Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN MODEL-MODEL MOLEKUL

A. TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui model-model molekul dari
suatu senyawa.

B. KAJIAN TEORI
Bentuk molekul, yaitu suatu gambaran geometris yang dihasilkan jika inti
atom- atom terikat dihubungkan oleh garis lurus. Karena dua titik membentuk suatu
garis lurus, maka semua garis lurus diatomik berbentuk linear. Tiga titk membentuk
maka semua molekul triometrik berbentuk datar (planar). Bentuk datar dan benmtuk
linear kadang-kadang ditemui, akan tetapi biasanya jumlah atom menemukan
gambaran tiga mitra. Bentuk molekul tidak dapat diramalkan dari rumus empiris,
tetapi harus melalui percobaan (Sukarti, 1996).
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini
menyatakan bahwa ikatan ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan
dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpah tindih harus
mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan. Pertindihan antara dua sub kulit
s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada
umumnya ikayan s-s relatif lemah. Sub kulit p dapat tindih dengan sub kulit s atau
sub kulit p lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit p
terkonsentrasi pada arah tertentu (www.id.free.vlsm.org. Diakses tanggal 13
november 2007).
Geometri molekul merujuk pada susunan tiga-dimensi dari atom-atom dalam
molekul. Untuk molekul yang relatif kecil yang atom pusatnya mengandung dua
hingga enam ikatan, geometri dapat diramalkan dengan baik dengan model tolakan
pasangan elektron kulit valensi (TPEKV). Model ini didasarkan pada asumsi bahwa
ikatan kimia dan pasangan elektron bebas cendrung sejauh mungkin untuk
meminimalkan tolakan. Dalam molekul diatomik, selisih kekelektronagatifan dari
atom-atom yang berikatan menghasilkan ikatan polar dan momen dipol. Momen
dipol suatu molekul yang tersusun atas tiga atom atau lebih bergantung pada
kepolaran ikatan dan geometri molekul. Pengukuran momen dipol dapat membantu
kita untuk membedakan berbagai geometri molekul yang mungkin.
Hidrasi adalah gambaran mekanika kuantum tentang ikatan kimia. Orbital
atom terhibridisasi, atau bercampur, untuk membentuk orbital hibrida. Orbital-orbital
ini kemudian berinteraksi dengan orbital atom yang lain untuk membentuk ikatan
kimia. Berbagai geometri molekul dapat dihasilkan dari hibridasi yang
berbeda. Konsep hibridasi menjelaskan pengeculaian aturan oktet dan juga
menjelaskan pembentukan ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga (Chang,2001).
Ikatan yang terjadi pada intermolekul dibagi menjadi tiga jenis yaitu ikatan
hidrogen, ikatan van der waals, dan ikatan efek orientasi. Ikatan hidrogen ialah ikatan
yang terjadi antara atom H dalam satu molekul dengan atom yang lain pada molekul
tetangganya yang sangat elektronegatif dan jari-jari atomnya sangat kecil. Iktan van
der waals adalah ikatan tarik menarik antara molekul-molekul non polar sedangakan
efek orientasi ikatn yang terjadi secara tarik menaarik dipol positif sebuah molekul
dan dipol negatif (Lillasari, 1993).
Teori VSEPR (valensi shell elektron pair repulsion) menyatakan bahwa
baik pasangan elektron dalam ikatan kimia ataupun pasangan elektron yang tidak
dipakai bersama (yaitu pasangan elektron mandiri) saling tolak menolak. Pasangan
elektron cenderung untuk berjauhan satu sama lain. Atau, menurut asas eksklusi pauli,
jika sepasang elektron menempati suatu orbital elektron lain, bagaimanapun rotasinya
tidak dapat berdekatan dengan pasagan tersebut. Teori VSEPR mengambarkan
pasangan elektron terhadap inti dari suatu atom (petrucci, 1985).
Banyaknya ikatan kovalen yang dibentuk oleh sebuah atom bergantung pada
banyaknya elektron tambahan yang diperlukan agar atom itu mencapai suatu
konfigurasi gas mulia. Misalnya, sebuah atom netral hidrogen memerlukan satu
elektron lagi untuk mencapai konfigurasi elektron dari He, oleh karena itu, hidrogen
membentuk satu ikatan kovalen (Fessenden dan Fessenden , 1986).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : seperangkat model
molekul (molimod)

D. PROSEDUR KERJA

Molimod

dibuat model molekul untuk masing-masing senyawa berikut

NH 3

CH 4

HO2

BaCl 2

BF 3

PF 5
SF
6

ditentukan nama untuk masing-masing model molekul


digambarkan dan ditentukan besar sudut ikatannya

CH 4 Tetrahedral, 109,5
NH 3 Trigonal piramida, 107
HO 2 bentuk V 104,5
BaCl Linear, 180 2

BF 3 Trigonal planar, 120


PF 5 Trigonal bipiramida, 120 dan 90
SF 6 Oktahedral, 90

1.

C H (Butana)
4 10

2.

dibuat model strukturnya dengan menggunakan molimod (n-butana dan iso butana)
dicari isomer strukturnya (dengan merangkai sedemikian rupa)
digambar pada data pengamtan

n- butana beisomer struktur dengan iso butana (2 metal propana)

3.

C H (Butana)
4 10

dibuat model molekulnya dengan menggunakan molimod (cis 1,2-dikloroetena dan


tran 1,2-dikloroetena)
dicari isomer geometrinya

Cis 1,2-dikloroetena berisomer geometri dengan trans 1,2-dikloroetena


E. HASIL PENGAMATAN

No Molekul Bentuk Sudut Nama Gambar

CH 4

1. Tetrahedral 109,5 Metana

Segitiga
2. NH 3 piramida 107 Amonia

Hidrogen
3. HO
2 Huruf V 104,5 oksida

Barium
4. BaCl 2 linear 180 klorida

Segitig datar Boron


5. BF 3 (planar) 120 trifluorida
Trigonal 120, 90, Fosfor
6. PF5 bipiramida 180 pentafluorida

Sulfur
7. SF6 Oktahedral 90 heksafluorida

Keterangan
No Nama Gambar/Model molekul

Isomer struktur

1 n-butana

2 Etena Struktur
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yakni pembuatan model-model molekul, yang bertujuan
untuk mengenal dan mengetahui model-model molekul dari beberapa senyawa, yaitu CH , 4

NH , H O, BaCl , BF , PF ,SF dan struktur model n-butana, etena serta isomer struktur
3 2 2 3 5 6,

geometri cis/trans dari 1,2-dikloroetena dengan menggunakan seperangkat alat model


molekul (molimod).
Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya
yang bersingggungan dengan atom lain, oleh karena itu konfigurasi elektron suatu atom
sangat berpengaruh untuk memperkirakan jenis ikatan yang akan dibentuk oleh atom-
atom, serta jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom unsur tertentu dan kestabilan
dari molekulnya.
Ikatan kimia adalah penggabungan atom-atom bebas menjadi senyawa yang stabil.
Atom-atom dikatakan stabil apabila konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi gas
mulia (struktur duplet atau oktet), struktur duplet mempunyai dua elektron di kulit terluar
(sama dengan He) dan struktur oktet mempunyai delapan elektron pada kulit terluar
(sama dengan Ne, Ar, Kr, Xe, Rn). Ikatan kimia terjadi jika terjadi penggabungan atom-
atom bebas yang disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik antara elektron-elektron dari
atom-atom tersebut. Ada dua jenis ikatan kimia yang biasa di kenal, yaitu ikatan ion dan
ikatan kovalen. Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron antara atom, ikatan
ini terbentuk antara ion positif dan ion negatif (oleh gaya elektrostatik), atom-atom yang
memiliki potensial ionisasi tinggi (afinitas elektron kecil) dan atom-atom yang
mempunyai potensial rendah (afinitas elektron besar), atom-atom golongan IA, IIA dan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA, dan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan
besar dengan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan kecil. Ikatan kovalen terjadi
karena pemakaian bersama elektron anatara atom-atom yang berikatan, dan antara atom-
atom yang memiliki beda keelektronegatifan kecil. Ikatan kovalen terbagi dalam beberapa
jenis, yakni ikatan kovalen non polar, ikatan kovalen polar, ikatan kovalen koordinasi.
Ikatan kovalen non polar terjadi jika pasangan elektron yang berikatan tertarik sama kuat
ke semua atom. Ikatan kovalen polar terjadi jika pasangan elektron yang berikatan lebih
kuat tertarik ke salah satu atom. Ikatan kovalen koordinasi terjadi jika pasangan elektron
yang berikatan berasal dari salah satu atom.
Geometri molekul adalah susunan tiga-dimensi daria atom-atom dalam suatu
molekul. Geometri molekul mempengaruhi sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisisnya,
seperti titik leleh, titik didih kerapatan, dan jenis reaksi yang dialaminya. Secara umum
panjang ikatan dan sudut ikatan harus ditentukan lewat percobaan. Tetapi terdapat cara
sederhana yang memungkingkan untuk meramalkan geometri molekul atau ion dengan
tingkat keberhasilan yang cukup tinggi jika mengetahui jumlah elektron di sekitar atom
pusat dalam struktur lewis-nya. Dasar pendekatan ini asumsi bahwa pasangan elektron di
kulit valensi suatu atom saling bertolakan satu sama lain. Kulit valensi (valensi shell)
adalah kulit terluar yang ditempati elektron dalam suatu atom yang biasanya terlibat
dalam ikatan. Dalam ikatan kovalen, sepasang elektron, yang sering disebut pasangan
ikatan, berperan dalam mengikat dua atom. Tetapi dalam molekul poliatomik, dimana
terdapat dua atau lebih ikatan anatar atom pusat dan atom sekitarnya, tolak-menolak
antara elektron-elektron dalam pasangan ikatan yang berbeda menyebabkab pasangan itu
berada sejauh mungkin satu sama lain. Bentuk yang dipilih suatu molekul meminimalkan
tolakan (seperti terlihat dari posisi seluruh atom). Pendekatan untuk kajian bentuk
molekul ini disebut model tolakan pasangan-elektron kulit-valensi (TPEKV), (Valensi-
shell elektron-pair repulsion, VSEPR), karena pendekatan ini menjelaskan susunan
geometric dari pasangan elektron disekitar atom pusat sebagai akibat tolak-menolak
antara pasangan elektron.
Dua aturan umum dalam model tolakan pasangan-elektron kulit-valensi (TPEKV)
yang pertama, dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan elektron, ikatan rangkap
dua dan ikatan rangkap tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Pendekatan ini
sesuai untuk tujuan kualitatif. Tetapi harus disadari bahwa dalam kenyataannya ikatan
rangkap dua/rangkap tiga lebih besar disbanding ikatan tunggal, karena kerapatannya
yang lebih tinggi dari ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga diantara dua atom, akan
membutuhkan ruang yang lebih besar. Aturan yang kedua, jika suatu molekul memiliki
dua atau lebih struktur resonansi, dapat diterapkan model tolakan pasangan-elektron kulit-
valensi (TPEKV) pada setisp struktur tersebut. Muatan formal biasanya tidak
ditunjukan.Dengan model ini, dapat diramalkan bentuk molekul (dan ion) secara
sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam dua golongan, berdasarkan
pada apakah atom pusatnya mengandung pasangan elektron bebas atau tidak.
Pada pengamatan yang dilakukan terhadap bentuk-bentuk molekul pada beberapa
senyawa, ada beberapa bentuk dasar molekul, yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral,
segitiga bipiramida dan oktahedral. Pada molekul CH karena terdapat empat ikatan,
4,

geometri CH adalah tetrahedral. Tetrahedron memiliki empat sisi atau muka


4

(awalan tetra berarti empat), yang semuanya merupakan segitiga sama sisi. Dalam
molekul tetrahedral, atom pusatnya (dalam kasus ini C) terletak pada pusat tetrahedron
dan empat atom lainnya terletak pada sudut-sudutnya.Molekul CH memiliki empat
4

pasangan elektron ikatan dan tidak mempunyai pasangan elektron bebas. Sudut ikatan
antara pasangan elektron ikatan yang satu sama besar dengan pasangan elektron ikatan
yang lain, karena tidak terganggu oleh pasangan elektron bebas. Sudut ikatannya adalah
109,5.
Molekul amonia mengandung tiga pasang elektron bebas, susunan keseluruhan
keempat pasang elektron adalah tetrahedral. Tapi dalam molekul NH salah satu pasang
3,

elektron adalah pasangan elektron bebas, sehingga geometri NH adalah segitiga piramida
3

(disebut demikian karena tampak seperti piramida, dengan atom N sebagai puncaknya).
Karena pasangan elektron bebas menolak pasangan elektron ikatan lebih kuat, ketiga
ikatan NH terdorong untuk lebih dekat satu sama lain. Jadi sudut HNH dalam amonia
lebih kecil daripada sudut tetrahedral yang ideal sebesar 109,5. Sudut ikatannya sebesar
107.
Molekul air mengandung dua pasang elektron ikatan dan dua pasang elektron
bebas. Susunan keseluruhan dari keempat pasangan elektron dalam air adalah berbentuk
tetrahedral, sama seperti amonia. Tetapi tidak seperti amonia, air memiliki dua pasang
elektron bebas pada atom pusat O. pasangan elektron bebas ini cenderung sejauh
mungkin satu sama lain. Akibatnya kedua pasang elektron ikatan OH terdorong dan
saling mendekat satu sama lain, dan dapat diramalkan penyimpangan yang lebih besar
dari sudut tetrahedral daripada dalam NH . sudut HOH adalah 104,5. Geometri H O
3 2

adalah menekuk serupa bentuk V.


Pengamatan selanjutnya dilakukan terhadap molekul BaCl pada molekul 2.

BaCl terdapat dua pasanga elektron ikatan dan tidak terdapat pasangan elektron bebas.
2
Karena pasangan ikatan saling tolak-menolak satu sama lain. Jadi sudut ClBaCl
diramalkan 180, dan molekulnya berbentuk linier.
Pada molekul BF , mengandung tiga ikatan kovalen, atau pasangan ikatan dan
3

tidak memiliki pasangan elektron bebas. Dalam susun yang stabil, ketiga ikatan BF
mengarah pada titik sudut segitiga sama sisi dengan B sebagai titik pusat segitiga.
Geometri BF adalah segitiga data karena ketiga atom ujung berada pada titik sudut
3

segitiga sama sisi yang datar. Jadi, setiap sudut FBF adalah 120, dan keempat atom
terletak pada bidang yang sama.
Molekul PF tidak memiliki pasangan elektron bebas namun memiliki 5 pasangan
5

elektron ikatan. Semakin banyak pasangan elektron ikatan dalam suatu molekul, maka
sudut ikatan dalam molekul tersebut semakin kecil. Satu-satunya cara untuk
meminimalkan gaya tolak diantara kelima pasangan ikatan adalah dengan menyusun
ikatan-ikatan PF dalam bentuk segitiga bipiramida. Segitiga bipiramida dapat dihasilkan
dengan menggabungkan dua buah tetrahedron sepanjang dasar segitiga yang sama. Atom
pusat (dalam kasus ini P) terletak pada pusat segitiga bersama itu dengan atom-atom
sekitar yang terletak pada lima titik sudut segitiga bipiramida. Atom-atom yang terletak di
atas dan dibawah bidang segitiga disebut menempati posisi aksial, dan yang terletak pada
bidang segitiga disebut menempati posisi ekuatorial. Sudut antara dua ikatan ekuatorial
adalah 120, sudut antara ikata aksial dan ikatan ekuatorial adala 90, dan sudut antara
ikatan aksial adalah 180.
Untuk molekul SF terdapat 6 pasangan elektron yang kesemuanya adalah
6,

pasangan elektron ikatan. Susun yang paling stabil dari keenam pasangan ikatan SF
adalah bentuk octahedron. Octahedron memiliki delapan sisi (awalan okta berarti
delapan). Bentuk ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan dua piramida segiempat
pada dasar yang sama. Atom pusatnya (dalam kasus ini S) terletak pada pusat dasar
segiempat dan atom-atom sekitar terletak pada keenam titik sudut. Semua sudut ikatan
adalah 90 kecuali sudut yang dibentuk oleh ikatan-ikatan antara atom pusat dengan
pasangan atom yang letaknya berlawanan secara diametrik. Sudut ikatan ini adalah 180.
Karena keenam ikatan setara dengan molekul oktahedral, tidak dapat digunakan istilah
aksial dan ekuatorial seperti pada molekul segitiga bipiramida.
Untuk pengamatan pada n-butana (C H ) mempunyai dua kemungkinan skema
4 10

ikatan yang menghasilkan isomer struktur n-butana (n artinya normal) dan iso butana,
yaitu molekul-molekul yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi rumus
strukturnya berbeda. n-butana adalah alkana rantai lurus sebab atom karbon dihubungkan
sepanjang satu garis. Pada isobutana, satu atom karbon terikat pada sedikitnya tiga atom
karbon yang lain.
Senyawa etena yang memiliki rumus kimia C H dan termasuk senyawa alkena.
2 4

Tidak seperti senyawa etana C H rotasi dari dua gugus metil terhadap ikatan tunggal
2 6,

karbon-karbon (yang berupa ikatan sigma) adalah cukup bebas. Pada molekul yang
mengandung ikatan rangkap seperti etena C H selain ikatan sigma ada satu ikatan pi
2 4,

antara kedua atom karbon. Rotasi disekitar atom karbon-karbon tidak mempengaruhi
ikatan sigma itu, akan tetapi hal itu menyebabkan dua orbital 2p pindah keluar bidang
z

tumpang-tindih, dan karena itu merusak sebagian atau seluruh ikatan pi. Proses ini
memerlukan input energi sebesar 270 kJ/mol. Dengan alasan ini, rotasi ikatan rangkap
dua karbon-karbon menjadi terbatas, tetapi tidak mustahil.
Molekul yang mengandung ikatan rangkap dua karbon-karbon (yaitu, alkena)
mempunyai isomer geometri (geometric isomer), yang mempunyai jenis dan jumlah atom
dan ikatan kimia yang sama akan tetapi susunan ruangnya berbeda. isomer tersebut tidak
bisa dipertukarkan tanpa memutus ikatan kimianya.
Untuk molekul dikloroetena, ClC=CHCl, dapat berupa salah satu dari kedua
isomer geometrinya yang disebut cis-dikloroetena dan trans-dikloroetena. Dimana
istilah cis berarti bahwa dua atom tertentu (atau gugus atom) adalah saling berdekatan,
dan trans berarti bahwa kedua atom (atau gugus atom) bersebrangan satu terhadap yang
lainnya. Biasanya isomer cis dan trans memiliki sifat kimia dan sifat fisis yang sangat
berbeda. Kalor atau radiasi dengan cahaya biasanya digunakan untuk mengubah satu
isomer geometri menjadi isomer yang lainnya, suatu proses yang disebut isomerisasi cis-
trans, atau isomerisasi geometri.

G. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

Sudut ikatan dalam suatu molekul ditentukan adanya pasangan elektron bebas dalam
molekul tersebut. Semakin banyak pasangan elekron bebas dalam suatu molekul,
maka semakin kecil sudut ikatan dalam molekul tersebut. Ada beberapa bentuk dasar
molekul, yaitu linear, segitiga datar, tetrahedral, trigonal bipiramida, dan oktahedral.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph. J dan Joan S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1 Edisi Ketiga. PT.
Erlangga. Jakarta.

http://free.vlsm.org/v12/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0235b%20212.htm. Diakses
tanggal 13 November 2007.
Lillasari. 1993. Sistem Pembelajaran Kimia Dasar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi
Keempat. Erlangga. Jakarta.
Chang, Raymond. 2001. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga, Jakarta
Sukarti. 1996. Kimia Jilid 1. PT. Pabelan. Jakarta.
TUGAS KIMIA

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

Kelompok
1. SITI MAYSARO
2. VIVIANAWATI U.
3. HALIM USMAN Z.
4. MUHAMMAD TAUFIK
5. MUH. HASBILLAH Z.

Anda mungkin juga menyukai