Anda di halaman 1dari 33

1

INSTRUMENT PENELITIAN

PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM


MENINGKATKAN KETENANGAN JIWA WARGA
BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN
KELAS II KOTA METRO

Panduan Pertanyaan Kepala Lapas II Metro lampung :


1. Sejak kapan berdirinya Lapas II B Metro
Lampung dan alamatnya dimana ?
Pada tahun 1955 di Kota Metro Propinsi Lampung
dibuka rumah penjara berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman R2 Nomor: J.H.6.2/10/1 tanggal
17 Febuari 1955. Rumah penjara tersebut dibangun
dengan ukuran 20 x 6 m di atas tanah seluas 630 M 2
dengan kapasitas 83 orang, terletak di jalan Trisakti
15B Kelurahan Metro (sekarang Jalan Sutrisno
Kelurahan Metro Pusat).

2. Siapa kepala lapas dari periode pertama sampai


terakhir?
Adapun orang yang pernah menjadi pimpinan di
lembaga pemasyarakatan Metro sejak berdiri hingga
saat ini adalah sebagai berikut:

1. M. Arif Balau 1955-1961


2. Petoeroen Ratoe 1961-1967
2

3. Djamaris
1967-1977
4. Drs. Zainuddin Hasyaf
1977-1979
5. Usman Pokok Ratu, Bc. IP
1979-1985
6. Mangodi, Bc. IP
1985-1987
7. Radjin Sembiring, SH.
1987-1990
8. Darhani Burhan, Bc, IP
1990-1997
9. Drs. M. Sulaihan Tarom
1997-2002
10. Drs. M. Luthfie, Bc.IP
2002-2006
11. Suwaryo, Bc.IP
2006-2009
12. Dadi Mulyadi, Bc.IP, SH.MH 2009 -2013
13. H. Maizar, Bc.IP. S.SOS., MSi 2013-2016
Teguh Wibowo Bc IP, SH, M.Si 2016-2019

3. Apakah Visi Lapas II B Metro Lampung?


Misi Lapas Kelas II Metro melaksanakan pembinaan
sekaligus mempersiapkan warga binaan agar siap
kembali ke masyarakat dan menjadi manusia yang
3

berperan aktif dalam pembangunan negara melalui


program.

a) Pembinaan ronani (mental) dalam agama


dan emosional.
b) Pembinaan keterampilan (soft skill) yang
kebutuhan di masyarakat.
c) Perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia bagi warga binaan.
d) Menjaga keamanan bagi masyarakat,
petugas, dan warga binaan.
e) Menjadi Lapas yang akuntabel dan
pelayanan prima bagi public

4. Bagaimana Sumber Data penelitian tentaag


bimbingan agama Islam di Lapas Kelas II Metro?
a. Sumber data primer diperoleh dari Kepala
Lapas Kelas II Metro dan Pngurusnya.
b. Sumber data skunder dapat diperoleh dari
data base Lapas Kelas II Metro .

5. Sebutkan Jenis Lembaga Pemasyarakatan ?


Lembaga Pemasyarakatan dibedakan menjadi dua
yaitu :

1) Lembaga Pemasyarakatan umum, yaitu


Lembaga Pemasyarakatan yang menampung
narapidana campuran antara laki-laki dan
perempuan, meliputi semua umur.
4

2) Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK)


untuk menampung narapidana :
a) Khusus narapidana laki-laki atau
perempuan.
b) Khusus narapidana pemuda (laki-
laki/perempuan) umur lebih dari 18 tahun.
c) Khusus narapidana anak-anak
(laki-laki/perempuan) umur kurang dari 18
tahun

6. Jelaskan tahapan Awal Pembinaan narapidana di


Lapas II B Metro ini?
Pembinaan tahap awal bagi narapidana dimulai
sejak yang bersangkutan berstatus sebagai narapidana
sampai dengan 1/3 (satu pertiga) dari masa pidana.
Pembinaan tahap awal ini meliputi :

1) Masa pengamatan, pengenalan dan


penelitan lingkungan paling lama 1 (satu) bulan;
2) Perencanaan program pembinaan
kepribadian dan kemandirian;
3) Pelaksanaan program pembinaan
kepribadian dan kemandirian;
4) Penilaian pelaksanaan program
pembinaan tahap awal.
5

7. Jelaskan tahapan Lanjutan Pembinaan


narapidana di Lapas II B Metro ini ?
Pembinaan tahap lanjutan dibagi dlm 2(dua) periode :

1). Tahap lanjutan pertama, sejak berakhirnya


pembinaan tahap awal sampai dengan (satu
perdua) dari masa pidana;

2). Tahap lanjutan kedua, sejak berakhirnya


pembinaan tahap lanjutan pertama sampai
dengan 2/3 (dua pertiga) dari masa pidana.
Pembinaan tahap lanjutan meliputi :
a) Perencanaan program pembinaan lanjutan;
b) Pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
c) Penilaian pelaksanaan program pembinaan
lanjutan;
d) Perencanaan dan pelaksanaan program
asimilasi.
e) Pembinaan Tahap Akhir

8. Jelaskan tahapan Akhir Pembinaan narapidana


di Lapas II B Metro ini?
Pembinaan tahap akhir dilaksanakan sejak berakhirnya
tahap lanjutan sampai dengan berakhirnya masa pidana
dari narapidana yang bersangkutan. Pembinaan tahap
akhir meliputi :
1) Perencanaan program integrasi;
2) Pelaksanaan program integrasi;
6

3) Pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap


akhir.

9. Dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan


terdapat hak-hak narapidana yang terdapat dalam UU
Pemasyarakatan Pasal 14, Jelaskan ?

1) Melakukan ibadahnya sesuai dengan


agama atau kepercayaannya.
2) Mendapat perawatan baik perawatan
rohani maupun jasmani.
3) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
4) Mendapat pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak.
5) Menyampaikan keluhan.
6) Mendapatkan bahan bacaan dan
mengikuti siaran media massa lain yang tidak
dilarang.
7) Mendapatkan upah atau premi atas
pekerjaan yang dilakukan.
8) Menerima kunjungan keluarga, penasehat
hukum atau orang tertentu lainnya.
9) Mendapat pengurangan masa pidana
(Remisi).
7

10) Mendapatkan kesempatan berasimilasi


termasuk cuti mengunjungi keluarga (CMK).
11) Mendapatkan pembebasan bersyarat.
12) Mendapatkan cuti menjelang bebas, dan
13) Mendapatkan hak-hak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Jelaskan Macam macam remisi ?


Secara khusus remisi bagi narapidana telah diatur
dalam Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999
tentang Remisi. Dalam Keppres tersebut disebutkan
bahwa remisi yang diberikan bagi narapidana, adapun
macam-macamnya adalah:
a) Remisi Umum, yaitu remisi yang
diberikan kepada narapidana pada tiap-tiap
peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.
Besarnya remisi ini minimal 1 (satu) bulan dan
maksimal 6 (enam) bulan.
b) Remisi Khusus, yaitu remisi yang
diberikan kepada narapidana pada tiap-tiap
Hari Raya Keagamaan sesuai dengan agamanya
masing-masing. Besarnya remisi ini minimal
8

15 (lima belas) hari dan maksimal 2 (dua)


bulan.
c) Remisi Khusus Dasawarsa, yaitu remisi
yang diberikan pada tiap-tiap sepuluh tahun
peringatan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia. Remisi khusus dasawarsa ini telah
diberikan mulai tahun 1955, 1965, 1975, 1985,
1995, dan terakhir 2005. Besarnya remisi yang
diberikan adalah 1/12 (seperdua belas) dari
besarnya pidana, maksimal 3 (tiga) bulan.
d) Remisi Tambahan, yaitu remisi yang
diberikan kepada narapidana karena telah
berbuat jasa kepada negara atau membantu
program pembinaan, atau karena telah
memberikan donor organ atau donor darah.
Besarnya remisi adalah 1/3 dari remisi umum
yang diperoleh tahun itu.

11. Pembinaan Kepribadianbagi narapidana


meliputi apa saja ?
Adapun Pembinaan Kepribadian bagi narapidaa adalah
a. Pembinaan kesadaran beragama
b. Pembinaan kesadaran berbangsa dan
bernegara serta kesadaran hukum
c. Pembinaan kemampuan intelektual
d. Pembinaan rekreasi
9

e. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan


masyarakat

12. Jelaskan Teknik Pengumpulan data, dalam


penelitian ini ?
Instrumen penelitian dimaksudkan sebagai alat
pengumpul data seperti tes pada penelitian kuantitatif,
adapun instrument utama (key instrument) dalam
penelitian adalah peneliti itu sendiri, maksudnya
bahwa peneliti langsung menjadi pengamat dan
pembaca situasi Lapas Kelas II Metro.

13. Peneliti sebagai pengamat dimaksudkan bahwa


peneliti tidak sekedar melihat berbagai peristiwa dalam
situasi pendidikan, melainkan memberikan interpretasi
terhadap situasi tersebut. Sebagai pengamat, peneliti
berperanserta dalam kehidupan sehari-hari subjek
penelitian pada setiap situasi yang diinginkan untuk
dapat dipahami. Sedangkan yang dimaksud peneliti
sebagai pembaca situasi adalah peneliti melakukan
analisa terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam
situasi tersebut, selanjutnya menyimpulkan sehingga
dapat digali maknanya.

14. Kapan diberikan Pembebasan Bersyarat (PB)


diberikan bagi narapidana ?
Pembebasan Bersyarat (PB) diberikan bagi narapidana
setelah menjalani pidana sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari masa pidana dengan ketentuan 2/3 (dua
pertiga) masa pidana tersebut tidak kurang dari 9
(sembilan) bulan (Pasal 15 ayat (1) KUHP) terhitung
sejak tanggal penahanan. Secara rinci, masalah
10

pembebasan bersyarat ini telah diatur dalam Peraturan


Menteri Hukum dan HAM RI No. M.01.PK.04-10
Tahun 2007 tanggal 27 Aguatus 2007 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebasan
Bersyarat, Cuti menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.
Selain syarat masa pidana yang telah dijalani, dalam
peraturan tersebut juga disebutkan bahwa pengusulan
pembebasan bersyarat memerlukan syarat adanya
penelitian kemasyarakatan dari Bapas, tidak ada
perkara lain yang masih dalam tahap pemeriksaan, dan
selama menjalani pidana tidak pernah melakukan
pelanggaran disiplin. Usulan pembebasan bersyarat
dibuat oleh Kepala Lapas atau Kepala Rutan dikirim
ke Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM
setempat, selanjutnya diteruskan kepada Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan. Sedangkan pelaksanaannya
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan atas nama Menteri Hukum dan HAM
RI.

15. Kapan diberikan Cuti Menjelang Bebas (CMB)


dapat diberikan kepada narapidana?
Cuti Menjelang Bebas (CMB) dapat diberikan kepada
narapidana yang telah menjalani 2/3 (dua pertiga)
masa pidana sekurang-kurangnya dalam 9 (sembilan)
bulan terakhir berkelakuan baik, dengan lama cuti
sama dengan remisi terakhir yang diterimanya, paling
11

lama 6 (enam) bulan. Cuti Menjelang Bebas (CMB)


berakhir bagi narapidana, pada saat bersamaan
bertepatan dengan hari bebas yang sesungguhnya.
Surat Keputusan Cuti Menjelang Bebas (CMB)
diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia setempat atas usul dari
Kepala Lapas atau Kepala Rutan. Bimbingan dan
pengawasan selama masa Cuti Menjelang Bebas
(CMB) terhadap narapidana dilakukan oleh Petugas
Balai Pemasyarakatan (BAPAS).

16. Apakah yang dimaksud cut bersyarat dan apa


syaratnya ?
Hak Cuti Bersyarat (CB) ini adalah keringanan pidana
yang masih relatif baru, karena baru dimunculkan pada
akhir tahun 2007 melalui Peraturan Menteri Hukum
dan HAM RI No. M.O1.PK.04-10 Tahun 2007 tersebut
di atas. Motivasi yang ada di belakang lahirnya
peraturan tersebut adalah upaya legal untuk
mengurangi kepadatan (over kapasitas) yang terjadi
pada hampir semua Lapas atau Rutan di seluruh
Indonesia.

Syarat-syarat bagi pemberian Cuti Bersyarat adalah:

a. Diberikan kepada narapidana dengan


pidana maksimal 1 (satu) tahun.
12

b. Telah menjalani 2/3 masa pidana,


minimal 6 (enam) bulan
c. Cuti yang diberikan maksiamal 3 (tiga)
bulan
Surat Keputusan Cuti Bersyarat diberikan oleh
Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan
HAM setempat atas usul Kepala Lapas atau
Kepala Rutan.

17. Apakah yang dimaksud dengan Lapas?


Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah unit
pelaksana teknis pemasyarakatan, atau suatu lembaga
atau tempat untuk menampung, merawat, dan
mengelola para narapidana.
18. Pada Masa admisi orientasi ini narapidana
diberikan penerangan-penerangan , Jelaskan ?
a) Peraturan tata tertib dan disiplin yang
berlaku dalam lembaga pemasyarakatan
b) Program kerja lembaga pemasyarakatan
dalam pembinaan narapidana
c) Tata cara dan prosedur pengajuan
keluhan narapidana
d) Hak-hak dan kewajiban yang patut
diperhatikan oleh setiap narapidana selama
mengikuti program kerja lembaga
pemasyarakatan
13

e) Pemberian nama petugas lembaga


pemasyarakatan yang akan menjadi walinya
selama menjalani pembinaan.

19. Apakah tujuan pelaksanaan pendidikan agama


Islam di lapas II A Metro ?
tujuan bimbingan Islam di lapas adalah untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan warga binaan,
agar warga binaan dapat instropeksi diri, juga untuk
memberikan bekal dan pedoman hidup beragama agar
warga binaan dapat menyadari kesalahannya dan
memperbaiki diri untuk tidak mengulangi
kesalahannya, selain itu untuk mempersipakan warga
binaan untuk dapat berinteraksi secara sehat dengan
masyarakat sehingga mereka dapat berperan kembali
sebagai warga masyarakat yang baik.

20. Aakah metode pelaksanaan pendidikan agama


Islam berupa untuk warga binaan umum di Lapas
Metro ?
1) Metode Ceramah
Metode ceramah ini digunakan pada mayoritas
materi pendidikan agama Islam di Lapas. Seperti
dalam materi tauhid, materi akhlak, materi fiqh,
materi tafsir, materi hadits dan materi tasawuf.
14

2) Metode Qiroah
Metode Qiroah ini digunakan pada materi
BTA.Karena dalam materi BTA warga binaan tidak
hanya dituntut untuk mendengarkan pembimbing
tetapi juga membaca dan menirukan apa yang
diucapkan pembimbing.

3) Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan ini adalah sebuah metode yang
digunakan untuk mebiasakan warga binaan pada hal-
hal baik. Seperti sholat lima waktu berjamaah,
membaca Al-Quran, dan berprilaku sopan.

4) Metode Nasehat
Metode nasehat ini digunakan pada seluruh materi.
Seperti dalam materi tauhid, materi BTA, materi
akhlak, materi fiqh, materi tafsir, materi haditsdan
materi tasawuf. Karena dalam penyampaian pokok
bahasan tertentu tertapat bagian-bagian atau waktu
yang tepat untuk pembimbing memberikan kepada
warga binaan. Seperti materi tentang taubat,
makanan yang halal dan haram, tentang judi dan
khamar, tentang keutamaan sholat dan tentang
keesaan Allah.
21. Apa Faktor Penghambat Pembinaan Dengan
Sistem Pemasyarakatan ?
15

Faktor-faktor penghambat implementasi pelaksanaan


hak-hak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas
II A Metro, sebagai berikut:
a. Faktor Hukum (Perundang-undangan)
Berbagai macam hak narapidana yang telah
disebutkan di atas, dalam pelaksanaannya
membutuhkan syarat administratif yang mutlak
harus ada, yaitu petikan putusan (vonis)
pengadilan dan berita acara pelaksanaan putusan
pengadilan yang dibuat oleh jaksa sebagai
eksekutor. Adanya petikan putusan menjadi bukti
formal bahwa perkara yang dikenakan terhadap
seorang terdakwa telah dikenakan suatu putusan
pidana oleh pengadilan, artinya tanpa adanya
petikan vonis, maka putusan pengadilan yang
menjatuhkan suatu pidana belum dapat
dilaksanakan. Sedangkan berita acara pelaksanaan
putusan pengadilan yang dikeluarkan oleh jaksa
untuk ditanda tangani oleh jaksa yang menangani
perkara tersebut, si terpidana dan diketahui oleh
Kepala Lapas atau Kepala Rutan, adalah sebagai
bukti formal bahwa perkara tersebut sudah
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde),
dan tidak ada pihak yang mengajukan banding
atau kasasi, baik jaksa maupun terpidana atau
kuasa hukumnya. Dengan bukti petikan vonis dan
16

berita acara pelaksanaan putusan pengadilan,


maka seorang terpidana telah sah menjadi
narapidana dan kepadanya dapat diberikan hak-
hak sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kepala Lapas atau Rutan tidak dapat
mengirimkan usulan pemberian hak-hak
narapidana tanpa disertai copy petikan vonis dan
berita acara pelaksanaan putusan pengadilan.

22. Apakah Hasil Dari Kegiatan Bimbingan Dengan


Sebelum Mengikuti Kegiatan Bimbingan Agama Islam
Di Lapas Kelas 11 Metro ?
23. Hasil Ajaran Agama Islam merupakan salah satu
bentuk pembinaan bagi narapidana yang bersifat
Ultimum Remidium (upaya terakhir) yang lebih
tertuju kepada diri narapidana agar sadarakan
perbuatannya sehingga pada saat kembali ke dalam
masyarakat ia akanmenjadi baik, baik dari segi
keagaman, sosial budaya maupun moral sehinggaakan
tercipta keserasian dan keseimbangan di tengah-tengah
masyarakat.Prinsip pembinaan dengan sebuah
pendekatan yang lebih manusiawi tersebut terdapat
dalam usaha-usaha pembinaan dengan sistem
pemasyarakatanseperti yang diatur dalam Undang-
undang Nomor 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan.
Hasil Ajaran Agama Islam dengan
Pemasyarakatan berarti memasyarakatkan kembali
terpidana sehingga menjadi warga yang baik dan
berguna, sebagaimana tercantum dalam Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan, bahwa Sistem Pemasyarakatan
17

adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas, serta


cara pembinaan narapidana (warga binaan)
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara
terpadu antara pembina, yang dibina dan masyarakat,
untuk meningkatkan kualitas warga binaan agar
menjadi manusia seutuhnya, bertakwa, sehat dan
bertanggung jawab pada diri, keluarga dan masyarakat,
sehingga dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam
masyarakat dan dapat kembali berperan sebagai
anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung
jawab.

24. Sebutkan Pembinaan Kemandirian bagi


narapidana yang meliputi apa saja ?
Pembinaan Kemandirian bagi narapidana
a. Pertanian dalam
b. Anyam bambu
c. Pembuatan paving blok
d. Pertukangan kayu
e. Pembuatan keset
25. Apa Hambatan dalam pelaksanaan bimbingan
Islam di Lapas lapas II A Metro Lampung ?
26. Untuk jumlah pembinanya sendiri masing-masing
dari beberapa pihak tadi dalam melakukan pembinaan
agama Islam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Metro jumlahnya berbeda. Begitu pula yang bertugas
untuk memberikan pembinaan juga terkadang
bergantian.Adapun jadwal implementasi Ajaran Agama
Islam berupa kegiatan iqrodi masjid At-Tawbah,
18

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Metro


diharapkan dapat memperlancar proses bimbingan dan
pembinaan ajaran agama Islam bagi narapidana dan
diharapkan narapidana ada peningkatan moralitas yang
lebih baik.

27. Apa Pendukung dalam pelaksanaan bimbingan


Islam di Lapas lapas II A Metro Lampung ?

Faktor pendukung lain dalam pembinaan agama Islam


bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II
B Metro yaitu:

a. Masjid
Dengan adanya masjid yang terletak di dalam
blok semua penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II B Metro mempunyai ruang khusus yang
dapat digunakan sebagai tempat ibadah
danuntuk kegiatan lainnya.

b. Alat perlengkapan sholat.


Agar proses implementasi ajaran Agama Islam
dapat berjalan dengan baik adapun alat
perlengkapan yang disediakan oleh Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Metro sebagai
sarana pelengkap sholat. Seperti sajadah dan
karpet.
19
20
21
22

c. Perlengkapan belajar mengajar


Adanyapembinaan narapidana dengan kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Metro
seperti praktek dakwah, belajar baca tulis Al-
Qur'an dan sebagainya maka Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Metro juga
menyediakan perlengkapan belajar mengajar
sebagai sarana pendukung kegiatan tersebut,
yaitu dengan adanya meja kecil untuk belajar
23

baca tulis Al-Qur'an, papan tulis, spidol,


penghapus, juz Amma, iqro dan Al-Quran.

28. Apa solusi dalam Pelaksanaan bimbingan Islam


Dalam Kerangka Pembinaan Narapidana Di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Metro ?

a. keterbatasan bangunan.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Metro yang
terletak di tengah-tengah kota Metro sangat
mempengaruhi jumlah bangunannya. Dengan lahan
Lembaga Pemasyarakatan yang minim maka
bangunan yang dimiliki oleh Lembaga
Pemasyarakatan sangat terbatas. Maka dapat
disimpulkan bahwa tanpa adanya bangunan yang
dikhususkan untuk ruang baca atau perpustakaan
sangat menghambat dalam proses implementasi
ajaran agama Islam dalam kerangka pembinaan
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Metro, maka solusinya diharapkan agar pihak
Pemerintah Pusat dapat menambah bangunan khusus
ruang baca atau perpustakaan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Metro dengan tujuan
untuk mengatasi hambatan dalam proses pembinaan
ajaran agama Islam yang timbul dikarenakan
keterbatasan bangunan yang ada
24

b. Sarana atau Prasarana.


Untuk menunjang pembinaan yang baik maka perlu
didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup
memadai, pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Metro sarana dan prasarana yang menunjang
program pembinaan masih dirasa sangat kurang. Hal
tersebut jelas sangat mempengaruhi program
pembinaan yang akan dijalankan. Seharusnya agar
pembinaan berjalan dengan baik pada setiap
Lembaga Pemasyarakatan terdapat berbagai macam
buku-buku bacaan, khususnya tentang ajaran agama
Islam guna menambah wawasan dan pengetahuan
ke-Islaman bagi narapidana.Untuk solusi mengatasi
masalah sarana dan prasarana yang masih minim
tersebut pihak Lembaga Pemasyarakatan bekerja
sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun
non pemerintah. Contohnya akan diusahakan bekerja
sama dengan Ormas Islam agar mengadakan
perpustakaan keliling guna menambah pengetahuan
dan wawasan narapidana.

c. Kualitas dan kuantitas petugas.


Dari seluruh pegawai yang berjumlah 78.orang tidak
ada satu pegawaipun di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas II B Metro yang berlatar belakang pendidikan
Sarjana Agama Islam, sehingga dalam melakukan
25

pembinaan ajaran Agama Islam sangat kurang


maksimal karena hanya dilakukan oleh petugas yang
latar belakang agamanya sangat terbatas, maka
solusinya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Metro sedang mengajukan permohonan
penambahan pegawai pada Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Lampung
khususnya untuk penambahan pegawai yang berlatar
belakang Sarjana Agama Islam.

d. Partisipasi Masyarakat.
Selama ini peran masyarakat dalam mendukung
program pembinaan yang dijalankan oleh pihak
Lembaga Pemasyarakatan dirasa masih sangat
kurang, padahal salah satu unsur yang paling
menentukan dari keberhasilan sebuah pembinaan
adalah dengan adanya partisipasi dari masyarakat,
oleh karena itu, solusinya untuk menyikapi
kurangnya partisipasi dari masyarakat setempat
dalam mensukseskan program pembinaan, pihak
Lembaga Pemasyarakatan selalu mengadakan
pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
sekitar agar lebih peduli pada proses reintegrasi
narapidana.

29. Bagaimana Pembinaan kemandirian dapat


diwujudkan dalam program apa ?
26

Pembinaan kemandirian diwujudkan dalam


program:

1) Keterampilan untuk mendukung usaha-


usaha mandiri, misalnya kerajinan tangan, industri
rumah tangga, reparasi mesin dan alat-alat
elektronik dan lain-lain
2) Ketrampilan untuk mendukung usaha-
usaha industri kecil misalnya, pengelolaan bahan
mentah dari sektor pertanian dan bahan alam
menjadi bahan setengah jadi.
3) Ketrampilan yang dikembangkan sesuai
dengan bakat masing-masing misalnya kemampuan
di bidang seni (lukis, tari, musik peran, dan lain-
lain)
4) Ketrampilan yang mendukung usaha-
usaha industri, pertanian, perikanan, peternakan,
perkebunan dan lain-lain.

30. Kasi Binadik bertanggung jawab dalam


memberikan bimbingan pemasyarakatan, perawatan
kesehatan bagi warga binaan, yang membawahi apa
saja ?

1. Kasubsi Registrasi yang mempunyai


tugas-tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pencatatan keluar
masuk narapidana, tahanan dan anak didik
pemasyarakatan
b. Membuat statistik narapidana dan
dokumentasi sidik jari
27

c. Membuat usulan remisi bagi


narapidana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
d. Melaksanakan pencatatan
kunjungan keluarga dan pencatatan data
narapidana yagn akan dibebaskan.

2. Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan


Perawatan Narapidana mempunyai tugas-tugas
sebagai berikut:
a. Melakukan bimbingan
kemasyarakatan dan penyuluhan rohani
bagi warga binaan
b. Melaksanakan pengadaan lauk
pauk dan kegiatan dapur Lapas
c. Melakukan pemeliharaan
kebersihan warga binaan pemasyarakatan
d. Melakukan pegawasan atau
perbaikan terhadap sarana kesehatan dan
pengobatan warga binaan.

31. Kasi Kegiatan Kerja mengatur pembagian tugas


dan pelaksanaan kerja bagi warga binaan,
mempersiapkan sarana kerja dan mengelola hasil kerja,
yang membawahi, apa saja ?
1. Kasubsi Bimbingan Kerja dan
Pengelolaan Hasil Kerja; yang mempunyai
tugas-tugas sebagai berikut:
a. Memberikan petunjuk dan
bimbingan latihan kerja bagi warga
binaan
28

b. Melaksanakan pengelolaan hasil


kerja
2. Kasubsi Sarana Kerja mempunyai tugas
mempersiapkan fasilitas sarana kerja

32. Kasi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib


mempunyai tugas mengatur jadwal tugas, penggunaan
perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan,
menerima laporan harian dan berita acara dari satuan
pengamanan yang bertugas serta menyusun laporan
berkala di bidang keamanan dan menegakkan tata
tertib, yang membawahi apa saja ?
1. Kasubsi Keamanan; yang mempunyai
tugas-tugas sebagai berikut:
a. Mengatur jadwal tugas penjagaan
lewat KPLP
b. Melakukan pengawasan dan
pengurusan surat perlengkapan
keamanan
c. Melakukan penelitian isi laporan
dari petugas blok narapidana
d. Melakukan pengaturan
pengontrolan pos-pos jaga dan
kebersihan/ keindahan di sekitar blok
yang ada

2. Kasubsi Pelaporan dan Tata Tertib,


mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
a. Menerima laporan harian dan
berita acara
29

b. Menyusun laporan berkala di


bidang keamanan dan tata tertib Lapas
c. Menjaga, memelihara dan
menegakkan keamanan dan ketertiban
Lapas

33. Materi apa saja yang disampaikan bimbingan


agama di Lapas Kelas II Metro ?

a. Aqidah atau Keyakinan.


Merupakan fundamen bagi setiap muslim, dalam
arti menjadi landasan yang memberi corak serta
arah bagi kehidupan seoarang muslim. Aqidah
adalah kepercayaan yang wajib diyakini
kebenarannya oleh setiap muslim yang dirumuskan
dalam ajaran enam rukun Iman yakni Iman
kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para Nabi dan
Rasul-Rasul-Nya serta hari akhir.

b. Akhlak atau Moral.

Akhlak atau moral merupakan pendidikan jiwa


agar seseoarang dapat bersih dari sifat-sifat yang
tercela dan dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji.
Menurut Imam Al-Ghozali dalam Ihya
Ulumuddin, akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa dari padanya timbul perubahahn yang
mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

c. Hukum atau Syariah .

Hukum atau Syariah merupakan peraturan-


peraturan yang disyariatkan oleh Allah untuk
pegangan bagi umat manusia, baik secara
30

terperinci maupun global. Dan juga mengatur


hubungan antara makhluk dengan
Tuhannya.Yaitu: 1.Ibadah yaitu aturan agama
yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhan, yang dirumuskan dalam lima rukun
Islam yakni: Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat dan
Haji. Ibadah merupakan manifestasi iman umat
Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan
Hadits dan kesepakatan Ulama (Ijma).

34. Jelaskan Lembaga Pemasyarakatan


mempergunakan sistem pemasyarakatan yang
diperjelas dalam UU No. 12 Tahun 1995 pasal 1 ayat 2
?
Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai
arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan
Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang
dilaksanakan secara terpadu antara Pembina, yang
dibina dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas
Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari
kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi
tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai
warga yang baik dan bertanggung-jawab.

35. Sebutkan unsur-unsur pendukung sisteM


pemasyarakatan ?
a. Narapidana
31

Narapidana diupayakan untuk ikhlas dan

terbuka untuk menerima pengaruh dari proses

pembinaan yang dilakukan. Mereka

diyakinkan bahwa kegiatan pembinaan

tersebut adalah untuk kebaikan dan

kepentingan mereka sendiri, keluarga dan

masyarakat serta demi untuk masa depan

mereka.

b. Petugas Lembaga pemasyarakatan

Petugas LAPAS menyadari bahwa mereka

bukan saja abdi negara, tetapi juga sebagai

pendidik dan pengabdi kemanusiaan dalam arti

yang sebenarnya. Petugas pemasyarakatan

pada dasarnya manusia-manusia yang

terpanggil dan memiliki idealisme yang tinggi.

c. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan dari mana

narapidana berasal. Keluarga sangat


32

berpengaruh dalam mensupport narapidana

selama menjalani pidana di dalam LAPAS.

Tanpa dukungan keluarga kemungkinan besar

narapidana kurang termotivasi untuk menjalani

pembinaan demi perubahan kepribadian

mereka.

d. Masyarakat, diantaranya tokoh

masyarakat, tokoh agama, lembaga-lembaga

sosial masyarakat.

36. Dalam pelaksanaan pemasyarakatan harus


berdasar pada sepuluh prinsip dasar pemasyarakatan,
sebutkan ?
1) Orang yang tersesat harus diayomi dengan
memberikan kepadanya bekal hidup sebagai
warga negara yang baik dan berguna dalam
masyarakat.
2) Penjatuhan pidana bukan tindakan
pembalasan dendam dari negara.
3) Rasa tobat tidaklah dapat dicapai dengan
menyiksa melainkan dengan bimbingan.
4) Negara tidak berhak membuat seseorang
narapidana lebih buruk atau lebih jahat daripada
sebelum ia masuk lembaga.
33

5) Selama kehilangan kemerdekaan


bergerak, narapidana harus dikenalkan kepada
masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari
masyarakat.
6) Pekerjaan yang diberikan kepada
narapidana tidak boleh bersifat mengisi waktu
atau hanya diperuntukkan bagi kepentingan
lembaga atau negara saja. Pekerjaan yang
diberikan harus ditujukan untuk pembangunan
negara.
7) Bimbingan dan didikan harus berdasarkan
asas Pancasila.
8) Tiap orang adalah manusia dan harus
diperlakukan sebagai manusia meskipun ia telah
tersesat. Tidak boleh ditunjukkan kepada
narapidana bahwa ia itu penjahat.
9) Narapidana itu hanya dijatuhi pidana
hilang kemerdekaan. Sarana fisik lembaga
dewasa ini merupakan salah satu hambatan
pelaksanaan sistem pemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai