Kelompok 3 - Budidaya Ikan Gurami
Kelompok 3 - Budidaya Ikan Gurami
SISTEM BUDIDAYA
IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Novia Ananda S. (165080100111028)
Anisa Millah T. (165080100111030)
Novinsa Kirana A. (165080100111032)
Aditya Syahputraka S. (165080100111034)
Prasetyo Nugroho (165080100111036)
Nadilla Dzulfiannisa (165080100111038)
Kintan Dhea K. (165080100111040)
Rizki Ari Widodo (165080100111042)
Kelas : M01
1.3. Manfaat
Memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih dan cara pembudidayaan
tentang ikan Gurame (Osphronemus gouramy).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. pengaturan Pakan
1. jenis pakan
Jenis pakan yang diberikan untuk gurami pada masa pembesaran
berupa pakan pabrikan (pellet), baik yang dibeli dari pabrik
ataupun yang dibuat sendiri.Ikan gurami juga bisa diberi pakan
tamabahan berupa pakan hijau seperti daun talas (sante), daun
singkong, daun pepaya, kangkung, dan jenis tumbuhan hijau
lainnya.Masa pembesaran benih gurami berukuran telapak tangan
sekitar 3-4 bulan.Pada masa awal sampai masa pemeliharaan tiga
bulan.Pada masa awal sampai masa pemeliharaan tiga bulan,
gurami diberikan pakan pellet jenis terapung.
2. Cara Menentukan Jumlah Pakan per Hari
a. Asumsi
- Luas kolam 200m2 .
- Ukuran benih menggunakan ukuran telapak tangan
masingmasing berbobot 200 gram.
- Padat penebaran 10 ekor/m2 , sehingga untuk luas kolam
200m2 , dibutuhkan benih gurami sebanayak 2.000 ekor.
- Berat total bobot gurami di kolam pembesaran =
2.000 ekor x 200 gram = 4.000.000 gram = 400 kg
b. Penentuan Porsi Pakan Gurami per Hari pada Bulan
Pertama
Pada bulan pertama, porsi pakan per hari ditentukan
secara bertahap sehingga dibagi menjadi tiga bagian.
10 hari pertama = 3% dari total bobot ikan yang dipelihara
= 3% x 400 kg = 12 kg/hari
10 hari kedua = 4 % dari total bobot ikan yang dipelihara.
= 4 % x 400 kg
=16 kg/hari
10 hari ke tiga = 5% dari total bobot ikan yang dipelihara
= 5 % x 400kg
= 20 kg/hari.
Diasumsikan, pertambahan bobot gurami tidak terjadi pada
bulan pertama dan hanya terjadi pada bulan-bulan
berikutnya
c. Penentuan Porsi Pakan Gurami per Hari pada Bulan
Kedua
Jumlah pakan yang diberikan selama satu bulan pertama =
(12 kg x 10) + (16 kg x 10) + (20 kg x 10) = 120 + 160 +
200 = 480 kg
Pertumbuhan bobot gurami = x 480 kg
= 240 kg
Total bobot gurami memasuki bulan kedua = Total bobot
awal + pertambahan bobot gurami = 400 kg + 240 kg =
640 kg
d. Pemberian pakan per hari selama bulan kedua
10 hari pertama = 3 % dari total gurami yang dipelihara
= 3 % x 640 kg
= 19,2 kg
10 hari kedua = 4 % dari total bobot ikan yang dipelihara
= 4 % x 640 kg
=25,6 kg
10 hari ketiga = 5 % dari total bobot ikan yang dipelihara
= 5 % x 540 kg =32 kg 4.
e. Penentuan Porsi Pakan Gurami per Hari pada Bulan-bulan
Berikutnya
Perhitungan porsi pakan per hari pada bulan ketiga dan
seterusnya sama seperti pada bulan pertama dan kedua.
Setiap satu bulan pemeliharaan akan terjadi penambahan
bobot gurami per ekornya. Dengan begitu, total bobot ikan
keseluruhan akan mengalami perubahan juga. Hal ini
penting dan harus dihitung dengan benar agar
mendapatakan hasil yang tepat untuk pemberian pakan
perhari.
3. Frekuensi Pemberian pakan per Hari
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari.Waktunya
adalah pagi, siang, dan sore hari. Usahakan memberi porsi yang
lebih banyak pada sore hari , karena sore itu rentang waktu lebih
panjang untuk pemberian pakan berikutnya. Misalnya, jatah pakan
per hari 12 kg. Pembagiannya adalah pagi hari sebanyak 3,5 kg,
siang hari sebanyak 3,5 kg, dan sore harinya 5 kg.
3.7. Pemanenan
A. Pemanenan Benih
Metode pemanenan pada budidaya ikan mujair memiliki dua alternatif
yakni panen total dan panen selektif atau panen sebagian. Pertimbangan yang
dipilih dalam panen hasil budidaya ikan mujair adalah berdasar masa penebaran
benih, ukuran dan bobot ikan, serta permintaan pasar. Pemanenan hasil
budidaya ikan mujair juga mempertimbangkan efisiensi biaya operasional serta
keuntungan dan atau kerugian yang akan diperoleh.
Panen Total
Panen total pada budidaya ikan mujair dilakukan dengan menangkap
semua ikan hasil pembesaran. Ikan mujair yang dipanen berusia sekitar 5 bulan
dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan
cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tersisa hanya 10-20 cm.
Untuk memudahkan penangkapan ikan, petak pemanenan atau petak
penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik).
Pemanenan hasil budidaya ikan mujair dilakukan pada pagi hari ketika cuaca
masih sejuk dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus.Pemanenan
hasil budidaya ikan mujair harus dilaksanakan secara cepat dan hati-hati untuk
menghindari ikan mujair mengalami luka akibat benturan diantara sesamanya
atau luka akibat benturan dengan dinding kolam.
Panen Selektif
Berbeda dengan panen total, panen sebagian atau panen selektif pada
budidaya ikan mujair dilaksanakan tanpa pengeringan kolam. Hasil budidaya ikan
mujair yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan
benih). Usia dan bobot ikan mujair yang akan dipanen berdasarkan permintaan
pembeli. Secara global, berdasarkan ukurannya hasil budidaya ikan mujair
dikelompokkan menjadi ukuran 1-3 cm, ukuran 3-5 cm serta ukuran 5-8 cm.
Cara pemanenan hasil budidaya ikan mujair dengan sistem selektif ini
dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan
(dedak). Ikan yang tidak terpilih, baik karena ukurannya atau karena luka terkena
waring dan benturan lainnya sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya
dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1
jam
=
Keterangan:
F=Fekunditas
W= Berat telur seluruhnya
W= Berat sampel dari sebagian telur
n= Jumlah telur dari sampel telur
Metode Volumetrik
Metode yang ketiga adalah volumetrik. Metode ini menggunakan volume
seluruh benih dengan teknik pemindahan air. Selanjutnya telur diambil bagiannya
sebagian kecil, diukur volumenya dan jumlah telur dihitung.Metode ini merupakan
metode yang sanagat efisien.
Rumus Volumetrik, Murtidjo (2011):
=
Keterangan:
F= Fekunditas
V=Volume telur seluruhnya
V=Volume sampel sebagian telur
n= Jumlah telur dari sampel telur (v)
C. Pembersihan Kolam/Tambak
Ada banyak metode untuk membersihkan air dalam kolam , yang
setiap metode bisa dilaku-kan bersamaan atau terpisah sesuai kebutuhan. Untuk
membersihkan puing-puing atau dedaun-an yang jatuh ke dalam kolam , bisa
dipakai serokan. Serokan yang diberi tangkai agak panjang dengan bambu atau
kayu, memungkinkan kita untuk menjangkau seluruh areal kolam.Bahan pembuat
serokan biasanya kain trililin yang sedikit menyerap air. Serokan yang bermata
kecil bisa juga dipakai untuk membersihkan kotor-an berupa busa-busa air di
permukaan air.
Selain itu sisa endapan kotoran lumut yang tidak terbuang biasanya
akan mengambang ke permukaan air. Semua kotoran ini bisa diatasi
dengan serokan. Setelah didapat gagasan dan diambil keputusan untuk
memelihara Ikan di lingkungan tempat tinggal kita, tentu agar segera
mempersiapkan Kolam Pemeliharaan Ikan agar dapat hidup semetode
baik.Kolam pemeliharaan bisa menjadi satu bagian keindahaan rumah semetode
keseluruhan. Kolam Ikan tidak hanya sekedar tempat perkembangan Ikan .
Namun dapat memanjakan setiap pasang mata yang melihatnya. Hal tersebut
menjadikan bentuk kolam Ikan dibuat menjadi satu kesatuan dengan bangunan
rumah. Kolam Pemeliharaan Ikan sebaiknya memenuhi berbagai aspek dilihat
dari sudut teknis pembuatan kolam seperti sistem sirkulasi air kolam, sistem
filterisasi dan sumber air kolam
D. Pemanenan Hasil Pembesaran
Panen Sebagian atau Panen Selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan
dipanen dipilih dengan ukuran tertentu (untuk pemanenan benih). Ukuran benih
yang akan dipanen (umur 1-1,5 bulan) tergantung dari permintaan konsumen,
umumnya digolongkan untuk ukuran: 1-3 cm; 3-5 cm dan 5-8 cm. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan
(dedak) Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum
dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan
malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
Panen total
Umumnya panen total dilakukan untuk menangkap/memanen ikan
hasil pembesaran. Umumnya umur ikan mujair yang dipanen berkisar antara 5
bulan dengan berat berkisar antara 30-45 gram/ekor. Panen total dilakukan
dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak
pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu
pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan
waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati
untuk menghindari lukanya ikan
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Tubuh ikan gurame (Osphronemus gouramy) memiliki garis lateral tunggal,
lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang
bawah. Sirip ekor membulat. memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak
panjang dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar.
2. Habitat ikan gurame di alam mendiami perairan yang tenang dan tergenang
seperti rawa, situ, dan danau.
3. Ikan gurame memiliki 6 macam varietas atau strain berdasarkan daya produksi
telur, kecepatan tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurame dewasa. Masing-
masing adalah Angsa (soang, geese gourami), Jepun (jepang, japonica),
Blausafir, Paris, Bastar (pedaging), dan Porselan.berdasarkan warna terdapat
Hitam, Albino (putih), dan Belang.
4. Kehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti : suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat
keasaman (pH), dan salinitas. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus
dikendalikan dalam budidaya ikan.
5. Pakan tambahan bagi ikan gurame adalah pelet, keong mas dan serangga.
6. Penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa Ichthyopthirius
multifilis yang menyerang benih dan induk ikan gurame.
4.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf. 2010. Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Gurami. Jakarta:
AgroMedia Pustaka
Cahyono, Bambang. 2000. Budidaya ikan air tawar. Yogyakarta: Kanisius
Cahyono, Bambang. 2001. Budidaya ikan di perairan umum. Yogyakarta:
Kanisius
Puspowardoyo, H dan Djarijah, A. S. 1992. Membudidayakan ikan gurami secara
intensif. Yogyakarta: Kanisius
Redaksi AgroMedia. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Gurami. Jakarta
Selatan: PT AgroMedia Pustaka
Saparinto, Cahyo. 2011. 79 Bisnis Pertanian Menguntungkan. Jakarta: Penebar
Swadaya
Sitanggang, M dan B. Sarwono. 2008. Budi Daya Gurami. Jakarta: Penebar
Swadaya
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Yogyakarta: KANISIUS
Sutedjo. 2002. Memelihara Ikan di Kolam Tadah Hujan. Jakarta: Azka Press.
Sutrisno.2007. Budi Daya Ikan Air Tawar. Jakarta: Ganeca Exact.
Tim Redaksi AgroMedia Pustaka. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis
Budidaya Gurami. Jakarta: AgroMedia Pustaka
.