Liana adalah seorang pelajar yang pandai. Ia selalu mendapatkan juara kelas sejak SD hingga
SMP. Sayangnya, kepandaiannya ini membuat dirinya sombong. Ia enggan berbagi berbagi
kepintarannya pada teman -temannya. Setiap kali ada teman yang menanyakan tugas
padanya, dia enggan mengajari. Bahkan, saat guru meminta mereka mengerjakan tugas
kelompok, ia selalu ingin mengerjakannya sendiri. Atau setidaknya, ia hanya ingin bekerja
satu kelompok dengan anak yang juga pandai. Sikap sombong Liana membuatnya dibenci
oleh kawan -kawan sekelasnya.
Satu minggu menjelang ujian sekolah, Liana sakit tipes. Karenanya, ia tidak bisa masuk
sekolah selama satu minggu. Padahal, dalam minggu tersebut Guru hendak memberikan kisi -
kisi ujian serta menerangkan tentang beberapa materi pokok yang belum dijelaskan. Karena
tidak masuk, Liana pun tidak mengerti tentang kisi -kisi ujian serta penjelasan guru.
Ia lalu meminjam catatan pada teman -temannya. Tapi, tidak ada yang mau meminjamkannya
karena Liana juga tidak pernah mau meminjamkan catatannya. Akhirnya, hanya Dino,
seorang siswa peringkat terakhir di kelasnya yang mau meminjamkan catatannya. Catatan
Dino berantakan dan tidak jelas. Liana pun tidak bisa memahami apa pun dari catatan yang
dipinjamkan Dino. Saat ujian sekolah tiba, Liana kesulitan mengerjakan soal -soal ujian
tersebut. Hasilnya, nilai ujian Liana jeblok dan peringkatnya turun menjadi peringkat 10.
Sikap Liana yang sombong memang tidak baik. Saat ia tidak mau berbagi, maka teman -
temannya juga enggan berbagi dengannya. Pada akhirnya, ia akan kesulitan sendiri karena
saat butuh bantuan, tidak ada orang yang mau membantu kita. Karenanya, hendaknya kita
menumbuhkan sikap rendah hati dan tidak sombong. Jika kita dianugerahi kepandaian,
hendaknya kita membagi kepandaian itu dengan mengajari teman yang kesulitan belajar. Hal
ini tentu akan bermanfaat di kemudian hari.
KEJADIAN DI PARKIRAN
Desa Sukasari sedang berduka . Karena hujan deras terus-menerus selama tiga hari,
tanah longsor menimpa permukiman warga yang berada dilereng bukit. Tidak sedikit rumah
penduduk yang dilanda longsor, bahkan longsor juga menelan korban warga yang terkenal
damai itu. (ORIENTASI)
Kejadian berawal dari hari senin pagi ( tanggal 15 Januari 2013 ), tanah di ;ereng bukit
sudah banyak yang terkikis karena air hujan. Sudah sejak Jumat malam hujan terus-menerus
turun di Desa Sukasari. Warga masih bertahan di rumah karena merasa masih cukup
amantidak akan terjadi apa-apa. Selasa siang keadaan Desa cukup aman. (INSIDEN)
Selasa sore hujan semakin deras sampai malam hujan belum juga reda. Karena
derasnya hujan, sekitar pukul 20.00 WIB. Tanah mulai longsor. Tanah longsor yang berasal
dari bukit dan tebing itu datang tiba-tiba. Banyak warga yang tidak mengetahui dan
mrnyadari kedatangan longsor itu. Warga mulai panik menyelamatkan diri. Mereka
membawa harta benda yang bisa di selamatkan. Namun, ada beberapa warga yang tidak
sempat menyelamatkan diri. Mereka tertimbun bersama ruman dan harta bendanya.
(INSIDEN)
Perkiraan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Tanah longsor terjadi karena
kelainan warga sendiri. Hutan tempat menampung air hujan sudah gundul dan tidak berfungsi
lagi. Reboisasi hampir tidak pernah terjadi. Penduduk Desa Sukasari tidak menyadari bahwa
penebangan hutan yang mereka lakukan selama ini mengakibatkan banjir. (INSIDEN)
Warga Desa Sukasari tidak dapat berbuat banyak. Mereka hanya dapat menatap dan
menyaksikan apa yang terjadi dan menimpa mereka. Mereka sadar betul bahwa mereka juga
berperan sehingga longsor terjadi di desa mereka. Kejadian tanah longsor tersebut
memberikan hikmah bahwa manusia boleh memanfaatkan alam, tetapi juga harus menjaga
dan melestarikan alam. Jika itu dapat dilakukan, hubungan antara manusia dan alam akan
tetap baik dan damai. (INTERPRETASI)
BENCANA BANJIR
Banjir adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Peristiwa ini sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia dan rutin menyapa
beberapa daerah setiap tahunnya. Selain memang karena Indonesia memiliki curah hujan
yang cukup tinggi, tak jarang banjir disebabkan oleh kelalaian dan kecerobohan manusia
seperti yang dialami penduduk Kampung Suka-sukaberikut ini.
Suatu pagi, Pak Toni, yang bertugas mengontrol pintu waduk, pergi memeriksa
waduk seperti biasa. Waktu masih pukul 5 pagi dan hari masih lumayan gelap. Setelah selesai
melakukan pemeriksaan keliling, Pak Toni membuka pintu kecil waduk untuk mengairi
sawah warga. Biasanya Pak Toni membiarkan pintu ini terbuka selama kurang lebih satu jam
sebelum menutupnya kembali. Tiba-tiba, Pak Toni teringat bahwa hari ini pertandingan tinju
favoritnya akan disiarkan secara langsung, pukul setengah tujuh malam waktu Amerigo, yang
berarti setengah tujuh pagi waktu setempat. Bergegas Pak Toni berlari ke rumahnya tanpa
menghiraukan pintu waduk yang masih terbuka. Dua jam kemudian menjelang akhir
pertandingan, hati Pak Toni bahagia karena jagoannya hampir menang; pintu rumahnya
digedor. "Pak Toni!!Pak Toni!" Pak Toni membuka pintu dan melihat wajah beberapa orang
warga yang panik bercampur marah. "Tolong ikut kami sebentar Pak", kata mereka.
"Sawah...", belum selesai mereka menjelaskan, Pak Toni teringat kalau dia belum menutup
pintu waduk. Tanpa menghiraukan kerumunan warga, Pak Toni belari menuju hamparan
sawah warga dan bukan hamparan hijau padi yang dilihatnya, melainkan genangan air
cokelat menutupi seluruh lahan.
Banjir dalam cerita ini tidak seperti banjir besar yang sering kita lihat di televisi
melanda ibukota. Namun, banjir tetaplah banjir. Genangan air yang menutup lahan pertanian
juga dapat dikategorikan sebagai banjir, dan kerugian yang diakibatkannya belum tentu lebih
sedikit daripada banjir di kota. Curah hujan berlebih dan tata kota yang kurang baik bukan
hanya penyebab banjir. Kadang kelalaian manusia bisa mengakibatkan hal yang sebenarnya
bisa dicegah, bebeda dengan kondisi cuaca yang berada di luar kendali manusia.
Jika kita diberi amanat yang besar dan menyangkut hidup orang banyak, maka
sebaiknya kita menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Jangan sampai karena
keinginan pribadi, kepentingan umum yang menjadi korban. Jangan sampai karena nila
setitik, rusak susu sebelanga.
GEMPA BUMI
Ini pengalaman yang tak terlupakan bagiku saat aku masih duduk di bangku kelas 5
SD. Saat itu sekolahku sedang direnovasi, sehingga sekolahku kotor akibat puing-puing
bangunan yang berserakan. Struktur bangunan dan atap belum tersusun rapi,sehingga mudah
terjatuh akibat angin atau getaran.
Pada saat itu aku hendak pergi ke sekolah lebih awal agar aku bisa piket. Sesampainya
di sekolah, aku segera menuju kelas dan menaruh tasku di atas meja. Setelah itu aku
mengangkat bangku ke atas meja dan menyapu lantai. 10 menit kemuadian teman-temanku
mulai berdatangan dan membantuku mengepel lantai dan menyiram kebun yang berada tepat
di depan kelasku. Setelah piket aku dan teman-temanku duduk didepan kelas sambil
mengobrol. Tak lama kemudian aku dan teman-temanku merasakan getaran kecil, lalu lama-
kelamaan menjadi getaran yang cukup besar. Aku, teman-temanku, dan seluruh warga
sekolah berlarian ke tempat yang lebih aman. Aku melihat struktur atap dan pohon-pohon
bergetar sangat kencang. Semua warga sekolah hanya bisa terdiam dan tidak dapat
melakukan apapun.
Aku bersyukur kepada tuhan karena Gempa Bumi tersebut tidak memakan banyak
korban, tetapi gempa bumi tersebut menimbulkan pohon-pohon tumbang dan jatuhnya
material-material bangunan yang ada di sekolahku.
Dari cerita di atas kita dapat simpulkan bahwa kita tidak bisa menentang takdir tuhan,
dan kita harus ikhlas menerima cobaan dari tuhan. Kita juga harus rajin sembahyang agar
terhindar dari musibah-musibah yang tidak kita inginkan.
AKIBAT DARI ULAH MANUSIA
Di sebuah desa, terjadi bencana tanah longsor yang menimpa pemukiman warga
sekitar lereng bukit. Desa tersebut bernama Desa Sukasari, penyebab tanah longsor tersebut
adalah hujan deras yang sudah terjadi selama tiga hari. Banyak warga yang kehilangan sanak
saudara akibat bencana tersebut. (Orientasi)
Bencana tersebut bermula pada tanggal (15 Januari 2015). Terkikisnya tanah di lereng
bukit yang diakibatkan hujan deras merupakan awal dari bencana ini. Pada awalnya, warga
masih merasa aman karena mereka mengira hanya hujan deras biasa. Akan tetapi, hujan
tersebut tidak reda hingga beberapa hari kemudian. Pada pukul 20.00 WIB merupakan awal
terjadinya tanah longsor. Tanah longsor dari bukit tersebut datang tiba-tiba, sehingga warga
sangat panik dan berusaha menyelamatkan diri. Beberapa warga berusaha menyelamatkan
harta benda mereka. Akan tetapi, ada beberapa warga yang tidak bisa menyelamatkan diri
karena mereka tertimbun bersama rumah dan harta benda mereka. Ada seorang anak kecil
yang bernama Noval, ia dapat terselamatkan dari timbunan tanah longsor tersebut. Akan
tetapi, ayah dan ibunya tidak dapat terselamatkan, karena tidak sempat menyelamatkan diri
dari reruntuhan rumahnya. Ia diselamatkan oleh tim sar dan kemudian dititipkan ke panti
asuhan, dan disitulah dia menjalani hidup dengan keluarga barunya di panti.
Akibat dari bencana tersebut menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Tanah
longsor dapat terjadi karena ulah dan kelalaian warga itu sendiri. Akibat ulah manusia, hutan
yang tadinya tempat penampungan air hujan menjadi gundul dan tidak berfungsi lagi. Karena
manusia yang malas menyebabkan kegiatan reboisasi tidak pernah terjadi. Akibat
penebangan pohon secara liar dan tidak diimbangi penanaman pohon kembali, menyebabkan
hutan tersebut gundul. Ketidak sadaran penduduk bahwa penebangan hutan yang mereka
lakukan selama ini dapat menyebabkan banjir. (Insiden)
Warga Desa Sukasari tidak dapat berbuat apa-apa ketika bencana itu menimpa
mereka. Mereka hanya bisa mengikhlaskan apa yang sudah terjadi pada mereka. Peristiwa
yang dialami Noval yang kehilangan keluarganya membuat warga desa menjadi sadar akan
pentingnya menjaga alam ini. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan melestarikan alam
yang telah Tuhan berikan kepada kita, agar tidak terjadi bencana yang dapat merugikan diri
kita dan orang lain. (Interpretasi)
KECEROBOHANKU
Abstrak
Aku memiliki pengalaman jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu.
Orientasi
Ketika itu saya masih SMP, pada suatu sore saat sedang membersihkan kamar, keponakanku
yang bernama Suci berkunjung ke rumahku untuk minta diantar les di rumah gurunya.
Insiden
Ketika itu sudah hampir mendekati adzan magrib, sebenarnya orang tua saya sedikit
melarang untuk langsung pergi, ibu saya menyuruh pergi setelah selasai adzan saja. Tetapi
karena Suci terlihat terburu-buru saya pun tetap akan menemani dan mengantarkannya. Di
jalan tiba-tiba handphone saya berbunyi, dan sepertinya itu tanda jika ada sms masuk di
handphone saya. Lalu saya pun mencoba mengambil handphone di saku celana kemudian
saya membuka sms yang telah masuk, dan saya juga berniat untuk membalas pesan itu. Jujur
saat itu saya mengendarai motor dalam keadaan tergesa-gesa dan mengunakan kecepatan
yang lumayan tinggi, kemudian dari arah depan ada sebuah motor ingin putar balik arah
tetapi tanpa menyalakan lampu retingnya. Saya pun gugup karena tidak bisa mengontrol
danmenguasai kecepatan akhirnya pun menabrak pengendara motor yang sedang putar balik
arah tadi, aku dan Suci pun terjatuh dan terlempar dari motor. Suci keponakan saya
mengalamani luka pada bagian siku dan kakinya, sedangkan saya mengalami luka pada lutut
sebelah kanan dan untungnya saya tidak mengalami luka yang parah. Motor yang saya
kendarai pun rusak parah, ketika itu polisi yang kebetulan ada di sekitar jalan itu langsung
datang menghampiri saya, untuk menolong dan mengurus kasus kecelakaan tersebut.
Interprestasi
Dari kejadian tersebut saya menjadi tahu bahwa doa restu dan nasihat dari orang tua
sangatlah penting, jika saya menuruti perkataan orang tua saya tadi pasti hal seperti ini tidak
akian terjadi, selain itu saya menjadi mengerti bahwa kehati-khatian dan ketertiban di jalan
memang jelas sangat perlu diperhatikan karena kita bagai sedang bertarung nyawa jika ada di
jalanan. Serta kelengkapan pengaman mulai dari helm, dan surat-surat penting seperti STNK,
SIM juga harus diperhatikan saat sedang mengendarai kendaraan di jalan. Dan jika sedang
mengendarai kendaraan sebaiknya tidak perlu sambil memegang handphone, kecuali jika itu
dalam keadaan yang sangat mendesak lebih baik kita berhenti sejenak di pinggir jalan untuk
membuka handphone.
Koda
Sejak kejadian itu menimpa saya, saya menjadi semakin berhati-hati dalam mengendarai
kendaraan. Selain itu juga semakin memerhatikan peraturan di lalu lintas, dan mematuhi kata-
kata orang tua saya. Karena ridha Allah adalah ridha orang tua (pula)
PENCURIAN
Sabtu sore, aku pulang dari lapangan Tenis Indoor FIK. Aku baru saja menghadiri
Monitoring dan Evaluasi di sana. Sampai kos sudah maghrib, aku langsung mandi.
Setelah mandi, aku solat maghrib, lalu aku istirahat sebentar di kamar. Di kamar, aku
mengobrol dengan Hala. Tak terasa, waktu cepat berlalu. Jam 24.00 WIB teman sekamarku
pulang, Mbak Devi namanya. Kami mengobrol sampai pukul 1.00 WIB.
Minggu pagi, aku dan Devi bangun di pagi yang kacau. Kami kemalingan. Dua laptop, dua
handphone, satu modem, dan tasku hilang. Seseorang telah mencurinya semalam.
Diperkirakan antara pukul 1.00 sampai pukul 3.00. Sebab, teman sebelah kamarku bangun
pukul 3.00 dan tahu bahwa pintu kamarku terbuka. Tapi, ia juga belum tahu kalau kami baru
saja kehilangan beberapa barang penting. Aku bertanya pada Devi, apakah ia belum
mengunci kamar ketika tidur, ternyata Devi lupa tidak mengunci kamar kami.
Setelah itu, aku dan Devi langsung lapor ke Bapak Kos, kami disuruh untuk lapor ke
kepolisian. Pagi itu, kami langsung ke Polsek Gunung Pati, pukul 08.00 kami tiba, membuat
keterangan, surat kehilangan dan menyerahkan barang bukti berupa tas yang ditnggalSi
Pencuri di Jemuran. Jam 10.00 WIB polisi datang ke kos untuk melihat dan menyelidiki
kasus ini. Meski polisi juga belum bias menemukan pelakunya. Kami betul-betul tidak
menyangka kejadian seperti ini menimpa kami.
Kejadian ini adalah peringatan besar untuk kami. Sejak itu, saya dan Devi terus waspada.
Aku telah memasang gembok di pintu belakang. Dan kamarku selalu dikunci meski kami
hanya keluar sebentar.
Barang-barang itu bisa kembali Alhamdulillah, tapi kami juga tidak menaruh harapan terlalu
banyak. Aku dan Devi masih sehat dan selamat juga sudah bagus. Aku berjanji, akan terus
waspada, berhati-hati dalam menjalankan aktivitas- aktivitas di hari berikutnya.
ORANG TAK DIKENAL
Sebuah peristiwa yang membuat saya sadar, bahwa mentaati peraturan merupakan
suatu keharusan. Hampir setiap bulan, saya menyempatkan diri untuk pulang ke Demak,
mengingat disanalah tempat saya dilahirkan. Sekarang ini saya tinggal di Semarang, tepatnya
saya tinggal di kos-kosan.
Saya kuliah di UNDIP dan jarak rumah saya dengan kampus sangat lah jauh, jadi saya
memutuskan untuk ngekos di sekitar kampus tersebut. Saya tinggal dengan adik saya yang
juga bersekolah di salah satu SMA di Semarang.
Ketika itu saya berangkat dari kosan sekitar pukul 08.00 pagi dan kemungkinan akan
kembali lagi ke Semarang seminggu setelahnya. Saya pulang dengan menggunakan sepeda
motor.
Ketika diperjalanan saya sangat mengantuk, karena sehari sebelumnya saya tidak tidur
karena ada tugas dari dosen yang harus saya kerjakan. Dengan kondisi tersebut saya menjadi
tidak fokus dalam mengendarai sepeda motor.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan, saya kemudian menyuruh adik saya
untuk bertukar posisi untuk mengendarai sepeda motor. Akan tetapi adik saya belum bisa
mengendarai sepeda motor dan belum mempunyai SIM karena masih berumur 16 tahun.
Aku sempat berpesan kepadanya untuk tidak mengebut atau melanggar rambu-rambu
lalu lintas dan kalau ada operasi zebra berhenti saja tidak usah panik. Setelah seperempat
perjalanan, saya melihat tidak ada operasi zebra dan adik saya terlihat menikmati perjalanan
tersebut.
Kemudian saya putuskan untuk beristirahat sebentar. Tak lama berselang, tiba-tiba
motor kami oleng dan kemudian terjatuh. Gimana kok bisa jatuh sih ? saya bertanya ke
adik saya. Itu kak, didepan ada operasi zebra, jadi saya langsung banting stir ke kiri, eh
taunya ada selokan. Jawabnya. Kan kakak sudah bilang, jangan panik.
Akhirnya motor yang kami kendarai masuk keselokan, beruntung ada warga yang
mau membantu kami untuk mengeluarkan motor tersebut dari selokan. Dari kejadian
tersebut, saya sadar akan pentingnya mentaati peraturan lalu lintas. Terimakasih Tuhan,
karena Engkau masih memberi kami keselamatan.
PERTAMA KALI KENA TILANG
Struktur Orientasi
Berawal ketika aku ingin membuat surat ijin mengemudi pertamaku, aku pergi dari
tempat daerah asalku menuju ke kota yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan
menggunakan motor. Waktu itu aku pergi dengan ayahku dengan menggunakan 2 motor.
Ayahku sudah mempunyai surat ijin mengemudi, sedangkan aku belum. Tetapi beruntung
walaupun aku belum mempunyai surat ijin mengemudi, selama mengendarai motor aku tidak
pernah terkena razia tilang polisi.
Struktur Insiden
Disaat perjalanan ke kota tinggal sekitar 30 menit aku sempat kaget dikarenakan
banyak motor yang berhenti di tengah jalan, aku sudah menduga sebelumnya bahwa itu
adalah razia tilang polisi. Dengan berani dan yakin aku hendak melewati tilangan itu, tetapi
sayang sekali motor yang ada di depanku berhenti sehingga terpaksa membuat laju motorku
juga berhenti. Akhirnya akupun diperiksa oleh polisi. Sebenarnya ayahku bisa terus lanjut
dikarenakan tidak diberhentikan oleh polisi, tetapi karena aku berhenti ayahku juga ikut
berhenti. Kemudian surat kendaraan yang aku kendarai diperiksa, dan saat pemeriksaan surat
ijin mengemudi, aku mati kutu dikarenakan belum memilikinya. Akupun memberitahu
kepada polisi bahwa tujuan kami akan membuat surat ijin mengemudi, tetapi hal itu tidak
mendapat toleransi dari polisi sehingga akupun terpaksa terkena tilang, dimana tilangan ini
merupakan kali pertama bagiku.
Struktur Interpretasi
Dengan pengalaman pribadi ini aku belajar bahwa kita harus mematuhi segala aturan
berkendara terutama masalah surat ijin mengemudi yang sering tidak terlalu dipedulikan.
Karena semua itu juga kembali ke kita masing-masing. Karena apabila kita nekat
mengendarai motor tanpa perlengkapan surat ijin mengemudi, kita akan terkena akibatnya,
salah satunya yaitu terkena tilang.
Ibu Suhar dan Toko Kasurnya
Sebaiknya sebelum membuang puntung rokok yang sudah tidak bisa dipakai, matikan
api terlebih dahulu, dan buanglah ke tempat sampah yang sudah disediakan. Kita harus
menyediakan barang bertolongan pertama agar tidak memperparah kecelakaan.
Nama : Bima Arga
No : 09
Kelas : IX B
Nama : Bima Arga
No : 09
Kelas : IX B