[Denanti Erika]
10513002/K-02/kelompok 1
email : denantierika@gmail.com
Abstrak
Senyawa dihidro-1,3-benzoksazin tersubstitusi adalah salah satu senyawa turunan benzoksazin yang
dapat dibuat melalui tiga tahap percobaan ini. Pertama, kita mereaksikan 1-amino-4-metilbenzena
dengan 2-hidroksibenzaldehid untuk mensintesis senyawa imina yang kemudian direduksi dengan
menggunakan NaBH4 menjadi senyawa aminanya dan kemudian digunakan (CH2O)n menghasilkan
senyawa dihidro-1,3-benzoksazin. Untuk membuktikan terbentuknya senyawa dihidro-1,3-
benzoksazin adalah dengan menggunakan uji titik leleh, kromatografi lapis tipis (KLT) serta dengan
menggunakan spektrum IR dan NMR.
Abstract
The compound dihydro-1,3-benzoxazine is one benzoxazine derivative compounds that can be made
through the three stages of this experiment. First, we react the 1-amino-4-methylbenzene with 2-
hydroxybenzaldehyde to synthesize the imine compound, then reduced the imine compound using
NaBH4 into amine coumpound and then used (CH2O)n yield compound dihydro-1.3-benzoxazine. For
proving the formation of the compound dihydro-1,3-benzoxazine is to use melting point, thin layer
chromatography (TLC) and by using IR and NMR spectra.
1. PENDAHULUAN
Senyawa turunan imina dan amina banyak
digunakan sebagai prekursor pada sintesis senyawa
organik lanjut. Karena kedua senyawa tersebut
memiliki elektron bebas pada atom N. Senyawa
turunan imina banyak terdapat pada reaksi
biokimia, karena enzim sering menggunakan gugus
-NH2 untuk bereaksi dengan aldehid atau keton.
Senyawa benzoksazin telah lama diketahui
memiliki sifat biologis aktif, sehingga banyak
digunakan untuk bahan prekursor obat-obatan dan Gambar 1. Skema sintesis senyawa turunan
aplikasi di bidang agrokimia. Senyawa dihidro-1,3- dihidro-1,3-benzoksazin C
benzoksazin tersubstisusi adalah salah satu senyawa
turunan benzoksazin yang dapat dibuat melalui tiga
tahap sintesis pada percobaan ini. Semua produk 2. METODE PERCOBAAN
yang diperoleh pada tahap I digunakan dalam reaksi
Pada percobaan kali ini, sintesis senyawa
pada tahap II, serta seluruh produk yang terbentuk
dihidro-1,3-benzoksazin dibagi menjadi tiga tahap
dari reaksi tahap II digunakan dalam tahap III.
yaitu sintesis senyawa turunan imina A,reduksi
senyawa imina A menjadi senyawa amina B dengan
NaBH4, dan yang terakhir adalah sintesis senyawa
turunan benzoksazin C dari amina B. Pada tahap
pertama yaitu tahap sintesis senyawa turunan imina
A direaksikan sebanyak 0,11 gram 1-amino-4- vial menjadi sekitar 1 mL. Vial didinginkan secara
metilbenzena (p-toluidin) dengan 1,5 mL etanol perlahan hingga suhu kamar, lalu didinginkan
didalam vial dengan ukuran 10 mL yang kemudian dalam penangas es hingga terbentuk kristal
dimasukkan batang pengaduk magnet kecil (ukuran benzoksazin. Padatan C kemudian disaring dengan
1 cm). Lalu larutan dalam vial tersebut diaduk dan penyaringan vakum menggunakan corong Bchner
ditambahkan 0,125 gram 2-hidroksibenzaldehid hingga kering. Lalu padatan C ditimbang dan
(salisilaldehid) ke dalam vial tersebut tetes demi diambil sedikit untuk analisis KLT, uji titik leleh,
tetes sambil terus diaduk. Setelah beberapa saat dan pengukuran spektroskopi (FTIR, UV-Vis,
diaduk akan terbentuk endapan kuning yang NMR dan MS).
merupakan senyawa imina A. Padatan kuning Untuk analisis KLT senyawa A, B, dan C,
tersebut kemudian disaring dengan penyaringan ketiga senyawa tersebut harus dilarutkan dengan
vakum menggunakan corong Bchner, lalu dicuci diklorometana pada kaca arloji atau vial kecil.
dengan etanol dingin atau etanol yang telah Kemudian masing-masing senyawa ditotolkan pada
didinginkan terlebih dahulu didalam penangas es. pelat KLY Aluminium-Silika gel G60F254
Padatan A kemudian ditimbang dan diambil sedikit berukuran 3x7 cm yang telah diberi tanda batas
untuk analisis KLT , uji titik leleh dan pengukuran bawah sekitar 1 cm dari bagian dan 0,5 cm dari
spektroskopi (FTIR, UV-Vis, NMR, dan MS). bagian atas pelat KLT. Sebelumnya, disiapkan
Pada tahap kedua dilakukan reduksi senyawa wadah berisi larutan pengembang n-heksana-etil
imina A dengan menggunakan NaBH4 menjadi asetat 1:1 yang telah dijenuhkan terlebih dahulu.
senyawa amina B. Semua padatan A yang didapat Pelat KLT dimasukkan dalam wadah pengembang
pada tahap sebelumnya dimasukkan kedalam vial lalu ditutup dan dilakukan elusi hingga mencapai
berukuran 10 mL yang telah berisi sekitar 1 mL tanda batas atas pelat KLT. Pelat KLT dikeluarkan
etanol kemudian vial diletakkan didalam penangas dan dikeringkan. Noda yang muncul lalu diamati
es dan dimasukkan batang pengaduk magnet kecil. dibawah sinar UV pada 254 nm. Untuk setiap noda
Penangas lalu diletakkan diatas pemanas listrik yang muncul diberi tanda dan ditentukan Rfnya.
berpengaduk magnet, sebanyak 0,05 gram NaBH4
dimasukkan sedikit demi sedikit selama periode
waktu 5 menit sambil diaduk dengan laju 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadukan yang cukup kuat hingga warna kuning
menghilang atau memudar. Diperhatikan bahwa Kromatografi lapis tipis selain digunakan
selama reaksi akan terbentuk gelembung gas. sebagai metode analisis kualitatif (memisahkan
Setelah proses pembentukan gelembung selesai dan komponen penyusun suatu senyawa dapat juga
warna kuning menghilang atau memudar, padatn b digunakan sebagai metode analisis kuantitatif yang
disaring dengan penyaringan vakum menggunakan dinyatakan dengan Rf (Retardation factor;
corong Bchner dan padatan dicuci dengan Retention factor).
menggunakan etanol dingin. Padatan kemudian Nilai Rf tiap komponen senyawa dapat
dibiarkan mengering di udara selama 5 menit diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
sambil terus dilakukan penyaringan vakum.
Kemudian padatan B ditimbang dan diambil sedikit jarak tempuh sample
Rf =
untuk keperluan uji titik leleh, analisis KLT, dan jarak tempuh pelarut
pengukuran spektroskopi (IR, FTIR, NMR dan
MS). Dibawah ini adalah hasil dari percobaan yang
Selanjutnya untuk sintesis senyawa benzoksazin telah dilakukan
C dari amina B diperlukan 0,021 gram
parafornaldehid dalam sekitar 1,5 mL larutan KOH-
etanol di dalam vial ukuran 10 mL yang kemudian
C