Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

PREVALENCE OF ANTERIOR ABDOMINAL WALL HERNIA


AND ITS ASSOCIATED RISK FACTORS
Priti Prasad Shah, Shama Shaikh, Sunil Panchabhai

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas


Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing : dr. Yudi Eko Prasetyo, Msi. Med. Sp.B

OLEH :

Reiswandhika Intan Permatasari, S.Ked


NIM. J 510 165 083

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2017
JOURNAL READING
PREVALENCE OF ANTERIOR ABDOMINAL WALL HERNIA
AND ITS ASSOCIATED RISK FACTORS
Priti Prasad Shah, Shama Shaikh, Sunil Panchabhai

OLEH :
Reiswandhika Intan Permatasari, S.Ked
NIM. J 510 165 083

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari , tanggal

Pembimbing :
dr. Yudi Eko Prasetyo, Msi. Med. Sp.B (.....................................)

Dipresentasikan dihadapan :
dr. Yudi Eko Prasetyo, Msi. Med. Sp.B (.....................................)

Disahkan Ka Program Profesi


Dr. Dona Dewi Nirlawati (.....................................)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2017
PREVALENSI HERNIA DINDING ANTERIOR ABDOMEN DAN
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN

ABSTRAK
Pengantar:
Hernia dinding anterior abdomen merupakan permasalahan yang sangat
umum dalam bidang kedokteran terutama ilmu bedah, dan dapat dialami jutaan
pasien setiap tahunnya. Pada Negara-negara berkembang masalah hernia belum
mendapatkan prioritas karena penyakit ini masih bersifat jinak dan terhambat
alasan ekonomi. Meskipun frekuensi prosedur pembedahan pada hernia bersifat
sangat umum dan sering, namun terkait dengan faktor penyebab, hasil operasi,
komplikasi, dan kekambuhan pada setiap pasien dimana pun berbeda sehingga
menjadi tantangan sendiri bagi para ahli bedah.
Tujuan:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi hernia dinding
anterior abdomen dan faktor etiologi yang terkait. Bahan dan Metode: Ini adalah
penelitian retrospektif dilakukan di Rumah Sakit dan Universitas Kedokteran
Padmashree Dr. DY Patil, Pune. Total 200 kasus hernia dinding anterior abdomen
dipelajari secara retrospektif tidak termasuk di dalamnya hernia inguinalis. Data
yang diperoleh dari bagian rekam medis. Analisis data penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 17.
Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi sebagai 42% hernia
insisionalonal, 32% hernia umbilikal, 17% hernia paraumbilikal, 10% hernia
epigastrium. Obesitas, merokok, batuk dan diabetes adalah faktor penyebab umum
yang terkait untuk hernia ventral dalam penelitian kami.
Kesimpulan:
Penelitian ini adalah sejumlah kecil dan studi pusat tunggal, jumlah yang
lebih besar dan data multicenter akan memberi kesimpulan yang lebih umum.
PENGANTAR
Hernia adalah penonjolan dari viskus atau sebagian dari viskus melalui
sebuah lubang di dinding rongga abdomen. Tindakan operatif pada hernia ini
adalah salah satu operasi yang paling umum yang dilakukan oleh ahli bedah
umum di seluruh dunia. Hernia sendiri bisa bersifat tetap atau berulang; bisa
direduksi atau tereduksi. Hernia tereduksi dapat baik atau bisa strangulasi.
Hernia abdomen eksternal adalah bentuk paling umum dari hernia
kebanyakan. Pada dinding abdomen dapat terjadi hernia di lokasi yang berbeda di
mana aponeurosis dan fascia tidak tercakup oleh otot lurik yaitu inguinal, femoral,
daerah pusar, linea alba, bagian bawah garis semilunar, dan sayatan sebelumnya.
Penonjolan bawaan berasal dan terjadi ketika bekas luka pusar menutup tidak
lengkap pada anak atau gagal terbentuk yang berakibat sampai pasien dewasa.
Insiden pada bayi menjadi 10-30%, penonjolan bawaan paling banyak muncul
sebelum usia 6 bulan menghilang secara spontan sampai usia 1 tahun. Pada orang
dewasa penyebabnya biasanya diperoleh bukan karena bawaan, perbandingan
rasio perempuan:laki-laki menjadi 3: 1.
Kebanyakan hernia ventral umum adalah hernia insisionalonal dan
paraumbilikalis yang sekitar 85% dari hernia abdomen ventral keseluruhan.
Hernia epigastrium dan hernia hipogastrik masing-masing terjadi di linea alba atas
dan di bawah umbilikus. Secara keseluruhan kejadian hernia tersebut menjadi 3-
5% dan lebih sering terjadi pada laki-laki dengan rasio 3: 1 dan umumnya
didiagnosis pada usia pertengahan.
Hernia Spigelian terjadi ketika isi abdomen menonjol melalui defek di
garis semilunar. Hernia Paraumbilical lima kali lebih umum pada wanita
dibandingkan laki-laki dan biasanya terjadi melalui linea alba atas atau di bawah
umbilikus, bukan melalui bekas luka pusar. Hernia ini biasanya semakin ke bawah
karena ukuran. Hernia insisionalonal terjadi sebagai akibat dari kegagalan
jaringan dan setelah laparotomi, sebagian besar pada garis tengah insisional
vertikal dan melintang, kejadian hernia insisionalonal menjadi 2-11%.
Faktor risiko yang terkait yaitu kelemahan dinding abdomen dan tekanan
abdomen meningkat Kontribusi faktor yang dapat mempengaruhi yaitu pada
anatomi, bawaan, berhubungan dengan jenis kelamin, umur, berat badan, cedera,
bekas luka pasca operasi, kehamilan dan lain-lain. Faktor kausatif yang sulit
berupa aktivitas fisik, batuk kronis, sembelit kronis, obstruktif uropathy, obesitas,
ascites dan lain-lain. Dalam penelitian kami, kami fokus pada penentuan
prevalensi perbedaan hernia dinding abdomen dan tidak termasuk hernia pangkal
paha (inguinal) dan berbagai faktor etiologi yang terkait.

BAHAN DAN METODE


Penelitian retrospektif ini dilakukan pada 200 kasus hernia dinding
anterior abdomen selama bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2013 di
Departemen Bedah Umum, Padmashree Dr. DY Patil Medical College Hospital
dan Research Center, Pimpri, Pune.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan komite etika. Hernia
inguinalis tidak dimasukkan ke dalam penelitian. Semua data untuk penelitian
retrospektif diperoleh dari rekam medis departemen. Laporan pembiayaan
(proforma) juga telah terpenuhi. Umur dan jenis kelamin dan perbedaan jenis
hernia dinding anterior abdomen ditentukan dengan mendaftarkan semua pasien.
Semua pasien dievaluasi untuk menemukan faktor etiologi yang terkait. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17 dengan menggunakan uji chi
square. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan.

HASIL
Secara umum hasil yang didapatkan dalam penelitian kami adalah hernia
insisionalonal (41%) diikuti oleh hernia umbilical (32%), hernia paraumbilical
(17%) dan hernia epigastrium (10%). Ada peningkatan kejadian hernia dinding
anterior abdomen antara 3 sampai 6 dekade. Jumlah tertinggi yang ditemukan
pada usia antara 41-50 tahun. Hernia umbilical dominan terjadi pada pria (L: P
1.5: 1) sedangkan, pada hernia insisionalonal dominan pada perempuan (P: L 2.3:
1). Ada hubungan yang signifikan antara hernia dan jenis kelamin sebagai p
<0,001. Ada hubungan yang signifikan antara merokok, alkohol, obesitas dan
hernia sebagai p <0,001 dan asosiasi tidak signifikan antara diabetes, batuk,
operasi sebelumnya, dan hernia sebagai p> 0,05. Merokok (19,5%), obesitas
(21,5%) dan diabetes (17%) adalah faktor risiko utama untuk pengembangan
hernia.
Tabel 1. Prevalensi Hernia
Jenis Hernia Jumlah Presentase (%)
Hernia Insisionalonal 82 41
Hernia Umbilikal 64 32
Hernia Paraumbilikal 34 17
Hernia Epigastrika 20 10
Total 200 100

Tabel 2. Distribusi Umur


Umur
Umbilikal Paraumbilikal Insisionalonal Epigastrika Total
(tahun)
0-10 1 - - - 1
11-20 2 - - - 2
21-30 7 3 7 2 19
31-40 16 8 18 1 43
41-50 19 9 21 3 52
51-60 13 9 21 5 48
61-70 5 5 12 8 30
71-80 1 - 3 1 5
Total 64 34 82 20 200

Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin


Hernia Laki-Laki Perempuan Total
Insisionalonal 28 (25,68%) 54 (59,34%) 82
Umbilikal 42 (38,53%) 22 (24,17%) 64
Paraumbilikal 25 (22.94%) 9 (9,89%) 34
Epigastrika 14 (12,84%) 6 (6,59%) 20
Total 109 (54,5%) 91 (45,5%) 200
*Chi-square = 23,80, p<0,001

Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Penyebab (Etiologi)


Hernia X2-
Etiologi p-value
umbilikal paraumbilikal insisional epigastrika total value

Merokok 20 (51,58) 12 (30,75) 1 6 (15,38) 39 (19,5) 29,89 <0,001


Alkohol 11 (61,11) 7 (38,88) 0 0 18 (9) 20,71 <0,001
Diabetes 13 (38,23) 4 (11,76) 14 (41,17) 3 34 (17) 1,21 >0,05
Batuk 7 (31,8) 4 (18,18) 20 (58,82) 3 34 (17) 5,56 >0,05
Riwayat
0 0 82 (100) 0 82 (41) - -
operasi
Obesitas 16 (37,20) 15 (34,88) 8 (18,6) 4 43 (21,5) 17,49 <0,001
Lain-lain 9 (42,85) 6 5 1 21 (10,5) 5,06 >0,05

DISKUSI
Hernia dinding anterior abdomen merupakan masalah bedah yang banyak
terjadi. Jutaan pasien mengalami setiap tahun, dalam insiden itu hernia inguinalis
yang paling sering, tercatat sebanyak 25-35% kejadian dari semua jenis hernia.
Oleh karena itu, sangat penting untuk meninjau distribusi frekuensi dan faktor
risiko yang terkait dari pasien.
Hernia ventral biasanya terjadi secara insisionalobal dan kelainan bawaan
dalam fascia abdomen, yang dapat menyebabkan hernia umbilikal, hernia
epigastrium, atau hernia spigelian. 80% atau lebih dari hernia ventral pada orang
dewasa adalah hernia insisionalonal yang didapatkan setelah operasi atau dalam
waktu perbaikan setelah melakukan operasi. Kejadian hernis post laparotomi
untuk hernia insisionalonal adalah 2% sampai 11% dan meningkat secara
substansial ketika faktor risiko tertentu terjadi pasca operasi hernia insisionalonal,
seperti infeksi luka atau obesitas.
Hernia sering menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman pada pasien.
Keprihatinan ini, dan risiko inkarserasi, merupakan penyebab utama pasien
memerlukan tindakan pembedahan untuk mengatasi hernianya. Karena jumlah
pasien pada penelitian ini sebanyak 200 orang, itu tidak akan mencerminkan
prevalensi sejati dari hernia ventral di DY Patil Medical College and Hospital
(DYMPCH).
Dalam penelitian kami hernia insisionalonal sebanyak 41%, hernia
umbilikal 32%, hernia paraumbilikal 17% dan hernia epigastrika 10% dari semua
hernia sesuai oleh Babar Sultan et al., ditemukan maksimum jumlah hernia
paraumbilical diikuti hernia umbilikal dan hernia insisionalonal didominasi oleh
penderita laki-laki (92,83%) dibandingkan perempuan (7,62%) sesuai dengan
penelitian kami.
Arshad M Malik et al., ditemukan jumlah maksimum hernia paraumbilical
(13%) diikuti oleh insisionalonal dan epigastrium juga dominan laki-laki yang
terlihat secara keseluruhan. Natalie Dabbas et al., dalam penelitian mereka
menunjukkan frekuensi hernia yang berbeda dalam penurunan frekuensi yaitu
pada hernia umbilikal diikuti oleh epigastrium, insisional dan hernia
paraumbilical.
Keseluruhan distribusi jenis kelamin rasio hernia ventral menunjukkan
bahwa 48,5% adalah pasien laki-laki dan pasien perempuan 39,5%, namun pada
hernia insisionalonal rasio perempuan untuk rasio laki-laki adalah 2,3: 1 (54
pasien perempuan (59,34%) dan 28 laki laki (25,68%). Hernia insisional dominan
pada wanita disebabkan oleh frekuensi yang relatif tinggi pada operasi, terkenal
rawan untuk herniasi pada wanita yang menjalani operasi untuk penyakit patologi
organ panggul.
Sehubungan dengan hernia umbilikal, hernia paraumbilikal dan hernia
epigastrium dominan laki-laki yaitu masing-masing 42 (38,5%), 25 (22,9%) dan
14 (14%) dan pada perempuan 22 (24,17%), 9 (9,89%) dan 6 (6,59% )
menjadikan rasio 1,5: 1 ; 2,4: 1 ; dan 2: 1 masing-masing. Pasien yang terkena
biasanya dalam decade 3, 4 dan dekade 5. Hernia umbilikalis memiliki dominan
pria (L: P 1.5: 1) sedangkan, hernia insisional dominan perempuan (P: L 2.3: 1).
Ada hubungan yang signifikan antara hernia dan jenis kelamin yaitu p <0,001.
Studi oleh Salameh JR et al, menunjukkan bahwa hernia epigastrium umum pada
pria dengan rasio laki-laki untuk perempuan adalah 3: 1 dan usia pada dekade 3
sampai 5 dan menurun setelah dekade 6, sesuai dengan penelitian kami.
Pada teksbook mengutip kejadian hernia umbilical lebih pada wanita tapi
hasil penelitian kami kontras untuk itu. Natalie Dabbas et al., melakukan
penelitian retrospektif dari 2389 pasien dan menemukan bahwa pria mengalami
perbaikan hernia umbilikal dan paraumbilical dua kali dibandingkan dengan
wanita, yang sesuai dengan penelitian kami.
Buckminster Farrow et al., melakukan analisis retrospektif terbuka,
perbaikan hernia umbilikalis antara Oktober 2003 sampai September 2007 dan
menemukan bahwa 98% dari pasien adalah laki-laki dengan usia rata-rata 55,2
tahun sampai 65 pasien menjalani meshplasty sedangkan 87 pasien menjalani
perbaikan jahitan yang sebanding dengan penelitian kami.
Sebagian besar pasien yang menjalani prosedur ginekologi (60,97%) yaitu
LACS (35.36%) dan histerektomi (25,60%) yang meningkatkan kejadian hernia
insisional melalui sayatan garis tengah kebawah. 39,02% dari pasien yang
menjalani laparotomi untuk prosedur bedah mengembangkan hernia insisional.
Penelitian oleh Rios A et al., telah memberikan persentase berbagai
tindakan pembedahan di mana hernia terjadi yaitu Infraumbilical (36%),
supraumbilical (16%), supraumbilical dengan infraumbilical (15%) dan
paraumbilical (15%), yang sesuai dengan penelitian kami.
Toms PA et al., mengatakan hernia insisional yang lebih umum adalah
pembedahan garis tengah abdomen melalui jalur yang relatif avaskular dan kurang
umum ataupun irisan melintang, terutama di mana dilakukan tindakan membelah
otot tidak sesuai dengan garis otot.
Diabetes mellitus, obesitas, alkoholisme, merokok telah dikaitkan dengan
persentase yang tinggi dari hernia pasca operasi. Obesitas pada penelitian kami
sebanyak (21,5%), merokok (19,5%), diabetes (17%), batuk (17%) dan alkohol
(9%) berhubungan dengan pengembangan hernia. Terdapat hubungan yang
signifikan antara merokok, alkohol, obesitas dan hernia dengan p <0,001 dan tidak
ada hubungan yang signifikan antara diabetes, batuk, riwayat operasi sebelumnya,
dengan hernia yaitu p> 0,05. Dalam sebuah studi oleh Rios A et al., mengatakan
bahwa 19,9% adalah diabetes, 9,3% mengalami obesitas dan 3,7% adalah imun
supresi.

KESIMPULAN
Penelitian kami menunjukkan prevalensi hernia ventral adalah hernia
insisional (41%), umbilikal (32%), paraumbilikal (17%) dan epigastrium (10%).
Sebagian besar pasien yang yang menderita hernia adalah pada dekade antara 3
sampai 6. Dominasi laki-laki terlihat di hernia umbilikalis dan perempuan di
hernia insisional. Obesitas, merokok, batuk dan diabetes sebagai faktor etiologi
umum untuk pengembangan hernia ventral. Karena jumlah pasien dalam
penelitian kami adalah 200, ini menunjukkan distribusi frekuensi dari hernia
ventral dan faktor risiko di DYPMCH. Namun Studi multicenter yang lebih besar
dapat dilakukan kembali untuk menunjukkan prevalensi sejati.
HERNIA ABDOMINALIS

Hernia adalah penonjolan sebagian isi abdomen di luar batas-batas normal


dinding abdomen. Hernia terdiri atas tiga bagian : kantong hernia, isi kantong dan
pelapis kantong.

Kantong hernia merupakan kantong (diverticulum) peritonei dan


mempunyai leher dan badan (corpus). Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur
yang ditemukan di dalam cavitas abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian
kecil omentum sampai organ besar seperti ren. Pelapis hernia dibentuk dari
lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilalui oleh kantong hernia.

gh

Jenis hernia abdominalis yang sering ditemukan adalag sebagai berikut :

1. Hernia inguinalis (indirek atau direk)


2. Hernia femoralis
3. Hernia umbilicalis (congenital atau didapat)
4. Hernia epigastrica
5. Hernia insisionalis
6. Hernia linea semilunaris (hernia spigeli)
7. Hernia lumbalis (hernia triangularis petik )
8. Hernia internalis

Hernia Umbilicalis

Hernia Umbilicalis kongenital, atau exomphalos (omphalocele)


disebabkan oleh sebagian usus tengah (midgut) gagal kembali ke cavitas
abdominalis dari selom extraembrional pada masa kehidupan.

Hernia umbilicalis infantil didapat merupakan hernia kecil yang


kadang-kadang terjadi pada anak-anak dan disebabkan oleh kelemahan parut
umbilicalis pada linea alba. Sebagian besar akan menjadi lebih kecil dan
menghilang tanpa pengobatan seiring dengan membesarnya cavitas abdominalis.

Hernia umbilicalis didapat pada orang dewasa lebih tepat dianggap


sebagai hernia paraumbilicalis. Kantong hernia tidak menonjol melalui parut
umbilicus, tetapi melalui linea alba pada daerah umbilicus. Hernia paraumbilicus
lambat laun bertambah besar dan tergantung ke bawah. Leher kantong hernia
mungkin sempit, tetapi badan kantong sering berisi lengkung-lengkung usus halus
dan usus besar dan omentum. Hernia paraumbilicalis jauh lebih sering pada
perempuan daripada laki-laki.

Hernia Epigastrica

Hernia epigastrica terjadi melalui bagian line alba yang terlebar, di


sembarang tempat diantara processus xiphoideus dan umbilicus. Hernia biasanya
kecil dan mulai sebagai suatu tonjolan kecil lemak extraperitoneal diantara
serabut-serabut linea alba. Dalam waktu beberapa bulan atau tahun lemak
didorong makin jauh melalui linea alba dan akhirnya menarik bursa omentalis.
Badan kantong sering berisi potongan kecil omentum. Hernia ini sering
ditemukan pada pekerja usia pertengahan.
Hernia Insisionalis

Hernia insisi pasca operasi sering didapatkan pada pasien yang


memerlukan dilakukannya pemotongan salah satu saraf segmental yang mensarafi
otot-otot dinding anterior abdomen. Penyebab umum lainnya adalah infeksi luka
pasca operasi dengan kematian jaringan (nekrosis) otot-otot abdomen. Biasanya
leher kantong hernia besar dan perlekatan serta strangulasi isi hernia merupakan
komplikasi yang jarang ditemukan. Pada orang yang sangat gemuk, kelemahan
otot-otot dinding abdomen sering sukar dinilai.

Hernia Linea Semilunaris (Hernia Spigeli)

Hernia yang jarang terjadi ini pada aponeurosis musculus transverses


abdominis tepat di sebelah lateral dari pinggir lateral vagina musculi recti
abdominis. Biasanya terjadi tepat dibawah umbilicus. Leher kantong hernia
biasanya sempit, sehingga perlekatan dan strangulasi isi hernia merupakan
komplikasi yang sering ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai