Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BOILER DAN HRSG

KELOMPOK 2

Judul Makalah : Komponen Utama dan Konfigurasi PLTGU

Nama Anggota Kelompok : - Dimas Rianto Utomo

- Disma Nidya Ghaisani

- Feriyanto Mandila P.

- Handri Tirta Lianda

- Hari Iswanto

Kelas : 4R

Dosen : - Paulus Sukusno S.T. M.T.

- Arifia Ekayuliana M.T.

PROGRAM STUDI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat
dan KasihNya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Komponen Utama
Dan Konfigurasi PLTGU.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan


akademis guna mencapai kompetensi materi yang diujikan kepada mahasiswa. Pada
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Boiler dan HRSG, tak lupa berterimakasih kepada teman-teman yang
memberikan bantuan secara langsung ataupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, sehingga segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar. 2
Daftar Isi.. 3
1. Pengertian PLTGU 4
2. Komponen utama PLTGU.. 4
2.1. Komponen PLTG.. 5
Tabel Komponen Utama Dan Komponen Pembantu
PLTG............................................. 6
2.2. Komponen HRSG.. 9
2.2.1. Preheater.. 9
2.2.2. Economizer 10
2.2.3. Evaporator........................ 10
2.2.4. Steam Drum... 10
2.2.5. Superheater 11
2.2.6. Desuperheater 12
2.3. Komponen Turbin Uap............................... 12
2.3.1. Casing .............................. 13
2.3.2. Rotor ................................ 14
2.3.3. Sudu .................................. 14
2.3.4. Nozzel ............................... 19
2.3.5. Poros ................................. 19
2.3.6. Shaft Seal........................... 20
2.3.7. Journal Bearing.................. 21
2.3.8. Thrust Bearing................... 21
3. Kofigurasi PLTGU................................... 22
3.1. Konfigurasi 1-1-1 23
3.2. Konfigurasi 2-2-1 24
3.3. Konfigurasi 3-3-1 25

3
1. PENGERTIAN PLTGU

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan antara
PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk
menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang
digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi
listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan
penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap
dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat
Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering
inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang
dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi
energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair
(BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat
efisiensi pembakaran dan prosesnya.

2. KOMPONEN UTAMA PLTGU

Komponen utama adalah komponen yang sangat diperlukan jika ingin


mengoperasikan turbin uap. Tanpa salah satu komponen turbin uap tidak akan dapat
beroperasi. PLTGU mempunyai komponen utama yang terdiri dari :

A. PLTG dan alat bantunya serta generator


B. HRSG dan alat bantunya
C. Turbin uap dan alat bantunya serta generator

Turbin gas dan alat bantunya pada umumnya merupakan suatu paket set unit
PLTG yang dapat berdiri sendiri maupun digabung menjadi siklus kombinasi.
Susunan HRSG dan alat bantunya harus dirancang agar dapat menyerap panas gas

4
buang (exhaust gas) dari turbin gas seoptimal mungkin sehingga dapat
menghasilkan uap dengan tekanan dan temperatur yang diperlukan untuk memutar
turbin uap. Sistem sirkulasi air uap yang diterapkan disesuaikan dengan temperatur
gas buang dari turbin gas agar fleksibel terhadap pembebanan. Jumlah tingkat dan
jumlah silinder dari turbin uap disesuaikan dengan tekanan dan temperatur uap yang
dihasilkan oleh HRSG. Turbin uapnya biasanya non ekstraksi, karena pemanasan
air dilakukan didalam HRSG. Apabila PLTG akan digunakan dalam siklus
kombinasi, maka panas gas buang harus mempunyai suhu sekitar 500 0C agar dapat
dimanfaatkan untuk menguapkan air didalam Heat Recovery Steam Generator.
Apabila PLTD (Diesel) akan digunakan dalam siklus kombinasi, maka
kapasitasnya harus cukup besar, yaitu sekitar 25 MW agar air pendingin mesin
dapat dimanfaatkan untuk pemanas awal air pengisi boiler. Terdapat beberapa
variasi dari siklus kombinasi PLTGU dalam memanfaatkan gas buang untuk
menghasilkan uap sebagai penggerak turbin PLTU. Gambar di bawah menunjukkan
contoh variasi siklus PLTGU :

Gambar 1 : unit PLTGU di dalam proses pembuatan baja.

5
Gambar 2 : unit PLTGU di dalam proses pembuatan kokas

2.1 Komponen PLTG

PLTG merupakan system konversi energi yang mengubah energi


fluida gas panas, yang berupa tekanan dan temperatur tinggi, menjadi energi
mekanik poros dan kemudian menjadi daya listrik dimana fluida mengalir
secara kontinyu melalui sudu-sudu yang berputar. PLTG menggunakan
turbin gas bersama dengan kompresor dan ruang bakar (combustor atau
combustion chamber) pada siklus pembangit daya, yang dikenal dengan
siklus Brayton atau siklus Joule. Sering kali, rangkaian ketiga alat ini
berserta alat-alat tambahannya (accessories) disebut sebagai turbin gas,
karena biasanya sudah dibuat dalam bentuk paket yang kompak. Bagian-
bagian utama PLTG dapat dilihat pada gambar dan table dibawah.

6
Gambar 3 : komponen PLTG

Tabel Komponen Utama dan Komponen Pembantu Pada PLTG

Nama
No Fungsi
Komponen
Menaikkan tekanan dan temperatur udara sebelum masuk
ruang bakar. Udara juga dimanfaatkan untuk udara
1 Kompresor
pembakaran, udara pengabut bahan bakar, udara pendingin
sudu dan ruang bakar dan perapat pelumas bantalan.
Ruang Disebut juga Combustion Chamber, combustor, sebagai
2
Bakar wadah terjadinya pembakaran.
Mengubah energi termis menjadi energi kinetis dalam sudu

3 Turbin Gas tetap kemudian menjadi energi mekanis dalam sudu jalan
sehingga energi mekanis akan memutar poros turbin.

Disebut juga Alternator, yang fungsinya mengubah energi

4 Generator mekanik putaran pada rotor yang terdapat kutub magnet,


kemudian menjadi energi listrik pada kumparan stator.

Suatu peralaan / mesin listrik yang berfungsi memberikan


5 Exciter arus searah untuk penguatan kutub magnet Generator
Utama.

7
Disebut Prime mover, yaitu Diesel, Starting Motor
Penggerak (Cranking Motor), Generator sebagai Motor, memutar
6
mula poros turbin gas sampai kekuatan bahan bakar dapat
menggantinya (turbin gas mampu berdiri sendiri).
Tempat roda2 gigi untuk memutar alat-alat bantu seperti
Accessory pompa bahan bakar, pompa pelumas, pompa hidrolik, main
7
Gear atomizing air compressor, water pump, tempat hubungan
Ratchet.
Disebut juga Reduction Gear atau Load Coupling untuk
mengurangi kecepatan turbin menjadi kecepatan yang
8 Load Gear dibutuhkan oleh Generator. Load Gear Westinghouse
dimanfaatkan untuk penggerak pompa bahan bakar dan
pelumas.
Memutar poros turbin sebelum start, sebanyak 45 setiap 3
menit, untuk memudahkan pemutaran oleh penggerak mula
9 Ratchet dan meratakan pendinginan poros saat turbin gas stop.
Pendinginan yang tidak merata akan membengkokkan
poros.
Turning Seperti juga Ratchet, hanya poros diputar kontinyu dengan
10
Gear putaran lambat ( 6 RPM).
Torque Sebagai kopling hidrolik, saat digunakan, diisi dengan
11
Converter minyak pelumas. Saat dilepas, minyak pelumas di drain.
Starting
12 Disebut juga Jaw Clutch, sebagai kopling mekanik.
Clutch
Bantalan
13 Disebut juga Thrust Bearing, sebagai penahan gaya aksial.
aksial
Bantalan Disebut juga Journal Bearing, sebagai penyangga berat
14
Luncur poros Turbin-kompresor, generator.

8
2.2 Komponen HRSG

HRSG (Heat Recovery Steam Generator) sering juga disebut dengan


HRB (Heat Recovery Boiler) atau WHRB (Waste Heat Recovery Boiler).
Berfungsi menghasilkan sejumlah uap pada tekanan dan ternperatur konstan
dan sejumlah air pengisi. Fungsi HRSG yang lain adalah me-recover
(mengambil kembali) panas gas buang dari Turbin gas dan men-transfernya
ke air dan uap. HRSG merupakan penghubung antara siklus Brayton (PLTG)
dan siklus Rankine (PLTU).

HRSG dibagi dua sirkit / daerah, yaitu sirkit tekanan tinggi dan sirkit
tekanan rendah. Penukar kalor pada sirkit tekanan rendah adalah LP
Economizer dan LP Evaporator. Penukar kalor pada sirkit tekanan tinggi
terdiri dari HP Economizer (dua buah), HP Evaporator dan superheater.

Gambar 4 : komponen HRSG

2.2.1. Condensate Preheater


Pemanas awal kondensat berfungsi memanaskan air yang
berasal dari kondensat keluaran turbin uap, kemudian air yang sudah
dipanaskan ini dialirkan dan dikumpulkan ke tangki air umpan.
Umumnya pemanas awal kondensat ini diletakkan di bagian paling atas

9
sekali dari posisi pipa pipa pemanas yang ada dan diikuti oleh pipa
pipa lainnya.
2.2.2. Economizer

Economizer, yang berfungsi menaikkan temperatur air sehingga


mendekati titik didihnya dengan mengambil panas dari gas buang turbin
gas. Panas yang diberikan adalah sensible heat, perpindahan panas
secara konduksi-konveksi. Economizer terdiri dari LP Economizer dan
HP Economizer. Air dari Economizer diberikan ke Steam Drum.

2.2.3. Evaporator

Evaporator merupakan elemen HRSG yang berfungsi untuk


mengubah air hingga menjadi uap jenuh. Pada evaporator dengan
adanya pipa pipa penguap akan terjadi pembentukan uap. Biasanya
pada evaporator kualitas uap sudah mencapai 0,8 0,98 sehingga
sebagian masih berbentuk fase cair. Evaporator akan memanaskan uap
air yang turun dari drum uap panas lanjut yang masih dalam fase cair
agar berbentuk uap sehingga bisa diteruskan menuju superheater.
Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator adalah film pool boiling,
dimana air yang dipanaskan mendidih sehingga mengalami perubahan
fase menjadi uap jenuh. Jenis evaporator ada 2 (dua) jenis yaitu
evaporator bersikulasi alami (bebas) dan evaporator bersikulasi paksa
(dengan pompa).

2.2.4. Steam Drum

Drum digantung pada struktur baja dengan Hangers, sehingga


dapat bergerak bebas. Tangki dan pompa diletakkan diatas tanah (untuk
mendapat jaminan NPSH = Net Positive Suction Head). Pipa untuk
continuous dan intermittent blowdown dan jalur drainnya dihubungkan
ke Blow-down tank. Outlet Duct dan Chimney duduk pada box beams.

10
Rancangan HP drum dan LP Drum dibuat sama, sehingga HP
Drum dapat dipakai sebagai pengganti LP Drum. Pemisahan uap dan air
dalam drum dilakukan dalam dua tingkat dengan menyertakan pelat
berlubang-lubang dan Separator tipe mesh yang dipasang dipuncak
drum.

Secara umum fungsi drum adalah memisahkan uap dari


campuran uap+air, tempat peralatan distribusi air pengisi, membuang
impurities dari air ketel, menambah bahan kimia, dan mengeringkan uap
setelah dipisahkan dari air.

Tri-sodium phosphate (Na3PO4) diinjeksikan kedalam LP/HP


Drum dengan memakai Na3PO4 injection Pump untuk mengikat garam
Mg dan Ca yang dapat menimbulkan kerak keras didaerah panas.
Hasilnya adalah lumpur garam yang dibuang lewat Continuous
Blowdown, pH air dipertahankan 8,8 9,0.

2.2.5. Superheater

Superheater memanaskan uap lebih lanjut untuk mendapatkan


nilai enthalpy (panas yang terkandung dalam uap) yang lebih tinggi.
Disini temperatur dinaikkan sementara tekanan uap dianggap konstan.
Panas adalah energi, sernakin banyak panas, semakin tinggi energi yang
diperoleh. Daya turbin sangat tergantung kepada jumlah aliran Enthalpy
(panas yang dikandung oleh uap) masuk dan tekanan Condenser.

Temperatur masuk turbin dlpertahankarn 479 C oleh


Desuperheater (attemperator) pada tekanan 60 bar abs. Jika suhunya
lebih tinggi dari yang dibutuhkan, uap sebelum masuk turbin dipancar
dengan air agar suhunya turun dan mencapai suhu yang diinginkan. Air
pancar diperoleh dari percabangan air masuk HP Economizer, setelah
pompa HP Feed water Pump.

Keuntungan uap dipanasi lanjut dibandingkan dengan uap jenuh adalah :

11
A. Menambah etisiensi turbin
B. Mencegah kerusakan blade turbin dari erosi karena kandensasi
C. Dapat berjalan melalui pipa yang panjang dengan sedikit atau
tanpa kondensasl.

2.2.6. Desuperheater (Attemperator)

Desuperheater atau Attemperator mempunyai sebuah


Pneumatic control valve yang mengatur besarnya air pancar. Jumlah
air pancar disesuaikan dengan besarnya kenaikan temperatur uap
sebelum masuk turbin. Temperatur uap masuk turbin diatur konstan.
Jika temperatur turun kadar air pada tingkat terakhir turbin akan
besar (maksimum kadar air 12%) dan erosi dapat terjadi. Jika
temperatur terlalu tinggi, logam turbin akan menjadi kelelahan
(fatigue).

2.3 Komponen Turbin Uap

Turbin uap dikenal sebagai pembangkit daya yang dapat diandalkan


dan serba guna, bagi industri dan pembangkit listrik. Bersama dengan
HRSG, turbin uap dapat beroperasi dengan berbagai tanpa bahan bakar. Uap
keluarannya bisa diambil pada berbagai temperatur dan tekanan, untuk
dimanfaatkan. Dengan berkembangnya teknologi manufaktur, material,
kontrol, dll.; kapasitas daya yang dihasilkan semakin tinggi, tekanan dan
temperatur operasi semakin tinggi, jarak waktu antar overhaul semakin
panjang, keandalan semakin tinggi. Sama seperti turbin gas, turbin uap juga
membutuhkan komponen pendukung. Turbin gas akan dikopel dengan
generator agar menghasilkan daya listrik lebih banyak.

Gas buang dari siklus gas masuk ke HRSG untuk mengubah air
umpan menjadi uap kering yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu
turbin uap hingga dapat memutar beban dalam hal ini generator listrik.
Setelah melalui beberapa tingkatan sudu turbin sebagian uap diekstraksikan
ke pemanas awal tekanan tinggi dan tekanan rendah, sedangkan sisanya
masuk ke kondensor untuk dikondensasikan dan selanjutnya akan

12
dipompakan ke HRSG melalui pemanas air pada tekanan tinggi, dari HRSG
ini air umpan yang sudah menjadi uap kering dialirkan ke turbin.

Beberapa parameter desain yang penting berkaitan dengan turbin


uap adalah tekanan uap masuk turbin. Mengambil tekanan uap masuk lebih
tinggi akan menguntungkan, karena ukuran sudu-sudu akan menjadi lebih
kecil. Namun tekanan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan efisiensi akan
menurun. Parameter lain yang penting dari turbin uap adalah tekanan
kondensor, dalam hal ini turbin uap dan kondensor akan disesuaikan dengan
Heat Recovery Steam Generator (HRSG).

Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap


adalah Nosel, Casing , Sudu, Poros, Bantalan, Kopling Untuk melihat
komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

Gambar 1 ; Bagian bagian turbin uap.

2.1.1 Casing
Casing pada turbin uap adalah sebagai penutup bagian-
bagian utama turbin dan sebagai pelindung komponen komponen
bergerak yang ada didalamnya. Di casing juga terdapat sudu diam

13
dan dudukan bearing. Casing turbin dibagi menjadi dua yaitu Inner
casing and Outer casing. Inner Casing berbentuk silinder dengan
diameter mengikuti diameter rotor dengan diberi celah atau
clearance sejauh +- 5mm. Casing dalam harus tahan panas dan tahan
tekanan. Sedangkan Outer Casing berguna Sebagai dudukan inner
casing dan memberi struktur agar tidak terjadi misalignment pada
inner casing. Casing turbin uap dipisahkan menjadi dua bagian,
bagian atas dan bagian bawah. Kedua bagian dihubung dengan baut
flens yang dibuat dengan mesin terkomputerisasi agar tidak ada
kebocoran.

Gambar 2 : inner casing bawah turbin uap.

2.1.2 Rotor
Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros,
sudu turbin atau deretan sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving
Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya
unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di Balance untuk
mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.

2.1.3 Sudu

14
Sudu merupakan bagian terpenting dari sebuah steam turbine.
Sudu pada steam turbine terbagi menjadi dua yaitu sudu diam dan
sudu bergerak. Sudu bergerak adalah sejumlah sudu-sudu yang
berfungsi menerima dan merubah Energi Steam menjadi Energi
Kinetik yang akan memutar generator. Sudu merupakan komponen
yang sangat penting. Sudu biasanya terbuat dari stainless steel dan
trekomputerisasi. Untuk turbin impuls, sudu berukuran pendek dan
sedikit perubahan luas penampang sepanjang stage. Sedankan sudu
diam adalah sudu-sudu yang berfungsi untuk menerima dan
mengarahkan steam yang masuk. Sudu diam juga berfungsi sebagai
nossel sebagai media ekspansi uap yang merubah energi entalpi
menjadi energi kinetik.

Gambar 3 : serangkaian sudu bergerak bersama dengan poros.

Gambar 4 : serangkaian sudu diam/nosel bersama dengan inner casing.

15
Ketika fluida berenergi tinggi (tekanan tinggi dan suhu tinggi)
melewati serangkaian sudu rotor, ia menyerap energi dari fluida dan
mulai berputar, sehingga mengubah energi panas menjadi energi
mekanik. Jadi rangkaian sudu tersebut yang akhirnya mengubah
energi panas adalah bagian paling vital dari turbin uap. sudu adalah
kumpulan penampang airfoil dari bawah ke atas. Ketika aliran
melewati airfoil tersebut, menyebabkan tekanan rendah pada
permukaan bawah dan tekanan tinggi pada permukaan atas airfoil.
Perbedaan tekanan ini akan menginduksi gaya resultan ke arah atas,
sehingga membuat sudu berputar. Jadi beberapa bagian energi fluida
akan berubah menjadi energi mekanik sudu. Dalam menganalisis
transfer energi dari fluida ke sudu, maka perlu melihat energi yang
terkait dengan fluida. Fluida yang mengalir dapat memiliki 3
komponen komponen energi Energi kinetik dari kecepatannya,
Energi tekanan dari tekanannya dan Energi Internal dari suhunya.
Energi tekanan dan energi internal bersama dikenal sebagai entalpi.
Jadi energi total dalam fluida dapat digambarkan sebagai jumlah
energi kinetik dan entalpi.
Ketika fluida melewati sudu rotor, ia kehilangan sejumlah
energi pada sudu rotor. Karena energi kinetik dan entalpi fluida
turun dan berubah menjadi energi mekanik. Seiring energi kinetik
turun kecepatan arus menurun. Jika kita langsung melewati uap ke
tahap berikutnya dari sudu rotor, ia tidak akan mentransfer banyak
energi karena kecepatan arus aliran yang rendah. Jadi sebelum
melewati arus ke tahap rotor berikutnya kita harus meningkatkan
kecepatan terlebih dahulu. Hal ini dicapai dengan menggunakan satu
set sudu nozzle stasioner, juga dikenal sebagai stator.

16
Gambar 5 : grafik net energi yang melewati stage turbin.

Ketika fluida melewati putaran stator kecepatan fluida


meningkat karena bentuknya yang spesial maka satu bagian energi
entalpi akan diubah menjadi energi kinetik. Dengan demikian
entalpi aliran berkurang dan energi kinetik aliran meningkat. Perlu
dicatat bahwa di sini tidak ada penambahan energi atau pemindahan
dari arus, yang terjadi di sini adalah konversi energi enthap menjadi
energi kinetik. Sekarang uap fluida ini bisa dilewatkan ke sudu rotor
berikutnya dan prosesnya bisa diulang. Variasi kecepatan dan
entalpi arus ditunjukkan pada gambar berikut. Dapat dilihat seiring
uap melewati beberaps stage maka akan terjadi penurunan tekanan
dan temperatur (entalpi) yang dramatis. Uap juga akan mengalami
penambahan volume secara signifikan seiring turunnya tekanan
berdasarkan rumus gas ideal. Oleh karena itu stage turbin bertambah
flow areanya dari awal stage ke akhir stage, menyebabkan
penambahan panjang blade secara signifikan pada stage terakhir.
Serangkaian sudu juga dibuat simetris agar mengantisipasi adanya
beban aksial pada poros. Uap akan dibagi sama banyak kepada
kedua rangkaian sudu.

17
Gambar 6 : desain sudu yang simetris dan mengalami penambahan flow area
setiap stage.

sudu pada bagian yang bersuhu tinggi terbuat dari baja Cr-
Mo-V-W; Sudu bagian yang bersuhu rendah adalah 13 Cr stainless
steel. Sudunya dibentuk dari milling sudu baja dan punch press.
Karena sudu tahap pertama mengalami banyak variasi dalam
dorongan uap saat beban berubah, dan dorongan impuls uap
berselang dari nosel pada katup kontrol uap, sudu dibuat lebar.
Khususnya, dalam heat reheatingturbine, ujung sudu dibentuk
menjadi berbentuk bucket, yang secara dekat menyentuh sudu-sudu
yang berdekatan, dan pinggirannya dikelilingi oleh pita selubung
luar, membentuk sudu yang aman yang cukup kuat untuk menahan
impuls dan getaran yang disebabkan oleh uap. Bagian bawah sudu
dimana sudu yang disisipkan pada cakram berbentuk pohon pinus,
dibentuk oleh mesin impeller di sekelilingnya. Sudu tahap terakhir,
yang panjangnya efektif melebihi 508mm (20 inci), berbentuk garpu
dan pin-fixed. Untuk menahan efek erosi yang timbul dari uap, strip
stellite dilas atau dilapisi perak ke pintu masuk sudu. Pada sudu
tahap tekanan tinggi, strip dibentuk di sekitar seluruh pinggiran
bagian akar sudu antara lubang keluar nosel dan masuk sudu, dan

18
pengereman radial dipasang di shell diafragma nosel untuk
meminimalkan kebocoran uap dari celah aksial antara Nozel dan
sudu.

2.1.4 Nozzle
Alat atau perangkat yang dirancang untuk mengontrol arah
atau karakteristik dari aliran fluida (terutama untuk meningkatkan
kecepatan) saat keluar (atau memasuki) sebuah ruang tertutup atau
pipa. Sebuah nozzle sering berbentuk pipa atau tabung dari berbagai
variasi luas penampang, dan dapat digunakan untuk mengarahkan
atau memodifikasi aliran fluida (cairan atau gas). Nozel sering
digunakan untuk mengontrol laju aliran, kecepatan, arah, massa,
bentuk, dan / atau tekanan dari aliran yang muncul. Kecepatan
nozzle dari fluida meningkat sesuai energi tekanannya.

2.1.5 Shaft
Shaft atau Poros adalah elemen mesin yang berputar yang
digunakan untuk memindahkan daya dari stu tempat ke tempat lain.
Gaya dipindahkan ke poros dengan gaya tangensial dan resultan
torsi atau momen torsi yang disusun berdasarkan ketentuan
ketentuan desain poros. Poros pada turbin uap adalah sebagai
komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang
sumbu dan meneruskan puntiran turbin ke poros generator yang
dihubung dengan kopling. Maka dari itu poros turbin uap disebut
poros transmisi.

19
Gambar 7 : penampang poros turbin uap beserta cakram.

2.1.6 Shaft Seals


Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan
casing yang berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam
turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing akibat
perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam
turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum)
selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft
seals. Sistem ini berupa bagian yang berkelak-kelok pada poros dan
casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu secara berselang-
seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit
rongga dengan jarak tertentu. Sistem ini bertujuan untuk
mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela
labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan
mencapai nilai yang sama pada titik tertentu.

20
Gambar 8 : seal labirin aksial dan seal labirin radial.

Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem


tambahan bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas
untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama
pada saat start up awal atau shut down turbin dimana pada saat
tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap

2.1.7 Journal Bearing


Journal Bearing adalah jenis bantalan komprehensif yang
berisi jurnal atau poros yang secara bebas berputar dalam bentuk
dukungan dengan lengan shell atau logam. Dalam bearing tidak ada
elemen rolling yang ada. Konstruksi dan desain bantalan ini sangat
sederhana namun operasi dan teorinya rumit. Bearing Journal
dirancang dalam konfigurasi polos atau lurus beserta flens yang
mengakomodasi kombinasi beban aksial dan radial dengan lapisan
dan bahan tahan korosi. Ini ditawarkan dalam rangkaian tahan air
dan suhu tinggi.

2.1.8 Thrust bearing


Thrust Bearing adalah jenis bantalan putar tertentu. Seperti
bantalan lainnya, mereka mengizinkan putaran di antara bagian-
bagian, namun dirancang untuk mendukung beban aksial yang
didominasi. Thrust Bearing adalah jenis bantalan putar tertentu.
Seperti bantalan rotary lainnya, mereka mengizinkan rotasi antar

21
bagian, namun dirancang untuk mendukung beban aksial tinggi saat
melakukan ini (sejajar dengan poros). Berbagai jenis bantalan bola
dorong digunakan untuk mendukung jumlah beban aksial yang
berbeda. Bantalan bola thrust digunakan pada aplikasi yang
menggunakan beban aksial kecil, dimana cincin mendukung
bantalan bola. Bantalan dorong rol bulat digunakan dalam aplikasi
yang membutuhkan beban aksial tinggi, dan juga dapat mendukung
poros yang tidak sejajar. Bantalan thrust digunakan dalam aplikasi
kecepatan tinggi yang membutuhkan pelumasan minyak, seperti di
industri otomotif dan dirgantara. Umumnya, bantalan dorong terdiri
dari dua mesin cuci (balapan) di mana bantalan bola bisa diliputi,
dan elemen bergulir.

3. KONFIGURASI PLTGU

Apabila ditinjau dari konfigurasi jumlah turbin gas dan Heat Recovery Steam
Generator (HRSG) dan turbin uapnya, suatu PLTGU dapat di susun dengan
beberapa konfigurasi, tetapi umumnya dibedakan menjadi 3, yaitu :

A. Konfigurasi : 1 turbin gas (GT), 1 HRSG, 1 turbin uap (ST) =


konfigurasi 1 1 1
B. Konfigurasi : 2 turbin gas (GT), 2 HRSG, 1 turbin uap (ST) =
konfigurasi 2 2 1
C. Konfigurasi : 3 turbin gas (GT), 3 HRSG, 1 turbin uap (ST) =
konfigurasi 3 3 1

22
3.1 Konfigurasi 1 1 1

Konfigurasi ini merupakan PLTGU yang paling sederhana karena hanya


terdiri dari 1 turbin gas (GT), 1 HRSG dan 1 turbin uap (ST). Pada sebagian
PLTGU ini bahkan generatornya hanya satu sehingga turbin gas, turbin uap dan
generator merupakan mesin satu poros (single shaft combined cycle). Posisi
generator dapat berada diantara turbin gas dan turbin uap atau turbin uap diatara
turbin gas dan generator. Kelebihan susunan PLTGU 111 antara lain adalah
mampu memenuhi kebutuhan permintaan daya secara cepat dan ekonomis,
konsumsi air dan bahan bakar nya rendah serta konsumsi listrik pemakaian
sendiri (works power) juga rendah. PLTGU yang diketahui menggunakan
konfigurasi ini adalah PLTGU Muara Tawar milik PT. PJB dengan 3 unit
PLTGU dengan total kapasitas 920 MW.

23
3.2 Konfigurasi 2 2 1

PLTGU dengan susunan 221 lebih fleksibel dalam pengoperasian


maupun pemeliharaan dibanding susunan 111. Dengan susunan 221, apabila
satu turbin gas terganggu, maka turbin gas yang lain tetap dapat beroperasi dalam
siklus kombinasi. Sedangkan bila HRSG nya yang terganggu, maka turbin gas dapat
beroperasi dalam mode siklus terbuka (open cycle). Alstom diketahui
menggunakan unit PLTGU dengan konfigurasi 2-2-1 di salah satu PLTGU Alstom
yang berdiri di Haruvia, Israel dengan kapasitas 835 MW

24
3.3 Konfigurasi 3 3 1

Konfigurasi 331 merupakan konfigurasi yang menghasilkan output daya


paling besar dengan variasi operasi paling banyak. Keuntungan dari konfigurasi ini
adalah mampu menghasilkan daya yang besar dan memiliki efisiensi tinggi.
Kekurangannya adalah memerlukan proses start up yang relative lebih lama dan
memiliki ukuran yang besar. Apabila turbin uap bermasalah maka seluruh plant
harus mati karena dapat menyebabkan energy gas panas banyak terbuang (tidak
bias open cycle). PLTGU yang diketahui menggunakan konfigurasi ini adalah Unit
Pembangkitan Gresik adalah sebuah pembangkit listrik tenaga uap dan gas yang
dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Pembangkit ini mengoperasikan 5 PLTG, 1 PLTU, dan 3 PLTGU dengan total
kapasitas 2.280 MW

25

Anda mungkin juga menyukai