COVER..........................................................................................................................1
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
2.1 Macam – Macam Kawasan Lindung..............................................................5
2.1.1 Dasar Hukum Kawasan Lindung..................................................................6
2.1.2 Kriteria Penetapan Kawasan Lindung...........................................................8
2.2 Peranan Evaluasi Lahan Dalam Pengelolaan Sungai.........................................11
2.3 Skala Prioritas Pengelolaan Serta Cara Menetapkan Daerah Prioritas
Pengelolaan Secara Keruangan................................................................................13
2.4 Matrik Permasalahan.........................................................................................14
2.5 Matrik Konservasi dan Teknik - Teknik Konservasi Lahan dan Air............15
2.6 Kerangka Dasar Menyusun Organisasi Pengelolaan DAS Secara Terpadu. 16
2.7 Ruang Lingkup Pemantauan..............................................................................17
2.7.1 Evaluasi Sungai...........................................................................................18
2.7.2 Teknik pemantauan.....................................................................................19
2.7.3 Evaluasi debit aliran....................................................................................19
2.7.4 Kualitas air..................................................................................................20
BAB III........................................................................................................................23
3.1 Pembahasan........................................................................................................23
3.2 Kesimpulan........................................................................................................25
3.3 Saran..................................................................................................................25
Daftar Pustaka..............................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akses akan kebutuhan air dan pangan yang cukup merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia ,sekaligus sebagai dasar bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia untuk dapat hidup sehat dan produktif. Proses produksi
semua jenis komoditi pangan baik yang berasal dari sumber daya nabati (tanaman
pangan dan holtikultura) maupun sumber daya hewani (daging, ikan, telur dan
susu) tentunya memerlukan air dalam jumlah dan mutu yang cukup. Meskipun air
bukan satu-satunya unsur dalam proses produksi yang menghasilkan pangan,
tetapi air merupakan unsur yang secara mutlak dibutuhkan dalam proses produksi.
Air merupakan ikatan kimia yang terdiri atas 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen
(H2O), yang dapat berbentuk gas cair maupun padat. Air sering dianggap murni
karena hanya terdiri atas H2O, tapi pada kenyataannya di alam tidak pernah
dijumpai air yang sedemikian murni, meskipun air hujan (Sudarmadji ,2007).
Air merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Air mempunyai
kemampuan atau pengaruh langsung terhadap manusia, khususnya kesehatan
manusia. Pengaruh kesehatan tersebut tergantung sekali pada kualitas air yang
digunakan, dan air pun dapat berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar
penyakit (Slamet, J. S., 2009). Air yang kurang bersih dapat menjadi media
penyebaran penyakit , masih banyak masyarakat di indonesia yang menggunakan
air sungai dalam memenuhi kebutuhannya sehari – hari seperti mandi, cuci dan
kakus. Hal ini menandakan bahwa air sunga juga masih menjadi salah satu air
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sungai merupakan salah satu sumber daya air utama yang mempunyai
peran penting bagi hidup dan kehidupan, perlu ditingkatkan fungsi dan daya
gunanya serta dilindungi secara berkelanjutan. Baik sebagai bagian dari ekosistem
maupun sekaligus sebagai penunjang pengembangan berbagai aspek kehidupan,
baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan.
Keterbatasan air sebagai sumber daya memerlukan upaya-upaya perlindungan
yang menyeluruh dari hulu ke hilir sebagai satu kesatuan ekosistem dan
pengembangan , pendayagunaan yang berwawasan lingkungan , sehingga sumber
daya air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, melalui berbagai
pengembangan manajemen lingkungan yang didukung dengan berbagai prasarana
dan sarana baik fisik maupun non fisik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana keefektivitasan pengelolaan
sungai dalam mempertahankan kualitas air dan kesehatan lingkungan.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Terwujudnya kesadaran dan tanggungjawab masyarakat dalam mempertahankan
kualitas air dan kesehatan lingkungan.
2. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendapatkan
lingkungan yang sehat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Matrik Konservasi dan Teknik - Teknik Konservasi Lahan dan Air
Kebijakan
Perundangan/PP/Keppres/Kepmen,RPJP
Nasional
RKPD/RenjaSKPD
Renc Detil : Persektor
Renc Tahunan
Rancangan
Implementasi
(Tapak)
3.1 Pembahasan
Kawasan Lindung dalam Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Nomor 32
Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung yaitu kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Sungai sebagai salah satu
kawasan lindung juga perlu dijaga kelestarian dan kelangsungan ekosistem yang
ada didalamnya.
3.2 Kesimpulan
Sungai sebagai salah satu kawasan lindung, maka perlu dijaga
kelestarian dan kelangsungan hidup ekosistem yang ada didalamnya. Sebagai
makhluk hidup kita manusia tentunya membutuhkan air. Sebagai salah satu
sumber daya alam sungai memiliki banyak manfaat ,oleh karena itu kita harus
mengelola DAS dengan tujuan melindungi, mempertahankan dan meningkatkan
hasil air serta pengendalian erosi dan banjir (Manan, 1979).
Guna menjaga keefektivitas sungai dalam mempertahankan kualitas air
dan kesehatan lingkungan, maka perlu dilakukan evaluasi sungai agar dapat
mengetahui kualitas air sungai, memanfaatkan sungai dalam kegiatan ekonomi
dan lainnya serta menjaga ekosistem sungai agar senantiasa terjaga. Sehingga
biota yang ada didalamnya tidak kehilangan tempat tinggalnya. evaluasi (monev)
merupakan komponen vital dalam pengelolaan sumberdaya alam, konservasi, dan
kegiatan restorasi lahan.
3.3 Saran
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak
manfaat, oleh karena itu kita sebagai makhluk yang berakal tentunya harus bisa
mengelola dan menjaga kesehatan lingkungan demi keberlangsungan makhluk hidup
yang ada disekitarnya. Pelestarian dan pengendalian terhadap kualitas air sungai
dilakukan untuk menjaga dan memelihara kualitas air sungai agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan. Pelestarian dan
pengendalian tersebut merupakan salah satu upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap terjaga secara alamiah. Oleh karena itu kita harus senantiasa
menjaga dan mengelola kelestarian sungai ,agar kualitas air senantiasa terjaga
kebersihannya dan menjadi lingkungan yang sehat bebas dari berbagai macam
penyakit dan bencana alam yang ada.
Daftar Pustaka
Anonim. 2002. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air. Jakarta : Informasi dan
Dokumentasi Hukum Direktorat Sumber Daya Air.
Beechie, T., Veldhuisen, C.N., Beamer, E.M., Schuett-Hames, D.E., Conrad, R.H.,
De Vries, P. 2005. Monitoring treatments to reduce sediment and
hydrologic effects from roads. In Roni, P (ed). Monitoring stream and
watershed restoration. American Fisheries Society, Maryland, USA.
Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS). 2009. Pedoman Monitoring
dan Evaluasi DAS. Jakarta.
Hasnawir, dkk. 2015. Monitoring dan Evaluasi Sub Daerah Aliran Sungai Kawatuna
Di Sulawesi Tengah. Ejournal Forda. Vol 12 No 2.
Keputusan Presiden Republik Indonesia. Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. No
32 Tahun 1990 Pasal 1.
Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Managemen Daerah Aliran Sungai. Bogor :
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian.