Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT I

SEORANG WANITA 27 TAHUN DENGAN DRESS

PENYUSUN
Faridita Khoirun Nisa’, S. Ked J510225049

PEMBIMBING
dr. Eko Rini Puji Rahayu, Sp. KK

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
AGUSTUS 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


(CASE REPORT III)
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : SEORANG WANITA 27 TAHUN DENGAN DRESS


Penyusun : Faridita Khoirun Nisa, S. Ked J510225049
Pembimbing : dr. Eko Rini Puji Rahayu Sp. KK

Sukoharjo, 10 Agustus 2023


Penyusun

Faridita Khoirun Nisa’, S. Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Eko Rini Puji Rahayu, Sp. KK

Mengetahui.
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Sulistyani, Sp.N


STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LEMBAR STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN


RSUD IR. SOEKARNO

Nama Mahasiswa Faridita Khoirun Nisa’, S. Ked Tanda tangan


NIM J510225049
Periode 38

Dosen Pengampu dr. Eko Rini Puji Rahayu, Sp. KK Tanda tangan

Tanggal Pemeriksaan / jam Minggu, 28 Juli 2023 / 13.08 WIB

Nama : Perempuan A
Umur : 27 tahun 9 bulan
Berat Badan : 45 kg
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sanggrahan 002/005 - Joho - Sukoharjo

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gatal seluruh badan setelah mengkomsumsi obat ( Amoxcillin dan
MetilPrednisolon)

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo pada tanggal 20 Juli
2023 pukul 01.05 WIB dengan keluhan gatal-gatal seluruh tubuh dan kemerahan,
pasien sempat periksa ke dokter umum dan diberikan obat (metilprednison, B-
Complex, dan gabapentin) dan membaik. namun 2 hari kemudian muncul kembali
dan di minumkan obat (amoxicillin dan metiprednisolon) lalu makin parah terutama
sejak 2 hati yang lalu. mulai demam dan sesak nafas. riwayat alergi sebelumnya
disangkal. pasien post melahirkan 3 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
Riwayat Penyakit Kulit Lain : Varicela zooster
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Riwayat Asma : disangkal


Riwayat Trauma : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
Riwayat Penyakit Kulit Lain : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Tuberculosis : disangkal
Riwayat Trauma : disangkal

Riwayat Alergi Makanan/Obat


Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat Alergi Makanan : disangkal

Keluhan Lainnya : disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Vital Sign
● TD :109/95mmHg
● HR : 98 x/menit
● RR : 20 x/menit
● T : 36,0 oC
● SpO2 : 98%

Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6
Kepala
● Bentuk : normocephal
● Rambut : hitam lurus, ketombe (-), tampak adanya lesi (+)
● Mata : kelopak mata edema (-/-), sklera ikterik (-/-), dan
konjungtiva anemis (-/-)
● Hidung : tidak ditemukan adanya sekret
● Mulut : kering, mukosa mulut intak, Tonsil T1/T1, lidah bersih,
stomatitis (-)
● Telinga : sekret (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-/-), peningkatan JPV (-/-), dan
pembesaran kelenjar tiroid (-/-).
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, bising (-)
Paru-paru :

Kanan Kiri

Depan - Inspeksi : simetris (+) - Inspeksi : simetris (+)


- Perkusi : fremitus (+) - Perkusi : fremitus (+)
- Palpasi : sonor (+) - Palpasi : sonor (+)
- Auskultasi : SDV (+), rhonki (-) - Auskultasi : SDV (+), rhonki (-)

Belakang - Inspeksi : simetris (+) - Inspeksi : simetris (+)


- Perkusi : fremitus (+) - Perkusi : fremitus (+)
- Palpasi : sonor (+) - Palpasi : sonor (+)
- Auskultasi : SDV (+), rhonki (-) - Auskultasi : SDV (+), rhonki (-)
Abdomen
Inspeksi : simetris (+) ,distented (-), Acites (-)
Auskultasi : peristaltic (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat
Perkusi : timpani
Hepar : dalam batas normal
Lien : dalam batas normal
Ren : dalam batas normal
Ekstremitas
Kekuatan otot : kuat
Sendi : dalam batas normal
Reflek fisiologis : Positif (+/+)
Reflek patologis : Negatif (-/-)

STATUS DERMATOLOGI
1. Kepala / Wajah / Leher
UKK Primer : Patch, eritem
UKK Sekunder : purpura multipel
2. Dada / Perut / Punggung
UKK Primer : Patch, eritem
UKK Sekunder : purpura multipel generalisata disertai skuama
3. Punggung
UKK Primer : Patch, eritem
UKK Sekunder : purpura multipel generalisata disertai skuama
4. Tangan Kanan / Tangan Kiri
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UKK Primer : Patch, eritem


UKK Sekunder : purpura multipel generalisata disertai skuama
5. Kaki Kanan / Kaki Kiri
UKK Primer : Patch, eritem
UKK Sekunder : purpura multipel generalisata disertai skuama
6. Genital / Selangkangan/ Gluteal
UKK Primer : Patch, eritem
UKK Sekunder : purpura multipel

Ad regio generalisata patch eritem pupura sebagian


disertai skuama
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DIAGNOSIS BANDING
Patch Eritem Purpusa disertai Skuama et causa Sindrom Stevens-Johson

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah
Lab. Darah (19-07-2023)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi

Leukosit 55.5 (H) 10^3/uL 4.5 – 13.5

Eritrosit 5.77 (H) 10^6/uL 4.40 – 5.90

Hemoglobin 14.3 g/dL 11.8 – 15.0

Hematokrit 43.8 % 40 – 52

Index Eritrosit

MCV 75.9 (L) fL 80 - 100

MCH 24.8 (L) Pg 26 - 35

MCHC 32.6 g/dL 32 - 37

Trombosit 249 10^3/uL 156 – 408

RDW-CV 16.0 (H) % 11.5 – 14.5

PDW 13.0 fL

MPV 10.9 fL

P-LCR 32.0 %

PCT 0.27 %
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DIFF COUNT

NRBC 0.00 % 0-1

Neutrofil 51.7 (H) % 28 – 66

Limfosit 30.0 % 25.00 – 50.00

Monosit 12.90 (H) % 1.00 – 6.00

Eosinofil 5.10 (H) % 2.00-4.00

Basofil 0.30 % 0-1

IG 5.20 %

Rasio M/L 1.7 <3.13

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. SGOT SGPT
2. Eosinofil darah tepi
DIAGNOSIS KERJA
DRESS ec Amoxicillin cefradoxil

MANAJEMEN TERAPI
1. Non Medikamentosa
- Hentikan pemakaian obat yang dicurigai
- Atasi keadaan umum yang buruk
- jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
- Menganjurkan untuk sering minum3
2. Medikamentosa
- Inf.Asering 20tpm
- Inj. Metil Prednisolone 62,5mg
- Ceterizin 1x10mg
- Eritromisin 4x500mg
- Curcuma 3x1
- Dexamethason cr 10gr plus novoid lotion 30gr
- Klindamisin 3x300mg
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EDUKASI
- Cara membersihkan diri dan dilanjutkan mengoleskan salep
- Cara merawat luka dengan menghindari garukan
- Perbanyak minum untuk menjaga cairan tubuh

LEMBAR FOLLOW UP

No. Hari/Tanggal Subjektif Obyektif Assesment Rencana


Terapi

1 Senin, 24 Juli Pasien KU= sedang Susp. Inj.


2023 mengeluh Kesadaran: Erythemat Asering 20
gatal” Kompos ous tpm
seluruh mentis condition inj.Methyl
tubuh sejak TD: 110/70 prednisolo
10 hari yll, HR: 79 ne 6.25-
sudah RR: 20 31.5-0
periksa ke S: 36 Inj.Dexam
dokter SpO2: 99 ethason 10
umum, dan Turgor kulit gr plus
kambuh , kembali cepat novoid
tambah parah Crt< 2 detik lotion 30 gr
2 hari yll, UKK: ad Inj.
mulai regio Erythromy
demam dan generalisata cin
sesak saat patch eritem 4x500mg
tidur. pasien purpura
post sebagian
melahirkan 3 skuama
mgg yll
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2. Selasa, 25 Juli Pasien KU= sedang Susp. Inj.


2023 mengeluh Kesadaran: Erythemat Asering 20
gatal” Kompos ous tpm
seluruh mentis condition inj.Methyl
tubuh, kaku TD: 109/80 prednisolo
di bagian HR: 69 ne 6.25-
wajah dan RR: 20 31.5-0
mulut serta S: 36 Inj.Dexam
merasa SpO2: 99 ethason 10
dingin saat Turgor kulit gr plus
malam kembali cepat novoid
Crt< 2 detik lotion 30 gr
UKK: ad Inj.
regio Erythromy
generalisata cin
patch eritem 4x500mg
purpura
sebagian
skuama

3. Rabu, 26 Juli Pasien KU= sedang DRESS ec Inj.


2023 mengatakan Kesadaran: susp Asering 20
gatal sudah Kompos amoxicillin tpm
berkurang, mentis , cefradoxil Inj.Paracet
area mulut TD: 115/76 amol
tidak terlalu HR: 82 1gram/8ja
kaku , RR: 20 m(k/p)
sebagian S: 36,3 inj.Methyl
kulit SpO2: 98 prednisolo
mengelupas, Hb: 10,6 ne 6.25-
merasa Turgor kulit 31.5-0
dingin saat kembali cepat klindamici
malam Crt< 2 detik n 3x300
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

demam naik UKK: ad Inj.Dexam


turun regio ethason 10
generalisata gr plus
patch novoid
hiperpigmenta lotion 30 gr
si disertai Inj.
skuama Erythromy
cin
4x500mg

3. Kamis, 27 Juli Pasien KU= sedang DRESS Inj.


2023 mengatakan Kesadaran: ec susp Asering 20
gatal sudah CM amoxicillin tpm
berkurang, TD: 107/60 cefradoxil Inj.
sebagian RR: 20x/ Paracetamo
kulit menit l 1 fls/8jam
mengelupas, S: 38,9 inj.mehilpr
merasa SpO2: 97% ednisolone
dingin saat Konjungtiva 62,5-62,5-0
malam enemis (-) klindamici
demam (+) Turgor kulit n 3x300mg
kembali cepat cetirizine
Hasil urin 1x10mg
rutin (+) dexametha
sone cream
UKK: ad 10 gr
regio noroid
generalisata lotion 30 gr
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

patch eritem
hiperpigmenta
si purpura
disertai
skuama

4. Jum’at, 28 Juli Pasien KU= sedang DRESS Inj.


2023 mengatakan Kesadaran: ec susp Asering 20
gatal sudah CM amoxicillin tpm
berkurang, TD: 125/64 cefradoxil Inj.
sebagian RR: 20x/ Paracetamo
kulit menit l 1 fls/8jam
mengelupas, S: 36,2 inj.mehilpr
merasa SpO2: 98% ednisolone
dingin saat Konjungtiva 62,5-0-0
malam enemis (-) klindamici
demam naik Turgor kulit n 3x300mg
turun kembali cepat cetirizine
Hasil urin (+) 1x10mg
HB: 11,7 dexametha
sebelumnya sone cream
10,6 10 gr
Leukosit: noroid
15.600 lotion 30 gr
sebelumnya paracetamo
19.000 l 1 flash

UKK: ad
regio
generalisata
patch
hiperpigmneta
si disertai
skuama
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAMPIRAN
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Sindrom DRESS merupakan kumpulan gejala dan tanda reaksi obat
idiosinkrasi berat pada pemberian obat dalam dosis terapi, secara khas
ditandai oleh demam, erupsi kulit, abnormalitas hematologi (eosinofilia
>1500/µL, atau kelainan hematologi lain misal nya leukositosis,
limfositosis, atau limfosit atipik), dan keterlibatan sistemik (limfadenopati
>2cm, hepatitis sitolitik dengan alanine transaminase (AST) >2x normal,
nefritis intersitial, pneumonia interstitial, atau miokarditis).1

2. ETIOLOGI
Antikonvulsan aromatik dan sulfonamid merupakan penyebab tersering
sindrom ini.3

3. PATOGENESIS
Patogenesis sindrom DRESS masih berupa hipotesis yang
melibatkan berbagai interaksi seperti Mutasi spesifik enzim epoxide
hydroxylase yang berperan dalam detoksifikasi menyebabkan akumulasi
metabolit obat Metabolit obat tersebut berikatan dengan makromolekul sel
menyebabkan kematian sel atau menginduksi imunitas sekunder.
Predisposisi mutasi genetik ini diturunkan secara autosomal dominan .1
Sindrom DRESS merupakan reaksi imunitas Aktivasi eosinofil dan
kaskade inflamasi lainnya dapat disebabkan produksi interleukin-5 (IL 5)
oleh T-cell dan Tumor Necrosis Factor (TNF).2
Hubungan genetik antara Human Leukocyte Antigen (HLA) dan
hipersensitivitas obat. Terdapat hubungan antara reaktivasi virus dan
interaksi obat. Manifestasi sindrom DRESS dihubungkan dengan respons
imunitas tubuh terhadap reaktivasi virus seperti virus herpes.Human Herpes
Virus-6 (HHV-6) dapat dideteksi pada 60-80% pasien sindrom DRESS.
Reaktivasi virus lain seperti Epstein-Barr Virus (EBV), cytomegalovirus
(CMV), dan HHV-7, juga menyebabkan sindrom DRESS. Dua penjelasan
keterlibatan reaktivasi virus pada sindrom DRESS yaitu respons imunitas
terhadap obat dengan reaktivasi sekunder virus menyebabkan badai sitokin.
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Reaktivasi virus herpes mirip graft-versushost disease (GVHD), sehingga


diduga terjadi ikatan antara sel T dengan obat dan memicu pembentukan
drug-specific T-cells. lalu Reaktivasi awal virus juga dapat menyebabkan
sindrom DRESS. Beberapa obat diduga dapat menginduksi replikasi virus
sel T in vitro. Secara keseluruhan, aktivasi virus dalam patogenesis DRESS
masih belum terbukti.4
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah dan urin rutin: serum glutamic transaminase
(SGOT), serum piruvic transaminase (SGPT), eosinofil darah tepi.
b. Pemeriksaan HbSAg, antibodi antivirus Hepatitis-A serta anti
Hepatitis-C untuk menyingkirkan infeksi virus sebagai penyebab
hepatitis.
c. Uji kulit: uji tempel untuk penegakan diagnosis kausatif obat
penyebab. Uji sebaiknya dilakukan dalam waktu 6 minggu-6 bulan
sesudah sembuh.3

5. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan secara klinis jika didapatkan gejala yang khas
dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Diagnosis sindrom DRESS
sulit ditegakkan karena gejalanya yang beragam. Selain itu, gejala ruam,
demam, dan keterlibatan organ juga dapat ditemukan pada penyakit lain.
Tidak terdapat standar pasti diagnosis sindrom DRESS, lebih sering sebagai
diagnosis eksklusi. Kondisi serius seperti infeksi akut, proses neoplastik,
kelainan autoimun, dan reaksi kulit lain yang juga berhubungan dengan
penggunaan obat-obatan, seperti Stevens Johnson Syndrome (SJS) dan
toxic epidermal necrolysis (TEN) harus dieksklusi sebelum diagnosis
sindrom DRESS. 4

6. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding DRESS yaitu:
Sindrom Stevens-Johson :

SSJ DRESS

Serangan biasanya terjadi 4-28 hari waktu dari paparan obat


setelah paparan obat hingga timbulnya gejala
biasanya 2-6 minggu

Keterlibatan Mukosa Parah dengan erosi pada Hanya pada 50% kasus,
2 lokasi >90% kasus jarang erosi

Hematologi Eosinofilia dan Terjadi peningkatan


STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

limfpsitosis tidak Eosinofil 30% dan


berubah signifikan Leukositosis
leukopenia dan
limfopenia sering terjadi

Keterlibatan Hati Hepatitis 10% kasus Hepatitis 50%

Keterlibatan Ginjal Biasanya azotaemia Biasanya nefrittis


prerenal tubulointerstitial

Histologi Kulit Nekrosis Epidermis, Infiltrasi limfostik pada


apoptosis keratinosit dermis, adanya eosinofil
dan limfosit atipikal

7. PENATALAKSANAAN
Penanganan sindrom DRESS meliputi 5 pilar prinsip, yaitu
identifikasi dan penghentian obat yang dicurigai sebagai penyebab,
identifikasi dan tatalaksana komorbid, penanganan suportif dan simtomatik
(seperti antihistamin untuk menurunkan rasa gatal), mengontrol inflamasi
dengan terapi topikal dan sistemik, pemantauan lanjut risiko sekuele jangka
panjang, perawatan suportif dan simtomatik, serta kontrol kejadian infeksi.
5

Terapi Suportif

a. antipiretik diberikan untuk meredakan demam.


b. antihistamin diberikan untuk meredakan pruritus dan inflamasi kulit
.4

Terapi Sistemik

a. Prednison atau kortikosteroid lain 0,5-1mg/KgBB untuk


mengurangi gejala hipersensitivitas tipe lambat yang menghambat
efek IL-5 pada akumulasi eosinofil.
b. cyclosporine untuk pasien yang mengalami keterlibatan organ
internal dan memiliki kontraindikasi terhadap kortikosteroid.3

Intravenous Immunoglobulin (IVIG)

IVIG 1-2g/Kg sebagai terapi tambahan bagi pasien yang tidak


berespon pada kortikosteroid sistemik dan memiliki resiko tinggi infeksi. 5
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

8. PROGNOSIS
Mayoritas pasien sindrom DRESS memiliki
prognosis baik dan dapat sembuh total dengan diagnosis sedini mungkin,
penghentian obat yang dicurigai, dan terapi yang tepat. Kriteria prognosis
buruk menurut Wei adalah terdapatnya takikardia, leukositosis, takipnea,
koagulopati, perdarahan saluran cerna, dan respons inflamasi
sistemik.Lebih lanjut dilaporkan 10% kasus sindrom DRESS
berhubungan dengan nekrosis hepar. 4

9. Edukasi
c. Menghentikan segera obat yang dicurigai sebagai penyebab
d. Penjelasan kepada pasien dan/atau keluarga mengenai penyakit,
terapi, serta prognosis. 2
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

1. Perdoski. 2017. DRESS. Panduan Praktik Klinis. Bagi Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski.
2. Scrace, B., Fityan, A., & Bigham, C. (2020). Drug reactions with eosinophilia and
systemic symptoms. BJA education, 20(2), 65–71.
https://doi.org/10.1016/j.bjae.2019.11.001
3. Hama, N., Abe, R., Gibson, A., & Phillips, E. J. (2022). Drug-induced
hypersensitivity syndrome (DIHS)/drug reaction with eosinophilia and systemic
symptoms (DRESS): clinical features and pathogenesis. The Journal of Allergy
and Clinical Immunology: In Practice, 10(5), 1155-1167.
4. Cardones, A. R. (2020). Drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms
(DRESS) syndrome. Clinics in Dermatology, 38(6), 702-711.
5. de Filippis, R., Soldevila-Matías, P., De Fazio, P., Guinart, D., Fuentes-Durá, I.,
Rubio, J. M., ... & Schoretsanitis, G. (2020). Clozapine-related drug reaction with
eosinophilia and systemic symptoms (DRESS) syndrome: a systematic
review. Expert Review of Clinical Pharmacology, 13(8), 875-883.
STATUS PASIEN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai