON INDUSTRI
RAYA NO.4 KAWASAN
INDUSTRI PIER
PASURUAN, JAWA TIMUR
LAPORAN RANCANGAN PERFORMANCE APPRAISAL
CTP (Conditioning, Treatment, Packing) TEAM LEADER
PT. Syngenta Seed Indonesia
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Individu dalam Organisasi

Disusun oleh :
Rahmatika Sari Amalia 111614153024
Andi Syahriana Asdar 111614153031

MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2016/2017

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Profil Organisasi ...................................................................... 1
1.2 Struktur Organisasi .................................................................. 3
1.3 Uraian dan Spesifikasi Jabatan ................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8
2.1 Definisi Performance Appraisal ............................................. 8
2.2 Tujuan Performance Appraisal .............................................. 9
2.3 Pengukuran dengan Pendekatan Behavior ............................. 10
2.4 Pengukuran dengan Pendekatan Result .................................. 11
BAB III RANCANGAN PERFORMANCE APPRAISAL ........................ 12
3.1 Dasar Rancangan Performance Appraisal ............................. 12
3.1.1 Performance Appraisal dengan pendekatan Result ......... 13
3.1.2 Performance Appraisal dengan pendekatan Behavior .... 13
3.2 Uraian Hasil Tugas dan Kompetensi CTP Team Leader ....... 15
3.3 Bobot Penilaian dan Standar Penilaian ................................... 23
3.3.1 Dasar Pemberian Bobot ................................................... 24
3.3.2 Dasar Standar Skala Penilaian ......................................... 26
3.4 Penentuan Kategorisasi ........................................................... 27
3.5 Pencegahan Perception Error ................................................. 28
3.6 Form Penilaian Kinerja ........................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 37

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Profil Organisasi


Syngenta merupakan salah satu perusahaan ternama di dunia dengan lebih
dari 26.000 karyawan di lebih dari 90 negara. Sebagai perusahaan multinasional
yang terus berkembang, Syngenta memimiliki visi Bringing plant potential to
life. Melalui ilmu pengetahuan berkelas dunia, pencapaian dan komitmen global
terhadap para pelanggan, Syngenta membantu meningkatkan produktivitas hasil
panen, menjaga lingkungan, dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup.
Syngenta memiliki sejarah yang sangat panjang, pada tahun 1758 Johann
Rudolf Geigy-Gemuseus memulai bisnis kimia di Bazel, Switzerland, yang diikuti
dengan pendirian Sandoz di tahun 1876, Ciba di tahun 1884, dan Imperical
Chemical Industries (ICI) di tahun 1926. Pada periode berikutnya, Ciba dan
Geigy digabung dan terbentuklah Ciba-Geigy di tahun 1970 dan setelah itu
diberikan nama Ciba di tahun 1992, sementara ICI menjadi Zeneca di tahun 1993.
Pada tahun 1996 Ciba dan Sandoz digabung membentuk Novartis. Pada tahun
2001, agribisnis Novartis dan Zeneca digabung menjadi Syngenta. Syngenta
merupakan kombinasi dari dua istilah yang berbeda. Syn, dalam bahasa Yunani
berarti sinergi dan konsolidasi kekuatan, sementara Genta dalam bahasa Latin
memiliki arti terhubung dengan manusia atau komunitas. Sehingga Syngenta
memiliki makna membawa sinergi melalui manusia.
Syngenta Indonesia adalah salah satu perusahanan yang memimpin dalam
dunia agribisnis di Indonesia, yang berfokus pada penyediaan solusi perlindungan
tanaman dan menyuplai benih-benih tanaman yang berkualitas tinggi. Syngenta
Indonesia memiliki dua nama legal, yaitu PT. Syngenta Indonesia dan PT.
Syngenta Seed Indonesia, dengan jumlah karyawan sekitar 600 orang dan
memiliki pabrik serta fasilitas penelitian dan pengembangan (R&D).
Syngenta Indonesia memiliki 3 kategori bisnis yaitu; crop protection,
seed, dan lawn and garden. Setiap kategori bisnis dikelola oleh kelompok-
kelompok bisnis yang spesifik dan didukung oleh berbagai merek produk yang

1|Performance Appraisal
spesifik yang dipasarkan melalui jaringan distribusi untuk memenuhi kebutuhan
para petani. Supaya mampu memenuhi kebutuhan pasar, capaian petani, dan
memastikan penyampaian yang efektif kepada para petani, bisnis Syngenta dibagi
menjadi 3 area komersial, yaitu Jawa, Sumatra, dan east developing Indonesia
(EID) yaitu Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. Setiap area
komersial dikelola oleh Commercial Head.
Syngenta Indonesia memiliki 2 pabrik; pabrik Crop Protecttion terletak di
Gunung Putri, Bogor, sedangkan pabrik benih berlokasi di Pasuruan, Surabaya,
Jawa Timur. Syngenta Site Pasuruan memiliki nama berbadan hukum PT.
Syngenta Seed Indonesia, yang merupakan pabrik benih yang berlokasi di
kawasan Industri Pasuruan (PIER) dengan nilai investasi mencapai 20 miliar
USD. Pabrik ini menempati tanah seluas 10 ha dan memiliki kapasitas produksi
sebanyak 5000 metrik ton benih setiap tahunnya. Pabrik ini tergolong baru,
dimana mulai beroperasi pada tahun 2011. Benih-benih yang diproduksi adalah
benih jagung dan sayuran. Syngenta memiliki nama produk dagang jagung antara
lain, jagung; NK22, NK33, NK99, NK6325, dan NK 6326, jagung manis; Sugar
75 dan Silo 12, tomat; Saviro, Intrend 79, Kadia, dan Kalus. Sedangkan cabai; SG
Hot 79 dan Malika.
PT. Syngenta Seed Indonesia dipimpin oleh seorang Conventional Seed
Operation Lead yang membawahi 8 departemen yang terdiri dari; Field
Operation, Plant Operation, HSES, Production Excellence, Seed Production
Planning, Quality, Parent Seed, dan Site HR. Lima dari 8 departemen tersebut
merupakan departemen inti, sedangkan 3 lainnya merupakan departemen
supporting. Departemen-departemen inti terdiri dari Field Operation, Plant
Operation, HSES, Production Excellence, Seed Production Planning, sedangkan
departemen supporting terdiri dari Quality, Parent Seed, dan Site HR.
Produk jagung PT. Syngenta Seed Indonesia didapatkan dari departemen
Field Operation yang terdiri dari 3 cakupan wilayah di Jawa Timur, yaitu; Blitar,
Jember, dan Malang. Produk benih yang telah ada kemudian diolah dibawah
pengawasan Plant Operation Manager Pasuruan yang membawahi beberapa
bagian; Processing, Engineering, GA, dan Warehouse.

2|Performance Appraisal
Produk jagung yang telah didatangkan dari field operation, diolah dibawah
tanggung jawab processing manager yang membawahi dua bagian kecil
dibawahnya, yaitu; PHO (Post Harvest Operation) dan CTP (Conditioning,
Treatment, Packing). Masing-masing bagian kecil tersebut dipimpin oleh seorang
team leader yang membawahi beberapa area leader dan operator. Bagian PHO
(Post Harvest Operation) bertugas untuk mengolah tongkol-tongkol jagung yang
datang dari lahan menjadi benih-benih jagung (Raw Seed), dan kemudian
diserahkan ke bagian CTP untuk diproses lebih lanjut. Setelah CTP
(Conditioning, Treatment, Packing) menerima Raw Seed dari PHO, tim ini akan
mengolah Raw Seed menjadi Ready Seed dan kemudian akan disimpan kedalam
coldstorage yang berada dibawah pengawasan warehouse supervisor. Ready seed
akan dikeluarkan dari tempat penyimpanan oleh tim warehouse berdasarkan
permintaan tim CTP saat ada pesanan dari pihak marketing, yang kemudian
diproses menjadi bentuk produk akhir yang siap untuk dipasarkan (finsh good).

1.2 Struktur Organisasi

3|Performance Appraisal
1.3 Uraian dan Spesifikasi Jabatan
JOB DESCRIPTION
IDENTITAS JABATAN
Nama Jabatan CTP (Conditioning, Treatment, Packing) Team Leader
Unit Kerja Processing
Atasan Langsung Processing Manager
Atasan Tidak Langsung Plant Operation Manager
Off Season : 50 orang
Jumlah Bawahan
Peak Season : 80 orang
STRUKTUR JABATAN DALAM ORGANISASI

FUNGSI JABATAN
Memimpin, mengawasi, dan mengontrol kinerja Tim CTP dalam proses produksi
dengan mengutamakan kualitas produk yang dihasilkan dan memperhatikan ketepatan
pemenuhan target jumlah dan waktu produksi.
TUGAS-TUGAS
Merancang daily planning berdasarkan weekly planning yang diberikan oleh planner.
Menjabarkan target mingguan yang diberikan oleh planner menjadi target harian
yang harus dipenuhi dalam produksi.
Menyerahkan daily planning yang telah disusun kepada area leader sebagai acuan
untuk melaksanakan pekerjaan harian proses produksi.
Membuat manning man power CTP untuk acuan kerja shift di minggu berikutnya
sebagai dasar departemen-departemen terkait (supporting department; warehouse,
engineering, quality) untuk menyesuaikan susunan shift mereka.
Melakukan persiapan pra produksi dengan departemen-departemen yang berkaitan.
Menghubungi departemen quality untuk menanyakan hal-hal terkait:
Konsep label/ uji laboratory yang akan dicetak di produk packing proses
produksi.
Hasil uji sampel produk yang telah diproses ke bagian departemen quality.
Return produk ke departemen warehouse untuk mempersiapkan alternatif seed
yang akan menjadi bahan produksi apabila seed yang sebelumnya dikeluarkan
tidak memenuhi standar kadar air.
Meminta kepada departemen engineering untuk melakukan pengecekan kelayakan
mesin-mesin produksi sebelum proses produksi berjalan.

4|Performance Appraisal
Memantau proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur HSE (Health Safety
Environment).
Memerintahkan area leader untuk selalu memastikan operator menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri) selama bekerja sesuai dengan area kerja masing-
masing.
Melakukan pemantauan berkala (mingguan) terhadap penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri) dan penggunaan mesin produksi di lapangan telah sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Melakukan audit 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, and Sustain) untuk
menjaga housekeeping di area proses.
Membuat laporan kepada atasan apabila terjadi kecelakaan kerja didalam internal
tim CTP.
Menjamin kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh tim CTP.
Memastikan bahwa produk telah melalui proses yang sesuai dengan tahapan-
tahapan dan standar yang ada dalam prosedur.
Memastikan hybrid yang diproses sesuai dengan rencana produksi, untuk
menghindari mixing hybrid.
Memberikan verifikasi dokumen terhadap produk akhir yang dihasilkan oleh tim
CTP.
Mengawasi dan memantau kinerja tim CTP di lapangan dan proses produksi berjalan
sesuai dengan daily planning yang telah dirancang.
Memantau jalannya proses produksi dilapangan secara langsung.
Menghubungi area leader via telepon/pesan singkat untuk memastikan jalannya
proses produksi.
Menangani dan menyelesaikan berbagai permasalahan dan kendala yang terjadi selama
proses produksi
Merubah strategi planning apabila terjadi masalah/kendala dalam pelaksanaan
produksi.
Bekerja bersama dengan departemen terkait untuk menyelesaikan kendala yang
terjadi di lapangan.
Jika kendala tidak dapat terselesaikan pada level team leader, maka CTP team
leader mengkomunikasikan ke processing manager untuk mengambil keputusan.
Mengevaluasi capaian target kerja harian operator dan area leader dalam memenuhi
daily planning.
Memberikan bimbingan, penjelasan, dan arahan kepada operator dan area leader
mengenai:
Informasi-informasi dan pengetahuan baru tentang perkembangan standar HSE
(Health Safety Environment)
Sosialisasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang terbaru sehingga lebih
mudah dipahami oleh tim.
Pengetahuan tentang bahan-bahan kimia yang dipergunakan dalam proses
produksi.
Masukan-masukan untuk perbaikan yang dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.
Membuat laporan hasil target dan kinerja tim CTP kepada processing manager:

5|Performance Appraisal
Membuat laporan harian dari hasil laporan kerja shift area leader.
Membuat laporan bulanan berdasarkan hasil rekapitulasi harian dan memaparkan
kendala yang paling banyak muncul dalam proses produksi selama satu bulan.
Memberikan usulan-usulan perbaikan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi
produksi.
Melakukan evaluasi kinerja tahunan karyawan.
Melaksanakan tugas-tugas khusus pada musim panen:
Melakukan proses conditioning Raw Seed yang telah diproses oleh tim PHO
menjadi ready seed.
Memastikan tim CTP siap untuk melakukan proses conditioning, baik dalam
ketersediaan man-power maupun peralatan-peralatan atau mesin-mesin produksi
yang digunakan.
Memberikan hasil conditioning ke tim warehouse untuk segera memindahkan
ready seed ke storage tahapan berikutnya (fumigasi building dan selanjutnya ke
coldstorage).
TANGGUNG JAWAB
1. Menghasilkan produk akhir yang berkualitas.
2. Memenuhi kuantitas produksi sesuai dengan planning sequence.
3. Aktifitas kerja tim CTP berjalan sesuai dengan prosedur HSE (Health Safety
Environment) yang berlaku.
4. Ketersediaan karyawan terpenuhi sesuai dengan jumlah produk yang akan
diproses.
WEWENANG
1. Berwenang untuk menghentikan proses produksi, jika hal tersebut berkaitan
dengan kualitas produk dan keselamatan kerja karyawan.
2. Berwenang untuk menempatkan dan memindahkan posisi operator sesuai dengan
kebutuhan proses produksi.
3. Berwenang untuk memberikan persetujuan atas pengajuan overtime bawahan
sebelum disetujui oleh processing manager.
HUBUNGAN KERJA
Bagian Tujuan Hubungan Kerja
Menyusun jadwal packing dan deadline penyelesaian produksi
Planner
berdasarkan target yang diminta oleh marketing.
Melakukan transaksi penyimpanan, pengambilan hasil proses (Ready
Warehouse
Seed), dan penyerahan barang yang diminta oleh processing.
Melakukan pengecekan terhadap kualitas benih yang akan diproduksi
Quality oleh processing dan memberikan rekomendasi dari batch-batch yang
akan diproses.
Melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang
Engineering
dipergunakan dalam proses produksi.
HSE (Health
Memastikan tim CTP memenuhi prosedur HSE dalam bekerja dan
Safety
tidak ada concern HSE.
Environment)
Menyediakan kebutuhan makanan dan antar jemput untuk karyawan
General Affair
baik reguler maupun lembur.

6|Performance Appraisal
HR Menyediakan karyawan sesuai kebutuhan yang diminta processing.
Hubungan customer-supplier; CTP sebagai customer dan PHO
PHO team
sebagai supplier benih. CTP bertugas mengconditioning benih yang
leader
telah diproses oleh tim PHO (hanya terjadi pada saat musim panen).
PERALATAN KERJA
1. Laptop
2. Perlengkapan APD (Kacamata, helm, sepatu Safety, sarung tangan, dan masker)
3. Alat Tulis
4. Buku
KONDISI LINGKUNGAN KERJA
1. Perusahaan sangat menghargai perbedaan dan tidak mengenal SARA.
2. Pekerjaan dilakukan di dalam ruangan (kantor) dan di luar ruangan (pabrik).
3. Delapan jam kerja dengan lima hari kerja menggunakan sistem shift.
4. Lingkungan kerja dibuat senyaman mungkin dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan karyawan.
5. Continues Improvement merupakan hal yang ditekankan kepada semua karyawan.
6. Terdapat bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan keracunan.
7. Terdapat mesin-mesin produksi yang dapat mengakibatkan cedera.

JOB SPECIFICATION
PERSYARATAN UMUM
1. Pendidikan minimal D3 jurusan Teknik/Pertanian.
2. Pengalaman setara supervisor produksi minimal 5 tahun (Diutamakan di bidang
pengolahan benih).
PERSYARATAN KHUSUS
1. Pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar mesin produksi dan
prosedur-prosedur penggunaannya.
Knowledge 2. Pengetahuan HSE (Health Safety Environment).
3. Memiliki pengetahuan tentang ISO 9001:2015.
4. Memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan kimia.
1. Keterampilan penggunaan Bahasa Inggris.
2. Keterampilan Pembuatan Laporan Aktivitas Kerja.
Skill
3. Supervisory Skill
4. Communication
1. Leadership
2. Teamwork
Ability 3. Analythical Thinking
4. Conceptual Thinking

UKURAN KEBERHASILAN KINERJA


1. Jumlah komplain yang muncul dari marketing terhadap kualitas produk.
2. Tingkat ketepatan pemenuhan target produksi yang dibuat oleh planner.
3. Jumlah insiden yang berkaitan dengan isu-isu HSE.
4. Jumlah temuan dalam audit internal maupun eksternal.

7|Performance Appraisal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Performance Appraisal


Performance Appraisal adalah suatu sistem managemen formal yang
menyediakan evaluasi kualitas kinerja individu dalam suatu organisasi. Penilaian
biasanya dipersiapkan oleh atasan langsung karyawan. Prosedurnya biasanya
mengharuskan atasan untuk mengisi formulir penilaian standar yang
mengevaluasi individu dalam beberapa dimensi yang berbeda dan kemudian
mendiskusikan hasil evaluasinya dengan karyawan (Grote, 2002).
Grote, (2002) menjelaskan bahwa sebuah organisasi yang memegang
sistem performance appraisal secara serius dan menggunakannya dengan baik,
biasanya memanfaatkannya sebagai suatu proses yang berjalan dan bukan hanya
sekedar sesuatu yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Dalam organisasi yang
seperti ini, performance appraisal mengikuti 4 fase model:
Fase 1: Performance Planning. Pada awal tahun, atasan dan individu secara
bersama-sama menentukan rencana kinerja. Pada sesi ini, mereka mendiskusikan
apa yang akan dicapai oleh individu dalam kurun waktu 12 bulan (berbagai
pertanggungjawaban dari pekerjaan dan sasaran-sasaran serta proyek-proyek yang
akan dikerjakan oleh individu) dan bagaimana orang tersebut akan melakukan
pekerjaannya (perilaku dan kompetensi yang diharapkan organisasi terhadap para
anggotanya). Mereka biasanya juga mendiskusikan rencana pengembangan
individu tersebut.
Fase 2: Performance Execution. Selama tahun berjalan, karyawan bekerja untuk
mencapai tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan pertanggungjawaban dari
pekerjaannya. Atasan menyediakan bimbingan dan umpan balik kepada individu
untuk meningkatkan probabilitas kesuksesannya. Atasan akan menciptakan suatu
kondisi yang dapat memotivasi dan memecahkan berbagai permasalahan kinerja
yang muncul. Pada pertengahan tahun, mungkin lebih sering, mereka bertemu
untuk mengkaji kinerja individu sesuai dengan rencana-rencana dan target-target
yang telah didiskusikaan dalam pertemuan performance planning.

8|Performance Appraisal
Fase 3: Performance Assessment. Sebagai suatu pendekatan yang formal, atasan
merefleksikan sebaik apa bawahan menunjukkan kinerjanya selama satu tahun,
melalui berbagai formulir dan paperwork yang diberikan organisasi untuk
asesmen tersebut, dan mengisinya. Atasan mungkin juga merekomendasikan
perubahan dalam kompensasi individu berdasarkan kualitas kerja individu.
Formulir penilaian yang telah lengkap biasanya telah ditinjau dan disetujui oleh
atasan, bahkan mungkin oleh kepala departemen atau manager kompensasi.
Fase 4: Performance Review. Atasan dan bawahan bertemu, biasanya selama satu
jam. Mereka melakukan peninjauan formulir penilaian yang telah ditulis oleh
atasan dan membicarakan tentang bagaimana kinerja seseorang selama melewati
waktu 12 bulan tersebut. Pada akhir pertemuan peninjauan mereka mengatur
tanggal untuk bertemu kembali untuk mendiskusikan performance planning
selama 12 bulan yang akan datang, pada titik ini proses performance management
mulai kembali dari awal.

2.2 Tujuan Performance Appraisal


Performance Appraisal memberikan beberapa perbedaan dari tujuan
organisasi antara lain:
1. Menyediakan umpan balik kepada karyawan mengenai kinerjanya.
2. Memutuskan siapa yang akan dipromosikan.
3. Memfasilitasi keputusan pemecatan atau perampingan.
4. Mempertimbangkan perbaikan kinerja.
5. Memotivasi kinerja atasan.
6. Mengatur dan mengukur target.
7. Memberikan konseling pada karyawan dengan kinerja yang buruk.
8. Menentukan perubahan kompensasi.
9. Mempertimbangkan pelatihan dan pendampingan.
10. Mendukung perencanaan manpower atau kesuksesan perencanaan.
11. Menetapkan pelatihan individual dan kebutuhan pengembangan.
12. Menetapkan pelatihan organisasi dan kebutuhan pengembangan.

9|Performance Appraisal
13. Melakukan konfirmasi bahwa keputusan pengangkatan yang baik telah
dibuat.
14. Menyediakan pertahanan hukum untuk keputusan personel.
15. Meningkatkan performansi organisasi secara keseluruhan.

2.3 Pengukuran Performance Appraisal dengan pendekatan Behavior


Pengukuran dengan menggunakan Behavior Approach adalah pendekatan
yang lebih berfokus pada proses, dengan melakukan penilaian kinerja didasarkan
pada perilaku yang nampak dan mendukung kinerja individu. Perilaku yang
dimaksud mencakup kompetensi, keterampilan, keahlian dan kecakapan,
kepatuhan individu pada nilai-nilai organisasi, dan kepribadian individu (Grote,
2002).
Elemen Fokus
Bagaimana individu melakukan pekerjaannya.
Kepatuhan terhadap nilai-nilai organisasi.
Faktor kompetensi
Behaviors
Trait/sifat/karakteristik/keahlian
Tipe kepribadian, manner, dan approach
KASH (Knowledge/Attitudes/Skills/Habits)

Aprinto dan Jacob (2013) menjelaskan metode behavior approach yang


digunakan adalah Behavioral Anchored Rating Scale (BARS). Metode BARS
merupakan gabungan dari graphic ranting scale dengan critical incident yang
dimana memberikan gambaran perilaku secara spesifik pada setiap kriteria rating
penilaian. Penilai diminta untuk membandingkan perilaku karyawan yang dinilai
dengan memilih nilai rating yang memberikan gambaran perilaku yang paling
mendekati perilaku karyawan. Kelebihan dan kelemahan metode BARS akan
dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Behavioral Anchored Rating Scale
Mampu untuk menerjemahkan perilaku karyawan
Kelebihan ke dalam angka penilaian dengan kriteria yang
jelas.
Setiap kompetensi akan membutuhkan kriteria
penilaian yang berbeda-beda, sehingga setiap
Kelemahan jabatan akan memiliki penilaian indikator yang
berbeda dengan jabatan lain. Pengembangan
formulir penilaian dapat memakan waktu lama.

10 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
2.4 Pengukuran Performance Appraisal dengan pendekatan Result
Pengukuran dengan menggunakan Result Approach adalah pendekatan
yang berfokus pada pencapaian atau produk. Result yang dipaparkan berkaitan
dengan hasil aktual dari tugas yang dilakukan, produk-produk yang dapat
dihitung, hasil dan pencapaian yang dapat diukur, dan capaian secara objektif.
Result berkaitan dengan apa yang dicapai seseorang dalam pekerjaannya (Grote,
2002).
Elemen Fokus
Apa yang dicapai oleh individu
Actual job outputs
Hasil-hasil yang dapat dihitung
Behavior
Hasil dan capaian yang terukur
Capaian secara objektif
QQCT (Quantity/Quality/Cost/Timelines

Metode Result Approach yang digunakan adalah Management By


Objective (MBO) yang merupakan metode penilaian kinerja karyawan yang
berorientasi pada pencapaian sasaran kerja. Proses MBO yaitu karyawan dan
atasan akan menyepakati target sasaran kinerja karyawan yang diturunkan dari
sasaran kinerja perusahaan dan unit kerja, dilakukan penilaian kinerja karyawan
berdasarkan target yang telah disusun, dan secara berkala pun dilakukan revisi
atas sasaran kinerja tersebut (Aprinto dan Jacob, 2013). Terdapat dua asumsi
dasar yang melandasi penggunaan MBO, pertama yaitu tujuan organisasi harus
menyusur dari puncak ke bawah. Kedua, tujuan organisasi akan mudah untuk
tercapai jika anggota organisasi mampu untuk bekerja sama mencapai tujuan
tersebut. Kelebihan dan kelemahan MBO dipaparkan pada tabel sebagai berikut:
Management By Objective
Kelebihan Kelemahan
Penyusunan deskripsi tugas menjadi cukup
Membuat setiap karyawan lebih
sulit dan memerlukan peninjauan kembali
mengetahui sasaran organisasi.
sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi.
Membuat proses evaluasi menjadi lebih
Adanya kecenderungan seorang karyawan
wajar dengan memusatkan perhatian pada
untuk memenuhi sasarannya tanpa
pencapaian yang diharapkan oleh
memperdulikan rekan kerja lain, sehingga
organisasi, dan memungkinkan bawahan
hilangnya kerja sama tim yang dapat
mengetahui bagaimana kualitas kerja
berpengaruh terhadap produktivitas
mereka dalam kaitannya dengan tujuan
organisasi.
organisasi

11 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BAB III
RANCANGAN PERFORMANCE APPRAISAL

3.1 Dasar Rancangan Performance Appraisal


Rancangan performance appraisal ini menggunakan dua pendekatan
besar, yaitu pendekatan behavior dan result. Dalam satu formulir terdiri dari dua
pendekatan tersebut. Pendekatan result untuk melihat hasil yang dicapai individu
dan mengukur kemampuan inidividu dalam memenuhi target yang diminta dari
setiap tugas, sedangkan pendekatan behavior digunakan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan atau kompetensi yang dimiliki individu dalam menghadapi
kejadian-kejadian kritis dalam pekerjaannya, yang hasilnya tidak dapat dilihat
secara langsung.
Alat yang digunakan untuk mengukur performance appraisal pada
rancangan ini adalah Key Result Indicators (KRIs) dan Key Performance
Indicators (KPIs). Parmenter (2010) menjelaskan KRIs dan KPIs merupakan
sistem atau cara pengukuran yang berfokus pada faktor-faktor kritikal yang
memberikan pengaruh terhadap kesuksesan performa karyawan dan memberikan
pengaruh positif untuk organisasi. Jika KRIs merupakan pengukuran akan target
yang perlu dicapai yang berpengaruh terhadap kesuksesan organisasi dan KPIs
merupakan pengukuran yang berfokus pada kompetensi kritikal yang memberikan
pengaruh untuk kesuksesan organisasi saat ini dan di masa depan. Kerzner (2013)
memaparkan mengenai SMART yang merupakan karakteristik dari KPIs,
dijelaskan sebagai berikut:
1. Spesific. KPI secara jelas dan berfokus pada target performa atau tujuan
organisasi.
2. Measurable. KPI dapat dikuantifikasikan.
3. Attainable. Target yang rasional dan dapat untuk dicapai.
4. Realistic atau relevan. KPI secara langsung berhubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
5. Time-Based. KPI dapat diukur dengan menggunakan jangka waktu
tertentu.

12 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
3.1.1 Performance Appraisal dengan Pendekatan Result
Rancangan performance appraisal dengan pendekatan result,
menggunakan metode Management By Objective (MBO) yang merupakan
metode penilaian kinerja karyawan yang berorientasi pada pencapaian sasaran
kerja. Proses MBO yaitu karyawan dan atasan akan menyepakati target
sasaran kinerja karyawan yang diturunkan dari sasaran kinerja perusahaan dan
unit kerja, dilakukan penilaian kinerja karyawan berdasarkan target yang telah
disusun, dan secara berkala pun dilakukan revisi atas sasaran kinerja tersebut
(Aprinto dan Jacob, 2013).
Pada rancangan ini, target/sasaran pekerjaan diperoleh dari uraian tugas-
tugas yang dimiliki oleh CTP Team Leader. Berdasarkan masing-masing
tugas tersebut, diperoleh sasaran/target yang harus dipenuhi oleh CTP Team
Leader. Keberhasilan seorang CTP Team Leader dalam melaksanakan tugas-
tugasnya dapat diukur dengan melihat sejauh mana CTP Team Leader mampu
untuk memenuhi target/sasaran yang diminta dari setiap tugas yang ada.

3.1.2 Performance Appraisal dengan Pendekatan Behavior


Rancangan Performance Appraisal ini menggunakan absolute system,
yaitu atasan memberikan evaluasi mengenai kinerja karyawan dengan
membuat referensi secara langsung kepada karyawan yang lainnya (Aguinis,
2014).
Tipe absolute system yang digunakan dalam rancangan performance
appraisal ini adalah dengan menggunakan BARS (Behaviorally Anchored
Rating Scale). Aguinis, (2014) menjelaskan bahwa BARS merupakan salah
satu tipe dari graphic rating scale. Graphic rating scale adalah alat yang biasa
digunakan untuk mengukur kinerja. Tujuan graphic rating scale untuk
memastikan bahwa kategori respon didefinisikan secara jelas, bahwa
interpretasi rating oleh bagian pihak luar adalah jelas, dan bahwa atasan dan
karyawan memahami rating.
Aguinis, (2014) menyatakan BARS menggunakan graphic rating scale
yang menggunakan critical incident sebagai jangkarnya. BARS meningkatkan
graphic rating scale dengan menggunakan kelompok karyawan untuk

13 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
mengidentifikasi dimensi yang penting dari suatu pekerjaan. Kemudian
kelompok yang lain menghasilkan gambaran critical incidents dengan
keahlian kinerja dalam kelompok yang rendah, rata-rata, dan tinggi dari setiap
dimensi. Ketiga, kelompok dari karyawan dan atasan mengambil tiap-tiap
dimensi dan memberikan definisi dan daftar acak dari critical incidents.
Mereka harus mencocokkan critical incidents dengan dimensi yang tepat. Dan
terakhir kelompok penilai memberikan skala nilai untuk masing-masing
incident.
Pada rancangan ini, critical incidents didasarkan pada kompetensi-
kompetensi kritis yang sangat diperlukan untuk dapat menjalankan jabatan
CTP Team Leader secara sukses. Berdasarkan kompetensi-kompetensi
tersebut ditemukan gambaran-gambaran perilaku spesifik yang perlu untuk
dilakukan oleh seorang CTP Team Leader untuk memenuhi
tanggungjawabnya.

14 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
3.2 Uraian Hasil Tugas dan Kompetensi CTP Team Leader

IDENTITAS JABATAN
Nama Jabatan CTP (Conditioning, Treatment, Packing) Team Leader
Unit Kerja Processing
Atasan Langsung Processing Manager
Atasan Tidak Langsung Plant Operation Manager
Off Season : 50 orang
Jumlah Bawahan
Peak Season : 80 orang

DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER


Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
Berpikir Analisis
- Jabaran target harian
Merancang daily planning berdasarkan sequence Menafsirkan,
Mampu untuk memahami yang sesuai dengan
planning yang diberikan oleh planner. menghubungkan, dan
dan menguraikan sequence planning
menganalisis informasi
Menjabarkan target mingguan yang diberikan sequence planning untuk tersusun setelah
dalam rangka untuk
oleh planner menjadi target harian yang harus dijabarkan menjadi target
memahami isu-isu. - Jabaran target dikeluarkannya PO
dipenuhi dalam produksi. harian
(Analythical Thinking - harian (daily oleh planner untuk
Menyerahkan daily planning yang telah disusun
ORO) planning) dapat mencapai
1. kepada area leader sebagai acuan untuk
Perencanaan dan - Jadwal Mampu merencanakan target yang diminta.
melaksanakan pekerjaan harian proses produksi.
Pengelolaan manning man target produksi seusai
Membuat manning man power CTP untuk acuan Menetapkan tugas-tugas power dengan waktu yang
- Manning man power
kerja shift di minggu berikutnya sebagai dasar yang tepat sesuai
dan waktu penyelesaian ditetapkan dan mampu
departemen-departemen terkait (supporting dengan jumlah
untuk mencapai tujuan, mengoptimalkan man
department; warehouse, engineering, quality) produksi harian
serta memastikan power dan penggunaan
untuk menyesuaikan susunan shift mereka. tersedia di akhir
penggunaan sumber daya mesin produksi untuk
pekan sebelumnya .
yang optimal untuk dapat memenuhi target

15 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
memenuhi tujuan tersebut. produksi.
(Planning and Organizing
ORO)
Melakukan persiapan pra produksi dengan
menghubungi departemen-departemen yang
berkaitan.
Menghubungi departemen quality untuk
meminta hal-hal terkait:
Kerjasama - Ketersediaan
Konsep label/ uji laboratory yang akan - Material seed dan
Bekerja secara kolaboratif material Seed Mampu untuk melakukan
dicetak di produk packing proses produksi. label tersedia sesuai
dengan yang lain untuk dan label untuk kolaborasi dengan
Hasil uji sampel produk yang telah diproses dengan jumlah PO
mencapai tujuan yang proses departemen lain sehingga
2. ke bagian departemen quality. - Adanya kepastian
diinginkan dan hasil yang produksi. tercipta sinergi untuk
Return produk ke departemen warehouse untuk positif. - Kelayakan mencapai target produksi.
dari engineering
mempersiapkan alternatif seed yang akan bahwa mesin layak
(Teamwork, ORO) mesin sebelum
menjadi bahan produksi apabila seed yang digunakan.
proses produksi
sebelumnya dikeluarkan tidak memenuhi standar
kadar air.
Meminta kepada departemen engineering untuk
melakukan pengecekan kelayakan mesin-mesin
produksi sebelum proses produksi berjalan.
Orientasi pada Kejelasan - Mampu untuk - Seluruh karyawan
Memantau proses produksi berjalan sesuai dengan
Tugas, Kualitas dan memonitor kualitas menggunakan APD
prosedur HSE (Health Safety Environment). Penerapan HSE
Ketelitian pekerjaan anggota tim sesuai area kerja
Memerintahkan area leader untuk selalu (Health Safety
3. Dorongan dalam diri untuk dengan mengacu pada masing-masing saat
memastikan operator menggunakan APD (Alat Environment)
memastikan/mengurangi standar HSE yang bekerja. (tidak ada
Pelindung Diri) selama bekerja sesuai dengan selama bekerja.
ketidakpastian khususnya berlaku di perusahaan. catatan pelanggaran
area kerja masing-masing.
berkaitan dengan - Mampu untuk penggunaan APD)

16 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
Melakukan pemantauan berkala (mingguan) penugasan, kualitas dan membuat laporan - Seluruh area kerja
terhadap penggunaan APD (Alat Pelindung ketepatan/ ketelitian data mengenai aktivitas processing selalu
Diri) dan penggunaan mesin produksi di dan informasi di tempat kerja CTP secara mengikuti aturan
lapangan telah sesuai dengan standar yang kerja. detail dan jelas. standar 5S. (tidak
ditetapkan. (Concern for Order - ada temuan dalam
Melakukan audit 5S (Sort, Set in Order, Shine, Spencer & Spencer) audit 5S).
Standardize, and Sustain) untuk menjaga Mampu untuk
housekeeping di area proses. Kepemimpinan mengarahkan anggota tim
Membuat laporan kepada atasan apabila terjadi Memimpin dan mendorong untuk selalu mengikuti
kecelakaan kerja didalam internal tim CTP. tim untuk mencapai hasil. prosedur HSE dalam
(Team Leadership - ORO) mencapai tujuan yang telah
ditargetkan.
Kemampuan
Pengendalian
kemampuan untuk
Mengawasi jalannya
memonitor kegiatan,
kegiatan unit CTP untuk
memastikan tujuan telah
memastikan pencapaian
tercapai seperti yang sudah
target yang telah disusun
direncanakan serta
dengan selalu mengikuti
memperbaiki
prosedur HSE yang
penyimpangan bila ada.
berlaku.
(Controlling- Indonesian
Human Resource
Community)
Menjamin kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh Orientasi pada Kejelasan Mampu untuk memonitor CTP menghasilkan
Produk akhir
4. tim CTP. Tugas, Kualitas dan kualitas pekerjaan produk akhir yang
yang berkualitas
Memastikan bahwa produk telah melalui proses Ketelitian anggota tim dengan berkualitas dilihat

17 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
yang sesuai dengan tahapan-tahapan dan Dorongan dalam diri untuk mengacu pada standar melalui:
standar yang ada dalam prosedur. memastikan/mengurangi yang ada yaitu kesesuaian - semakin sedikitnya
Memastikan hybrid yang diproses sesuai ketidakpastian khususnya dengan prosedur, akurasi, complain dari
dengan rencana produksi, untuk menghindari berkaitan dengan dan ketepatan waktu agar marketing/pelanggan.
mixing hybrid. penugasan, kualitas dan dapat menghasilkan - Tidak ada temuan
Memberikan verifikasi dokumen terhadap ketepatan/ ketelitian data produk yang berkualitas . dalam audit ISO
produk akhir yang dihasilkan oleh tim CTP. dan informasi di tempat 9001:2015.
kerja.
(Concern for Order -
Spencer & Spencer)
Kemampuan - Mengawasi jalannya
Pengendalian: kegiatan unit CTP
Mengawasi dan memantau kinerja tim CTP di kemampuan untuk sesuai dengan daily Jumlah produk yang
lapangan dan proses produksi berjalan sesuai dengan memonitor kegiatan, planning yang telah terproses sesuai dengan
daily planning yang telah dirancang. memastikan tujuan telah Daily planning dirancang. rencana harian yang
Memantau jalannya proses produksi dilapangan tercapai seperti yang sudah berjalan sesuai - Mampu untuk telah ditetapkan
5.
secara langsung. direncanakan serta rencana yang melakukan perbaikan sehingga terdeliver ke
Menghubungi area leader via telepon/pesan memperbaiki telah disusun. jika terjadi marketing sesuai
singkat untuk memastikan jalannya proses penyimpangan bila ada. permasalahan atau dengan deadline yang
produksi. (Controlling- Indonesian kendala selama proses diminta.
Human Resource pengawasan kinerja
Commnity) bawahan.

18 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
Berpikir Analitis: - Mampu melihat akar
Menafsirkan, permasalahan dan
menghubungkan, dan mengelola bagian-
menganalisis informasi bagian permasalahan
dalam rangka untuk secara sistematis.
memahami isu-isu. - Mampu memprediksi
(Analythical Thinking - konsekuensi dari
ORO) tindakan yang diambil.
Menangani dan menyelesaikan berbagai - Mencari usulan atau
permasalahan dan kendala yang terjadi selama proses Menemukan sejumlah
dukungan dari
produksi Kerjasama: hal yang menjadi
departemen lain untuk
Bekerja secara kolaboratif penyebab terjadinya
Merubah strategi planning apabila terjadi saling berkontribusi
dengan yang lain untuk Permasalahan dan masalah dan
masalah/ kendala dalam pelaksanaan produksi. pemenuhan target yang
mencapai tujuan yang kendala selama memberikan
6. Bekerja bersama dengan departemen terkait untuk telah ditetapkan.
diinginkan dan hasil yang proses produksi pemecahan masalah
menyelesaikan kendala yang terjadi di lapangan. - Mampu untuk berbagi
positif. terselesaikan. yang tepat dan cepat
Jika kendala tidak dapat terselesaikan pada level (Teamwork, ORO)
informasi yang relevan
sehingga dapat
team leader, maka CTP team leader dengan Tim CTP atau
mendukung pencapaian
mengkomunikasikan ke processing manager departemen lain.
target tepat waktu
untuk mengambil keputusan. Orientasi pada
Perbaikan:
Mencari perbaikan-
Adanya upaya untuk
perbaikan yang terus
memperbaiki kondisi kerja
menerus dalam proses dan
bagian produksi jika
hasil kerja.
terjadi kendala.
(Continous Improvement
Orientation - Personal
Competencies Dictionary)

19 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
Berpikir Kritis:
Kemampuan untuk
menurunkan situasi menjadi
potongan-potongan yang
lebih kecil untuk
Selalu memberikan
mengidentifikasi isu-isu Mampu untuk
evaluasi harian kinerja
kunci atau yang menguraikan pencapaian
tim di awal shift yang
mendasarinya. Tidak hanya Memberikan target produksi dan
Mengevaluasi capaian target kerja harian operator dan meliputi; capaian target
7. mengatur bagian-bagian evaluasi capaian mengidentifikasi hal-hal
area leader dalam memenuhi daily planning. harian, kendala yang
dari masalah sistematis dan target harian. yang berkontribusi
terjadi, dan pemecahan
membandingkan semua terhadap pencapaian target
masalah yang telah
aspek masalah, tetapi juga tersebut.
diberikan.
mencari hubungan sebab-
akibat yang dapat
membantu mengatasinya.
(Critical Thinking,
University of Ottawa)
Memberikan bimbingan, penjelasan, dan arahan Memberikan - Menyampaikan
kepada operator dan area leader mengenai: Mengembangkan Orang
bimbingan, informasi mengenai
Lain: Kesesuaian informasi
Informasi-informasi dan pengetahuan baru penjelasan, dan kebijakan dan prosedur
Keinginan untuk yang diberikan dan
tentang perkembangan standar HSE (Health arahan kepada terbaru kepada bawahan
mengajarkan atau memberikan bimbingan
Safety Environment) operator dan area untuk membantu
8. mendorong pengembangan serta pengetahuan baru
Sosialisasi kebijakan-kebijakan dan prosedur- leader mengenai: mencapai target
atau proses belajar orang yang dapat mendukung
prosedur yang terbaru sehingga lebih mudah mengenai HSE, perusahaan.
lain. kualitas hasil produksi
dipahami oleh tim. kebijakan, - Mampu untuk
(Developing Others- tim CTP.
Pengetahuan tentang bahan-bahan kimia yang Spencer & Spencer)
prosedur, melakukan diskusi
dipergunakan dalam proses produksi. pengetahan dengan bawahan untuk

20 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
Masukan-masukan untuk perbaikan yang dapat chemical, dan memberikan bimbingan
mencapai sasaran yang ditetapkan. masukan dan umpan balik yang
perbaikan untuk berguna untuk
mencapai sasaran. meningkatkan kinerja
bawahan.
Berpikir Konseptual:
Kemampuan memahami
situasi atau masalah dengan
cara memandangnya Mampu untuk menyusun
sebagai satu kesatuan yang sebuah laporan hasil target
Membuat laporan hasil target dan kinerja tim CTP Laporan hasil target
intergitas dan kinerja tim dengan
kepada processing manager. dan kinerja harian di
mencakup kemampuan menyatukan isu-isu,
Membuat laporan harian dari hasil laporan kerja setiap akhir shift sesuai
mengidentifikasi; pola laporan dari Area Leader,
shift area leader. dengan aktualisasi di
9. keterkaitan antara masalah Laporan Harian hasil pengamatan selama
Membuat laporan bulanan berdasarkan hasil lapangan serta
yang tidak tampak dengan proses produksi berjalan
rekapitulasi harian dan memaparkan kendala pemaparan trend
jelas atau kemampuan dan mampu untuk
yang paling banyak muncul dalam proses masalah yang sering
mengidentifikasi mengidentifikasi
produksi selama satu bulan. muncul.
permasalahan yang utama informasi inti dari laporan
yang mendasar dalam yang disusun.
situasi yang komplek.
(Conceptual Thinking -
Spencer & Spencer)
Orientasi pada - Mampu untuk Minimal satu usulan
Usulan
Perbaikan: memberikan usulan perbaikan di area
Memberikan usulan-usulan perbaikan untuk peningkatan
10. Mencari perbaikan- perbaikan yang terkait produksi setiap
peningkatan efektivitas dan efisiensi produksi. efektivitas dan
perbaikan yang terus untuk meningkatkan dan tahunnya untuk
efisiensi produksi
menerus dalam proses dan efisiensi produksi. efektifitas dan efisiensi

21 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DESKRIPSI TUGAS CTP TEAM LEADER
Performance Approach
No. Tugas Kompetensi Hasil
Behavior Result
hasil kerja. - Mampu untuk produksi.
(Continous Improvement mengubah prosedur dan
Orientation - Personal metode kerja untuk
Competencies Dictionary) meningkatkan efisiensi
dan efektivitas produksi.
Selalu memberikan
Mengembangkan Orang evaluasi kinerja
Lain: Mampu untuk karyawan di akhir
Keinginan untuk memberikan umpan balik tahun yang meliputi;
mengajarkan atau secara objektif dan jujur kelebihan dan
Evaluasi kinerja
11. Melakukan evaluasi kinerja tahunan karyawan. mendorong pengembangan yang didasari dari kelemahan karyawan
tahunan karyawan
atau proses belajar orang pengamatan terhadap serta usaha yang perlu
lain. kinerja masing-masing dilakukan untuk
(Developing Others- anggota Tim CTP. melakukan perbaikan
Spencer & Spencer) kinerja di tahun
berikutnya.
Melaksanakan tugas-tugas khusus pada musim panen:
Melakukan proses conditioning Raw Seed yang
telah diproses oleh tim PHO menjadi ready seed. Kerjasama: Semua raw seed
Raw seed terproses
Memastikan tim CTP siap untuk melakukan Bekerja secara kolaboratif terproses menjadi Mampu untuk melakukan
menjadi ready seed
proses conditioning, baik dalam ketersediaan dengan yang lain untuk ready seed secara kolaborasi dengan divisi
dengan recovery, kadar
12. man-power maupun peralatan-peralatan atau mencapai tujuan yang cepat dan lain sehingga tercipta
air, dan physical purity
mesin-mesin produksi yang digunakan. diinginkan dan hasil yang menghasilkan sinergi untuk mencapai
yang sesuai dengan
Memberikan hasil conditioning ke tim positif. ready seed yang target produksi.
standar.
warehouse untuk segera memindahkan ready (Teamwork, ORO) berkualitas.
seed ke storage tahapan berikutnya (fumigasi
building dan selanjutnya ke coldstorage).

22 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
3.3 Bobot Penilaian dan Standar Penilaian
Rancangan penilaian kinerja karyawan ini menggunakan dua pendekatan,
yaitu pendekatan behavioral dan result. Pendekatan yang menggunakan result
digunakan untuk mengukur pekerjaan-pekerjaan yang hasilnya dapat dilihat
secara langsung, sedangkan pendekatan behavioral digunakan untuk mengukur
kompetensi-kompetensi yang hasilnya tidak dapat dilihat secara langsung. Secara
keseluruhan total bobot bernilai 100. Masing-masing pendekatan memiliki bobot
nilai 50 karena pendekatan result dan behavior memiliki pengaruh terhadap
penilaian kinerja karyawan mengenai apa yang perlu dicapai hingga bagaimana
untuk mencapai target tersebut. Masing-masing tugas dan kompetensi memiliki
bobot nilai yang berbeda-beda, bergantung pada tingkat kepentingan, kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang dilakukan.
Daftar bobot masing-masing pekerjaan dan kompetensi tersusun adalah
sebagai berikut:

No TUGAS BOBOT

Menjabarkan target sequence planning yang diberikan oleh planner


1 5
menjadi target harian yang harus dipenuhi dalam produksi.
Membuat manning man power CTP untuk acuan kerja shift di
2 5
minggu berikutnya.
Melakukan pemantauan berkala (mingguan) terhadap penggunaan
3 APD (Alat Pelindung Diri) dan penggunaan mesin produksi di 5
lapangan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Melakukan audit 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, and
4 5
Sustain) untuk menjaga housekeeping di area proses.
Membuat laporan hasil target dan kinerja tim CTP kepada
5 5
processing manager

6 Menjamin kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh tim CTP. 5

Memastikan bahwa produk telah melalui proses yang sesuai dengan


7 5
tahapan-tahapan dan standar yang ada dalam prosedur.
Mengawasi dan memantau kinerja tim CTP di lapangan dan proses
8 produksi berjalan sesuai dengan daily planning yang telah 5
dirancang.
Memberikan usulan-usulan perbaikan untuk peningkatan efektivitas
9 5
dan efisiensi produksi.
Melakukan proses conditioning Raw Seed yang telah diproses oleh
10 5
tim PHO menjadi ready seed.
TOTAL BOBOT 50

23 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
Definisi dari kompetensi pada rancangan performance appraisal ini merupakan
modifikasi dari definisi yang dikemukakan pada kamus kompetensi umum yang
disesuaikan dengan rincian tugas CTP Team Leader.

No KOMPETENSI BOBOT
Berpikir Analitis
1 Menafsirkan, menghubungkan, dan menganalisis informasi dalam 7
rangka untuk memahami isu-isu.
Berpikir Konseptual
Kemampuan untuk memahami situasi dengan menggabungkan
2 5
gagasan, isu, dan hasil observasi ke dalam penjelasan yang mudah
dipahami.
Berpikir Kritis
Kemampuan untuk menurunkan situasi menjadi potongan-potongan
3 yang lebih kecil untuk mengidentifikasi isu-isu kunci atau yang 6
mendasarinya. mencari hubungan sebab-akibat yang dapat
membantu mengatasinya.
Kepemimpinan
4 Memimpin dan mendorong anggota tim untuk dapat mencapai target 7
yang telah ditetapkan.
Kemampuan Pengendalian
5 Kemampuan untuk memonitor kegiatan, memastikan tujuan tercapai 8
seperti yang sudah direncanakan.
Mengembangkan Orang Lain
Adanya keinginan untuk mendorong proses belajar dan
6 5
pengembangan anggota tim dengan cara memberikan saran, bantuan,
bimbingan, dan umpan balik.
Kerjasama
Adanya dorongan untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dengan
7 7
departemen lain/Tim agar dapat memenuhi target produksi secara
bersama-sama.
Orientasi Pada Perbaikan
8 Mencari dan melakukan perbaikan-perbaikan yang terus menerus 5
dalam proses dan hasil kerja.
TOTAL BOBOT 50

3.3.1 Dasar Pemberian Bobot


TUGAS
BOBOT ALASAN
Setiap hasil pada masing-masing tugas memiliki bobot yang sama yaitu 5,
5 karena setiap hasil merupakan hal yang sama-sama penting dan perlu dicapai
oleh CTP Team leader.

24 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT KOMPETENSI ALASAN
Kemampuan pengendalian memiliki bobot tertinggi,
yang didasarkan dari tugas utama jabatan CTP Team
Leader yaitu mampu untuk mengawasi dan
Kemampuan mengontrol kinerja dari Tim CTP agar dapat
8
Pengendalian mencapai target yang diminta dengan selalu
memperhatikan prosedur perusahaan, pentingnya
HSE dalam bekerja dan selalu mengutamakan
kualitas produksi.
- Kepemimpinan memiliki bobot dengan nilai 7
karena CTP Team Leader merupakan posisi yang
bertugas sebagai pemimpin yang dapat
mengarahkan dan mampu untuk mendorong atau
memotivasi anggota Tim CTP dalam proses
produksi agar dapat bekerja secara efisien dan
efektif dan mendorong CTP Area Leader untuk
mengawasi karyawan yang berada di lapangan
dalam mematuhi standar HSE yang berlaku..
- Pada proses produksi tidak selalu berjalan dengan
mulus, beberapa kendala dapat terjadi sebelum dan
selama proses produksi, sehingga diperlukan
Kepemimpinan
kemampuan berpikir analisis untuk menguraikan
7 Berpikir Analisis
penyebab permasalahan yang terjadi dan mampu
Kerjasama
untuk memahami serta memberikan alternatif
solusi akan kendala yang terjadi.
- Pada proses produksi, unit CTP tidak dapat
berjalan sendiri, perlu adanya kerjasama dengan
departemen lain untuk mendukung produktivitas
produksi. Sehingga, CTP Team Leader
memerlukan keterampilan untuk membangun kerja
sama yang baik dengan departemen lain dan dalam
menangani kendala yang terjadi selama proses
produksi dapat dilakukan diskusi dengan
departemen terkait, terutama dengan departemen
warehouse, quality, dan engineering.
Pada proses evaluasi capaian target kerja tim CTP
diperlukan proses berpikir kritis agar mampu untuk
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap capaian target kerja,
6 Berpikir Kritis membandingkan faktor tersebut satu sama lain,
hingga mampu untuk mengevaluasi program yang
digunakan untuk mencapai target produksi, hingga
membuat program baru dengan mempertimbangkan
faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi dari

25 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT KOMPETENSI ALASAN
program yang dilaksanakan.
Setiap kompetensi diberikan bobot dengan angka 5,
karena:
- Pada pembuatan laporan diperlukan kemampuan
untuk berpikir konseptual dimana CTP team
leader harus mampu untuk memahami situasi
selama proses produksi melalui pengamatan secara
langsung, laporan lisan dan tertulis dari area
leader, kendala yang dihadapi, serta alternatif yang
diberikan, mampu untuk menyusunnya dalam
bentuk laporan yang mudah dipahami.
- Pada tugas CTP team leader yaitu memberikan
pengarahan dan pengetahuan mengenai informasi
Berpikir Konseptual dan kebijakan terbaru kepada Tim CTP serta
Mengembangkan dalam proses evaluasi kinerja karyawan diperlukan
5
Orang Lain kemampuan untuk memberikan umpan balik yang
Orientasi Perbaikan objektif terhadap kinerja masing-masing anggota
tim CTP dan mampu untuk memberikan
pengetahuan atau bimbingan yang dibutuhkan.
Sehingga, berdasarkan penjelasan tersebut
dibutuhkan kemampuan mengembangkan orang
lain.
- PT. SSI sangat mengedepankan akan inovasi untuk
meningkatan efisiensi dan efektivitas proses
manufaktur dan menghargai setiap ide yang
diberikan. Setiap karyawan ditekankan agar
memiliki orientasi pada perbaikan, dimana mampu
untuk memberikan usulan dalam pengembangan
produktivitas organisasi.

3.3.2 Dasar Standar Skala Penilaian


Setiap penilaian memiliki skala 5 poin dengan pertimbangan untuk lebih
mudah untuk membedakan masing-masing karyawan. Aguinis (2014)
mengemukakan dalam proses menilai perilaku karyawan dengan skala 5 poin telah
cukup mampu untuk menggambarkan performa karyawan. Standar setiap skala
berada pada nilai 3 agar mampu untuk menguraikan lebih detail performa yang
kurang sesuai hingga melebihi dari ekspektasi, selain itu dapat memotivasi
karyawan untuk meningkatkan performanya. Hal ini sejalan dengan teori motivasi
yang dijelaskan Maslow, bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan untuk

26 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
aktualisasi diri atau kebutuhan untuk selalu berkembang (meta needs). Yuwono,
dkk. (2005) menjelaskan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan untuk
merealisasikan seluruh potensi yang dimiliki. Pemberian penjelasan mengenai
indikator yang lebih dari apa yang diharapkan, mampu membuat karyawan tidak
hanya puas berada pada skala 3 tapi selalu meningkatkan performanya untuk
mencapai skala yang berada pada skala 4 dan 5 serta akan memberikan dampak
positif kepada karyawan itu sendiri dan juga bagi produktivitas organisasi.
Pemaparan mengenai indikator yang kurang memuaskan dengan menjelaskan pada
skala 1 dan 2 membuat indikator ketidaksesuaian menjadi detail, sehingga
membantu untuk lebih memahami kekurangan karyawan dan dapat membantu
untuk merancang metode pengembangan yang lebih tepat.

3.4 Penentuan Kategorisasi


Penentuan kategorisasi dalam rancangan ini adalah dengan menggunakan
kriteria objektif dengan membagi interval menjadi lima kategori.
Rumus Umum yang digunakan, yaitu:

Interval =

Jumlah Kategori = 5
Skor Tertinggi = Skoring Tertinggi x Grand Botal Bobot = 5 x 100 = 500
Skor Terendah = Skoring Terendah x Grand Botal Bobot = 1 x 100 = 100
Range = Skor Tertinggi Skor Terendah = 500 100 = 400

Interval = = 80

Sehingga hasil kategorisasi,


Interval Keterangan Grade
421 500 Istimewa A
341 420 Sangat Memuaskan B
261 340 Memuaskan C
181 260 Kurang Memuaskan D
100 180 Tidak Memenuhi Harapan E

27 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
3.5 Pencegahan Perception Error
Perception erorr dapat terjadi ketika penetapan standar pada skala 3 yang
dapat memunculkan tendensi sentral. Suhariadi (2013) mengemukakan tendensi
sentral adalah ketika penilai menganggap semua karyawan sama atau dalam rentang
rata-rata sehingga terjebak pada penilaian rating tengah, dan mengabaikan rating
sangat baik maupun sangat buruk. Selain itu, hal-hal lain yang dapat memunculkan
kesalahan persepsi dalam menilai adalah ketika satu karakteristik personal telah
mewakili semua karakteristik yang dimiliki karyawan atau hallo error, penilai yang
cenderung menilai karyawan lain berdasarkan penilaian karyawan sebelumnya yang
diingat atau regency effect, penilaian yang mengacu pada karyawan yang dianggap
baik atau buruk untuk menilai karyawan lain atau contrast effect, penilaian yang
hasilnya cenderung sama antar karyawan atau similarity (Suhariadi, 2013).
Pada rancangan performance appraisal ini menggunakan penjelasan setiap
indikator dengan gambaran yang sesuai dengan jabatan CTP Team Leader dan
memperjelas rentang setiap skala untuk memudahkan membedakan kinerja setiap
karyawan. Pada pemberian instruksi penilaian telah ditekankan agar penilai
memberikan penilaian yang sebenar-benarnya dan mampu untuk merepresentasikan
performa sesungguhnya dari karyawan yang dinilai. Selain itu, untuk mencapai
penilaian kerja yang objektif. Pada rancangan ini menggunakan penilaian umpan
balik 360 atau multiple rater system yaitu menggunakan beberapa individu yang
menjadi penilai yaitu atasan, rekan, bawahan, dan karyawan dari departemen lain
yang memiliki hubungan dalam proses kerja (Aprinto & Jacob, 2013).

Penilaian Umpan Balik 360 / Multiple Rater System


Kelebihan Kelemahan
Menghabiskan banyak waktu, tenaga untuk
diadministrasikan, dan jika menggunakan
- Mendapatkan umpan balik dari berbagai teknologi akan menghabiskan banyak
pihak dan mengurangi penilaian yang biaya.
subjektif.
- Meningkatkan keakuratan hasil Solusi : Penilaian dilakukan oleh orang
penilaian kinerja. yang memahami kinerja karyawan dengan
mempertimbangkan kemudahan akses
untuk penilaian.

28 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
Penilai dalam penilaian performance CTP Team Leader yaitu manager
processing, rekan kerja, dan supervisor planner.

Penilai Alasan Porsentase


Atasan secara langsung mengawasi dan
mengontrol kinerja CTP team leader dan
pencapaian target dari tim CTP. Sehingga
Manager Processing 35%
dapat memahami kinerja bawahannya dalam
memimpin tim CTP dan menyelesaikan target
produksi.
CTP team leader lainnya, yang saling
berkoordinasi, berdiskusi dan menyerahkan
tugas ketika pergantiaan shift mengenai proses
produksi tim CTP yang perlu dilakukan
Rekan Kerja 30%
selanjutnya atau telah dilakukan dan hal apa
yang perlu untuk dilanjutkan. Sehingga, dapat
memahami sejauh mana kinerja dari rekan
kerjanya dalam memimpin proses produksi.
Unit yang memberikan sequence planning
untuk dijabarkan menjadi target harian, banyak
proses kerjasama yang dilakukan dalam
menjalankan target yang diberikan, dari tahap
awal hingga proses produksi telah
Supervisor Planner menghasilkan produk yang akan dilaporkan 35%
kembali ke planner. Sehingga, supervisor
planner mampu untuk memahami proses kerja
karena adanya interaksi sebelum produksi
hingga menghasilkan produk serta target yang
perlu diselesaikan.
TOTAL 100%

29 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
3.6 Form Penilaian Kinerja

KEY RESULT INDICATORs


KEY PERFORMANCE INDICATORs

Tanggal Penilaian : _______________________


Nama Penilai : _______________________ Nama Karyawan yang Dinilai : _____________________
Posisi/Jabatan : _______________________ Posisi : _____________________
Departemen : _______________________ Departemen : _____________________

Petunjuk Penilaian :
1. Silahkan melingkari salah satu nilai dengan rentang 1-5 pada setiap tugas dan kompetensi.
2. Silahkan memilih indikator yang benar-benar merepresentasikan karyawan yang dinilai.

I. Bagian Pertama menjelaskan pemenuhan target dari setiap tugas yang sesuai dengan tujuan organisasi
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
TUGAS (B) Tidak Sesuai Target Dibawah Target Memenuhi Target Melebihi Target Melampaui Target (B X N)
1 2 3 4 5
Membuat satu daily planning Membuat satu daily planning
Menjabarkan target sequence Membuat satu daily
Membuat satu daily setelah PO rilis yang sesuai setelah PO rilis yang sesuai
planning yang diberikan oleh Tidak membuat daily planning setelah PO rilis
planning setelah PO rilis dengan sequence planning dengan sequence planning
planner menjadi target harian planning setelah PO rilis yang kurang sesuai
1 5 yang sesuai dengan untuk dapat mencapai 100% untuk dapat mencapai 100%
yang harus dipenuhi dalam sehingga tidak mencapai dengan sequence planning
sequence planning untuk permintaan marketing dan permintaan marketing dan
produksi. 100% permintaan sehingga tidak mencapai
dapat mencapai 100% menyediakan satu alternatif menyediakan beberapa
marketing. 100% permintaan
permintaan marketing. daily planning jika terjadi alternatif daily planning jika
marketing.
downtime yang tidak terjadi downtime yang tidak
dinginkan. dinginkan.
1 2 3 4 5
Jumlah man power kurang Jumlah man power sesuai Efisiensi man power yang
Jumlah man power tidak Jumlah man power sesuai
sesuai dengan jumlah dengan jumlah produksi tersedia sesuai dengan
Membuat manning man power sesuai dengan jumlah dengan jumlah produksi
produksi untuk minggu untuk minggu berikutnya jumlah produksi untuk
2 CTP untuk acuan kerja shift di 5 produksi untuk minggu untuk minggu berikutnya
berikutnya tersedia di tersedia di akhir pekan minggu berikutnya tersedia
minggu berikutnya. berikutnya tersedia di tersedia di akhir pekan
akhir pekan sehingga sehingga mencapai 100% di akhir pekan sehingga
akhir pekan sehingga sehingga mencapai 100%
tidak mencapai 100% permintaan marketing dan mencapai 100% permintaan
mencapai 100% permintaan marketing
permintaan marketing. lebih cepat dari waktu yang marketing dan lebih cepat
permintaan marketing. dan tepat waktu.
diminta. dari waktu yang diminta.

30 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
TUGAS (B) Tidak Sesuai Target Dibawah Target Memenuhi Target Melebihi Target Melampaui Target (B X N)
1 2 3 4 5
Seluruh karyawan yang
berada dibawah
Seluruh karyawan yang pengawasan CTP team
Melakukan pemantauan berkala Seluruh karyawan yang berada dibawah leader selalu
Terdapat karyawan
(mingguan) terhadap berada dibawah pengawasan CTP team menggunakan APD yang
yang melakukan
penggunaan APD (Alat Terdapat karyawan yang pengawasan CTP team leader selalu menggunakan sesuai dengan area kerja
pelanggaran
Pelindung Diri) dan melakukan pelanggaran leader selalu APD yang sesuai dengan masing-masing saat
3
penggunaan mesin produksi di
5 penggunaan APD saat
penggunaan APD saat menggunakan APD area kerja masing-masing bekerja, melakukan
bekerja sehingga
lapangan telah sesuai dengan bekerja. yang sesuai dengan area saat bekerja serta pengawasan terhadap
menimbulkan
standar yang ditetapkan. kerja masing-masing melakukan pengawasan kelayakan APD yang
kecelakaan kerja.
saat bekerja. terhadap kelayakan APD digunakan oleh timnya,
. yang digunakan oleh dan memberikan usulan-
timnya. usulan perbaikan yang
dapat meminimalisir
pengggunaan APD.
1 2 3 4 5
Seluruh area kerja CTP
Seluruh area kerja CTP
Melakukan audit 5S (Sort, Set Area kerja CTP tidak Seluruh area kerja CTP selalu sesuai dengan
Area kerja CTP kurang selalu sesuai dengan
in Order, Shine, Standardize, sesuai dengan standar selalu sesuai dengan standar 5S sehingga tidak
sesuai dengan standar standar 5S sehingga tidak
4 and Sustain) untuk menjaga 5 5S sehingga ada standar 5S sehingga pernah ada temuan saat
5S sehingga ada temuan pernah ada temuan saat
housekeeping di area proses. temuan mayor saat tidak pernah ada temuan audit 5S dan menjadi area
minor saat audit 5S. audit 5S dan menjadi salah
audit 5S. saat audit 5S. terbaik dan percontohan
satu area percontohan
dilingkungan pabrik PT.
dilingkungan pabrik PT.SSI
SSI
1 2 3 4 5
Menghasilkan satu
laporan kinerja harian
yang sesuai dengan
Menghasilkan satu laporan
aktualisasi pekerjaan di
kinerja harian yang sesuai
Menghasilkan satu lapangan di setiap akhir
Menghasilkan satu Menghasilkan membuat dengan aktualisasi
laporan kinerja harian shift, dan merekapnya
Membuat laporan hasil target laporan kinerja setiap satu laporan kinerja pekerjaan di lapangan di
setiap satu minggu menjadi laporan bulanan
5 dan kinerja tim CTP kepada 5 satu minggu sekali harian yang sesuai setiap akhir shift, dan
sekali yang sesuai di akhir bulan serta
processing manager berdasarkan sampel dengan aktualisasi merekapnya menjadi
dengan aktualisasi melakukan pemaparan
hasil kegiatan dalam pekerjaan di lapangan di laporan bulanan di akhir
pekerjaan di lapangan di kendala yang paling
satu minggu. setiap akhir shift. bulan serta melakukan
setiap akhir shift. banyak muncul untuk
pemaparan kendala yang
ditindaklanjuti di bulan
paling banyak muncul.
berikutnya sehingga tidak
muncul kendala yang
serupa di lain waktu.

31 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
TUGAS (B) Tidak Sesuai Target Dibawah Target Memenuhi Target Melebihi Target Melampaui Target (B X N)
1 2 3 4 5
Terdapat >10 komplain
Terdapat 6-10 komplain Terdapat 2-5 komplain Hanya ada 1 komplain dari Tidak ada komplain dari
Menjamin kualitas produk dari marketing terkait
dari marketing terkait dari marketing terkait marketing terkait dengan marketing terkait dengan
6 akhir yang dihasilkan oleh tim 5 dengan kualitas produk
dengan kualitas produk dengan kualitas produk kualitas produk yang terkait kualitas produk yang terkait
CTP. yang terkait dengan
yang terkait dengan proses yang terkait dengan proses dengan proses CTP sepanjang dengan proses CTP
proses CTP sepanjang
CTP sepanjang tahun. CTP sepanjang tahun. tahun. sepanjang tahun.
tahun.
1 2 3 4 5
Terdapat > 3 temuan Tidak ada temuan audit ISO
Memastikan bahwa produk Terdapat maksimal 2-3
minor dan/atau 1 temuan Terdapat 1 temuan minor Tidak ada temuan audit ISO 9001:2015 yang terkait
telah melalui proses yang temuan minor dalam audit
mayor dalam audit ISO audit ISO 9001:2015 yang 9001:2015 yang terkait dengan kualitas dan prosedur
7 sesuai dengan tahapan-tahapan 5 ISO 9001:2015 yang
9001:2015 yang terkait terkait dengan kualitas dan dengan kualitas dan prosedur CTP dalam satu tahun dan
dan standar yang ada dalam terkait dengan kualitas dan
dengan kualitas dan prosedur CTP dalam satu CTP dalam satu tahun. menambahkan min 1
prosedur. prosedur CTP dalam satu
prosedur CTP dalam satu tahun. perbaikan yang berkontribusi
tahun.
tahun. dalam ISO 9001:2015.
1 2 3 4 5
Mengawasi dan memantau
Produk terkirim ke Jumlah produk terkirim ke
kinerja tim CTP di lapangan Produk terkirim ke Produk terkirim ke marketing
Produk terkirim ke marketing H+1 setelah marketing sesuai dengan
8 dan proses produksi berjalan 5 marketing sesuai dengan sebelum deadline yang
marketing > H+1 setelah deadline yang diminta permintaan, dengan waktu
sesuai dengan daily planning deadline dan jumlah yang diminta dengan jumlah sesuai
deadline yang diminta. atau jumlah tidak sesuai sesuai deadline meskipun
yang telah dirancang. diminta. permintaan.
permintaan. terjadi berbagai kendala.
1 2 3 4 5
Memberikan satu usulan Memberikan satu usulan Memberikan lebih dari satu Memberikan lebih dari satu
Memberikan usulan-usulan Tidak ada usulan perbaikan di area produksi perbaikan di area produksi usulan perbaikan di area usulan perbaikan di area
perbaikan untuk peningkatan perbaikan di area setiap tahunnya untuk setiap tahunnya untuk produksi setiap tahunnya produksi setiap tahunnya
9
efektivitas dan efisiensi
5
produksi setiap tahunnya efektifitas dan efisiensi efektifitas dan efisiensi untuk efektifitas dan efisiensi untuk efektifitas dan
produksi. untuk efektifitas dan produksi namun tidak produksi dan produksi dan menyelesaikan efisiensi produksi dan
efisiensi produksi. dapat melakukan menyelesaikan dalam satu usulan perbaikan yang menyelesaikan perbaikan
perbaikan dalam tahun itu. tahun itu. diberikan di tahun itu. dalam tahun itu.
1 2 3 4 5
Memproses raw seed Memproses raw seed lebih
Memproses raw seed Memproses raw seed dengan Memproses raw seed dengan
lebih dari waktu yang dari waktu yang
dengan tepat waktu dan lebih cepat dari waktu yang lebih cepat dari waktu yang
Melakukan proses conditioning distandarkan dan distandarkan dan
menghasilkan kuantitas distandarkan dan distandarkan dan
Raw Seed yang telah diproses menghasilkan kuantitas menghasilkan kuantitas
10
oleh tim PHO menjadi ready
5 recovery 97-98% dari raw menghasilkan kuantitas menghasilkan kuantitas
recovery < 97% raw recovery 97-98% dari raw
seed, dengan kadar air recovery 97-98% dari raw recovery > 98% dari raw
seed. seed, dengan kadar air seed, dengan kadar air
yang memenuhi standar seed, dengan kadar air yang seed, dengan kadar air yang
yang memenuhi standar yang memenuhi standar
dan physical purity yang memenuhi standar dan memenuhi standar dan
dan physical purity yang dan physical purity yang
sama. physical purity yang sama. physical purity yang sama.
sama. sama.
TOTAL BOBOT 50 TOTAL NILAI

32 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
II. Bagian kedua menjelaskan perilaku pada masing-masing kompetensi yang dapat menggambarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan organisasi
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
KOMPETENSI (B) Gagal Dibawah Harapan Memenuhi Harapan Melebihi Harapan Superior (B X N)
1 2 3 4 5
Mampu melihat beberapa
Mampu melihat satu akar Mampu memberikan
Berpikir Analitis permasalahan dan mengelola
Mampu memahami akar permasalahan dan beberapa alternative solusi
Menafsirkan, menghubungkan, bagian-bagian permasalahn
permasalahan secara mengelola bagian-bagian dan prediksi dari
1 dan menganalisis informasi 7 secara sistematis. Dan
Tidak mampu memahami sederhana, namun belum permasalahan secara konsekuensi pada setiap
dalam rangka untuk memahami mampu memprediksi
permasalahan yang terjadi. mampu melihat sistematis dan mampu alternatif yang ditawarkan
isu-isu. konsekuensi dari tindakan
konsekuensi dari tindakan memprediksi konsekuensi dan memberikan bobot dan
yang diambil serta
yang diambil. dari tindakan yang prioritas terhadap setiap
memberikan beberapa
diambil. alternatif yang dibuat.
alternative solusi.
1 2 3 4 5
Mampu untuk menyusun
Mampu untuk menyusun
sebuah laporan dengan Mampu untuk menyusun
Membuat laporan hasil Menyusun laporan hasil sebuah laporan hasil
Berpikir Konseptual menyatukan beberapa hal laporan dengan
target dan kinerja tim target dan kinerja tim target dan kinerja tim
Kemampuan untuk memahami yang kompleks (pencapaian menformulasikan kendala
yang cenderung memiliki dengan menyatukan isu- dengan menyatukan isu-
situasi dengan menggabungkan target produk yang telah yang terjadi selama proses
2 5 kesamaan dengan laporan isu, laporan dari Area isu, laporan dari Area
gagasan, isu, dan hasil diproses, isu yang terjadi, produksi, mampu untuk
sebelumnya. Leader, hasil pengamatan Leader, hasil pengamatan
observasi ke dalam penjelasan beberapa kendala selama mengidentifikasi hubungan-
Mengabaikan informasi selama proses produksi selama proses produksi
yang mudah dipahami. produksi, dan solusi yang gubungan terhadap kendala
yang diterima selama berjalan, tanpa memahami berjalan dan mampu
dilakukan, produk yang kompleks yang terjadi dan
proses produksi. informasi inti dari laporan mengidentifikasi
belum diproses) menjadi berasal dari bidang area yang
yang disusun. informasi inti dari laporan
jelas, sederhana, dan mudah berbeda.
yang disusun.
untuk dipahami.
Berpikir Kritis 1 2 3 4 5
Kemampuan untuk Mampu untuk menguraikan
Mampu untuk Mampu untuk membuat
menurunkan situasi menjadi dan mengidentifikasi
Mampu untuk memahami menguraikan pencapaian konsep baru atau mengelola
potongan-potongan yang lebih Hanya menyimpulkan dan penyebab pencapaian target
sejauh mana pencapaian target produksi dan kembali rancangan yang
3 kecil untuk mengidentifikasi 6 melaporkan kembali produksi dan menggunakan
target produksi yang telah mengidentifikasi hal-hal sudah ada untuk mencapai
isu-isu kunci atau yang laporan pencapaian target rancangan strategis atau flow
dilakukan oleh bagian yang berkontribusi target produksi lebih efektif
mendasarinya. mencari produksi dari area leader. chart untuk meningkatkan
CTP. terhadap pencapaian target dan efisien.
hubungan sebab-akibat yang efisiensi pencapaian target
tersebut.
dapat membantu mengatasinya. produksi selanjutnya.
1 2 3 4 5
Kepemimpinan Mampu untuk Mampu untuk membagi Mampu untuk memastikan Menerapkan gaya
Memimpin dan mendorong Tidak ada usaha untuk memberikan tugas kepada tugas kepada anggota tim setiap tugas yang dikerjakan kepemimpinan yang sesuai
4 anggota tim untuk dapat 7 mengarahkan anggota tim masing-masing anggota sesuai dengan oleh anggota kelompok dan mampu bersikap tegas
mencapai target yang telah untuk mengikuti prosedur dan mampu untuk kemampuanan masing- dapat diselesaikan dengan jika diperlukan serta mampu
ditetapkan. HSE yang berlaku. mengarahkan anggota tim, masing dan mengarahkan selalu mengikuti prosedur untuk memunculkan
namun kurang untuk selalu mengikuti HSE dan mendorong antusiasme, energi, dan

33 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
KOMPETENSI (B) Gagal Dibawah Harapan Memenuhi Harapan Melebihi Harapan Superior (B X N)
memperhatikan prosedur prosedur HSE dalam anggota tim CTP untuk komitmen bagi anggota
HSE dalam mencapai mencapai tujuan yang berprestasi dan bekerja kelompok untuk mencapai
target produksi. telah ditargetkan. melebihi standar yang target produksi.
ditetapkan.
1 2 3 4 5
Pengawasan terhadap Menganggap bahwa salah
Kemampuan Pengendalian Mengawasi jalannya
Kemampuan untuk memonitor kegiatan produksi hanya satu tugas team leader Mengawasi jalannya
kegiatan dalam unit CTP Secara konsisten untuk
melalui pelaporan atau adalah memantau jalannya kegiatan dalam unit CTP
5 kegiatan, memastikan tujuan 8 secara efektif agar target mengawasi kegiatan CTP
tercapai seperti yang sudah informasi dari area leader, kegiatan unit CTP , tanpa untuk memastikan
yang telah disusun dapat agar dapat mencapai target
direncanakan. tidak secara langsung memastikan kegiatan yang pencapaian target yang
dicapai secara efisien. secara efektif dan efisien.
melakukan pengawasan. dilakukan telah sesuai telah disusun sesuai.
dengan daily planning.
1 2 3 4 5
Memberikan umpan balik
Cenderung memberikan Menyusun program
secara objektif dan jujur Mendorong kepercayaan diri
umpan balik yang pengembangan jangka
yang didasari dari bawahan dengan
Mengembangkan Orang Lain Cenderung memberikan subjektif terhadap kinerja panjang bersama-sama
pengamatan terhadap menjelaskan umpan balik
Adanya keinginan untuk umpan balik yang seragam bawahan, dan dengan bawahan, termasuk
kinerja masing-masing negatif akan kinerja bawahan
mendorong proses belajar dan kepada seluruh anggota mengabaikan pengamatan dalam penetapan target,
anggota Tim CTP dan dan memberikan harapan
6 pengembangan anggota tim 5 tim CTP dan tidak secara langsung terhadap bimbingan, dan penugasan
melakukan diskusi dengan positif untuk
dengan cara memberikan saran, melakukan usaha yang kinerja bawahan serta serta memberikan
bawahan untuk mengembangkan kinerja
bantuan, bimbingan, dan spesifik untuk memberikan umpan balik kepercayaan penuh pada
memberikan bimbingan bawahan di masa yang akan
umpan balik. mengembangkan kinerja terhadap kinerja bawahan, bawahan untuk mengerjakan
dan umpan balik yang datang.
bawahan. hanya jika diminta oleh tugasnya dengan caranya
berguna untuk
atasan atau bawahan sendiri dan sesuai dengan
meningkatkan kinerja
bersangkutan. prosedur perusahaan.
bawahan.
1 2 3 4 5
Memberikan dorongan dan
memberdayakan departemen Mampu untuk
Berbagi informasi yang
Kerjasama lain atau anggota tim dengan mengantisipasi kemungkinan
relevan dengan Tim CTP
Adanya dorongan untuk Pasif atau tidak secara memberikan pujian terhadap hambatan dalam proses
Hanya menyelesaikan apa atau departemen lain dan
berpartisipasi dan berkolaborasi kooperatif berhubungan hasil kinerja yang produksi dan mencari solusi
7
dengan departemen lain/Tim
7 yang menjadi tugasnya Mampu untuk melakukan
dengan departemen lain memuaskan, sehingga yang tepat terhadap
sendiri yang memberikan kolaborasi dengan
agar dapat memenuhi target guna mencapai target membuat departemen kelemahan anggota tim atau
andil bagi proses produksi. departemen lain sehingga
produksi secara bersama-sama. produksi. lain/anggota tim merasa kendala yang berkaitan
tercipta sinergi untuk
dibutuhkan dan memiliki dengan departemen lain.
mencapai target produksi.
peranan dalam proses
produksi.
Orientasi Pada Perbaikan 1 2 3 4 5
8
Mencari dan melakukan
5
Adanya dorongan untuk Memberikan usulan Mampu untuk Mampu untuk menerapkan Mampu menjadi pelopor dan

34 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
BOBOT PENILAIAN (N) NILAI
KOMPETENSI (B) Gagal Dibawah Harapan Memenuhi Harapan Melebihi Harapan Superior (B X N)
perbaikan-perbaikan yang terus mencari cara untuk perbaikan berkaitan memberikan usulan cara yang lebih efisien dalam mendorong pada pemikiran
menerus dalam proses dan hasil memperbaiki prosedur dan dengan efisiensi produksi, perbaikan yang aplikatif menjalankan proses produksi inovatif untuk keseluruhan
kerja. meningkatkan kualitas namun sulit untuk untuk meningkatkan dengan mengkombinasikan perusahaan, serta memiliki
kerja, namun tidak diimplementasikan. efisiensi produksi. beberapa pendekatan- komitmen untuk
diutarakan dalam bentuk pendekatan standar dengan meningkatkan kualitas,
usulan atau ide perbaikan. cara baru yang lebih sesuai efisiensi, dan efektivitas
dengan situasi di lapangan. secara keseluruhan dari
pekerjaannya sendiri dan
pekerjaan tim CTP.
TOTAL BOBOT 50 TOTAL NILAI

GRAND TOTAL BOBOT 100 GRAND TOTAL NILAI

Kelebihan yang dimiliki karyawan: Persetujuan Karyawan:


1. (diisikan pernyataan persetujuan/alasan ketidaksetujuan karyawan atas
2. penilaian yang diberikan oleh atasan)
3.
Kekurangan yang dimiliki karyawan:
1.
2.
3.
Saran Pengembangan:

Pasuruan, ...../......../2017
Penilai Yang Dinilai,

(Manager Processing/Rekan
Kerja/Supervisor Planner) (CTP Team Leader)

35 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
HASIL Penilaian Umpan Balik 360

Penilai Prosentase (P) Grand Total Nilai (G) GXP


Manager Processing 35%

Rekan Kerja 30%

Supervisor Planner 35%

TOTAL NILAI AKHIR

Total Nilai Akhir Keterangan Grade


421 - 500 Istimewa A
341 420 Sangat Memuaskan B
261 340 Memuaskan C
181 260 Kurang Memuaskan D
100 180 Tidak Memenuhi Harapan E

36 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l
DAFTAR PUSTAKA

Aguinis, H. 2014. Performance Management. Edinburgh, United Kingdom: Pearson


Education Limited.
Aprinto, B. & Jacob, F.A. (2013). Pedoman Lengkap Professional SDM Indonesia: Jakarta:
Penerbit PPM.
Grote, D. 2002. The Performance Appraisal Question And Answer Book: A Survival Guide
for Managers. New York, USA: Amacom.
Indonesian Human Resource Community. (2010). Kumpulan Kamus Kompetensi Managerial
dan Kepribadian.
Kerzner, H. (2013). Project Management Metrics, KPIs, and Dashboards: A Guide to
Measuring and Monitoring Project Performance (2nd Ed.) New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.
Organizational Readiness Office (ORO). 2007. Behavioural Competency Dictionary. Canada.
Parmenter, D. (2010). Key Performance Indicators: Developing, Implementing, and Using
Winning KPIs (2nd Ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Spencer & Spencer. Kamus Kompetensi
Suhariadi, F. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia: Dalam Pendekatan Teoritis-
Praktis. Surabaya: Airlangga University Press.
University Of Ottawa. (1998). Directory Of Competencies.
Yuwono, I., Suhariadi, F., Handoyo, S., Fajrianthi, Muhammad, B. S., & Septarini, B. G.
(2005). Psikologi Industri & Organisasi. Surabaya: Airlangga University Press.

37 | P e r f o r m a n c e A p p r a i s a l

Anda mungkin juga menyukai