Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA


UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keluarga adalah tempat berkumpulnya satu atau lebih dua orang yang
memiliki hubungan darah maupun hubungan pernikahan yang mana satu sama lain
saling berinteraksi dan menciptakan keharmonisan dalam kekerabatan yang
berada dalam satu atap. Keluarga merupakan tempat pertama bagi seorang anak
untuk mendapatkan pendidikan. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak, sebab karakter
utama seseorang dibentuk oleh lingkungan keluarganya. Secara umum, keluarga
mempunyai dua peran penting, yang pertama adalah bagaimana mempersiapkan
anak-anak mereka untuk menjadi seorang individu yang baik sementara peran
kedua adalah bagaimana mempersiapkan anak-anak mereka menjadi bagian dari
masyarakat yang baik.
Konflik atau masalah dalam keluarga merupakan sesuatu yang tidak bisa
dihindari. Konflik atau masalah dalam keluarga di sebabkan oleh banyak hal,
diantaranya adalah masalah ekonomi, masalah komunikasi, masalah sosial,
masalah prinsip dan beberapa penyebab yang lainnya. Apabila permasalahan
dalam keluarga tidak segera di atasi, maka akan berakibat ke permasalahan-
permasalahan yang lain. Sebagai contoh ketika dalam suatu keluarga seorang
suami istri mempunyai masalah komunikasi maka akan berdampak pada
perceraian, dimana hal ini akan berpengaruh pada psikologis anak.
Surabaya merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Jawa
Timur dan termasuk 10 Kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi di
Indonesia. Semakin tingginya kepadatan penduduk di Kota Surabaya
mengindikasikan semakin komplek permasalahan yang terjadi, termasuk
permalasahan pada anak dan keluarga. Berdasarkan data Pengadilan Negeri
Agama Tahun 2016 terdapat 3761 kasus cerai gugat dan 1860 kasus cerai Talak
di Kota Surabaya. Angka perceraian yang sangat tinggi berimplikasi juga pada
permasalahan psikologis anak. Berdasarkan data Polres Kota Surabaya, terdapat
sekitar 793 kasus kenakalan remaja, 597 kasus diantaranya adalah kasus remaja
laki-laki dan 196 lainnya adalah kasus remaja perempuan. Angka kenalakan remaja
di Kota Surabaya ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun lalu yaitu
sebanyak 675 kasus. Angka kenalakan remaja ini diprediksi akan mengamali

Bagian Administrasi Pembangunan I-1


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

kenaikan seiring pengaruh globalisasi dan perkembangan zaman yang terjadi


apabila tidak ada tidak lanjut dari Pemerintah Daerah.
Lembaga yang menangani permasalahan keluarga khususnya anak sangat
diperlukan untuk mengurangi permasalahan dalam keluarga. Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) merupakan salah satu lembaga negara independen yang
fokus pada hak dan perlindungan Anak. Pentingnya pembentukan Komisi
Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) membuat Pemerintah Kota
Surabaya membentuk dan meresmikan pendirian KPAID Surabaya pada 10
November tahun 2016. Selain itu lahirnya KPAID Surabaya dilatarbelakangi untuk
mengawal program pemerintah dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak
Surabaya. KPAID Surabaya bersifat koordinatif dalam penanganan permasalahan
anak dan memberikan masukan kepada pemerintah terkait program dan
kebijakan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak. Tugas dan fungsi KPAID
Surabaya hanya sebatas memberikan kajian, masukan, pertimbangan dan laporan
kepada Kepala Daerah. Disini lain, perlunya konseling atau bimbingan secara
langsung terhadap keluarga yang bermasalah membuat Pemerintah Surabaya
membentuk Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA). PUSPAGA dibentuk oleh
Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DP5A) Kota Surabaya pada tanggal 9 Januari 2017.
Pembentukan PUSPAGA sebagai unit layanan merupakan mandat
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan urusan
wajib dengan pelayanan non dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2
yang meliputi sub urusan pemenuhan hak anak. Selain itu, juga disebutkan dalam
lampiran pembagian urusan kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota untuk melakukan penguatan dan pengembangan lembaga
penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak.
PUSPAGA merupakan tempat pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas kehidupan menuju keluarga sejahtera melalui meningkatan kapasitas
orangtua/keluarga atau orang yang bertanggung jawab terhadap anak dalam
menjalankan tanggung-jawab mengasuh dan melindungi anak agar tercipta
kebutuhan akan kasih sayang, kelekatan, keselamatan, dan kesejahteraan yang
menetap dan berkelanjutan demi kepentingan terbaik anak, termasuk
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran.

Bagian Administrasi Pembangunan I-2


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

PUSPAGA berfungsi sebagai layanan satu pintu keluarga (one stop


services) berbasis hak anak. Hak anak yang wajib dilindungi negara antara lain hak
sipil dan kebebasan berpendapat, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
yang aman, kesehatan dan kesejahteraan dasar, pendidikan, pemanfaatan waktu
luang, dan kegiatan budaya. PUSPAGA memberikan layanan secara gratis
sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengasuh
dan melindungi anak serta terciptanya rujukan pengasuhan, pendidikan,
kesehatan, perlindungan bagi anak dan orangtua/keluarga untuk menunjang
tumbuh kembang anak secara optimal.
Berdirinya PUSPAGA di Kota Surabaya diharapkan untuk memenuhi
hak-hak anak dan mengatasi permasalahan keluarga secara langsung. Selain itu
PUSPAGA hadir dengan tiga program kegiatan yaitu program pencegahan
(primer), program pengurangan resiko (sekunder) dan program penanganan
kasus (tersier). Strategi pengembangan program pemerintah sangat diperlukan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan
Pemerintah. Sama seperti halnya pembentukan PUSPAGA di Kota Surabaya,
diperlukan strategi pengembangan agar masyarakat Kota Surabaya turut aktif
berpastisipasi agar angka permasalahan keluarga di Kota Surabaya menurun.
Kajian tentang Analisa Strategi Pengembangan PUSPAGA untuk
Mewujudkan Surabaya sebagai Kota Layak Anak sangat diperlukan agar terdapat
langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka
rumusan malasah pada kegiatan Analisa Strategi Pengembangan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya Sebagai
Kota Layak Anak adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana jenis/klasifikasi pelayanan di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Kota Surabaya?
2. Bagaimana potensi dan realisasi jumlah pengguna layanan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) berdasarkan jenis pelayanan?
3. Bagaimana kondisi internal organisasi pelaksana Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) dalam menjalankan perannya untuk mewujudkan Kota Surabaya
sebagai Kota Layak Anak?

Bagian Administrasi Pembangunan I-3


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

4. Bagaimana Pengembangan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) untuk


mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan Analisa Strategi Pengembangan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya Sebagai Kota Layak
Anak adalah untuk mengetahui seberapa besar peran PUSPAGA dalam
mendukung Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
Sedangkan tujuan dari kegiatan Analisa Strategi Pengembangan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya Sebagai
Kota Layak Anak adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis/klasifikasi pelayanan di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Kota Surabaya.
2. Mengetahui potensi dan realisasi jumlah pengguna layanan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) berdasarkan jenis pelayanan.
3. Mengetahui kondisi internal organisasi pelaksana Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) dalam menjalankan perannya untuk mewujudkan Kota
Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
4. Merumuskan Strategi Pengembangan Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) untuk mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak.

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Analisa Strategi Pengembangan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya Sebagai Kota Layak Anak:
1. Kegiatan Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk :
Menunjang, memperjelas dan mempertegas data-data penting sesuai hasil
kajian yang telah dilakukan sebelumnya.
Memperkaya referensi atau masukan akademis sehingga dapat dilakukan
komparasi dengan sumber data yang lainnya.
2. Melakukan kegiatan survey berupa pengamatan, pendokumentasian,
pengukuran dan wawancara terhadap objek-objek yang berkaitan dengan peran
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Kota Surabaya sebagai kota layak
anak.

Bagian Administrasi Pembangunan I-4


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

3. Pengolahan, Analisis dan Evaluasi Data


Kegiatan pengolahan dan analisis data dalam pekerjaan ini meliputi:
a. Ikhtisar dan Uji Data.
Ikhtisar merupakan kegiatan mentabulasikan data ke dalam kelompok-
kelompok data menurut jenis variabelnya. Setelah itu akan dilakukan uji
keabsahan/validitas data. Data dasar tersebut meliputi: data kebijakan
Pemerintah Kabupaten Surabaya dan peraturan kebijakan pemerintah
diatasnya, serta data variabel-variabel legalitas dan variabel yang
berpengaruh terhadap legalitas.
b. Metode dan pendekatan analisis
Metode yang dipergunakan harus berdasarkan metode penelitian ilmiah
yang relevan untuk mengkaji keterkaitan antara data dan variabel yang
ada.
Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
4. Penyusunan Hasil Kajian
Berdasarkan hasil analisis data maupun pembahasannya, maka akan disusun
hasil kajian. Penyusunan hasil kajian ini dengan sistematika penyusunan karya
tulis ilmiah, menyangkut susunan, metodologi, deskripsi data dan hasil analisis
serta kesimpulan dan rekomendasi. Substansi pokok dari hasil kajian ini adalah :
a. Hasil jenis/klasifikasi pelayanan di Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Kota Surabaya.
b. Hasil potensi dan realisasi jumlah pengguna layanan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) berdasarkan jenis pelayanan.
c. Gambaran kondisi internal organisasi pelaksana Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) dalam menjalankan perannya untuk mewujudkan
Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
d. Strategi bagi pemerintah untuk mengembangkan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) dalam rangka mewujudkan sebagai Kota layak anak.
5. Pelaporan
Hasil kajian yang sudah disusun seperti penjelasan dimuka, selanjutnya akan
dilaporkan yang disajikan dalam bentuk buku laporan yaitu laporan akhir.

Bagian Administrasi Pembangunan I-5


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN


Hasil yang diharapkan dari kegiatan Analisa Strategi Pengembangan
Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya
Sebagai Kota Layak Anak adalah sebagai berikut :
1. Diketahuinya jenis/klasifikasi pelayanan di Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Kota Surabaya.
2. Diketahuinya potensi dan realisasi jumlah pengguna layanan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) berdasarkan jenis pelayanan.
3. Diketahuinya gambaran kondisi internal organisasi pelaksana Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dalam menjalankan perannya untuk
mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
4. Rekomendasi kebijakan untuk mengembangkan Pusat Pembelajaran
Keluarga (PUSPAGA) dalam rangka mewujudkan Kota Surabaya sebagai Kota
layak anak.

1.6 LANDASAN HUKUM


Untuk melaksanakan kegiatan Analisa Strategi Pengembangan Pusat
Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Untuk Mewujudkan Kota Surabaya Sebagai
Kota Layak Anak didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut :
1. Undang Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
2. Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
dalam Rumah Tangga.
4. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Pasal 11 ayat 2 tentang Pemerintahan
Daerah.
6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak.
7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Bagian Administrasi Pembangunan I-6


Pemerintahan Kota Surabaya
LAPORAN AKHIR
ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN PUSPAGA
UNTUK MEWUJUDKAN SURABAYA SEBAGAI
KOTA LAYAK ANAK

8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Nomor 13 Tahun 2011 tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak.
9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 14 Tahun 2011 tentang Panduan Evaluasi Kabupaten/Kota Layak
Anak.
10. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 06 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
11. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Surabaya

Bagian Administrasi Pembangunan I-7


Pemerintahan Kota Surabaya

Anda mungkin juga menyukai