Monarki Konstitusional merupakan negara yang dipimpin oleh raja sebagai kepala
negara dimana kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang atau konstitusi. Bentuk
pemerintahan Malaysia adalah monarki konstitusional, yaitu berupa Negara
kerajaan yang diatur oleh konstitusional. Dimana kepala negaranya merupakan
seorang raja yang disebut dengan Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia). Yang
di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya,
untuk menjabat selama lima tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri
lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam pemilihan .
Yang di-Pertuan Agong ialah gelaran resmi ketua negara Malaysia. Gelaran resmi
yang penuh adalah Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong. Oleh sebab
Malaysia mengamalkan sistem raja berperlembagaan, peranan Yang di-Pertuan
Agong kebanyakannya hanyalah sebagai istiadat. Perlembagaan menyatakan
dengan jelas bahwa kuasa eksekutif, secara teorinya di bawah kuasa ketua negeri,
dilaksanakan oleh Kabinet atau Jemaah Menteri yang diketuai oleh Perdana
Menteri.
Conclusion
Di Malaysia, jabatan yang di pertuan agong di pegang oleh salah seorang sultan
dari Negara bagian yang akan memegang kuasa selama 5 tahun saja dan akan di
gantikan oleh sultan yang lain sesuai susunan nama majelis raja-raja. Sedangkan
Perdana Menteri bergantung pada kemenangan partainya dalam pemilu.
UU NEGARA MALAYSIA
Undang-Undang Di Mesir
1. Undang-Undang hukum Pidana Undang -Undang ini keluar tahun 1937 No.
58 Tahun 1937, memuat 395 pasal dilengkapi pula dengan Undang-Undang No.
68, 136, 290-308 Tahun 1956 dan Undang-Undang No. 112 Tahun 1958.
2. Undang-Undang Perdata (Madina) Undang-Undang perdata Mesir
mengalami sejarah yang panjang mulai Tahun 1936, kemudian diganti dengan
Undang-Undang Tahun 1938, Tahun 1942 Tahun 1945. 1948. 1949. Undang-
Undang perdata Mesir memuat 1149 pasal, yang mengambil tiga sumber :
perbandingan Undang-Undang, ijtihad Hakim Mesir , dan dari syariat Islam.
Dalam pasal pertamanya dinyatakan bahwa hakim harus berpegang kepada
prinsip-prinsip syariah Islamiyah di kala tidak ada nash atau uruf.
3. Undang-Undang hukum acara perdata dan acara dagang
Undang-Undang ini dikeluarkan Tahun 1944, kemudian diperbaiki Tahun 1949,
undang-undang ini memuat 858 pasal ditambah kitab keempat dengan undang-
undang No. 126 Tahun 1951, tentang hukum acara ahwal syahsyiyah sehingga
menjadi seluruhnya 1230 pasal, yang diperkuat dengan undang-undang No. 137
Tahun 1956.
Republik Mesir yang memiliki presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan
tidak bertanggung jawab pada parlemen sebenarnya memiliki seorang perdana
menteri. Sehingga beberapa kemudian menganggap bahwa Mesir memiliki
sistem pemerintahan semi-presidensial. Namun dalam prakteknya, perdana
menteri seakan hanya sebuah simbol semata, karena kekuasaan eksekutif tetap di
bawah kenadali presiden. Hal ini yang membuat sistem pemerintahan Mesir
sedikit unik.
Presiden pada esensinya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden
mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri dan Menteri-menteri. Menteri-
menteri bertanggungjawab kepada People's Assembly baik secara langsung
maupun tidak langsung.