PENDAHULUAN
kehidupan dan keperluan sehari-hari. Ketersediaan air di bumi tidak lepas dari
lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Sudah banyak disebutkan oleh para pakar bahwa ada paradoks antara penduduk
Wonolelo Tahun 2011, meliputi dusun Bojong, dusun Purworejo, dusun Ploso,
dan dusun Cegokan. Dua (2) dari dusun tersebut telah menggunakan mataair
sejak tahun 2006 sebagai salah satu sumber air bersih, yaitu dusun Bojong dan
dusun Purworejo. Mataair yang digunakan ini muncul sejak gempa tektonik
tahun 2006 yang terjadi di Bantul, D.I. Yogyakarta. Sumber air lain yang
digunakan di daerah penelitian berasal dari sumur bor, sumur gali, PDAM, dan
mataair. Pada musim hujan, penduduk lebih banyak menggunakan sumur gali
untuk pemenuhan kebutuhan air, sedangkan pada saat musim kemarau, sumur
gali menjadi dalam, sehingga lebih menggunakan sumur bor. Namun, salah satu
air untuk warga desa Bojong dan sekitarnya karena biaya perawatan dan
merupakan salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan air manusia. Jumlah
dapat diketahui arahan pengelolaan yang baik dalam hal kuantitas dan kualitas
mataair, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bukan hanya di dusun
Bojong dan dusun Purworejo, tetapi juga dusun Ploso dan dusun Cegokan yang
masuk dalam daerah rawan kekurangan air di Desa Wonolelo. Oleh karena itu,
dan potensi mataair untuk 10 tahun kedepan, serta karakteristik dari mataair.
semakin tahun adalah tetap. Oleh sebab itu, perumusan masalah dalam
penelitian?
2) Bagaimana potensi mataair dalam memenuhi kebutuhan air bersih selama
Istimewa Yogyakarta.
1.1.2 Keaslian Penelitian
Penelitian yang berkaitan langsung dengan mataair sebelumnya sudah
pernah diteliti, akan tetapi terdapat perbedaan dalam halaman judul, lokasi,
dan metode yang digunakan, sehingga penelitian ini dapat dibedakan dengan
Tabel 1.1
Wonolelo.
2) Mengetahui potensi mataair untuk 10 tahun di daerah penelitian.
3) Mengetahi pengelolaan untuk mataair di daerah penelittian.
potensi mataair.
2) Saran untuk pemerintah dan masyarakat setempat dalam arahan pengelolaan
1.3 Peraturan
6
atau daur yang dikenal dengan siklus atau daur hidrologi. Daur atau siklus
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
siklus hidrologi adalah proses transportasi air secara kontinyu dari laut ke
laut.
Di dalam perjalanannya mengikuti siklus hidrologi air mengalami
berbagai macam proses hidrologi. Siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar
1.1. Penguapan air laut menjadi uap air dikenal dengan proses evaporasi.
terpenuhi, maka terjadilah hujan yang dikenal dengan presipitasi. Hujan yang
jatuh di atas vegetasi dan obyek-obyek lain di muka tanah, tertahan oleh
vegetasi serta obyek-obyek tersebut, dan dikenal sebagai intersepsi. Air hujan
tanah dengan proses yang dikenal sebagai infiltrasi. Air hujan yang
mengalami proses infiltrasi selanjutnya dapat menjadi airtanah. Air tanah juga
2004 Tentang Sumber Daya Air adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah. Air yang berada di bawah permukaan
9
pelapukan batuan) yang mempunyai sifat lulus air (permeable) dan mampu
mempunyai sifat sedikit lulus air (semi permeable) dan tidak mampu
melepaskan air dalam arah mendatar, akan tetapi dapat melepaskan air
dalam arah vertikal secara cukup berarti. Akuitar dapat dikatakan juga
mempunyai sifat atau harga kelulusan di bawah akutar, sangat sedikit bisa
mengandung air, dan hanya sedikit sekali bisa melepaskan air dalam arah
vertikal, sama sekali tidak bisa melepaskan air dalam arah mendatar.
d) Akiklud (Aquiclude) adalah batuan, atau lapisan batuan, atau regolith yang
bersifat kedap air, atau dapat sedikit mengandung air, dapat jenuh air,
tetapi sama sekali tidak mampu melepaskan air secara cukup berarti.
jenuh air, untuk dapat menghasilkan air secara berarti pada sumur atau mata-
air (USGS dalam Kusumayudha dan Sutedjo, 2008). Akuifer secara umum
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akuifer bebas atau tak-tertekan dan
tertekan. Air tanah bebas merupakan air yang berhubungan langsung secara
vertikal dengan atmofer (udara), berada pada lapisan terbuka dan material
lulus air. Muka air tanah tidak tertekan bersifat bebas untuk naik turun
tergantung pada musim. Sedangkan air tanah tertekan dapat ditemukan pada
akuifer yang bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh formasi batuan dengan
kelulusan rendah sampai kedap air (Danaryanto dkk, 2010). Berdasarkan pada
posisi akuifer terhadap lapisan batuan, yang berada di atas dan di bawahnya,
Confined Aquifer).
Adalah suatu akuifer yang dibatasi di bagian atas oleh lapisan yang
lambat air (akuitar) dan dibagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang
yang secara setempat dialasi lapisan kedap air tetapi penyebarannya tidak
menerus.
1.4.2.2 Karakteristik Akuifer
Menurut Todd (2005), akuifer didefinisikan sebagai formasi yang
berisi material yang mampu menyimpan dan melalukan air, contohnya pasir
11
dan kerikil. Batuan yang memiliki bukaan atau porositas, pada umumnya
air. Selain media pori, media rekahan merupakan salah satu media dalam
batuan atau tanah yang tidak dipenuhi oleh bahan mineral tetapi dapat
terisi oleh air. Porositas suatu batuan atau tanah adalah suatu ukuran
oleh variasi faktor fisik yaitu porositas, ukuran butir dan distribusi,
1.4.3. Mataair
ataupun rembesan (seepages). Mataair dapat terjadi apabila muka air tanah
terpotong oleh topografi. Sedangkan rembesan adalah air yang keluar secara
adalah suatu titik atau kadang-kadang suatu areal kecil tempat air tanah
muncul dari suatu akuifer (atau pelepasan air dari akuifer) ke permukaan
tanah (Bear, 1979 dalam Kodoatie, 2012). Tingkat kelulusan yang tinggi
memberikan volume air yang besar menjadi terpusat pada daerah yang kecil.
hidrologi formasi akuifer, dan struktur geologi. Begitu pula menurut Effendi,
1. Curah hujan
Curah hujan merupakan sumber air utama air tanah. Air hujan yang
besarnya air hujan yang terserap kedalam tanah tergantung pada kondisi
maka dalam jumlah air yang masuk kedalam akuifer akan besar, begitu
3. Topografi
curam akan lebih cepat mengalirkan air sehingga kesempatan air hujan
mataair muka air tanah terpotong oleh permukaan tanah maka akan
5. Struktur geologi
mataair. Pada daerah patahan dan kekar sering dijumpai mataair sebagai
formasi geologi dapat dipengaruhi oleh satuan batuan dan struktur geologi
akuifer, karakteristik kimia dan temperatur air tanah, arah migrasi air tanah,
topografi, dan kondisi geologi (Davis dan De Wiest, 1966 dalam Kodoatie,
2012).
hujan.
2) Intermitent springs (Mataair musiman), yaitu mataair yang
di bawah ini:
Tabel 1.3 Klasifikasi Mataair Berdasarkan Debitnya
Kelas Debit
1 >10 m3/det
2 1 10 m3/det
3 0,1 1 m3/det
4 10 100 liter/det
5 1 10 liter/det
6 0,1 1 liter/det
7 10 100 ml/det
8 < 10 ml/det
(Sumber: Todd,1980)
15
C. Berdasarkan Terjadinya
ke tekanan yang lebih rendah (ke luar permukaan). Batuan lulus air
pada daerah tersebut dan membentuk mata air. Mataair sesar merupakan
mataair yang terjadi karena aliran air tanah terhenti pada bidang patahan
lipatan atau patahan pada lajur lulus air di batuan dengan kelulusan
elevasi rendah.
4) Sinkhole Springs (Mataair Sinkhole/Goa), mata air akibat sistem sungai
kualitas air, terkait dengan kesehatan penggunaan air tersebut. Kualitas air
adalah kondisi alami perairan yang dikaji dari sifat fisik, kimia, dan biologi
ditentukan oleh tiga sifat utama, yaitu sifat fisik, kimia, dan sifat
A. Sifat Fisik
Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekeruhan, suhu
(Hadipurwo, 2006).
17
1) Warna air tanah disebabkan oleh zat yang terkandung di dalamnya, baik
lokasinya.
B. Sifat Kimia
klorida (Cl-), nitrat (NO3-), nitrit (NO2-), BOD, COD, DO. Parameter
sifat fisik kimia yang akan diuji akan disesuaikan dengan Peraturan
Air Minum.
1) pH
Kondisi geologi dan batuan secara umum berpengaruh terhadap
batuan karbonat antara 30 100 mg/liter, pada perairan laut sekitar 400
diperuntukan bagi air minum, kadar kalsium sebaiknya tidak lebih dari
75 mg/liter.
3) Magnesium (Mg2+)
Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah yang cukup
bahkan menguntungkan bagi fungsi hati dan sistem saraf. Akan tetapi,
2003.
4) Kesadahan (CaCO3)
Kesadahan adalah gambaran kation logam divalen (valensi dua).
kecil dari pada air tanah. perairan dengan nilai kesadahan kurang dari
120 mg/liter CaCO3 dan lebih dari 500 mg/liter CaCO3 dianggap kurang
5) Amoniak
Amonia merupakan senyawa nitgoren. Kadar amonia pada
perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/L. Kadar amonia bebas
yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2
Sudarmadji, 2013).
6) Besi terlarut (Fe)
Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat
memiliki kadar besi kurang dari 0,3 mg/L (Moore, 1991; Sawyer dan
dalam kadar yang rendah dan normal dalam kisaran sebagai air tawar
aktivitas pertanian.
8) Klorida (Cl+)
20
arid (kering) kadar klorida mencapai ratusan mg/L. Ion klorida pada
mataair tersebut.
10) BOD
BOD merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah
12) DO
Kadar oksigen terlarut pada perairan alami biasanya kurang dari
1994 dalam Effendi, 2003). Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak
C. Sifat Biologi
Kualitas air secara biologi yang dikaji adalah jumlah total bakteri
ditemukan coliform total pada bahan baku air minum dan air minum,
Telah banyak mataair yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air manusia.
maupun di daerah bertopografi karst jumlahnya sangat banyak serta dengan debit
yang bervariasi dari kurang satu liter perdetik sampai dengan lebih dari ribuan
liter perdetik. Debit mataair di beberapa tempat sudah berkurang, bahkan ada
beberapa yang sudah mengering atau mati, sehingga di tempat mataair tersebut
22
mataair merupakan penyuplai utama keperluan air domestik yakni lebih dari
potensi sumberdaya air tanah yang ada sangat rendah bahkan bisa mencapai
titik kritis (Saba, 2010). Dengan demikian, kuantitas air merupakan faktor
bak penampungan atau sejenis pancuran yang memiliki saluran keluar tunggal
dilakukan dengan menampung aliran air yang keluar ke dalam bejana ukur
1987 dalam Lesmana 2011 pada metode volumetrik pengukuran luah mataair
dengan menggunakan gelas ukur dan stopwatch dilakukan untuk mataair yang
Selain dari kuantitas, potensi juga dilihat dari sisi kualitasnya apakah
jumlahnya terbatas, bahkan dapat menurun. Oleh karena itu, perlu adanya
keseimbangan antara jumlah air yang tersedia dengan jumlah air yang
manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik
pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Air bersih
lainnya.
Tends).
berdasar prinsip konservasi massa, yang dikenal dengan persamaan neraca air
circulation), tidak dapat terlepas dari hubungan antara aliran kedalam (inflow)
dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah pada suatu periode tertentu yang
Dalam analisis neraca air suatu DAS air hujan (presipitasi) yang jatuh
dipermukaan lahan akan menjadi input utama sedangkan debit aliran yang
keluar dari suatu outlet/muara sungai disebut sebagai output. Jumah input dan
output haruslah sama besar, sehingga jika debit yang keluar tidak sama besar
maka akan menjadi simpanan airtanah. Hubungan antara aliran ke dalam (in
flow) dan aliran keluar (out flow) pada suatu wilayah untuk suatu periode
1992).
Daerah imbuhan adalah daerah resapan air yang mampu menambah air
tanah secara alami, sementara daerah lepasan adalah daerah keluaran air tanah
yang berlangsung secara alamiah pada cekungan air tanah. Daerah imbuhan
antara daerah imbuhan dan daerah lepasan sangat penting dalam pelaksanaan
kawasan yang ditempati oleh beberapa anak sungai yang relatif pendek.
Daerah lepasan secara sederhana dapat dikenali dalam satu daerah yang
terdiri atas sungai induk dan beberapa cabang sungai utama. Pada umumnya
utama atau beberapa cabang aliran sungai utama yang relatif panjang
alurnya.
3) Pemunculan mataair
Daerah lepasan air tanah secara visual dapat dikenali di lapangan dari
bukit, kaki pegunungan atau tekuk lereng, serta pada lereng bukit dan lereng
pegunungan bagian bawah. Kawasan di sebelah bawah atau hilir dari titik
kawasan di sebelah atas atau arah hulu dari titik pemunculan mataair
umumnya terletak berjajar pada ketinggian yang relatif sama. Dari deretan
muka air tanah dan arah aliran air tanahnya maka daerah imbuhan
merupakan bagian dari cekungan yang dicirikan dengan aliran air tanah
pada lapisan jenuh mengalir menjauhi muka air tanah (Freeze and Cherry,
1979 dalam Kodoatie, 2012). Di daerah imbuhan arah aliran air tanah di
merupakan bagian dari cekungan yang dicirikan dengan aliran airtanah pada
lapisan jenuh mengalir menuju muka air tanah. Di daerah lepasan arah
isotop stabil 2H (Deuterium) dan 18O yang disebut isotop berat. Metoda ini
di daerah daerah dimana terdapat aliran air tanah yng melepaskan airnya ke
permukaan. Air jarang bergerak secara seragam di dalam massa batuan dan
mataair, sehingga mataair terjadi karena aliran terpusat. Mataair yang terjadi
mataair dan mataair dapat melepaskan sedikit air sehingga tidak jarang bahwa
Penurunan jumlah air yang tersedia akhir-akhir ini menjadi isu lingkungan
kebutuhan domestik dan non domestik. Perlu adanya upaya pengelolaan mataair
untuk menjaga salah satu sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air
masyarakat, khususnya untuk daerah dimana terjadi defisit air tanah yaitu daerah
besar pada akuifer yang sama dengan akuifer air tanah sumber dari mataair
Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa
1.060,87658 Ha. Mataair sumber air bersih warga berada di dusun Bojong
penelitian dari Kota bantul adalah sekitar 13 km, dengan jarak tempuh sekitar
memiliki jarak 36 km. Kondisi jalan menuju lokasi penelitian melalui jalan
dengan berjalan kaki karena kondisi jalan yang kecil, menanjak, tidak ada
desa Bawuran kecamatan Pleret, dan sebagian desa Terong dan desa Muntuk
mataair yang berada di dusun yang termasuk dalam daerah rawan kekeringan
di desa Wonolelo untuk memenuhi kebutuhan air bersih di sekitar mataair dan
pengguna mataair, yaitu dusun Bojong, dusun Purworejo, dusun Ploso, dan
ketersediaan air tanah. Mataair dapat menjadi hinge line pada suatu wilayah.
Batas sosial daerah penelitian adalah batas yang masih adanya interaksi
dusun Purworejo, dusun Ploso, dan dusun Cegokan. Batas penelitian dapat