Potensi Pengembangan Industri Komoditas Kacang Tanah
Potensi Pengembangan Industri Komoditas Kacang Tanah
KACANG TANAH
Disusun Oleh :
2013
I. PENDAHULUAN
Kacang tanah merupakan tumbuhan yang dapat hidup dalam iklim tropis
dan subtropis. Indonesia sebagai Negara beriklim tropis menjadi area yang sangat
cocok sebagai tempat tumbuh kacang tanah. Dengan iklim yang mendukung
tumbuhnya kacang tanah, Indonesia menjadi salah satu Negara yang menjadi
produsen terbesar kacang tanah pada tahun 2010 menurut data FAO dengan
menempati urutan ke tujuh. Komoditas kacang tanah mempunyai arti yang
strategis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai
bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kacang tanah
banyak digunakan sebagai bahan baku olahan makanan. Selain itu kacang tanah
juga di ekspor ke luar negeri.
Pengembangan komoditas kacang di Indonesia sebagian besar hanya
diolah sebagai bahan makanan. Padahal kacang memiliki kandungan lain yang
sangat potensial untuk dikembangkan selain hanya sebagai bahan makanan.
Kenyataanya, kacang tanah juga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan
diantaranya membantu dalam mengontrol gula darah, membantu mencegah batu
empedu, membantu mengatasi depresi, meningkatkan kekuatan ingatan,
menurunkan kolesterol, dan menurunkan resiko penyakit kanker. Selain untuk
dikonsumsi, kacang tanah juga dapat dimanfaatkan daunnya untuk pakan ternak.
Oleh karena itu diperlukan analisis dan identifikasi terhadap komoditas kacang
tanah agar potensi yang dimanfaatkan dapat optimal.
1.2. Tujuan
Menganalisis dan mengidentifikasi komoditas kacang tanah, baik
penyebarannya, produksinya, komposisi kimia yang terkandung di dalam kacang
tanah agar kacang tanah dapat dikembangkan dan diambil manfaatnya lebih
optimal.
II. PEMBAHASAN
2.2. Data Produksi komoditas, Ekspor Impor, Luas & sebaran area produksi
(2001-2012).
Data komoditas kacang tanah mulai tahun 2001-2011 didapatkan dari BPS
dan disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel Luas Panen, Produktivitas, Dan Produksi Kacang Tanah Nasional 2006-
2011
Tahun Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton)
2006 706.753 11.86 838.096
2007 660.480 11.95 789.089
2008 633.922 12.15 770.054
2009 622.616 12.49 777.888
2010 620.563 12.56 779.228
2011 539.459 12.81 691.289
Kerusakan kacang tanah dapat disebabkan oleh faktor biotis, yaitu dengan
adanya aktivitas mikroba atau jasad renik yang hidup pada kacang tanah. Kacang
tanah setelah dipanen memiliki kadar air yang tinggi. Hal ini menyebabkan
kerusakan kacang tanah disebabkan oleh jamur yang menghasilkan aflatoksin. Hal
terakhir ini penting sekali karena kadar air yang tinggi memudahkan perubahan
biokimia dan kimiawi dalam kacang serta pertumbuhan mikroorganisme,
serangga dan rayap selama penyimpanan. Perubahan biokimia yang paling
penting selama penyimpanan adalah respirasi. Biji-bijian adalah organisme
yang masih hidup, oleh karena itu masih melakukan respirasi. Proses ini
mengakibatkan metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan
karbondioksida, air, dan panas. Suhu yang lebih tinggi (sampai batas suhu
hilangnya aktivitas enzim) cenderung menaikkan pernafasan, demikian pula yang
terjadi dengan kenaikan kadar air. Air dan panas yang ditimbulkan oleh
pernafasan akan menstimulir tumbuhnya mikroorganisme dan hama disamping
menaikkan laju pernafasan. Oleh karena itu, sebelum penyimpanan kadar air
dalam kacang tanah perlu dikurangi hingga mencapai 10-12%
Mutu kacang tanah diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu mutu I, mutu II, dan
Mutu III. Syarat Mutu dibagi menjadi 2, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat
umum meliputi bebas hama penyakit, bebas bau busuk, asam, apek dan bau asing
lainnya, bebas dari bahan kimia seperti : insektisida dan fungisida, serta memiliki
suhu normal. Syarat khusus diterangkan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Spesifikasi persyaratan mutu kacang tanah biji (wose)
Persyaratan umum
No. Jenis uji Satuan
I II III
1 Kadar air (%) Maks. 6 Maks. 7 Maks. 8
2 Butir rusak (%) Maks. 0 Maks. 1 Maks. 2
3 Butir belah (%) Maks. 1 Maks. 5 Maks. 10
4 Butir warna lain (%) Maks. 0 Maks. 2 Maks. 3
5 Butir keriput (%) Maks. 0 Maks. 2 Maks. 4
6 Kotoran (%) Maks. 0 Maks. 0,5 Maks. 3
7 Diameter (mm) Min. 8 Min. 7 Min. 6
Tabel 2. Spesifikasi persyaratan mutu kacang tanah polong (gelondong)
Persyaratan umum
No. Jenis uji Satuan
I II III
1 Kadar air (%) Maks. 8 Maks. 9 Maks. 9
2 Kotoran (%) Maks. 1 Maks. 2 Maks. 3
3 Polong keriput (%) Maks. 2 Maks. 3 Maks. 4
4 Polong rusak (%) Maks. 0,5 Maks. 1 Maks. 2
5 Polong berbiji satu (%) Maks. 3 Maks. 4 Maks. 5
6 Rendemen (%) Min. 65 Min. 62,5 Min. 60
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K.
Kandungan protein dalam kacang tanah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan
kacang soya. Kandungan serat yang tinggi pada kacang tanah sangat baik untuk
kelancaran fungsi usus. Kacang tanah dikenal sebagai lemak baik yang
menurunkan risiko penyakit jantung dengan cara menurunkan kolesterol jahat
(LDL) dalam tubuh, karena kandungan resveratrol. Kacang tanah mengandung
folat niasin, mangan, protein, serta vitamin E yang melimpah, maka kacang tanah
sangat bermanfaat untuk kelancaran fungsi tubuh.Kacang tanah banyak sekali
mengandung kalsium dan vitamin D, yang bisa membantu menjaga kesehatan
tulang dan gigi, dan dalam jangka panjang mencegah serangan osteoporosis.
Penelitian yang dilaksanakan oleh publikasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia kacang tanah mengandung energi sebesar 525 kilokalori,
protein 27,9 gram, karbohidrat 17,4 gram, lemak 42,7 gram, kalsium 315
miligram, fosfor 456 miligram, dan zat besi 5,7 miligram. Selain itu di dalam
Kacang Tanah juga terkandung vitamin A sebanyak 0 SI, vitamin B1 0,44
miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan
penelitian terhadap 100 gram Kacang Tanah, dengan jumlah yang dapat dimakan
sebanyak 100 %. Secara lengkap tabel kandungan gizi kacang tanah dalam tabel
berikut.
Tabel Kandungan Gizi Kacang Tanah
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Melihat data ekspor dan impor yang bersumber dari BPS yang terus
mengimpor kacang tanah, pemerintah seharusnya mulai bersungguh-sungguh
untuk mewujudkan swasembada kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 01-3921-1995
http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php