Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Sunardi,S.Pd.
Sarmulia Sinaga, ST, MT.
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Baja
JILID 2
SMK/MAK Kelas XI
Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Baja
JILID 2
Penulis : Sunardi,S.Pd.
Sarmulia Sinaga,ST.MT.
Sunardi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi baja Jilid 2 untuk SMK /MAK oleh Sunardi
---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2015.
ISBN :
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2015
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 iv
Kata Sambutan
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses
pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan.
Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah ketersediaan Buku
Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang ditulis dengan mengacu pada
Kurikulum 2013. BukuSiswa ini dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk
mencapai kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang lulusan SMK adalah
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu
dirancang untuk dicapai melalui proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui
kegiatan-kegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving
based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan kemampuan mencipta .
Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi,
buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Buku ini memuat urutan pembelajaran yang
dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal
yang harus dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai kompetensi
tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau dihafal.
Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1. Oleh
sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami
harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami
ucapkan terima kasih. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan
editor bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia
Merdeka (2045).
Kata Pengantar
Salah satu upaya yang dapat langsung dimanfaatkan di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
adalah adanya bahan pelajaran sebagai pegangan, pembuka pikiran ataupun bekal dalam mempelajari
sesuatu yang dapat berguna bila terjun ke dunia industri sesuai dengan keahliannya. Dengan strategi
ini diharapkan bertambah minat baca bagi kalangan pelajar sehingga wawasannya menjadi
berkembang.
Dengan adanya dorongan dari masyarakat dan pemerintah yang ikut berperan aktif dalam
pengembangan pendidikan, diharapkan dapat diwujudkan secara terus-menerus. Buku Pelaksanaann
Pekerjaan Konstruksi Baja ini merupakan salah satu pengetahuan bagaimana melaksanakan pekerjaan
konstruksi baja secara baik dan benar sesuai dengan kaidah konstruksi bangunan. Di samping itu buku
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja diharapkan akan banyak membantu siswa SMK khususnya
Program Keahlian Teknik Bangunan dengan Paket Keahlian Teknik Konstruksi Baja.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian buku ini.
Keluarga yang sangat mendukung, rekan-rekan dari Departemen Bangunan P4TK Bidang Bangunan
dan Listrik Medan, rekan-rekan profesi bidang jasa konstruksi
Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu untuk dilengkapi.
Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat
dimanfaatkan bagi pengembangan pendidikan menengah kejuruan khususnya bidang teknik bangunan.
Terima Kasih
Penulis
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 vi
Daftar Isi
Hal
Daftar Gambar
No Nama Gambar Halaman
BAB I
32 Gambar 1.32. Proses pemotongan plate (Cut to Shape Process) dengan CNC 36
Mesin Plasma
72 Gambar 1.72. Kombinasi las baji dan pasak dengan las sudut 89
98 122
Gambar.1.98. Pembakar Potong ( Blowpipe )
99 122
Gambar.1.99. Mulut Potong ( Cutting Nozzle )
100 124
Gambar.1.100. Alat Bantu
101 126
Gambar.1.101. Pemasangan Peralatan Las Busur Manual
106 129
Gambar.1.106. Smit Tang
107 130
Gambar.1.107. Elektroda
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 xiii
108 131
Gambar.1.108. Contoh Penggunaan Las Busur Manual
109 133
Gambar.1.109. Penyalaan Busur Las
110 134
Gambar.1.110. Penarikan Busur Las
111 134
Gambar.1.111. Hasil Las
114 Gambar 1.114. Jenis sepatu dan boots pelindung kaki 144
BAB II
5 Gambar 2.5. Multigable With Two Gables Each Two Spans. 149
6 Gambar 2.6. Multigable With Two Gables Each Three Spans. 150
7 Gambar 2.7. Multigable With Three Gables Each Three Spans. 150
BAB III
Daftar Tabel
PENDAHULUAN
1.Deskripsi
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetens siswa dari sisi pengetahuan, ketrampilan serta
sikap secara utuh. Dimana proses pencapaiannya melalui pembelajaran pada sejumlah mata pelajaran yang
dirangkai sebagai satu kesatuan yang saling mendukuna dalam mencapai kompetensi tersebut. Buku bahan ajar
yang berjudul : Pelaksanaan Konstruksi Baja 2 merupakan sejumlah kompetensi yang diperlukan untuk
SMK pada program keahlian Teknik Bangunan pada paket keahlian Teknik Konstruksi Baja yang diberikan
pada kelas XI semester 2
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai sejumlah kompetensi
yang diharapkan dalam dituangkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.sesuai deng pendekatan
scientific approach yang dipergunakan dalam kurikulum 2013, siswa diminta untuk memberanikan diri dalam
mencari dan menggali kompetensi yang ada dalam kehidupan dan sumber yang terbentang disekitar kita, dan
dalam pembelajarannya peran Guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa
dalam mempelajari buku ini.
Buku ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar yaitu : Kegiatan Belajar 1 : Pekerjaan Pabrikasi , Kegiatan
Belajar 2 : Pekerjaan persiapan perakitan konstruksi,dan 3: Pekerjaan perakitan konstruksi.
Kegiatan Belajar 1. Mempelajari tentang peralatan manual dan mesin untuk memotong dan membentuk
komponen, pekerjaan menyambung dengan baut, pekerjaan pengelasan dan pekerjaan pembersihan
lapangan/lokasi kerja dalam pekerjaan pabrikasi.
Kegiatan Belajar 2.Mempelajari tentang perencanaan proses perakitan, penyiapan dan pembersihan
areal/lokasi kerja penyetelan konstruksi, menyiapkan material yang diperlukan dalam proses pelaksanaannya
dan menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja yang sesuai dengan kebutuhan kerja pada pekerjaan
persiapan perakitan konstruksi.
Kegiatan Belajar 3. Mempelajari tentang pengukuran dan leveling, Pengangkatan material dan komponen
struktur, Perakitan rangka struktur, dan mengerjakan penyetelan sambungan pada pekerjaan perakitan
konstruksi.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 2
2. PRASYARAT
Untuk dapat mempelajari / menyelesaikan kegiatan belajar pada buku Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi Baja 2 ini dengan baik, siswa seharusnya sudah mempelajari mengenai :
Pelajarilah kegiatan belajar dalam buku ini secara berurutan karena kegiatan belajar
disusun berdasarkan urutan yang perlu dilalui.
Bila dalam mengerjakan tugas pada Kegiatan Belajar 1 anda sudah mendapat nilai
minimum 70, maka anda boleh meneruskan pada Kegiatan Belajar 2.
Usahakan setiap menempuh kegiatan belajar / mengerjakan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Bertanyalah kepada Guru/Pembimbing bila mengalami kesulitan dalam memahami
materi belajar.
Anda dapat menggunakan referensi lain yang menunjang bila dalam buku ini terdapat
hal-hal yang kurang jelas.
Dalam mengerjakan tugas utamakan ketelitian, kebenaran, dan kerapian kerja. Jangan
membuang-buang waktu saat mengerjakan tugas dan juga jangan terburu-buru yang
menyebabkan kurangnya ketelitian dan menimbulkan kesalahan.
Setelah tugas selesai, sebelum dikumpul kepada Guru / Pembimbing sebaiknya anda
periksa sendiri terlebih dahulu secara cermat, dan perbaikilah bila ada kesalahan, serta
lengkapilah terlebih dahulu bila ada kekurangan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 4
Setelah selesai mempelajari dan mengerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam masing-
masing kegiatan belajar dalam buku ini diharapkan siswa memiliki pemahaman dan dapat
melakukan pekerjaan tentang :
Menggunakan peralatan manual dan mesin untuk memotong dan membentuk
komponen
Melakukan pekerjaan menyambung dengan baut
Melakukan pekerjaan pengelasan
Melakukan pekerjaan pembersihan lapangan/lokasi kerja
Merencanakan proses perakitan
Menyiapkan dan membersihkan areal/lokasi kerja penyetelan konstruksi
Menyiapkan material yang diperlukan dalam proses pelaksanaannya dan
menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja yang sesuai dengan kebutuhan kerja
Melakukan pengukuran dan leveling
Pengangkatan material dan komponen struktur
Perakitan rangka struktur
Mengerjakan penyetelan sambungan pada pekerjaan perakitan konstruksi
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 5
BAB I
Pekerjaan Fabrikasi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Belajar 1. Mempelajari tentang peralatan mesin untuk memotong dan membentuk komponen,
pekerjaan menyambung dengan baut, pekerjaan pengelasan dan pekerjaan pembersihan lapangan/lokasi kerja
dalam pekerjaan pabrikasi.
Tujuan Pembelajaran
Dari kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan mengetahui dan memahami tentang peralatan mesin untuk
memotong dan membentuk komponen, pekerjaan menyambung dengan baut, pekerjaan pengelasan dan
pekerjaan pembersihan lapangan/lokasi kerja dalam pekerjaan pabrikasi.
Mengamati/observasi
Coba kamu amati gambar konstruksi gudang dibawah ini, sebelum konstruksi di dirikan tentu harus melalui
pekerjaan fabrikasi dulu.Coba kamu amati proses Fabrikasi di bengkel peralatan apa saja yang digunakan untuk
membentuk dan memotong komponen, terus amati sambungan yang di gunakan .Setelah itu coba diskusikan
dengan temanmu tentang proses pekerjaan fabrikasi dan bila kamu kesulitan kamu dapat mencari informasi
didalam buku ini atau sumber sumber informasi lain, buku teks, majalah atau di internet. Presentasikan hasil
kegiatanmu di kelas dengan bergantian dengan kelompok lain. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan ini agar
kamu semakin menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pekerjaan pabrikasi ini.
Sumber: www.karia-design.com
Gambar 1.1. Gudang
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 7
Pada pekerjaan fabrikasi logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat
(light and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat tangan dan mesin-
mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian, perbedaan yang spesifik dapat dilihat dari
penggunaan bahan dan kapasitas/ kemampuan mesin.
Perusahaan atau Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan menggunakan bahan dengan
ketebalan sampai 3mm, sedang pada pekerjaan fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm.
Adapun penggunaan mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan teknik-teknik
pengaturannya berbeda.
Adapun langkah-langkah atau proses persiapan pekerjaan fabrikasi ( produksi ) dan keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan di industri-industri di bidang fabrikasi secara umum meliputi :
Semua pekerjaan pada pekerjaan fabrikasi ataupun konstruksi dimulai dari gambar. Gambar tersebut
dapat berupa gambar kerja lengkap ataupun hanya gambar sket saja yang menginformasikan segala
sesuatu tentang pekerjaan yang akan dikerjakan, antara lain :
b. Merancang Pekerjaan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 8
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan konstruksi baja seperti jembatan rangka baja, gudang , rumah,
tower , menara dan lain-lain tentu melalui proses pekerjaan fabrikasi .Dalam proses fabrikasi hal-hal yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
Ada tiga metode yang dipakai dalam menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong :
Dengan dasar, bahwa semua pekerjaan fabrikasi harus dibuat dengan mengacu pada spesifikasi dan
sesuai dengan toleransi yang ditentukan, maka harus diyakinkan hal-hal berikut ini :
Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara akurat.
Sedangkan pada spesifikasi pekerjaan, perlu dijelaskan tentang apa yang harus dikerjakan, antara lain :
Kualitas hasil pekerjaan yang dibutuhkan.
Kualitas pengecatan ( jika perlu )
Semua alat ukur yang digunakan dalam melukis atau menandai pada bahan harus alat-alat ukur yang
mempunyai akurasi tinggi dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta, tidak boleh alat ukur yang sudah
rusak .Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri dan hasil benda kerja secara
keseluruhan.
Pengaruh yang sama juga dapat terjadi karena penyimpangan/ ketepatan ( keakurasian ) dalam melukis
garis sumbu, penggunaan siku pada sudut bahan atau dalam menentukan garis dasar pengukuran,
penempatan bahan atau komponen, penyimpangan pemotongan dan lain-lain.Untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dalam menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai, maka dapat diterapkan metode-
metode pengukuran, antara lain adalah pengukuran dengan satu patokan ( datum point ) dan penerapan
teknik-teknik konstruksi geometris.
Pembuatan pola/ mal pada pekerjaan fabrikasi sangat diperlukan untuk membuat berbagai bentuk
komponen. Penerapan teknik-teknik gambar bentangan digunakan, baik pada fabrikasi ringan maupun
pada fabrikasi berat. Metode-metode pembuatan gambar bentangan yang biasa digunakan pada pekerjaan
fabrikasi adalah :
Adapun penerapan pembuatan pola pada pekerjaan fabrikasi ( benda kerja ) adalah dengan
menggunakan alat-alat lukis/ penanda yang sesuai dengan jenis bahan yang akan dibuat.
a. Penggores
Penggores adalah salah satu alat lukis garis untuk benda kerja/ pelat yang hasil goresannya bersifat
permanen.
- Perlu pengecatan ulang pada permukaan benda kerja, bila terjadi kesalahan garis.
- Hanya disarankan untuk digunakan pada bahan ferro (besi dan baja) bukan non ferro
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 11
Kapur teknik adalah jenis kapur yang relatif keras dan dapat diruncing ulang serta hasil goresannya
bersifat non-permanen ( dapat dihapus ). Hampir semua jenis bahan dapat dilukis dengan kapur
teknik ini, termasuk untuk garis potong pada pemotongan dengan gas.
mistar baja
ukuran
bagian yang
runcing
c. Penitik
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 12
Penitik terbuat dari bahan baja perkakas yang sebelum dilakukan perlakuan panas dibentuk/ dibuat
dengan mesin-mesin perkakas ( mis. mesin bubut atau frais ) dengan ukuran berkisar antara 5 13 mm
dan bentuk penampang yang beragam, seperti. bulat, segi empat atau segi enam.Pada pekerjaan fabrikasi,
penitik dipakai untuk : menandai dan membuat titik pusat.
d. Garis Kapur
Garis kapur adalah salah satu cara cepat untuk membuat garis lurus yang panjang pada bahan yang
tidak dicat ( berlapis ) atau pada lantai. Caranya adalah dengan mengikat/ klem salah satu ujung
benang yang telah diberi kapur kemudian diangkat benang tersebut secara vertikal sebelum dilepas
secara kejut. Hasil garis akan terlihat pada bekas benturan benang.
Berikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk melukis pada benda kerja dan membuat pola/ mal :
poros
baut
pengatur
ujung jangka
yang
dikeraskan dan
tempere
balok kayu
baut pengatur
penggores
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 15
sudut bilah
lurus dan
sejajar
baut pengatur
- Peregangan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 16
B. Alat-Alat Potong
Secara umum alat-alat potong pada pekerjaan fabrikasi ringan dan berat adalah sama, hanya berbeda
pada kapasitas atau kemampuannya saja.
1. Jangan menekan dan mendorong terlalu kuat karena akan menyebabkan patahnya mata gergaji
dan berbahaya.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 17
Daun gergaji dibuat dalam berbagai ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Khusus untuk gergaji tangan, ukuran
gergaji ditentukan oleh berapa banyak gigi per inchi ( 25,4 mm ). Untuk pemakaian umum digunakan daun
gergaji dengan jumlah 18 gigi per inchi.
BAHAN
BAHAN
1. Besi/ profil baja lunak : 2. Baja perkakas pipa baja, besi siku:
Digunakan : 14 gigi/ inchi Diguinakan : 18 gigi/ inchi
b. Gunting
Gunting adalah alat potong yang digunakan untuk memotong pelat, terutama pelat baja lunak, seng, pelat
lapis timah, pelat tembaga. Terbuat dari bahan baja tempa atau baja perkakas; diperlukan terutama karena
bentuk, konstruksi, posisi, serta kedudukan benda kerja kadang-kadang tidak dapat dipotong menggunakan
mesin potong.Berbagai bentuk/tipe dari gunting yang kesemuanya bertujuan untuk lebih memudahkan dan
tidak melelahkan dalam pengerjaan. Secara umum gunting dibedakan atas dua fungsi, yaitu : untuk
menggunting lurus dan menggunting lengkung. Untuk menggunting lurus digunakan gunting lurus, gunting
kombinasi/ universal, sedangkan untuk menggunting lengkung diantaranya digunakan : gunting lingkaran dan
gunting dirgantara
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 19
1. Gunting Lurus:
4. Gunting Dirgantara
Gunting dirgantara (aviation atau airplane snip) terdiri atas tiga bentuk, yaitu : digunakan dengan tangan kiri
dan kanan serta lurus dengan panjangnya sekitar 10 inchi (250 mm) dengan panjang rahang 2 inchi. Sisi potong
agak bergerigi dan dikeraskan, sehingga dapat memotong pelat yang relatif tebal ( 0,8 mm )
Membedakan antara gunting kanan dan kiri adalah dengan melihat sisi potong dan warna tangkainya. Sisi
potong atas dari gunting kanan terletak sebelah kanan, demikian pula sebaliknya; sisi potong atas gunting kiri
terletak sebelah kiri.Penggunaan gunting kanan adalah untuk pemotongan arah kiri, sedang gunting kiri adalah
untuk pemotongan arah kanan.
c. Kikir
Kikir terdapat beberapa jenis yang sesuai dengan hasil kekasaran permukaan yang dihasilkan. Kikir kasar
(bastard) digunakan untuk pengasaran, hasil pengikiran adalah kasar. Kikir sedang (secound cut) ini
digunakan untuk pengiriman secara umum dan menghasilkan permukaan cukup bagus. Sedangkan kikir
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 21
halus (smooth atau dead) untuk mendapat permukaan yang halus.Kikir dibersihkan dengan menggunakan
sikat baja (wire brush). Dengan cara pembersihan harus searah dengan alur kikir.
ujung tangkai
panjang kikir
d. Pahat
Ada 4 jenis mata pahat adalah :
Pahat rata/ lebar ini digunakan untuk membersihkan gerigi las, memahat alur dangkal, membersihkan sisa
pengerjaan dan memotong paku keeling serta baut.
Pahat rata pendek digunakan untuk memahat alur tegak lurus atau segi empat dan membersihkan bahan
pada bagian yang sempit.
ujung potong
3. Pahat Radius
Pahat radius digunakan untuk memahat alur radius, memperbesar lubang dan mensenterkan kembali
lubang bor yang telah terlanjur tidak senter.
Pahat ini digunakan untuk pemahatan pengerjaan akhir sudut bagian dalam, membuat alur V pada retak rigi
las yang perlu perbaikan dan membuat celah pada pelat dan pipa supaya mudah dipatahkan.
c. Mesin Nibler
Mesin ini digunakan untuk memotong atau melubangi benda kerja pada posisi-posisi yang sulit.
Mesin ini dapat memotong lurus dan juga berliku-lliku
d. Gergaji Bundar dan Grinda Potong ( Cold Cut-Off Saw and Abrasive Cut-Off Saw )
Gergaji bundar dengan mata potong gergaji ini berputar dengan kecepatan rendah. Sedangkan
dengan gerinda potong berputar dengan kecepatan tinggi. Kedua alat potong ini digunakan untuk
pemotongan ringan baik padat maupun berongga. Kemampuan potong sangat terbatas tergantung pada
posisi penjepitan benda kerja dan diameter mata gergaji atau diameter batu gerinda
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 27
Pada umumnya mesin ini digunakan untuk memotong aluminium dan pelat tipis; dapat memotong
lurus dan lengkung. Ini adalah mesin potong yang paling lambat dan mata gergaji harus selalu
disesuaikan dengan jenis yang dipotong.
Mesin pres ini digunakan untuk membengkokkan/ menekuk pelat-pelat yang relatif tebal , membentuk
radius, pelengkungan awal sebelum dirol, dan pembentukan kerucut serta pengerjaan sulit lainnya.
Pengerjaan pembentukan silinder dan kerucut hanya setengah bagian saja dan kemudian baru
disambungkan.Panjang langkah dapat disetel sehingga dalam pengepressan akan sama sehingga hasil
bengkokan/ tekukan akan selalu sama.
h. Mesin Bor
Bor ini digunakan untuk membuat lubang yang relatif keci l ( maks. 13mm ), mengebor arah
samping, reamer lubang untuk konstruksi baja dan pengerjaan pelat ringan.Bor tangan ini dapat
digerakkan dengan listrik atau udara bertekanan dan juga terdapat tingkatan kecepatan, kejut dan putar
balik. Bor dengan penggerak listrik dapat dipasangkan dudukan magnit untuk menetapkan mesin bor
pada permukaan logam yang datar. Pemakanan bor tangan ini diatur secara manual.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 30
Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor lubang-lubang pada benda kerja kecil misalnya pada profil
sudut, pipa bulat dan segi empat serta pelat dengan ukuran yang sesuai.
meja kuncimbeja
Besar lubang yang dibor terbatas oleh ukuran cekam bor dan batasan kecepatan
Pemakanan pengeboran harus dilakukan secara manual satu arah dan putaran juga satu arah.
Mesin bor ini digunakan untuk mengebor benda kerja yang lebih besar dari benda kerja yang tidak
dapat dibor pada mesin bor bangku.Panjang langkah dapat dilakukan antara 600 mm sampai 3600 mm.
Kepala bor dapat diturunkan dan dinaikkan sepanjang tiang penyangga dan dapat diputar 360o Posisi bor
dapat terkunci dengan baik disegala posisi disepanjang tiang penyangga dan bila diperlukan benda kerja
dapat diikatkan dilantai. Ukuran mata bor dan batasan kecepatan tersedia lebih banyak. Mesin ini dapat
dimakankan secara manual atau atomatis serta dapat bergerak mundur sehingga memungkin untuk
melaksanakan mengetap ulir pada lubang yang baru selesai di bor.
i. Mesin Lipat
Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan untuk
mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah
berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai dengan yang
dioperasikan secara otomatis. Ada tiga tipe mesin lipat yang umum dipakai pada pekerjaan fabrikasi,
yaitu :
Mesin lipat tipe ini mampu melipat antara 1 2,4 meter dengan ketebalan 0,4 2,0 mm serta dengan
sudut tekuk mencapai 135.
j. Mesin Rol
Mesin rol digunakan untuk mengerol silinder, kerucut, dan membentuk kawat. Ada beberapa tipe
mesin rol yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :
Mesin rol bangku, yakni untuk mengerol pelat-pelat tipis dan untuk kerajinan/ membuat perhiasan.
Mesin rol standar ( slip roller ), dipakai untuk penggunaan umum, seperti mengerol pelat dan
membentuk kawat. Kemampuan mesin rol ini terbatas sampai dengan ketebalan pelat 3 mm,
karena mesin rol ini digerakkan secara manual (diputar dengan tangan )
Mesin rol motor ( listrik / power roller ), digunakan untuk mengerol pelat diatas ketebalan 3 mm
( sesuai kemampuan mesin )
a. Cut to Shape istilah untuk pekerjaan pemotongan dan pelubangan pada material plate.
Gambar 1.32. Proses pemotongan plate (Cut to Shape Process) dengan CNC Mesin Plasma
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 36
b. Cut to Length istilah untuk pekerjaan pemotongan pada material profilan seperti WF/H-Beam, siku dan
lainnya.
c. Drilling istilah untuk pekerjaan pelubangan bisa dengan pengeboran yang disebut drilling dan menusuk
yang biasa disebut punching.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 37
Gambar 1.35. Sebelah Kiri Drilling/Bor dan kanan pelubangan dengan Punch/Menusuk
d. Bevelling istilah yang masih dalam kategori pekerjaan pemotongan pada material plate dan profilan.
Bevel adalah pemotongan menjadi sudut pada ujung-ujung atau pinggiran suatu material yang biasanya
untuk jointing atau sambungan ke material lainnya dengan pengelasan. Dengan dilakukan bevel maka
pengelasan menjadi lebih kuat.
e. Notching atau pencoakan juga sebenarnya masih masuk dalam kategori pekerjaan pemotongan namun
umumnya dipakai pada material WF/H-Beam, siku dan material profilan lainnya.
2. Pekerjaan Pabrikasi
Pekerjaan pabrikasi adalah pengelasan material yang sudah pre-fabrikasi menjadi satu komponen, seperti
komponen kolom, komponen rafter, komponen bracing dan lain nya. Komponen kolom terdiri dari satu base
plate, profile WF/H-Beam dan beberapa plate stiffener dan jika ada beberap rib base plate yang di las menjadi
satu komponen kolom. Komponen Rafter terdiri dari profile WF, hounch yang biasanya sama dengan profile
rafter yang dibagi dua, end plate dan beberapa plate stiffener yang semua nya itu di assembly/ dirakit menjadi
satu komponen rafter. Pekerjaan pabrikasi ada beberapa tahapan sbb:
a. Pengecekan material
Pengecekan material/ bahan sangat penting dilakukan dan biasanya dilakukan oleh Quality Control.
Pengecekan yang dilakukan adalah mengukur dimensi dengan toleransi yang biasanya 2 mm, jumlah lubang,
diameter lubang dan lainnya yang semuanya harus terkontrol dengan baik dan harus sama antara material yang
di kerjakan dengan cutting drawing. Jika tidak sesuai maka wajib diganti atau perbaikan jika itu
memungkinkan.
b. Pembersihan/finishing
Ini adalah tahap sebelum dilakukan pengelasan. Semisal material plate yang sudah cut to shape pastinya ada
bekas potong api yang tidak rata maka harus diratakan, begitu juga bekas lubang drilling yang harus dibersihkan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 39
agar tidak tajam. Pembersihan dilakukan dengan gerinda, sikat, dan untuk membersihkan karat atau sisa minyak
biasa digunakan solfent.
c. Tack Weld
Atau las titik yang dilakukan untuk tujuan setting sebelum dilakukan las permanen. Satu komonen lengkap
yang sudah di tack weld, petugas quality control harus mengecek komponen tersebut. Pengecekan yang
dilakukan adalah dimensi panjang komponen assembly harus sesui dengan assembly drawing, dan posisi-posisi
part-part kecil pembentuk komponen tersebut. Jika ada yang salah maka harus di lepas dan dilakukan kembali
tack weld sampai sempurna/ sesuai komponen tersebut dengan assembly drawing nya.
d. Finishing Welding
Dilakukan setelah komponen tack weld sesuai dengan assembly drawing. selesai dilakukan finishing welding
ini dilakukan pengecekan kembali jika kemungkinan terjadi perubahan bentuk seperti bending yang bisa
diakibatkan panas saat pengelasan di sesuaikan lagi sampai sempurna dan sesuai dengan assembly drawing.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 40
1.1.4.Rangkuman :
Merancang pekerjaan
Siku Pelat
Siku Bevel
Palu Konde
Palu Pen
Siku Kombinasi
3. Alat potong
Gengaji Tangan ( Hacksaw )
Gunting
Kikir
Pahat
4. Alat Masinal/Mesin
Mesin Potong ( Guillotines )
Mesin Pelubang dan Potong Universal (Punch and Shear)
Mesin Nibler
Gergaji Bundar dan Grinda Potong
Mesin Bor
Mesin Lipat
Mesin Rol
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 42
1.1.5.Tugas
1. Tuliskan minimum 4 keterampilan yang perlu dikuasai seseoramg yang bekerja di bidang fabrikasi.
..
.. .
.. .
..
.. .
2. Tuliskan minimum 4 hal yang dapat diinformasikan oleh gambar fabrikasi yang dijadikan dasar untuk
bekerja.
..
...
.. .
..
.. ..
.. .
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 43
.. .
.. .
.. ..
..
4. Pada penerapan pembuatan pola untuk pekerjaan fabrikasi digunakan metode-metode gambar
bentangan. Tuliskan tiga metode gambar bentangan tersebut !
.. .
.. .
.. ..
.. .
.. .
..
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 44
Nama : .. Penggunaan :
- .
- ..
-
Nama : .. Penggunaan :
- .
- ..
Nama : .. Penggunaan :
- .
- ..
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 45
Nama : .. Penggunaan :
..
..
2.Alat-alat Potong
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
1. Daun gergaji dibuat dalam berbagai ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Jelaskan penggunaan daun gergaji
dengan jumlah gigi 14, 18 dan 32.
..
..
..
2. Jelaskan penggunaan : a) gunting lurus, b) gunting lengkung, c) gunting dirgantara, d).pahat rata pendek
(crosscut ), e) pahat radius.
.. ..
.. ..
.. ..
.. ..
.. ..
3. Uraikan minimum ( masing-masing ) 2 upaya keselamatan kerja penggunaan alat-alat berikut ini :
a. Gergaji
.. ..
.. ..
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 46
b. Gunting
.. ..
.. ..
c. Pahat
.. ..
.. ..
3. Mesin-mesin Fabrikasi
Tes berdasarkan pada soal-soal berikut :
1. Tuliskan dua tipe mesin bor yang dipakai pada pekerjaan fabrikasi logam.
.. ..
.. ..
2. Tuliskan nama dan penggunaan serta ( minimum ) satu upaya keselamatan kerja penggunaan mesin-mesin
berikut ini :
a.
Nama :
Penggunaan : . . ..
b.
Nama :
Penggunaan : . . ..
c.
Nama :
Penggunaan : . . ..
d.
Nama :
Penggunaan : . . ..
e.
Nama :
Penggunaan : . . ..
3. Ada tiga tipe mesin lipat yang sering dipakai pada pekerjaan fabrikasi. Tuliskan namanya dan jelaskan
penggunaannya.
1. Nama : . .
Penggunaan : .. .
2. Nama : . .
Penggunaan : .. .
3. Nama : . .
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 49
Penggunaan : .. .
4. Jelaskan penggunaan dari mesin rol standar ( slip roller ) dan mesin rol bangku !
.
..
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 50
Baja yang digabung membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai
macam teknik sambungan.
Jenis-jenis sambungan dan pengikatan yang banyak diterapkan pada pekerjaan fabrikasi adalah sebagai berikut. :
Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak digunakan pada
konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.
a.Keuntungan
Tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada pembebanan-
pembebanan dinamis.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 51
b.Kelemahan
Ada pekerjaan awal berupa pengeboran lubang paku kelingnya, dan kemungkinan terjadi karat di sekeliling
lubang tadi selama paku keling dipasang.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron. Penggunaan khusus : weight,
corrosion, or material constraints apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 52
Tipe Head
- Snap Head: digunakan untuk pekerjaan struktur. Cara pemasangan menggunakan mesin rivet
Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke bagian ekor
paku keling dengan suaian paksa.
Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap tergantung
jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.
2.Butt Joint : dua plat utama diletakkan saling bersentuhan, kemudian plat cover/ strap diletakkan pada salah
satu sisi atau kedua sisi plat utama tersebut , baru kemudian dirivet.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 57
Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang beragam pula, namun yang
banyak dipakai pada pekerjaan fabrikasi adalah sbb :
1. Rivet set
dengan menggunakan paku keling pejal yang terbuat dari bahan aluminium, duraluminium, baja lunak, dll.
Tempatkan/ masukkan paku keling pop ke lubang sambungan keling dan pasangkan pengeling pop
sampai rapat dengan permukaan paku keeling.
Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai paku penariknya putus.
Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 60
Robek pada plat melintas baris rivet (tear off across a row)
Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena mudah digunakan, dan dapat
dibongkar-pasang serta dapat diganti jika rusak.Sesuai dengan kebutuhan konstruksi maka sekrup telah dibuat
dengan berbagai ukuran dan bentuk. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kepala sekrup yang dapat
diperoleh dipasaran/ dalam perdagangan :
Sekrup self tapping adalah salah satu jenis sekrup yang dapat mengulir sendiri sehingga dapat mengikat secara
cepat tanpa perlu ada persiapan ulir pada benda kerja yang akan disambung, tapi cukup berupa lubang yang
ukurannya maksimum sama dengan diameter dalam ulir sekrup. Sedang sekrup self drilling mempunyai ujung yang
memungkinkan untuk membuat lubang sebagai awal penguliran dan kemudian dengan cara yang sama dengan self
tapping dapat mengulir sendiri.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 61
Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las. Baut yang lazim digunakan
sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2
jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi
umumnya terdiri dari 3 type yaitu :
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih banyak
digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis.Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut
sampai ujung baut diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1.53 berikut
Diameter baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang ditulis dengan notasi d atau 1 d pada
Tabel Baja tentang Baut, misalnya :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 62
Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
Gambar berikut ini.
Diameter nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari batang baut. Diameter nominal
ialah diameter yang tercantum pada nama perdagangan, misalnya baut M16 berarti diameter nominal baut
tersebut = 16 mm. Mengenai kekuatan tarik baut, anda dapat melihat pada tabel konstruksi baja.
Sebagai contoh, berikut ini diuraikan kekuatan baut masing-masing dari baut hitam dan baut berkekuatan
tinggi. Kalau baut hitam, ada tertulis di kepala baut 4,6 ini berarti tegangan leleh minimum baut = 4 x 6 x 100 =
2400 kg/cm2.sedangkan, untuk baut berkekuatan tinggi, ada tertulis di kepala baut A325 atau A490. untuk baut
A325 dengan diameter 16 mm, maka kekuatan tarik baut = 10700 kg.
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (
umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan,
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 63
baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan
sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya
yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.
Jenis Baut
Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya bangunan
gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar seperti
jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm.
2.Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
Ada dua jenis baut kekuatan (mutu) tinggi ditunjukkan oleh ASTM sebagai A325 dan A490. Baut ini
memiliki kepala segienam yang tebal dan digunakan dengan mur segienam yang setengah halus (semifinished)
dan tebal . Bagian berulirnya lebih pendek dari pada baut non-struktural, dan dapat dipotong atau digiling
(rolled).
Baut A325 terbuat dari baja karbon sedang yang diberi perlakuan panas dengan kekuatan leleh sekitar 81
sampai 92 ksi (558 sampai 634 MPa) yang tergantung pada diameter. Baut A490 juga diberi perlakuan panas
tetapi terbuat dari baja paduan (alloy) dengan kekuatan leleh sekitar 115 sampai 130 ksi (793 sampai 896 MPa)
yang tergantung pada diameter. Baut A449 kadang-kadang digunakan bila diameter yang diperlukan berkisar
dari II sampai 3 inci, dan juga untuk baut angkur serta batang bulat berulir. Diameter baut kekuatan tinggi
berkisar antara . dan 1 . inci (3 inci untuk A449). Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi
gedung adalah 3/4 inci dan 7/8 inci, sedang ukuran yang paling umum dalam perencanaan jembatan adalah 7/8
inci dan 1 inci.
Baut kekuatan tinggi dikencangkan (tightened) untuk menimbulkan tegangan tarik yang ditetapkan pada baut
sehingga terjadi gaya jepit (klem/clamping force) pada sambungan. Oleh karena itu, pemindahan beban kerja
yang sesungguhnya pada sambungan terjadi akibat adanya gesekan (friksi) pada potongan yang disambung.
Sambungan dengan baut kekuatan tinggi dapat direncanakan sebagai tipe geser (friction type), bila daya tahan
gelincir (slip) yang tinggi dikehendaki; atau sebagai tipe tumpu (bearing type), bila daya tahan gelincir yang
tinggi tidak dibutuhkan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 70
c) Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM A307, dan merupakan jenis baut
yang paling murah. Namun, baut ini belum tentu menghasilkan sambungan yang paling murah karena
banyaknya jumlah baut yang dibutuhkan pada suatu sambungan.
Pemakaiannya terutama pada struktur yang ringan, batang sekunder atau kecil dan lain-lain yang bebannya
kecil dan bersifat statis. Baut ini juga dipakai sebagai alat penyambung sementara pada sambungan yang
menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las. Baut hitam (yang tidak dihaluskan) kadangkadang
disebut baut biasa, mesin, atau kasar, serta kepala dan murnya dapat berbentuk bujur sangkar.
Variasi dari baut bersirip adalah baut dengan tangkai bergerigi (interference-body bolt.) yang terbuat dari
baja baut A325. Sebagai pengganti sirip longitudinal, baut ini memiliki gerigi keliling dan sirip sejajar
tangkainya. Karena gerigi sekeliling tangkai memotong sirip sejajar, baut ini kadang-kadang disebut baut
bersirip terputus (interrupted-rib). Baut bersirip sukar dipasang pada sambungan yang terdiri dari beberapa lapis
pelat. Baut kekuatan tinggi A325 dengan tangkai bergerigi yang sekarang juga sukar dimasukkan ke lubang
yang melalui sejumlah plat; namun, baut ini digunakan bila hendak memperoleh baut yang harus mencengkram
erat pada lubangnya. Selain itu, pada saat pengencangan mur, kepala baut tidak perlu dipegang seperti yang
umumnya dilakukan pada baut A325 biasa yang polos.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 72
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 - 1729 2002 TATA CARA
PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG adalah baut yang jenisnya
ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan
0661-89-A) yang sesuai, atau penggantinya.
Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut A490 merupakan baut
berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dan simbol
pabrik pada salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut
standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang memerlukan
kekuatan maksimum.
b) Teknik pemasangan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 73
Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adalah metode kunci yang dikalibrasi
(calibrated wrench), metode putaran mur (turn-of the nut), dan metode indikator tarikan langsung (direct
tension indicator). Metode kunci yang dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci punter manual (kunci Inggris)
atau kunci otomatis yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum, masing-masing
proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat untuk mematahkan baut. Bila metoda
putaran mur digunakan dan baut ditarik secara bertahap dengan kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patah
setelah empat putaran dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan
umumnya lebih disukai.
Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut adalah metode indikator tarikan langsung. Alat yang
dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di
antara kepala baut dan bahan yang digenggam, dengan bagian tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut
sehingga terdapat celah akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan tertekan dan
memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut ditentukan dengan mengukur lebar celah yang ada.
Sambungan-sambungan baut (tipe N atau X) atau paku keling bias mengalami keruntuhan dalam empat cara
yang berbeda.
Pertama, batang-batang yang disambung akan merigalaini keruntuhan melalui satu atau lebih lubang-
lubang alat penyambungan akibat bekerjanya gaya tarik (Iihat Gambar 1.62 a).
Kedua, apabila lubang-lubang dibor terlalu dekat pada tepi batang tarik, maka baja di belakang alat-alat
penyaTnbung akan meleteh akibat geseran (Iihat Gambar 1.62.b).
Ketiga, alat penyambungnya sendiri mengalami keruntuhan akibat bekerjanya geseran (Gambar 1.62.c)
Keempat, satu-satu atau lebih batang tarik mengalami keruntuhan karena tidak dapat menahan gaya-
gaya yang disalurkan oleh alat alat penyambung (Gambar 1.62.d).
Untuk mencegah terjadinya keruntuhan maka baik sambungan maupun batang-batang yang disambung harus
direncanakan supaya dapat mengatasi keempat jenis keruntuhan yang dikemukakan di atas.
Pertama, untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan pada bagianbagian yang disambung, bagian-
bagian tersebut harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tegangan tarik yang bekerja pada
penampang bruto lebih kecil dari 0,6 Fy, dan yang bekerja pada penampang etektif netto lebih kecil dari
0,5 Fy.
minimum dari pusat lubang alat penyambung ke tepi batang dalam arah yang sarna dengan arah gaya
tidak boleh kurang dari 2 P/ Fu t . Di sini P adalah gaya yang ditahan oleh alat penyambung, dan t
adalah tebal kritis dari bagian yang disambung.
Ketiga, untuk menjamin supaya alat penyambung tidak runtuh akibat geseran, maka jumlah alat
penyambung harus ditentukan sesuai dengan peraturan, supaya dapat membatasi tegangan geser
maksimum yang terjadi pada bagian alat penyambung yang kritis.
Keempat, untuk mencegah terjadinya kehancuran pada bagian yang disambung akibat penyaluran gaya
dari alat penyambung ke batang maka harus ditentukan jumlah minimum alat penyarnbung yang dapat
mencegah terjadinya kehancuran tersebut.
Disebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga
dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa (forge
welding),merupakan usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua potong logam. Dewasa ini
pengelasan tempa secara praktis telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. Pengelasan yang
kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat berkembang.
Asal mula pengelasan tahanan listrik (resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Profesor Elihu
Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan transformator. Dia mendapat hak paten
pertamanya pada tahun 1885 dan mesin las tumpul tahanan listrik (resistance butt welding) pertama diperagakan
di American Institute Fairpada tahun 1887. Pada tahun 1889, Coffin diberi hak paten untuk pengelasan tumpul
nyala partikel (flash-butt welding) yang menjadi salah satu proses las tumpul yang penting.
Zerner pada tahun 1885 memperkenalkan proses las busur nyala karbon (carbon arc welding) dengan
menggunakan dua elektroda karbon. Pada tahun 1888, N.G. Slavinoff di Rusia merupakan orang pertama yang
menggunakan proses busur nyala logam dengan memakai elektroda telanjang (tanpa lapisan). Coffin yang
bekerja secara terpisah juga menyelidiki proses busur nyala logam dan mendapat hak Paten Amerika dalam
1892. Pada tahun 1889, A.P. Strohmeyer memperkenalkan konsep elektroda logam yang dilapis untuk
menghilangkan banyak masalah yang timbul pada pemakaian elektroda telanjang.
Thomas Fletcher pada tahun 1887 memakai pipa tiup hidrogen dan oksigen yang terbakar, serta
menunjukkan bahwa ia dapat memotong atau mencairkan logam. Pada tahun 1901-1903 Fouche dan Picard
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 76
mengembangkan tangkai las yang dapat digunakan dengan asetilen (gas karbit), sehingga sejak itu dimulailah
zaman pengelasan dan pemotongan oksiasetilen (gas karbit oksigen).
Setelah 1919, pemakaian las sebagai teknik konstruksi dan fabrikasi mulai berkembang dengan pertama
menggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk pengelasan titik pada tahun 1920. Pada periode
1930-1950 terjadi banyak peningkatan dalam perkembangan mesin las. Proses pengelasan busur nyala terbenam
(submerged) yang busur nyalanya tertutup di bawah bubuk fluks pertama dipakai secara komersial pada tahun
1934 dan dipatenkan pada tahun 1935. Sekarang terdapat lebih dari 50 macarn proses pengelasan yang dapat
digunakan untuk menyambung pelbagai logarn dan paduan.
a) Proses dasar
Menurut Welding Handbook, proses pengelasan adalah "proses penyambungan bahan yang menghasilkan
peleburan bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan
dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi." ; Energi pembangkit panas dapat dibedakan menurut sumbernya:
listrik, kimiawi, optis, mekanis, dan bahan semikonduktor. Panas digunakan untuk mencairkan logam dasar dan
bahan pengisi agar terjadi aliran bahan (atau terjadi peleburan). Selain itu, panas dipakai untuk menaikkan
daktilitas (ductility) sehingga aliran plastis dapat terjadi walaupun jika bahan tidak mencair; lebih jauh lagi,
pemanasan membantu penghilangan kotoran pada bahan.
Proses pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja struktural yang memakai energi listrik
sebagai sumber panas; dan paling banyak digunakan adalah busur listrik (nyala). Busur nyala adalah pancaran
arus listrik yang relatif besar antara elektroda dan bahan dasar yang dialirkan melalui kolom gas ion hasil
pemanasan. Kolom gas ini disebut plasma. Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat aliran bahan
yang melintasi busur dengan tanpa diberi tekanan.
Proses lain (yang jarang dipakai untuk struktur baja) menggunakan sumber energi yang lain, dan beberapa
proses ini menggunakan tekanan tanpa memandang ada atau tidak adanya pencairan bahan. Pelekatan (bonding)
dapat juga terjadi akibat difusi. Dalam proses difusi, partikel seperti atom di sekitar pertemuan saling bercampur
dan bahan dasar tidak mencair.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 77
Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen (zat asam) dan gas acetylene (gas
karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti
; pagar besi, teralis dan sebagainya
Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang
dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur ujungnya yang sekaligus menjadi
pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus
diganti dengan elektrode yang lain.
Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm, 31/4 mm, 4
mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Untuk konstruksi baja yang bersifat struktural (memikul beban konstruksi)) maka sambungan las tidak
diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga
kerja ahli yang profesional.
Elektroda yang dilapis akan habis karena logam pada elektroda dipindahkan ke bahan dasar selama proses
pengelasan. Kawat elektroda (kawat las) menjadi bahan pengisi dan lapisannya sebagian dikonversi menjadi gas
pelindung, sebagian menjadi terak (slag), dan sebagian lagi diserap oleh logam las. Bahan pelapis elektroda
adalah campuran seperti lempung yang terdiri dari pengikat silikat dan bahan bubuk, seperti senyawa flour,
karbonat, oksida, paduan logam, dan selulosa. Campuran ini ditekan dari acuan dan dipanasi hingga diperoleh
lapisan konsentris kering yang keras.
Pemindahan logam dari elektroda ke bahan yang dilas terjadi karena penarikan molekul dan tarikan
permukaan tanpa pemberian tekanan. Perlindungan busur nyala mencegah kontaminasi atmosfir pada cairan
logam dalam arus busur dan kolam busur, sehingga tidak terjadi penarikan nitrogen dan oksigen serta
pembentukan nitrit dan oksida yang dapat mengakibatkan kegetasan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 79
Fluks, yang merupakan ciri khas dari metode ini, memberikan penutup sehingga pengelasan tidak
menimbulkan kotoran, percikan api, atau asap. Fluks granular biasanya terletak secara otomatis sepanjang
kampuh (seam) di muka lintasan gerak elektroda. Fluks melindungi kolam las dari atmosfir, berlaku sebagai
pembersih logam las, dan mengubah komposisi kimia dari logam las.
Las yang dibuat dengan proses busur nyala terbenam memiliki mutu yang tinggi dan merata, daktilitas yang
baik, kekuatan kejut (impact) yang tinggi, kerapatan yang tinggi dan tahan karat yang baik. Sifat mekanis las ini
sama baiknya seperti bahan dasar.
Pada proses GMAW (Gas Metal Arc Welding), elektrodanya adalah kawat menerus dari 1 gulungan yang
disalurkan metalui pemegang elektroda (alat yang berbentuk pistol seperti pada Gambar 1.66 . Perlindungan
dihasilkan seluruhnya dari gas atau campuran gas yang diberikan dari luar.
Mula-mula metode ini dipakai hanya dengan perlindungan gas mulia (tidak reaktif) sehingga disebut MIG
(Metal Inert Gas/gas logam mulia). Gas yang reaktif biasanya tidak praktis, kecuali C02 (karbon dioksida). Gas
C02, baik C02 saja atau dalam campuran dengan gas mulia, banyak digunakan dalam pengelasan baja.
Argon sebenarnya dapat digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan semua logam, namun, gas ini
tidak dianjurkan untuk baja karena mahal serta kenyataan bahwa gas pelindung dan campuran gas lain dapat
digunakan. Untuk pengelasan baja karbon dan beberapa baja paduan rendah baik (1) 75% argon dan 25% CO,
ataupun (2) 100% 'C02 lebib dianjurkan [101 . Untuk baja paduan rendah yang keliatannya (toughness) penting,
Pustaka [ 10] menyarankan pemakaian campuran dari 60-70% helium, 25-30% argon, dan 4-5% C02
Pencampuran gas mulia dan gas reaktif membuat busur nyala lebih stabil dan kotoran selama pernindahan
logam lebih sedikit. Pemakaian C02 saja untuk pengelasan baja merupakan prosedur termurah karena rendahnya
biaya untuk gas pelindung, tingginya kecepatan pengelasan, lebih baiknya penetrasi sambungan, dan baiknya
sifat mekanis timbunan las. Satu-satunya kerugian ialah pernakaian C02 menimbulkan kekasaran dan kotoran
yang banyak.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 81
Proses FCAW (Flux Cored Arc Welding) sama seperti GMAW tetapi elektroda logam pengisi yang menerus
berbentuk tubular (seperti pipa) dan mengandung bahan fluks dalam intinya. Bahan inti ini sama fungsinya
seperti lapisan pada SMAW atau fluks granular pada SAW. Untuk kawat yang diberikan secara menerus,
lapisan luar tidak akan tetap lekat pada kawat. Gas pelindung dihasilkan oleh inti fluks tetapi biasanya diberi gas
pelindung tambahan dengan gas C02.
Busur nyala dapat dihentikan setelah proses berjalan dengan baik. Selanjutnya, pengelasan dilakukan oleh
panas yang ditimbulkan melalui tahanan terak terhadap aliran arus listrik. Karena pemanasan akibat tahanan
digunakan untuk seluruh proses kecuali sumber panas mula-mula, proses SAW sebenarnya bukan merupakan
proses pengelasan busur nyala.
g) Pengelasan Stud
Proses yang paling umum digunakan dalam pengelasan stud (baut tanpa ulir) ke bahan dasar disebut
pengelasan stud busur nyala (arc stud welding). Proses ini bersifat otomatis tetapi karakteristiknya sama seperti
proses SMAW. Stud berlaku sebagai elektroda, dan busur listrik timbul dari ujung stud ke plat. Stud dipegang
oleh penembak yang mengontrol waktu selama proses. Perlindungan dilakukan dengan meletakkan cincin
keramik di sekeliling ujung stud pada penembak. Penembak diletakkan dalam posisinva dan busur ditimbulkan
pada saat cincin keramik berisi logam cair. Setelah beberapa saat, penembak mendorong stud ke kolam yang
mencair dan akhirnya terbentuk las sudut (fillet weld) keeil di sekeliling stud. Penetrasi sempurna di seluruh
penampang lintang stud diperoleh dan pengelasan biasanya selesai dalam waktu kurang dari satu detik.
struktural yang teguh tanpa retak. Beberapa baja struktural lebih sesuai dilas dari pada yang lain. Prosedur
pengelasan sebaiknya didasarkan pada kimiawi baja bukan pada kandungan paduan maksimum yang ditetapkan,
karena kebanyakan hasil pabrik berada di bawah batas paduan maksimum yang ditentukan oleh spesifikasinya.
Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar dua atau lebih plat
tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran (alignment) awal. Seperti yang dapat
disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya
sangat banyak. Karena biasanya terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural
dengan lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap
persoalan.
Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan
sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun.
Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau
dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan
potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan
sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 1.68 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua
keuntungan utama:
Mudah disesuaikan.
Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila dibanding
dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil
dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.
Mudah disambung.
Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan
nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk
pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya
dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potonganpotongan
diletakkan ke posisinya dengan beberapa bautpemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali
setelah dilas.
k menyambung plat yang tebalnya
berlain
Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T, profil 1, gelagar
plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket).
Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 1.67(c). Jenis
sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang
disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat seperti yang
digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 84
Jenis las
Jenis las yang umum adalah las tumpul, sudut, baji (slot), dan pasak (plug) seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1.69. Setiap jenis las memiliki keuntungan tersendiri yang menentukan jangkauan penia-kaiannya.
Secara kasar, persentase pemakaian keempat jenis tersebut untuk konstruksi las adalah sebagai berikut: las
tumpul, 15%; las sudut, 80%; dan sisanya 5% terdiri dari las baji, las pasak dan las khusus lainnya.
Las Tumpul
Las tumpul (groove weld) terutama dipakai untuk menyambung batang struktural yang bertemu dalam satu
bidang. Karena las tumpul biasanya ditujukan untuk menyalurkan semua beban batang yang disambungnya, las
ini harus memiliki kekuatan yang sama seperti potongan yang disambungnya. Las tumpul seperti ini disebut las
tumpul penetrasi sempurna. Bila sambungan direncanakan sedemikian rupa hingga las tumpul tidak diberikan
sepanjang ketebalan potongan yang disambung, maka las ini disebut las tumpul penetrasi parsial.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 85
Las Sudut
Las sudut bersifat ekonomis secara keseluruhan, mudah dibuat, dan mampu beradaptasi, serta merupakan
jenis las yang paling banyak dipakai dibandingkan jenis las dasar yang lain. Beberapa pemakaian las sudut
diperlihatkan pada Gambar 1.71. Las ini umumnya memerlukan lebih sedikit presisi dalam pemasangan karena
potongannya saling bertumpang (overlap), sedang las tumpul memerlukan kesejajaran yang tepat dan alur
tertentu antara potongan. Las sudut terutama menguntungkan untuk pengelasan di lapangan, dan untuk
menyesuaikan kembali batang atau sambungan yang difabrikasi dengan toleransi tertentu tetapi tidak cocok
dengan yang dikehendaki. Selain itu, tepi potongan yang disambung jarang memerlukan penyiapan khusus,
seperti pemiringan (beveling). atau penegakan, karena kondisi tepi dari proses pemotongan nyala (flame cutting)
atau pemotongan geser umumnya memadai.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 86
1.73. Sebaiknya dihindari (bila mungkin) posisi menghadap ke atas karena merupakan posisi yang paling sulit.
Sambungan yang dilas di bengkel biasanya diletakkan pada posisi tidur atau horisontal, tetapi las lapangan dapat
sembarang posisi pengelasan yang tergantung pada orientasi sambungan. Posisi pengelasan untuk las lapangan
sebaiknya diperhatikan dengan teliti oleh perencana.
Pembuat las sebaiknya tidak memberikan plat pelindung bila sudah ada bagian tegak, karena kemungkinan
besar kantung gas akan terbentuk sehingga merintangi las penetrasi sempurna. Kadang-kadang pemisah seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 1.72 (d) diberikan untuk mencegah pembakaran menerus, tetapi pemisah ini
dicabut kembali sebelum sisi kedua dilas.
Gambar 1.72. Kombinasi las baji dan pasak dengan las sudut
Pengontrolan
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas las adalah penyusutan. Jika las titik diberikan secara menerus pada
suatu plat, maka plat akan mengalami distorsi (perubahan geometri). Distorsi ini akan terjadi jika tidak berhati-
hati baik dalam perencanaan sambungan maupun prosedur pengelasan. Berikut ini adalah ringkasan cara untuk
memperkecil distorsi .Perkecil gaya susut dengan: Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar
celah jangan lebih besar dari yang diperlukan, jangan mengelas berlebihan
- Sedapat mungkin mempersedikit jumlah lintasan
- Melakukan persiapan tepi dan penyesuaian yang tepat
- Menggunakan las terputus-putus, minimal untuk sambungan prakonstruksi
- Menggunakan langkah mundur (backstepping), yaitu menimbun las pada las sebelumnya yang telah
selesai, atau menimbun dalam arah berlawanan dengan arah pengelasan sambungan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 89
Porositas
Porositas terjadi bila rongga-rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap selama proses
pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi atau busur nyala yang terlalu panjang.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 91
Porositas dapat terjadi secara merata tersebar dalam las, atau dasar dekat plat pelindung pada las tumpul. Yang
terakhir diakibatkan oleh prosedur pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.
Peleburan Berlebihan
Peleburan berlebihan (uncercutting) ialah terjadinya alur pada bahan dasar di dekat ujung kaki las yang tidak
terisi oleh logam las. Arus listrik dan panjang busur nyala yang berlebihan dapat membakar atau menimbulkan
alur pada logam dasar. Cacat ini mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan memberi las tambahan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 92
Kemasukan Terak
Terak terbentuk selama proses pengelasan akibat reaksi kimia lapisan elektroda yang mencair, serta terdiri
dari oksida logam dan senyawa lain. Karena kerapatan terak kecil dari logam las yang mencair, terak biasanya
berada pada permukaan dan dapat dihilangkan dengan mudah setelah dingin. Namun, pendinginan sambungan
yang terlalu cepat dapat menjerat terak sebelum naik ke permukaan. Las menghadap ke atas seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1.72(d) sering mengalami kemasukan terak dan harus diperiksa dengan teliti. Bila
beberapa lintasan las dibutuhkan untuk memperoleh ukuran las yang dikehendaki, pembuat las harus
membersihkan terak yang ada sebelum memulai pengelasan yang baru. Kelalaian terhadap hal ini merupakan
penyebab utama masuknya terak.
Retak
Retak adalah pecah-pecah pada logam las, baik searah ataupun transversal terhadap garis las, yang
ditimbulkan oleh tegangan internal. Retak pada logam las dapat mencapai logam dasar, atau retak te rjadi
seluruhnya pada logam dasar di sekitar las. Retak mungkin merupakan cacat las yang paling berbahaya, namun,
retak halus yang disebut retak mikro (mikrofissures) umumnya tidak mempunyai pengaruh yang berbahaya.
Retak kadang-kadang terbentuk ketika las mulai memadat dan umumnya diakibatkan oleh unsur-unsur yang
getas (baik besi ataupun elemen paduan) yang terbentuk sepanjang serat perbatasan. Pemanasan yang lebih
merata dan pendinginan yang lebih lambat akan mencegah pembentukan retak "panas". Retak pada bahan dasar
yang sejajar las juga dapat terbentuk pada suhu kamar. Retak ini terjadi pada baja paduan rendah akibat
pengaruh gabungan dari hidrogen, mikrostruktur martensit yang getas, serta pengekangan terhadap susut dan
distorsi. Pemakaian elektroda rendah-hidrogen bersama dengan pemanasan awal dan akhir yang sesuai akan
memperkecil retak "dingin" ini.
Dalam proses pengelasannya, las busur manual menggunakan elektroda yang berselaput, elektroda berselaput
ini berfungsi sebagai bahan pengisi dan memberi perlindungan terhadap kontaminasi atmosfir. Operator las
memegang penjepit elektroda yang berisolasi dan menarik busur pada posisi dimana sambungan dibuat.
Penjepit/pemegang elektroda menjepit ujung elektroda yang tidak berselaput untuk mengalirkan arus listrik.
Elektroda mencairkan logam dasar dan membentuk terak las pada waktu yang bersamaan; ujung elektroda mencair
dan bercampur dengan bahan yang di las.
- Gas pelindung
- Busur yang stabil
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 93
Mesin las
Kabel masa
Kabel elektroda
Klem masa
Tang las
Klem masa
Hasil pengelasan
Las busur manual tidak seefisien jenis-jenis las semi otomatis yang lain, karena memerlukan waktu
untuk mengganti elektroda dan harus membersihkan terak. Akan tetapi peralatan lebih murah, lebih mudah
mengoperasikan dan hanya memerlukan pemeliharaan sederhan Las busur manual adalah baik untuk posisi
pengelasan yang berbeda dan dapat digunakan di bengkel atau di lapangan.
Las busur manual banyak digunakan pada pekerjaan keteknikan, mulai dari yang ringan sampai berat.
Misalnya untuk saluran, bejana bertekanan dan rangka baja untuk konstruksi bangunan serta industri alat
berat dan perkapalan.
Las MIG adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh dari busur listrik. Busur las terjadi diantara
permukaan benda kerja dengan ujung kawat elektroda yang keluar dari nozel bersama-sama dengan gas
pelindung.Las MIG biasanya semi otomatis akan tetapi dapat dijadikan otomatis, pengoperasian otomatis
menghemat tenaga dan bahan. Hal yang penting adalah memilih kawat las dan gas pelindung yang benar.
Dengan las MIG dapat juga mengelas jenis-jenis baja dan logam non ferro. Proses las cair ini menggunakan
bahan, kawat las dan gas, dibandingkan dengan las busur manual las MIG mempunyai kemampuan dan kecepatan
yang lebih tinggi.Panas yang tinggi dari logam diperoleh dari busur, logam pengisi mencair dalam sambungan dan
busur listrik menyediakan panas yang cukup untuk memadukan permukaan. Gas pelindung melindungi cairan
kawah las dari kontaminasi oksigen dan nitrogen dari atmosfir.
Las MIG banyak digunakan pada pekerjaan keteknikan mulai yang ringan sampai berat dan pada industri
kendaraan. Pemakaian di lapangan/ditempat terbuka dapat menghembus/menghilangkan gas pelindung.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 95
Proses las oksi-asetilin menggunakan panas dari nyala api gas untuk memadukan atau menempelkan
bagian-bagian yang akan disambung menjadi satu.Pembakaran campuran oksigen dan asetilin menghasilkan nyala
api gas atau disebut juga nyala api las.Las oksi asetilin adalah suatu keterampilan manual yang diperlukan untuk
praktik. las ini dapat dilakukan dengan atau tanpa bahan tambah/pengisi dan dapat digunakan untuk bahan mulai
dari yang tipis sampai dengan ketebalan yang sedang.
Peralatan las oksi asetilin pada umumnya murah dan dapat dipindahkan dengan mudah di tempat pengelasan,
brazing dan pemanasan yang diperlukan, akan tetapi proses ini lama/lambat dan kadang-kadang dapat
menyebabkan distorsi yang lebih besar dalam bahan yang di las sebab memerlukan pemanasan lebih lama.Dengan
las oksi asetilin tidak dapat mengelas bahan yang lebih tebal secara ekonomis. Las oksi asetilin banyak digunakan
pada pekerjaan keteknikan dan fabrikasi ringan serta industri kendaraan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 96
Arah pengelasan
Arah pengelasan
Las TIG adalah proses las cair. Teknik pengelasannya sama dengan las oksi asetilin, akan tetapi panas
pengelasan dihasilkan oleh busur listrik diantara elektroda tungsten dan permukaan benda kerja.Elektroda tungsten
mempunyai titik cair yang sangat tinggi (kurang lebih 3400 drajat C) dan boleh dikatakan tidak habis apabila
digunakan dengan kapasitas/arus yang benar dan tidak menyentuh benda kerja selama mengelas. Gas Argon
adalah gas yang paling banyak digunakan sebagai media pelindung untuk melindungi logam las dari kontaminasi
nitrogen dan oksigen di atmosfir.
Inert Gas : Gas yang secara kimia tidak akan bercampur dengan unsur lain dan pelindung kawah cairan
dan busur las.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 97
Arc : Pengelasan lebih cenderung dilaksanakan oleh busur listrik dari pada kombinasi/campuran gas-gas.
Proses las GTAW utamanya digunakan dalam fabrikasi ringan, sedang dan keteknikan umum. Las ini
digunakan hampir semua logam untuk kualitas/standar yang tinggi dan terutama untuk baja tahan karat,
alumunium dan logam non ferro lainnya
Elektroda tungsten
Bahan tambah
Hood
Gas pelindung
Bahan dasar
Busur las
- Rangka kursi
- Tuangan
- Komponen-komponen ringan
c. Penggunaan di lapangan, karena portabilitasnya yang tinggi sehingga sering digunakan di lapangan
untuk memperbaiki kerangka ringan dan permesinan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 98
Tip las
Katup
Kunci botol
Silinder oksigen
Rantai pengikat
Troli
Slang las
Silinder asetilin
1. Silinder Gas
Ukuran-ukuran silinder oksigen dan asetilin bermacam-macam, tergantung kebutuhan pekerjaan, namun
yang umum dipakai adalah mulai dari 3500 liter, 5000 liter, 6000 liter dan 7000 liter.Adapun standar warna
silinder oksigen biasanya adalah hitam dan silinder asetilin adalah merah, namun ada juga negara atau
fabrik tertentu membuat standar warna tersendiri
Oksigen itu sendiri tidak dapat menyala dan meledak. Walaupun demikian oksigen akan menyebabkan
bahan terbakar dengan tidak terkehendaki. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani
oksigen adalah :
Jangan mencoba memindahkan asetilin dari satu silinder ke silinder yang lain.
Asetilin dilarutkan dalam cairan aseton didalam silinder.
silinder-silinder asetilin
PERHATIAN :
Gas asetilin dan bahan gas lainnya sangat
mudah terbakar bila bercampur dengan
oksigen atau udara. Kebocoran berarti
mengundang bahaya kebakaran.
2. Regulator
Pada regulator terdapat dua buah alat penunjuk tekanan atau biasa disebut manometer, yaitu manometer
tekanan isi silinder dan manometer tekanan kerja. Manometer tekanan isi mempunyai skala lebih besar bila
dibandingkan dengan manometer tekanan kerja.Perbedaan antara regulator asetilin dan regulator oksigen
yang paling utama adalah :
Pada waktu mengikat , putaran ulirnya ke arah kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan
untuk membuka diputar kearah kanan atau searah dengan jarum jam.
Pada waktu mengikat putaran ulirnya kearah kanan atau searah dengan jarum jam, sedangkan untuk
membuka diputar kearah kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 103
Regulator oksigen : terdapat tulisan oksigen, warna bak biru / hitam /abu-abu.
Jangan sekali-kali mencoba memperbaiki regulator jika tidak pernah dilatih untuk itu,karena
pengerjaan yang tidak benardapat menyebabkan resiko yang tidak diinginkan
Jangan menangani regulator dengan menggunakan sarung tangan, kain atau tangan yang beroli.
Jika pada manometer, tiba-tiba tekanannya naik saat katup pada pembakar (blowpipe) tertutup, maka
segera tutuplah katup tabung dan segera perbaiki regulatornya. Walaupun tidak begitu berbahaya, tetapi
dapat menyebabkan hasil pengelasan yang kurang baik.
Sebelum membuka katup silinder kendorkan selalu tombol penyetel regulator sampai putaran penuh.
Kenaikan tekanan secara mendadak di dalam regulator yang tombol penyetelnya diputar ke dalam akan
menimbulkan tegangan pada mekanisme alat dan menyebabkan kerusakan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 104
3. Slang Las
Fungsi slang las adalah untuk mengalirkan gas dari silinder ke pembakar.
Slang las dibuat dari karet yang berlapis-lapis dan diperkuat oleh serat-serat bahan tahan panas.
- Kuat : Slang asetilin harus tahan tekanan 10 Kg / cm2 , slang oksigen harus tahan terhadap tekanan 20
Kg / cm2
- Tahan api / panas
- Lemas / tidak kaku / fleksibel
Slang oksigen berwarna hitam/biru/hijau, sedang slang asetilin berwarna merah. Adapun teknik-teknik
penanganan slang las adalah sebagai berikut :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 105
Mulut pembakar dibuat dari tembaga, oleh karena itu lunak sehingga harus dilakukan dengan hati-hati
sewaktu membersihkannya.
Gunakan jarum pembersih (tip cleaner) dengan ukuran yang tepat untuk menghindari terjadinya
kerusakan pada lubang mulut pembakar.
5. Pakaian Pelindung
Anda harus melindungi diri Anda sendiri dari cahaya dan panas radiasi bila mengelas dengan oksi
asetilin. Tindakan terbaik adalah bila Anda memakai baju dari bahan yang tidak mudah terbakar, celana
yang kuat dan sepatu boot atau sepatu yang sesuai.Pakaian tersebut sebaiknya dilindungi oleh sarung tangan
yang panjang, penutup sepatu, apron yang menutup seluruh badan yang semuanya dibuat dari kulit.
Sebaiknya Anda tidak memakai pakaian dari nilon atau kain yang sejenis atau kaos kaki dari plastik.
Pakaian yag dibuat dari bahan tersebut adalah berbahaya bila hal itu berhubungan/bersentuhan dengan panas
atau api.Rambut Anda harus ditutup dengan topi yang nyaman, Anda juga disarankan memakai kacamata
yang dibuat dari plastik ringan. Ukuran kaca penyaring sebaiknya sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 4
sampai 6
untuk pengelasan secara umum. Kacamata melindungi Anda dari cahaya pembakaran, menyilaukan mata dan
panas dari partikel yang mengaburkan selama Anda mengelas.
6. Ventilasi
Tempat bekerja sebaiknya luas dan terbuka, sehingga asap pengelasan dapat terbuang/terhembus dengan
cepat.Beberapa asap dari pengelasan logam dapat membahayakan. Oleh karena itu perlu memperoleh
perhatian yang wajar agar dapat menghilangkan asap dari daerah pernafasan.Jika sirkulasi udara kurang
memadai, maka dapat digunakan alat pengisap. Alat ini dapat berupa sistem pengisap yang tetap atau alat
pengisap yang dapat dipindah-pindah.
Agar peralatan las dipasang secara benar dan sesuai dengan standar operasional, maka perlu diikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 109
Pada nyala netral terdapat dua bagian yaitu nyala inti dan nyala
luar.
Tanda-tandanya :
Stel tekanan pada regulator oksigen dan regulator asetilin pada tekanan kerja 70 kPa
Buka katup asetilin (acetylene valve) pada hand piece perlahan-lahan kira-kira seperempat putaran dan
nyalakan dengan korek api las.
Terus buka katup asetilin sampai tidak berasap, tetapi tidak berbunyi /berdesis (berasap berarti
kekurangan asetilin berbunyi/berdesis berarti kelebihan asetilin).
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 112
Buka katup oksigen (oxygen valve) perlahan-lahan sehingga nyala berubah warnanya dari kuning
menjadi biru.
Teruskan membuka katup oksigen hingga bentuk kerucut berubah menjadi terang.
Tanda-tandanya :
Nyala inti
Bentuk kerucut nyala inti tumpul dan berwarna biru.
Tanda-tandanya :
Panel kontrol
Kabel kontrol
pengisian
kawat las
Kabel
elektroda
Pengarah
Mesin Las kawat las
Nozzle
Kabel masa
Benda kerja
Terak
Panas dari busur mencairkan dan memadukan bahan tambah dan logam dasar. Busur dilindungi dari
kontaminasi udara luar (atmosfir) oleh lapisan fluksi yang juga melindungi percikan las, suara busur dan asap
lKecepatan dari proses membantu menjaga distorsi yang minimal (kecil). Kelebihan fluksi pada permukaan las
yang belum menjadi terak dapat diambil dan digunakan lagi.
Proses las busur rendam menghasilkan las yang memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Proses ini digunakan
untuk mengelas baja karbon rendah, paduan rendah, kekuatan tinggi dan baja tahan karat.Las busur rendam
digunakan untuk membuat pipa, bejana bertekanan, ketel, rel, tangki dan kerangka lain yang memerlukan
pengelasan lurus dan kontinyu.Las busur rendam umumnya digunakan dalam industri logam berat, karena proses
ini memberikan las kualitas tinggi dan memberikan asap las yang minim dan busur lasnya tidak tampak dan
peralatan mudah dioperasikan.
Kawat las
Fluksi
Blok penahan
Blok penahan
Sepatu tembaga
dengan pendingin air
Air pendingin
Air pendingin
Benda kerja
Proses :
Electro slag welding menggunakan metoda pengelasan arah tunggal vertikal (tegak) secara otomatis, kawat las,
pengarah dan fluksi ditempatkan di tengah diantara pelat yang berjarak 25 mm.Kawat elektroda bergerak turun
ditengah tabung pengarah secara kontinyu. Tabung pengarah, kawat pengisi dan logam dasar dicairkan oleh panas
dari kawah. Terak las terbentuk di bawah kawah ini. Cairan kawah las dan cairan terak tertutup oleh sepatu
tembaga yang dilengkapi dengan air pendingin.
Peralatan :
a. Sumber tenaga DC dengan rentang arus 350 Amp sampai dengan 750 Ampere.
b. Unit kawat pengisi
c. Pengarah
d. Sepatu tembaga dengan air pendingin
e. Fluksi
Persiapan Pelat :
Sedikit persiapan diperlukan kecuali untuk pemotongan dengan oksigen, sambungan tumpul kampuh I terbuka.
Gap diperlukan untuk pelat dengan tebal yang bervariasi, umumnya 25 mm. Tebal bahan dan 20 mm sampai
dengan 75 mm dapat di las dengan satu tabung pengarah dan tebal tidak terbatas untuk tabung pengarah yang
banyak.
Las Titik :
Proses las titik menggunakan panas yang dihasilkan dari tahanan yang mengalirkan arus listrik melalui logam
yang disambung.Mesin las titik menghasilkan lingkaran las kecil yang dikenal sebagai titik lasan, untuk
menyambung dua bagian logam yang menumpang, logam yang di las diklem bersama diantara dua elektroda
tembaga paduan dan arus dialirkan diantara elektroda-elektroda, logam- logam dipanaskan pada pertemuannya
oleh arus dan disambung oleh tekanan kedua elektroda.
Mesin las titik dengan kapasitas yang besar ( pedestal ) adalah berat dan tidak portable, mesin las yang lebih
kecil sering dipasang pada meja. Dalam pengerjaannya kedua bahan yang akan disambung harus dibawa ketempat
dua jenis mesin las tersebut. Las titik mungkin juga memakai pistol las yang dapat dibawa dengan mudah. Pistol
las digunakan dalam pembuatan bodi otomotif.Las titik dapat digunakan untuk bahan yang tebalnya dari 0,025
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 117
mm sampai dengan 10 mm, akan tetapi pada umumnya las titik banyak digunakan untuk menyambung bahan yang
tebalnya kurang dari 6 mm.
Elektroda
Elektroda
Tekanan
Proses pemotongan menggunakan campuran oksigen dan bahan bakar gas berhubungan dengan reaksi kimia.
Reaksi ini terjadi ketika baja atau besi dipanaskan kemudian berhubungan dengan oksigen murni. Reaksi ini
dinamakan oksidasi. Apabila baja dipanaskan sampai 815 derajar C akan berubah warna menjadi merah terang.
Oksigen disemburkan dengan tekanan tinggi pada logam dan terjadilah pemotongan akibat oksidasi.Aliran dan
tekanan oksigen dan terbakarnya logam oleh bahan bahan bakar gas membuat terjadinya pemotongan.
Nyala potong/pemanasan awal hanya memanaskan permukaan logam dengan kedalaman beberapa mili
meter.Tujuan dari nyala pemanasan awal adalah untuk menjaga permukaan logam pada temperatur yang
dibutuhkan (815 derajat C). Sisa tebal bahan yang lain dipanaskan oleh pembakaran logam dan oksigen.Tidak
cukup panas untuk terjadinya reaksi tanpa nyala pemanasan awal, sebab disekitar logam dan oksigen potong
terdapat pengaruh pendinginan.Keberhasilan memotong dengan nyala gas potong tergantung dari dua kondisi
berikut :
Oksida yang terbentuk harus mencair pada temperatur lebih rendah dari pada titik cair logam dasar.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 119
Tekanan oksigen
Proses pemotongan plasma lebih serbaguna dari pada proses pemotongan dengan gas.Pemotongan dengan
plasma dapat memotong logam ferro dan non ferro, dalam prosesnya cenderung menggunakan arus listrik untuk
ionisasi gas dari pada nyala api gas dan oksigen untuk mengoksidasi logam.
Pemotongan dengan oksi-asetilin adalah proses kimia untuk memotong baja. Kita perlu mempelajari metoda
lain untuk memotong bahan-bahan non ferro.Pemotongan dengan plasma adalah proses pemotongan panas yang
dapat digunakan pada semua logam yang dapat dicairkan oleh panas busur plasma. Beberapa dari logam ini
adalah baja tahan karat, aluminium, besi tuang, baja-baja paduan dan baja karbon rendah. Pemotongan dengan
plasma digunakan untuk berbagai bentuk yang meliputi pemotongan lurus, miring dan profil.Industri berat dan
ringan menggunakan proses pemotongan plasma. Mesin ini ada yang dioperasikan dengan tangan (secara
manual), sepenuhnya dengan mesin dan ada juga yang dikontrol dengan komputer.
Peralatan yang digunakan untuk memotong dengan mempergunakan gas/ nyala api las relatif sama dengan
peralatan yang digunakan pada proses pengelasan dengan oksi asetilin, demikian juga cara-cara penanganannya.
Perbedaan hanya pada pembakar ( blowpipe ), disamping pengaturan tekanan kerja.Pada proses pengelasan dengan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 121
oksi asetilin menggunaka mulut pembakar berupa tip las (welding tip), sedang pada proses pemotongan dengan
gas adalah berupa pembakar potong (cutting nozzle dan attachment.).
Ada dua jenis pembakar potong yang biasa dipergunakan pada proses pemotongan :
1) Pembakar potong serbaguna ( multi-purpose blowpipe ), yaitu jenis pembakar yang dapat dipergunakan
untuk keperluan memotong dan mengalur.
2) Pembakar potong yang menggunakan pembakar biasa , yaitu pembakar yang digunakan untuk pengelasan.
Mulut potong dirancang dengan berbagai ukuran untuk bermacam-macam ketebalan bahan dan penggunaan;
serta masing-masingnya ditandai dengan ukuran.Mulut potong yang biasa digunakan, yaitu nozzle asetilin (type
41) dun nozzle LPG (type 44). Kebanyakan nozzle asetilin mempunyai lima atau enam lubang untuk pemanasan
awal dan satu lubang ditengah untuk saluran oksigen potong.Nozzle potong LPG bentuknya relatif sama, tapi
pada ujung mulut nozzle ada ceruk untuk mengarahkan nyala pemanasan awal.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk memperoleh ketepatan dan kualitas pemotongan
dengan nyala ialah :
a. Komposisi logam, untuk keperluan dijelaskan sebelumnya
b. Kebersihan benda kerja dan bahan, yaitu terbebas dari bahan-bahan seperti cat, oli, stempet dan
sebagainya
c. Memilih nozzle yang benar. Terutama memilih ukuran yang disesuaikan dengan tebal bahan yang akan
dipotong.
d. Tekanan gas. Ikuti apa yang dianjurkan karena bila terlalu rendah atau terlalu tinggi, tekanannya dapat
merusak hasil pemotongan.
e. Kebersihan nozzel, nyala yang tidak tetap, terutama pada hembusan oksigen pemotong, pemotongan akan
gagal. Diperlukan hembusan oksigen yang lurus/ sejajar dengan nyala awal.
f. Nyala pemanasan awal harus cocok dengan pekerjaannya, bila terlalu kecil nyalanya sulit untuk
mengawali pemotongan dan sulit mengontrolnya, sebaliknya bila terlalu besar terjadi pencairan yang
berlebihan.
g. Memerlukan kecepatan potong yang benar. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi akibatnya pada kualitas
dan ketepatan pemotongan.
h. Adanya peregangan dan pengerutan logam ( distorsi ) berakibat ketepatan pada hasil pemotongan,
khususnya pada pemotongan yang panjang dan besar.
Pemotongan secara manual (dengan tangan) meliputi semua pemotongan manual, dimana tidak
menggunakan alat bantu pemotongan. Pemotongan secara manual terutama kalau memotong bentuk yang tidak
beraturan, atau gerakan pemotong yang tidak teratur, sehingga selama proses pemotongan tidak menggunakan
alat bantu.Sedangkan alat bantu yang sering digunakan pada motongan dengan tangan adalah berupa alat bantu
yang dipasang pada nozzle. Alat bantu potong yang digunakan pada proses pemotongan dengan tangan adalah
untuk memotong lurus dan lingkaran.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 123
tetap, yaitu dengan menggunakan motor penggerak. ( akan dibahas lebih lanjut pada Unit 0759 / Thermal
Cutting and Associate Processes )
Berikut ini beberapa efek pengaturan nyala api potong terhadap hasil pemotongan :
yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau untuk
bengkel-bengkel kecil yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas, menarik, atau menekan,
tergantung pada konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naik-turun pada
transformator. Pada mesin las arus bolak-balik, kabel masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
2. Kabel Las
Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel sekunder atau kabel las ( welding
cable ).Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah
kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai
hubungan masa tanah dari mesin las.
Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari dua buah kabel
yang masing-masing dihubungkan dengan penjepit ( tang ) elektroda dan penjepit ( holder ) benda kerja. Inti
kabel terdiri dari kawat-kawat yang halus dan banyak jumlahnya serta dilengkapi dengan isolasi. Kabel-
kabel sekunder ini tidak boleh kaku , harus mudah ditekuk/digulung.
Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada
mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan
naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan rendah.Pada ujung
kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit
elektroda maupun pada penjepit masa.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 127
3. Tang Elektroda
Elektroda dijepit dengan tang elektroda. Tang elektroda dibuat dari bahan kuningan atau tembaga dan
dibungkus dengan bahan yang berisolasi yang tahan terhadap panas dan arus listrik, seperti ebonit. Mulut
penjepit hendaknya selalu bersih dan kencang ikatannya agar hambatan arus yang terjadi sekecil mungkin.
4. Klem Masa
Untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja atau meja
kerja dipergunakan penjepit (klem) masa. Bahan penjepit
kabel masa sebaiknya sama dengan bahan penjepit elektroda
(logam penghantar arus yang baik). Penjepit masa dijepitkan
pada benda kerja dan pada tempat yang bersih dan kencang. Gambar.1.104. Klem Masa
Gambar.1.107. Elektroda
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 129
Berikut ini beberapa contoh aplikasi penggunaan proses las busur manual, antara lain :
Konstruksi baja
Balok-balok penyangga,
Bejana bertekanan,
a. Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah dihubungkan pada terminal yang bertanda
elektroda. Demikian juga dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai.
b. Periksa bahwa handel polaritas telah menunjukkan pengkutuban yang sesuai dengan jenis elektroda yang
dipakai, apabila mesin las tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda kerja
telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat.
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat
las dengan benda kerja dan kawah las sulit dikontrol.
Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan terlalu
dalam.
Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel
pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektroda.
Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian pelat yang panjang melintang pada
badan anda, dengan maksud agar anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan
menghentikan elektroda. Pakailah alat-alat pelindung dan kemudian hidupkan mesin las.
Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter 3,25 mm, jepitlah ujung elektroda
yang tidak berselaput pada penjepit ( tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hati-
hatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan elektroda. Jangan memegang pemegang
elektroda terlalu kuat atau kaku. Dengan pegangan yang rilek akan lebih memudahkan dalam penyalaan dan
penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang lebih 70o terhadap permukaan
benda kerja. Turunkan ujung elektroda yang akan dinyalakan sehingga mencapai 30 mm di atas permukaan
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 131
benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka (helm las).Nyalakan busur dengan menggoreskan ujung
elektroda pada permukaan benda kerja seperti menggoreskan korek api atau menyentuhkannya pada
permukaan benda kerja. Ketika sudah mulai nampak busur, tarik elektroda hingga kurang lebih 6 mm,
kembalikan elektroda ke posisi penyalaan kemudian kurangi tinggi busur sampai jaraknya sebesar diameter
kawat inti elektroda ( muka dan mata tetap harus dilindungi oleh helm las ).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan busur yang baik dan tinggi busur yang tetap.
Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan cepat, ini dimaksudkan untuk
mencegah menempelnya ujung elektroda pada permukaan benda kerja. Bila elektroda menempel secara kuat
pada benda kerja, mesin las supaya dimatikan, kemudian etektroda dapat dilepas ( jika perlu dengan
dipahat ).
Dengan tinggi busur kira-kira sama dengan diameter elektroda tunggu hingga lebar kawah las mencapai
2 kali diameter elektroda sebelum menarik busur.Untuk yang biasa menggunakan tangan kanan penarikan
busur dilakukan dari kiri ke kanan, sedangkan untuk yang menggunakan tangan kiri penarikannya dari kanan
ke kiri. Elektroda membentuk sudut 70-80 ke arah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektroda.
Untuk mengontrol jalur pertahankan lebar kawah las 2 kali diameter elektroda.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 132
2 x elektroda
Tinggi / panjang busur las sangat mempengaruhi keberhasilan atau kualitas hasil las, untuk itu perlu
diperhatikan kesalahan-kesalahan dalam menarik busur las berikut ini :
Hal lain yang mungkin terjadi pada akhir jalur las ada kalanya berlobang karena teroksidasi (porositas) untuk
menghindari terjadinya oksidasi dapat dilakukan dengan dua cara yang dapat dilakukan, yakni :
1. Pada akhir jalur las, elektroda ditekankan untuk mengisi kawah, kemudian diangkat dengan cepat secara
tegak lurus terhadap jalur las.
2. Sebelum mematikan busur dorong kembali elektroda kira-kira 5mm dengan sudut elektroda dinaikkan dan
busur pendek.
3. Tetapi bila jalur akan disambung lagi, maka pengisian ujung rigi dilakukan dengan cara berikut :
1.2.5.Rangkuman
1.Pemilihan metode penyambungan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain
2. Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih banyak digunakan
pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan relatif kuat
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 135
3. Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena mudah digunakan, dan
dapat dibongkar-pasang serta dapat diganti jika rusak.
4. Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las. Baut yang lazim digunakan
sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2
jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi
umumnya terdiri dari 3 type yaitu :
5. Untuk menyambung baja bangunan kita mengenal 2 jenis las berdasarkan bahannya yaitu :
1.2.6.Tugas
Pengenalan Proses-Proses Las dan Pemotongan
A. Observasi Bengkel :
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang berbagai macam proses las dan pemotongan, maka lakukan
kegiatan observasi berikut ini :
1. Bentuk tim yang terdiri dari 2 atau 3 orang peserta ( menurut petunjuk pembimbing ).
2. Lakukan observasi bengkel untuk mendata spesifikasi mesin-mesin las dan pemotongan yang ada di
masing tempat kerja Anda/ bengkel Diklat.
3. Buat laporan kelompok yang berisikan tentang :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 136
B. Diskusi Kelompok :
1. Berdasarkan hasil observasi, masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil observasinya kepada
kelompok-kelompok lain ( menurut petunjuk pembimbing ).
2. Beri kesempatan pada peserta untuk memberi masukan atau bertanya/ tanya-jawab.
3. Buat rangkuman hasil diskusi, setelah adanya klarifikasi dari pembimbing.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 137
Sudah sama kita ketahui bahwa Kebersihan Adalah Sebagian Dari Iman Oleh karena itu kebersihan
tempat kerja sangat terkait dengan program sistim manajemen lingkungan. Dengan tempat kerja yang bersih
berarti di lokasi kerja terbebas dari sampah-sampah, sehingga setiap pekerja merasa nyaman dalam bekerja.
Dalam istilah 5 S, kegiatan pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi, karena pada saat melakukan
kegiatan kebersihan berarti melakukan pengontrolan terhadap barang-barang yang tidak dipergunakan di tempat
kerja. Tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang
bisa mengganggu proses produksi, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga.
Langkah-langkah yang dapat menunjang kebersihan tempat kerja adalah :
Untuk menjaga kebersihan tempat kerja, hal yang perlu dilakukan adalah :
Secara umum seperti yang disebutkan di atas, kebersihan merupakan tanggung jawab setiap orang. Tetapi
pada pelaksanaannya sering kali tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak ada penanggung jawab kebersihan
untuk area tertentu.Penanggung jawab kebersihan akan sangat diperlukan terutama untuk tempat-tempat yang
sering dipakai bersama-sama.
Hal ini perlu merupakan kesepakatan bersama agar setiap orang mempunyai keseragaman dan tidak
melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja. Sehingga setiap orang harus
memahami pentingnya pembersihan dan dapat mengurangi penyebab terjadinya pengotoran di tempat kerja.
Aturan yang telah disepakati, bisa berjalan dengan baik apabila setiap orang berusaha mematuhi kesepakatan
tersebut. Kebersihan tempat kerja merupakan dasar dari pelaksanaan 5 S. Dengan melakukan la ngkah
pembersihan tempat kerja secara teratur tujuan jangka panjang perusahaan untuk menerapkan sistem
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 138
manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja akan
lebih mudah.
Peralatan kerja dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) pada persiapan perakitan
konstruksi harus dipersiapkan sebelum proses perakitan konstruksi. Hal ini dilakukan supaya pada saat
perakitan konstruksi dapat dilakukan dengan baik. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Penggunaan APD di berbagai area, khususnya di lapangan operasi, adalah suatu keharusan. Seluruh
pekerja diminta secara aktif untuk memberikan komentar terhadap prosedur pemilihan APD yang
digunakan dan memberikan dukungan pada pelaksanaannya. Komentar mengenai APD dari pekerja
dapat disampaikan melalui Rapat Grup K3L, Panitia Pembina K3 (P2K3) dan Komunikasi pribadi
dengan atasannya.
2.Pedoman APD.
Mata Semua area perusahaan dimana Semua dari jenis yang disetujui
diketahui ada bahaya untuk mata
Pelindung muka penuh (face
termasuk :
shields)
Workshop /bengkel Kacamata (goggles)
Labortorium Kacamata las (welding glasses)
Pengangkatan bahan Kacamata dengan pelindung
berbahaya samping
Pengelasan/gerinda
Lain-lain yang ditentukan
Tangan Semua area perusahaan dimana Semua dari jenis yang disetujui
ada :
Sarung tangan katun (Polka Dot
Penanganan bahan-bahan gloves)
Penggunaan bahan-bahan Sarung tangan kulit
berbahaya Sarung tangan karet
Penggunaan peralatan dan
alat ringan
Telinga Semua area perusahaan yang Penutup telinga
dianggap bising (lebih dari 85 Sumbat telinga
decibel) Sumbat telinga yang dapat dibuang
Sumber : blogpublicrelationlp3idepok.blogspot.com
Topi pelindung kepala diperlukan bila seseorang kemungkinan akan kejatuhan benda-benda atau
terbentur kepalanya terbentur/terantuk
sumber: www.osha.gov
Bagian luarnya harus kuar dan tahan terhadap benturan atau tusukan benda-benda runcing
Jarak antara lapisan luar dan lapiran dalam dibagian puncak : 4-5 cm
Tidak menyerap air
Tahan terhadap api
3.1. Pemakaian :
Tentukan di area mana pada lokasi kerja harus memakai topi pelindung. Buat peraturannya
dan awasi pemakaiannya. Sediakan topi pengaman bagi pekerja.
Pastikan dipakai dengan benar. Ada berbagai jenis topi pengaman. Jika mungkin beri
kesempatan pada pekerja untuk memilih jenis yang sesuai untuk dirinya dan pekerjaannya
Beberapa jenis topi pelindung mempunyai kelengkapan tambahan, termasuk bantalan lunak
pada bagian dahi. Meskipun jenis ini lebih mahal harganya tetapi lebih nyaman untuk
dipakai sehingga membuat pekerja tidak enggan untuk memakainya
sumber: www.osha.gov
sumber: www.osha.gov
sumber: www.osha.gov
Banyak kecelakaan terjadi saat orang pada posisi berbahaya tetapi tidak kelihatan. Penting untuk
merencanakan pekerjaan untuk menghindarkan orang pada posisi yang demikian. Bila memungkinkan
sediakan pakaian yang terlihat mencorong, mudah terlihat.
Sumber. http://visealengineringco.indonetwork.co.id
Gambar 1.117.Pakaian kerja
Berhubungan dengan kendaraan, misalnya harus member tanda membantu pergerakan kendaraan,
dan pekerja yang bekerja di jalanan
Agar mudah terlihat oleh sesame pekerja, misalnya pada pekerjaan membantu operasi
pengangkatan agar mudah terlihat oleh operator alat angkatnya
1.3.3. Rangkuman
1. Langkah-langkah yang dapat menunjang kebersihan tempat kerja adalah :
2. Penggunaan APD bertujuan untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja. Bila semua pekerja menggunakan
APD tingkat kecelakaan kerja dapat di minimalkan sampai ke titik nol
1.3.2. Tugas
1. jelaskan alat pelindung diri dari pada saat kerja pada ketinggian
2. Jelaskan kegunaan alat pelindung diri
3. Jelaskan pedoman APD untuk kepala, kaki dan mata.
4. Jelaskan kelemahan dalam APD
5. Jelaskan jenis-jenis APD
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 145
BAB II
Pekerjaan Persiapan Perakitan Konstruksi
Kegiatan Pembelajaran 2
Kegiatan Belajar 2.Mempelajari tentang perencanaan proses perakitan, penyiapan dan pembersihan
areal/lokasi kerja penyetelan konstruksi, menyiapkan material yang diperlukan dalam proses pelaksanaannya
dan menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja yang sesuai dengan kebutuhan kerja pada pekerjaan
persiapan perakitan konstruksi.
Tujuan Pembelajaran
Dari kegiatan belajar 2 ini, siswa diharapkan mengetahui dan memahami tentang perencanaan proses
perakitan, penyiapan dan pembersihan areal/lokasi kerja penyetelan konstruksi, menyiapkan material yang
diperlukan dalam proses pelaksanaannya dan menyiapkan peralatan dan perlengkapan kerja yang sesuai dengan
kebutuhan kerja pada pekerjaan persiapan perakitan konstruksi.
Dalam dunia struktur baja ada istilah bangunan standar yang artinya bangunan yang didesain dengan loading
/ beban standar, ukuran bangunan yang standar dengan jarak antar kolom longitudinal 6m dan menggunakan
single member panjang 6 m dan 12 m dan menggunakan profile struktur utama hot rolled WF yang ada
dipasaran.Beberapa istilah baku sistem bangunan pada struktur baja adalah sebagai berikut:
1. Clear Span
System bangunan diatas pada umumnya banyak dipakai untuk struktur gudang atau workshop.
Jadi semisal kita mau pesan gudang tampa kolom tengah dengan lebar 23 m dan tinggi 6 m, maka kita tinggal
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 151
sebut saja CLEAR SPAN 23 m x 6 m tinggi maka fabrikator sudah paham maksud anda bentuk seperti no. 1
diatas.
ANCHORT Anchor Bolt Plan : Lay out tampak lokasi angkur bolt yang
dilengkapi jarak-jarak angkur dan reaksi perletakannya.
BASE PLATE Base Plate : Plate perletakan yang dilas pada profile kolom dan
sebagai joint kolom dengan pondasi yang diikat dengan
anchor bolt.
BLIND RIVET Blind rivet : Semacam paku yang digunakan untuk mengikat
sheeting pada purlin dan girt
CAP PLATE : Cap Plate : Plate penutup atas kolom atau plate yang
digunakan pada end section untuk menutupi area bukaan.
COLD FORM Cold Formed : Batang profile yang dibuat dengan cara
bending atau dengan cara menekan menggunakan roda yang
umumnya diproduksi dari plate seperti C-Channcel dan Lip-
Channel.
HOT ROLLED Hot Rolled : Profile yang dibuat dengan cara di rol dalam
kondisi masih panas. Missal Beam Blank yang dipanaskan
dan di rol menjadi WF atau H-Beam.
FIXED BASE Fixed Base : Base plate kolom yang didesain untuk menahan
gaya vertikan dan horizontal.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 155
GUTTER : Gutter :Talang yang biasa terbuat dari plate tipis untuk
menampung air hujan langsung dari atap dan diteruskan ke
talang vertical atau disebut juga downspout.
MULTY SPAN Multy Spans Building : Bangunan yang terdiri dari lebih
dari satu span lebar melintang.
PORTAL FRA Portal Frame : Kolom dan balok bracing yang digunakan
sebagai pengganti kawat bracing diagonal untuk menjadi
ruang yang bebas.
PREMARY F
RIGID FRAM Rigid Frame : Frame struktural yang terdiri dari gabungan
balok-balok yang di joint dengan sistem sambungan kaku
tampa bracing.
Dasar pentingnya teknik perakitan untuk pembuatan suatu konstruksi dari bahan pelatpelat tipis
ataupun pelat tebal ini adalah harus mempertimbangkan faktorfaktor di atas, jika faktor ini
diabaikan maka kemungkinan hasil perakitan kurang baik dan kemungkinan yang lebih fatal lagi adalah
konstruksi hasil perakitan akan rusak.
Setiap jenis bahan mempunyai sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan
perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat-sifatnya. Sebab dengan diketahuinya sifat-sifat
bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode penyambungan. Misalnya jenis
bahan aluminium yang akan dirakit mempunyai kesulitan apabila dilas, untuk itu dicari alternatif lain
untuk proses penyambungan yakni dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan proses kerja yang
lebih mudah dan efisien.
yang dibutuhkan seperti Jig dan fixture. Alat-alat bantu sederhana yang dibutuhkan diantaranya klem
penjepit, mal-mal dan sebagainya.
7. Toleransi
Toleransi dalam perakitan dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit menjadi
komponen yang lebih besar. Toleransi untuk pasangan ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat
mampu tukar). Patokan dasar dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk
merangkai komponen yang lain.
8. Bentuk /Tampilan
Tampilan suatu produk sangat mempengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri. Tampilan pada
dasarnya diawali dari gambar atau desainnya. Tampilan disesuaikan dengan penggunaan konstruksi di
lapangan.
9. Ergonomis
Ergonomis yang dimaksud dalam perakitan ini adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan si
pemakai (end user) . Artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih,
membahayakan, membosankan, dan sebagainya.
10. Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan.
Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.
Prosedur Perakitan
Langkah perakitan untuk berbagai komponen ini dipersiapkan menurut langkah persiapan,
pelaksanaan dan finishing.
Persiapan
Menyiapkan alat bantu/jig
Alat bantu dipilih yang sesuai dengan konstruksi yang dirakit
Pelaksanaan
Komponen-komponen yang dirakit diperiksa posisinya, meliputi: kesikuan, kerataan dan kelurusan
sesuai spesifikasi.
Posisi yang dibutuhkan untuk merakit komponen-komponen dalam hal kesikuan, kerataan,
kelurusan dapat menentukan garis acuan (datum line) jika diperlukan.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 162
Apabila diperlukan, garis acuan (datum line) yang sesuai ditandai dengan benar sesuai fasilitas
perakitan.
Jig dan perlengkapan perakitan dan alat-alat yang diperlukan distel dan dipakai.
Finishing
Perakitan diperiksa secara visual dan ukurannya disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi.
B. Metode Perakitan
1.Metode Cascade
Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada
prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan
rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-
pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan
riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak
paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan
disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus.
2.Metode Keseimbangan
Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen-komponen dengan
menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat
banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot
welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan
bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah
posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.
Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur
ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran
lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang-lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi
dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap.Beberapa contoh-contoh baut
dan mur juga screw yang umum digunakan di pasaran. Jenis dan ukuran diameter dan panjang sangat
bervariasi.
Berikut ini contoh metode erection gudang/pabrik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 164
Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan penyetelan Konstruksi baja adalah;
a. Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah dan mungkin semak dan pohon yang akan
menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu
memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara tersendiri
karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer, back hoe dan lain-lain.
b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.Pekerjaan memindahkan sering dilakukan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon
yang perlu ditebang. Kondisi lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan
bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang aman.
c. Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air. Untuk sarana kebersihan
disediakan tempat tersendiri sesuai dengan macam sampah yang dibuang. Pemasangan lampu bisa
menyesuaikan dengan kondisi lapangan, andaikan dekat dengan rumah tinggal, bisa langsung menyambung
dengan rumah terdekat. Bila jauh bisa menghubungi PLN dan bila tidak maka bisa menggunakan tenaga
diesel atau lainnya. Kebutuhan air biasanya dengan cara pemboran/membuat sumur atau memasang ledeng.
Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah crane. Cara kerja crane adalah
dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan
material ditempat yang diinginkan. Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah :
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 176
Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 3600 . dengan roda crawler maka crane tipe ini dapat
bergerak didalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain
maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer. Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar
boom menjadi beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.
2. Truck Crane
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya tanpa bantuan dari alat
pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Seperti
halnya crawler crane, truck crane ini dapat berputar 360 derajat. untuk menjaga keseimbangan alat, truck crane
memiliki kaki. Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah
sehingga keselamatan pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.
Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak secara simultan. Dengan kelebihan
ini maka crane jenis ini dapat bergerak dengan leluasa. Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat
besar yang dapat meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan dan dapat bergerak di jalan raya
dengan kecepatan maksimum 30 mph. Letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian deck yang dapat
berputar.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 178
2.5.Rangkuman
1. perakitan adalah sebuah proses pemabrikan di mana bagian-bagian (biasanya yang
memilik
suku cadang) suatu produk dirakit dan digabungkan satu persatu dengan urutan tertentu
hingga menjadi produk akhir.
2.Proses perakitan untuk komponen-komponen yang dominan terbuat dari pelat-pelat tipis
dan pelat tebal ini membutuhkan teknik-teknik perakitan tertentu yang biasanya dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah :
Jenis bahan pelat yang akan dirakit
Kekuatan yang dibutuhkan untuk konstruksi perakitan
Pemilihan metode penyambungan yang tepat
Pemilihan metode penguatan pelat yang tepat
Penggunaan alat-alat bantu perakitan
Toleransi yang diinginkan untuk perakitan
Keindahan bentuk
Ergonomis konstruksi
Finishing
3.Metode perakitan
Metode Cascade
Metode Keseimbangan
Metode Bongkar Pasang (Knock down)
4.Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan penyetelan Konstruksi baja adalah;
2.6. TUGAS
1.Teknik perakitan di pengaruhi beberapa factor yaitu :
1. Jenis bahan pelat yang akan dirakit
2. ......................................................................
3. ..........................................................................
4. ......................................................................
5. ..........................................................................
6. ..........................................................................
7. ..........................................................................
8. .........................................................................
9. ..........................................................................
2.Prosedur Perakitan
1. Persiapan
2. .............................................................................
3. ....................................................................
4. ....................................................................
5. ....................................................................
6. ....................................................................
7. ...................................................................
8. ....................................................................
9. ...................................................................
3.Metode perakitan
Metode Cascade
adalah.............
...........
Metode Keseimbangan
adalah....................
......
Metode Bongkar Pasang (Knock down) adalah
..........................................................
.........
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 182
BAB III
PEKERJAAN PERAKITAN KONSTRUKSI
Kegiatan Pembelajaran 3
Kegiatan Belajar 3. Mempelajari tentang pengukuran dan leveling, Pengangkatan material dan komponen
struktur, Perakitan rangka struktur, dan mengerjakan penyetelan sambungan pada pekerjaan perakitan
konstruksi.
Tujuan Pembelajaran
Dari kegiatan belajar 3 ini, siswa diharapkan mengetahui dan memahami pengukuran dan leveling pada
pekerjaan Perakitan Konstruksi , Pengangkatan material dan komponen struktur ke lokasi pekerjaan perakitan
konstruksi, Melaksanakan Pekerjaan Perakitan rangka struktur, dan mengerjakan penyetelan sambungan pada
pekerjaan perakitan konstruksi.
Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk
mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan.
Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari
pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang
diperoleh dengan menghubungkan titik-titik hasil pengukuran. Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan
pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan baik
buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenis pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap
langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali.
Untuk bangunan yang berukuran kecil, alat penyipat datar sederhana berupa selang plastik yang diisi air
hasilnya cukup akurat, namun untuk bangunan yang berukuran besar, alat bantu tersebut kurang akurat hasilnya.
Hal tersebut disebabkan ukuran panjang selang plastik yang terbatas, sehingga dapat mengakibatkan hasil dari
pelaksanaan pengukuran kurang akurat.
Untuk mengontrol hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, dan akan membentuk bidang segi empat,
e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka garis yang menghubungkan
titik CAB belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC
dengan AD sama panjang.
Papan duga pekerjaan konstruksi baja (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang terdiri dari pasangan
papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil pengukuran yang diperlukan dalam
mendirikan suatu bangunan dan membentuk bidang datar.Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan
perencanaan, pemasangan papan juga harus memenuhi persyaratan:
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bangunan (bouwplank) yang lain.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 185
5. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke dalam bangunan).
Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi
seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut
atau pertemuan bangunan.
Titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan as bangunan/tiang kolom dapat dijelaskan dengan tanda
dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu kolom Untuk menghindarkan kesalahan
yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas
bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang
atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan
bouwplank harus benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.
Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus
memperhitungkan terhadap panjang papan yang akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan
bouwplank terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 186
1. Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan tarikan benang (garis BA) sebagai dasar
pengukuran bangunan.
2. Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap garis BA
dengan menggunakan perbandingan dalil pythagoras (3:4:5).
3. Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.
4. Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok.
6. Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu tancapkan paku dan beri
tanda dengan cat atau meni.
a.Pengamatan/observasi
Gambar dibawah ini adalah proses pekerjaan tower Telkom mulai dari pekerjaan pengukuran, pembersihan
lapangan, penggalian pondasi bored pile sampai selesai finishing pengecatan.Coba diskusikan dengan temanmu
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 188
tentang proses pekerjaan tower dibawah ini dan bila kamu kesulitan kamu dapat mencari informasi didalam
buku bahan ajar ini atau sumber sumber informasi lain, buku teks,majalah atau di internet. Presentasikan hasil
kegiatanmu di kelas dengan bergantian dari kelompok lain. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan ini agar
kamu semakin menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pekerjaan perakitan konstruksi
Berikut beberapa contoh material yang umum digunakan untuk struktur baja.
A. Material Struktur Baja
1. Profile Hot Rolled WF/H-Beam
2. Profile Angle / Siku
3. Profile "U"
4. Profile Lhip-Channel dan Z-Section
5. Profile C-Channel
6. Profile T-Beam
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 193
B. Material akssesoris
1. Sheeting
2. Floor Deck
Pengiriman material dari Pabrik adalah menjadi biaya yang wajib dimasukkan dalam RAB suatu proyek.
Semisal proyek struktur baja yang mana kontraktor melakukan pabrikasi di site harus membeli material baku
/mentah (raw material ) dari pabrik dan diangkut ke site proyek untuk dilakukan pemotongan/pelubangan
sampai pabrikasi. Atau kontraktor membeli struktur baja yang sudah dipabrikasi di pabrik tinggal
mengangkutnya saja ke site langsung ke lokasi pemasangan pemasangan /perakitan konstruksi .
Biaya angkutan transportasi material baku / raw material dengan komponen sangat berbeda. Biaya angkutan
sudah berupa komponen pabrikasi tentu lebih mahal. Kita lihat dari segi tonase saja, raw material lebih banyak
dapat diangkut dalam satu mobil trailer 12m dibanding dengan componen pabrikasi, ini dikarenakan componen
pabrikasi sudah mengalami perubahan bentuk, bisa bending, terdapat banyak kupingan dll. Tak jarang pihak
ekspedisi memasang tarip kubikasi jika tonase kecil namun memakan ruang/space yang besar pada kendaraan.
Untuk raw material baja WF bisa diangkut pada trailer 12m dengan tonase 35-40 ton sedang jika sudah
menjadi komponen tonase bisa menjadi 20-30 ton untuk komponen pabrikasi gudang/pabrik. Pihak pabrik
umumnya sudah memiliki team packing yang berpengalaman yang dapat mengatur susunan komponen dalam
kendaraan untuk mendapat tonase yang lebih besar namun tetap aman dalam perjalanan.
Berbeda dengan kapal laut atau tongkang yang biasanya menggunakan kubikasi atau borongan tonase
semisal, satu tongkang yang disewa mampu dengan tonase 200 ton dan jika komponen kita hanya 50 ton, maka
kita tetap membayar 200 ton.
1. Pick Up
Alat transportasi via darat yang satu ini memang umum nya jarang dipakai untuk pengangkutan komponen
baja pabrikasi, mungkin disaat genting saja yang semisal untuk membawa material angkur yang di packing
dalam sebuah box. Kendaraan ini hanya dapat membawa barang-barang maksimum 1 ton dengan ukuran
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 194
baknya panjang 2 Meter, Lebar 1,5 Meter, Tinggi 50 CM. Pada site / lokasi proyek kendaraan ini sering
digunakan untuk melangsir barang karena melewati jalan yang sempit.
Selain pemilihan kendaraan yang tepat sesuai kapasitas nya, kita sebagai kontraktor harus dapat berkordinasi
dengan pihak tracking ini terkait unloading barang-barang di site. Umunya pihak transportasi hanya melihat
panjang ,tonasenya dan jenis barang yang akan diangkut, akses jalan menuju site apakah lebar, menanjak, tidak
beraspal namun tidak mempertimbangkan kesulitan saat unloading sehubungan dengan site yang terbatas. Bisa
saja kendaraan trailer 12m tidak dapat manufer untuk memposisikan unloading yang tepat.
Sumber ; http://kusreny.blogspot.com/
Gambar 3.20.Pemasangan kolom pada Pedestal
3.3.2.Proses Ereksi Pada Balok
Pada pemasangan balok prosesnya adalah Sebelumnya scaffolding harus sudah terpasang semua ,setelah
crane diarahkan ke balok ,kemudian salah satu pekerja dari tim crane mengikat dengan 2 ikatan dan mengunci
tali crane ,yang menghubungkan antara balok dan crane , selain itu dibagian tepi kolom juga diikat tali manila
yang berfungsi sebagai pengendali arah balok tersebut.
Setelah dipastikan aman,crane mengangkat baja balok tersebut dan dibantu tim ereksi dan tim crane ,
berusaha untuk memasang balok ke kolom ,jika sudah pas maka dari tim ereksi baja memasang dengan kencang
semua mur ke baut . Setelah terpasang,langkah yang dilakukan adalah melepas tali yang terhubung antara crane
dan balok tersebut.
Sumber : http://kusreny.blogspot.com/
Gambar 3.21. Pemasangan Balok dan Kolom Baja
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 197
Sumber : http://kusreny.blogspot.com
Gambar 3.22. Crane atau alat pengangkat material Baja
Setelah dipastikan aman,crane mengangkat baja rafter tersebut dan dibantu tim ereksi dan tim crane
berusaha untuk memasang rafter dan menghubungkannya ke kolom , jika sudah pas maka dari tim ereksi baja
memasang dengan kencang semua mur ke baut . Setelah terpasang,langkah yang dilakukan adalah melepas tali
yang terhubung antara crane dan rafter tersebut. Untuk menstatabilkan posisi rafter purlin/gording harus cepat-
cepat dipasang juga.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 198
Sumber : http://kusreny.blogspot.com/
Gambar 3.23 : struktur baja yang sedang dirakit
ERECTION
Persiapan dan peralatan :
1. Box
2. Tali tambang
3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 199
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung. Selama erection
berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.
1.Pemasangan Angkur
Angkur dipasang berdasarkan gambar shopdrawing denah angkur dengan mengikuti "Prosedur Pemasangan
Angkur"
2 Perakitan/.Erection Kolom
Setelah perakitan konstruksi ( erection) selesai di lakukan perlu di periksa apakah konstruksi sudah
memenuhi syarat yang di inginkan. Ada beberapa hal yang harus kita periksa seperti
BERITA ACARA
TOWER DAN KETEGAKAN
Proyek : .
Nama :
Jabatan : .
Dalam hal ini untuk dan atas nama PT.MITRA SUKSES MENARINDO.
Nama : .
Jabatan : .
Dalam hal ini untuk dan atas nama PT. DAYAMITRA TELEKOMUNIKASI
: ..
Semua sambungan baut dicheck apakah sudah terpasang semuanya apa belum. Apakah masih ada yang
tidak kencang ( kendor) atau sudah terpasang secara sempurna ( kuat). Pada konstruksi di daerah yang tidak
aman (rawan pencurian) misalnya tower tegangan tinggi PLN , sambungan bautnya di las supaya aman dari
pencurian.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 205
3.5.Rangkuman
1.Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu
konstruksi yang diinginkan. Proses perakitan untuk komponen-komponen yang dominan terbuat dari
pelat-pelat
2.2.1. Tugastipis dan pelat tebal ini membutuhkan teknik-teknik perakitan tertentu yang biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : Jenis bahan pelat yang akan dirakit, kekuatan
yang dibutuhkan untuk konstruksi perakitan, pemilihan metode penyambungan yang tepat, pemilihan
metode penguatan pelat yang tepat, penggunaan alat-alat bantu perakitan, toleransi yang diinginkan
untuk perakitan,
2.2.2. keindahan
Uji Kompetensi/ bentuk, ergonomis konstruksi dan finishing.
Ulangan
2.Setiap jenis bahan mempunyai sifatsifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan
perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifatsifatnya. Sebab dengan diketahuinya sifat
sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode penyambungan.
Pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu konstruksi, sebaiknya telah dihitung sewaktu
merencanakan konstruksi sambungan yang akan dikerjakan.
4.Toleransi dalam perakitan dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit
menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk pasangan ini dikenal dengan istilah
interchange ability (sifat mampu tukar). Patokan dasar dalam perakitan harus ditentukan terlebih
dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 207
3.6.Tugas :
DAFTAR PUSTAKA
Amon, Rene; Knobloch, Bruce; Mazumder, Atanu (1996). Perencanaan Konstruksi Baja untuk Insinyur dan
Arsitek, jilid 1 dan 2. Jakarta. Pradya Paramita
Anonim (2002). SNI 03-1729-2002. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.
Bustraan. 1982. Daftar-daftar Untuk Konstruksi Baja. Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Oentoeng (1999). Konstruksi Baja. Yogyakarta. Andi Ofset.
Mohd.Taib Sutan Sati. 1961. Buku Polyteknik. Bandung : Penerbit SUMUR BANDUNG.
Nathanael,S .,.2007,Modul Perencanaan Sambungan Konstruksi Baja Fak.Teknik Unimed
Rudy Gunawan,Ir. 1987. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Salmon, Charles G., Johnson, John E. & Wira M (penterjemah). 1991. Struktur Baja, Disain dan Perilaku,
(Jilid Kesatu dan Kedua, Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga.
Schodek, Daniel L. 1999. Struktur (Alih Bahasa) (Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga.
Sugihardjo,R. B.A.E. __. Gambar-Gambar Ilmu Bangunan Jilid III. ___: Penerbit Djambatan N.V
Soetarmadji,Drs dan Mashari,Drs. 1979. Konstruksi Baja 1. Jakarta : Bagian Proyek Pengadaan Buku
Pendidikan Teknologi, Direktorat Dikmenjur
http://www.alatberat.com/blog/jenis-dan-type-mobile-crane-beserta-fungsinya/ diaksestanggal
02 Desember 2014
http://gentabaja.blogspot.com/2014/10/pengelasan.html diakses tanggal 25 november 2014.
http://www.jatimbromo.com/detail.php?name=Fabrication%20Process&id=62 di akses tanggal 5 Desember
2014
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 209
gutter talang yang biasa terbuat dari plate tipis untuk menampung air hujan langsung dari atap dan diteruskan
ke talang vertical atau disebut juga downspout.
hot rolled profile yang dibuat dengan cara di rol dalam kondisi masih panas. missal beam blank yang
dipanaskan dan di rol menjadi wf atau h-beam.
h-section profile berbentuk h yang jika dipotong melintang diman tinggi dan lebar nya sama.
hounnch pertemuan kolom dan rafter
high strength bolt baut mutu tinggi yang memiliki tensile strength > 690 mpa. beberapa contoh bolt gr. 8.8,
f10t, bolt astm a-325, a-354, a-449, a-490, dalin- yang biasa digunakan untuk mengikat komponen structural
seperti komponen kolom dengan rafter
insulation material yang digunakan untuk mengurangi hantaran panas matahari.
jack beam struktural member yang berguna sebagai dudukan beam, rafter yang secara langsung tidak
didukung oleh kolom dibawah nya.
multy spans building bangunan yang terdiri dari lebih dari satu span lebar melintang.
pier struktur beton seperti pondasi yang didesain untuk meneruskan beban vertikal dari kolom ke
pijakan/footing
portal frame kolom dan balok bracing yang digunakan sebagai pengganti kawat bracing diagonal untuk
menjadi ruang yang bebas.
premary framing rangka utama yang menahan beban utama. biasanya terdiri dari kolom rafter dan bisa saja
terdapat balok.
purlin frame nonstruktural yang di baut pada cleat diatas rafter untuk dudukan sheeting atap. biasa terbuat
dari lhip-channel, cnp atau z-section.
pre-fabricate proses pemotongan dan pelubangan terlebih dahulu untuk mempercepat pekerjaan pabrikasi.
primer paint istilah pengecatan lapis pertama yang diaplikasikan di pabrik untuk menghindari karat atau
kotoran selama pengiriman atau pemasangan.
rafter balok kuda-kuda sebagai balok struktural yang ditopang oleh kolom
ridge sudut puncak bangunan
rigid frame frame struktural yang terdiri dari gabungan balok-balok yang di joint dengan sistem sambungan
kaku tampa bracing.
roof slope sudut kemiringan atap
sag rod batang pengaku purlin atau girt. biasa terbuat dari besi bulat (besi beton atau pipa kecil).
sealent suatu material yang diaplikasikan untuk menutup retak atau sambungan untuk mencegah tirisan.
stifffener plate yang dilas pada member untuk mencegah tekuk.
sheeting penutup atap atau dinding yang terbuat dari lembaran plate tipis bergelombang yang umumnya
untuk penutup atap biasa ketebalan 0.45mm.
side wall dinding samping bangunan
secondary framing frame yang menahan beban dan diteruskan ke primary framing ,contoh purlin, girt, flange
brace dll
self drilling screws material yang digunakan untuk melekatkan panel-panel dinding / atap ke purlin / girt. pada
aplikasinya tidak perlu dilakuakn pelubangan pada panel terlebih dahulu.
self tapping screw sama fungsinya dengan sds hanya saja diperlukan pelubangan terlebih dahulu.
skylight atap transparan yang biasa dari material fiberglass untuk meneruskan cahaya ke dalam bangunan.
span jarak antara balok ke balok, kolom ke kolom, dll
splice sambungan dpada balok struktual
struts member penguat horizontal untuk menahan beban horizontal dari arah panjang.
stuctural steel member batang-batang atau disebut members yang menahan beban. semisal balok wf balok
welded beam
tapered member member built-up yang dilas bersamaan dari plate membentuk member/batang yang mana
ujung web nya berbeda.
truss member struktural dibuat dari beberapa batang-batang tunggal dilas atau dibaut bersama menjadi satu
unit member/balok yang bersama-sama menahan beban.
tube column kolom vertical yang dibuat dari pipa kotak. biasanya dibuat sebagai internal column atau kolom
pada mezzanine.
tensile gaya tarik arah longitudinal member/batang
translucent material semi transparan untuk masuk cahaya saja bukan untuk pandangan bebas.
Kls XI SMK/MAK Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Baja 2 211