Anda di halaman 1dari 13

20

PENGARUH POLA ASUH SINGLE PARENT KEPADA KEPRIBADIAN ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang dibutuhkan oleh ayah, ibu, dan
anaknaknya yang diikuti oleh hubungan darah antara satu orangdalam keluarga dengan
orang yang lainnya da saling ketergantungan, berdasrkan hal tersebut dapat dibedakan
menjadi keluarga inti dan keluarga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya,
sedang keluarga besar meliputi hubungan antara paman, bibi, nenek, kakek dan lain-lain.

Setiap anggota keluarga memiliki kedudukan dan perannya sendiri-sendiri. Ayah


berkedudukan sebagai pemimpin rumah tangga dan kepada keluarga. Sedangkan ibu
berkedudukan sebagai istri sekaligus sebagai pendamping suami. Anak-anak merupakan
anggota keluarga yang berkedudukan sebagai anak yang harus berbakti kepada kedua
orang tuanya.

Peran ayah dan ibu dalam keluarga


Ayah berkedudukan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah tangga. Beliau berperan
berkewajiban untuk mencari, memberi nafkah dan melindungi keluarganya, ayah
perperan mengajarkan anak mengambil resiko, merangsang aktifitas fisik, panutan
kesuksesan atau prestasi. Ayah juga berkewajiban mendidik putra putri nya. Oleh sebab
itu, seseorang ayah berhak dan wajib dihormati oleh setiap anggota keluarga.
Ibu berkedudukan sebagai istri dari seorang suami, ibu dari anak-anaknya. Seorang ibu
berperan sebagai pendamping suami/ayah. Bahkan dalam perannya mendampingi ayah,
ibu juga sering membantu ayah dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Tidak jarang
seperti ini seorang ibu bekerja seperti ayah, agar semua kebutuhan keluarga tak ada
kekurangannya. Selain itu, ibu juga berperan sebagai pengurus semua keperluan rumah
tangga.

Terkadang terjadi prubahan dalam peran masing-masing anggota, itu terjadi


disebabkan oleh beberapa faktor yaitu belum mencukupinya penghasilan ayah, sehingga
ibu harus ikut bekerja
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Pengertian psikologi kepribadian

Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani


kuno prosopon atau persona, yang artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam
theater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya,
seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal
pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditampakkan
ke lingkungan sosial- kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh
lingkungan sosial. Masing-masing pakar kepribadian membuat definisi sendiri-sendiri
sesuai dengan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka
kembangkan. Berikut adalah beberapa contoh definisi kepribadian:
1) Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seorang yang
menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya (G.Allport)
2) Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran,
yakni sadar (Conscious), pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar (Unconscious).
Alam sadar adalah apa yang anda sadari pada saat tertentu, penginderaan
langsung, ingatan, persepsi, pemikiran, fantasy, perasaan yang anda miliki.
Pra sadar, yaitu apa yang kita sebut dengan saat ini dengan kenangan yang sudah
tersedia (available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah dapat di
panggil ke alam sadar, kenangan-kenangan yang walakupun tidak anda ingat
waktu berpikir, tapi dapat mudah dengan mudah dipanggil lagi.
Alam bawah sadar (Unconscious mind). Bagian ini adalah bagian terbesar
menurut Freud, mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam bawah
sadar, seperti nafsu dan insting kita serta segala sesuatu yang masuk ke situ
karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan atau emosi-emosi
yang terkaitdengan trauma

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA MASA ANAK-ANAK

Orangtua merupakan media sosialisasi pokok dalam pembentukan


kepribadian anak, karena interaksi anak dengan orang tua mempunyai tingkatan
tertinggi dalam kehidupan anak. Ke- otoriteran orang tua dalam mendidik
anaknya cenderung dapat membentuk perilaku anak menjadi penurut, akan
tetapi anak sulit untuk bersosialisasi dan mengemukakan pendapatnya, karena
20
pada awalnya anak dididik untuk selalu mematuhi aturan yang ada dengan mutlak
tanpa melihat baik buruknya aturan tersebut, sedangkan apabila diberi kebebasan
yang berlebihan, seorang anak cenderung akan melawan segala aturan yang dirasa
tidak sesuai dengan dirinya, atau dirasa tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial
dalam masyarakat. Hal ini nantinya akan berkaitan erat dengan penyimpangan
sebagai akibat dari globalisasi dan modernisasi, maka dari itu dibutuhkan strategi
yang tepat dalam mendidik anak agar kepribadian dan perkembanganya
tidak terhambat atau menyimpang.
Kecenderungan kepribadian pada anak dikelompokan menjadi dua
macam, yaitu kecenderungan kepribadian ekstrovert dan kecenderungan
kepribadian introver
21
1. Kecenderungan kepribadian ekstrovert.

Yaitu kecenderungan seorang anak untuk mengarahkan perhatiannya keluar dirinya


sehingga segala sikap dan keputusan-keputusan yang diambilnya adalah berdasarkan
pada pengalaman-pengalaman orang lain. Mereka cenderung ramah, terbuka, aktif dan
suka bergaul. Anak dengan kecenderungan kepribadian yang ekstrovert biasanya
memiliki banyak teman dan disukai banyak orang karena sikapnya yang ramah dan
terbuka.

1. Kecenderungan kepribadian introvert.

Yaitu kecenderungan seorang anak untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Sikap
dan keputusan yang ia ambil untuk melakukan sesuatu biasanya didasarkan pada
perasaan, pemikiran, dan pengalamannya sendiri. Mereka biasanya pendiam dan suka
menyendiri, merasa tidak butuh orang lain karena merasa kebutuhannya bisa dipenuhi
sendiri.
Awalnya, introvert dan ekstrovert adalah sebuah reaksi seorang anak terhadap
sesuatu. Namun, jika reaksi demikian ditunjukkan terus menerus, maka dapat menjadi
sebuah kebiasaan, dan kebiasaan tersebut akan menjadi bagian dari tipe kepribadiannya.
Kecenderungan kepribadian anak dilihat dari keajegan tingkah laku anak ditandai dengan
perubahan-perubahan
22
dalam setiap perkembangannya karena kecenderungan kepribadian merupakan gambaran
umum dari kepribadian anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak akan mulai terlihat ketika anak menginjak masa
sekolah dimana anak akan mulai mengenal dunia sosial sehingga kebiasaan yang
dilakukan anak ketika masa kecil akan menjadi sebuah patokan pribadi dengan disertai
pengalaman-pengalaman anak di masa itu.

TIPE-TIPE KEPRIBADIAN ANAK

G.W Allport membagi beberapa tipe kepribadian anak menjadi empat karakteristik

kepribadian, yaitu tipe kepribadian melankolis, sanguinis, koleris, dan plegmatis.36


Keanekaragaman yang dimunculkan dalam setiap pribadi anak menjadi karakteristik
dalam mengelola berbagai keadaan seperti emosi yang ditimbulkan.

1) Sanguinis

Anak yang berkepribadian Sanguinis memiliki ciri khas suka


berbicara, mudah bergaul, ramah, supel, dan suka bersenang-senang.
Mereka jarang mendapatkan dukungan dan kasih sayang orang lain
sehingga cenderung suka mencari perhatian. Tipe kepribadian
sanguinis suka memotivasi orang lain dan memiliki inisiatif yang
besar
23

Ciri ciri anak sanguinis yaitu suka berceloteh, supel ,ceria, suka
terlibat dalam percakapan dan suka menjadi pusat perhatian,
emosional dalam arti mudah tersinggung, dan cepat bosan.
2) Koleris

Ciri ciri anak koleris yaitu suka mengatur, tidak suka suka
berkompromi, menuntut loyalitas dan penghargaan, cepat
mengambil keputusan dan tegas dalam bertindak, bisa dipercaya dan
mereka punya sifat alami untuk memperbaiki apa yang salah.
Kelemahan dari kepribadian koleris adalah cenderung menjadi keras
kepala, dan tidak peka pada perasaan orang lain. Mereka juga
cenderung pemarah jika keinginannya tidak dipenuhi dan marah
adalah cara mereka mengendalikan orang lain.
3) Melankolis

Kepribadian melankolis mudah diidentifikasi karena anak


dengan kepribadian melankolis adalah anak yang pendiam dan
cenderung pintar. Ciri ciri Melankolis yaitu selalu menuntut
adanya kesempurnaan dan sangat teratur. Perasaannya sensitif dan
sangat peka terhadap keadaaan di sekelilingnya. Anak dengan tipe
kerpibadian melankolis tidak suka dipaksa mengambil keputusan
cepat, karena cenderung mempertimbangkan segala hal dengan
cermat. Sifat negatif dari anak berkepribadian melankolis adalah
dirinya yang menuntut kesempurnaan berlebihan. Pada dasarnya
tidak ada seorang pun yang sempurna, karena itu orientasi mereka
24

pada kesempurnaan dalam segala hal sering mengakibatkan diri anak


kecewa sehingga membuat mereka selalu menarik diri dari
pergaulan.
4) Plegmatis

Sifat-sifat anak yang memiliki kepribadian plegmatis adalah


stabil secara emosional dan berorientasi pada ketentraman dan
kedamaian. Anak lebih suka mengalah atau bermusyawarah dan juga
suka menolong orang lain, sehingga mereka dengan mudah akan
menuruti permintaan karena tidak ingin menciptakan konflik. Anak-
anak tipe ini biasanya manis dan mudah bergaul karena luar biasa
sabar dan tidak pernah mengganggu.
Ciri ciri anak berkepribadian plegmatis yaitu memiliki sifat-
sifat tenang, damai, dan tidak pernah membuat masalah. Anak
plegmatis biasanya menyenangkan setiap orang, terutama orang tua
mereka, karena tidak suka rebut dan sangat santai.

Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian Anak


Ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, yaitu :

1) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam seseorang itu sendiri.
Biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Maksudnya faktor genetis yaitu faktor
yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat
yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa juga gabungan atau kombinasi
dari sifat kedua orang tuanya.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar orang tersebut.
Faktor ini biasanya pengaruh yang berasal dari lingkungan anak dimana
anak mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan dunia sosialnya yaitu
teman temanya.
25

Faktor yang Menghambat Pembentukan Kepribadian Anak

Selain faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak juga terdapat faktor yang
menghambat pembentukan kepribadian anak. Faktor yang menghambat pembentukan
kepribadian antara lain :
1) Karakteristik biologis
Kondisi biologis yang berhubungan dengan karateristik juga mempengaruhi cara bersikap.
Ini meliputi faktor fisik, emosional serta perkembangan kesehatan dan medis.
Banyak hal-hal yang berkaitan dengan fisik. Penampilan,

koordinasi, kekuatan dan tingkat kecerdasan anak tampak sering

sekali mempengaruhi bagaimana respon awal orang lain pada

mereka dan hal ini akan menghambat perkembangan

kepribadiannya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan

perkembangan, fase perkembangan kehidupan seorang anak

memiliki dampak yang penting dalam pembentukan

kepribadiannya.
26

1) Pola asuh

Pada umumnya orang tua mengasuh anaknya dengan empat

cara, pertama dan yang baik adalah dengan memberi contoh.

Dengan memberi contoh berarti orang tua telah mempunyai

konsistensi terhadap apa yang telah diperintahkan kepada anak.

Tidak hanya biasa memerintah tetapi juga seorang anak bisa adil

karena perintah orang tua tidak hanya dilakukan seorang anak

tetapi diri orang tua sendiri.

Respon positif bagi seorang anak dianggap sebagai suatu

reward atau hadiah. Apabila tidak ada respon anak akan cenderung

tidak mengulangi perbuatannya karena tidak adanya respon anak

akan mengulangi perbuatannya karena tidak adanya respon dari

orang tua.

Hukuman merupakan jalan bagi orang tua yang tidak tahu

apa yang harus dilakukan ogar anak mau melakukan suatu hal.

Namun bisa juga karena orang tua enggan terlalu banyak berurusan

dengan anak. Orang tua memberikan respon negatif dalam

merespon anak terhadap sikapnya. Rasa takut yang disebakan

pengalaman bahwa orang tua hanya memberi hal yang tidak

menyenangkan akan menjadi salah satu penghambat anak dalam

menjalani proses pembentukan kepribadiannya.


27

2) Ketegangan dalam keluarga

Adanya status orang tua tunggal (single parent) pada suatu

keluarga merupakan salah stau faktor yang berpengaruh terhadap

pembentukan kepribadian anak. Ketegangan dalam keluarga bisa

disebabkan karena adanya perceraian ataupun salah satu orang tua

meninggal dunia. Kurang lengkapnya salah satu orang tua

menjadikan tanggungjawab dibebankan kepada yang ditinggalkan

sehingga selain anak yang mengalami ketegangan dalam

perkembangannya orang tua yang ditinggalpun akan mengalami

depresi yang mengakibatkan perkembangan kepribadian anak

terganggu.
28

A. Pola Asuh Single Parent

1. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua
dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Di
mana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer,
karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali perkawinan antara
suami isteri dalam keluarga.1

Menurut Kohn, sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha dalam bukunya yang
berjudul Kapita Selekta Pendidikan Islam, pola asuh merupakan sikap orang tua dalam
berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari
cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan
hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian
atau tanggapan terhadap keinginan anak.2

Dengan demikian yang disebut dengan pola asuh orang tua adalah bagaimana cara
mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang
berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan yang dilakukan
secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun
pemberian hadiah sebagai alat pendidikan.

Pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh kehidupan sehari-hari baik tutur kata
sampai kepada adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga,
masyarakat, hubungan suami isteri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi di
mana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya.3

2. Jenis-jenis Pola Asuh

Hurlock, sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha, mengemukakan ada tiga jenis pola
asuh orang tua terhadap anaknya, yakni (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokratis, dan (3)
pola asuh permisif.
29

a. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak
dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti
dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak
jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua
menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan
dengan anak.4

Pola asuh otoriter ditandai dengan pemberian hadiah dan hukuman, hadiah dan
hukuman merupakan produk dari sistem otoriter yang memperkokoh superioritas
tradisional segolongan orang tua terhadap golongan lain.5

b. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis artinya orang tua memberikan kesempatan kepada setiap
anaknya untuk menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahan, dan oleh orang tuanya
ditanggapi secara wajar dan bimbingan seperlunya

Menurut Singgih D. Gunarso dan Yulia Singgih D. Gunarso, pola asuh demokratis
adalah anak boleh mengungkapkan pendapat sendiri, mendiskusikan pandangan mereka
dengan orang tua.7

c. Pola asuh permisif

Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak
dianggap sebagai orang dewasa/muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk
melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah,
juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya. Semua apa yang
telah dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan atau
bimbingan.8
30

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_105990
71.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/5575/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Anda mungkin juga menyukai