Sisbang 5 Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 100

Daftar Isi

Cover................................................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................................... iii

I. Berbagai Beban dan Gaya yang terjadi pada bangunan..................................................... 1


a. Prinsip Desain Struktural dikaitkan dengan aktivitas/fungsi secara umum................. 1
b. Beban beban da Gaya yang terjadi pada bangunan ................................................. 3
c. Responsi Gaya akibat Beban........................................................................................ 6
d. Pengaruh Dilatasi......................................................................................................... 8
e. Sistem Sirukulasi........................................................................................................ 10
f. Fasade Structural....................................................................................................... 15

II. Bentuk Defleksi, Diagram Gaya geser dan Diagram Momen........................................... 20


a. Struktur secara umum............................................................................................... 20
b. Struktur secara khusus............................................................................................... 30
c. Pendekatan perancangan sistem struktur................................................................. 42
d. Alternatif pemecahan masalah.......................................................................................

III. Sistem Struktur dan Kontruksi...............................................................................................


a. Sub Sistem Pondasi.........................................................................................................
b. Sub Sistem Kolom- Balok- Plat lantai..............................................................................
c. Sub Sistem dinding dan lobang bukaan..........................................................................
d. Sub Sistem tangga struktural..........................................................................................
e. Sub Sistem Atap..............................................................................................................
f. Sub Sistem Plafond ........................................................................................................
g. Sub Sistem Lantai............................................................................................................
h. Sub Sistem pendukung lainnya.......................................................................................

IV. Sistem Utilitas Bangunan terhadap struktur, kontruksi dan material...................................


a. Fungsi utilitas bangunan secara umum..........................................................................
b. Jaringan air bersih dan air kotor( sanitasi dan drainase)................................................
c. Transportasi vertikal.......................................................................................................
d. Pemadam kebakaran......................................................................................................

V. Studi preseden terhadap bentuk Bangunan Tinggi ..............................................................


VI. Komparasi Karakteristik Bangunan Tinggi.............................................................................

Daftar Pustaka.....................................................................................................................................

1
BEBAN PADA STRUKTUR
a. Beban Gravitasi
a.Beban mati,semua bagian dari struktur yang bersifat tetap.
b.Beban hidup,semua beban yang terjadi akibat penghunian atau pengguna suatu
gedung.
b. Beban Lateral
a.Beban angin, semua beban pada struktur yang disebabkan oleh selisih tekanan udara.
b.Beban gempa, semua beban yang terjadi akibat pergerakan tanah akiba tadanya gempa.

c. Beban khusus
Beban khusus ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
terjadi akibat tekanan air, selisih suhu,pengangkatan dan pemasangan,penurunan fondasi,
susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal
dari keran, gaya sentrifugal dan gaya dinamik yang berasal dari mesin- mesin, serta
pengaruh pengaruh khusus lainnya. Aksi akibat beban khusus harus diperhitungkan dan
ditambahkan pada perhitungan perencanaan sebelumnya yang merupakan suatu
rangkaian kombinasi pembebanan.

PERENCANAAN STRUKTUR-UMUM

2
a. Sistem Struktur
Sistem struktur dari suatu bangunan, merupakan kumpulan dan kombinasi berbagai elemen
struktur yang dihubungkan dan disusun secara teratur, baik secara discrete maupun menerus
yang membentuk suatu otalitas kesatuan struktur.

b. Tujuan Perencanaan Struktur

Sistem struktur pada bangunan tinggi dirancang dan dipersiapkan agar mampu:
1.Memikul beban vertical baik statik maupun dinamik
2.Memikul beban horizontal, baik akibat angin maupun gempa
3.Menahan berbagai tegangan yang diakibatkan oleh pengaruh temperature dan hinkage.
4.Menahan external dan internal blast dan beban kejut(impactloads).
5.Mengantisipasi pengaruh vibrations dan fatigue.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem strktur terhadap beban
lateral antara lain adalah:
1.Kekakuan diaphragm dan kekakuan struktur
2.Distribusi gaya dan konsentrasi tahanan
3.Tahanan pada keliling luar(perimeter) struktur bangunan
4.Loncatan bidang vertikal(vertikalsetback)
5.Diskontinuitas kekuatan dan kekakuan struktur karena adanya balok transfer
(transfergirder), Lantai transfer(transferfloor) atau dinding struktur yang tidak menerus ke
bawah, dan dinding struktur yang letaknya berselang-seling baik dalam arah vertikal
maupun horizontal.
6.Softstoryeffect
7.Ketidakteraturan struktur
8.Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahanan yang cukup untuk menampung torsi
9.Benturan antar bangunan
10.Pemisahan bangunan
11.Efek kolom pendek (Shortcolumneffect)
12.Kemudahan pelaksanaan, terutama pada detail sambungan dan kerapatan tulangan.

c. Sistem rangka struktur

Berbagai sistem rangka dapat berupa:

3
1.Rigid-Frame
2.Truss/Braced-Frame
3.Infilled-Frame
4.Shear Wall Structures
5.Coupled Shear Wall Structures
6.Wall-Frame
7.Core Structures
8.Outrigger + Shear Wall + Braced Structures
9.Tubular Structures

Sistem struktur yang sederhana, beraturan dan tidak terlalu tinggi, analisis beban lateralnya
masih dapat dilakukan dengan cara quasistatik tetapi untuk bentuk yang tidak beraturan
sudah harus dilakukan dengan 3 dimensi yang disertai dengan analisis dinamik, baik linear
maupun non linear.

Berikut ini diberikan gambaran umum sebagai rough rule of thumb yang menggambarkan
secara global hubungan antara system rangka struktur dan jumlah tingkat bangunan dan
gambar berikutnya khusus untuk struktur beton bertulang pada gedung kantor
(officebuilding).

4
Sistem Struktur Lantai Diagfragma.Ditinjau dari pemikulnya, pelat dapat dibagi dalam 2
macam :

1.Pelat yang memikul dalam satu arah ( one-way-slab)

2.Pelat yang memikul dalam dua arah (two-way-slab)

Besarnya beban yang didistribusikan pada masing-masing arah tergantung dari berbagai
faktor :

5
1.Kekakuan dari pelat.

2.Perbandingan sisi panjang dan pendek dari pelat.

3.Kekakuan dari balok-balok tumpuannya.

4.Jenis kondisi perletakan.

Tebal minimum pelat lantai pada umumnya berkisaran antara1/30-1/35 bentang pendek untuk
tumpuan balok-balok pada kedua sisinya. Dan1/301/35 bentang panjang untuk struktur pelat
lantai flat plates(pelat tanpa balok-balok penumpu).

6
d. Sistem Struktur bawah

Penentuan sistem struktur bawah harus didasarkan pada data-data sebagai berikut :

a. Gambar rebcana arsitektur termasuk jumlah lapis basement yang dibutuhkan.

b. Keadaan dan situasi bangunan disekitarnya.

c. Hasil penyelidikan tanah yang meliputi :

1.Keadaan muka air tanah.

2.Penelitian pumping test jika dasar basement berada di bawah mika air tanah.

3.Lapisan tanah pendukung pondasi bangunan.

4.Rekomendasi sistem pondasi beserta daya dukung dan perkiraan penurunan bangunan.

7
CIRI-CIRI UTAMA DARI BERBAGAI SISTEM STRUKTUR

a. Momen resisting frame.

Momen resisting frame sering disebut juga sebagai Rigid frame atau Open frame
(portalterbuka). Pada ketinggian tertentu open frame tidak ekonomis, dan beralih pada shear-
wall frame yang lebih ekonomis, walaupun wall kurang daktail dibandingkan dengan open
frame. Momen resisting frame bias berupa steel frame atau concrete frame. Momen resisting
frame bias bersifat braced atau unbraced frame. Braced frame structures dipergunakan
baik pada bangunan rendah ataupun bangunan tinggi. Penggunaan braced frame bertujuan
untuk meningkatkan stiffness. Shear wall termasuk dalam kategori braced frame. Suatu
portal/frame akan diperlakukan sebagai Braced atau Unbraced adalah tergantung pada
perbandingan kekakuan lateral terhadap kekakuan kolomnya.

Shear Wall-frame

Vierendeel pada bangunan tinggi

8
Staggered Truss Buildings

Truss Frame

9
Shear Walls + Outriggers
1.Sampai ketinggian tertentu Wall-Frame tidak ekonomis karena Shear-Core terlalu langsing
untuk menampung drift yang berlebihan.
2.Outrigger + Belt Truss akan mengaktifkan partisipasi dari perimeter columns sebagai Struts
and Ties, sehingga terjadi redistribusi stresses dan eccentric loading.
3.Dengan demikian, Outrigger yang akan mentransfe rvertical shear dari core ke perimeter
columns, dan horizontal shear ditahan oleh core. Perilaku struktur ini identik dengan
system struktur stuktur cantilever tube-in-tube, tetapi tanpa adanya shear stiffness pada
outer-tube.
4.Akan menetralisir differential columns shortening akibat beban gravity dan juga sebagian
besar dari thermal movement.
5.Outrigger + Belt Truss membuat perimeter columns juga berpartisipasi dalam memikul
rotasi dan momen lentur.
6.Rotational restraint akan mereduksi momen pada core, karena momen yang dihasilkan
berlawanan-arah dengan momen core.
7.Akan mereduksi overall sway dan accelarations.
8.Out rigger system dapat beru bah steel truss esatau concrete wall beams.

10
Perilaku dari Outrigger dapat dijelaskan secara diagramatis sebagai berikut:

11
Tubular Structures

Makin tinggi bangunan, kelangsingan core, wall dan frames sudah tidak cukup efektif dalam
memikul/ menahan beban/ gaya lateral. Dengan demikian, seluruh struktur dapat berperilaku
seperti Huge Cantilever tube.

12
13
Mega Structures

Perbedaan utama antara struktur baja dan struktur beton berbagai perbedaan seperti berat,
biaya dan contruction method masih ada perbedaan dalam dynamic respons yang terjadi.
Steel building 2/3 damping concrete buildings
Note: lower damping akan mengakibatkan higher acceleration.
Steel building beratnya concrete buildings
Note: lower damping akan mengakibatkan highe racceleration. Kedua factor tersebut kurang
menguntungkan untuk steel building ditinjau dari dynamic respons yang terjadi.

Konfigurasi Bangunan dan Building Layout


Perencanaan struktur bangunan yang ideal adalah jika dipenuhinya konfigurasi bangunan
seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Walaupun demikian, jarang sekali dapat
dijumpai bangunan yang dapat sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut. Dengan
demikian maka perhitungan 3 dimensi baik secara elastic maupun inelastic sangat diperlukan.
Dalam perencanaan building layout, sudah harus diakomodasikan semua kepentingan dari
disiplin lain, dan perencanaan building layout harus diatur sedemikian rupa sehingga semua

14
beban-beban dapat disalurkan secara efisien dan efektif. Disamping itu metoda konstruksi
sangat berperan dalam pencapaian struktur yang diinginkan sesuai asumsi yang diletakkan
dalam perencanaan strukturnya.

15
ANALISA SHEAR WALL STRUCTURE
Struktur shear wall adalah struktur dimana beban horizontal seluruhnya dipikulkan pada
shear wall. Struktur dinding geser biasanya menerus keseluruhan tinggi bangunan yang
membentuk vertical kantilever.

PERILAKU SHEAR WALL STRUCTURE


Struktur shear wall pada bangunan tinggi pada umumnya terdiri dari wall yang berdimensi
berubah menurut ketinggian, dibagi dalam beberapa region.
(Jurnal perencanaan struktur bangunan tinggi)
Struktur Bangunan Tinggi yang Lazim
Sistem-sistem bangunan tinggi pendukung beban yang lazim dijumpai. Unsur unsur struktur
dasar bangunan adalah sebagai berikut:

16
Unsur Linier
Kolom dan balok. Mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
Unsur Permukaan
Dinding. Bisa berlubang dan berangka, mampu menahan gaya gaya aksial dan rotasi.
Plat. Padat atau beruas, ditumpu pada rangka lantai mampu memikul beban didalam dan
tegak lurus terhadap bidang tersebut.
Unsur Spasial
Pengbungkus fasade atau inti ( core ),misalnya dengan mengikat bangunan agar berlaku
sebagai suatu kesatuan perpaduan dari unsur unsur dasar.
Dinding Pendukung Sejajar ( parallel bearing wall )
Sistem ini terdiri dari unsur unsur bidang vertikal yang dipratekan oleh berat sendiri,
sehingga menyerap gaya aksi lateral secara efesien. Sisitem dinding sejajar ini terutama
digunakan untuk bangunan apartemen yang tidak memerlukan ruang yang bebas, dan sistem
sistem mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.
Inti dan Dinding Pendukung Fased ( core dan facade bearing walls )
Unsur bidang vertikal membentuk dinding luar yang mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini
memungkinkan ruang interior yang terbuka, yang bergantung pada kemampuan bentangan
dari unsur lantai. Inti ini memuat sistem sitem trasnportasi mekanis dan vertikal serta
menambah kekuatan bangunan.
Boks Berdiri Sendiri ( self supporting boxes )
Boks merupakan tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung.
Plat terkantillever ( cantilevered slab )
Pemikulan sitem lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolomyang
batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunanya. Besi akan banyak diperlukan,
terutama apabila proyeksi pelat adalah besar. Kekakuan pelat dapat ditingkatkan dengan
menggunakan teknik teknik pratekan.
Plat rata ( flat slab )
Sistem bidang horizontal pada umumnya terdiri dari plat lantai beton tebal rata yang ditumpu
pada kolom. Sistem ini tidak terdapat balok yang dalam sehingga tinggi lantai bisa minimum.
Interspasial
struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever pada setiap lantai antara untuk
memungkinkan ruang fleksibel didalam dan diatas rangka. Ruangan yang berada di dalam
lantai rangka digunakan untuk peralatan tetap, dan ruang bebas pada lantai diatasnya dapat
untuk kegiatan lainnya.

17
Gantung ( suspension )
Sistem ini memungkinkan pengguna bahan secara efesien dengan menggunakan penggantung
sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai.
Rangka Selang Seling ( staggered truss )
Rangka tinggi selain disusun sedemikian rupa sehingga setiap rangka lantai bangunana
menumpang dibangia atas suatu rangka dan dibawah.
Rangka kaku ( rigid frame)
Sambungan kaku digunakan antara susunan unsur linear untuk membentuk bidang vertikal
dan horizontal. Bidang vertikal terdiri dari kolom dan balok biasanya menggunkan rigid
persegi. Organisasi grid serupa juga digunakan untuk bidang horizontal yang terdiri atas
balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung pada kekuatan kolom
dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antar kolom menjadi penentu pertimbangan
rancangan.
Rangka Kaku dan Inti ( rigid frame dan core )
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Sistem inti ini memuat sistem sistem mekanis dan transortasi vertikal.
Rangka Trussed ( trussed frame )
Gabungan rangka kaku ( atau besendi ) dengan rangka geser vertikal akan memberikan
peningkatan kekuatan dan kekuatan struktur.
Rangka Belt-Trussed dan Inti ( belt-trussed dan core )
Beld Truss mengikat kolom fased ke inti sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti.
Pengakan ini dinamai cap trussing apabila berada dibagian bawahnya.
Tabung Dalam Tabung ( tube in tube )
Kolom dan balok eksterior ditempatkan sedeikian rapat sehingga fased menyerupai dinding
yang diberi pelubangan ( untuk jendela ). Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung kosong
yang terkantilever dari tanah. Inti interior (tabung) meningkatkan kekakuan bangunan dengan
ikut memikul beban bersama kolom kolom fased.
Kumpulan Tabung ( bundled tube )
Sistem kumpulan tabung dapat digambarkan sebagai suatu himpunan tabung tabung terpisah
yang membentuk tabung multi sel. Pada sistem ini kekakuan bertambah. Sistem ini
memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling tinggi dan daerah lantai yang paling
luas.

18
FACADE STRUKTURAL
Fasad merupakan salah satu elemen terpenting dalam penampilan suatu bangunan.
Banyak arsitek yang menggunakan olahan pada fasad untuk memberikan keindahan atau
kesan khusus sesuai dengan yang diinginkan. Fasad juga memberikan citra tentang kondisi
sosial suatu masyarakat dan juga dapat menggambarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di
dalam bangunan

Penggunaan struktur bangunan untuk ditampilkan pada fasad membutuhkan perhatian


khusus yang berbeda dengan struktur yang disembunyikan dengan kulit (skin) bangunan.
Namun dengan keterampilan arsitek dalam mengolah struktur bangunannya serta material
dan kesan yang ingin ditampilkan dapat menjadi nilai tambah pada bangunan. Bangunan
yang menunjukkan struktur pada fasadnya memberikan kesan kestabilan dan kekokohan
sekaligus menunjukkan cara bangunan tersebut dapat berdiri.
Pencarian bentuk dan fasad arsitektur sebagai faktor penting yang membentuk citra
bangunan. Banyak arsitek yang menggunakan fasad sebagai citra bangunan yang
menyampaikan konsepnya.
Sistem fasade struktur dapat dibagi 2 kelompok:

1. Grid fasade seragam yang berulang pada sebagian atau pada seluruh tampak
2. Pola-pola struktur diagonal yang menutup seluruh fasade

19
Gambar 1.21 grid fasade seragam (Schueller, Wolfgang. 1989. Struktur Bangunan
Bertingkat Tinggi)

Gambar 1.22 grid fasade struktur (Schueller, Wolfgang. 1989. Struktur Bangunan
Bertingkat Tinggi)

20
Gambar 1.23 fasade struktur (Schueller, Wolfgang. 1989. Struktur Bangunan Bertingkat
Tinggi)

Gambar fasad struktur grid pada bangunan tinggi (Nationwide Project Sample Gallery |
Thermolite Windowsthermolitewindows.com)

21
Gambar 1.24 struktur fasad diagonal yang langsung terhubung pada struktur rangka kaku
(The leaning Tower)

Material fasad struktur bisa merupakan material beton bertulang struktur utama
maupun dari baja.

Fasad Struktur tidak harus seragam pada seluruh fasade, tetapi dikelompokkan di
tempat-tempat yang tepat untuk menahan gaya-gaya secara efisien. Rangka sabuk dan kepala
(belt and cap) sekeliling bangunan, misalnya, ditempatkan pada lantai-lantai yang dapat
mengikat unit bangunan bersama-sama secara efisien ke dalam suatu kesatuan yang kohesif.

Fasad Struktur disamping berguna untuk kestabilan struktur juga dapat digunakan
sebagai penunjang estetika maupun menunjukan makna filosofis.

Fasade Struktur
Penggunaan pengaku lateral untuk bangunan tinggi tidak hanya terbatas pada inti internal,
dinding geser,dan rangka pengaku untuk melawan gaya gaya angin dan gempa. Semua sistem
ini dapat dinyatakan pada fased eksterior sehingga memenuhi fungsi estetika maupun
struktural.
Untuk bangunan tinggi, pengakuan rangka akan menghambat sirkulasi ruangan yang
digunakan pada kegiatan. Kolom kolom ini harus berjalan agak dekat untuk mengurangi
ketebalan struktur lantai. Sistem fasade struktur dapat dibagi menjadi kelompok: grid fased
seragam yang berulang pada seluruh tampak bangunan dan pola pola struktural seperti
diagonal yang menutupi seluruh struktur fasade.

22
( struktur bangunan bertingkat tinggi, wolfgang schueller hal 79 s/d 104 )

23
Sistem Rangka Lantai
Plat dapat membentang langsung ke balok rangka apabila ditempatkan secara rapat dan beban
yang dipikul kecil.
Pada bangunan berlantai 20, sebuah plat beton membentang 9 kali di antara balok beton
berbentuk I yang menupu pada balok jendela pemikul beban. Pada bangunan ini gaya lateral
di pikul di ujung bangunan. Prinsip serupa juga digunakan untuk struktur rangka staggered
berlantai tujuh. Dengan meningkatkan jarak antar rangka balok anak harus disusun lebih
rapat untuk meneruskan beban gravitasi ke balok rangka. Pendekatan ini tipikal untuk
struktur rangka. Pembagian utama struktur pada bangunan berlantai 27 terdiri dari inti
terpusat dan rangka membungkus keliling. Tebal balok plat 30 inci dan bentang 45 kaki
antara inti dengan kolom eksterior. Didaerah sudut, balok balok ini ditunjang oleh balok plat
40 inciyang menghubungkan inti dengan rangka fased melintang. Lantai lantai tersebut dari
dek baja kisi kisi danbeton ringan.
( struktur bangunan bertingkat tinggi, wolfgang schueller hal 283 s/d 284 )

Bidang struktur verktikal


Struktur bangunan terdiri dari bidang bidang vertikal seperti dinding dan atau rangka
berserta bidang bidang horizontal berupa struktur lantai.
Gaya gravitasi dan lateral di sebar melalui struktur lantai kebidang bidang vertikal bangunan,
lalu dari bidang bidang ini ke bumi. Intensitas, arah, dan jenis aksi dari aliran gaya
bergantung pada bentuk bidang bidang vertikal dan juga pada susunan di dalam volume
bangunan.

Penyebaran gaya gaya vertikal


Beban gravitasi yang bekerja pada suatu bangunan harus diturunkan melalui bidang vertikal
menerus atau membentuk sudut dengan permukaan tanah. Bidang bidang vertikal ini bisa
berupa jenis rangka tiang dan balok ( post and beam ) atau sistem dinding, yang bisa padat
atau berangkak
Aliran garavitasi jelas bergantung pada susunan bidang bidang struktur vertikal didalam
bangunan. Berbagai kemungkinan penempatan sistem struktur vertikal pada denah bangunan
ditunjukan pada bagian bawah. Sistem sistem ini dikenal sebagai sistem dinding geder
(pembebanan lateral) yang dapat dipandang sebagia sistem tiang dan balok, rangka atau
dinding padat. Dinding bisa berupa sistem permukaan linear atau sistem inti tiga dimensi
tertutup atau berundak.

24
Penyebaran gaya gaya lateral
Struktur bangunan harus memiliki kemampuan untuk menahan berbagai jenis gaya lateral
seperti yang diebabkan oleh angin atau gempa. Gaya gaya lateral disebarkan melaui lantai
yang bertindang sebagai balok horizontal ke bidang bidang bangunan vertikal yang
diperlukan. Selanjutnya bidang bidang bidang ini meneruskan gaya gaya kepondasi.
( struktur bangunan bertingkat tinggi, wolfgang schueller hal 91 s/d 95 )

Struktur Bangunan Tinggi dan Perilaku Ketika Dibebani


Semakin tinggi suatu bangunan, pentingnya gaya aksi lateral menjadi semakin berarti. Pada
ketinggian tertentu ayunan lateral menjadi demikian besar sehingga pertimbangan kekakua,
ahli ahli kekuatan bahan struktur. Beberapa faktor yang memungkinkan pengembangan
sistem sistem baru ini adalah:
Bahan struktur berkekuatan sangat tinggi misalnya beton 9000 psi dan ligam campuran
berkekuatan tinggi.
Aksi kompisit antara unsur unsur struktur
Teknis sambungan yang mutakhir
Penggunaan bahan yang ringan
Teknik teknik konstruksi mutakhir
Struktur Dinding Pendukung
Sruktur dinding pendukung merupakan konstruksi batu yang tebal dan berat karena berat dan
tidak fleksibel dalam letak tata denahnya, struktur ini tidak digunakan pada bangunan
tinggi.Akan tetapi, perkembangan teknologi baru dalam penggunaan teknik konstruksi
batudan panel beton pracetak menjadikan konsep dinding pendukung cukup ekonomis pada
bangunan tinggi berorde sedang. Jenis bangunan yang menuntut banyak pembagian ruang
seperti hotel, apartemen cocok dengan konstruksi ini.
Reaksi struktur dinding pendukung terhadap pembebanan bergantung pada bahan yang
digunakan serta jenis interaksi yang terjadi antara bidang lantai horizontal dengan bidang
dinding vertikal. Artinya, perilaku struktur adalah fungsi dari tingkatan kontinuitas antara
dinding dinding dan antara dinding dengan plat lantai.
Beban vertikal diteruskan sebagai momen melalui struktur lantai langsung ke dinding.
Bentang lantai yang lazim antara 12 sampai 25 kaki.
Tegangan tekan pada dinding adalah fungsi dari bentangan lantai, ketinggian dan jenis
bangunan, dan ukuran serta susunan dari bukaan dinding. Bukaan dinding hendaknya

25
ditempatkan pada sumbu vertikal yang sama untuk menghindari tekanan beban dari bukaan
jendela yang disusun selang seling.
Gaya gaya horizontal tersebar melalui struktur lantai dan berlaku sebagai diafragma
horizontal terhadap dinding geser, sejajar dengan aksi gaya. Dinding geser ini menahan aksi
tersebut karena sangat kaku , berperan sebagai balok yang tebal, dan bereaksi terhadap
dinding geser, serta lentur terhadap gulingan.
Dinding memanjang menahan beban gravitasi dan meneruskan gaya angin mengakibatkan
momen lentur kediafragma lantai atau langsung ke dinding geser yang terletak ditengan atau
ujung bangunan.

Struktur Inti Geser


Sistem terkantilever bukanlah jenis yang lazim digunakan karena fleksibilitas truktur lantai
terkantilever dan besi tulangan yang diperlukan untuk menahan momen negatif dari plat
harus banyak sekali. Apabila struktur lantai bagian luar di tahan oleh struktur yang digantung
dari sistem rangka setinggi satu lantai, maka kekakuan menyeluruh akan meninkat, ekspresi
arsitektur dari bangunan tetap mengesankan keterbukaan dan keringanan.

26
Sistem Rangka Kaku

Pada umumnya berupa grid persegi teratur. Terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal
yang dihubungkan melalui bidang dengan menggunakan sambungan kaku (rigid). Rangka ini
bisa satu dengan dinding interior. Prinsip rangka kaku akan ekonomis sampai 30 lantai untuk
rangka baja dan sampe 20 lantai untuk rangka beton.

27
Struktur Dinding Balok : Sistem Trus Interspasial dan Staggered
Struktur bangunan rangka staggered lebih kokoh dari pada bangunan dengan mengguakan
struktur interspasial. Rangka digunakan pada setiap lantai dan di susun selang seling. Prinsip
pembuatan yang selang seling sangat efisien apabila diterapkan untuk menahan beban
horizontal dan vertikal.
Pada rangka staggered , plat lantai berlaku sebagai diafragma horizontal kaku tak terhingga
sehingga semua titik pada lantai mempunyai penyimpangan hirizontal yang sama. Dengan
demikian semua rangka bertindak sebagai satu kesatuan.
Sistem Bangunan Dinding Rangka Geser ( Frame Sher Wall Building System )
Sistem bangunan digunakan pada bangunan lebih tinggi dari 30 lantai. Beberapa denah
bangunan tinggi tipikal yang menggunakan inti dan rangka.

Letak inti
Inti fasede eksterior
Inti interior
Inti eksentris
Jumlah inti
Inti tunggal
Inti terpisah
Inti banyak
Bentuk inti

28
Bentuk tertutup : bujur sangkar, persegi panjang,bulat, segitiga
Bentuk terbuka : bentuk X, L dan I

Bentuk inti disesuaikan dengan bentuk bangunan ( j,o,t )

Sistem Rangka Bersendi Dinding Geser


Sistem hanya dapat memikul beban gravitasi, dinding geser akan memikul semua beban
lateral.
Struktur Bangunan Plat Rata
Keterbatasan dari sistem plat rata adalah:
Beban mati yang besar tidak menguntungkan apabila menghadapi kondisi pondasi yang sulit.
Rasio tebal terhadap bentangan yang kecil dapat menyebabkan lendutan plat terlihat besar.
Kemampuan bentangan yang pendek 15-25 kaki atau 35 kaki apabila diprategang. Membatasi
kemampuannyauntuk menyesuaikan diri terhadap tata letak partisi yang berubah-ubah.
Sistem Interaksi Dinding Geser Rangka Dengan Belt Truss Kaku
Rangka diperkaku menjadi tidak efisien lagi diatas ketinggian 40 lantai karena banyak sekali
diperlukan bahan untuk membuat pengaku yang cukup kaku dan kuat. Efisien struktur
bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan menggunakan rangka sabuk ( belt truss )
horizontal untuk mengikat rangka ke inti.
( struktur bangunan bertingkat tinggi, wolfgang schueller hal 117 s/d 143)

29
Pondasi
pondasi langsung atau pondasi telapak persegi
pondasi ini baik untuk dipakai sebagai telapak pondasi pada sebelah kolom sebuah bangunan
sklet. Dalam hal itu lantai pada permukaan tanah kebanyakan juga tidak mendukung, tetapi
dengan begitu saja terletak pada lapisan tanah dasar. Karena alasan ini, maka lantai harus
dipasang bebas dari pondasi.
Setelah pondasi dicor dan tanah ditambahkan, skelet dipasang dan lantai dapat dicor. Untuk
keperluan itu, sebuah acuan beton disetel sekelilikng kolom.

30
Pondasi pra fabrikasi

Pondasi ini banyak digunakan bangunan kecil yang temboknya tidak begitu panjang, bentuk
pondasi ini banyak juga diterapkan pada pembangunan rumah.

31
Penguatan dan pelebaran pondasi yang ditembok

Pondasi yang ada digali terbuka setempat sepanjang 1000m mm dan pondasi digali sampai
kedalaman yang dibutuhkan. Juga pada sisi atasnya, alas beton yang terbentuk itu harus
dikopel pada setiap kurang lebih 500 mm s.k.s.

Pondasi Telapak Persegi Sumuran

Kolom yang kebanyakan dibuat dari beton bertulang. Metoda ini sesuai benar dalam rangka
cara mendirikan bangunan dewasa ini, diperoleh dimana kedayagunaan dan kecepatan adalah
yang paling penting. Keuntungan menggunkan pondasi ini adalah bahwa fabrikasinya dapat
berlangsung terus bagaimana pun keadaan cuaca dan kalau dikehendaki dapat diadakan suatu
pesediaan. Dengan demikian,rencana untuk mendirikan bangunan dapat dihitung lebih hemat
tanpa menimbulkan bahaya.

32
Pondasi Tangga
Bentuk pondasi ini diterapkan dalam hal sebagai berikut:
Apabila yang padat sebelah bawah muka tanah sangat berbukit bukit.
Apabila harus mendirikan bangunan pada sebuah lereng; juga telapak pondasi dalam hal ini
hal ini harus dipasang berselang selang secara bertingkat . cara kerja ini menghasilkan suatu
penghematan yang besar terhadap bahan dan pemindahan tanah.
Membangun Pada Bidang Miring
pondasi ini digunakan pada bangunan yang berada dibukit atau bukit pasir. Setelah lapisan
humus dihilangkan, lapisan tanah diratakan.
Hubungan Dinding Pondasi Dengan Gudang Bawah Tanah
Pondasi yang dapat menyambung pada gudang bawah tanah, sebab penambahan tanah
disamping gudang bawah tanah berkelakuan lain dari padatanah padat dimana telapak
pondasi dipasang.

33
Membentangi Tanah yang Digali
Sebuah lengkung atau pembentangan mungkin perlu apabila sebagian dari tanah lapisan
bawah sangat menyimpang dari sisi tanah. Dalam hal itu dianjurkan untuk membuat balok
yang menerus pada sisi bawahnya agak bulat atau tirus.

Pondasi Pada Sumuran


Metoda pondasi ini sering diterapkan apabila tanah yang bergaya dukung terdapat 3000 s/d
6000mm sebelah bawah muka tanah. Namun tidak perlu gali sumur bangunan yang besar,
juga tidak diperlukan transportasi tanah dalam jumlah besar yang mungkin harus ditimbun.

34
Pondasi Pada Tiang

Tiang Kayu Dengan Balok Beton ( Bendul )


Daya dukung plat pondasi atau tegangan tekan dalam kayu memanjang ditempat kepala tiang
adalah menentukan untuk jarak maksimum daru tiang atau rimbat-melintang-tiang.
Keuntungan
Daya dukung tiang kayu dapat dipergunakan dengan sepenuhnya, sebab jarak antar tiang
dapat enjadi sangat besa. Balok beton dapat diberi setiap ukuran lebar atau ukuran tinggi
yang dikehendaki atas dasar perhitungan statik.
Suatu penghemat besar atas cacah tiang dan dengan demikian juga atas beata pancang dan
sebagainya.
Pondasi Tiang Beton
Syarat pembutan :
Tempat, posisi dan tinggi potong tiang
Pemeriksaan tanah

35
Penampang badan tiang dan, kalau ada, kaki yang diperberat dan panjangnya

Penulangan tiang
Kwalitas beton yang diharuskan
Beban tiang yang berkerja
Contoh Penulangan Struktur

36
37
Jenis struktur yang banyak dipakai dalam pembangunan gedung gedung tinggi ialah :
Stuktur bidang (surface structures) dengan bahan beton tulang.
Struktur rangka (skeleton structures) dengan bahan beton tulang atau baja.
Struktur majemuk (composite structures) dengan bahan beton tulang atau beton tulang + baja.
(Poerbo, M.ARCH., 2005)

Sistem Sirkulasi
Sirkulasi Horisontal
Lorong melayani dua arah ( Double Loaded Corridor System)
Sistem ini sangat ekonomis .Banyak digunakan untuk proyek proyek perkantoran,
pendidikan, flat flat, rumah sakit dan sekolah atau bangunan pendidikan.
Lorong melayani satu arah (Single Loaded Corridor System)
Sistem ini kurang ekonomis. Banyak digunakan untuk hotel hotel flat dan sekolah/
bangunan pendidikan.
Lorong Pinggiran (Perimeter Corridor /Exterior Corridor)
Sistem ini dipakai bila ruang yang dilayani bentangnya besar dan lorong pinggirannya
sekaligus berfungsi sebagai penahansinar matahari.Sistem ini banyak dipakai untuk bangunan
pendidikan.
(Poerbo, M.ARCH., 2005)

Sirkulasi Vertikal
Di dalam sarana sirkulasi vertikal terdapat sarana sarana untuk lalu lintas orang, barang,
benda (kotoran padat dan cair, air bersih), hawa bersih/AC, dan instalasi listrik, telepon.
Untuk lalu lintas orang digunakan : tangga, eskalator, dan lift.
Untuk lalu lintas barang digunakan : lift, conveyor.
Untuk lalu lintas benda padat/cair : pipa pipa dalam tabung pemipaan.
Untuk lalu lintas hawa bersih : tabung tabung/koker/ducts.
Dalam sarana sirkulasi vertikal juga ditempatkan ruang ruang pelayanan seperti toilet,
gudang, dapur kecil, kamar pemeliharaan dan kamar-kamar mesin penghawaan mekanis/AC (
ruang mekanikal ), AHU ( ruang pengolahan udara ).
Untuk membuat prarencana, luas denah untuk sirkulasi vertikal ditaksir sekitar 20-25% dari
luas denah per lantai, tergantung tinggi gedung, dan fungsi gedung.
Sistem inti tunggal ( single core system )

38
Dalam sistem ini semua sirkulasi vertikal dan ruang ruang pelayanan di simpan dalam satu
inti gedung yang melayani sirkulasi horizontal dalam jarak tempuh yang aman ialah sekitar
30 meter.Bila gedungnya panjang gepeng vertikal atau denahnya luas, disediakan beberapa
inti yang jaraknya diatur sedemikian sehingga masih dalam batas jarak pencapaian
maksimum ( 30 meter ). Dengan demikian akan terjadi sistem inti banyak ( multi-core
system ).
Pembagian inti
Telah diketahui bahwa dalam inti gedng terdapat :
Tabung elevator/lift
Tangga kebakaran
Ruang ruang pelayanan ( toilet, gudang, dapur kecil, ruang pemeliharaan gedung, ruang
mesin AC)
Tabung tabung instalasi ( air bersih, air kotor, listrik, telepon, vertikal conveyor )
(Poerbo, M.ARCH., 2005)

Sistem struktur bangunan tinggi


Sistem stuktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai elemen struktur
secara tiga dimensi yang cukup rumit.Fungsi utama dari sistem struktur adalah untuk
memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkan
tanah mealui fondasi.Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertikal, beban
horizontal, perbedaan temperature, getaran, dll.Sistem struktur yang menggunakan bahan
beton bertulang, baja, maupun komposit, selalu ada komponen /subsistem yang
dikelompokkkan dalam sistem yang digunakan untuk menahan gaya gravitasi dan sistem
untuk menahan gaya lateral

39
Gambar :Sistem Struktur Bangunan Tinggi
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Sistem penahan gaya gravitasi


Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati struktur dan beban hidup
yang besarnya sisesuaikan dengan fungsi bangunan.
Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur bangunan. Sistem struktur lantai
biasanya merupakan kombinasi dari pelat dengan balok induk (girder) atau anak balok
(beam) atau rusuk (rib atau joist), yang ketebalannya tergantung pada bentang, beban, dan
kondisi tumpuannya

40
Gambar :Struktur Lantai
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Sistem penahan lateral


Penahan gaya lateral yang lazim digunakan adalah portal penahan momen, dinding geser atau
rangka pengaku.
Portal penahan momen terdiri dari komponen ( subsistem ) horizontal berupa balok dan
komponen ( subsistem ) vertikal berupa kolom yang dihubungkan secara kaku (rigid joints).
Dinding geser (shear wall) didefinisikan sebagai komponen struktur vertikal yang relative
sangat kaku.Dinding geser boleh memiliki bukaan sedikit sekitar 5 % agar tidak mengurangi
kekakuan. Fungsi dinding geser berubah menjadi dinding penahan beban ( bearing wall ), jika
dinding geser menerima beban tegak lurus dinding geser.Penempatan dinding geser dapat
dilakukan pada sisi luar bangunan atau pada pusat bangunan. Dinding geser yang
ditempatkan pada bagian dalam bangunan biasa disebut dengan inti structural (structural
core).
Rangka kaku ( braced frame ) terdiri dari balok dan kolom yang ditambahkan pengaku
diagonal.Rangka pengaku banyak digunakan pada bangunan tinggi yang menggunakan
struktur baja.

41
Gambar : Perilaku Sistem Gabungan Penahan Gaya Lateral
Sumber :Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

Stabilitas bangunan
Stabilitas bangunan, khususnya terhadap beban gempa dapat diperoleh dari :
Berat sendiri bangunan

Gambar : Perilaku Struktur Bangunan Tinggi Terhadap Gempa


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

42
Membuat podium

Gambar :Bangunan Tinggi dengan Podium


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

Dengan tiang pancang

Gambar :Bangunan Tinggi Dengan Tiang Pancang


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

43
Membuat basemen

Gambar : Bangunan Tinggi Dengan Basemen


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

Gabungan podium dan basemen

Gambar : Bangunan Tinggi Dengan Basemen


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

44
Aplikasi struktur bangunan tinggi
Sistem struktur untuk bangunan tinggi yang menggunakan bahan beton (beton bertulang)

Gambar :Struktur Dengan Bahan Beton


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Disini terlihat bahwa portal kaku (rigid frame) hnya dapat digunakan untuk bangunan dengan
ketinggian maksimal 20 lantai.Jika bangunan ingin mencapai ketinggian sampai dengan 50
lantai maka portal harus diperkaku dengan dinding geser (rigid frame-shear wall).Bangunan
dengan struktur beton hanya dapat digunakan untuk maksimal ketinggian 80 lantai.Bangunan
tinggi yang menggunakan bahan struktur baja (baja komposit) dapat digunakan sampai
ketinggian 140 lantai.

Gambar : Struktur Dengan Bahan Baja


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

45
Dapat disimpulkan bahwa bahan struktur baja lebih mampu untuk mendukung bangunan
yang lebih tinggi dibandingkan sistem yang sama pada struktur bahan beton.
(Juwana, 2005)

Pemisahan bangunan (dilatasi)


Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi,
antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian bangunan lain yang mempunyai
kelemahan geometris. Disamping itu bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan
deformasi akibat penurunan fondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat
besar pada dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan atau
keruntuhan struktural.

Gambar :Pemisahan Bangunan


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

46
Terdapat beberapa bentuk dilatasi yang umum digunakan, diantaranya :

Dilatasi dengan dua kolom

Gambar :Dilatasi Dengan Dua Kolom


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Dilatasi dengan balok kantilever

Gambar : Dilatasi dengan balok kantilever


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

47
Dilatasi dengan balok gerber

Gambar :Dilatasi dengan Balok Gerber


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Dilatasi dengan konsol

Gambar :Dilatasi dengan Konsol


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

48
Inti bangunan
Tata letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower) berbeda dengan bangunan
yang berbentuk memanjang (slab), dan dikelompokkan sebagai berikut :
Inti pada bangunan bentuk bujur sangkar
Bentuk dasar bujur sangkar banyak digunakan untuk bangunan perkantoran dengan koridor
menelilingi inti bangunan.

Gambar :Inti di Pusat Berbentuk Bujur Sangkar


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Inti pada bangunan bentuk segi tiga

Gambar : Inti di Pusat Berbentuk Segi Tiga


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

49
Inti pada bangunan bentuk lingkaran
Menara berbentuk lingkaran biasanya digunakan pada fungsi hunian (apartemen dan hotel)
dengan koridor berada di sekeliling inti bangunan sebagai akses ke unit-unit hunian.

Gambar : Inti di Pusat Berbentuk Lingkaran


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Inti pada bangunan dengan bentuk memanjang


Bangunan dengan bentuk memanjang biasanya digunakan untuk hotel. Walaupun demikian,
bentuk memanjang ini dapat pula digunakan untuk fungsi lain seperti apartemen dan
perkantoran.

Gambar :Inti di Luar Bangunan


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

50
Inti pada bangunan dengan bentuk silang
Bangunan dengan bentuk silang merupakan variasi dari bangunan dengan bentuk
memanjang. Bentuk seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan luas lantai tipikal yang
cukup luas, tetapi tetap dapat memanfaatkan pencahayaan alami.Bangunan bentuk ini banyak
digunakan untuk fungsi hotel, apartemen, dan perkantoran.

Gambar : Inti di Tengah Bangunan


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Inti pada bangunan bentuk Y

Gambar : Inti di Pusat Bangunan


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

51
Inti pada bangunan dengan bentuk acak

Bangunan dengan inti yang diletakkan diluar titik berat massa bangunan dan ditempatkan
secara acak kurang menguntungkan bagi perencanaan bangunan tahan gempa

Gambar : Inti di Tempatkan Acak


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

52
Karakteristik tata letak inti bangunan

Gambar :Tabel Karakteristik Tata Letak Inti Bangunan


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

Gambar :Fleksibilitas Penyewa


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

53
Lubang utilitas (shaft) dan jalur utilitas

Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan jalur distribusi
jaringan utilitas, baik pada arah vertikal yang berdampak pada rancangan denah bangunan,
maupun pada arah horizontal yang berdampak pada potongan bangunan

Alternative jalur sirkulasi

Gambar :Alternatif Jalur Sirkulasi


Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
(Juwana, 2005)

54
SISTEM ATAP

Sistem atap berfungsi sebagai elemen primer untuk melindungi ruang-ruang interior suatu
bangunan. Bentuk dan kemiringan atap harus sesuai dengan jenis penutup atap-sirap,
genteng, atau membrane menerus yang digunakan untuk menguncurkan air hujan dan salju
yang mencair menuju system drainase, got, dan saluran bawah tanah. Konstruksi atap juga
harus mengontrol aliran uap, infiltrasi udara, aliran panas dan radisasi sinar matahari.

Sebuah atap harus diberi struktur agar dapat membentang sepanjang ruangan dan menopang
bebannya sendiri serta beban peralatan yang disangga dan beban akumulasi hujan dan salju.
Atap datar digunakan sebagai dek juga harus memperhitungkan beban hidup. Sebagai
tambahan dari bebam gravitasi, bidang atapvditentukan untuk menahan angin lateral dan gaya
seismic, juga gaya angkat angin dan menyalurkan gaya-gaya ini ke struktur penopang.

55
Karena beban gravitasi suatu bangunan bermula dari system atap, susunan strukturalnya
harus bersesuaian dengan sitem kolom dan dinding penopang dimana beban-beban disalurkan
ke bawah sampai pada system fondasi. Bentang atap yang panjang dapat menghasilkan
susunan ruang interior yang lebih fleksibel sementara bentangan atap yang lebih pendek
dapat mendefinisikan ruang dengan lebih akurat.

Bentuk dari struktur atap-datar ataupun miring gabled atau hipped, luas atau sempit atau
terartikulasi secara berirama mempunyai pengaruh besar pada citra bangunan.

KEMIRINGAN ATAP

Slab beton bertulang

Rangka truss baja atau kayu datar

Balok dan dek baja atau kayu

Kasau baja atau kayu dan lapisan


penutupnya

56
ATAP DATAR
Atap datar memerlukan material membrane penutup atap yang kontinu
Kemiringan minimal yang disarankan per kaki (1:50)
Kemiringan atap dapat dibentuk dengan mencondongkan bagian structural dek atap atau
memiringkan lapisan insulasi termal
Kemiringan biasanya mengarah pada saluran drainase interior, lubang drainase tepi atap
dapat digunakan untuk mengalirkan air hujan
Atap datar menutup bangunan secara efisien pada setiap dimensi horizontal, dan dapat di
desain untuk berfungsi sebagai ruang outdoor
Struktur bangunan atap datar terdiri dari :
Slab beton bertulang
Rangka truss baja atau kayu datar
Balok dan dek baja atau kayu
Kasau baja atau kayu dan lapisan penutupnya

57
Rusuk baja atau kayu dan
lapisannya

Dek, gording, dan balok baja


atau kayu

Truss baja atau kayu

ATAP MIRING
Atap miring dapat dikategorikan ke dalam :
Atap kemiring rendah sampai 3:12
Atap kemiringan sedang dan tinggi- 4:12 sampai 12:12
Kemiringan atap memperngaruhi pemilihan material penutup atap, ketentuan underlayment,
flashing, serta desain beban angin
Atap kemiringan rendah membutuhkan membran penutup atap kontinu atau roll : beberapa
material sirap dan lembaran dapat digunakan pada kemiringan 3:12
Atap kemiringan sedang dan tinggi dapat ditutupi oleh sirap, genteng, atau material lembaran
Atap miring mengucurkan air hujan dengan mudah ke saluran air
Ketinggian dan area atap miring bertambah seiring dengan dimensi horisontalnya
Ruang dibawah atap miring dapat digunakan
Bidang atap miring dapat di kombinasikan untuk membentuk bentuk atap yang bervariasi
Atap miring dapat mempunyai struktur :
Rusuk baja atau kayu dan lapisannya
Dek, gording, dan balok baja atau kayu
Truss baja atau kayu

SLAB ATAP BETON BERTULANG


Slab atap beton bertulang dibentuk dan dicor dengan prosedur yang sama dengan sistem
lantai beton. Slab atap biasanya dilapisi dengan jenis membran penutup atap.
Untuk pemasangan atap datar :

58
Miringkan bagian atas slab atau lapisan insulasi panas untuk drainase atap; disarankan
minimal per kaki (1:50)
Slab dapat ditopang oleh kolom beton bertulang, rangka beton bertulang atau dinding
penopang dari beton bertulang atau batu bata

Tepi yang dibelokkan keatas dapat


membentuk dinding parapet
Setrip logam (reglet) dapat dicor
kedalam parapet untuk menerima pelat
flashing

Ujung slab dapat dibentuk kantilever


untuk membentuk teritisan atau
overhang

Tepi atau balok spandrel dapat


menopang dinding non structural
Angkur logam dapat dicor ke dalam
balok spandrel untuk mengikat panel
dinding non struktural

Lapisan pelindung gerusan


Membran penutup atap

Busa kaku atau insulasi


beton ringan

Penghambat uap

Finishing halus untuk


menerima insulasi dan
penutup

Slab atap beton bertulang

59
Beton bertulang dapat didesain dan dicetak kedalam bentuk atap yang bervariasi, seperti pelat
lipat, kubah dan struktur cangkang.
SISTEM ATAP BETON PRACETAK

Sistem atap beton pracetak mempunyai bentuk dan konstruksi yang mirip dengan system
lantai pracetak dan menggunakan tipe unit slab yang sama. Untuk kondisi umum dan
ketentuannya ( urutan panah diatas) :
Flashing parapet
Membran penutup atap di atas insulasi kaku
Pelapis atas di cor ditempat, diperkuat dengan serat filamen atau tulangan, melekat pada slab
pracetak untuk membentuk unit komposit structural, minimal 2 (51). Pelapis ini dapat
diabaikan jika insulasi busa kaku diletakkan diatas unit pracetak yang halus.
Pelapis beton atau unit pracetak miring untuk mengalirkan air, disarankan minimal per
kaki (1:50)

60
Agar berfungsi sebagai diafragma horizontal dan menyalurkan gaya lateral ke dinding geser
(shear wall), tulangan baja harus mengikat unit-unit slab pracetak di atas penopang dan pada
tumpuan tepinya.
Koneksi tumpuan harus memungkinkan pergerakan horizontal karena deformasi gradual,
pengerutan dan perubahan temperature

61
RANGKA ATAP BAJA STRUKTURAL
Struktur atap datar dapat diberi rangka baja mirip dengan struktur rangka lantai baja.
Balok atap primer dan sekunder dapat menopang kasau baja jejaring terbuka, dek atap logam,
slab beton cor di tempat atau unit beton pracetak.
Proyeksi teritisan atap dapat dibuat dengan memperpanjang balok atap sekunder melewati
penopangnya atau membuat ceruk pada konstruksi dinding eksterior.

62
Membran penutup atap di atas busa kaku
atau insulasi beton ringan

Panel dinding pengisi atau veneer dapat


di topang oleh balok baja atau slab
beton yang dicor di atas deg logam

Balok teritisan dapat


dirangkakan di dalam
balok primer atau
kontinu di atas balok
penopang utama

Pelat sambungan

Ujung balok dapat


diruncingkan atau
diperingan dengan
dilubangi

63
RANGKA KAKU DARI BAJA
Rangka kaku terdiri dari 2 kolom dan sebuah balok atau balok induk yang tersambung secara
kaku. Beban yang diaplikasikan menghasilkan gaya tekuk dan geser aksial dalam semua
bagian rangka karena sambungan kaku menahan setiap ujung dari perputaran secara bebas.
Sebagai tambahan, beban vertical menyebabkan rangka kaku mengembangkan daya dorong
horizontal pada landasanya. Rangka kaku secara statis dan kaku hanya pada bidangnya.

64
TRUSS BAJA
Truss baja secara umum dibuat dengan mengelas atau membaut sudut structural dan tee
bersama-sama untuk membentuk rangka berbentuk segitiga. Karena truss memiliki bentuk
bagian-bagian yang ramping, koneksi biasanya memerlukan penggunaan pelat gusset baja.
Truss baja yang lebih berat dapat memanfaatkan bentuk wide-flange dan tube structural.

65
TIPE-TIPE TRUSS

Truss datar mempunyai batang atas


dan batang bawah yang pararel
Truss jenis Pratt mempunyai elemen
vertical yang menahan tegangan dan
elemen diagonal yang menahan tarik.
Biasanya truss ini lebih efisien untuk
kasus dimana elemen jejaring yang
lebih panjang dibebani tarikan

Truss jenis Howe mempunyai bagian


vertical yang menahan tarikan dan
bagian diagonal yang menekan tekanan

Truss jenis Belgian hanya mempunyai


elemen-elemen miring

Truss jenis Fink adalah truss Belgian


yang mempunyai elemen subdiagonal
untuk mengurangi panjang elemen
yang mengalami tekanan menuju
tengah bentangan
Elemen diagonal menghubungkan
batang atas dan batang bawah

Elemen subdiagonal menghubungkan


sebuah batang dengan diagonal utama

Truss jenis Warren mempunyai elemen


miring yang membentuk serangkaian
segitiga sama sisi. Elemen vertical
kadang-kadang diselipkan untuk
mengurangi anjang panel batang atas
yang berada dalam tekanan

Truss jenis Bowstring mempunyai


batang atas melengkung seperti busur
yang bertemu batang bawah yang lurus
pada setiap ujungnya

66
Truss jenis Raised-cord mempunyai
batang bawah yang dinaikkan secara
substansial diatas penopang

Truss jenis Crescent mempunyai


batang atas dan bawah melengkung
naik dari titik-titik ujungnya

Truss jenis Gunting mempunyai


elemen yang mengalami tarik
memanjang dari titik pangkal samapi
titik tengah batang atas pada posisi
yang berseberangan

RANGKA RUANG (SPACE FRAME)

Sebuah rangka ruang adalah


struktur pelat 3 dimensi dengan
bentang panjang yang didasarkan
pada kekakuan segitiga dan
tersusun dari elemen-elemen
linear yang menahan tarikan atau
tekanan aksial saja. Unit spasial
yang paling sederhana dari
rangka ruang adalah tetrahedron
yang mempunyai 4 sambungan
dari 6 elemen struktural

67
Sebagaimana halnya struktur pelat kedalaman kostan lainnya, penampang rangka luar harus
berbentuk persegi atau hampir persegi guna memastikan bahwa system rangka ruang itu
berlaku sebagai struktur 2 arah.

68
KASAU BAJA JEJARING TERBUKA
Sistem atap yang menggunakan kasau baja jejaring terbuka serupa dalam susunan dan
konstruksinya dengan system-sistem lantai kasau baja.

69
RANGKA PENUNJANG JEJARING TERBUKA

70
DEK ATAP LOGAM
Dek ataplogam dibuat bergelombang untuk meningkatkan kekakuan dan jangkauan
bentangan di sepanjang kasau baja jejaring terbuka atau balok baja yang berjarak lebih lebar
dan untuk berlaku sebagai landasan untuk insulasi termal dan membran atap.

Panel dek dilas atau dikunci


secara mekanis pada kasau atau
balok baja penopang

Dek atap logam biasanya


digunakan tanpa pelapis atas
beton, namun kayu atau panel-
panel cementitious atau panel
insulasi busa kaku structural
untuk mnejembatani celah
gelombang dan menhasilkan
permukaan yang halus dan stabil
untuk insulasi termal dan
membran atap

Untuk menyediakan permukaan


maksimal bagi pelekatan insulasi
busa kaku yang efektif, flange
atas harus lebar dan datar. Jika
dek mempunyai alur pengaku,
lapisan insulasi mungkin perlu
dikunci secara mekanis 71
Dek atap akustik digunakan sebagai langit-langit pengabsorbsi suara yang mengandung serat
(fiber optic) di antara perforasi suatu dek berusuk atau di dalam sel perforasi suatu dek
seluler.
Profil dek bervariasi. Konsultasikan dengan pabrikan mengenai profil, panjang, ukuran yang
tersedia, bentang yang diperbolehkan, dan detail instalasi.

PAPAN ATAP CEMENTITIOUS


Papan atap cementitious terbuat dari semen Portland, agregat ringan, senyawa serasi dan
penguatan berupa serat filament tergalvanisasi.

72
Panjang 9 sampai 12 (2745
sampai 3660)

Lebar tipikal 16 dan 24


(405 sampai 610)

Ketebalan

Ketebalan 2 (51) dapat


membentangi jarak 3-5
(915-1525)

Ketebalan 3 (75) dapat


membentangi jarak 4-7
(1220-2135)

Ujung tepi tongue and groove dapat diperkuat


dengan baja profit channel tergalvanisasi

Slab channel mempunyai ketebalan 1 (25) dan


tepi yang dipertebal untuk membentangi jarak
yang lebih panjang.

Papan atap cementitious juga terbuat dari serat kayu yang diproses secara kimiawi dan diikat
di bawah tekanan dengan semen Portland. Papan structural ini dapat digunakan untuk
membentangi rangka atap kayu atau baja dan berfungsi sebagai lapisan dudukan atap atau
rangka permanen bagi slab beton; sisi bawahnya dapat dibiarkan terekspos sebagai langit-
langit akustik. Mempunyai nilai insulasi akustik dan insulasi termal serta dapat digunakan
dalam konstruksi tahan api.

73
RANGKA RUSUK
Istilah-istilah Atap
Hip adalah proyeksi miring yang terbentguk dari pertemuan 2 sisi miring pada sebuah atap
Valley adalah persimpangan 2 permukaan miring atap yang dilewati aliran air hujan
Bubungan adalah garis horizontal persimpangan uncak 2 bidang miring suatu atap
Dormer adalah struktur royeksi yang menonjol ke luar dari atap miring sebagai kumbung
bagi jendela atau lubang angin
Gable adalah bagian segitiga dari dinding yang menutup sisi atap miring dimulai dari
bubungan sampai lis
Rake atau Lisplang adalah tepi miring, biasanya memproyeksikan tepi atap miring
Shed adalah atap dengan satu sisi miring
Eave atau Lis adalah tepi bawah teritisan atap
Soffit adalah permukaan bawah teritisan lis atap
Atap gable
Atap gable miring kebawah dua arah dari bubungan puncak ditengah, untuk membentuk
segitiga gable pada setiap sisinya.

74
Papan bubungan adalah elemen
non structural horizontal
dimana ujung atau rusuk
tersusun dan terkunci

Rusuk memanjang dari plat


dinding ke papan bubungan

Collar ties menyatukan 2 rusuk


berlawanan pada titik bawah
bubungan

Ikatan yang menahan gaya


tolak keluar dari rusuk dapat
didesain sebagai kasau langit-
langit yang hana menopang
beban loteng

Bentang kasau

Dinding atau balok penopang


beban

75
Atap Hip
Atap hip mempunai sisi miring yang bertemu pada sudut proyeksi yang miring.

Papan bubungan

Rusuk

Rusuk hip membentuk


pertemuan sisi-sisi miring
suatu atap hip

Rusuk jack adalah rusuk


yang lebih pendek dari
panjang utuh kemiringan
atap

Jack hip adalah rusuk jack


yang memanjang dari pelat
dinding sampai rusuk hip

Atap Gambrel
Atap gambrel dibagi sisinya dimana kemiringan yang lebih landai berada diatas kemiringan
yang lebih curam.

Papan bubungan

Gording

Rusuk

Bentang rusuk

76
Atap Datar
Atap datar dirangkakan dengan cara yang mirip seperti pada rangka kasau lantai.

RANGKA ATAP RINGAN


Atap dan langit-langit dapat dibangun dengan baja ringan dalam perlakuan yang mirip
dengan konstruksi rangka kayu ringan. Bagian-bagian baja ringan jga dapat dibaut atau dilas
untuk membentuk truss atap.

77
RUSUK KAYU
Stuktur dengan rangka rusuk kayu adalah sub-sistem dari konstruksi rangka kayu ringan
yang esensial. Dimensi kayu yang digunakan sebagai rusuk dari kasau atap mudah dibuat
serta dapat secara cepat dipasang di lokasi tapak dengan alat sederhana.

78
RANGKA RUSUK KAYU

79
80
81
PELAPIS ATAP
Pelapis diatas rusuk loagam ringan atau rusuk kayu biasanya terdiri dari panel-panel tripleks
hasil klarifikasi APA atau kayu bukan veneer. Panel-panel ini meningkatkan kekakuan
rangka rusuk dan menyediakan dasar yang solid bagi material penutup atap yang beragam.
Ketentuan pelapis dan lapisan dasar harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik penutup
atap. Dalam iklim lembab yang tidak dipengaruhi kondisi badai salju, interval pelapis papan
1x4 atau 1x6 dapat digunakan dengan penutup atap sirap kayu atau shake.

82
RANGKA PAPAN-BALOK KAYU
Sistem atap papan-balok kayu biasannya menggunakan grid tiang atau kolom penopang yang
sama seperti system lantai papan dan balok.

83
KONEKSI TIANG-BALOK KAYU

84
TRUSS KAYU
Berbeda dengan rusuk truss monoplanar, truss kayu yang lebih berat dapat dirangkai
dengan menyusun bagian dan batang dan menyatukannya pada titik panel dengan konektor
cincin. Truss kayu ini mampu menahan beban lebih berat daripada rusuk truss dan pada
intervalnya dapat lebih jauh.

85
86
RUSUK TRUSS KAYU MONOPLANAR
Rusuk truss kayu dipra-rekayasa dan dipabrikasi sebagai truss monoplanar. Karena masing-
masing elemen dipengaruhi ileh gaya tekan dan gaya tarik, tipikal batang atas 2x4. Rusuk
truss paling baik digunakan ketika denah persegi memerlukan banyak tipe truss tunggal dan
bentang di atas 18 (5485).

87
STRUKTUR LANTAI ATAU BIDANG BANGUN HORIZONTAL
Struktur lantai membentuk bidang kaku horizontal. Bidang ini memperkokoh dan bergabung
dengan struktur bangun vertical sehingga memungkinkan bangunan untuk bertindak terhadap
gaya gaya sebagai suatu unit tertutup. Rangka lantai meneruskan gaya gaya gravitasi dan
lateral kekolom atau dinding.

Sistem Rangka Lantai


Beban gravitasi diteruskan oleh plat beton secara langsung atau melalui rangka lantai ke
kolom atau ke dinding. Plat beton dapat membagi gaya gaya gravitasi secara :
1. Pelat yang memikul dalam satu arah( one-way-slab)
2. Pelat yang memikul dalam dua arah (two-way- slab)

Besarnya beban yang didistribusikan pada masing-masing arah tergantung dari berbagai
faktor :
Kekakuan dari pelat.
Perbandingan sisi panjang dan pendek dari pelat.
Kekakuan dari balok-balok tumpuannya.
Jenis kondisi perletakan

Tebal minimum pelat lantai pada umumnya berkisar antara 1/30 1/35 bentang pendek untuk
tumpuan balok-balok pada kedua sisinya. Dan 1/30 1/35 bentang panjang untuk struktur
pelatlantai flat-plates (pelat tanpa balok- balok penumpu)

88
Sistem-sistem ini dibagi lagi menjadi hubungan antara system lantai tipikal dengan rangka
kaku yang disusun pada grid mudular horizontal dan antara system lantai tipikal dikaitkan
dengan struktur ini pembungkus( core enevelope structure).
Pada struktur rangka, peletakan kolom menyatakan modul bangunan struktur horizontal.
Balok- balok utama membentuk modul ini dan sekaligus merupakan bagian dari rangka
bangun vertikal. Sistem rangka lantai tipikal untuk bangunan rangka sedang sampai tinggi
disusun menurut arah aliran gaya.

Dalam system rangka melintang, gaya gaya gravitasi disebar ke rangka rangka internal yang
membentang pada arah lebar bangunan. Dengan demikian, rangka rangka ini harus menahan
tidak hanya gaya gravitasi, tetapi juga gaya lateral utama, plat dapat membentang langsung
ke balok rangka.

89
Suatu susunan struktur balok lantai yang unik digunakan untuk bangunan berlantai 15.
Sebagian besar contoh gambar adalah menggunakan suatu inti pusat dan struktur perimeter
eksterior. Pada umumnya jarak balok diatur paling dekat, yaitu inti internal ke pembungkus
struktur eksternal.

Pada struktur pembungkus inti( core envelope structure) persegi, struktur perimeter terdiri
dari inti-inti sudut atau kolom besar yang dihubungkan dengan balok atau rangka atau juga
pembungkus kolom berjarak rapat.

90
Akan tetapi, ada masalah rangka di daerah sudut balok. Balok diagonal dapat mengikat sudut
inti dengan sudut fasade sehingga menambahkan beban pada kolom sudut. Cara lain adalah
balok-balok lebih berat yang sejajar dengan dinding inti dapat menarik beban dari sudut
bangunan, yang dapat diteruskan ke kedua arah dengan menempatkan lebih banyak beban
pada kolom pembungkus yang mengikatnya. Penyebaran beban beban sudut ke kedua arah
dari beban beban sudut juga dapat dicapai dengan menggunakan system satu arah dan
membalikkan arahnya setiap berganti lantai.

Pengkuan Horizontal
Rangka lantai tidak hanya menyebar beban gravitasi ke kolom atau dinding, tetapi juga
berlaku sebagai penyekat terhadap gaya lateral. Rangka ini dapat dipandang sebagai suatu
balok horizontal yang besar yang meneruskan beban beban tegak lurus ke dalam system
rangka atau dinding geser.

Sistem-sistem Lantai Komposit


Sistem lantai komposit sudah mencapai pemecahan optimum untuk bangunan tinggi. Dek
selular baja yang bekerja secara komposit dengan plat beton. Penggunaan rancangan balok
komposit dalam bangunan tinggi juga meningka tdengan pesat.

91
Dek lantai komposit
Kebanyakan system dek ditutup dengan embossment dan tekukan untuk mengikat dek
tersebut ke plat beton. Kebayakan bentuk baja gelombang mempunyai ketebalan antara 1
setengah dan 3 inci. Dek yang tebalnya 3 inci jelas lebih kuat dan mampu membentang 12
dan 15 kaki pada aksi komposit.
Alasan penggunaan dek bajaselular, yang beraksi dengan plat beton komposit, karena hal
berikut:
a. Peningkatan kekakuan lantai vertical dan lateral.
b.Peningkatan kemampuan bentangdan jarak antar balok, pengurangan jumlah balok,
pengurangan berat lantai, sehingga mengurangi biaya.
c.Proses kontruksi dipercepat, peniadaan perancah dan penopangan untuk plat beton, daerah
simpan langsung untuk bahan kontruksi.
d. Kemampuan untuk memuat kabel, system listrik yang fleksibel.

Balok komposit
Pada kontruksi bangunan tinggi, berbagai jenis balok (bajaprofil, grider, truss, open web
joists) dirancang untuk bertindak secara komposit dengan plat beton ataupun dengan dek
komposit. Untuk aksi komposit dari plat atau balok, beberapa jenis sambungan geser
diperlukan untuk meneruskan geser memanjang antara ke dua unsur. Hal ini mencegah
terjadinya peleset di antara plat dan flens balok. Pada umumnya stut baja yang bundar dilas
pada fles balok, digunakan sebagai sambungan geser. Jenis sambungan geser.Jenis
sambungan geser lainnya adalah balok spiral, sudut, dan kanal.

92
Balok komposit dengan lantai komposit
Sambungan stut geser dilas dilapangan pada dek baja ke bagian atas balok sehingga
menimbulkan aksi komposit dari plat lantai dengan dek baja dan balok. Gelombang dek baja
bias tegak lurus terhadap atau sejajar dengan balok.

Sistem rangka komposit


Sistem stub- girder bersama plat membentuk rangka vierendeel yang dimodifikasi. Dek lantai
komposit setebal 5 1/2 inci berlaku secara komposit dengan stub beam yang dilas ke balok
utama

93
Dek T komposit
Terbuat dari fles atas beton yang lebar dengan penampang berbentuk T terbalik, yang dibuat
tahan api dengan penutup beton, yang dilas kebagian atas jaringT(T-web), memungkinkan
interaksi komposit dari system tersebut.

Rancangan perkiraan dari balok komposit


Ultimate strength behavior daro penampang digunakan untuk menurunkan rumus perkiraan
besar balok dan jumlah sambungan geser. Pada umumnya sumbu netral akan berada didekat
bagian atas balok; letak bias di dalam plat ataupun di dalam balok.

Sumber : (Schueller, 1989)


Bibliography

Juwana, J. S. (2005). PANDUAN SISTEM BANGUNAN TINGGI. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Poerbo, M.ARCH., I. (2005). STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Jilid I SISTEM
STRUKTUR DAN ESTETIKA. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.
Schueller, W. (1989). struktur bangunan brtingkat tinggi. Bandung: PT ERESCO.

94
Pengertian Dilatasi
Dilatasi adalah sebuah sambungan / garis pada sebuah bangunan yang karena sesuatu hal
memiliki sistem struktur berbeda. Dilatasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan
yang rendah dengan yang tinggi, antara bangunan induk dengan bangunan sayap, dan bagian
bangunan lain yang mempunyai kelemahan geometris

Pemisahan Bangunan
( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

Di samping itu, bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan deformasi akibat
penurunan fondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada
dimensi bangunan yang panjang, dan menyebabkan timbulnya retakan atau keruntuhan
struktural. Oleh karenanya, suatu bangunan yang besar perlu dibagi menjadi beberapa
bangunan yang lebih kecil, di mana tiap bangunan dapat bereaksi secara kompak dan kaku
dalam menghadapi pergerakan bangunan yang terjadi .

Penggunaan dilatasi secara umum:

- Ketika terjadi perbedaan ketinggian bangunan yang satu massa


- Ketika massa bangunan terlalu panjang >35m
- Ketika tanahnya berkontur
- Ketika disebabkan bentuk denah dan kondisi daya dukung tanah

95
Ragam Dilatasi pada Bangunan
( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

96
Dalam praktek terdapat beberapa bentuk pemisahan bangunan yang umum digunakan,
diantaranya :
a. Dilatasi dengan Dua Kolom
Pemisahan struktur dengan dua kolom terpisah merupakan hal yang paling umum digunakan,
terutama pada bangunan yang bentuknya memanjang (linear).

Dilatasi dengan dua kolom


( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

b. Dilatasi dengan Balok Kantilever


Mengingat bentang balok kantilever terbatas panjangnya (maksimal 1/3 bentang balok
induk), maka pada lokasi dilatasi terjadi perubahan bentang antar kolom, yaitu sekitar 2/3
bentang antar kolom

97
Dilatasi dengan balok kantilever
( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

c. Dilatasi dengan balok Gerber


Untuk mempertahankan jarak antara kolom yang sama, maka pada balok kantilever diberi
balok Gerber, sebagaimana terlihat pada GambarNamun dilatasi dengan balok gerber ini
jarang digunakan, karena dikuatirkanakan lepas dan jatuh, jika mengalami deformasi arah
horizontal yang cukup besar (akibat beban gempa bumi).

Dilatasi dengan balok gerber


( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

98
d. Dilatasi dengan Konsol
Meskipun jarak antar kolom dapat dipertahankan tetap sama, namun akibat adanya konsol,
maka langit-langit di daerah dilatasi menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tinggi langit-
langit pada bentang kolom berikutnya. Dilatasi jenis ini banyak digunakan pada bangunan
yang menggunakan konstruksi prapabrikasi, di mana keempat sisi kolom diberi konsol untuk
tumpuan balok prapabrikasi.

Dilatasi dengan konsol


( Sumber : Jimmy S. Juwana, 2005 )

99
Daftar Pustaka

Schueller, Wolfgang, 1989, Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi, PT.Bresco, Bandung.


Juwana, J. S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Poerbo, Hartono, Ir.,M.Arch. 2005. Utilitas Bangunan. Jakarta : Djambatan.
Ching, DK., Adams, Cassandra. 2008. Ilustrasi Konstruksi Bangunan (terjemahan). Erlangga

100

Anda mungkin juga menyukai