Anda di halaman 1dari 44

Persyaratan Perancangan

Geoteknik: Fondasi

Widjojo A. Prakoso
Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia
2017
Fondasi (Pasal 9)
1. Persyaratan Perancangan Fondasi
2. Persyaratan Struktur
3. Kriteria Laporan Perancangan Fondasi
4. Survei Lapangan
5. Fondasi Dangkal
6. Fondasi Tiang
7. Uji Fondasi Tiang (Pembebanan dan Integritas)
Persyaratan Perancangan Fondasi (9.1)
1. Persyaratan Dasar
2. Karakteristik Tanah
3. Daya Dukung Izin
4. Penurunan
Persyaratan Dasar (9.1.1)
Memenuhi persyaratan kekuatan, baik untuk struktur fondasinya
maupun untuk lapisan tanah pendukung fondasi tersebut
(strength requirement);
Memenuhi peryaratan penurunan yang ditentukan (serviceability
requirement).
Karakteristik Tanah (9.1.2)
Karakteristik tanah yang digunakan merujuk ke Pasal 5 dari SNI.
Daya Dukung Izin (9.1.3)
Kapasitas ultimit tanah dengan faktor keamanan yang cukup
terhadap kemungkinan terjadinya keruntuhan, atau
Suatu nilai yang memberikan deformasi fondasi akibat beban
yang bekerja masih dalam batas-batas yang diizinkan oleh
bangunan tersebut, atau bangunan di sekitarnya.
Daya Dukung Izin (9.1.3)
Metode analitik yang sudah baku (misalnya: Terzaghi, Meyerhoff,
Hansen, Vesic, Reese) yang memperhitungkan kondisi lapisan
tanah yang ada serta geometri dari fondasi,
Metode empiris yang sudah baku (terbukti).

Faktor keamanan yang besarnya minimum 3 untuk fondasi


dangkal atau minimum 2,5 untuk fondasi dalam
Daya Dukung Izin (9.1.3)
Daya dukung izin fondasi dapat juga diperoleh dari hasil uji
pembebanan fondasi pada lokasi pekerjaan.
efek penskalaan dari uji pembebanan terhadap dimensi fondasi yang
sebenarnya;
variasi lapisan tanah tempat dilakukannya uji pembebanan terhadap
lokasi fondasi yang sebenarnya;
durasi pembebanan pada uji pembebanan dibandingkan dengan umur
fondasi.
Daya Dukung Izin (9.1.3)
Penggunaan faktor keamanan tidak otomatis menjamin bahwa
penurunan fondasi akan menjadi kecil atau memenuhi syarat
deformasi yang ditentukan
Daya dukung izin ditentukan berdasarkan kriteria penurunan
yang diizinkan
Penurunan (9.1.4)
Penurunan total: penurunan langsung (immediate settlement)
dan penurunan (long-term settlement).
Pemberian beban pada fondasi;
Berubahnya elevasi muka air tanah;
Getaran akibat beban mesin, kereta api, termasuk akibat gempa; dan
Perubahan tegangan yang bekerja pada lapisan tanah fondasi sebagai
akbat antara lain adanya galian atau pekerjaan konstruksi di sekitarnya.
Penurunan (9.1.4)
Berdasarkan data pengukuran penurunan (settlement record)
dari struktur dan fondasi sejenis yang ada di lokasi sekitarnya;
Berdasarkan metode analitis penurunan yang sudah baku yang
dilakukan berdasarkan data tanah yang diperoleh dari uji
lapangan dan uji laboratorium dan muka air tanah yang ada dan
beban yang bekerja pada fondasi;
Berdasarkan metode empiris yang sudah baku dan sesuai
dengan kondisi tanah di Indonesia serta sesuai dengan kasus-
kasus yang telah dilakukan di Indonesia.
Penurunan (9.1.4)
Penurunan total dan beda penurunan yang diizinkan ditentukan
berdasarkan toleransi struktur atas dan bangunan sekitar yang harus
ditinjau berdasarkan masing-masing kasus tersendiri dengan
mengacu pada integritas, stabilitas dan fungsi dari struktur di
atasnya.
Penurunan izin < 15 cm + b/600 (b dalam satuan cm) untuk
bangunan tinggi dan bisa dibuktikan struktur atas masih aman.
Beda penurunan (differential settlement) diperkirakan secara
saksama dan konservatif, serta pengaruhnya terhadap bangunan
gedung tinggi di atasnya. Beda penurunan memenuhi kriteria
kekuatan dan kemampulayanan sebesar 1/300.
Persyaratan Struktur (9.2)
1. Beban Pada Fondasi
2. Kekuatan Struktur Dan Kemampulayanan
3. Ketahanan Terhadap Geser, Pengangkatan, Dan Guling
4. Ketahanan Terhadap Buoyancy
Beban Pada Fondasi (9.2.1)
SNI 1727:2013 yang mengatur mengenai beban minimum untuk
bangunan gedung dan struktur lain,
SNI 03- 1725-1989 yang mengatur pembebanan untuk
jembatan jalan raya.
Beban gempa: bangunan gedung SNI 1726:2012, jembatan
konvensional SNI 2833:2008.
Gaya bouyancy & tekanan tanah harus diperoleh dari metode
geoteknik yang sudah baku.
Kekuatan Struktur & Kemampulayanan
(9.2.2)
Persyaratan kekuatan struktural: Fondasi harus kuat menerima
beban yang bekerja padanya. Fondasi yang dibebani melebihi
kapasitas strukturnya secara prinsip akan mengalami
keruntuhan katastropik.
Persyaratan kemampulayanan: Di samping harus kuat memikul
beban di atasnya, fondasi juga harus dapat berfungsi dengan
baik akibat beban layan (service loads) yang bekerja padanya.
Persyaratan yang harus dipenuhi mencakup antara lain:
penurunan (total dan diferensial), heave, tilt, pergerakan lateral,
getaran, dan durabilitas.
Ketahanan Terhadap Geser,
Pengangkatan & Guling (9.2.3)
Ketahanan terhadap geser (sliding resistance) >= 1,5 kali lebih
besar (statik) & 1,1 (seismik) akibat gaya geser yang
disebabkan oleh beban rencana. Tahanan geser: base shear +
*tahanan pasif*.
Ketahanan terhadap pengangkatan (uplift resistance) >= 1,5 kali
lebih besar dari gaya angkat akibat beban. Ketahanan: beban
mati + *sistem angkur*.
Ketahanan akibat guling (overturning resistance) >= 2 kali lebih
besar dari momen guling. Ketahanan: jumlah momen stabilizing
akibat beban mati minimum + *sistem angkur*.
Ketahanan Terhadap Buoyancy (9.2.4)
Faktor keamanan minimum 1,5 terhadap bahaya oatation yang
disebabkan oleh elevasi muka air tanah tertinggi. Ketahanan:
beban mati + *tahanan izin pengangkuran*;
Faktor keamanan minimum 1,1 terhadap bahaya oatation
dimana buoyancy disebabkan oleh elevasi tertinggi dari muka
air tanah. Ketahanan: beban mati minimum saja.
Elevasi muka air tertinggi: berdasarkan pada semua kasus
ekstrem (curah hujan yang besar, banjir dan lainnya). Tidak ada
data: MAT tertinggi @ permukaan tanah; area reklamasi, MAT
tertinggi dapat lebih tinggi dari permukaan tanah.
Kriteria Laporan Perancangan Fondasi
(9.3)
1. Laporan Analisis Perancangan Fondasi
2. Laporan Perancangan Fondasi Dangkal
3. Laporan Perancangan Fondasi Rakit
4. Laporan Perancangan Fondasi Tiang
5. Laporan Perancangan Sistem Fondasi Yang Merupakan
Gabungan Antara Fondasi Tiang-rakit
6. Laporan Penyelidikan Lapangan
Analisis Perancangan Fondasi (9.3.1)
Penetapan parameter tanah untuk perancangan fondasi
termasuk untuk menentukan beban gempa
Analisis untuk tanah yang mempunyai sifat khusus, seperti
tanah lunak (Su < 25 kPa, PI >20, wn 40%), tanah ekpansif,
tanah urugan tinggi
Dalam hal tanah memiliki potensi likuifaksi, maka analisis daya
dukung fondasi harus mempertimbangkan pengaruh likuifaksi
Perancangan Fondasi Dangkal (9.3.2)
Perancangan Fondasi Rakit (9.3.3)
Daya dukung fondasi,
Tegangan kerja (normal dan geser) pada bidang kontak dasar
fondasi dengan tanah di bawahnya akibat pengaruh kombinasi
beban,
Penurunan total dan beda penurunan,
Perhitungan balok penghubung (sloof/tie beam) dan pengaruh
beda penurunan, dan
Pengaruh pengangkatan (uplift).
Perancangan Fondasi Tiang (9.3.4)
Daya dukung tiang fondasi tunggal dan kelompok tiang; Efek
kelompok tiang fondasi; Pengaruh negative skin friction,
Distribusi beban pada masing-masing tiang fondasi; Pengaruh
beban lateral pada kepala tiang fondasi; Analisis detail
kelompok tiang terhadap kombinasi beban aksial, lateral, dan
momen dengan kombinasi statik dan dinamik,
Penurunan total dan beda penurunan,
Penetapan konstanta pegas aksial sistem fondasi rencana,
Perancangan Fondasi Tiang (9.3.4)
Analisis kepala tiang (pile cap); Perhitungan balok penghubung
(sloof/tie beam) dan khususnya kekuatan tie beam terhadap
beda penurunan; Sambungan tiang fondasi kecuali dengan
sistem yang telah melalui serangkaian pengujian,
Pengaruh pengangkatan oleh tekanan hidrostatik atau gaya
cabut oleh pengaruh gempa,
Rencana uji pembebanan yang akan dilakukan,
Perancangan Fondasi Tiang (9.3.4)
Kapasitas fondasi yang harus dibuat lebih kuat dari kolom dasar
dan atau dinding geser, dan
Langkah-langkah pengaman tiang fondasi pada keadaaan satu
kolom satu tiang fondasi dan satu kolom dua tiang fondasi.
Perancangan Fondasi Tiang-rakit (9.3.5)
Tiang fondasi yang digunakan bersifat tiang friksi (friction pile),
Dalam mendesain penulangan fondasi tiang-rakit kondisi
terkritis antara kombinasi 75% beban diterima fondasi rakit dan
25% diterima oleh fondasi tiang dan kombinasi 25% beban
diterima fondasi rakit dan 75% diterima oleh fondasi tiang,
Distribusi gaya-gaya yang masuk ke sistem fondasi tiang dan
fondasi rakit harus dilakukan dengan metode numerik yang
rasional,
Perancangan Fondasi Tiang-rakit (9.3.5)
Pada penggunaan tiang fondasi yang tidak berfungsi sebagai
fondasi tiang permanen, maka perencana harus bisa
menunjukkan bahwa pada saat tiang tidak dibutuhkan, tiang
tersebut harus sudah gagal terlebih dahulu,
Penurunan bangunan yang menggunakan sistem fondasi tiang-
rakit <= 15 cm, kecuali dapat dibuktikan atau ditunjukkan bahwa
struktur bangunan mampu mendukung penurunan maksimum
yang terjadi dan tidak akan menimbulkan pengaruh pada
lingkungan. Besaran ini bisa dilampaui apabila dapat dibuktikan
tidak akan terjadi hal-hal negatif pada bangunan tersebut sendiri
maupun terhadap lingkungan sekitarnya.
Survei Lapangan (9.4)
Survei topogra
Survei geologi: informasi mengenai kondisi geologi di lokasi
termasuk di antaranya tur-tur geologi, longsoran terdahulu
dan site formation works. Apakah pernah mengalami
kelongsoran? Apakah pernah mengalami penurunan perlu
dipelajari?
Stabilitas dari bangunan di sekitarnya yang akan terpengaruh
oleh pekerjaan fondasi --> survei struktur di sekitar lokasi
pekerjaan: a) Bangunan, struktur dan fondasi eksisting; b)
Struktur penahan eksisting.
Survei Lapangan (9.4)
Penyelidikan tanah: karakteristik tanah fondasi --> kinerja
fondasi, pemilihan tipe dan metode pelaksanaan.
Apabila sudah ada data dari penyelidikan tanah sebelumnya dan
dirasakan cukup untuk perancangan, maka penyelidikan tanah
yang dilakukan terbatas untuk mengetahui apakah kondisinya
sama dengan kondisi tanah di sekitarnya.
Fondasi Dangkal (9.5)
Harus cukup kuat memikul seluruh beban yang bekerja padanya
dan mampu mentransfer beban-beban tersebut ke lapisan tanah
di bawahnya dengan tanpa menyebabkan penurunan yang
berlebihan.
Tidak boleh menyebabkan pertambahan beban yang berlebihan
pada fondasi atau bangunan di sekitarnya ataupun pada lapisan
tanah pendukung bangunan tersebut ataupun menyebabkan
ketidakstabilan pada lereng yang ada.
Fondasi Tiang (9.6)
1. Umum
2. Daya Dukung Tiang Tunggal
3. Beban Lateral
4. Tipe Tiang
Umum (9.6.1)
Perancangan fondasi tiang harus memenuhi 3 kondisi berikut ini:
a) Faktor keamanan terhadap keruntuhan, baik untuk tiangnya
maupun untuk tanah pendukungnya,
b) Penurunan total dan beda penurunan dari fondasi akibat
beban kerja,
c) Keamanan dan stabilitas dari bangunan di sekitarnya.
Umum (9.6.1)
Beban izin: beban ultimit dibagi dengan satu angka keamanan
dengan memperhitungkan kondisi lapisan tanah, metode instalasi,
pengaruh kelompok tiang, dan kriteria deformasi yang diizinkan.
Pengaruh kelompok tiang harus diperhitungkan dalam
merencanakan daya dukung kelompok tiang dan penurunan
kelompok tiang.
Jarak antara tiang: heave & pemadatan yang akan terjadi, dan
pemancangan tidak merusak tiang & bangunan di sekelilingnya.
Perancangan: tegangan yang timbul pada tiang, baik pada saat
transportasi maupun pada saat instalasi.
Umum (9.6.1)
Tahanan lateral terhadap bahaya gelincir: tiang dan lapisan
tanah pendukungnya mempunyai kapasitas yang cukup.
Pengangkatan, guling dan/atau buoyancy
Kepala tiang harus cukup untuk menahan gaya-gaya geser.
Negative skin friction
Daya Dukung Tiang Tunggal (9.6.2)
Kapasitas ultimit dari tiang tunggal akibat beban vertikal
diperoleh dari penjumlahan kuat geser sepanjang selimut tiang
ditambah dengan tahanan ujung: pengujian tanah di
laboratorium atau di lapangan
Kapasitas daya dukung ultimit tiang dapat juga diperoleh
dengan melakukan uji beban sampai terjadi keruntuhan.
Formula dinamik: tidak diperbolehkan digunakan dalam
perancangan daya dukung tiang, kecuali tersedia korelasi
empiris yang memadai pada kondisi sik dan geologi tertentu.
Beban Lateral (9.6.3)
Metode p-y curves: karakteristik tanah, karakteristik tiang
tunggal & kelompok tiang, interaksi tanah dengan tiang maupun
kelompok tiang.
Estimasi kapasitas lateral tiang --> deformasi lateral izin kepala
tiang dalam kondisi tiang tunggal dan free-head: 1) 12 mm
untuk gempa rencana dan 2) 25 mm untuk gempa kuat
Tipe Tiang (9.6.4)
Metode pelaksanaan
Material
Pelaksanaan tiang bor dengan menggunakan pemboran bilas
tidak diizinkan
Uji Fondasi Tiang (9.7)
1. Uji Pembebanan Aksial Tekan Pada Fondasi Tiang
2. Uji Pembebanan Aksial Tarik Pada Fondasi Tiang
3. Uji Pembebanan Horizontal/Lateral Pada Fondasi Tiang
4. Uji Pembebanan Dinamik (Pile Driving Analyzer, PDA) Pada
Fondasi Tiang
5. Uji Integritas Tiang Pada Fondasi Tiang
6. Uji Integritas Metode Sonic Echo (Pile Integrity Test, PIT)
Pada Fondasi Tiang
Uji Pembebanan Aksial Tekan (9.7.1)
Metode: tiang reaksi, beban mati (kentledge), beban cell 2 arah
1) posisi cut-off-level (COL); 2) perlakuan khusus agar dapat
dipastikan beban bekerja pada panjang efektif tiang dan koreksi
terhadap friksi di atas COL
alat pengukur beban terkalibrasi (load cell) dan juga alat ukur
tekanan pada sistem hidrolik yang terkalibrasi (pressure gauge)
ASTM D1143
Uji Pembebanan Aksial Tekan (9.7.1)
Batasan deformasi pada 200% pembebanan rencana: a) 25 mm
untuk tiang dengan diameter maksimum 80cm, b) 4 % diameter
untuk tiang > 80cm.
Deformasi permanen yang terjadi setelah dilakukan pelepasan
beban dan pembebanan 200% tidak boleh melewati suatu nilai
(12 mm).
kondisi-kondisi khusus: uji pembebanan terinstrumentasi
Uji Pembebanan Aksial Tekan (9.7.1)
Untuk fondasi tiang bor (bored pile), minimum satu tiang percobaan
untuk setiap 75 tiang yang ukuran penampangnya sama.
Untuk fondasi tiang pancang (driven pile), minimum satu tiang
percobaan untuk setiap 100 tiang yang ukuran penampangnya sama.
Untuk fondasi tiang bor yang jumlahnya kurang dari 75 dan atau
fondasi tiang pancang yang jumlahnya kurang dari 100, maka
minimum satu tiang percobaan dilakukan setiap ukuran penampang
yang sama.
Tambahan dari persyaratan
Uji Pembebanan Aksial Tarik (9.7.2)
perlu dilakukan untuk tiang fondasi yang direncanakan terhadap
beban tarik
minimum satu tiang percobaan untuk setiap 100 tiang yang
ukuran penampangannya sama dengan minimum satu tiang
percobaan
Batasan deformasi pada 200% pembebanan rencana adalah
sebesar deformasi elastik PL/EA + 4mm atau maksimum 25
mm
ASTM D3689
Uji Pembebanan Horizontal/Lateral (9.7.3)
minimum satu tiang percobaan untuk setiap tiang yang ukuran
penampangnya sama
jumlah tiang percobaan beban aksial > 6 tiang: maksimal 2
tiang dapat dipakai kembali untuk percobaan beban horizontal
10 mm @ 100% beban rencana, 25 mm @ 200% beban rencana
pada tanah keras momen kapasitas lebih dominan: tidak terjadi
plastikasi pada fondasi tiang
ASTM D3966
Uji Pembebanan Dinamik (9.7.4)
pembanding dari percobaan beban aksial tekan: harus terdapat
minimal 1 tiang yang sama untuk setiap penampang tiang yang
diuji statik dan dinamik untuk kemudian hasilnya dikorelasikan
struktur gedung: hanya dibenarkan sebanyak 4x dari 40% dari
yang disyaratkan (60% sistem pembebanan statik)
Struktur memanjang: pada setiap pilar, abutmen, pile slab; uji
pembebanan statik tetap dilakukan pada area tertentu yang
krusial untuk melihat korelasi parameter
ASTM D4945
Uji Integritas Tiang Pada Fondasi Tiang (9.7.5)
Uji Integritas Metode Sonic Echo (9.7.6)
tiang bor, dan barettes piles
minimum satu tiang untuk setiap 20 tiang dengan penampang yang
sama
ASTM D6760

minimal 1 tiang untuk setiap 5 tiang dengan penampang yang sama


struktur jalan, jembatan dan struktur memanjang lainnya sebaiknya
dilakukan pada setiap pier, abutment dan pile slab
ASTM D5882
Fondasi (Pasal 9)
1. Persyaratan Perancangan Fondasi
2. Persyaratan Struktur
3. Kriteria Laporan Perancangan Fondasi
4. Survei Lapangan
5. Fondasi Dangkal
6. Fondasi Tiang
7. Uji Fondasi Tiang (Pembebanan dan Integritas)

Anda mungkin juga menyukai