Anda di halaman 1dari 23

Disusun

[Type
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN
your
Oleh
MAKALAH

address]
: FITHRAH
TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN :
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

[TypeKAMALIYAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

your phone number] [Type your e-mail address]


Tafsir Ayat dan Hadits Ekonomi Syariah

Tim Dosen Pengampu:


1. Prof. Dr. HM Amin Suma, SH, MA, MM (Koordinator)
2. Prof. Dr. H. Said Agil Almunawwar
3. Dr. Ahmad Mukri Aji, M,Ag

Disusun Oleh :
Fithrah Kamaliyah

MAGISTER EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

TAFSIR AYAT KEWIRAUSAHAAN :


Konsep Kewirausahaan dalam Islam

A. Pendahuluan
Mengutip kisah Sejuta Hikmah yang ditulis dalam sebuah buku Islam dan
Kewirausahaan Inovatif, dikemukakan bahwa Imam Musa bin Jafar al-Khadim
tengah membajak dan mengelola tanahnya. Tetesan keringatnya membasahi tubuhnya.
Ketika itu Ali bin Hamzah al-Bathaini datang, kemudian bertanya: Wahai Imam!
Kenapa Anda tidak menyuruh orang lain saja untuk mengerjakan ini?. Kenapa aku
harus menyuruh orang lain? jawab Imam. Orang-orang yang lebih agung dari ku pun
sering melakukan kerja yang serupa. Siapakah gerangan mereka? tanya Al-Bathaini.
Rasulullah, Amirul Muminin Ali bin Abi Thalib dan semua ayah dan datuk-datuk ku.
Sebenarnya kerja bertani dan mengolah tanah adalah sunah para Nabi, wasiat Nabi dan
orang-orang shaleh.1
Kisah di atas menunjukkan betapa kuatnya etos kerja Imam Musa bin Jafar al-
Khadim sebagai seorang entrepreneur yang patut kita contoh di bidang pertanian pada
waktu itu. Selain itu yang paling utama untuk kita contoh adalah teladan dari Rasulullah
SAW sebagai Rasul yang sejak kecil telah menempa dirinya ketika ia berusai 12 tahun
yang telah dididik oleh pamannya, Abu Thalib, untuk berbisnis. Hingga mencapai
puncak karirnya ketika ia telah menjadi kepercayaan dari Siti Khadijah yang menjadi
pebisnis andal, hingga akhirnya menikah dengannya.
Rasulullah SAW telah meninggalkan begitu banyak hadits dalam praktik bisnis
sehingga dapatlah dikatakan bahwa beliau telah mewariskan kearifan bisnisnya kepada
segenap kaum muslimin. Bisnis bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan sembilan dari
sepuluh pintu rizki. Bisnis yang baik adalah bisnis yang bertujuan sukses tidak hanya
di dunia tapi juga di akhirat. Sebagai mana Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang menjadikan dunia ini sebagai satu-satunya tujuan akhir (yang
utama), niscahya Allah akan menyibukkan ia dengan (urusan dunia itu), Allah pun
akan membuatnya miskin seketika, dan ia akan tercatat (ditakdirkan) merana di
dunia ini. Namun, barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan akhirnya,

1 Muh. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif (Malang : UIN Malang Press,

2008), hlm.1.

2
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Allah akan mengumpulkan teman-teman untuknya, Allah akan membuat hatinya


kaya, dan dunia akan takluk menyerah padanya. (H.R Ibnu Majjah dan
Turmudzi)2
Begitu pula Allah SWT telah memberikan seruan kepada umat Islam untuk
bekerja keras tidak hanya untuk tujuan dunia tetapi juga akhirat, diantara Firman-Nya
yaitu:







Q.S Al-Qashash ayat 77: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.







Q.S An-Nuur 37 : Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)
oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari)
membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang.

Dalam Ensiklopedi Al-Quran dikemukakan bahwa istilah yang relevan dengan


usaha / etoskerja adalah kata kunci rizq. Dengan segala perubahan kata atau tafsirnya,
istilah itu dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 112 kali dalam 41 surat.3 Disebutkan
dalam Al-Quran (Q.S An-Nuur: 37-38) misalnya, Allah menganjurkan optimisme

2 Bambang Trim, Business Wisdom of Muhammad SAW : 40 Kedahsyatan Bisnis

Ala Nabi SAW (Bandung : Madania Prima, 2008), hlm.xi.


3 M. Yunus, Op.cit., hlm.13.

3
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

manusia terhadap rizqi Allah. Allah adalah pemberi rizqi yang sebaik-baiknya,
implikasinya Allah memang merupakan sumber rizqi, tetapi rizqi itu tidak mungkin
diperoleh tanpa bekerja. Sebagaimana firman Allah Q.S An-Najm: 39 :


39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,
Dengan demikian maka konsep wirausaha yang merupakan konsep umat islam
untuk selalu bekerja keras dalam rangka mencari rizqi Allah SWT. Dalam makalah ini
penulis i/ngin sedikit membahas mengenai konsep wirausaha dari pandangan Islam
melalui penafsiran Ayat dan Hadits yang terkait dengan kewirausahaan tersebut.

B. Pembahasan
1. Ayat yang berkaitan dengan perintah berusaha
a. Teks Ayat dan Terjemahnya :
Ayat Utama
Q.S. Al-Qashash ayat 77 :








77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat Pendukung :
Q.S At-Taubah Ayat 105



4
Konsep Kewirausahaan dalam Islam



105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Q.S. Al-Jumuah ayat 10 :





10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Q.S. Al-Mulk ayat 15 :





15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Q.S. An-Nuur 37 :






37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.
Q.S. An-Najm ayat 39 :


39. dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,

5
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Hadits yang berkaitan :

" ,"
Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok.

, , , :"
" ,
Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu seblum tuamu,
masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.

Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan seuatu pekerjaan
hendaknya dilakukannya secara itqan (profesional).

, :
. ,
"Seaungguhnya meminta-minta tidak boleh, kecuali bagi tiga kelompok : orang
faqir yang betul-betul faqir, orang yang berutang yang tidak bisa membayar, dan orang
tidak mampu yang harus membayar diyat." [H.R. Abu Daud dari Annas dalam kitab
zakat (1641). Dalam sanadnya terdapat Akhdar bin Ajlan. Abu Hatim ar-Raazi berkata
haditsnya ditulis sebagaimana dilakukan oleh al-Mundziri]

. , ,

"Sesungguhnya meminta-minta adalah kotoran yang melumuri wajah
seseorang kecualo meminta kepada pemerintah atau meminta sesuatu yang harus
dilakukannya". [H.R. Turmudzi dari Samrah bin Jundab, ia berkata : hadits hasan sahih
(676), Abu Daud (1636), Nasai, 5/100 dan Ibnu Hibban (842).]

2. Makna Mufradhaat Surat Al-Qashash Ayat 77


a.
, dalam tafsir Al-Maraghi dikatakan bahwa ad-daaral aakhirah
dalam ayat ini diartikan sebagai yakni pahala dari Allah dengan
menafkahkan harta dengan mengharap ridha-Nya dengan sebaik-baik
tasharruf dalam jual beli dan berusaha.4 Sedangkan dalam tafsir Al-Qaasimi,
dikatakan bahwa
dalam ayat ini diartikan sebagai pekerjaan yang
4 Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsiirul Maraghi: Juz 20 (Darul Ulum, 1946),
h.92.

6
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

bernilai kebaikan dari pekerjaan yang wajib dan sunah yang menjadi tambahan
pahala di akhirat kelak.5 Kemudian berdasarkan tafsir Al-Jalalain disebutkan
bahwa daarul akhirah bermakna menafkahkan harta di jalan ketaatan kepada
Allah.6
b. , dalam tafsir Al-Mishbah diambil dari kata
yang berarti
menegakkan sesuatu sehingga nyata dan mantap. Kata nashib adalah bagian
tertentu yang telah ditegakkan sehingga menjadi nyata dan jelas bahwa bagian
itu adalah hak dan miliknya dan itu tidak dapat dielakkan. Sementara para
ulama berpendapat bahwa nashib manusia dari harta kekayaan di dunia ini
hanyalah apa yang dimakan dan habis termakan, apa yang dimakan dan habis
termakan, apa yang dipakai dan punah tidak dapat dipakai lagi serta apa yang
di sedekahkan kepada orang lain dan yang akan diterima ganjarannya di
akhirat nanti. Pendapat yang lebih baik adalah yang memahaminya dalam arti
segala yang dihalalkan Allah. Harta yang diperoleh manusia secara halal dapat
digunakannya secara baik dan benar sebagaimana digariskan Allah. Dia hanya
berkewajiban mengeluarkan bagian yang ditentukan dalam bentuk zakat yang
wajib, selebihnya adalah halal untuk dinikmatinya, kecuali kalau ia ingin
bersedekah.7
c. , dalam tafsir Al-Mishbah terambil dari kata yang berarti baik. Kata
yang digunakan dalam kalimat ini merupakan bentuk perintah yang
membutuhkan objek. Namun objeknya dalam ayat ini tidak disebutkan,
sehingga ia mencakup segala sesuatu yang dapat disentuh oleh kebaikan,
bermula terhadap lingkungan, binatang, manusia, baik orang lain maupun diri
sendiri, kemudian dapat pula berbuat baik terhadap harta, benda dan lain
sebagainnya.8 Dalam tafsir Al-Jalalain, kata ahsin tersebut, diartikan sebagai
perintah untuk berbuat baik dengan jalan bersedekah.9 Sedangkan dalam tafsir
Ath-Thabari kata ahsin diartikan sebagai perintah berbuat baik kepada orang
lain di dunia dengan menginfakkan harta yang telah diberikan Allah dengan
berbagai macam cara.10
d. , Quraish Shihab mengartikan secara khusus kata kamaa dalam kitab
tafsirnya, beliau menjelaskan bahwa kata kamaa dalam ayat ini dipahami oleh
para ulama dalam arti sebagaimana. Ada juga ulama yang enggan
memahaminya demikian, karena betapapun besarnya upaya manusia berbuat

5 Muhammad Jamaluddin Al-Qaasimi, Tafsiirul Qaasimi: Juz 13 (Daarul Fikr:

Beirut, 1914), h.28.


6 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur Rahman

Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Tafsiirul Quran al-Adzhiim Lil Imaamainil Jaliilaini
(Bndung: Sinar Baru Algensindo, 2009), h.412.
7 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Vol. 10 (Jakarta : Lentera Hati, 2002),

h.406-407.
8 Ibid., hlm.407.
9 Jalaaluddin Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy & Jalaaluddin Abdur Rahman

Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Loc.cit.


10 Abu Jafar Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta :

Pustaka Azzam, 2009), hlm.359.

7
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

baik, pasti dia tidak dapat melakukannya sebagaimana yang dilakukan


Allah. Atas dasar itu banyak ulama memahami kata kamaa dalam
arti disebabkan karena, yakni karena Allah telah melimpahkan aneka
karunia, maka seharusnya manusia pun melkukan ihsan dan upaya perbaikan
sesuai kemampuannya.11
e. yang berarti rusak,
, merupakan bentuk masdar dari kata kerja
binasa, atau busuk.12 Diungkapkan pula dalam buku Tafsir Ayat Ekonomi oleh
Prof. Dr, M. Amin Suma, bahwa Fasad bisa berarti batal, tidak sah, senang-
senang, main-main. Dalam konteks usaha ekonomi, beliau menjelaskan bahwa
al-fasad berarti pengambilan harta (uang) secara dzalim atau perampasan
tanpa hak.13

3. Makna Global Q.S Al-Qashash Ayat 77


Setelah kita bersama telah mengetahui makna secara mufradhat dari surat Al-
Qashash ayat 77, selanjutnya penulis ingin memaparkan mengenai Tafsir Q.S Al-
Qashahsh ayat 77 ini secara ijmali atau global.
Pada hakikatnya penafsiran mengenai Q.S Al-Qashash ayat 77 ini masih ada
kaitannya dengan penefsiran ayat sebelumnya yakni Q.S Al-Qashash ayat 76 yang
mengungkapkan kisah tentang Qarun yang dilimpahi kekayaan oleh Allah SWT
namun kekayaannya tidak digunakan untuk jalan yang benar, tidak juga untuk
dinafkahkan di jalan Allah dan justru ia gunakan sebagai alat yang fasad artinya
digunakan untuk cara yang salah yakni menyobongkan dirinya atas kekayaan yang
berlimpah sebagai alat kesombongan dan menjadikannya dzalim terhadap
masyarakat bani Israil.
Atas tindakan Qarun tersebut maka turunlah ayat yang memberi nasihat bahwa
sesungguhnya memiliki banyak harta bukanlah kecenderungan yang buruk, yang
terpenting adalah bagaimana kita harus melihat di jalan mana kekayaan akan harta
benda yang kita miliki digunakan. Jika ia digunakan untuk mencari kebahagiaan
akhirat, maka apakah yang lebih baik daripada itu? Jika ia digunakan sebagai sarana
kesombongan, kelalaian, kezaliman, penindasan dan hawa nafsu, maka apa yang
bisa lebih buruk daripada itu?
Ini adalah logika yang sama seperti yang diingatkan oleh Amirul Muminin Ali
bin Abi Thalib dalam ucapannya yang termasyhur tentang dunia. Beliau mengatakan
....Jika seseorang melihat dan melewati dunia, maka ia akan memberikan
penglihatan, tetapi jika ia menetapkan matanya kepada dunia, maka dunia akan
membutakannya. Dan Qarun adalah orang yang semestinya memiliki kemampuan
untuk melaksanakan banyak urusan sosial yang baik dengan harta bendanya yang

11M. Quraish Shihab, Loc.cit.


12Mahmud Yunus, Qaamus Arabiyun Andunisiy (Jakarta: Hidakarya Agung,
1990), hlm.216.
13 M. Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi (Jakarta: Amzah, 2013), hlm.63.

8
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

melimpah itu, jika ia tidak terbunuh oleh hawa nafsunya yang menyebabkan ia buta
akan dunia.14
Nasihat selanjutnya dalam ayat ini adalah untuk tidak melalaikan bagian dari
kehidupan di dunia, untuk selalu berusaha tidak bermalas-malasan hanya
menggantungkan diri kepada kelamahan diri, pasrah dengan keadaan ia di dunia,
akan tetapi sebagaimana yang dikatakan oleh sayyidina Ali ra. dalam Maaniyul
Akhbar : Janganlah melupakan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda
serta kegembiraanmu, dan dengan kelima anugerah ini, carilah akhirat artinya
masih berkaitan dengan perkataan beliau sebelumnya yakni mencari kebutuhan
dunia untuk tujuan akhirat dengan kesehatan, kekuatan, kesempatan, masa muda,
dan kegembiraan tersebut.15
Nasihat selanjutnya yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwasannya
Allah SWT adalah pelimpah rizki, pemurah, pengasih dan penyayang kepada
seluruh manusia. Setiap manusia diberikan rizki setiap harinya, diberikan jalan-jalan
kemudahan untuk dilaluinya di dunia dalam mencari kebutuhannya, betapakah tidak
kita berkeinginan untuk membalas kebaikannya dengan menumbuhkan rasa yang
sama (pemurah, pengasih, pemberi rizki) terhadap sesama umat manusia yang
membutuhkan?
Implikasi dari berbagai macam anugerah Allah yang Ia berikan kepada kita,
pada hakikatnya bukanlah milik kita. Kita sebagai hambanya hanyalah perantara
Allah dalam memberikan anugerah tersebut kepada orang lain yang juga
membutuhkannya. Allah telah menganugerahkan kenikmatan tersebut kepada kita
agar Allah dapat mengelola hambanya melalui tangan kita.16
Wujud dalam pengelolaan harta sebagai anugerah dari Allah SWT kepada
kita adalah dengan salah satunya mencurahkan tenaga kita untuk membuka suatu
usaha. Usaha tersebut nantinya akan memiliki dampak multiflier yakni
perkembangan dari segi pertumbuhan ekonomi dari mikro menuju makro. Artinya
dengan usaha tersebut pada awalnya adalah pembangunan ekonomi secaar mikro
terlebih dahulu, pembangunan itu salah satunya adalah penciptaan lapangan
pekerjaan yang gunanya selain mengelola keuangan secara sehat, juga dapat menarik
masyarakat untuk bekerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran secara
makro. Selain itu suatu usaha tersebut akan memperoleh keuntungan, dan dari
keuntungan tersebut maka pengusaha diwajibkan untuk membayar zakatnya jika
telah cukup nishab dan pajaknya kepada negara. Dengan membayar zakat dan pajak,
zakat tersbut akan disalurkan kepada masyarakt yang membutuhkan dan pajak untuk
membangun fasilitas negara. Dengan banyaknya usaha yang tumbuh maka akan
semakin banyak pula pemerataan pendapatan masyarakat dan pembangunan
perekonomian dan fasilitas negara akan menjadi lebih baik.

14 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Quran (Al-Huda: Isfahan-Iran,

2008), hlm.403.
15 Ibid., hlm.404.
16 Ibid., hlm.405.

9
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

4. Tafsir Ayat Q.S Al-Qashash Ayat 77


a. Menurut Tafsir Al-Maraghi


Gunakanlah apa yang telah Allah berikan dari harta yang banyak, nikmat yang
berlimpah untuk taat kepada Tuhanmu, dan mendekatkan diri kepadanya dengan
berbagai jalan yang dapat mendekatkan dirimu kepada-Nya sehingga memperoleh
pahala atau balasan di dunia dan di akhirat. Dan di dalam hadits disebutkan :
, , , :"
" ,
Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara, masa mudamu seblum tuamu,
masa sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.



Dan janganlah kamu meninggalkan keberuntunganmu dari kelezatan dunia dari apa
yang dapat dimakan, diminum, dan dipakai, karena sesungguhnya Tuhanmu
mempunyai hak atas dirimu, hak atas dirimu sendiri, hak atas keluargamu, dan telah
meriwayatkan Ibnu Umar :
" ,"
Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya, dan beribadahlah
untuk akhiratmu seakan engkau akan mati esok.



Dan berbuat baiklah kepada ciptaan Allah, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu
terhadap segala sesuatu yang Allah beri nikmat kepadamu, maka tolonglah makhluk-
Nya dengan hartamu dan kehormatanmu, berserinya wajahmu, bertemu dengannya
dengan baik, dan memujinya disaat mereka tidak ada.


Dan janganlah mempergunakan kekayaanmu yang engkau miliki dengan berbuat
kerusakan di muka bumi dan berbuat aniaya pada makhluk Allah.

10
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Sesungguhnya Allah tidak memuliakan orang yang berbuat kerusakan, akan tetapi
menghinakan mereka dan menjauhkan mereka dari hal yang dekat kepada Allah, jauh
dari ketenangan dan juga rahmat-Nya.17

b. Menurut Tafsir Al-Qaasimi



Yakni mencari kekayaan yang merupakan keutamaan yang diberikan Allah
kepadamu, setelah kamu mengalami kesusahan.

Yakni agar melakukan pekerjaan kebaikan baik yang wajib dan yang sunah.
Dan menjadi tambahan bekal untukmu di akhirat.

Adalah mengambil dari dunia apa yang baik bagimu

Yakni berbuat baik kepada manusia. Atau berbuat baik (ihsan) seutuhnya.

Berbuat baik yakni dengan harta kekayaan yang menjadikan kebaikan bagimu.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.18

c. Menurut Tafsir At-Thabari


Allah berfirman memberitahukan ucapan kaum Qarun kepada Qarun, Wahai
Qarun, janganlah engkau membanggakan diri kepada kaummu dengan banyaknya
hartamu. Akan tetapi carilah kebaikan akhirat dari harta-harta yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah di dunia ini.
Firman-Nya Dan janganlah kamu melupaka bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi, maksudnya adalah, janganlah engkau tinggalkan bagian dan
keberuntunganmu dari dunia. Hendaklah engkau mengambil bagianmu untuk akhirat,
dengan melakukan sesuatu yang dapat menyelamatkanmu dari hukuman Allah.
Kemudian firman-Nya, Dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Maksudnya adalah,
berbuat baiklah kepada orang lain di dunia dengan menginfakkan hartamu yang telah
diberikan Allah kepadamu dengan berbagai macam cara. Berbuat baiklah engkau
sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu dengan melapangkan rezekimu.
Firman-Nya, Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi, maksudnya adalah, janganlah engkau melakukan sesuatu yang
diharamkan Allah kepadamu, seperti erbuat aniaya kepada kaummu.

17 A. Musthofa Al-Maraghi, Op.cit., hlm.94.


18 Al-Qaasimi, Op.cit., hlm.126.

11
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Firman-Nya, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-


orang yang berbuat kerusakan, maksudnya adalah, Allah tidak menyukai orang yang
melanggar dan melampaui batas dan berbuat maksiat.19

d. Menurut Tafsir Al-Jalalain


( dan carilah) upayakanlah ( pada apa yang dianugerahkan Allah
kepadamu) berupa harta benda ( kebahagiaan negeri akhirat) umpamanya
kamu menafkahkannya di jalan ketaatan kepada Allah ( dan janganlah kamu
melupakan) jangan kamu lupa ( bagianmu dari kenikmatan duniawi)
yakni hendaknya kamu beramal dengannya untuk mencapai pahala di akhirat
(dan berbuat baiklah) kepada orang-orang dengan bersedekah kepada mereka
( sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat) mengadakan ( kerusakan di muka bumi) dengan
mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat ( sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan) maksudnya Allah pasti akan
menghukum mereka.20
Berdasarkan penjelasan dari beberapa kitab tafsir yang dirujuk oleh penulis
mengenai ayat yang berkaitan dengan perintah Allah kepada manusia untuk tidak
melupakan bagian dari usaha dunia, maka dengan ayat itulah secara kontekstual Allah
SWT memerintahkan untuk giat bekerja, bekerja keras untuk mencari kekayaan di
dunia namun tidak semata hanya untuk menimbun kekayaan yang diperoleh itu, akan
tetapi tujuannya adalah untuk mencari keridhaan Allah bekal untuk kehidupan akhirat
kelak.
Dalam pembahasan makalah ini penulis mengarahkan pembaca bahwa yang
diartikan kerja keras atau usaha adalah hakikat kewirausahaan yang merupakan bentuk
usaha dalam mencukupi kehidupan dan membangun perekonomian secara umum.
Penjelasan selanjutnya berkaitan dengan konsep kewirausahaan itu sendiri menurut
pandangan Islam.

5. Konsep Kewirausahaan dalam Islam


a. Pengertian dan karekteristik Kewirausahaan Menurut Islam
Menurut para ahli kewirausahaan didefinisikan sebagai berikut :
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat proses dan
hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah
usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).

19 Ath-Thabari, Op.cit., hlm.354-359.


20 Al-Jalalain, Op.cit., hlm.412-413.

12
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru


(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai
lebih.
4) Kewirausahaan adalah kemempuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Drucker, 1959).
5) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha (Zimmer, 1996).
6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda.21
Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh mengenai
kewirausahaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan suatu usaha
untuk menciptakan dan mengembangkan usaha baru dengan mengelola sumber daya
yang ada, dengan menggunakan cara-cara yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan
suatu hasil yang memiliki nilai manfaat untuk membangun atau memperbaiki
perekonomian masyarakat.
Berwirausaha berarti melakukan aktifitas kerja keras, dalam konsep islam kerja
keras haruslah dilandasi dengan iman. Bekerja dengan berlandaskan iman mengandung
makna bahwa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup dengan senantiasa mengingat
dan mengharap ridha Allah SWT dalam dinilai sebagai ibadah. Banyak sekali tuntutan
dalam Al-Quran dan Hadits yang mendorong seorang muslim untuk bekerja.
Rasulullah SAW sangat menghargai orang yang giat bekerja dan mempunyai etos
kerja yang tinggi. Rasulullah SAW yang mulia dikabarkan mencium tangan sahbat
Saad bin Muadz tatkala melihat tangan Saad sangat kasar akibat bekerja keras, seraya
berkata, Kaffani yuhubbuhumallau taala inilah dua tangan yang dicintai Allah
taala.
Bila orang yang giat bekerja dipuji, sebaliknya Islam juga sangat mencela orang
malas. Suatu ketika sahabat Umar bin Khattab datang ke masjid diluar waktu shalat
lima waktu. Dilihatnya ada dua orang yang terus menerus berdoa di masjid. Umar
menghampiri mereka seraya bertanya sedang apa kalian, sedangkan orang-orang di
sana kini tengah sibuk bekerja?, mereka menjawab, Yaa Amirul Muminiin,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah. Mendengar

21 M. Yunus, op.cit., hlm.31-32.

13
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

perkataan itu marahlah Umar kalian adalah orang-orang yang malas bekerja
sedangkan langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.22
Dalam konsep Islam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan harus
memiliki beberapa point penting, yang dipaparkan berikut ini :

1) Mencapai target hasil : profit materi dan benefit non-materi


Seorang pengusaha islam membentuk suatu usaha baru dengan tujuan yang tidak
hanya mencari profit (qimah madhiyah atau nilai materi) setinggi tingginya, tetapi harus
juga memperoleh dan memberikan benefit (manfaat) non-materi kepada internal
usahanya dan eksternal (lingkungan masyarakat), seperti terciptanya suasana
persaudaraan, kepedulian sosial, dan sebagainya.
Benefit yang dimaksud tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, juga dapat
bersigat non-materi. Islam memandang bahwa suatu amal perbuatan tidak hanya
berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah
insaniyah, qimah khuluqiyah dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah,
berarti pengelola usaha (wirausahawan) juga dapat memberikan manfaat yang bersifat
kemanusiaan melauli membuka kesempatan kerja sehingga mengurangi jumlah
pengangguran, bantuan sosial (sedekah) sehingga dapat meratakan pendapatan
masyarakat khususnya menegah kebawah, dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah
mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah (khlak mulia) menjadi
suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan usaha, misalnya
dapat mengelola produk-produk dengan bahan baku dan cara perolehan yang halal dan
thayib, bersaing dengan perusahaan atau usaha lain dengan cara yang sehat dan dapat
menjalin hubungan ukhuwah baik dengan karyawan maupun dengan mitra bisnis yang
lain. Qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut atau usaha yang dilakukannya
dimaksudkan untuk mencari keberkahan dan keridhaan Allah SWT.23

2) Menegakkan Keadilan dan Kejujuran


Keadilan dan kejujuran merupakan hal yang sangat dijunjung dalam Islam sebagai
pengusaha dalam melayani membelinya. Muhammad SAW telah memberikan contoh
berdagang dengan cara mengutamakan kejujuran keadilan, artinya tidaklah ada bagian
dari barang yang dijualnya baik komposisi, kualitas dan harganya yang Ia sembunyikan,

22 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami

(Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm.9.


23 Ibid., hlm.19.

14
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

dengan sikap kejujuran beliau para pelanggannyapun merasa senang dan puas. Sikap
jujur dan adil pada hakikatnya akan melahirkan kepercayaan (trust) dari pihak
pelanggan. Rasulullah SAW bersabda :
Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama nabi, orang-orang
shiddiqiin, dan para syuhada. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).24

3) Ihsan dan Jihad dalam Bekerja


Islam tidak semata-mata memerintah kerja dan berusaha, tetapi juga
memerintahkan bekerja dengan profesional dan bersungguh-sungguh. Hendaknya
seorang muslim bekerja dengan ketekunan, kesungguhan, konsisten, dan kontinue.25
Ihsan dalam bekerja bukan perkara sunat, bukan keutamaan, bukan pula urusan
spele dalam pandangan Islam, tetapi suatu kewajiban agama bagi setiap muslim. Dalam
sebuah hadits sahih dikemukakan :
, ,
.
Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan (baik) dalam segala hal. Jika kalian
membunuh (hewan), maka bunuhlah dengan baik, jika menyembelih, sembelihlah
dengan cara yang baik. Hendaknya seseorang diantara kamu menajamkan pisaunya dan
menistirahatkan sembelihannya.26
Barangsiapa yang menyianyiakan ihsan di dalam bekerja, maka sungguh ia
telah menyia-nyiakan kewajiban agama, kewajiban bagi hamba-Nya yang mumin.
Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan seuatu pekerjaan
hendaknya dilakukannya secara itqan (profesional).27
4) Prinsip Kehati-hatian
a) Hati-hati dalam Bersumpah
Rasulullah SAW berpesan :
Jauhilah oleh kalian semua sumpah-sumpah dalam berdagang, karena ia
akan membuat laris dagangan, tetapi akan menghilangkan keberkahan laba.

24Bambang Trim, Op.cit., hlm.31.


25Yusuf Qaradhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami (Kairo :
Maktabah Wahbah, 1995)., hlm.161.
26 Ibid.
27 Ibid.

15
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

b) Hati-hati dalam Berpromosi


Rasulullah SAW berpesan :
Meyakinkan pembeli dengan berbohong adalah haram (H.R. Ath
Thabrani).

6. Fungsi dan Peran Wirausaha


a. Fungsi Wirausaha untuk Diri Sendiri
Seorang muslim secara syar'i sangat dituntut untuk bekerja dan berusaha karena
memiliki banyak alasan dan sebab. Ia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri. Begitupula dengan adanya wirausaha, seseorang yang bertekad untuk
mengelola sebuah usaha maka pada hakikatnya ia telah memenuhi kewajibannya
kepada syari'ah, karena pun syari'ah dalam memerintahkan bekerja memeiliki tujuan
kemaslahatan yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seorang muslim harus memiliki kekuatan, merasa cukup dengan yang halal,
menjaga dirinya dari kehinaan meminta-minta, menjaga air mukanya agar tetap jernih,
dan membersihkan tangannya agar tidak menjadi tangan yang dibawah (meminta-
minta). Karenanya Islam mengharamkan meminta-minta jika bukan karena kebutuhan
pembebasan yang terpaksa. Dalam sebuah hadits dikemukakan:

, :
. ,
"Seaungguhnya meminta-minta tidak boleh, kecuali bagi tiga kelompok : orang
faqir yang betul-betul faqir, orang yang berutang yang tidak bisa membayar, dan orang
tidak mampu yang harus membayar diyat." [H.R. Abu Daud dari Annas dalam kitab
zakat (1641). Dalam sanadnya terdapat Akhdar bin Ajlan. Abu Hatim ar-Raazi berkata
haditsnya ditulis sebagaimana dilakukan oleh al-Mundziri]

. , ,

"Sesungguhnya meminta-minta adalah kotoran yang melumuri wajah
seseorang kecualo meminta kepada pemerintah atau meminta sesuatu yang harus
dilakukannya". [H.R. Turmudzi dari Samrah bin Jundab, ia berkata : hadits hasan sahih
(676), Abu Daud (1636), Nasai, 5/100 dan Ibnu Hibban (842).]
Tidak dizinkan meminta kecuali kepada pemerintah yang bertanggung jawab
atas urusan masyarakat, atau terhadap kebutuhan primer yang harus dipenuhinya.

16
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

b. Fungsi Wirausaha untuk Keluarga


Seorang muslim hendaknya bekerja untuk keluarganya. Ini mencakup laki-laki
dan perempuan, masing-masing pada peran dan fungsi masing-masing yang bisa di
lakukannya. Sebagaimana dikemukakan di dalam sebuah hadits :

,



. ,

"Laki-laki(suami) adalah pemimpin pada keluarganya, ia akan ditanyai tentang
kepamimpinannya. Wanita (istri) adalah pemimpin drumah suaminya dan ia akan
ditanyai tentang kepemimpinannya. Seorang hamba adalah pemimpin pada harta
tuannya, dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya." [Hadits disepakati Bukhari
dan Muslim dari Ibnu Umar. Bukhari: 2/317, Muslim (1829)]

c. Fungsi Wirausaha untuk Masyarakat


Berwirausaha juga memiliki fungsi yang penting bagi masyarakat
dilingkungannya. Sesungguhnya masyarakat memiliki sumbangsih bagi seorang
wirausaha, baik sebagai tenaga kerja, penyedia tempat, maupun sebagai konsumen bagi
produk yang dihasilkannya. Untuk itu seorang wirausaha juga harus memberikan
seseuatu yang baik dan berdampak positif terhadap masyarakat tersebut. Memberikan
sesuatu yang baik kepada para pekerja, upah yang layak, hubungan tali silaturahmi yang
baik, pemeliharaan terhadap lingkungan sekitar tempat usaha dan memberikan
pelayanan yang baik terhadap konsumen dengan barang-barang yang halal dan thayib.
Sehingga dengan terpenuhinya semua itu usaha yang dijalani selain memiliki dampak
yang positif di dunia, juga mempunyai dampak positif di akhirat.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Al-Maidah ayat 2:
...





... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

17
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Dan Q.S. At-Taubah ayat 7 :












Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

d. Fungsi Wirausaha untuk Memakmurkan Bumi


Berwirausaha dalam Islam dituntut untuk memiliki tujuan memakmurkan bumi
Allah. Bahkan memakmurkan bumi merupakan salah satu tujuan utama syariah Islam
yang ditegakkan dalam Al-Quran, dan diserukan oleh para ulama. Diantara ulama
tersebut adalah Imam Raghib al-Asfahani yang menerangkan bahwa Allah
menciptakan manusia karena tiga alasan :
Pertama: untuk memakmurkan bumi Allah, sebagaimana dikemukakan dalam
firman-Nya : Q.S. Huud ayat 61








18
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

61. Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726],
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia.
Kedua: Untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56


56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Ketiga: Untuk menjadi Khalifah-Nya di muka bumi, sebagaimana firman-Nya: Q.S.
Al-Baqarah ayat 30








30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tidak dapati disangsikan lagi, bahwa ketiga hak tersebut saling berkaitan.
Memakmurkan bumi jika dilakukan dengan niat yang benar, maka akan menjadi nilai
ibadah dan ketundukan kepada Allah SWT, yang pada saat bersamaan merupakan
pelaksanaan terhadap kewajiban sebagai khalifah dari Allah yang mengamanahkan
kekhalifahan. Allah menghendaki pemakmuran bumi bukan penghancurannya,

19
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

menghendaki keberesannya, bukan kerusakannya, karena sesungguhnya Allah tidak


menyukai kerusakan dan orang-orang yang berbuat kerusakan.28

e. Peran Seorang Wirausaha


Dalam skala makro, kehadiran para wirausahawan diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang pada gilirannya dapat menyerap tenaga
kerja baru. Daya serap pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan meningkat dua kali
lipat agar jumlah lapangan kerja baru yang tersedia bertambah dan angkatan kerja baru
mendapatkan pekerjaan. Ini diperlukan karena pertumbuhan ekonomi yang ada
sekarang belum mampu menyediakan lapangan kerja baru bagi para pengangguran.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran hingga saat ini
sebesar 7,39 juta orang dari total angkatan bekerja 118,19 juta orang. Sedangkan orang
yang bekerja mencapai 110,80 juta orang. Kepala BPS Suryamin menjelaskan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25
persen. Angka tersebut mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 sebesar
5,92 persen dan dibandingkan TPT Agustus 2012 meningkat 6,14 persen.29
Kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
menyerap angkatan kerja yang mencari pekerjaan masih sangat minim. Dari setiap satu
persen pertumbuhan ekonomi, hanya 180.000 tenaga kerja yang terserap. Sementara
jumlah lapangan kerja baru yang tercipta setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir ini
hanya mencapai 2,5 juta hingga 2,6 juta orang.30 Hal ini menjadi sangat prihatin
dikarenakan kualitas SDM dalam negeri yang kurang bersaing dengan para pekerja
asing yang ada di Indonesia dan bahkan menguasai sektor-sektor yang memiliki nilai
ekonomi dan keuntungan yang tinggi. Dari data yang diperoleh di website pusditnaker,
bahwa penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia masih tinggi, terutama di DKI
jakarta jumlah penggunaan tenaga kerja asing adalah sebasar 74.762 tertinggi
dibanding daerah lainnya di Indonesia pada tahun 2011. Tenaga kerja asing di Indonesia
terbanyak adalah berasal dari negeri China, yaitu berjumlah 24.365 orang. Sedangkan
sektor yang paling banyak dikuasai asing adalah sektor industri pengolahan yaitu
sebesar 32.546 orang.31 Hal tersebut menandakan bahwa SDM Indonesia belum mampu
mengolah kekayaan alamnya, padahal kekayaan alam Indonesia sangat melimpah ruah

28 Ibid., hlm.153-159.
29 http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-
mencapai-739-juta-orang (Diakses : 1 Jan 2014).
30 Muh. Yunus, Loc.cit., hlm.65.
31 http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=15 (diakses : 1

Jan 2014).

20
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

dan juka diolah dengan baik melalui tangan-tangan penduduk Indonesia sendiri akan
menjadi lebih bernilai dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi ketimbang hanya
menjual bahan mentah dari sumber alam.
Oleh karena itu, salah satu solusi dari permasalaha ini adalah dengan
menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan dari penduduk Indonesia yang tidak
hanya mempunyai modal tetapi juga mampu untuk berinovasi, sehingga dapat
mengolah bahan baku sehingga menciptakan produk baru yang dapat bersaing dengan
produk-produk asing. Penumbuhan wirausahawan yang inovatif bermula dari
pendidikan yang diajarkan dalam lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan di
Indonesia harus mampu memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan tidak hanya
berupa teori melainkan lebih banyak untuk berkarya dan mencipta, sehingga dari
sanalah tangan-tangan muda akan terlatih untuk selalu berkarya dan mencipta untuk
kemajuan bangsanya.

C. Penutup
Kewirausahaan merupakan suatu konsep dimana seseorang dituntut untuk dapat
membuka suatu usaha yang dapat memunculkan suatu dampak positif bagi
perkembangan perekonomian. Dengan adanya kewirausahaan seseorang dapat
berperan sebagai pengurang angka pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan
sehingga dapat menyerap angkatan kerja yang ada.
Konsep kewirausahaan ini telah ada dan dijunjung tinggi oleh agama Islam,
karena wirausaha dalam Islam memiliki banyak fungsi, fungsi tersebut dapat
berdampak positif baik bagi dirinya, keluarganya, masyarakat, dan seluruh alam
semesta jika usaha itu dikelola dengan mentaati hal-hal yang diperintahkan oleh
syariah dan tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi. Kewirausahaan yang baik
menurut agama Islam dapat menumbuhkan kemaslahatan baik di dunia maupun di
akhirat kelak.

21
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

DAFTAR PUSTAKA

Amin Suma, Muhammad. Tafsir Ayat Ekonomi (Jakarta: Amzah, 2013).

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/viewpdf.php?id=15 (diakses : 1
Jan 2014).

http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/11/06/pengangguran-di-indonesia-
mencapai-739-juta-orang (Diakses : 1 Jan 2014).

Ismail Yusanto, Muhammad, dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis


Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002).

Jamaluddin Al-Qaasimi, Muhammad. Tafsiirul Qaasimi: Juz 13 (Daarul Fikr:


Beirut, 1914).

Kamal Faqih Imani, Allamah. Tafsir Nurul Quran (Al-Huda: Isfahan-Iran,


2008).

Muhammad Bin Ahmad al-Mahalliy, Jalaluddin, & Jalaaluddin Abdur Rahman


Bin Abi Bakr as-Suyuthiy, Tafsiirul Quran al-Adzhiim Lil Imaamainil Jaliilaini
(Bndung: Sinar Baru Algensindo, 2009).

Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Abu Jafar. Tafsir Ath-Thabari (Jakarta :


Pustaka Azzam, 2009).

Musthofa Al-Maraghi, Ahmad. Tafsiirul Maraghi: Juz 20 (Darul Ulum, 1946).

Qaradhawi, Yusuf. Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami (Kairo :
Maktabah Wahbah, 1995).

Quraish Shihab, Muhammad. Tafsir Al-Mishbah: Vol. 10 (Jakarta : Lentera Hati,


2002).

Trim, Bambang. Business Wisdom of Muhammad SAW : 40 Kedahsyatan Bisnis


Ala Nabi SAW (Bandung : Madania Prima, 2008).

22
Konsep Kewirausahaan dalam Islam

Yunus, Mahmud Qaamus Arabiyun Andunisiy (Jakarta: Hidakarya Agung,


1990)..

Yunus, Muhammad. Islam dan Kewirausahaan Inovatif (Malang : UIN Malang


Press, 2008).

23

Anda mungkin juga menyukai