Anda di halaman 1dari 27

Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Alat Suction Pump

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional (Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah penggunaan alat penghisap lendir atau sekret yang berada di jalan
nafas maupun dalam rongga tubuh lain

Tujuan Penggunaan alat suction dengan benar, yaitu dimaksudkan untuk


mengurangi lendir maupun cairan (darah, serosa atau produk cairan lain)
yang dapat menyebabkan penyumbatan atau mengganggu hemostasis
tubuh

Kebijakan 1. Prinsip Aseptik (bebas hama) penggunaan suction


2. Prinsip Atraumatik (tidak menimbulkan luka) penggunaan suction
3. Prinsip Efektif (dapat menghisap lendir seefektif mungkin)
penggunaan suction

Prosedur Persiapan Alat:


1. Mesin suction lengkap
2. Suction Catheter sesuai kebutuhan no. 10-14
3. Sarung tangan atau pinset
4. Kom atau botol berisi air bersih + cairan desinfektan (savlon)

Persiapan pasien:
1. Beritahu maksud dan tujuan tindakan
2. Membuat rasa aman dan nyaman

Cara Kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Pastikan mesin suction bekerja dengan baik
3. Sediakan air bersih/aqua untuk membersihkan selang
4. Hubungkan kabel listrik suction dengan aliran listrik
5. Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan mesin suction
6. Hubungkan selang penghisap lendir dengan mesin suction
7. Posisikan pasien
8. Mulai menghisap lendir melalui mulut dan hidung sampai lendir
(atau sekret lain) habis, selama 10-15 detik
9. Perhatikan Keadaan Umum (KU) dan pernapasan pasien
10. Setelah selesai menggunakan mesin suction, alat suction dimatikan
dengan menekan tombol power ke arah OFF dan letakkan selang di
tempatnya
11. Cabut kabel listrik suction
12. Bersihkan selang dan tempat tampungan sekret pada mesin suction
13. Alat-alat dirapikan
14. Pasien dirapikan
15. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Alat Nebulizer

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah penggunaan alat nebulizer pada pasien dengan indikasi
Tujuan Menggunakan alat nebulizer dengan benar, sesuai dengan fungsinya yaitu
memberikan obat per inhalasi, sesuai indikasi

Kebijakan 1. Pemberian obat per inhalasi pada pasien dengan indikasi tertentu,
dengan memperhatikan prinsip keamanan dan kecepatan
2. Pemberian obat per inhalasi secara efektif

Prosedur Persiapan Alat:


1. Alat nebulizer lengkap
2. Ukuran masker yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Obat sesuai instruksi dokter

Persiapan pasien:
1. Beritahu maksud dan tujuan tindakan
2. Membuat rasa aman dan nyaman

Cara Kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Periksa kelengkapan alat nebulizer dan cek apakah alat dapat berfungsi
dengan baik
3. Masukkan obat yang akan digunakan ke dalam cup obat, kemudian
tutup dan sambungkan dengan masker nebulizer
4. Hubungkan kabel nebulizer pada aliran listrik
5. Pasangkan masker pada pasien
6. Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan
7. Anjurkan pasien untuk menghirup uap dengan nafas dalam lewat
hidung
8. Setelah selesai, matikan alat, cabut kabel listrik alat nebulizer
9. Alat nebulizer dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula
10.Perawat mencuci tangan
Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center
Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Alat Sterilisasi

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./.... 1 dari 1 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah menggunakan alat sterilisasi untuk mensterilkan alat
logam/instrumen dan alat-alat tenun dengan sebagaimana mestinya

Tujuan Menggunakan alat sterilisasi dengan benar yang dimaksudkan untuk


mensterilkan alat logam/instrumen dan alat-alat tenun

Kebijakan Alat-alat logam/instrumen dan alat tenun akan dikondisikan dalam


keadaan steril sehingga alat-alat logam/instrumen dan alat-alat tenun
tersebut siap pakai

Prosedur 1. Bersihkan dan keringkan alat yang akan disterilisasi


2. Pisahkan alat logam/instrumen dan alat-alat tenun/doek
3. Alat logam dibungkus dengan kain
4. Alat tenun/doek diletakkan di bagian atas dan alat logam di bagian
bawah
5. Tutup pintu alat sterilisasi, kemudian tekan tombol ON/OFF
6. Sterilisator akan mati secara otomatis setelah alat steril

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Oksigen dengan Kanula

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah menggunakan oksigen dengan kanula karena indikasi tertentu

Tujuan Menggunakan oksigen dengan kanula secara benar, sesuai dengan indikasi
yang tepat

Kebijakan 1. Prinsip pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan oksigen pasien


2. Prinsip pemberian oksigen dengan cara yang benar dan aman

Prosedur Persiapan Alat:


1. Tabung O2 + Humidifier
2. Slang O2
3. Plester + Gunting
4. Aquadest

Persiapan Pasien:
1. Beritahu maksud dan tujuan tindakan
2. Membuat rasa aman dan nyaman

Cara kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Pastikan tabung Oksigen dan humidifier tidak dalam keadaan kosong
3. Sediakan selang Oksigen dan sambungkan dengan tabung oksigen
4. Alirkan Oksigen dengan cara memutar spuyer pada tabung flowmeter
ke arah ON
5. Lakukan tes apakah Oksigen telah keluar dengan cara mendekatkan
ujung selang pada punggung tangan
6. Setelah Oksigen keluar, atur volume Oksigen sesuai kebutuhan
dengan melihat tingginya bola air raksa pada tabung kaca flowmeter,
lalu hubungkan selang Oksigen pada kanula yang dipasang pada
hidung pasien kemudian difiksasi
7. Perhatikan keadaan umum dan pernapasan pasien
8. Catat tanggal pemakaian, jumlah Oksigen sisa yang ada pada form
monitoring pemakaian Oksigen
9. Matikan Oksigen bila telah selesai digunakan
10. Rapikan alat-alat
11. Perawat cuci tangan

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center


Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Alat Elektro-Kardiografi

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 3 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah menggunakan alat Elektrokardiografi (EKG) dengan benar

Tujuan Menggunakan alat EKG dengan benar, dimaksudkan untuk membantu


penegakan diagnosis dan pemilihan terapi yang tepat

Kebijakan 1. Penggunaan alat EKG dengan benar sebagai penunjang penegakan


diagnosis
2. Penggunaan alat EKG dengan benar sebagai penunjang pemilihan
terapi yang tepat
3. Penggunaan alat EKG dengan benar sebagai salah satu cara evaluasi
keberhasilan terapi

Prosedur Persiapan Alat:


1. Alat Elektrokardiografi (EKG)
2. Elektroda-elektroda EKG
3. Kapas Alkohol
4. Jelly
5. Tissue

Persiapan Pasien:
1. Beritahu maksud dan tujuan tindakan
2. Membuat rasa aman dan nyaman
Cara Kerja:
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasang Kabel EKG pada aliran listrik
3. Meminta pasien dengan sopan untuk membuka baju dan melepas
benda logam yang melekat di tubuh pasien
4. Pasien dipersilahkan berbaring di tempat tidur tanpa bantal
5. Oleskan alkohol secukupnya pada daerah yang akan dipasang
sandapan, baik area ekstremitas maupun area pre cordial
6. Oleskan jelly pada elektroda-elektroda EKG
7. Pasang sandapan ekstremitas lengan kanan (kabel merah), lengan kiri
(kabel kuning), pergelangan kaki kiri (kabel hijau), pergelangan kaki
kanan (kabel hitam)
8. Pasang sandapan pre cordial pada lokasi berikut:
V1: celah intercostal IV garis parasternal kanan
V2: celah intercostal IV garis parasternal kiri
V3: antara/pertengahan V2 dan V4
V4: celah intercostal V garis mid clavicula
V5: sejajar dengan V4 garis aksila depan
V6: sejajar dengan V4 garis aksila media
9. Memberitahu pasien agar dalam keadaan tenang untuk sementara
waktu saat dilakukan perekaman dan tidak menggerakkan badan
10. Menyalakan mesin EKG, cek kalibrasinya, tekan tombol Start dan
tunggu alat EKG bekerja
11. Setelah selesai merekam 12 lead, matikan alat EKG
12. Melepas alat sandapan yang melekat pada tubuh pasien
13. Bersihkan jelly pada tubuh pasien dengan tissue
14. Lepas kabel EKG dari aliran listrik
15. Alat-alat EKG dirapikan
16. Alat EKG dikembalikan di tempat semula
17. Catat identitas pasien dengan lengkap, usia, tanggal dan jam
pelaksanaan EKG pada Rekaman EKG
18. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center


Standar Prosedur Operasional

Pemeliharaan Alat Elektrokardiografi (EKG)

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 1 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah pemeliharaan alat Elektrokardiografi agar berfungsi sebagaimana
mestinya

Tujuan 1. Menjaga kondisi peralatan EKG tetap sesuai dengan standar


2. Menjaga kondisi peralatan EKG agar siap pakai

Kebijakan 1. Mengkondisikan peralatan EKG agar dalam keadaan sesuai dengan


standar
2. Mengkondisikan alat EKG agar dalam keadaan siap pakai

Prosedur 1. Bersihkan elektroda-elektroda dari penjepit kaki dan tangan dengan


lap, kemudian dibersihkan dengan kapas alkohol
2. Setelah dibersihkan kabel elektroda digantungkan dengan baik (cegah
agar tidak tertekuk)
3. Atur dengan baik penjepit dan hitung jumlahnya
4. Bersihkan alat EKG dengan lap kering
5. Setelah selesai tutup dengan kain dan kembalikan alat EKG ke tempat
semula
6. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Ambu Bag

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah suatu alat yang digunakan untuk memberikan nafas buatan secara
manual pada pasien dengan henti nafas.

Tujuan Untuk mengembalikan fungsi pernafasan yang terganggu guna


kelangsungan hidup.
Kebijakan 1. Penggunaan alat Ambu Bag dalam keadaan darurat untuk life saving
2. Mengkondisikan alat Ambu Bag agar dalam keadaan baik dan siap
pakai

Prosedur 1. Pasien ditidurkan terlentang.


2. Posisi penolong berada diatas kepala pasien.
3. Angkat leher bagian belakang pasien agar kepala tengadah atau
posisinya ekstensi. Posisi ini dipertahankan dengan mengganjal bahu
dengan guling.
4. Bebaskan jalan nafas dari segala benda yang menyumbat dan bila perlu
hisap lendir.
5. Sambungkan slang Oksigen ke Ambu Bag.
6. Alirkan Oksigen ke dalam Ambu Bag sebesar 10 12 liter/menit.
7. Letakkan masker pada muka sehingga menutupi mulut dan hidung,
ujung yang membulat terletak di depan, sedangkan yang meruncing
berada di hidung.
8. Pergunakan satu tangan untuk menjaga posisi masker, menekan masker
dengan ketat pada muka dengan ibu jari menekan masker pada dekat
sambungan masker dengan Ambu Bag dan jari telunjuk menekan
bagian masker yang berada di atas mulut, sedangkan tiga jari yang lain
menekan rahang bawah saambil menarik rahang bawah ke depan.
9. Pompa Ambu Bag sesuai dengan frekwensi pernafasan, yaitu 16 -20
kali/menit.
10. Bila pasien tidak mampu bernafas spontan dan diperkirakan akan
memakan waktu yang cukup lama,maka harus diputuskan untuk
mengirim pasien ke tempat yang mempunyai peralatan ventilator.
Rujuk pasien setelah kondisinya stabil dan selama itu sampai di tempat
dengan fasilitas ventilator, penggunaan ambubag terus dilakukan
dengan pemasangan pipa endotrakeal.

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center


Standar Prosedur Operasional

Penggunaan Alat Tensimeter

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah alat untuk mengukur tekanan darah

Tujuan Adalah untuk mengetahui tekanan darah pasien

Kebijakan 1. Pengukuran tekanan darah sebagai salah satu tanda vital


2. Mengkondisikan alat Tensimeter agar dalam keadaan baik dan siap
pakai

Prosedur 1. Persiapan alat tensimeter, stetoskop


2. Kaji riwayat pasien
3. Pasien dalam keadaan duduk dengan kedua kaki menapak di lantai,
lengan sejajar dengan jantung
4. Pasang manset di atas arteri brakhialis (tanda putih pada manset
diletakkan tepat di atas arteri brakhialis) pada lengan atas kira-kira 3
cm di atas siku
5. Tutup sekrup balon karet, pompa balon sampai 20 mmHg setelah
nadi hilang.
6. Buka balon pelan-pelan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik
sambil perhatikan manometer, titik yang tercapai pada waktu nadi
pertama muncul disebut dengan sistolik palpatoar.
7. Turunkan air raksa sampai nol
8. Letakkan diafragma stetoskop tepat diatas arteri brakhialis dengan
bagian corong tertutup
9. Tutup sekrup balon karet kemudian pompa balon sampai air raksa
naik kurang lebih 20-30 mm Hg diatas sistolik palpatoar
10. Buka sekrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3mmHg per
detik. Perhatikan manometer titik yang tercapai pada waktu suara
pertama terdengar angka ini sebagai tekanan sistolik.
Perhatikan angka yang dicapai pada saat terdengar suara keras yang
terakhir, angka ini sebagai tekanan diastolik, bila hasilnya meragukan
bisa diulang,tunggu sampai 30 menit.
11. Menurunkan air raksa sampai nol dan mengunci reservoir.
12. Melepas manset dari tangan pasien. Mengeluarkan sisa udara yang
masih tertinggal di dalam manset, menggulung manset, memasukkan
ke dalam tempatnya.
13. Merapikan pasien dan mencatat hasil dalam catatan perawat.

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Sterilisasi Ruangan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
./. 1 dari 2 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah proses mensterilkan ruangan dengan menggunakan sinar ultra
violet sehingga terbebas dari kuman penyakit.

Tujuan 1. Membuat ruangan bebas dari kuman penyakit


2. Meminimalkan angka kejadian infeksi nosokomial

Kebijakan 1. Mengkondisikan ruangan agar dalam keadaan steril


2. Pengoperasian alat sterilisasi ruangan dengan benar
Prosedur Persiapan Alat:
1. Alat Sterilisasi (Lampu UV)
2. Kabel konektor
3. Kacamata UV

Persiapan Ruangan:
1. Bersihkan ruangan yang akan disteril
2. Rapikan peralatan yang ada di dalam ruangan
3. Kosongkan bagian tengah ruangan
4. Tutup rapat ruangan

Cara Kerja:
1. Tempatkan lampu UV di tengah ruangan
2. Sambungkan kabel Power dengan kabel konektor
3. Sambungkan kabel konektor dengan sumber listrik
4. Buka Penutup lampu UV dan rentangkan lampu UV 180
5. Atur waktu untuk mensterilkan dengan memutar timer selama 60
menit
6. Pakai kacamata UV
7. posisikan tombol power ON
8. Petugas keluar ruangan
9. Tutup pintu ruangan

Setelah 60 menit :
1. Petugas masuk ruangan dengan kacamata UV setelah lampu UV
padam
2. Posisikan tombol power OFF
3. Lepaskan kabel konektor dari sumber listrik
4. Lepaskan kabel konektor dari kabel power
5. Lipat lampu UV kedalam box, tutup dan kunci
6. Keluarkan lampu UV dari ruangan
7. Tutup pintu ruangan
8. Kembalikan UV pada tempatnya
Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Praktik Kebersihan Tangan

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 3 halaman
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC
Prosedur
Operasional (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah praktek membersihkan tangan, meliputi mencuci tangan dengan air
bersih mengalir dan sabun antiseptic dengan larutan antiseptic berbahan
dasar alkohol
Tujuan 1. Menjaga kebersihan tangan perorangan
2. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui kontak tangan
3. Secara khusus menghilangkan kotoran dan debris secara mekanis
dari permukaan kulit tangan
Kebijakan 1. Praktik kebersihan tangan secara tepat dan benar oleh seluruh
karyawan/pegawai merupakan kunci pencegahan dan pengendalian
infeksi menuju pelayanan yang aman bagi pasien, petugas dan
lingkungan
2. Praktik kebersihan tangan terdiri atas mencuci tangan
menggunakan air bersih mengalir dan sabun antiseptik maupun
menggunakan larutan antiseptik berbahan dasar alkohol
3. Petugas tidak diperkenankan memelihara kuku panjang,
menggunakan cat kuku, memakai perhiasan tangan ( cincin, gelang
) selama bertugas di GMC Health Center karena akan mengurangi
efektivitas praktik kebersihan tangan. Jam tangan diperkenanankan
pada posisi pemakaian di atas pergelangan tangan
4. Lima saat kebersihan tangan wajib dilaksanakan di GMC Health
Center yaitu sebelum kontak pasien, sebelum tindakan aseptik,
setelah kontak cairan tubuh, setelah kontak pasien dan setelah
kontak lingkungan sekitar pasien. Sebelum dan setelah pemakaian
sarung tangan juga wajib melaksanakan kebersihan tangan
5. Praktik kebersihan tangan berupa mencuci tangan dengan air bersih
mengalir dan sabun antiseptik dilakukan apabila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh dan setelah 6 kali berturut-turut
6. Sabun antiseptik berbentuk batangan tidak direkomendasikan
Prosedur A. Mencuci tangan dengan air mengalir :
1. Petugas membasahi kedua tangan dengan air bersih
mengalir
2. Petugas mengambil sabun antiseptic cair secukupnya
sampai dengan memenuhi cekungan telapak tangan
3. Petugas meratakan sabun antiseptic dengan kedua telapak
tangan
4. Petugas menggosok punggung dan sela-sela jari tnagan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
5. Petugas menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
tangan
6. Petugas menggosok punggung jari tangan kanan pada
telapak tangan kiri dengan jari sisi dalam kedua tangan
saling mengunci
7. Petugas menggosok berputar ibu jari tangan kiri dalam
genggaman tangan kanan dan sebaliknya
8. Petugas menggosok berputar ujung jari dan kuku tangan
kanan di telapak tangan kiri dimulai dari sisi kelingking dan
sebaliknya
9. Petugas membilas kedua tangan dengan air mengalir
sampai semua sabun antiseptic bersih
10. Petugas mengeringkan kedua tangan dengan towel tissue
atau handuk sekali pakai sampai benar-benar kering
11. Petugas menggunakan tissue pengering tersebut untuk
menutup kran dan membuangnya dalam tempat sampah
domestic
12. Petugas menyelesaikan seluruh langkah mencuci tangan
dalam waktu 40 60 detik

B. Mencuci tangan dengan Larutan antiseptik berbahan dasar alcohol


1. Petugas mengambil larutan antiseptik berbasis alcohol
secukupnya sampai dengan memenuhi cekungan telapak
tangan
2. Petugas meratakan antiseptik dengan kedua telapak tangan
3. Petugas menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya
4. Petugas menggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5. Petugas menggosok punggung jari tangan kanan pada
telapak tangan kiri dengan jari sisi dalam kedua tangan
saling mengunci
6. Petugas menggosok berputar ibu jari tangan kiri dalam
genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7. Petugas menyelesaikan seluruh langkah alcuta/handrub
sampai tangan kering dalam waktu 20-30 detik
Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Elektro Fulgurasi (EF)

No.Dokumen No.Revisi Halaman


./. 1 dari 2 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional
(Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Elektro fulgurasi adalah salah satu tindakan bedah yang menggunakan alat
bedah listrik untuk menghasilkan destruksi jaringan yang selektif.
Tujuan Terapi

Kebijakan Dilakukan untuk lesi-lesi kecil di kulit dan terletak superfisial, misalnya
(Indikasi) keratosis seboroik, veruka vulgaris, xanthelasma, granuloma piogenik,
syringoma.
Kontraindikasi 1. Penderita yang menggunakan alat elektronik misal alat pacu jantung
(cardiac pacer)
2. Penderita yang berbakat keloid.
3. Hamil trimester I dan III.
4. Alergi lidocain

Prosedur Persiapan
1. Petugas : 1 orang Dokter (Operator)
1 orang perawar (asisten)
2. Perlengkapan :
1. 1 unit alat bedah listrik (couter)
2. Lidocain 1 %
3. Spuit
4. Sofratule
5. Betadine
6. Kassa plester/hypafix
7. Minor set
Cara Kerja
1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan.
2. Pasien mengisi inform consent untuk dilakukannya tindakan
tersebut
3. Atur posisi pasien.
4. Petugas cuci tangan dan memakai handschoen steril
5. Kulit di daerah lesi bersihkan dengan betadine.
6. Lakukan anestesi di daerah lesi dengan lidocain 1 %.
7. Atur kekuatan dan tipe aliran listrik mulai dengan arus listrik yang
rendah dan dinaikkan jika diperlukan.
8. Beri batas regio yang akan dilakukan destruksi.
9. Lakukan destruksi jaringan dengan ditusuk superfisial.
10. Angkat jaringan dengan menggunakan pinset dan gunting.
11. Bersihkan luka dan berikan betadine.
12. Tutup luka dengan sofratule dan kassa.
13. Plester secukupnya.
14. Petugas merapikan alat, melepas handschoen dan cuci tangan
Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Evakuasi Corpal
No. Dokumen : No.Revisi : Halaman
1 dari 4 halaman
Ditetapkan Direktur GMC
Standar Tanggal terbit :
Prosedur (Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Operasional
Pengertian Corpus Alienum adalah masuknya benda asing baik itu ke dalam telinga,
hidung, tenggorokan atau ke tempat lainnya.
Tujuan Mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh .

Kebijakan Corpal yang masuk ke dalam tubuh yang masih dapat di evakuasi dengan
(Indikasi) alat-alat yang tersedia

Kontraindikasi 1. Corpal terletak pada area yang berbahaya


2. Sudah tampak terjadinya tanda-tanda infeksi.

Prosedur 1. Corpal Telinga


dapat disebabkan oleh faktor kesengajaan seperti anak-anak kecil ,
ceroboh dalam menggunakan alat pembersih telinga atau secara tidak
sengaja seperti masuknya hewan ke dalam telinga
Cara Kerja :
1. Inform consent
2. Perawat cuci tangan
3. Memakai handschoen
4. Beritahu pasien tentang prosedur yang akan di lakukan.
5. Pasien duduk di depan pemeriksa, lakukan pemeriksaan
mengunakan otoscop
6. Bila di jumpai serangga atau binatang masih hidup dimatikan
dulu dengan larutan anti septik atau disemprot dengan
xylocain, kemudian lakukan evakuasi dengan forcep buaya.
7. Bila tindakan tidak berhasil pasien dirujuk ke rumah sakit.
8. Perawat cuci tangan.
2. Corpal Pada Hidung
Cara Kerja :
1. Inform consent
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pasien duduk di depan pemeriksa kemudian dilakukan
pemeriksaan pada daerah hidung untuk mengidentifikasi benda
asing yang ada.
4. Corpal diambil menggunakan forcep buaya dan spekulum hidung
untuk membuka daerah hidung.
5. Atau evakuasi corpal bisa juga dilakukan dengan cara pasien
melakukan hembusan sekuat-kuatnya.
6. Bereskan alat
7. Perawat cuci tangan.

3. Corpal Pada Tenggorokan


Benda asing yang tersangkut di tenggorokan antara lain duri ikan,
tulang-tulang kecil.
Cara Kerja :
1. Inform consent
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pasien duduk di depan pemeriksa kemudian dilakukan
pemeriksaan untuk mengidentifikasi lokasi corpal menggunakan
senter atau lampu periksa.
4. Tangan kiri perawat menekan lidah dengan tounge spatel, corpal
di evakuasi dengan pinset atau magil tang.
5. Jika tidak berhasil, rujuk pasien ke rumah sakit.

4. Corpal Pada Mata


Adalah suatu benda yang masuk ke dalam mata yang terasa pedih
saat mengedipkan mata.
Ekstraokuler pada palpebra, conjungtiva
Cara kerja :
1. Inform consent
2. Perawat mencuci tangan.
3. Pasien duduk di depan pemeriksa dan dilakukan
pemeriksaan menggunakan senter untuk mengidentifikasi
lokasi corpal.
4. Jika corpal ada di palpebra inferior maka corpal bisa dengan
mudah di evakuasi dengan cutton bud yang telah di basahi
Nacl.
5. Jika corpal ada di palpebra konjungtiva superior maka
konjungtiva bagian dalam dibuka ke atas,kemudian di
evakuasi dengan cutton bud
6. Jika tidak ditemukan korpal pada konjungtiva lakukan
pemeriksaan lebih teliti lagi pada kornea
7. Jika tidak ditemukan korpal pada konjungtiva dan kornea
tapi pasien masih merasakan nyeri saat berkedip maka
pasien dirujuk

Corpal intraokuler
merupakan kasus darurat yang harus dirujuk ke Rumah Sakit

5. Corpal pada kulit tubuh


Adalah benda asing yang masuk dalam lapisan kulit tubuh
Cara Kerja :
1. Inform consent
2. Perawat mencuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
4. Lakukan disinfeksi dngan betadine pada area yang
terkena corpal
5. Evakuasi korpal menggunakan pincet atau jarum
6. Bersihkan luka bekas corpal dengan NaCl 0,9% lalu
keringkan
7. Disinfeksi kembali luka dengan betadine, tutup luka
dengan kassa steril
8. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center
Standar Prosedur Operasional

Melakukan Injeksi atau Penyuntikan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
./. 1 dari 2 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional
(Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Injeksi SC :
Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan hanya
sampai menembus di bawah kulit ( subcutan ) tanpa menembus jaringan
otot di bawahnya..

Injeksi IM :
Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai
menembus dalam jaringan otot ( intramuskuler ).

Injeksi IV :
Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik ditusukkan ke dalam
pembuluh darah vena ( intravena )
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan
pelayanan tindakan Injeksi di ruang Pelayanan
Kebijakan Dibuat untuk pelayanan kepada pasien
(Indikasi)

Kontraindikasi Pasien alergi pada obat injeksi tersebut

Prosedur 1. Pasien diminta membaca dan menandatangani persetujuan tindakan


(inform concent)
2. Petugas membaca resep obat suntik / injeksi yang dintruksikan
dokter.
3. Petugas menyiapkan alat dan obat suntik sesuai dengan resep.
4. Petugas melakukan aspirasi obat suntik ke dalam spuit injeksi sesuai
dosis dalam resep.
5. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk obat
suntik tertentu untuk memastikan obat tersebut tdak akan
menimbulkan reaksi alergi setelah obat disuntikkan.
6. Petugas melakukan aseptik / antiseptik pada lokasi penyuntikan.
7. Petugas menusukkan jarum suntik dari spuit yang telah diisi obat
sebelumnya pada lokasi yang telah diaseptik ( SC / IM / IV sesuai
petunjuk ).
8. Petugas melakukan aspirasi dengan ketentuan :
a. Injeksi SC / IM tidak boleh ada darah masuk ke dalam spuit, bila
ada darah maka suntikan agar diperdalam / dipindahkan sampai
tidak ada darah masuk setelah diaspirasi kembali.
b. Injeksi IV harus ada darah masuk ke dalam spuit untuk
memastikan bahwa jarum suntik sudah masuk ke dalam
pembuluh darah vena, bila tidak ada darah masuk ke dalam spuit
maka ujung jarum diupaya agar menembus pembuluh darah vena
atau lokasi penyuntikan dipindahkan sampai dapat menembus ke
dalam pembuluh darah vena.
c. Petugas menyemprotkan obat suntik sesuai dosis yang
ditentukan.
d. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan dan
melakukan aseptik pada luka bekas suntikan.
9. Petugas mengatasi bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin 0,3
cc SC / IM sam bil mengevaluasi vital sign ( Tensi, Nadi, Respirasi )
sampai syok teratasi.
10. Petugas membersihkan dan membuang alat suntik bekas tadi ke
dalam tempat khusus sampah medis.

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Standar Prosedur Operasional

Melakukan Penjahitan Luka ( Heacting )


No.Dokumen No.Revisi Halaman
./. 1 dari 3 halaman

Standar Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur GMC


Prosedur
Operasional
(Dr.drg. Julita Hendrartini, M.Kes)
Pengertian Adalah Tindakan menjahit luka ( heacting ) dengan alat yang steril agar
luka tertutup dan sembuh dengan sempurna
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan
pelayanan tindakan Hecting ( Jahit luka ) di ruang tindakan

Kebijakan Dilakukan pada luka robek ,luka iris dan luka lainnya dimana luka
(Indikasi) tersebut merupakan luka dengan lubang luka besar,dalam perdarahan yang
sulit berhenti atau karena pertimbangan lain,bahwa luka tersebut bisa
sembuh sempurna bila dijahit
Kontraindikasi 1. Pasien alergi obat anestesi lokal
2. Infeksi pada daerah luka

Prosedur 1. Pasien diminta membaca dan menandatangani persetujuan tindakan

(inform content)

2. Posisikan pasien senyaman mungkin sesuai dengan macam tindakan


dan area yang akan dijahit.

3. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.

4. Dekatkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan

5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan.

6. Bilas luka dengan larutan NaCl sampai luka bersih.

7. Apabila terdapat corpus allienum, angkat dengan pinset anatomis.

8. Desinfeksi area luka dengan bethadine.

9. Pasang duk lubang di atas area luka.

10. Siapkan obat anestesi lokal, dan hisap ke dalam dispossible spuit.

11. Desinfeksi ujung garis luka, kemudian suntikkan obat anestesi secara

sub kutan ke arah medial dari luka, gerakkan spuit ke arah kanan dan

kiri supaya obat naestesi dapat menyebar.

12. Lakukan pengetesan reaksi anestesi di area luka dan sekitarnya.

13. Gunakan jarum untuk menjahit kulit,masukan benang ke lubang

jarum,pada penggunaan jarum melengkung(curved needle) dari arah

dalam keluar.

14. Pegang jarum dengan menggunakan needle holder,kemudian mulai

menjahit luka.

15. Jika luka dalam sampai jaringan otot,maka jahit lapis demi lapis

(jenis benang disesuaikan dengan jaringan yang

robek,contoh:catgut,chromic,side,dll)

16. Ikat benang dengan membentuk simpul.

17. Potong benang,sisakan sepanjang 1mm(untuk jahitan dalam),0.65cm

(jahitan luar)

18. Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup.


19. Eliminir sisa perdarahan yang mungkin masih ada di dalam luka

dengan menekan di ujung garis luka dan digerakkan menyusuri

sepanjang garis luka dengan kassa yang digulung.

20. Bersihkan area yang dijahit dengan bethadine, kemudian diusap

dengan kassa kering

21. Tutup luka dengan kassa yang mengandung obat, dapat juga

menggunakan salep antibiotik, atau minimal menggunakan kassa

betadhine yang tidak terlalu basah.

22. Tutup luka dengan kassa kering dan plester.

23. Bereskan peralatan.

24. Petugas melepas sarung tangan dan mencuci tangan.

25. Petugas mendokumentasikan tindakan.

Unit Terkait Poliklinik GMC Health Center

Anda mungkin juga menyukai