Anda di halaman 1dari 4

KONDISI DAN HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN

PULAU PENGUJAN
Diatri Mika Putra
Fakultas Teknik
1306368173
Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terdiri atas ribuan pulau serta
memiliki keragaman adat istiadat, suku-suku yang membuat sebagian masyarkat
tersebut tidak dapat menikmati proses pendidikan dan fasilitas lainnya yang diberikan
oleh pemerintah kepada generasi penerus

bangsa. Hal ini disebabkan beberapa

faktor, salah satunya adalah faktor sarana dan prasarana penghubung seperti jalan,
jembatan dan lain sebagainya memberikan pengaruh terhadap sedikitnya akses yang
dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah terpencil.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran supaya murid secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga dapat mempunyai kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa maupun Negara. Investasi di sektor
pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk perorangan, namun juga bagi komunitas
bisnis serta masyarakat umum. Dengan meningkatnya kemajuan pendidikan pada
semua tingkatan diharapkanmampu meningkatkan pendapatan dan produktivitas
masyarakat daerah tersebut.
Hambatan geografis menjadi salah satu persoalan dalam penyediaan layanan
pendidikan yang berkualitas di seluruh daerah Indonesia. Pendidikan adalah kekuatan
pendorong bagi pembangunan sosial dan ekonomi di setiap negara (Cholin, 2005;
Mehta and Kalra, 2006 dalam Hattangdi and Gosh). Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) 1999-2004 menjelaskan bahwa salah satu arah kebijakan pembangunan

pendidikan ialah mengusahakan perluasan dan pemerataan kesempatan untuk


mendapat pendidikan yang berkualitas tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Namun gambaran pendidikan di pulau terpencil yang salah satu diantaranya
yaitu Pulau Pengujan dapat diketahui bahwa perluasan serta pemerataan kesempatan
untuk dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas masih sulit didapatkan. Di
Pulau Pengujan terdapat SD N 004 Teluk Bintan, PAUD Tunas Harapan, dan PAUD
Mutiara. Untuk tingkat PAUD, guru pengajarnya masih minim pengalaman. Hal ini
membuat pengajaran di PAUD masih kurang inovatif. Untuk SD N 004 Teluk Bintan
masih sangat minim guru yang berstatus PNS. Masih banyak guru honorer yang
mengajar di SD N 004 Teluk Bintan. Bahkan Kepala Sekolah banyak yang
merangkap sebagai guru. Ketersedian guru yang masih seadanya berdampak terhadap
kualitas pendidikan di Pulau Pengujan. Selain itu, dari segi fasilitas sekolah ataupun
prestasi murid SD N 004 Teluk Bintan masih tergolong belum baik.
Banyak anak yang putus sekolah sampai tingkat Sekolah Dasar. Faktor biaya
dan transportasi menjadi alasan umum yang banyak dikeluhkan masyarakat Pulau
Pengujan. Akses transportasi untuk menuju SMP dan SMA harus menggunakan
Pokcay untuk menyebrang Selat Bintan. Ongkos penyebrangan untuk setiap orang
dikenakan biaya Rp. 2000,00, jika menggunakan motor dikenakan biaya Rp.
10.000,00. Waktu operasi Pokcay juga terbatas dari pukul 06.00 WIB sampai 21.00
WIB. Banyak masyarakat Pulau Pengujan yang kesulitan biaya untuk sekolah
anaknya, terutama biaya transportasi anaknya untuk sekolah. SMP yang terdekat
dengan Pulau Pengujan adalah SMP Negeri 7 Bintan. Keberadaan SMP Negeri 7
Bintan yang dibangun 10 tahun yang lalu sangat bermanfaat bagi masyarakat Pulau
Pengujan. Lokasinya memang tak terlalu jauh dengan Pulau Pengujan, namun muridmurid masih harus mengeluarkan biaya untuk penyebrangan keluar Pulau Pengujan.
Sedangkan untuk melanjutkan jenjang ke tingkat SMA, anak-anak harus berjuang
menuju Kota Kabupaten Bintan atau ke pusat pemerintahan provinsi Tanjung Pinang.
Tentunya untuk dapat mencapai daerah tersebut membutuhkan waktu yang cukup
lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, di daerah Pulau Pengujan dan sekitarnya

tidak ada angkutan umum yang tersedia, umumnya kendaraan yang beroperasi di sana
merupakan kendaraan pribadi masyarakat. Kendala biaya transportasi menjadi
momok bagi masyarakat Pulau Pengujan untuk terus melanjutkan sekolahnya. Tak
sedikit juga anak-anak yang sudah bekerja diusia sekolah
Jembatan penyebrangan di Selat Bintan sudah lama diidam-idamkan
masyarakat Pulau Pengujan. Jika pembangunan jembatan tersebut dapat terealisasi
tentunya akan sangat menguntungkan bagi kemajuan Pulau Pengujan. Masyarakat
tidak harus mengeluarkan biaya untuk penyebarangan menggunakan Pokcay. Akses
masyarakat untuk beraktivitas ke luar pulau juga menjadi tidak terbatas waktu operasi
Pokcay lagi. Sayang sekali, janji pemerintah dalam pembangunan jembatan Selat
Bintan sudah bertahun-tahun hanya menjadi harapan kosong, sampai sekarang belum
ada kejelasan terkait pembangunan jembatan tersebut.
Pembangunan bidang pendidikan di Pulau Pengujan seharusnya dilakukan
pemerintah daerah untuk pemerataan kualitas pendidikan di Kabupaten Bintan. Tidak
hanya dari sektor pemerataan tenaga pengajar yang berkualitas saja, melainkan dari
segi pemerataan sekolah di Kabupaten Bintan sehingga anak-anak tidak kesulitan
masalah transportasi. Masyarakat Pulau Pengujan sangat menantikan bantuan bidang
pendidikan dari pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Mereka menginginkan
kemajuan pendidikan untuk anak cucunya, dan tak ingin keterbatasan pendidikan
yang dirasakan oleh orang tua masih harus dirasakan oleh generasi penerusnya. Dan
diharapkan kemajuan pendidikan daerah Pulau Pengujan dapat meningkatkan tingkat
kesejahteraan Pulau Pengujan.

DAFTAR PUSTAKA

Katy Gardner & David Lewis, Antropologi, Pembangunan dan


Tantangan Pasca Modern terjemahan Yosef Maria Florisan Cet. I

Maumere: Penerbit Ledalero, 2005.


Drs. Sanapiah Saleh, Pendidikan Luar Sekolah di dalam Sistem

Pendidikan dan Pembangunan Nasional, Penerbit Usaha Nasional, 1981


Muhammad Ali. 2016. Interview of Pendidikan di Desa Pengujan on
school, SD 004 Teluk Bintan.

Anda mungkin juga menyukai