[Type
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN
your
Oleh
MAKALAH
address]
: FITHRAH
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN :
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
[TypeKAMALIYAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Disusun Oleh :
Fithrah Kamaliyah
A. Pendahuluan
Mengutip kisah Sejuta Hikmah yang ditulis dalam sebuah buku Islam dan
Kewirausahaan Inovatif, dikemukakan bahwa Imam Musa bin Jafar al-Khadim
tengah membajak dan mengelola tanahnya. Tetesan keringatnya membasahi tubuhnya.
Ketika itu Ali bin Hamzah al-Bathaini datang, kemudian bertanya: Wahai Imam!
Kenapa Anda tidak menyuruh orang lain saja untuk mengerjakan ini?. Kenapa aku
harus menyuruh orang lain? jawab Imam. Orang-orang yang lebih agung dari ku pun
sering melakukan kerja yang serupa. Siapakah gerangan mereka? tanya Al-Bathaini.
Rasulullah, Amirul Muminin Ali bin Abi Thalib dan semua ayah dan datuk-datuk ku.
Sebenarnya kerja bertani dan mengolah tanah adalah sunah para Nabi, wasiat Nabi dan
orang-orang shaleh.1
Kisah di atas menunjukkan betapa kuatnya etos kerja Imam Musa bin Jafar al-
Khadim sebagai seorang entrepreneur yang patut kita contoh di bidang pertanian pada
waktu itu. Selain itu yang paling utama untuk kita contoh adalah teladan dari Rasulullah
SAW sebagai Rasul yang sejak kecil telah menempa dirinya ketika ia berusai 12 tahun
yang telah dididik oleh pamannya, Abu Thalib, untuk berbisnis. Hingga mencapai
puncak karirnya ketika ia telah menjadi kepercayaan dari Siti Khadijah yang menjadi
pebisnis andal, hingga akhirnya menikah dengannya.
Rasulullah SAW telah meninggalkan begitu banyak hadits dalam praktik bisnis
sehingga dapatlah dikatakan bahwa beliau telah mewariskan kearifan bisnisnya kepada
segenap kaum muslimin. Bisnis bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan sembilan dari
sepuluh pintu rizki. Bisnis yang baik adalah bisnis yang bertujuan sukses tidak hanya
di dunia tapi juga di akhirat. Sebagai mana Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang menjadikan dunia ini sebagai satu-satunya tujuan akhir (yang
utama), niscahya Allah akan menyibukkan ia dengan (urusan dunia itu), Allah pun
akan membuatnya miskin seketika, dan ia akan tercatat (ditakdirkan) merana di
dunia ini. Namun, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan akhirnya,
1 Muh. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif (Malang : UIN Malang Press,
2008), hlm.1.
2
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Q.S An-Nuur 37 : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.
3
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
manusia terhadap rizqi Allah. Allah adalah pemberi rizqi yang sebaik-baiknya,
implikasinya Allah memang merupakan sumber rizqi, tetapi rizqi itu tidak mungkin
diperoleh tanpa bekerja. Sebagaimana firman Allah Q.S An-Najm: 39 :
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,
Dengan demikian maka konsep wirausaha yang merupakan konsep umat islam
untuk selalu bekerja keras dalam rangka mencari rizqi Allah SWT. Dalam makalah ini
penulis i/ngin sedikit membahas mengenai konsep wirausaha dari pandangan Islam
melalui penafsiran Ayat dan Hadits yang terkait dengan kewirausahaan tersebut.
B. Pembahasan
1. Ayat yang berkaitan dengan perintah berusaha
a. Teks Ayat dan Terjemahnya :
Ayat Utama
Q.S. Al-Qashash ayat 77 :
77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat Pendukung :
Q.S At-Taubah Ayat 105
4
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Q.S. Al-Jumuah ayat 10 :
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Q.S. Al-Mulk ayat 15 :
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Q.S. An-Nuur 37 :
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.
Q.S. An-Najm ayat 39 :
39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,
5
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
" ,"
Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok.
, , , :"
" ,
Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu seblum tuamu,
masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.
Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan seuatu pekerjaan
hendaknya dilakukannya secara itqan (profesional).
, :
. ,
"Seaungguhnya meminta-minta tidak boleh, kecuali bagi tiga kelompok : orang
faqir yang betul-betul faqir, orang yang berutang yang tidak bisa membayar, dan orang
tidak mampu yang harus membayar diyat." [H.R. Abu Daud dari Annas dalam kitab
zakat (1641). Dalam sanadnya terdapat Akhdar bin Ajlan. Abu Hatim ar-Raazi berkata
haditsnya ditulis sebagaimana dilakukan oleh al-Mundziri]
. , ,
"Sesungguhnya meminta-minta adalah kotoran yang melumuri wajah
seseorang kecualo meminta kepada pemerintah atau meminta sesuatu yang harus
dilakukannya". [H.R. Turmudzi dari Samrah bin Jundab, ia berkata : hadits hasan sahih
(676), Abu Daud (1636), Nasai, 5/100 dan Ibnu Hibban (842).]
6
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
bernilai kebaikan dari pekerjaan yang wajib dan sunah yang menjadi tambahan
pahala di akhirat kelak.5 Kemudian berdasarkan tafsir Al-Jalalain disebutkan
bahwa daarul akhirah bermakna menafkahkan harta di jalan ketaatan kepada
Allah.6
b. , dalam tafsir Al-Mishbah diambil dari kata
yang berarti
menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantap. Kata nashib adalah bagian
tertentu yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa bagian
itu adalah hak dan miliknya dan itu tidak dapat dielakkan. Sementara para
ulama berpendapat bahwa nashib manusia dari harta kekayaan di dunia ini
hanyalah apa yang dimakan dan habis termakan, apa yang dimakan dan habis
termakan, apa yang dipakai dan punah tidak dapat dipakai lagi serta apa yang
di sedekahkan kepada orang lain dan yang akan diterima ganjarannya di
akhirat nanti. Pendapat yang lebih baik adalah yang memahaminya dalam arti
segala yang dihalalkan Allah. Harta yang diperoleh manusia secara halal dapat
digunakannya secara baik dan benar sebagaimana digariskan Allah. Dia hanya
berkewajiban mengeluarkan bagian yang ditentukan dalam bentuk zakat yang
wajib, selebihnya adalah halal untuk dinikmatinya, kecuali kalau ia ingin
bersedekah.7
c. , dalam tafsir Al-Mishbah terambil dari kata yang berarti baik. Kata
yang digunakan dalam kalimat ini merupakan bentuk perintah yang
membutuhkan objek. Namun objeknya dalam ayat ini tidak disebutkan,
sehingga ia mencakup segala sesuatu yang dapat disentuh oleh kebaikan,
bermula terhadap lingkungan, binatang, manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri, kemudian dapat pula berbuat baik terhadap harta, benda dan lain
sebagainnya.8 Dalam tafsir Al-Jalalain, kata ahsin tersebut, diartikan sebagai
perintah untuk berbuat baik dengan jalan bersedekah.9 Sedangkan dalam tafsir
Ath-Thabari kata ahsin diartikan sebagai perintah berbuat baik kepada orang
lain di dunia dengan menginfakkan harta yang telah diberikan Allah dengan
berbagai macam cara.10
d. , Quraish Shihab mengartikan secara khusus kata kamaa dalam kitab
tafsirnya, beliau menjelaskan bahwa kata kamaa dalam ayat ini dipahami oleh
para ulama dalam arti sebagaimana. Ada juga ulama yang enggan
memahaminya demikian, karena betapapun besarnya upaya manusia berbuat
Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Tafsiirul Quran al-Adzhiim Lil Imaamainil Jaliilaini
(Bndung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h.412.
7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Vol. 10 (Jakarta : Lentera Hati, 2002),
h.406-407.
8 Ibid., hlm.407.
9 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur Rahman
7
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
8
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
melimpah itu, jika ia tidak terbunuh oleh hawa nafsunya yang menyebabkan ia buta
akan dunia.14
Nasihat selanjutnya dalam ayat ini adalah untuk tidak melalaikan bagian dari
kehidupan di dunia, untuk selalu berusaha tidak bermalas-malasan hanya
menggantungkan diri kepada kelamahan diri, pasrah dengan keadaan ia di dunia,
akan tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh sayyidina Ali ra. dalam Maaniyul
Akhbar : Janganlah melupakan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda
serta kegembiraanmu, dan dengan kelima anugerah ini, carilah akhirat artinya
masih berkaitan dengan perkataan beliau sebelumnya yakni mencari kebutuhan
dunia untuk tujuan akhirat dengan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda,
dan kegembiraan tersebut.15
Nasihat selanjutnya yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwasannya
Allah SWT adalah pelimpah rizki, pemurah, pengasih dan penyayang kepada
seluruh manusia. Setiap manusia diberikan rizki setiap harinya, diberikan jalan-jalan
kemudahan untuk dilaluinya di dunia dalam mencari kebutuhannya, betapakah tidak
kita berkeinginan untuk membalas kebaikannya dengan menumbuhkan rasa yang
sama (pemurah, pengasih, pemberi rizki) terhadap sesama umat manusia yang
membutuhkan?
Implikasi dari berbagai macam anugerah Allah yang Ia berikan kepada kita,
pada hakikatnya bukanlah milik kita. Kita sebagai hambanya hanyalah perantara
Allah dalam memberikan anugerah tersebut kepada orang lain yang juga
membutuhkannya. Allah telah menganugerahkan kenikmatan tersebut kepada kita
agar Allah dapat mengelola hambanya melalui tangan kita.16
Wujud dalam pengelolaan harta sebagai anugerah dari Allah SWT kepada
kita adalah dengan salah satunya mencurahkan tenaga kita untuk membuka suatu
usaha. Usaha tersebut nantinya akan memiliki dampak multiflier yakni
perkembangan dari segi pertumbuhan ekonomi dari mikro menuju makro. Artinya
dengan usaha tersebut pada awalnya adalah pembangunan ekonomi secaar mikro
terlebih dahulu, pembangunan itu salah satunya adalah penciptaan lapangan
pekerjaan yang gunanya selain mengelola keuangan secara sehat, juga dapat menarik
masyarakat untuk bekerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran secara
makro. Selain itu suatu usaha tersebut akan memperoleh keuntungan, dan dari
keuntungan tersebut maka pengusaha diwajibkan untuk membayar zakatnya jika
telah cukup nishab dan pajaknya kepada negara. Dengan membayar zakat dan pajak,
zakat tersbut akan disalurkan kepada masyarakt yang membutuhkan dan pajak untuk
membangun fasilitas negara. Dengan banyaknya usaha yang tumbuh maka akan
semakin banyak pula pemerataan pendapatan masyarakat dan pembangunan
perekonomian dan fasilitas negara akan menjadi lebih baik.
2008), hlm.403.
15 Ibid., hlm.404.
16 Ibid., hlm.405.
9
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Dan janganlah kamu meninggalkan keberuntunganmu dari kelezatan dunia dari apa
yang dapat dimakan, diminum, dan dipakai, karena sesungguhnya Tuhanmu
mempunyai hak atas dirimu, hak atas dirimu sendiri, hak atas keluargamu, dan telah
meriwayatkan Ibnu Umar :
" ,"
Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok.
Dan berbuat baiklah kepada ciptaan Allah, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu
terhadap segala sesuatu yang Allah beri nikmat kepadamu, maka tolonglah makhluk-
Nya dengan hartamu dan kehormatanmu, berserinya wajahmu, bertemu dengannya
dengan baik, dan memujinya disaat mereka tidak ada.
Dan janganlah mempergunakan kekayaanmu yang engkau miliki dengan berbuat
kerusakan di muka bumi dan berbuat aniaya pada makhluk Allah.
10
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Sesungguhnya Allah tidak memuliakan orang yang berbuat kerusakan, akan tetapi
menghinakan mereka dan menjauhkan mereka dari hal yang dekat kepada Allah, jauh
dari ketenangan dan juga rahmat-Nya.17
11
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
12
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
13
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
perkataan itu marahlah Umar kalian adalah orang-orang yang malas bekerja
sedangkan langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.22
Dalam konsep Islam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan harus
memiliki beberapa point penting, yang dipaparkan berikut ini :
14
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
dengan sikap kejujuran beliau para pelanggannyapun merasa senang dan puas. Sikap
jujur dan adil pada hakikatnya akan melahirkan kepercayaan (trust) dari pihak
pelanggan. Rasulullah SAW bersabda :
Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama nabi, orang-orang
shiddiqiin, dan para syuhada. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).24
15
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
16
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
,
. ,
"Laki-laki(suami) adalah pemimpin pada keluarganya, ia akan ditanyai tentang
kepamimpinannya. Wanita (istri) adalah pemimpin drumah suaminya dan ia akan
ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang hamba adalah pemimpin pada harta
tuannya, dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya." [Hadits disepakati Bukhari
dan Muslim dari Ibnu Umar. Bukhari: 2/317, Muslim (1829)]
17
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
18
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726],
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia.
Kedua: Untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Ketiga: Untuk menjadi Khalifah-Nya di muka bumi, sebagaimana firman-Nya: Q.S.
Al-Baqarah ayat 30
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tidak dapati disangsikan lagi, bahwa ketiga hak tersebut saling berkaitan.
Memakmurkan bumi jika dilakukan dengan niat yang benar, maka akan menjadi nilai
ibadah dan ketundukan kepada Allah SWT, yang pada saat bersamaan merupakan
pelaksanaan terhadap kewajiban sebagai khalifah dari Allah yang mengamanahkan
kekhalifahan. Allah menghendaki pemakmuran bumi bukan penghancurannya,
19
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran hingga saat ini
sebesar 7,39 juta orang dari total angkatan bekerja 118,19 juta orang. Sedangkan orang
yang bekerja mencapai 110,80 juta orang. Kepala BPS Suryamin menjelaskan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25
persen. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 sebesar
5,92 persen dan dibandingkan TPT Agustus 2012 meningkat 6,14 persen.29
Kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
menyerap angkatan kerja yang mencari pekerjaan masih sangat minim. Dari setiap satu
persen pertumbuhan ekonomi, hanya 180.000 tenaga kerja yang terserap. Sementara
jumlah lapangan kerja baru yang tercipta setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir ini
hanya mencapai 2,5 juta hingga 2,6 juta orang.30 Hal ini menjadi sangat prihatin
dikarenakan kualitas SDM dalam negeri yang kurang bersaing dengan para pekerja
asing yang ada di Indonesia dan bahkan menguasai sektor-sektor yang memiliki nilai
ekonomi dan keuntungan yang tinggi. Dari data yang diperoleh di website pusditnaker,
bahwa penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia masih tinggi, terutama di DKI
jakarta jumlah penggunaan tenaga kerja asing adalah sebasar 74.762 tertinggi
dibanding daerah lainnya di Indonesia pada tahun 2011. Tenaga kerja asing di Indonesia
terbanyak adalah berasal dari negeri China, yaitu berjumlah 24.365 orang. Sedangkan
sektor yang paling banyak dikuasai asing adalah sektor industri pengolahan yaitu
sebesar 32.546 orang.31 Hal tersebut menandakan bahwa SDM Indonesia belum mampu
mengolah kekayaan alamnya, padahal kekayaan alam Indonesia sangat melimpah ruah
28 Ibid., hlm.153-159.
29 http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-
mencapai-739-juta-orang (Diakses : 1 Jan 2014).
30 Muh. Yunus, Loc.cit., hlm.65.
31 http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=15 (diakses : 1
Jan 2014).
20
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
dan juka diolah dengan baik melalui tangan-tangan penduduk Indonesia sendiri akan
menjadi lebih bernilai dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang hanya
menjual bahan mentah dari sumber alam.
Oleh karena itu, salah satu solusi dari permasalaha ini adalah dengan
menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan dari penduduk Indonesia yang tidak
hanya mempunyai modal tetapi juga mampu untuk berinovasi, sehingga dapat
mengolah bahan baku sehingga menciptakan produk baru yang dapat bersaing dengan
produk-produk asing. Penumbuhan wirausahawan yang inovatif bermula dari
pendidikan yang diajarkan dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di
Indonesia harus mampu memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan tidak hanya
berupa teori melainkan lebih banyak untuk berkarya dan mencipta, sehingga dari
sanalah tangan-tangan muda akan terlatih untuk selalu berkarya dan mencipta untuk
kemajuan bangsanya.
C. Penutup
Kewirausahaan merupakan suatu konsep dimana seseorang dituntut untuk dapat
membuka suatu usaha yang dapat memunculkan suatu dampak positif bagi
perkembangan perekonomian. Dengan adanya kewirausahaan seseorang dapat
berperan sebagai pengurang angka pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan
sehingga dapat menyerap angkatan kerja yang ada.
Konsep kewirausahaan ini telah ada dan dijunjung tinggi oleh agama Islam,
karena wirausaha dalam Islam memiliki banyak fungsi, fungsi tersebut dapat
berdampak positif baik bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, dan seluruh alam
semesta jika usaha itu dikelola dengan mentaati hal-hal yang diperintahkan oleh
syariah dan tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Kewirausahaan yang baik
menurut agama Islam dapat menumbuhkan kemaslahatan baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
21
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
DAFTAR PUSTAKA
http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=15 (diakses : 1
Jan 2014).
http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-
mencapai-739-juta-orang (Diakses : 1 Jan 2014).
Qaradhawi, Yusuf. Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami (Kairo :
Maktabah Wahbah, 1995).
22
Konsep Kewirausahaan dalam Islam
23