Anda di halaman 1dari 17

Kamis, 03 Januari 2008

Advence organizer

A. Pengertian

Model pembelajaran advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh
pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada
pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang
membentuk kerangka dari system pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam
pengetahuan ( ilmu ) itu. Metode ini dikembangkan oleh David Ausubal dan menurut
beliau model ini ada model belajar bermakna.

B. Tujuan

Model pembelajaran advance organizer bertujuan untuk memperkuat struktur kognitif


siswa dab menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru.

C. Teknik Pelaksanaan

Pertama-tama guru menyajikan kerangka konsep yang umum dan menyeluruh untuk
kemudian dilanjutkan dengan peryataan informasi yang lebih spesifik. Kerangka umum
(organizer) tersebut berfungsi sebagai penyusun yang mengorganisasikan semua
informasi selanjutnya yang akan diasimilasikan oleh siswa, sehingga siswa dapat
menjelaskan mengintegrasikan dan menghubungkan materi dengan materi yang telah
dimiliki sebelumnya.

D. Bentuk

Bentuk Model pembelajaran advance organizer terbagi menjadi dua bentuk yaitu:

1. Expository advance organizer

Dirancang jika akan menjelaskan suatu gagasan umum yang memiliki beberapa
bagian yang saling berhubungan. Bentuk ini bertujuan untuk membantu
memperluas pemahaman konsep bagi siswa. Contoh, jika kita ingin menjelaskan
tentang fungsi jaringan tumbuhan terlebih dahulu dijelaskan tentang struktur
jaringan tumbuhan.

2. Comparatif advance organizer

Dirancang untuk mengintrgrasikan konsep baru dengan konsep lama yang telah
siswa miliki dalam struktur kognitifnya. Benyuk ini bertujuan mempertajam dan
memprluas pemahaman konsep. Contoh, konsep kultur jaringan berhubungan
dengan jaringan tumbuhan, untk itu jika kita ingin menjelaskan kultur jaringan,
melalui pemahaman terhadap perbandingan antara pemahaman konsep struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan (konsep lama) dengan konsep kultur jaringan
(konsep baru) maka siswa akan mengintegrasikan konsep baru tersebut.

E. Langkah-Langkah

Adapun langkah-langkah dalam Model pembelajaran advance organizer terdiri dari tiga
fase yang saling berkaitan yaitu:

1. Penyajian advance organizer

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase ini adalah sebagai berikut,

a. Mengklarifikasikan tujuan pengajran

Dalam hal ini dimaksudkan untuk membangun perhatian peserta didik dan
menuntun mereka pada tujuan pembelajaran dimana keduanya merupakan hal
penting untuk membantu terciptanya belajar bermakna.

b. Menyajikan organizer

Dalam menyajikan organizer (kerangka konsep) terdapat beberapa hal yang


penting yang harus dilakukan yaitu:

1. Mengidentifikasi atrbut

2. Memberi contoh-comntoh

3. Menyediakan mengatur suasana konsep

4. Mengulang

Penyajian kerangka konsep yang umum dan menyeluruh untuk kemudian


dilanjutkan dengan penyajian informasi yang lebih spesifik. Ganbaran
konsep/proposisi yang utama harus dikemukakan secara jelas dan hati-hati
sehingga siswa mau melakukan eksplorasi baik berupa tanggapan maupun
mengajukan contoh-contoh. Mulai memasuki kegiatan penyajian materi ( bagian
ini diterapkan beberapa kali dalam kontek berbeda agar siswa dapat memperluas
wawasan).

c. Memancing dan mendorong pengetahuan dan pengalaman dari siswa

Pada bagian ini peran aktif siswa tampak dalam bentuk memberikan respon
terhadap presentasi organisasi yang diberikan guru.

2. Penyajian bahan pelajaran

Sebelum menyajikan bahan pelajaran ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Membuat organisasi secara tegas.

- Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit

- Memelihara suasana agar penuh perhatian

- Menyajikan bahan.

Fase kedua ini dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, ekspositori, atau siswa
memperhatkan gambar-gambar, melakukan percobaan atau membaca teks, yang masing-
masing diarahkan pada tujuan pengajaran yang ditunjukan pada langkah pertama,
pengembangan system hirarki dalam PBM dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Diferensiasi progesif

Suatu proses mengarahkan masalah poko menjadi bagian-bagian yang lebh rinci dan
khusus. Guru dalam mengajarkan konsep-konsep ari yang paling ingklusif kemudian
konsep yang kurang ingklusif setelah itu baru yang khusus seperti contoh-contoh.

b. Rekonsiliasi integrative

Pengetahuan baru yang harus dihubungkan dengan isi materi pelajaran sebelumnya.
Penyusuna ini berguna untuk mengatasi tau mengurangi pertentanga kognitif

3. Penguatan Organisasi Kognitif

Tujuan fase ketiga ini mengaitkan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif
siswa. Ausubel mengidentifikasikan menjadi empat aktifitas, yaitu:

a. Menggunakan prisi-prinsip rekonsiliasi intergratif.

Aktiditas ini mempertemukan materi belajar yang baru dengan struktur kognitif siswa.
Dapat dikembangkan oleg guru melalui,

- Mengingatkan siswa tentang gambaran menyeluruh gagasan/ide

- Menanyakan ringkasan dari atribut materi pelajaran yang baru

- Mengulangi defenisi secara tepat

- Menanyakan perbedaan aspek-aspek yang terdapat dalam materi

- Menanykan bagaimanamateri pelajaran mendukung konsep atau preposisi yang baru


digunakan.

b. Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)

Dapat dilakukan dengan cara


- Siswa menggambarkan materi baru dengan menghubungkannya melalui salah satu
aspek pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

- Siswa memberi contoh-contoh terhadap konsep yang berhubungan dengan materi

- Siswa menceritakan kembali dengan menggunakan kerangka referensi yang dimiliki

- Siswa menghubungkan materi dengan pengalaman atau pengetahuan yang


dimilikinya

c. Meningkatkan pendekatan kritis tentang bahasan pokok.

Dilakukan dengan menanyakan kepada siswa tentang asumsi atau pendapatnya yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Guru memberikan pertibangan dan tentangan
tehadap pendapat tersebut dan meyatukan kontradksi apabila terjadi silang pendapat.

d. Mengklarifkasikan
Guru dapat melakukan klarifikasi dengan cara memeri tambahan informasi baru ata mengaplikasikan gagasan ke
dalam situasi baru atau contoh lain.
Diposkan oleh Nurul Hidayat di 18.13

Advance Organizer Menurut Ausubel

Makalah Teori Pembelajaran Advance Organizer Menurut Ausubel

ABSTRACT
Advance Organizer Model is an idea which needs to be explored intellectually. In the teaching process, many
teachers start their lessons by asking the students to memorize their last week activities.in the Advance
Organizer Model, techers help the students memorize their past activities by presenting or discussing the general
concepts they have recerived before. In this model, the teachers are allowed to inform the specific goals of the
lessons and to expect the students achieve the goals of the discussion. This model reflects the principals of
Ausubels theory of meaningful learning

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Guru-guru berpengalaman tahu bahwa eksposisi (pemaparan) adalah cara yang efektif untuk membantu
memperoleh medan informasi yang diyakini oleh masyarakat sebagai hal yang penting untuk diketahui.
Presentation teaching model atau model pengajaran dengan presentasi adalah salah satunya. Model ini
dideskripsikan sebagai salah satu pendekatan pengajaran berharga yang dapat digunakan disemua bidang study
dan semua tingkat kelas. Penggunaan model presentasi yang tepat agaknya situasional, artinya penggunaannya
bergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh guru yang bersangkutan.

Model presentasi spesifik yang disoroti di sini adalah adaptasi dari model yang disebut Advance Organizer
Model. Model ini mengharuskan guru untuk menyediakan Advance Organizer bagi siswa sebelum
mempresentasikan informasi baru dan untuk secara khusus berusaha memperkuat dan memperluas pemikiran
selama dan setelah presentasi.

Hasil-hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit, dapat membantu siswa memperoleh,
mengasimilasikan, dan menyimpan informasi baru, memperluas struktur konseptualnya dan mengembangkan
kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi. Bila menggunakan model presentasi Advance
Organizer, guru berusaha menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat. Kecuali di fase terakhir
model ini, guru berperan sebagai seorang presenter aktif dan berharap siswanya menjadi pendengar aktif.
Penggunaan model ini membutuhkan lingkungan fisik belajar yang kondusif untuk mempresentasikan dan
mendengarkan, termasuk fasilitas-fasilitas yang tepat untuk menggunakan teknologi multimedia.

Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna
bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuahAdvance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat
sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi
dibanding informasi yang menyusulnya.Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan
sebelumnya. Meskipun tidak semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup
konsisten dari waktu ke waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru
ketika mempresentasikan informasi kepada siswa

2. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian Advance Organizer menurut Ausubel ?

b. Apa fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel ?

c. Apa tujuan dan bagaimana struktur pengajaran Advance Organizer?

d. Apa sajakah prinsip-prinnsip pembelajaran dengan Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna ?

3. Tujuan Pembahasan

a. Mengetahui pengertian teori pembelajaran Advance Organizermenurut Ausubel

b. Mengetahui fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel

c. Mengetahui tujuan dan struktur pengajaran Advance Organizer

d. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna

4. Manfaat Penulisan

Tulisan dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama pemahaman tentang
pengertian teori pembelajaran Advance Organizer, fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer, tujuan dan
struktur pengajaran Advance Organizer, serta prinsip-prinsip pembelajaran denganAdvance Organizer dari
Ausubel. Setelah mengetahui dan memahami tentang Advance Organizer menurut Ausubel ini, maka
diharapkan guru dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Selain itu besar harapan kami agar kiranya
model ini dapat memperkaya khazanah kita tentang model-model belajar dan dapat menerapkannya dalam
proses belajar mengajar yang akan kita laksanakan nantinya.

B. PEMBAHASAN

1. BIOGRAFI AUSUBEL

Nama lengkapnya adalah David Paul Ausubel, yang lahir pada tahun 1918 di New York.
Pendidikan Dasarnya diselesaikannya di Brooklin, New York dan menjalani pendidikan tinggi di Universitas
Pennsylvania, pada jurusanPre Medical course dan psikologi dan lulus pada tahun 1939. Pada tahun 1944,
setelah lulus dari sekolah medis di universitas Middlesex, ia menyelesaikan magang di Rumah Sakit Gouveneur
(salah satu departemen Rumah Sakit di New York City) yang terletak di dataran rendah bagian Timur
Manhattan, termasuk little Italy dan Chinatown.

Dalam bidang pendidikan, Ausubel termasuk tokoh yang sukses, yang mendapatkan gelar professor psikologi
dari beberapa sekolah tinggi atau di beberapa sekolah pendidikan, diantaranya adalah Universitas Illionis,
Universitas Toronto dan Universitas Eropa di Berne, Universitas Salesian di Roma, dan Universitas Pelatihan
Pegawai di Munich. Pada 1957-1958 dengan bantuan dana penelitian Fulbright, ia melakukan studi banding
motivasi kerja orang-orang Maoris dengan orang-orang Eropa.

Tahun 1973, Ausubel mulai konsen pada praktek psikiater untuk penanganan pada gangguan kejiwaan. Ausubel
juga sering menulis buku panduan dalam psikologi perkembangan dan pendidikan, serta buku-buku khusus
tentang topik-topik ketergantungan obat-obatan, psikopatologi, perkembangan Ego, dan lebih dari 150 artikel
dalam jurnal-jurnal psikologi dan psikiater.[1]

Tahun 1976 Ausubel menerima penghargaan Thorndike dari persatuan psikolog Amerika, untuk kontribusinya
dalam bidang psikologi pendidikan. Dan pada tahun 1994 dia benar-benar pensiun dari kehidupan
profesionalnya dan menghabiskan waktunya untuk menulis. Empat buku telah dihasilkannya, yakni, The
Psychology of Meaningful Verbal Learning, Reading in the Psychology of Cognition, Learning Theory and
Classroom Practice, danEducational Psychology: A Cognitive View.

David Ausubel adalah seorang teoritikus pendidikan yang luar biasa, hal ini kita ketahui dari : pertama, dia
secara langsung membahasakan tujuan materi pembelajaran. Kedua, dia menganjurkan peningkatan-peningkatan
metode-metode pengajaran presentasional pada saat para teoritikus pendidikan lain dan kritikus sosial tengah
menentang keabsahan metode-metode ini dan penemuan-penemuan yang mengkritik kepasifan pembelajaran
ekspositori. Berbeda dengan teoritikus yang menyarankan metode-metode pembelajaran penemuan (discovery),
pendidikan terbuka, dan pembelajaran berbasis pengalaman, Ausubel tanpa rasa enggan tetap berpihak pada
strategi penguasaan materi akademik melalui presentasi

Ausubel juga adalah salah satu dari sedikit psikolog pendidikan yang membahas pembelajaran, pengajaran dan
kurikulum sekaligus. Teorinya tentang pembelajaran verbal berhubungan dengan tiga hal, yakni: (1) bagaimana
pengetahuan (materi kurikulum) dikelola (2) bagaimana pikiran bekerja dalam memproses informasi baru
(pembelajaran) dan (3) bagaimana guru dapat mengaplikasikan gagasan-gagasan ini pada kurikulum dan
pembelajaran ketika mereka mempresentasikan materi baru pada siswa (pengajaran / instruksional).[2]

2. TEORI PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENURUT AUSUBEL

a. Pengertian

Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan
pelajaran belaka. Advance Organizermerupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung)
intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat gambar besar dari berbagai
hal yang dipresentasikan.[3]

Menurut Ausubel, dalam diri seorang pelajar sudah ada organisasidan kejelasan tentang pengetahuan di
bidang subyek tertentu dan menyebut organisasi ini sebagai Struktur Kognitif dan percaya bahwa struktur ini
menentukan kemampuan pelajar untuk menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari
materi baru hanya bila materi itu terikat dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya
memiliki kaitan yang lebih erat dengan informasi yang diberikan setelahnya dan merupakan jangkar (pengait)
bagi pembelajaran yang akan datang

Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi bagi
siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu
mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang
jelas, stabil dan tidak ambigu dan tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang
terorganisasi.[4]

b. Fungsi-fungsi

1. Menjelaskan, mengintegrasikan dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari, dengan pengetahuan yang
telah dimiliki oleh siswa.

2. Menyusun rangkaian atau arah kurikulum dan melatih siswa secara sistematis dalam suatu gagasan kunci bidang
tertentu

3. Meningkatkan efektifitas dan mengevaluasi pemerolehan siswa pada materi.[5]

4. Melukiskan dengan jelas, tepat dan eksplisit persamaan dan perbedaan prinsip antara ide-ide yang ada dalam
sebuah hal baru yang sedang dipelajari, di satu pihak dan konsep-konsep terkait yang sudah ada dalam struktur
kongnitif di lain pihak.[6]

5. Menyediakan ideational scaffolding, yaitu tempat mengaitkan pengetahuan baru yang lebih rinci agar dapat
dipahami dan diingat dengan lebih baik

6. Dapat menunjukkan perbedaan serta persamaan antara konsep dalam materi baru dengan konsep yang
berhubungan dalam struktur kognitif.[7]

7. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan kerangka dalam bentuk
abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya dengan materi yang
telah ada dalam struktur kognitif siswa.[8]

c. Struktur Pengajaran

Model Advance Organizer terbagi dalam tiga tahap Struktur Pengajaran, yakni :

Tahap Pertama : Presentasi Advance Organizer

Mengklarifikasi tujuan-tujuan pelajaran

Mengidentifikasi sifat-sifat yang jelas atau konklusif

Memberikan contoh atau ilustrasi yang sesuai

Mengulang

Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pembelajar

Tahap kedua : Presentasi tugas atau Materi Pembelajaran

Menyajikan Materi

Membuat urutan materi pembelajaran yang logis dan jelas

Menghubungkan materi dengan organizer

Tahap ketiga : Memperkuat susunan kognitif

Menggunakan prinsip-prinsip integratif

Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran

Mengklarifikasi gagasan-gagasan

Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (misalnya dengan menguji gagasan tersebut)[9]

Dalam melaksanakan ini, Arends menjadikannya empat fase, yakni :

1. Mengklarifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar

2. Mempersentasikan Advance Organizer nya

3. Mempersentasikan informasi baru yang dimaksud


4. Mamantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan memperkuat ketrampilan berpikir
mereka.[10]

Ausubel mendeskripsikan pikiran sebagai sistem pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dapat
dibandingkan dengan struktur konseptual suatu disiplin akademik. Pikiran ini secara hirarkis merupakan
seperangkat gagasan yang telah diolah dan menjadi gudang penyimpanan untuk beragam informasi dan gagasan.
Saat sistem memproses informasi ini memperoleh informasi dan gagasan baru, ia akan mengolah kembali
dirinya sendiri untuk mengakomodir gagasan-gagasan tadi. Untuk itulah sistem tersebut berada dalam keadaan
yang selalu berubah terus menerus.

Ausubel menegaskan bahwa gagasan-gagasan baru dapat dipelajari dan dipertahankan secara fungsional hanya
pada jangkauan bahwa gagasan tersebut dapat dihubungkan dengan konsep dan rancangan yang sudah ada yang
menyediakan jangkar-jangkar ideasional. Jika materi baru terlalu berlawanan dengan struktur kognitif yang
sudah ada atau tidak berhubungan sama sekali dengan konsepsi apapun, pembelajar harus secara aktif
merenungkan materi baru itu, berpikir melalui koneksi-koneksi ini, menyatukan perbedaan atau ketidak sesuaian
dan mencatat kesamaan-kesamaan dengan informasi yang ada.[11]

Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat
diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative
reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip

progressive differentiation, maka konsep yang paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu
secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang lebih rinci serta spesifik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik
pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam struktur kognitif mengikuti prinsip progressive
differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus
dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan prinsip tersebut. Sedangkan prinsip integrative
reconcillation dalam memprogramkan materi pembelajaran nampak bila terjadi integrasi antara konsep baru
dalam materi dengan konsep relevan yang telah terdapat dalam struktur kognitif.[12] Pedoman berikut
merangkum metode yang direkomendasikan untuk mempresentasikan pelajaran berdasarkanAdvance Organizer

Tahap Komponen Pertimbangan

1
MempresentasikanAdvance Mengidentifikasi atribut- mengulas fitur-fitur penting
Organizer atribut pendefinisi dariAdvance Organizerdan konten
pelajaran
Memberi contoh
mendorong kesadaran
Memberi konteks pengetahuan dan pengalaman siswa
yang relevan
mengulangi
2 Mempresentasikan konten mempersentasikan materi mengerjakan apa yang
belajar dideskripsikan Ausubel sebagai
menggunakan diferensiasi memberiscaffolding ideasional bagi
progresif penyesuaian dan retensi materi yang
lebih detail dan terdiferensiasi
mempertahankan perhatian
selanjutnya yakni mengelompokkan
mengeksplisitkan organisasi dan mengaitkan hal-hal secara
bersama-sama sehingga masuk akal
mengeksplisitkan urutan bagi siswa anda
logis dari materi belajar
memecah konsep dari atas ke
bawah. Jika sesuai, melibatkan siswa

menunjukkan bagaimana materi


berkaitan denganAdvance Organizer

menunjukkan pada siswa bagaimana


materi sesuai dengan struktur kognitif
mereka

3 Memperkuat organisasi mengaitkan materi belajar Mengaitkan ide-ide baru dengan


kognitif baru di dalam struktur kognitif gambaran yang lebih besar
siswa yang telah ada
Mengingatkan siswa mengenai
menggunakan rekonsiliasi ide-ide (gambaran besar)
integrative
Meminta rangkuman atribut utama
mendorong belajar dari materi belajar baru. Mengulangi
penerimaan aktif difinisi tepat. Menanyakan perbedaan
antara aspek-aspek materi. Meminta
mengumpulkan pendekatan siswa untuk mendeskripsikan
kritis terhadap materi bagaimana materi belajar mendukung
konsep atau proposisi yang sedang
mengklarifikasi
digunakan sebagai organizer

Meminta siswa untuk


mendeskripsikan bagaimana materi
baru berkaitan dengan organizer.
Meminta contoh-contoh lain dari
konsep atau proposisi di dalam materi
belajar. Meminta siswa untuk
memverbalkan esensi dari materi
dengan menggunakan terminologi dan
kerangka acuan mereka sendiri.
Meminta siswa untuk melihat materi
dari sudut pandang alternatif
Meminta siswa untuk mengenali
asumsi atau kesimpulan yang
mungkin telah dibuat di dalam materi
belajar, untuk menilai asumsi dan
kesimpulan tersebut dan untuk
mendamaikan kontradiksi diantara
mereka

Memastikan bahwa kaitan-kaitan


telah dibentuk didalam struktur
kognitif siswa

d. Tujuan-tujuan

1. Membantu guru mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin karena
pemerolehan informasi juga merupakan tujuan pendidikan

2. Guru bertanggung jawab dalam mengelola dan memprersentasikan apa yang akan dipelajari dan pembelajar
menguasai gagasan dan informasi

3. Menuntun siswa menemukan atau menemukan kembali konsep-konsep

4. Siswa menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, arah tujuannya adalah mengajarkan mereka metalevel
disiplin dan metakognisi untuk merespon pengajaran secara produktif

5. Untuk memperkuat struktur kognitif siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas
dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik[13]

6. Untuk mengorganisasikan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dan tersimpan dalam sistem penyimpanan
memori jangka pendek dan jangka panjang untuk bisa dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan.[14]

e. Prinsip-prinsip Pembelajaran

1. Pengetahuan diorganisasikan dan distruturisasikan di seputar proposisi-proposisi dasar dan ide-ide pemersatu,
akan tetapi individu-individu memiliki cara yang berbeda dalam mengorganisasikan pengetahuan tentang topik
tertentu

2. Kemampuan siswa untuk mempelajari ide-ide baru bergantung pada nbsp;pengetahuan mereka sebelumnya dan
struktur kognitif yang sudah ada

3. Tugas utama guru dalam membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan adalah :

a) Mengorganisasikan bahan-bahan belajar dengan pemikiran yang mendalam dan dengan mahir

b) Memberikan Advance Organizer kepada siswa yang akan membantu mengaktifkan, mengaitkan dan
mengintegrasikan pembelajaran baru

c) Memberikan isyarat atau petunjuk kepada siswa untuk membantu mereka dalam mengambil informasi dari
ingatan jangka panjang untuk dipindahkan ke ingatan jangka pendek
4. Struktur kognitif berubah akibat adanya informasi baru dan oleh karenanya menjadi dasar untuk
mengembangkan struktur-struktur kognitif baru[15]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Nama Sekolah : SMP Hasanah Medan


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : IX/ 1

Materi Pokok : Hikmah Gerakan Shalat

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Standar Kompetensi

- Mempraktekkan gerakan-gerakan shalat secara sempurna dengan baik dan benar dan nilai yang terkandung di
dalamnya

B. Kompetensi Dasar

- Menjelaskan gerakan-gerakan shalat dengan baik dan benar

- Mempraktikkan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar

- Menerapkan hikmah gerakan shalat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat melakukan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar

- Siswa dapat menerapkan hikmah gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari

- Siswa dapat merasakan manfaat Gerakan Shalat

D. Materi Ajar

Hikmah Gerakan Shalat

1. TAKBIR (Mengangkat Tangan)

Memberika aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat dilengan untuk diisikan ke mata, telinga,
mulut.

2. SEDEKAP (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ Kepala)

Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan
mengembang. Pada saat mengangkat tangan mau rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi di
tangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada di bagian kepala.

3. RUKUK (Pelenturan Memori Otak dan Ginjal)

Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral beserta sistem aliran
darahnya. Rukuk yang sempurna akan menarik urat pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit
ginjal. Tuas sistem keringat yang terdapat di pinggung, pinggang, paha , betis belakang, terpelihara oleh gerakan
rukuk, dan tulang leher, serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturannya.

4. ITIDAL (Pencegah Sakit Kepala dan Pinggang)

Posisi Itidal bangun dari rukuk membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian
pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Sehinga dapat mencegah saraf
keseimbangan tubuh kita sangat berguna untuk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.

5. SUJUD (Pencegahan Koroner dan Stroke)

Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci dipangkal paha, sehingga tekana darah akan lebih
banyak dialirkan kembali ke jantung dan di pompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara maksimal untuk
mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh di kepala. Posisi dujud adalah teknik terbaik untuk
membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner. Juga membuat pembuluh darah
halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.

6. DUDUK 2 SUJUD (Duduk Perkasa)

Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan saraf keseimbangan tubuh kita.
Posisi duduk 2 sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian
paha dalam, cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah
diabetes, prostate dan hernia.

7. DUDUK TAHIYYAT AWAL (Duduk Pembakaran)

Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar
keringat sehingga dapat mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertakan sehingga
darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah di pangkal kaki mengembang.
Gerakkan ini akan menjegah agar kaki optimal menopang tubuh kita.

8. DUDUK TASYAHHUD AKHIR (Keseimbangan Saraf dan Penyembuhan Wasir)

Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga kalau pergelangan kaki akan dipegang, lalu
tekan diarea cekungan akan berguna untuk membongkar pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf
keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik.

9. SALAM (Terapi Penyakit Kepala)

Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal, bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Berkat
kontraksi otot-otot di kepala dihasilkan energi panas dan zat-zat yang diperlukkan untuk rehabilitasi jaringan
yang rusak. Salam kanan dan kiri secara maksimal, mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.

E. Metode Pembelajaran
- Tanya Jawab

- Diskusi

- Demonstrasi

- Penugasan dan CTL

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal:

a. Apresepsi/ Motivasi

- Guru mengucap salam

- Mengecek kehadiran siswa

- Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dari hikmah gerakan shalat

- Guru memotivasi siswa mengenai kesehatan dan manfaat gerakan shalat

- Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil

2. Kegiatan Inti:

b. Eksplorasi

- Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan shalat yang baik dan benar

c. Elaborasi

- Membimbing siswa untuk mendiskusikan hikmah gerakan shalat

- Meminta siswa mendemonstrasikan gerakan shalat dengan baik dan benar

- Meminta siswa mengenai manfaat apa yang ada pada gerakan shalat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari

d. Konfirmasi

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan

3. Kegiatan Akhir / Penenangan

- Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar

- Guru mengajukan post test kepada siswa terkait materi pelajaran

- Guru Memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan shalat

- Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajara dengan kaitannya yang lalu
- Guru memberikan tugas

G. Alat dan Sumber Belajar:

- Buku PAI kelas IX

- LKS MGMP PAI SMP/MTS

- Gambar gerakan shalat

H. Penilaian

Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Instrumen/Soal


kompetensi Penilaian instrumen

- Menerapkan gerakan shalat Tes Tes - Simulasikan gerakan shalat


dengan baik dan benar tertulis simulasi dengan baik dan benar

- Membiasakan dan
menerapkan hikmah gerakan
shalat dalam kehidupan sehari- - Apa hikmah dari gerakan shalat
hari
Medan,
- memahami gerakan shalat dan
- Apa manfaat gerakan shalat
manfaatnya
20

Menget
ahui Guru PAI

Kepala Sekolah

------------------------ -------------------------------

C. PENUTUP

1. Simpulan
Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi
bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuahAdvance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat
guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang
lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya.

Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya. Meskipun tidak
semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup konsisten dari waktu ke
waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru ketika mempresentasikan
informasi kepada siswa.

Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan
pelajaran belaka. Advance Organizermerupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung)
intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat gambar besar dari berbagai
hal yang dipresentasikan

Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi
bagi siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu
mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang
jelas, stabil dan tidak ambigu dan tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang
terorganisasi

2. Implikasi

Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi
bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuahAdvance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat
guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang
lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya.Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan
pengetahuan sebelumnya.

Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat
diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative
reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip progressive differentiation, maka konsep yang
paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang
lebih rinci serta spesifik.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan
informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam
struktur kognitif mengikuti prinsip progressive differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan
informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan
prinsip tersebut.

3. Saran

Dengan memahami secara baik tentang teori advance organizer yang dipelopori Ausubel ini diharapkan
kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkembangkan kemampuan yang sudah ada dan
tersusun dengan informasi-informasi yang dimiliki sebelumnya dan informasi-informasi baru yang didapatkan
dari pembelajaran tersebut secara baik dan sistematis, hal ini akan menghasilkan pemahaman yang optimal
sehingga mampu mewujudkannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan, 2009


Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011
A.K. Wardani, Psikologi Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000
Bruce Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. Models of Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009
Haniatus Solihah, Konsep Belajar Bermakna David Ausubel dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, Surabaya: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2008
Richard I Arends, Learning To Teach, Belajar untuk mengajar. Buku Satu, Edisi ketujuh,
cet.1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Makalah Oleh: Ibrahim Lubis | Nurhidayati | Raudah Zaini

Anda mungkin juga menyukai