Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USB SMK NEGERI 1 KABAENA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, telah mencanangkan Program
Pembangunan Nasional di bidang Pendidikan yang diarahkan untuk pemerataan dan perluasan akses
pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan
pencitraan publik. Tujuannya agar dapat meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan
menengah yang bermutu dan terjangkau bagi semua penduduk, melalui pendidikan formal yaitu SMA,
SMK, MA, MAK atau bentuk lain yang sederajat.

Pemerataan pendidikan masih merupakan salah satu permasalahan pokok pendidikan di negara kita.
Padahal pendidikan sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional. Pendidikan
dapat menunjang penyediaan sumber daya manusia unggul untuk pembangunan nasional. Bahwa dua dari
tiga misi pembangunan nasional, yaitu 1) Mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis, 2)
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pemerataan pendidikan ke seluruh wilayah Indonesia, tak
terkecuali Kabupaten Lombok Tengah (Janapria), adalah salah satu manifestasi rasa keadilan dalam
pembangunan di bidang pendidikan. Begitupun upaya perwujudan masyarakat sejahtera, hanya dapat
dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan manusia, yang tidak lain
adalah pemberdayaan pendidikan manusia itu sendiri. Pemerataan pendidikan menengah (Wajib Belajar
12 tahun) seperti yang dicanangkan pemerintah masih terbilang rendah di wilayah Kecamatan Janapria
untuk pendidikan kejuruan, disebabkan Minimnya SMK yang didirikan. Sebagian besar penduduk dengan
usia produktif di wilayah ini berpendidikan rendah dan berstatus pengangguran.

Permasalahan pokok berikutnya, mengenai peningkatan mutu pendidikan, merupakan sesuatu yang
bersifat urgen dan mendesak. Pendidikan diharapkan menghasilkan SDM unggul, cerdas, terbuka, dan
siap bersaing di era IPTEK global baik secara mandiri (berwirausaha) maupun berkarya di Dunia
Usaha/Dunia Industri (Du/Di). Sangat wajar jika pemerintah menargetkan proporsi SMK : SMA hingga 2014
adalah 60:40. SMK merupakan solusi cerdas peningkatan mutu pendidikan menengah terutama untuk
kebutuhan pembangunan daerah. Sebagai gambaran, setiap tahun SMA dan MA di wilayah Kabaena
menghasilkan lulusan mencapai 500 orang. Permasalahan yang timbul kemudian, hanya 30% lulusan yang
berkompetensi akademik tingkat sedang dan siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan
70% lulusan berkompetensi akademik dan kejuruan tingkat rendah, kebingungan (hilang arah), ditambah
lagi permasalahan ekonomi keluarga, sehingga siap menjadi pengangguran di usia produktif. Sebenarnya,
ketersediaan tenaga ahli di bidang peternakan dan perikanan memenuhi syarat untuk kebutuhan tenaga
pendidik SMK, namun perlu dilakukan koordinasi hingga realisasi pendirian SMK Negeri 1 Kabaena.

Permasalahan berikut, tentang relevansi pendidikan, menjadi hal yang sudah lumrah di negara kita.
Padahal setiap daerah memiliki keunggulan dan potensi yang khas. Begitu pun program pembangunan
masing-masing. Lulusan sekolah menengah diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang
beraneka ragam, seperti sektor produksi dan sektor jasa. Untuk menciptakan link and match antara luaran
pendidikan dengan program pembangunan daerah dan Du/Di, keberadaan SMK merupakan alasan tepat
dan tidak dapat ditawar lagi. SMK Negeri 1 Kabaena diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mengisi
kekurangan tenaga kerja terampil di bidang peternakan sapi dan unggas (ayam buras); sentra dan
budidaya rumput laut dan hasil laut lainnya.

Fakta dan alasan-alasan logis di atas menyadarkan masyarakat dan Du/Di di wilayah Kabaena akan
pentingnya keberadaan sebuah lembaga pendidikan kejuruan yang unggul. Apalagi stakeholder di wilayah
ini memberikan dukungan penuh terutama penyediaan lahan pembangunan sekolah, kemudahan
administrasi dalam birokrasi, dan himbauan kepada masyarakat dan Du/Di dalam hal penyediaan dana
pendamping. Melalui program Kemitraan, Sekolah Tinggi Teknologi Peternakan yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia akan memberikan kesempatan kepada alumni SMKN 1 Kabaena untuk mengisi kuota
Penerimaan Mahasiswa Baru setiap tahunnya. Dukungan besar juga datang dari Kepala SMP/MTs se-
wilayah pulau Kabaena yang siap mengarahkan lulusan untuk mengikuti jenjang lanjutan pendidikan
menengah, terutama pada SMK.

B. VISI MISI SMK NEGERI 1 KABAENA


1. Visi
Menjadi sekolah unggulan berwawasan global sosioekologis, kreatif inovatif, cerdas berkarya
untuk daerah melalui Dunia Usaha/Dunia Industri berlandaskan Iman dan Takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

2. Misi
a. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Menghasilkan lulusan dengan kompetensi akademik dan kejuruan berstandar nasional/internasional
c. Menghasilkan lulusan yang high-recommended untuk Du/Di karena keunggulan komparatif dan kompetitif
d. Melakukan adaptasi dan pengembangan IPTEK dunia untuk menunjang pembangunan daerah
e. Meningkatkan kualitas manajemen berbasis sekolah yang transparan dan akuntabel
f. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan
g. Meningkatkan kemitraan dengan Dunia Usaha/Dunia Industri untuk menunjang kualitas Unit Produksi
h. Menjaga kelestarian lingkungan melalui program Green-school/Green-ecology berbasis budaya dan
kearifan lokal.

C. TUJUAN DAN SASARAN SMK NEGERI 1 KABAENA


a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, disiplin kerja dan
ibadah, mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia di Du/Di, sebagai tenaga kerja tingkat menengah
sesuai dengan kompetensi dari program keahlian yang dipilihnya
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir sesuai bakat/minat, ulet dan gigih dalam
pembelajaran (belajar dan bekerja), mampu beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang dipilihnya
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri
di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi
d. Membudayakan komunikasi berdasar rasa empati baik intra-sekolah maupun dengan masyarakat
e. Menanamkan rasa penghargaan dan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap sumber dan sarana
pembelajaran, baik yang terdapat di lingkungan sekolah maupun di alam sekitar.
BAB II
POTENSI DAN PROGRAM
YANG AKAN DIKEMBANGKAN

A. POTENSI KABUPATEN
Secara geografis, kabupaten Bombana terletak di bagian selatan hingga barat propinsi Sulawesi Tenggara.
Di bagian utara berbatasan dengan kabupaten Kolaka dan kabupaten Konawe, di bagian timur laut dengan
kabupaten Konawe Selatan, di bagian tenggara dengan kabupaten Muna, bagian selatan dengan laut
Flores, dan bagian barat dengan teluk Bone. Kabupaten Bombana terbagi ke dalam dua wilayah, yaitu
Bombana Daratan (Rumbia, Rarowatu, Poleang, Lantari Jaya dan sekitarnya) dan Bombana Kepulauan
(Pulau Kabaena). Ibu kota kabupaten, Kasipute, terletak di kecamatan Rumbia Tengah.

Gambar 1. Peta Kabupaten Bombana

Bombana Daratan memiliki potensi daerah berupa lahan pertanian dan peternakan yang membentang luas
di tiga wilayah Rarowatu, Poleang, Lantari Jaya dan sekitarnya. Khusus di kecamatan Lantari Jaya
mayoritas penduduknya adalah transmigran dengan mata pencaharian utama di bidang pertanian. Hasil
perikanan (perikanan tangkap dan budidaya) kurang lebih merata di Bombana Daratan dan Kepulauan,
pulau Kabaena memproduksi sebagian besar komoditi rumput laut kabupaten Bombana.

Sejak dahulu, pulau Kabaena dikenal sebagai produsen ternak jenis Sapi,Kerbau, dan Kuda ketika masih
tergabung dalam wilayah Kabupaten Buton. Saat ini populasi kerbau dan kuda telah mengalami penurunan
drastis. Menurut data Badan Penyuluh Peternakan Kecamatan Kabaena pada tahun 2009, jumlah populasi
Kerbau 1.241 ekor, Kuda 1.480 ekor, Sapi 24.683 ekor, ayam buras 1.241.155 ekor. Terlihat bahwa ternak
jenis sapi dan ayam buras memiliki prospek ekonomi yang cukup besar di masa mendatang. Apalagi
ditunjang beberapa infrastruktur seperti pelabuhan laut Sikeli (Kabaena Barat) dan Pising (Kabaena Utara)
untuk jalur perniagaan antar-pulau bahkan ekspor, lahan penggembalaan atau peternakan yang cukup
memadai (1200 ha) dengan lahan konsentrasi Kabaena Barat dan Utara, akses dari- dan menuju lahan
berupa jalan kabupaten (kondisi baik). Pada umumnya, manajemen produksi ternak di wilayah ini masih
bersifat tradisional. Pemberian pakan belum memenuhi standar asupan nutrisi, yaitu konsumsi langsung
dari alam. Begitupun sistem perawatan kesehatan ternak masih terabaikan. Namun demikian, lalu lintas
perniagaan sapi ke luar wilayah Kabaena dikategorikan tinggi. Sekitar 100 ekor sapi diperdagangkan per
bulan melalui pelabuhan Sikeli dan Pising. Terdapat empat jalur niaga ternak di wilayah Kabaena, yaitu
Kabaena Kota Bau Bau, Kabaena Makassar via Bulukumba, Kabaena Kendari via Kasipute, dan
Kabaena Muna via Mawasangka. Pelabuhan Sikeli melayani angkutan laut jenis Ferry yang beroperasi
sekali seminggu dengan daerah tujuan Makassar dan Tondasi ( kabupaten Muna). Dengan berdirinya
SMKN 1 Kabaena yang direncanakan memiliki Laboratorium Pakan dan Nutrisi Ternak; Laboratorium
Kesehatan Ternak sebagai pusat penelitian dan pengembangan serta pengendalian kualitas produksi
ternak, diharapkan populasi sapi dan ayam buras meningkat dua kali lipat dan berkualitas ekspor. Dengan
demikian diproyeksikan sekitar lima tahun ke depan Pulau Kabaena menjadi daerah Swasembada Ternak
jenis Sapi dan Unggas untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional.

Perairan pulau Kabaena menyimpan kekayaan sumber daya hayati yang sangat melimpah. Perairan
Kabaena Utara dan Barat telah dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai lahan pembudidayaan rumput laut
dan produk perikanan lainnya. Rumput laut telah dikelola secara sederhana dan diperdagangkan ke
Makassar untuk tujuan ekspor. Nelayan tangkap dalam dan luar daerah beroperasi di sekitar perairan
Kabaena untuk memenuhi kebutuhan lauk kabupaten Bombana dan sekitarnya. Cakalang dan Kerapu
diperdagangkan antar-propinsi se-Indonesia. Komoditi potensial lainnya, seperti Kima dan Kerang Laut
dikembangkan oleh masyarakat pulau Sagori dan Mataha (Kabaena Barat).

Kegiatan perikanan yang cukup ramai ternyata menimbulkan masalah serius bagi lingkungan.
Penangkapan ikan menggunakan bahan peledak menyebabkan berkurangnya vegetasi karang yang nota
bene adalah tempat berkembang biaknya ikan dan tumbuhan laut. Diperlukan adanya penyadaran bagi
masyarakat terutama masyarakat nelayan tentang pentingnya kehidupan berwawasan sosio-ekologis.
Begitupun abrasi pantai yang berlangsung terus menerus akibat pengrusakan vegetasi mangrove di
sepanjang pantai Kabaena Barat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan, yaitu pemberdayaan peserta
didik untuk membudidayakan vegetasi karang laut dan mangrove sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan.

B. PROGRAM KEAHLIAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN


Melihat potensi Kabupaten seperti yang telah diungkapkan, yaitu bidang peternakan dan perikanan, maka
SMK Negeri 1 Kabaena akan mengembangkan program keahlian :

1. Agribisnis Produksi Ternak


(Unit Peternakan Sapi dan Unggas)
2. Agribisnis Produksi Sumber Daya Perairan
(Unit Pengolahan rumput laut kualitas ekspor)

BAB III
PERSIAPAN PENGEMBANGAN
USB SMK NEGERI 1 KABAENA

A. LOKASI
a) Umum
Lokasi SMK Negeri 1 Kabaena terletak di desa Baliara, Kecamatan Kabaena Barat, Kabupaten Bombana,
Propinsi Sulawesi Tenggara. SMK Negeri 1 Kabaena berada dalam kompleks Perkantoran Pemerintah dan
lahan peternakan; di sebelah timur, utara dan selatan berbatasan dengan tanah kas desa. Lokasi
pembangunan juga berada dekat dengan pantai yang merupakan lahan pembudidayaan rumput laut.

b) Teknis
1. Kontur tanah agak bergelombang pada areal perbukitan.
2. Daya dukung tanah cukup baik, kategori bebas erosi, berprofil tanah liat.
3. Ketinggian sekitar 27 meter dari permukaan laut
4. Bebas gangguan alam (banjir, gempa, polusi)

c) Fasilitas Lingkungan
1. Tersedia jaringan listrik
2. Tersedia transport lingkungan
3. Tersedia jaringan air bersih
4. Tersedia jaringan telepon seluler

B. KESIAPAN INFRASTRUKTUR
Praktek Budidaya Rumput Laut didukung dengan tersedianya lahan di sepanjang perairan Kabaena Barat
yang berada dekat dengan lokasi pembangunan. Tersedia lahan peternakan yang cukup memadai untuk
Unit Usaha (sekitar 1200 ha), sedangkan lahan praktek sekitar 2 ha. Untuk pemasaran hasil peternakan
dan perikanan ke luar pulau Kabaena, tersedia Pelabuhan Sikeli (sekitar 800 meter dari lokasi) dan
pelabuhan Pising (Kabaena Utara) yang menghubungkan Kabaena dengan 4 jalur utama niaga Kota Bau-
Bau, Kota Makassar via Bulukumba, Kota Kendari via Kasipute, dan pulau Muna.

C. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Untuk tahun pelajaran 2010/2011, jumlah lulusan SLTP/MTs pendukung diperkirakan 589 orang dengan
rincian sebagai berikut :
JUMLAH SISWA
No NAMA SEKOLAH KELAS ALAMAT SEKOLAH
KELAS IX TOTAL
VII dan VIII
1 SMPN 2 Kabaena 65 133 198 Kabaena Barat
2 MTs Swasta Baliara 70 162 232 Kabaena Barat
3 SMP Satap Neg.1 Kab. Barat 20 44 64 Kabaena Barat
4 SMP Satap Neg.2 Kab. Barat 16 29 45 Kabaena Barat
5 SMP Satap Neg.3 Kab. Barat 17 19 36 Kabaena Barat
6 SMPN 4 Kabaena 43 80 123 Kabaena Utara
7 SMPN 5 Kabaena 25 49 74 Kabaena Utara
8 SMPN 1 Kabaena 23 49 72 Kabaena
9 SMPN Satap Rahadopi 6 11 17 Kabaena
10 MTsN 1 Kabaena 28 56 84 Kabaena
11 MTsN 2 Kabaena 20 34 54 Kabaena
12 SMPN 3 Kabaena 40 80 120 Kabaena Selatan
13 SMPN 1 Kabaena Timur 68 117 185 Kabaena Timur
14 MTsN Kabaena Timur 88 165 253 Kabaena Timur
15 SMPN 2 Kabaena Timur 42 88 130 Kabaena Tengah
16 SMP Satap Neg.1 Kab. Tengah 15 20 35 Kabaena Tengah
17 SMP Satap Negeri Tangkeno - 13 13 Kabaena Tengah
JUMLAH 589 1.146 1.735

Di pulau Kabaena hanya terdapat 2 SLTA, yaitu SMAN 1 Kabaena (kecamatan Kabaena Barat) dan SMAN
1 Kabaena Timur, serta 1 MA yaitu MAN 1 Kabaena (kecamatan Kabaena). Daya tampung SMAN 1
Kabaena dan SMAN 1 Kabaena Timur masing-masing sekitar 105orang untuk 3 kelas, dan MAN 1
Kabaena 70 orang untuk 2 kelas (peminat 40 orang). Sisanya339 lulusan SLTP/MTs memperebutkan kursi
di 2 SLTA. Akibatnya pihak sekolah penerima siswa baru memberlakukan sistem double-shift (belajar pagi-
sore) yang tentu saja sangat melelahkan bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Sedangkan bagi siswa,
pembelajaran menjadi kurang efektif dan terkesan sebagai formalitas belaka.

Untuk tahun pelajaran 2011/2012, SMK Negeri 1 Kabaena diproyeksikan menerima 150 siswa baru
(angkatan pertama) untuk 2 program keahlian. Untuk tahun-tahun berikutnya, diperkirakan setiap Program
Keahlian menerima 80 hingga 100 siswa baru.

D. DUKUNGAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT


Pemerintah Daerah, melalui Pemerintah Kecamatan, memberikan dukungan penuh terutama penyediaan
lahan pembangunan sekolah, kemudahan administrasi dalam birokrasi, dan himbauan kepada masyarakat
dan Du/Di dalam hal penyediaan dana pendamping. Melalui program Kemitraan, Sekolah Tinggi Teknologi
Peternakan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia akan memberikan kesempatan kepada alumni
SMKN 1 Kabaena untuk mengisi kuota Penerimaan Mahasiswa Baru setiap tahunnya. Dukungan besar
juga datang dari Kepala SMP/MTs se-wilayah pulau Kabaena yang siap mengarahkan lulusan untuk
mengikuti jenjang lanjutan pendidikan menengah, salah satunya SMK.

Anda mungkin juga menyukai