Anda di halaman 1dari 24

Persamaan Diferensial 2

Rangkuman

PDPDL orde n Koefisien konstan,


Variabel dan Sistem PDL simultan

DI SUSUN OLEH :

NAMA : INDAH WIJAYANTI


NPM : 200813500172
KELAS : XB MATEMATIKA

DOSEN : HURI SUHENDRI M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan karunia dan kemudahan sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah berisi rangkuman materi Persamaan Diferensial 2 ini di tulis untuk


memenuhi tugas mata kuliah PD 2 yang kemudian di susun kembali dengan mengambil point-
point penting dari pembahasan yang telah di paparkan pada saat tatap muka kegiatan
pembelajaran di kelas.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih terutama kepada :

1. Allah Subhanahu wa taala yang senantiasa memberikan berbagai macam


nikmatnya yang tak terhingga
2. Bapak Huri Suhendri M.Pd selaku Dosen Persamaan Diferensial 2 yang tak segan
memberikan berbagai macam arahan dan masukan.
3. Teman-teman seperjuangan, serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis dan untuk pembaca pada umumnya

Jakarta, November 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I PDL Orde n Koefisien Konstan......................................... 1

1.1 PDL Homogen orde n koefisien Konstan................. 2


1.2 PDL Tak Homogen orde n koefisien Konstan............ 4
A. Metode Invers Operator..................................... 4
B. Metode Variasi Parameter.................................. 10

BAB II PDL Orde n Koefisien Variable......................................... 12

2.2 Persamaan Diferensial Cauchy.................................. 12


2.3 Persamaan Diferensial Lengendre ............................ 14

BAB III PDL Simultan ................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 21

ii
BAB PD Linier Orde-n dengan
1 Koefisien konstan

A. BENTUK UMUM
Bentuk umum PD orde n :



+
+
+ + + =

P0 0 , P1, P2, ...., Pn, Q adalah fungsi dari x atau konstanta


2 3
Jika Dy = , D2y = , D3y = , .............. Dny =
2 3

Bentuk PD Linier dalam operator Diferensial (D)

P0 Dn y + P1 Dn-1 y + P2 Dn-2 y + ........ + Pn-1 Dy + Pn y = Q

Atau

( P0 Dn + P1 Dn-1 + P2 Dn-2 + ........ + Pn-1 D + Pn ) y = Q

Keterangan :
Jika P0, P1, P2, ......... Pn adalah konstanta di sebut PDL orde-n dengan koefisien
konstan
Jika P0, P1, P2, ......... Pn bukan konstanta di sebut PDL orde-n dengan koefisien
variable
Jika Q = 0 di sebut PDL homogen orde-n
Jika Q 0 di sebut PDL tak homogen orde -n

Contoh Tentukan jenis persamaan berikut :

2
1. x + 4 - xy = Cos x Tak Homogen
2

Jawab : PDL tak homogen orde 2 dengan koefisien variable

2
2. 3x + 8 - xy = 0 Homogen
2
Jawab : PDL homogen orde 2 dengan koefisien variable

1
Koefisien Konstanta
3 2
3. 5 3+ 7 + 6 = 2
2

Jawab : PDL tak homogen orde 3 dengan koefisien konstan

3 2

4. 3 3+ 9
2
+ 2 = 0

Jawab : PDL homogen orde 3 dengan koefisien Konstan
Koefisien Variable
3 2
5. 3 + + 2 =
2

Jawab : PDL tak homogen orde 3 dengan koefisien variable

1. PDL Homogen orde-n Koefisien Konstan


Bentuk Umum :



+
+
+ + + =

P0 Dn y + P1 Dn-1 y + P2 Dn-2 y + ........ + Pn-1 Dy + Pn y = Q

Atau

( P0 Dn + P1 Dn-1 + P2 Dn-2 + ........ + Pn-1 D + Pn ) y = Q

Langkah-langkah penyelesaian

Melihat bentuk akar-akar riil dari persamaan karakteristik maka :

a) Jika akar-akar riil dan berbeda : 1 2 3 .......... n-1 n

Solusi Umum : y = C1 e 1.x + C2 e 2. x + C3 e 3.x ..... + Cn e n.x

b) Jika akar-akar : 1 = 2 3 .......... n-1 n

Solusi Umum : y = C1 e 1.x + C2 X e 2. x + C3 e 3.x ..... + Cn e n.x

c) Jika akar-akar bilangan kompleks : 1 = a + bi dan 2 = a bi

Solusi Umum : y = eax ( C1 Cos bx + C2 Sin bx )

2
Contoh Selesaikan bentuk PDL berikut :

2

1. 2 3
+ 2 = 0

Jawab :
D2y 3 Dy + 2y = 0
(D2 3 D + 2 ) y = 0
Persamaan Karakteristik
2 3 + 2 = 0
(-1) (-2) = 0
1 = 1 dan 2 = 2
x + C e 2x
Jadi, Solusi Umum : y = C1 e. 2

4 2
2. 5 + 4 = 0
4 2
Jawab :
D4y 5 D2y + 4y = 0
(D4 5 D2 + 4) y = 0
Persamaan Karakteristik
4 52 + 4 = 0
(-1) (+1) (-2) (+2) = 0
1 = 1 2 = -1 3 = 2 4 = -2
Jadi, Solusi Umum : y = C1 e.
x + C e.-x + C e 2x + C e.-2x
2 3 4

Latihan 1.1
3 2
(1) 3 + 3 + = 0
3 2

3 2
(2) 3 +9 9 = 0
3 2

4 2
(3) 2 5 + 3 = 0
4 2

(4) ( D2 2D + 5)2 y = 0

(5) D (D2 + 4) y = 0

3
2. PDL Tak Homogen orde-n koefisien Konstan
Bentuk Umum :

P0 Dn y + P1 Dn-1 y + P2 Dn-2 y + ........ + Pn-1 Dy + Pn y = Q


Atau
( P0 Dn + P1 Dn-1 + P2 Dn-2 + ........ + Pn-1 D + Pn ) y = Q

Atau F (D) y = Q

Keterangan :
Solusi umum: y = Yc + Yp
Yc = Fungsi Komplementer
Yp = Fungsi Partikuler (khusus)

Langkah-langkah penyelesaian

1. Menentukan Yc
2. Menentukan Yp dengan metode :

A. METODE INVERS OPERATOR


1 1 1 1
Yp = atau Yp = . . .
() 1 2

1) Metode Pertama :
1
Berdasarkan faktor-faktor riil dari
()
1 1 1
Yp = . . .
1 2

Langkah-langkah penyelesaian :
Menentukan faktor-faktor riil dari F (D)
Menentukan invers operatornya, yaitu :
1 1 1
Yp = . . .
1 2
Secara berantai, tentukan solusi dari PD Linier orde satu
Tahap 1
1
Misal : U = . (D - n) U = Q

4
U = e nx e - n x dx

Tahap 2
1
Misal : V = . (D - n-1) V = U
1

V = e n-1.x e n-1. x dx

Contoh Tentukan Solusi umum dari PDL berikut :

2
1) 4 + 3 = 1
2
Jawab :
(D2 4D + 3) y = 1 Q = 1
Menentukan Yc
Persamaan Karakteristik :
2 4 + 3 = 0
(-3) (-1) = 0
1 = 3 dan 2 = 1
x + C ex
Jadi, Solusi Umum : y = C1 e3 2

1 1
Menentukan Yp : Yp = . .1
3 1
Tahap 1
1
Misal U = .1 (D - 1) U = 1
1

U = e x 1 e - x dx
= e x (-e - x)
= -1
Tahap 2
1
Misal Yp = . 1 (D - 3) Yp = -1
3

Yp = e 3x 1 e -3x dx
1
= e 3x ( e -3x)
3
1 1
= .1 =
3 3

Jadi, Solusi Khusus : y = Yc + Yp


1
y = C 1 e3x + C 2 ex +
3

5
2
2) 3 + 2 = 5
2
Jawab :

(D2 3D + 2) y = 5 Q = 5

Menentukan Yc
Persamaan Karakteristik :
2 3 + 2 = 0
(-2) (-1) = 0
1 = 2 dan 2 = 1
Jadi, Solusi Umum : c

1 1
Menentukan Yp : Yp = . . 5
2 1
Tahap 1
1
Misal U = . 5 (D - 1) U = 5
1

U = e x 5 e -x dx
= e x 4 dx
1 1
=ex 4 = 5
4 4

Tahap 2
1 1 1
Misal Yp = . 5 (D - 2) Yp =
4
5
2 4
1
Yp = e 2x 4 5 e -2x dx
1
= e 2x 3 dx
4
1 1
= e 2x 3 = 5
12 12

Jadi, Solusi Khusus : y = Yc + Yp


1
y = C1 e2x + C2 ex + 5
12

Latihan 1.2
Tunjukkan bahwa yp merupakan penyelesaian PD yang diberikan dan tentukan solusi
umumnya.

1. y+3y+2y = 2x2, yp = x2-3x+3,5

2. y+y = -20x sin3x, yp = 2,5 sin3x.

6
3. (D2 + 3D - 4)y = 10ex, yp = 2x ex.

4. (D3 + 3D2 4) y = x e-2x

5. (D2 - 5D + 4) y = 3 - 2x

2) Metode Kedua :
1
di nyatakan sebagai jumlahan dari n pecahan bagian :
()

Solusi partikuler Yp(x) adalah:


1 2 3
Yp(x) = [ + + + .+ ]
1 2 3

-nX dx
= N1 e1X Q e-1X dx + N2 e2X Q e-2X dx +... + Nn enX Q e

Langkah-langkah untuk menentukan Yp(x) di sini adalah :


1. Tentukan faktor riil linier dari F(D)
1
2. Tentukan invers operatornya yang di nyatakan sebagai jumlahan
()

n pecahan bagian yaitu :


1 1 2 3
= + + + .+
() 1 2 3

3. Dengan cara menyamakan koefisien dari masing-masing pembilang di


ruas kanan dan kiri akan di dapatkan besarnya N1, N2 , ......, Nn
4. Setelah N1, N2 , ......, Nn dapat di tentukan besarnya, kemudian
masukanlah pada rumus Yp(x)
5. Integrasikan bagian demi bagian.
6. Yp(x) di peroleh.

Contoh Selesaikan bentuk PDL berikut :

1) (D2 4D + 3) y = 1
Jawab :
a) Menentukan Yc b) Menentukan Yp
Persamaan Karakteristik 1 2
Yp(x) = [ + ]
1 2
2 4 + 3 = 0
1 2
(-3) (-1) = 0 =[ + ] 1
3 1
1 = 3 dan 2 = 1
1 (1) + 2 (3)
x x =[ ]
Jadi, Solusi Umum : y = C1 e3 + C2 e (3) (1)
(1+2) 132
=[ ]
(3) (1)

7
c) Menentukan Koefisien N1 dan N2
D0 = 1 = - N1 3N2
D = 0 = N1 + N2 +
1 1
1 = - 2 N2 N2 = - , N1 =
2 2
1 1

2 2
Yp(x) = [ + ] 1
3 1

1 3x 1
Yp(x) = e 1 3 1
2 2
1 3x 1 Jadi, Solusi Khusus :
= e [ 13] 3 ( )
2 2
y = Yc + Yp
1 1 2 1 1
=
6
+ = = y = C 1 e3x + C 2 ex +
2 6 3
3

2) (D2 3D + 2) y = 5 Q = 5
Jawab :
2x + C ex
Fungsi Komplementernya (Yc) = C1 e 2

b) Menentukan Yp c) Menentukan Koefisien N1 dan N2


1
Yp =
(1)(2)
5 sehingga D0 = 1 = - 2N1 N2
1 2 D =0 = N1 + N2 +
Yp = [ + ]
1 2
1 = - N1
1 2
= [ + ] 1 N1 = - 1 dan N2 = 1
1 2
1 (2) + 2 (1)
= [ (1) (2)
]
(1+2) 212
= [ (1) (2)
]

Kemudian di peroleh
1 1
Yp = [ + ] 5
1 2

Yp = - ex 5 + 2 5 2

1
= - ex [4 4 ] + 2 [13 3 ]
1 1 Jadi, Solusi Khusus :
= 5 + 5
4 3 y = Yc + Yp
1 1
=
12
5 y = C1 e2x + C2 ex + 5
12

8
Latihan 1.3 Selesaikan solusi PDL
berikut :
1. y + 2y+ y =

2. y y 4y + 4y = 6

3. (D2 - 4D + 3)y = (1 + )-1

4. (D3 4D) y = x

5. (D2 + 1) y = Cosec x

3) Metode Singkat :

Contoh
Selesaikan bentuk PDL berikut :

1. (D2 + 4) y = Sin 2x
Jawab:
PDL Homogennya adalah : (D2 + 4) y = 0
Persamaan Karakteristiknya : 2 + 4 = 0
Akar-akar persamaan karakteristiknya : 1 = 2i dan 2 = -2i
Sehingga, Yc = C1 Cos 2x + C2 Sin 2x
1
Menghitung Yp : Yp = sin 2 dengan melihat bentuk persamaan Yp
(2 +4)

maka rumus yang di gunakan yaitu :



Yp = cos( + ), maka
2

Yp = cos(2) = cos 2
2 .2 4

Jadi, Solusi Khusus :


y = Yc + Yp
x
y = C1 Cos 2x + C2 Sin 2x cos 2x
4

Latihan 1.4 Selesaikan solusi PDL


berikut :
1. (D2 + 2D + 2) y = x2 + sin x 4. (D2 1) y = (1 + e-x )-2
2
2. + = 2 5. (D2 3D + 2) y = Sin e-x
2

3. (D2 1) y = sin 2

9
B. METODE VARIASI PARAMETER
Metode variasi parameter adalah metode yang dapat digunakan untuk
menentukan selesaian khusus PD linier takhomogen dengan koefisien variabel,
sehingga lebih umum daripada metode koefisien tak tentu.

Perhatikan PD linier orde 2 yang mempunyai bentuk

(9) y + p(x)y + q(x)y = r(x),

dengan p, q, dan r fungsi-fungsi kontinu pada suatu interval buka I. Kita akan
menentukan selesaian khusus dari (9) dengan metode variasi parameter seperti
berikut. Kita mengetahui bahwa PD homogen yang bersesuaian, yaitu

(10) y + p(x)y + q(x)y = 0,

mempunyai suatu selesaian umum yh(x) pada I yang berbentuk

yh(x) = c1y1(x)+c2y2(x).

Metode variasi parameter terdiri dari penggantian c1 dan c2 dengan fungsi u(x)
dan v(x) yang akan ditentukan sedemikian hingga fungsi penggantinya, yaitu

(11) yp(x) = u(x)y1(x)+v(x)y2(x)

merupakan selesaian khusus dari (9) pada I. dengan menurunkan (11) diperoleh

yp = uy1+uy1+vy2+vy2.

Persamaan (11) memuat dua fungsi u dan v, tetapi syarat bahwa yp


memenuhi (9) mengakibatkan bahwa hanya ada satu syarat pada u dan v. Karena
itu kita bisa menerapkan kondisi (syarat) sebarang yang ke dua. Perhitungan
berikut akan menunjukkan bahwa kita dapat menentukan u dan v sedemikian
hingga yp memenuhi (9) dan u dan v memenuhi, sebagai syarat ke dua, hubungan:

(12) uy1+vy2 = 0.

Ini mereduksi ekspresi untuk yp ke bentuk (12) yp = uy1+vy2.

Dengan menurunkan fungsi ini diperoleh (13) yp = uy1+uy1+vy2+vy2.

Dengan mensubstitusikan (11), (13) dan (14) ke dalam (9) dan mengumpulkan suku-
suku yang memuat u dan v akan diperoleh

u(y1+py1+qy1)+v(y2+py2+qy2)+uy1+vy2 = r.

Karena y1 dan y2 selesaian dari PD homogen (10), maka persamaan di atas


mereduksi ke bentuk (i). uy1+vy2 = r.

(ii) uy1+vy2 = 0.

10
Persamaan (i) dan (ii) merupakan sistem dua persamaan aljabar linier dari
fungsi-fungsi u dan v yang tidak diketahui. Selesaian diperoleh dengan aturan
y2 r
u' ,
W
Cramer: , di mana W = y1y2 y1y2
yr
v' 1
W

adalah Wronski dari dari y1 dan y2. Jelas bahwa W0 karena y1, y2 membangun
basis selesaian. Pengintegralan (15) menghasilkan

y2 r
dx,
W
u
yr
v 1 dx.
W
Integral ini ada karena r(x) kontinu. Substitusikan ekspresi untuk u dan v ini ke
dalam (11), untuk memperoleh selesaian dari (9),

y r yr
y p ( x ) y1 2 dx y 2 1 dx. (16)
W W

Contoh 1. y+y=secx. (17)

Penyelesaian.

Metode koefisien tak tentu (pasal 4.3) tidak dapat digunakan. Fungsi-fungsi
y1 = cosx, dan y2 = sinx
membentuk basis selesaian PD homogennya. Wronski-nya adalah
W(y1,y2) = cosxcosx (-sinx)sinx = 1.
Dari (16), diperoleh selesaian khusus dari (17):
yp = -cosx sinx secx dx + sinx cosx secx dx
= cosx lncosx+x sinx.
Selesaian umum yang bersesuaian dengan PD (17) adalah
y = yh+yp
= [c1+ lncosx]cosx + (c2+x) sinx.

Latihan 1.5 Selesaikan solusi PDL


berikut :
1. y - 4y+ 4y = e2x/x 4. (D2 + 4) y = 4 Sec2 2x

2. y - 2y + y = ex sinx 5. (D2 1) y = e-x Sin e-x Cos e-x

3. (D2 - 4D + 4) y = 6x-4 e2x.

11
BAB PD Linier Orde-n dengan
2 Koefisien Variable

A. PD LINIER CAUCHY
Persamaan Euler-Cauchy

(30) x2y" + a xy' + by = 0 (a, b, konstan)

dapat juga diselesaikan dengan manipulasi aljabar murni. Dengan substitusi

(31) y = xm dan turunan-turunannya ke dalam PD (1) diperoleh

x2m(m-1)xm-2+axmxm-1+bxm = 0. Dengan mengabaikan xm yang tidak nol jika x 0,


diperoleh persamaan bantu (32) m2 + (a-1) m + b = 0. Jika akar-akar m1 dan m2 dalam

persamaan ini berlainan, maka fungsi-fungsi y1(x) = xm1 dan y2(x) = xm2 membentuk
suatu basis selesaian dari PD (30) untuk semua x di tempat fungsi didefinisikan. Selesaian
umum yang bersesuaian adalah

(33) y = c1 xm1 + c2 xm2 (c1, c2 sebarang).

Contoh Selesaikan PD:

1. x2y" - 1,5 xy' - 1,5y = 0.

Penyelesaian.
Persamaan bantunya adalah m2-2,5m-1,5 = 0.
Akar-akarnya adalah m1=-0,5 dan m2=3. Jadi basis dari suatu selesaian real untuk
semua x yang positif adalah y1 = 1/x, dan y2=x3

Dan selesaian umum yang berkaitan untuk nilai-nilai x tersebut adalah

y = c1/x + c2x3. J ika akar-akar m1 dan m2 dari (32) adalah komplek, akar-akar itu
berkawan, katakan m1=+i dan m2=-i.

Kita klaim bahwa dalam kasus ini, suatu basis dari selesaian (30) untuk semua x yang
positif adalah (34) y1=xcos (lnx) , dan y2= xsin (lnx)

12
Untuk mengecek bahwa (34) merupakan selesaian dari (30) dapat dilakukan dengan
melakukan penurunan dan substitusi. Kedua selesaian itu independen karena tidak
proporsional. Selesaian umum yang berkaitan adalah

(35) y= x(A cos (lnx) + B sin (lnx)).

Catatan.

Ide dalam menentukan bahwa (34) merupakan basis selesaian dari (30) untuk kasus akar
komplek sekawan adalah sebagai berikut:

Rumus : xk = (elnx)k = eklnx

diperluas untuk bilangan komplek k=iv, dan dengan rumus Euler menghasilkan

xi = eilnx
= cos (lnx) + i sin (lnx),

x-i = e-ilnx
= cos (lnx) - i sin (lnx).

Selanjutnya kalikan dengan x dan ambil jumlah den selisihnya untuk mendapatkan 2y1 dan 2iy2.
Dengan membagi berturut-turut dengan 2 dan 2i akan diperoleh (34).

Contoh 2 .

Selesaikan PD : x2 y" + 7 xy' + 13y = 0.

Penyelesaian.
Persamaan bantunya adalah m2+6m+13=0. Akar-akar dari persamaan ini adalah m1,2=32i.
Jadi selesaian umumnya adalah y = x-3 [A cos(2 lnx) + B sin(2 lnx) ]. Persamaan bantu (32)
mempunyai akar ganda m1=m2

jika dan hanya jika b = (1-a)2, sehingga m1=m2=(1-a)/2. Dalam kasus kritis ini kita bisa
memperoleh selesaian ke dua dengan menerapkan metode reduksi orde hasilnya adalah

y2 = u y1

= (lnx) y1.

Dengan demikian selesaian (30) untuk kasus akar sama adalah

(36) y1 = xm dan y2 = xm lnx, dengan m=(1-a)/2.

Kedua selesaian itu independen, sehingga membentuk basis dari selesaian real (30) untuk
semua x yang positif, dan selesaian umum yang berkaitan adalah

(37) y = (c1+c2 lnx)xm, dengan c1 dan c2 konstan sebarang.

13
Latihan 2.1 Selesaikan solusi PDL berikut :

Periksa bahwa y1 dan y2 dalam (5) adalah selesaian dari (1) untuk semua x positif.
Tentukan solusi dari PD berikut :
1) x2y" - 20y = 0
2) x2y" 7 xy' + 16y = 0
3) x2y" + 3 xy' + 5y = 0
4) (x2D2 + 7 xD + 9)y = 0
5) (2x2D2 + 5 xD - 9)y = 0

B. PD LINIER LEGENDRE
Misalkan : ax + b = ez

Dy = = dan (ax + b) Dy = a =
+

2 2
2
D y= ( ) dan ( + )2 D2 y = a2 (-1) y
(+)2 2

sehingga ( + )2 D2 y = a2 (-1) y ........... ( + 1)


Sesudah mengadakan penggantian - penggantian ini menjadi :

{P0 an ( 1)( 2) ...( + 1) +P1 an-1 ( 1)( 2)....( + 2) + ...



Pn-1 a + Pn } y = Q ( )

Contoh Selesaikan PD berikut :

2
1. (x+2)2 ( + 2) + = 3 + 4
2
Penyelesaian
Ambil ( + 2) = ez maka persamaan yang di ketahui menjadi

{ (-1) - + 1 } = (-1)2 y = 3 ez -2
Fungsi komplemennya y = C1 ez + C2z ez dan integral khususnya
1 1 3
Y= (3 2) = 3 ()2 2 0 = 2 2
(1)2 (1)2 2
3
Penyelesaiannya y = C1 ez + C2z ez + 2 2 2 atau karena z = ln (x+2)
3
Jadi y = (x+2) [C1 + C2 ln (x+2) + 2 ( + 2)] 2
2

14
2. { (3x + 2)2 D2 + 3(3 + 2) 36} = 3x2 + 4x + 1
Penyelesaian
Transformasi 3x + 2 = ez rubah persamaan menjadi
1 1
{ 9 (-1) + 9 -36 } y = 9 (2 - 4) y = (9 2 + 12 + 3) = ( 2 1)
3 3
1
Atau (2 - 4) y = ( 2 1)
27
1 1 1
Sehingga y = C1 e2z + C2 e-2z + [ 2 0 ]
27 2 4 2 4
1
= C1 e2z + C2 e-2z + [ 2 + 1]
108
1
Jadi , y = C1 (3x+2)2 + C2 (3x+2)-2 + [(3 + 2)2 + ln(3 + 2) + 1]
108

Latihan 2.2 Selesaikan solusi PDL berikut :

1. (x2 D2 - 3xD + 4) y = x + x2 ln x
2. (x2D2 2xD +2) y = ln2 x ln x2
3. (x3 D3 + 2x2D2) y = x + sin (ln x)
4. X3 y + xy y = 3x
5. [ (x+1)2 D2 + (x+1)D 1 ] y = ln (x+1)2 + x 1

15
BAB
PD LINIER SIMULTAN
3
Persamaan differensial yang mengandung beberapa variabel terikat (lebih dari satu)
tetapi memiliki satu variabel bebas, sulit untuk diselesaikan secara langsung seperti cara-cara
yang telah dibahas pada bab terdahulu. Persamaan seperti itu membentuk suatu sistem
persamaan yang simultan. Cara yang ditempuh untuk penyelesaian persamaan menggunakan
sistem yang simultan, diantaranya:

1. Metode eliminasi dan substitusi, yang secara simultan menghilangkan salah satu
variabel terikat dan turunannya. Selanjutnya menyelesaikan persamaan
differensial yang tertinggal. Jawaban dari persamaan differensial yang didapat
disubsitusikan ke dalam persamaan semula untuk mendapatkan jawaban variabel yang
tereliminasi.

2. Metode matriks dan determinan (cramer), yang dapat dibuat berdasarkan


persamaan differensial yang diberikan. Selanjutnya melakukan integral atau
penyelesaian yang sesuai dengan ordo persamaan diffrensial yang diperoleh.

3. Metode transformasi laplace, yang dapat merubah persamaan diffrensial menjadi


persamaan aljabar biasa yang mudah untuk diselesaikan. Hasil penyelesaian

A. Metode Eliminasi dan Substitusi


Berikut adalah sistem persamaan diferensial :

Tentukan jawaban untuk y(t) dan x(t)


Jawab :

Eliminasi x dan dari persamaan

16
Persamaan (6) merupakan PDL ordo dua dalam fungsi y terhadap t. Prosedur penyelesaiannya adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi komplementer dengan persamaan karakteristik :

2. Integral khusus, misalkan

Subtitusikan ke dalam persamaan (6) di dapat

Jadi jawaban untuk variable y sebagai fungsi t adalah :

Substitusikan (7) dan (8) Ke (3) di dapat :



X(t) =
4 + 4 + 1

= - C1 e-t + 2C2 e2t + 5et 4 [C1 e-t + C2 e2t + 5et + 1] + 4et + 1

= - C1 e-t + 2C2 e2t + 5et 4 C1 e-t - 4C2 e2t - 20et - 4 + 4et + 1

= - 5 C1 e-t 2 C2 e2t 11 et 3

Jadi x(t) = - 5 C1 e-t 2 C2 e2t 11 et 3

Cara lain dapat juga mensubstitusikan (7) dan (8) ke (5) lalu menyelesaikan atau
substitusi (7) dan (8) ke (1) atau (2) hasilnya tetap sama.

B. Metode Eliminasi dan Substitusi

Metode ini menggunakan operator diferensial dalam membentuk matriks dan determinan
untuk mendapat jawaban umum dan setiap variable terikat sebagai fungsi variable bebasnya.

Bentuk umumnya :

17
Karena persamaan dapat di tulis dalam bentuk operator di ferensial sebagai berikut :

Dari kedua persamaan ini dapay di buat matriks sebagai berikut :

Dengan menggunakan metode cramer di dapat :

Bila det A1 = 0, det A2= 0, maka akan diperoleh persamaan diferensial yang homogen. Dari
persamaan yang di peroleh, jawaban dari PD dapat di selesaikan sesuai dengan cara-cara pada
ordonya masing-masing.

Contoh Tentukan jawaban dari persamaan berikut :

Jawab :
Persamaan di buat dalam bentuk operatornya diferensial

Bentuk matriks utamanya adalah :


(22 + 3 9) ( 2 + 7 14)
| |
( + 1) ( + 2)

Selanjutnya dapat di hitung nilai-nilai determinan sebagai berikut :


Det A = (2D2 +3D 9) (D+2) (D2 + 7D 14) (D+1)
= 2D3 + 3D2 9D + 4D2 + 4D2 +6D -18 (D3 + 7D2 - 14D + D2 +7D 14)
= D3 D2 + 4D -4
= D (D2+4) (D2+4)
= (D - 1) (D2+4)

18
Det A1 = 4 (D+2) + 8 e2t (D2 + 7D -14)
= 4D +8 + 8 D2 e2t + 7D 8 e2t 112 e2t
= 0 + 8 +32 e2t + 112 e2t - 112 e2t
= 32 e2t + 8

Det A1 = -8 e2t (2D2 + 3D -9) 4(D+1)


= - 16 e2 e2t 24 D e2t + 72 e2t -4D +4
= - 64 e2t - 48 e2t + 72 e2t - 0 - 4
= - 40 e2t 4

(1) penyelesaian untuk bentuk x = f(t) di dapat :


32 2+8
x(t) =
(1)(2 +4)

( 1)(2 + 4) = 32 2 + 8
a. Fungsi komplementer dengan persamaan karakteristik
(m 1) (m2+4)= 0

Di dapat fungsi komplementer dalam bentuk x = f(t)

b. Integral khusus dengan memisalkan :

Substitusikan ke dalam persamaan, di dapat :

di dapat integral khusus dalam bentuk x = f(t)

Jadi jawaban umum untuk x (t)= C1 cos 2t + C2 sin 2t + C3 et + 4 e2t - 3

(2) penyelesaian untuk bentuk y = f(t) :


40 2 4
y (t) =
(1)(2 +4)
( 1)(2 + 4) = 40 2 4
Dengan cara yang sama didapat jawaban umum untuk y = f(t)
y (t) = C1 cos 2t + C2 sin 2t + C3 et - 5 e2t +1

19
Latihan 3.1 Carilah jawaban dari sistem persamaan berikut :

20
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Penuntun Belajar Persamaan Diferensial. Yogyakarta: Andi Offset Yogya.

Nababan,SM. 2001. Modul Persaman Diferensial. Universitas Terbuka.

Ayres, Frank Jc Ault. 1999. Persamaan Diferensial dalam satuan simetric. Jakarta: erlangga

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/195008161979031-
SYAFARUDDIN_SIREGAR/buku_matematika/BAB_V.pdf Download Kamis, 17 Nov 2011
Jam 14.45 WIB
http://yuliants.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2010/02/03-Persamaan-Diferensial-Orde-
II.pdf Download Jumat 7 Okt 2011 jam 20.30 WIB
http://202.91.15.14/upload/files/9407_BAB_III.pdf Download Jumat 7 Okt 2011 jam 20.12

21

Anda mungkin juga menyukai