Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN KEPULAUAN

Nama : Pieter Z. Tupamahu

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI WILAYAH KEPULAUAN

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 mewajibkan pemerintah

untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak

mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara geografis

Indonesia merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau

berukuran besar dan kecil, oleh karena itu pemerintah diharapkan untuk

tidak memfokuskan peningkatan pendidikan pada satu titik atau daerah

tertentu agar kualitas pendidikan bangsa semakin merata.

UU nomor 23 Tahun 2014 yang mengatur tentang otonomi daerah

dan peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 telah memberi kewenangan

kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan sekolah untuk

secara bertanggung jawab, mengambil langkah strategis dalam perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi yang berkesinambungan dalam menjamin

peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kondisi dan konteks.

Provinsi Maluku adalah wilayah kepulauan yang terdiri dari 12 gugus

pulau serta jarak antar gugus pulau saling berjauhan. Pemerintah provinsi

Maluku memiliki andil yang besar untuk peningkatan mutu pendidikan di

segala gugus pulau sesuai dengan target pendidikan MDG (Millenium

Development Goal) bahwa untuk semua anak laki-laki dan perempuan

mendapat layanan pendidikan yang setara dan berkualitas.


Perkembangan pendidikan di wilayah kepulauan terkhususnya

Maluku terhambat karena ada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masalah rentang kendali, pemerintah daerah Maluku seringkali

kesulitan untuk menjangkau daerah-daerah terluar atau terjauh

dikarenakan akses yang begitu sulit dan transportasi yang kurang

memadai untuk pendistribusian sarana dan prasarana untuk

membangun suatu bangunan belajar mengajar yang dinamakan

dengan sekolah.

2. Terbatasnya jumlah guru, pendistribusian guru serta timbulnya

kesadaran dari tenaga pendidikan untuk mengajar di daerah yang

jauh dari pusat perkembangan suatu provinsi.

3. Sistem pendanaan terpusat, pendanaan untuk pembangunan sekolah

di daerah terluar masih terbatas dan terpusat pada pada pusat

daerah sehingga dananya diperoleh berdasarkan swadaya daerah

tersebut

4. Keterbatasan sarana dan prasarana, pada hakekatnya wilayah

kepulauan akan sulit untuk mendistribusikan sarana dan prasaran

untuk pengembangan pendidikan yang dikarenakan dengan

terbatasnya alat transportasi.

5. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, pendapatan masyarakat

di daerah-daerah yang jauh dari pusat perekonomian akan sangat

tergantung dengan hasil SDA yang dimiliki daerah tersebut.


6. Rendahnya dukungan masyarakat, beberapa masyarakat di daerah-

daerah tertinggal mempunyai pola pemikiran akan pendidikan yang

masih terbilang di bawah sehingga dukungan yang diberikan masih

terbatas.

Pemerintah Provinsi Maluku secara berkesinambungan melakukan

pengembangan pendidikan di seluruh gugus pulaunya, dengan menerapkan

beberapa strategi yang diharapkan dapat meningkatkan kuaitas pendidikan

yang berbasis gugus pulau. Salah satu cara untuk dapat mengembangkan

pendidikan berbasis gugus pulau yaitu harus di setiap gugus pulau harus

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang pendidikan seperti

gedung sekolah, papan tulis dan buku-buku pelajaran. Serta dengan

mendistribusikan tenaga pendidik dengan kualifikasi lengkap yang

mempunyai skill mengajar yang sudah dilatih, agar setiap guru tidak

kesulitan untuk mengikuti pelatihan di pusat provinsi melainkan bisa

diberikan pelatihan oleh tenaga pendidik yang telah dilatih.

Pemerintah juga diharapkan dapat memanfaatkan tenaga dan

kemampuan dari setiap aparat keamaan yang bertugas di wilayah terluar

gugus pulau untuk menjadi pengajar di daerah-daerah yang kekurangan

tenaga kependidikan.

Anda mungkin juga menyukai