TENTANG
KEWAJIBAN MENGIDENTIFIKASI HAMBATAN BUDAYA, BAHASA,
KEBIASAAN DAN HAMBATAN LAIN DALAM PELAYANAN
Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin tercapainya hasil mutu pelayanan yang sesuai
harapan pasien, diperlukan komunikasi yang baik antara petugas
pemberi layanan dengan pasien maupun keluarganya;
Menetapkan :
Keempat : Segala hambatan budaya, bahasa, kebiasaan dan hambatan lain dalam
pelayanan yang diidentifikasi pada saat rapat koordinasi, dilakukan
tindak lanjut untuk meminimalkan hambatan sehingga proses
pelayanan berjalan lancar.
ERISMA TAUFIK
Lampiran : Keputusan Ka. Puskesmas Perawatan
Mampu PONED Kibang Budi Jaya
Nomor :
Tanggal :
Beberapa hambatan budaya dan bahasa yang sering terjadi pada pelayanan Puskesmas
Perawatan Mampu Poned Kibang Budi Jaya adalah sebagai berikut :
1. Hambatan Budaya
b. Budaya nyeden pada ibu post partum, yang mana hal ini menghambat
hemodinamika pembuluh darah tungkai bawah
c. Budaya mengurut rongga perut bila sedang sakit perut /bayi rewel/ usus turun(hernia),
yang mana tindakan tersebut dapat menyebabkan usus terpuntir, usus luka atau
invaginasi usus.
e. Budaya memberikan kopi/tanah pada luka yang terbuka, tindakan ini menghasilkan
infeksi bahkan dapat sepsis
a. Uci-uci (bahasa Jawa) yang sebenarnya adalah pembesaran kelenjar atau tumpukan
lemak/liphoma.
d. Otot (dalam bahasa Jawa ) diartikan pembuluh darah vena yang sebenarnya adalah
daging.
f. Gabag (dalam bahasa Jawa) sebenarnya adalah ruam kemerahan dengan diameter
kecil-kecil pada kulit.
Demikianlah beberapa hambatan yang pernah ditemui selama pelayanan klinis. Apabila
terdapat hambatan di luar yang terlampir maka akan dicari jalan penyelesaiannya lewat rapat
lokakarya mini.
ERISMA TAUFIK