1. Rasjad C. Trauma. Dalam: Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi VI. Jakarta:
Yarsif Watampone, 2009
2. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. Dalam: Buku ajar ilmu bedah.
Edisi II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.
3. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. Dalam: Anatomi Tubuh Manusia.
Bandung: Graha Ilmu Publishing, 2009
4. Snell R. Ekstremitas superior. Dalam: Anatomi Klinik. Edisi VI. Jakarta: EGC,
2006.
5. Wright M. Clavicle Fracture, URL: http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-
Clavicle.htm. Diakses pada: 22 November 2014.
6. Kevin J. Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM.
Diakses pada: 22 November 2014.
7. A Graham Apple. Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay. Edisi VII.
Jakarta: Widya Medika, 1995.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENUTUP
Femur merupakan tulang terpanjang pada tubuh manusia. Hal ini memerlukan
Perkembangan pada femur proksimal khususnya pada epifisis dan fisis adalah sangat
Akibat kerusakan pada leher femur, misalnya akibat fraktur leher femur,
mungkin secara serius akan mengganggu kapasitas kartilago region leher femur untuk
Pada anak anak, fraktur leher femur dan intertrokanter merupakan cedera
yang paling sering terjadi. Ratliff mengulas kembaki 71 kasus fraktur leher femur
pada pasien pasien berusia di bawah 17 tahun. Insidensi tertinggi cedera tampak
akibat enrgi tinggi atau yang paling jarang dikaitkan dengan kondisis patologis.
Fraktur pada leher femur juga dapat sebagai gambaran yang tidak khas pada
kekerasan terhadap anak (child abuse) yang juga sering terjadi akhir akhir ini.
insidensi secara keseluruhan dari fraktur leher femur pada anak anak kurang dari
1%.
Fraktur batang femur (femoral shaft fracture) termasuk diantaranya region
subtrokanter dan suprakondilar berkisar 1,6% pada semua fraktur pada anak. Rasio
MRI. Namun dengan gejala klinis dan radiologi biasanya sudah cukup untuk
Penatalaksanaan didasari pada usia anak. Terapi operasi dengan fiksasi lebih
dianjurkan dan keberhasilan akan lebih besar jika penatalaksanaan hanya secara
konservatif.
DAFTAR PUSTAKA
2. Loder RT, ODonnell PW, Feinberg JR. Epidemiology and mechanisms of femur
fracture in children. J Pediatr Orthop 2006; 26(5):561-6.
3. Ogden. JA, 2000. Skeletal Injury In The Child Second Edition. New York : W. B
Saunders Company. p.857 872
5. Gottlieb JR. 2006. SOAP for orthopedics. Philadelphia : Williams and Wilkins
Publisher. p. 82 83
7. Hbner .U, Schlicht .W, Outzen .S, Barthel .M, Halsband. H. 2000. Ultrasound
in the diagnosis of fractures in children. The Journal of Bone and Joint Surgery
82-B:1170-3.
9. Pring M, Newton P, Rang M. 2005. Femoral Shaft In : Wenger D.R, Pring M.E
(eds) Rangs Childrens Fractures. Philadelphia : Lippincot Williams and
Wilkins. p. 181 199
10. Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD.2010. Hand Book of Fracture. Philadelphia :
Lippincot Williams and Wilkins. p. 400 418